Anda di halaman 1dari 14

No Isu Lingkungan Deskripsi Dampak Sifat Dampak

Lokal Nasional Region Global


al

1. Pemanasan Pemanasan global (global warming) adalah Pemanasan global mengakibatkan dampak ˅
Global peningkatan gas rumah kaca di atmosfer. yang luas dan serius bagi lingkungan bio-
Pemanasan global pada dasarnya juga geofisik (seperti pelelehan es di kutub,
merupakan fenomena peningkatan kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
temperatur global dari tahun ke tahun karena peningkatan hujan dan banjir, perubahan
terjadinya efek rumah kaca (greenhouse iklim, punahnya flora dan fauna tertentu,
effect) yang disebabkan oleh meningkatnya migrasi fauna dan hama penyakit, dsb).
emisi gas karbondioksida (CO2), metana Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-
(CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC ekonomi masyarakat meliputi :
sehingga energi matahari terperangkap a. Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir
dalam atmosfer bumi.1 dan kota pantai,
b. Gangguan terhadap fungsi prasarana dan
sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan
dan bandara
c. Gangguan terhadap permukiman
penduduk, (d) Pengurangan produktivitas
lahan pertanian,
d. Peningkatan resiko kanker dan wabah
penyakit, dsb).
2. Penipisan Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan Dengan berkurangnya lapisan ozon dalam ˅

1
Waluyo Eko Cahyono,Jurnal Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Lingkungan Bumi, 2006, hlm 29
lapisan ozon tiga atom (O3). Secara alamiah ozon stratosfer dan terbentuknya lubang ozon
tersebar dalam stratosfer membentuk lapisan (ozone hole) yang makin luas, maka radiasi
yang tebalnya kurang lebih 35 km. Di ultraviolet lebih banyak sampai ke permukaan
lapisan stratosfer oksigen yang merupakan bumi. Radiasi ultraviolet sangat berbahaya
gas penyusun atmosfer selain dalam bentuk karena dapat merusak sel hidup dengan
molekul O2 juga atom O, ion positif O + , berbagai efek yang ditimbulkannya. Radiasi
radikal O dan radikal O2 . Hal ini UV-B yang dapat menembus lapisan ozon
disebabkan terjadinya reaksi fotokimia oleh dapat merusak materi genetik DNA dan
sinar ultraviolet yang berasal dari matahari penyebab utama kanker kulit. Selain
sampai ke lapisan atmosfer. O2 + UV O + O menimbulkan kanker kulit, radiasi ultraviolet
O + UV O + + l O2 + UV O2 + + l O3 + UV juga melemahkan kemampuan tubuh untuk
O2 + O Dari reaksi tersebut, ozon (O3) yang mengatasinya dengan jalan menekan efisiensi
terdapat dalam lapisan stratosfer akan di sistem kekebalan sehingga memudahkan
rusak oleh sinar ultraviolet. Konsentrasi kanker menyebar luas. Untuk setiap penipisan
ozon di lapisan stratosfer bervariasi menurut 1% lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2%
ketinggian. Lapisan ozon yang tipis ini radiasi ultraviolet sampai di permukaan bumi
apabila dibandingkan dengan tebalnya dan akan menyebabkan peningkatan
seluruh atmosfer bumi cukup efisien dalam terjadinya kanker kulit 2% sampai 5%. Selain
menyaring semua sinar ultraviolet matahari itu, diketahui pula bahwa peningkatan kadar
yang berbahaya bagi makhluk hidup di gas CO2 di atmosfer dapat menyebabkan
bumi. Oleh karena itu, ozon penting sekali reaksi pembentukan ozon di stratosfer
bagi kehidupan di muka bumi dari bahaya menurun, hal ini dapat menyebabkan
sengatan ultraviolet kerusakan ozon tidak teratasi.
Radiasi ultraviolet dapat juga
menyebabkan penyakit katarak mata. Sekitar
12–15 juta orang di seluruh dunia menderita
kebutaan akibat katarak dan 18–30 juta
lainnya mengalami gangguan penglihatan dan
diperkirakan semakin lama jumlahnya akan
semakin meningkat bila kerusakan lapisan
ozon tidak cepat ditanggulangi.
Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada
bentuk kehidupan lainnya. Dari 300 jenis
tanaman pertanian dan spesies tumbuhan lain
lebih dari setengahnya sangat peka terhadap
ultraviolet, seperti kacang, melon, kubis.
Peningkatan radiasi UV-B dapat menurunkan
kualitas tomat, kentang, kubis dan kedelai
serta menurunkan produksi pertanian dan
kehutanan.
Radiasi UV-B juga dapat menimbulkan
kerusakan sampai 20 meter di bawah
permukaan air yang jernih, terutama
berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang,
dan kepiting, serta tumbuhan yang memegang
peranan penting dalam rantai makanan di
laut.2
3. Hujan asam Hujan asam ialah turunnya asam dalam Dampak dari hujan asam adalah proses korosi ˅
bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit,

