Anda di halaman 1dari 7

Langkah Pembelajaran:

1. Baca dan pahami materi dibawah ini mengenai Klasifikasi Makhluk Hidup!
2. Setelah kalian membaca materi dibawah ini, silahkan kerjakan soal yang ada di
kolom penugasan E-Learning!

A. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup


Setiap jenis makhluk hidup diberikan nama ilmiah (scientific nama). Ada pula yang
menyebutnya dengan nama latin. Penyebutan nama Latin sebenarnya kurang tepat, karena
sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa Latin, melainkan nama
yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberikan deskripsi, lalu dilatinkan. Orang
yang memberikan deskripsi suatu spesies disebut deskriptor. Nama spesies yang diberikan
oleh ahli pada mulanya merupakan deskripsi lengkap suatu organisme, misalnya physalis
amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis dentoserrati yang artinya tanaman yang
memiliki batang bersudut dan daun berbulu dengan tepian bergerigi. Namun, dalam
perkembangannya, nama yang panjang dianggap kurang praktis dan sulit diingat sehingga
diubah menjadi nama genus dan spesies yang ringkas dan jelas, contohnya Physalis
angulata (ceplukan).
Pemberian nama ilmiah pada setiap makhluk hidup bertujuan agar spesies mudah
dikenali dan menghindari kesalahpahaman. Nama ilmiah berlaku secara universal. Tidak
seperti nama lokal di mana spesies akan disebut berbeda di daerah yang berbeda. Di Jawa
Tengah (bahasa jawa) pisang disebut gedang, sedangkan di Jawa Barat (bahasa Sunda),
gedang artinya pepaya. Di Jawa Barat (bahasa Sunda) pisang disebut cau, sedangkan dalam
bahasa Inggris pisang disebut banana. Nama ilmiah pepaya, yaitu Carica papaya, dan
nama ilmiah pisang, yaitu Musa paradisiaca.
Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem pemberian nama ilmiah
untuk setiap jenis spesies dengan menggunakan sistem tata nama ganda, yang disebut
binomial nomenklatur. Pemberian nama spesies menggunakan dua kata yang
mendeskripsikan organisme tersebut. Sistem tata nama binomial nomenklatur mengikuti
beberapa kaidah, yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan.
2. Terdiri atas dua kata, di mana kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata
kedua merupakan nama spesies yang spesifik.
3. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar (uppercase), huruf
selanjutnya ditulis dengan huruf kecil (lowercase).

1
4. Nama genus dan nama spesies dicetak miring (italic) atau digaris bawahi secara
terpisah.
5. Nama atau singkatan nama deskriptor dapat dituliskan di belakang nama spesies,
dengan menggunakan huruf tegak dan tanpa garis bawah.
Contoh penulisan nama ilmiah:
1. Glycine max Merr atau Glycine max Merr (kedelai). Merr adalah nama deskriptor (E.D.
Merrill).
2. Vicia faba L atau Vicia faba L. (buncis). L merupakan singkatan dari Linnaeus.
Aturan ini kemudian dibakukan secara internasional dan menjadi nama universal
untuk semua negara. Sebagai contoh, burung gereja diberi nama Passer domesticus. Jika
satu spesies terbagi atas subspesies, maka ditandai dengan nama ketiga. Contohnya Passer
domesticus domesticus (untuk subspesies yang ada di daratan Eropa) dan Passer
domesticus niloticus (untuk yang berada di dataran rendah Sungai Nil).
Usaha-usaha penertiban nama ilmiah telah dirintis secara internasional sejak tahun
1867 untuk tumbuhan, dan tahun 1898 untuk hewan. Dewasa ini kita telah memiliki Kode
Internasional Tata Nama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature) dan
Kode Internasional Tata Nama Hewan (International Code of Zoological Nomenclature).
Penamaan Tingkat Takson
1. Nama divisi atau filum
Nama divisi pada tumbuhan biasanya diakhiri dengan -phyta sedangkan untuk
nama filum hewan tidak ada aturan tertentu.
2. Nama kelas
Nama kelas pada tumbuhan biasanya diakhiri dengan -opsida, sedangkan untuk
nama kelas pada hewan tidak ada aturan tertentu. Contoh kelas pada tumbuhan:
Magnoliopsida dan Liliopsida.
3. Nama ordo atau bangsa
Nama ordo pada tumbuhan biasanya diakhiri dengan -ales, sedangkan untuk
nama ordo hewan tidak ada aturan tertentu. Contoh ordo pada tumbuhan: Magnoliades
dan Laurales.
4. Nama suku atau famili
Nama famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah
akhiran aceae jika itu tumbuhan dan idae jika hewan. Contoh nama famili pada
tumbuhan: Famili Solanaceae, dari Solanum + aceae (terung-terungan). Contoh nama
famili pada hewan: Famili Canidae dari Canis + idae dan Famili Felidae dari Felis +
idae.
2
5. Nama marga atau genus
Nama marga atau genus tumbuhan dan hewan terdiri atas satu kata tunggal yang
dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, kandungan zat,
dan sebagainya. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga
tumbuhan: Solanum (terung-terungan); marga hewan: Canis (anjing) dan Felis
(kucing).

