Anda di halaman 1dari 8

Rancangan Penelitian

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia melalui pengajaran dan pelatihan secara
individu atau kelompok dan bertujuan untuk mendewasakan manusia
(Sugihartono dkk, 2012 : 3). Pendidikan ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia indonesia melalui upaya
peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang yang memungkinkan semua
warganya memperoleh pendidikan yang layak untuk mengembangkan setiap
potensi yang dimili oleh warga indonesia.

Matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan ide-ide tau konsep


abstrak yang tersusun secara hirarki dan penalaran deduktif yang membutuhkan
pemahaman secara bertahap dan berurutan. Kesulitan memahami matematika
merupakan faktor utama yang menyebabkan peserta didik tidak menyukai
matematika, yang pada dasarnya peserta didik bukan bukan paham akan konsep
tetapi menghapal rumus-rumus pada matematika.

Keberhasilan proses belajar matematika dapat diukur dari keberhasilan


peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan ini dapat
dilihat dari tingkat keberhasilan pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar
peserta didik, terutama pada penguasaan konsep yamg merupakan dasar untuk
belajar matematika di tingkat selanjutnya. Semakin tinggi pemahaman dan
penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pada tingkat
keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru matematika di


kelas VII SMP Islam Attaqwiyah Weru peserta didik banyak mengalami kesulitan
ketika mereka belajar matematika. Guru kelas cenderung aktif ketika menjelaskan
matematika, karena guru pada proses pembelajaran hanya menjelaskan dengan
metode konvensional . mereka mengatakan bahwa lupa akan pelajaran yang telah
dipelajari karena tidak sama dengan contoh yang pernah diberikan, guru tersebut
juga menerangkan bahwa beliau tidak pernah menggunakan media berupa alat
peraga sebagai alternatif dalam mengajar hanya sesekali menggunakan permainan
dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa peserta didik
kurang memahami konsep dari bilangan bulat itu sendiri sehingga siswa kesulitan
dalam menyelesaikan soal ujian akhir dalam pembelajaran. Pembelajaran
matematika dapat dikatakan masih berpusat pada guru atau teacher centered, hal
itu mengakibatkan siswa tidak konsentrasi dan sulit menerima konsep yang
diajarkan guru. Faktor lain yang menyebabkan peserta didik kesulitan belajar
matematika adalah kurangnya variasi pembelajaran yang diberikan guru terutama
dalam penggunaan alat peraga pembelajaran. Peserta didik menjadi malas dan
tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran matematika. Implikasi yang timbul adalah
prestasi belajar matematika siswa yang rendah dapat dilihat dari kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang belum dicapai peserta didik. Sementara itu,
berdasarkan hasil nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada semester 1 harian
peserta didik, kurang dari setengah jumlah peserta didik di kelas tersebut belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dikelas VII banyak materi
matematika yang memang sulit dipahami, salah satu materi pembelajaran
matematika yang dirasa dulit oleh peserta didik adalah operasi hitung bilangan
bulat.

Menurut Pitadjeng (2006 : 129), pada umumnya pembelajaran operasi


bilangan bulat diberikan secara abstrak, yaitu peserta didik hanya diberi
penjelasan bahwa penguarangan dengan bilangan negatif sama dengan
penjumlahan, dan lain sebagainya, sedangkan dasar atau alasannya anak tidak
mengerti. Hal ini menyebabkan peserta didik mendapat kesulitan untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat. Peserta
didik kelas VII SMP Islam Attaqwiyah Weru banyak yang belum bisa memahami
cara menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian secara cepat dan tepat. Hal itu
dikarenakan operasi hitung bilangan bulat tidak bisa diajarkan dengan metode
ceramah saja, tetapi harus dibantu dengan media pembelajaran agar peserta didik
bisa berfikir lebih runtut serta pemahaman konsep yang baik sehingga akan
memudahkan mereka dalam mengerjakan operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Guru sebagai mediator seringkali hanya mengajarkan contoh-contoh di
papan tulis, kemudian siswa akan terpaku pada contoh-contoh tersebut, setelah
diberikan soal yang baru biasanya peserta didik akan kebingungan dan tidak
mampu menyelesaikan soal-soal tersebut. Guru kelas VII SMP Islam Attaqwiyah
Weru belum menggunakan media atau alat peraga pembelajaran yang seharusnya
melibatkan peserta didik dalam penggunaannya. Hal ini menimbulkan peserta
didik yang kurang memiliki kreativitas dalam belajar matematika. Proses belajar
yang cenderung pasif membuat peserta didik merasa bosan terhadap pelajaran
matematika. Oleh karena itu alat peraga penting digunakan guru untuk
mengajarkan operasi hitung bilangan bulat. Alat peraga yang digunakan guru
untuk mengajarkan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian bilangan bulat agar peserta didik tidak jenuh hanya dengan
mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi peserta didik akan tertarik
mengikuti pelajaran dengan aktif sehingga mampu memahami konsep-konsep
yang diajarkan pada materi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
bilangan bulat.