2
Rukaesih Achmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta:Andi, 2005), hlm 18-19
udara larut dalam butirbutir air di awan. Jika menganggu system pernafasan, Menyebabkan
hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat pengasaman tanah. Hujan asam juga
asam. Asam itu terhujankan atau rainout. berdampak terhadap kesehatan, hutan,
Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan pertanian, ekosistem akuatik dan material.
turun melalui udara yang mengandung asam a. Kesehatan
sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan Hujan asam mempengaruhi kesehatan
dan turun kebumi. Asam itu tercuci atau melalui tiga cara, yaitu pertama efek
wash-out. Hujan asam dapat terjadi di jangka pendek karena menghirup udara
daerah yang sangat jauh dari sumber yang tercemar berat; efek jangka panjang
pencemaran. Masalah hujan asam terjadi karena menghirup udara yang tercemar
dilapisan athmosfir rendah, yaitu di sedang atau ringan; efek tidak langsung
troposfir. Asam yang terkandung dalam karena terexposed pada logam berat
hujan asam ialah asam sulfat (H2 SO4 ) dan seperti alumunium dan logam berat lain
asam nitrat (HNO)3 , keduanya merupakan yang terbebaskan dari zarah tanah pada pH
asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 yang rendah, akumulasi logam berat
dan asam nitrat dari gas NOx. 3 melalui rantai makanan dan terlarutnya
logam berat dari pipa air yang terbuat dari
timbal atau tembaga.
b. Hutan
Dampak terhadap hutan dan pertanian
sebagian karena pH tanah turun.
Penurunan pH tanah dan air danau
dipengaruhi kemampuan tanah dan air
untuk menetralisir asam tersebut. Daya