Gambar Famili Solanaceae: termasuk tomat, terung, dan kentang yang ketiganya bergenus Solanum

6. Nama jenis atau spesies


Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama spesies dengan
sistem tata nama binomial adalah sebagai berikut
a. Huruf pertama dari kata yang menunjukkan marga (genus) ditulis dengan huruf
besar. Kata kedua ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh: Zea mays.
b. Jika nama jenis ditulis tangan, harus diberi garis bawah pada kedua nama tersebut.
Akan tetapi, jika dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). Contoh:
Zey mays jika dicetak; Zea mays jika ditulis tangan.
c. Jika nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata, kedua kata tersebut
harus dirangkai dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi
Hibiscus rosasinensis.
Nama jenis hewan yang terdiri dari tiga kata seperti Felis maniculata domestica
(kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung, sedangkan untuk varietas
perhatikan contoh, Hibiscus sabdarifa var. alba (rosela varietas putih).
Jika nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya,
maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i)
dibelakangnya. Contohnya tanaman pinus yang ditemukan oleh Merkus, diberi nama
Pinus merkusii.
7. Nama varietas atau ras
Pemberian nama varietas diatur oleh ICBN (International Code of Botanical
Nomenclature). Penulisan nama varietas didahului kata var, dengan nama varietas
3
dicetak miring atau digarisbawahi. Contoh penulisan nama varietas adalah Oryza sativa
var Glutinosa (ketan putih). Sementara itu, untuk nama kultivar diberi tanda petik dan
tidak dicetak miring. Contohnya, Oryza sativa ‘Cisadane’.

B. Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup


Sistem klasifikasi makhluk hidup selalu mengalami perkembangan dari masa ke
masa. Ada beberapa sistem klasifikasi yang pernah digunakan secara internasional, yaitu
sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, sistem lima kingdom,
sistem enam kingdom, sistem delapan kingdom, dan sistem tiga domain.
1. Sistem Dua Kingdom
Klasifikasi sistem dua kingdom dikemukakan oleh Aristoteles, dimana sistem
klasifikasi ini membagi organisme di bumi ini menjad dua kelompok besar (kingdom),
yaitu Plantae dan Animalia.
2. Sistem Tiga Kingdom
Klasifikasi sistem tiga kingdom dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun
1866, setelah ditemukannya mikroskop cahaya untuk mengungkap adanya organisme
uniseluler (bersel satu). Sistem klasifikasi ini membagi organisme, di bumi menjadi tiga
kelompok besar, yaitu Protista, Plantae, dan Animalia.
3. Sistem Empat Kingdom
Klasifikasi sistem empat kingdom dikemukakan oleh Hebert Copeland, sejak
ditemukannya mikroskop electron untuk mengungkap struktur ultramikroskopik,
misalnya ada atau tidak adanya membrane inti. Organisme yang tidak memiliki
membrane inti disebut prokariota, sedangkan organisme yang memiliki membran inti
disebut eukariota. Sistem klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi empat
kelompok besar, yaitu Monera, Protista, Plantae, dan Animalia.
4. Sistem Lima Kingdom
Klasifikasi sistem lima kingdom dikemukakan oleh R.H. Whittaker pada tahun
1969. Dasar klasifikasi yang digunakan, yaitu ciri struktur sel dan cara memperoleh
makanannya. Jamur dipisahkan dari kingdom Plantae, dengan alasan jamur tidak dapat
membuat makanannya sendiri. Oleh sebab itu, klasifikasi sistem lima kingdom terdiri
atas Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
5. Sistem Enam Kingdom
Klasifikasi sistem enam kingdom dikemukakan oleh Carl Woese pada tahun
1977, setelah ia menemukan adanya perbedaan pada kelompok prokariota (tidak
memiliki membran inti sel) berdasarkan perbandingan RNA ribosom dan urutan
4
lengkap genom pada spesies bakteri yang masih hidup. Woese mengelompokkan
prokariota menjadi dua kingdom, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Archaebacteria
memiliki cara utama yaitu dinding sel nya tidak mengandung peptidoglikan dan dapat
hidup di lingkungan yang ekstrem. Sedangkan Eubacteria memiliki dinding sel yang
mengandung peptidoglikan, kecuali genus Chlamydia. Klasifikasi sistem enam
kingdom terdiri atas Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
6. Sistem Delapan Kingdom
Klasifikasi sistem delapan kingdom yang diajukan oleh Thomas Cavalier-
Smith pada tahun 1993 membagi kingdom tunggal Chromista. Dengan demikian
terdapat delapan kingdom makhluk hidup, yaitu Archaebacteria, Eubacteria, Archaezoa,
Protozoa, Chromista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
7. Sistem Tiga Domain
Domain adalah suatu tingkatan taksonomi di atas kingdom. Sistem tiga domain
dikemukakan oleh Carl Woese dan beberapa ahli sistematika lainnya. Makhluk hidup
dibagi menjadi tiga domain, yaitu Archae, Bacteria, dan Eukarya (Eukariota). Domain
Eukariota terdiri atas Archaezoa, Euglenozoa, Alveolata, Stramenopila, Rhodophyta,
Plantae, Fungi, dan Animalia.