Alat peraga yang perlu digunakan untuk mengajarkan operasi hitung


bilangan bulat di kelas VII SMP Islam Attaqwiyah Weru adalah dengan
menggunakan jembatan bilangan. Alat peraga tersebut tergolong sederhana dan
mudah dalam pembuatan, sebagai alternatif untuk menarik minat siswa,
membangkitkan motivasi dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai operasi
bilangan bulat. alat peraga jembatan bilangan juga menggambarkan secara
konkret proses perhitungan bilangan bulat serta menyelesaikan masalah
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan bulat. Alat
peraga ini belum pernah digunakan guru dalam mengerjakan operasi hitung
bilangan bulat. Hal ini terjadi karena sumber daya baik dari pendidik maupun
motivasi pembuatan alat peraga yang kurang juga disebabkan belum timbul
kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga serta pengaruhnya dalam
kegiatan proses belajar mengajar terutama pada hasil belajar siswa pada pokok
bahasan operasi bilangan bulat, sehingga pada proses pembelajaran kurang
inovatif dan kreatif maka siswa kurang mengaktualisasikan kemampuannya.
Setelah guru menggunakan alat peraga jembatan bilangan ini diaharapkan peserta
didik akan lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat.

Oleh karena itu berdasarkan uraian dan masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka perlu dilakukan penelitian yaitu “ penggunaan alat peraga jembatan
bilangan untuk meningkatkan hasil belajar matematika “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat


diidentifikasi masalah-masalah yang timbul yaitu :

1. Pembelajaran masih menggunakan strategi mengajar konvensional yaitu


hanya dengan menerepkan metode ceramah.

2. Pada umumnya kegiatan pembelajaran tidak menggunakan alat peraga.

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung
bilangan bulat masih rendah.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang diahadapi, serta keterbatasan waktu dan


kemampuan yang dimiliki, maka perlu dibubat pembatasan masalah. maka
masalah ini dibatasi pada :

1. Subjek penelitian yang dimaksud adalah peserta didik kelas VII SMP Islam
Attaqwiyah Weru.

2. Alat peraga yang digunakan adalah jembatan bilangan.

3. Materi pembahasan mengenai pokok bahasan “Bilangan Bulat”.

4. Hasil belajar peserta didik.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi atau latar belakang masalah dapat dirumuskan
secara umum sebagai berikut “ Bagaimana Penggunaan Alat Peraga Jembatan
Bilangan dapat meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
Matematika tentang Operasi Bilangan Bulat?”

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan


kualitas praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
hasil belajar matematika kelas VII SMP Islam Attaqwiyah Weru melalui
penggunaan alat peraga jembatan bilangan.

F. Tempat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan di SMP islam Attaqwiyah weru yang


beralamat di JL. Fatahillah NO.23, Megu Cilik, Kec. Weru, Cirebon, Jawa
Barat, Kode Pos 45154.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi


eksperimental yaitu design model tes awal-tes akhir kelompok tunggal (the one
group pretest-posttest design).

O1 X O2

O1 = Nilai pretest sebelum diberi perlakuan

X = Perlakuan (Treatment)

O2 = Nilai posttest sesudah diberi perlakuan

Paradigma dalam penelitian ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan


sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan serta menggunakan
instrumen penelitian berupa angket dan tes untuk mengetahui dengan
menggunakan alat peraga apakah dapat meningkatkan hasil belajar
matematika.
H. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk


mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan.

2. Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk


mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu. Teknik ini bertujuan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan dan kemampuan yang miliki peserta didik. Jenis tes yang
diberikan berupa prates dan pascates.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data ini dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata pre-test dan
pos-test kelas eksperimen mata pelajaran matematika materi operasi bilangan
bulat.

Analisis ini menggunakan uji satu sampel untuk rata-rata (one sample t-test)
dengan uji tersebut akan diketahui apakah ada pengaruh antara nilai rata-rata
pre-test dan post-test kelas eksperimen.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan uji one sample t test, terlebih dahulu diuji normalitas
untuk mengetahui apakah berdistribusi normal atau tidak.

a. uji normalitas digunakan untuk mengolah data pre-test dalam menentukan


apakah kelas yang telah diuji berdistribusi atau tidak. Rumus pengujian
ini dikenal dengan Chi-Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah :

k 2
2 ( Oi−E i )
x =∑
i=1 Ei
keterangan :

x2 = Chi Kuadrat

Oi = frekuensi

Ei = frekuensi yang diharapkan

K = banyaknya kelas interval

2. Uji perbedaan Dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil


pre-test sebelum diberikan perlakuan (treatment) dan hasil post-test sesudah
diberi perlakuan (treatment). Untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata ini
menggunakan uji t-test Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho = μ 1≥ μ 2

H1 = μ 1≤ μ 2

Keterangan :

μ 1 = Rata-rata nilai post-test

μ 2 = Rata-rata nilai pre-test

Rumus yang digunakan

x´1− x´2
2 ( n1−1 ) S12 + ( n2 −1 ) S 22
thitung = 1 1 dengan S =
S
√ +
n1 n2
n1 +n 2−2

Keterangan :

x́ 1 = Nilai rata-rata setelah perlakuan

x́ 2 = Nilai rata-rata sebelum perlakuan

n1 = jumlah siswa setelah perlakuan

n2 = jumlah siswa sebelum kontrol

S12 = varians kelompok setelah perlakuan


S22 = varians kelompok sebelum perlakuan

Anda mungkin juga menyukai