3
Erni. M. Yatim, Dampak Dan Pengendalian Hujan Asam di Indonesia, (Padang: Politeknik Padang, 2007), hlm 146-147
netralisasi asam itu ditentukan oleh adanya
zat yang dapat menetralisir asam,
misalnya, kalsium karbonat (CaCO3 ) dan
humus. Jika ada kalsium karbonat ion H+
bereaksi dengan zat itu dan diubah
menjadi air, karbonat dan CO2 .
Kerusakan hutan oleh hujan asam
gejalanya berbeda dengan gejala
kerusakan oleh kekeringan dan serangan
hama atau penyakit. Kerusakan dan
kematian hutan disebut Forest Dieback
atau Waldsterben. Kematian hutan
mengakibatkan naiknya resiko terjadinya
tanah longsor dan juga kelonggaran salju
pada musim dingin, yang sangat
berbahaya bagi penduduk dan wisatawan.
Proses terjadinya kerusakan dapat
dikelompokan menjadi enam, yaitu (1)
stres umum, (2) penurunan pH tanah-
keracunan aluminium, (3) peracunan oleh
SO2, (4) kekurangan magnesium, (5)
kelebihan hara atau nitrogen dan (6) zat
organik pengatur tumbuh.
c. Pertanian
Hasil padi dapat turun sampai 30% karena
hujan asam. Karena besarnya laju
pertumbuhan industri dan transpor, ada
kemungkinan telah terjadi kenaikan kadar
SO2 sampai pada kadar yang
menyebabkan keracunan kronik dan
penurunan hasil pertanian tanpa adanya
gejala morfologik dan kasat mata pada
tanaman.
d. Ekosistem akuatik
Hujan asam yang berkepanjangan akan
mempengruhi pH air ekosistem akuatik.
Karena kehidupan organisme hidup
akuatik sangat dipengaruhi oleh pH air
tempat hidupnya, hujan asam mempunyai
pengaruh yang besar terhadap biologi
ekosistem akuatik. Hujan asam
menurunkan populasi ikan, tumbuhan
akuatik dan jasad renik. Menjadi asamnya
air danau dapat juga menyebabkan
kepunahan jenis. Di samping efeknya
terhadap pH, hujan asam juga
memperkaya danau dengan unsur hara,
khususnya nitrogen. Sebagai akibatnya
dapatlah terjadi apa yang disebut
eutrofikasi, yaitu penyuburan perairan.
Eutrofikasi menimbulkan kesulitan, karena
terjadinya pertumbuhan plankton yang
berlebihan sehingga plankton itu saling
meneduhi dari sinar matahari dan
terjadilah kematian massal plankton. Jika
ini terjadi oksigen dalam air habis terpakai
dalam proses pembusukan biomassa yang
mati itu dan mengakibatkan kematian ikan
dan organisme.
e. Material
Hujan asam mempunyai dampak penting
terhadap berbagai jenis material. Logam,
bangunan baru, keramik dan gelas, cat,
kertas, bahan fotografi, tekstil, kulit dan
karet terpengaruh oleh oksida belerang,
oksida nitrogen dan zat pencemar udara
lainnya. Sebagian kerusakan ini
disebabkan oleh deposisi kering asam
sulfat yang berasal dari transpor dalam
kota dan dari industri.4
4. Pertumbuhan Pertambahan penduduk dunia yang Dampak pertumbuhan penduduk ˅
populasi mengikuti pertumbuhan secara eksponensial menyebabkan terjadinya peningkatan
merupakan permasalahan lingkungan. kebutuhan sumber daya alam dan ruang.
Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan Untuk kebutuhan sumber daya alam dapat
4
Erni. M. Yatim, Dampak Dan Pengendalian Hujan Asam di Indonesia, (Padang: Politeknik Padang, 2007), hlm 147-149
peningkatan kebutuhan sumber daya alam menyebabkan over eksploitasi sedangkan
dan ruang. kebutuhan ruang menyebabkan terjadinya
pengalihan lahan dari hutan atau daerah hijau
menjadi lahan pemukiman. Dampak lain dari
bertambahnya penduduk diantaranya:
a. Kelaparan, terjadi akibat tidak tersedianya
sumber daya untuk mengembangkan bahan
pangan seperti terbatasnya pasokan air,
tanah, energi, dan pupuk. Keadaan seperti
ini hampir terjadi di seluruh penjuru dunia.
b. Polusi, keberadaan populasi manusia yang
terus meningkat berpotensi menganggu
ekosistem di bumi. Sebagai contoh Laut
Mediterania menjadi hilir saluran
pembuangan sampah 400 juta manusia.
Hal ini seiring terjadinya kepadatan
penduduk, meningkatnya bisinis
pariwisata, perkembangan industri, dan
kehidupan maritim yang tidak bertanggung
jawab. Dan akibatnya Laut Mediterania
terancam menjadi laut mati.
c. Inflasi, terjadi karena tingginya permintaan
akan suatu sumber daya, tetapi
keterbatasan suplai tidak dapat memenuhi
beragam permintaan tersebut. Hal ini biasa
terjadi dalam bidang perekonomian yang
nantinya suatu negara akan mengalami
krisis.
d. Perumahan, semakin tingginya minat
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
primer yaitu papan. Bisnis perumahan
semakin meningkat sehingga tanah, semen,
pasir, kayu, dan bakar keberadaannya
semakin menipis untuk memenuhi
kebutuhan milyaran penduduk.
e. Energi, Setiap penduduk yang baru lahir di
dunia membutuhkan banyak energi untuk
menyambung kehidupannya mulai dari
kebutuhan makanan, pakaian, tempat
tinggal, hingga bahan bakar. Setiap
bertambahnya satu penduduk di dunia
berarti cadangan energi juga ikut
berkurang.
f. Pengangguran, perkembangan teknologi
yang semakin maju tidak membuat
persoalan besar ini berakhir. Para ekonom
memperkirakan tiap negara yang
mengalami pertumbuhan penduduk
sebanyak tiga persen memerlukan
peningkatan ekonomi sebanyak sembilan
persen. Hal ini untuk menjaga lapangan
pekerjaan untuk penduduk tetap tersedia.
Banyak negara di dunia yang mengalami
peningkatan populasi secara cepat, namun
tidak diimbangi dengan laju perekonomian
yang menunjang. Fenomena tersebut
menjadikan perekonomian stagnan dan
pengangguran semakin merajalela.5

5. Limbah B3 Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor Limbah B3 merupakan bahan berbahaya dan ˅
18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah beracun yang penanangganannya harus secara
Bahan Berbahaya dan Beracun, yang khusus dengan Konsep from Cradle to grave.
dimaksud dengan B3 dapat diartikan Kondisi sekarang limbah B3 tidak berdampak
“Semua bahan/ senyawa baik padat, cair, lokal saja karena terjadi kegiatan pemindahan
ataupun gas yang mempunyai potensi limbah B3 antar negara bahkan ada yang
merusak terhadap kesehatan manusia serta membuang di laut lepas. Hal tersebut
lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki menyebabkan isu tentang limbah B3 menjadi
senyawa tersebut”. Limbah B3 diidentifikasi isu global karena bisa berdampak kepada
sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih semua negara apabila pembuangan limbah B3
karakteristik: a) mudah meledak b) mudah di laut lepas terjadi kebocoran atau
terbakar c) bersifat reaktif d) beracun e) pembuangan limbah B3 ke teretori negara
penyebab infeksi f) bersifat korosif. lain. Dampak limbah B3 bersifat akut sampai