C. Identifikasi Makhluk Hidup


Bila ditemukan suatu organisme baru atau yang belum dikenal, maka organisme
tersebut perlu diidentifikasi. Kegiatan identifikasi di awali dengan mengamati ciri-cirinya,
kemudian mencari persamaan maupun perbedaannya dengan cara membandingkan
organisme baru tersebut dengan organisme acuan yang sudah diketahui sebelumnya.
Setelah diketahui ciri-cirinya dan dibandingkan dengan organisme acuan , kemudian
diberikan nama. Dalam melakukan identifikasi diperlukan hal-hal berikut:
1. Pengetahuan tentang klasifikasi makhluk hidup.
2. Buku referensi (pustaka) atau sumber lainnya.
3. Pedoman atau kunci determinasi.
4. Gambar organisme yang sudah diketahui dan telah memiliki nama.
5. Spesimen acuan (berupa organisme yang diawetkan).

Kunci Determinasi
Kunci determinasi adalah petunjuk praktis untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan suatu organisme ke dalam suatu tingkatan takson tertentu. Setiap
langkah dalam kunci determinasi disusun berdasarkan ciri-ciri organisme yang merupakan

5
bentuk alternatif (berlawanan) sehingga disebut kunci dikotom. Kunci dikotom pertama
kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Contoh ciri organisme bentuk alternatif, yaitu
berbiji belah dengan berbiji tunggal, batang berkambium dengan batang tidak berkambium,
tulang dau lurus dengan tulang daun menyirip, dan lain-lain.
Identifikasi pada hewan dapat dilihat melalui bagian-bagian tubuh yang
menunjukkan adanya sifat-sifat khusus keanekaragaman morfologi, antara lain:
1. Susunan kulit dan modifikasinya
2. Susunan alat gerak
3. Susunan bagian-bagian tubuh (kepala-badan-ekor) dan modifikasi hubungannya
4. Susunan endoskeleton
5. Susunan gigi
6. Lubang hidung
7. Susunan alat pendengaran bagian luar
8. Susunan mata
Identifikasi pada tumbuhan dapat dilakukan dengan melihat bagian-bagian tubuh
tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai penunjuk adanya keanekaragaman tumbuhan,
misalnya sifat-sifat morfologi yang ditampakkan oleh:
1. Daun, antara lain tatanan daun, bentuk daun, bentuk tepi daun, pangkal dan ujung
daun, pertulangan daun, sifat-sifat permukaan daun.
2. Bunga, antara lain bagian-bagian bunga, bagian organisasi bunga, tatanan dan susunan
bunga.
3. Buah, ranting, kulit batang, dan sifat akar tumbuhan.
Kunci determinasi adalah kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau
divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan dalam kunci
determinasi adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotomi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi:
1. Kunci harus dikotomi.
2. Kata pertama dari tiap pertanyaan dalam 1 kuplet harus identik, contoh:
a. Tumbuhan berumah satu.....
b. Tumbuhan berumah dua......
3. Kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian bisa
diterima dan yang lain ditolak.
4. Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam
kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
5. Gunakan sifat-sifat yang bisa diamati; mulai dari sifat vegetatif yang mudah diamati.
6
6. Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
7. Setiap kuplet diberi nomor.
8. Buat kalimat-kalimat pernyataan yang pendek.
Contoh kunci determinasi untuk tumbuhan (mangga) sebagai berikut:
1. a. Tumbuhan berpembuluh ..............2
b. Tumbuhan tidak berpembuluh .....Lumut
2. a. Tumbuhan tidak berbiji ................Paku
b. Tumbuhan berbiji .........................3
3. a. Berbiji terbuka ..............................Gymnospermae
b. Berbiji tertutup .............................4
4. a. Biji berkeping satu .......................Monokotil
b. Biji berkeping dua ........................Dikotil
Berdasarkan kunci determinasi tersebut, maka kunci determinasi untuk tanaman mangga
adalah 1a, 2b, 3b, 4b = dikotil.

Anda mungkin juga menyukai