5
Ida Bagus Mantra, Demografi Umum, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2003), hlm 20
kematian bagi mahluk hidup.6
6. Perubahan Iklim Perubahan iklim global terjadi secara Adapun dampak langsung perubahan iklim ˅
perlahan dalam jangka waktu yang cukup terhadap keanekaragaman hayati diantaranya :
panjang, antara 50 – 100 tahun. Walaupun a. Spesies ranges (cakupan jenis)
terjadi secara perlahan, perubahan iklim Perubahan Iklim berdampak pada pada
memberikan dampak yang sangat besar pada temperatur dan curah hujan. Hal ini
kehidupan mahluk hidup. Emisi gas rumah mengakibatkan beberapa spesies tidak
kaca mengakibatkan perubahan iklim yang dapat menyesuaikan diri, terutama spesies
berdampak berbagai sendi-sendi kehidupan. yang mempunyai kisaran toleransi yang
Salah satu sendi kehidupan yang vital dan rendah terhadap fluktuasi suhu.
terancam oleh adanya perubahan iklim ini b. Perubahan fenologi
adalah keanekaragaman hayati Perubahan iklim akan menyebabkan
(biodiversitas) dan ekosistem. Biodiversitas pergeseran dalam siklus yang reproduksi
sangat berkaitan erat dengan perubahan danpertumbuhan dari jenis-jenis
iklim. Perubahan iklim berpengaruh organisme, sebagai contoh migrasi burung
terhadap perubahan keanekaragaman hayati terjadi lebih awal dan menyebabkan proses
dan ekosistem. reproduksi terganggu karena telur tidak
dapat dibuahi. Perubahan iklim juga dapat
mengubah siklus hidup beberapa hama dan
penyakit, sehingga akan terjadi wabah
penyakit.
c. Perubahan interaksi antar spesies
Dampak yang iklim perubahan akan
berakibat pada interaksi antar spesies

6
Wahyu Surakusumah, Isu Lingkungan, (Jakarta: Universitas Indonesia) hlm 8
semakin kompleks (predation, kompetisi,
penyerbukan dan penyakit). Hal itu
membuat ekosistem tidak berfungsi secara
ideal.
d. Laju kepunahan
Kepunahan telah menjadi kenyataan
sejak hidup itu sendiri muncul. Beberapa
juta spesies yang ada sekarang ini
merupakan spesies yang berhasil bertahan
dari kurang lebih setengah milyar spesies
yang diduga pernah ada. Kepunahan
merupakan proses alami yang terjadi
secara alami. Spesies telah berkembang
dan punah sejak kehidupan bermula. Kita
dapat memahami ini melalui catatan fosil.
Tetapi, sekarang spesies menjadi punah
dengan laju yang lebih tinggi daripada
waktu sebelumnya dalam sejarah geologi,
hampir keseluruhannya disebabkan oleh
kegiatan manusia. Di masa yang lalu
spesies yang punah akan digantikan oleh
spesies baru yang berkembang dan mengisi
celah atau ruang yang ditinggalkan. Pada
saat sekarang, hal ini tidak akan mungkin
terjadi karena banyak habitat telah rusak
dan hilang.
Adapun dampak secara tidak langsungnya:
a. Dampak terhadap Ekosistem Hutan.
Ekosistem hutan mengalami ancaman
kebakaran hutan yang terjadi akibat
panjangnya musim kemarau. Jika
kebakaran hutan terjadi secara terus
menerus, maka akan mengancam spesies
flora dan fauna dan merusak sumber
penghidupan masyarakat.
b. Dampak pada daerah kutub
Sejumlah keanekaragaman hayati
terancam punah akibat peningkatan suhu
bumi rata-rata sebesar 10C. Setiap individu
harus beradaptasi pada perubahan yang
terjadi, sementara habitatnya akan
terdegradasi. Spesies yang tidak dapat
beradaptasi akan punah. Spesies-spesies
yang tinggal di kutub, seperti penguin,
anjing laut, dan beruang kutub, juga akan
mengalami kepunahan, akibat mencairnya
sejumlah es di kutub.
c. Dampak pada daerah arid dan gurun
Dengan adanya pemanasan global yang
menyebabkan perubahan iklim
mengakibatkan luas gurun menjadi
semakin bertambah (desertifikasi).
d. Dampak pada ekosistem pertanian
Perubahan iklim akan menyebabkan
terjadinya perubahan cuaca, sehingga
periode musim tanam menjadi berubah.
Hal ini akan mengakibatkan beberapa
spesies harus beradaptasi dengan
perubahan pola tanam tersebut7.

7
Darwin P. Lubis, Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia, (Medan: Universitas Negeri Medan, 2011), hlm 112-119

Anda mungkin juga menyukai