Rasdiyanah ,S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
DISUSUN OLEH:
ISRAWATI (70300117036)
KEPERAWATAN A
Puji syukur kita panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Usia Anak Sekolah dan Remaja” dapat diselesaikan. Tak lupa
pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
Makalah ini dibuat untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah senantiasa memberikan bimbingan serta arahan kepada kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang
ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah kami ini tidaklah sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Kami dari tim
penyusun mengharapkan kiritik, saran serta masukan yang membangun sehingga kami
dapat meminimalisir kesalahan baik itu dari segi penulisan, bahasa maupun dari segi
penyusunan. Kami berharap semoga apa yang dapat kami sajikan di makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Akhir kata sekian dan terima
kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah utama yang terjadi pada anak usia anak sekolah dan remaja
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja
C. Strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada anak usia sekolah
dan remaja
D. Konsep asuhan keperawatan pada kasus Narkoba pada remaja
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen
dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara
signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang
semakinberagam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Dampak dari
penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan
penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan
strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran
narkoba sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya padadaerah perkotaan saja
melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan.
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainnya)
memang diperlukan oleh setiap manusia untuk pengobatan sehingga untuk memenuhi
kebutuhan dalam bidang studi pengobatan dan studi ilmiah diperlukan suatu produksi
narkotika yang terus menerus untuk para penderita tersebut. Dalam dasar menimbang
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa Narkotika
disatu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan atau
pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan sisi lain dapat pula
menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau
digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama.
Narkoba apabila dipergunakan secara tidak teratur menurut takaran/dosis akan
dapat menimbulkan bahaya fisik dan mental bagi yang menggunakannya serta dapat
menimbulkan ketergantungan pada pengguna itu sendiri. Artinya keinginan sangat kuat
yang bersifat psikologis untuk mempergunakan obat tersebut secara terus menerus karena
sebab-sebab emosional. Masalah penyalahgunaan narkoba ini bukan saja merupakan
masalahyang perlu mendapat perhatian bagi negara Indonesia, melainkan juga bagi dunia
Internasional.
Dengan melihat kenyataan yang terjadi dan dampak negatif nya yang sangat besar
dimasa yang akan datang, maka semua elemen bangsa ini seperti pemerintah, aparat
penegak hukum, institusi pendidikan masyarakat dan lainnya untuk itu mulai dari
sekarang kita galakkan gerakan perangi narkoba, dan pendekatan preventif maupun
represif, sehingga upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba ini dapat berjalan
dengan efektif.
Pendidikan merupakan salah satu pihak yang berkewajiban dan bertanggung
jawab dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja. Karena
remajamerupakan objek yang secara emosional masih labil, sehingga sangat rentan untuk
menggunakan narkoba. Mulai dari rasa ingin tahu, mau coba-coba, ikut-ikutan teman,
rasa solidaritas grup yang kuat dan memilih lingkungan yang salah sampai dengan faktor
keluarga yang kurang perhatian dan lain sebagainya. Disamping dari objek sasarannya
yang labil, sekolahdan kampus yang menjadi tempat yang rentan untuk peredaran
narkoba.Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia, sekarang ini sudah sangat
memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia yang
terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang sangat maju dan
penggeseran nilai matrialistis dengan dinamika sasaran opini peredaran gelapnarkoba.
Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada umumnya saat ini sedang
dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian
secara illegal bermacam –macam jenis narkoba. Kekhawatiran ini semakin di pertajam
akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merebak di segala lapisan
masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.
Bertolak dari upaya badan –badan Internasional dalam mencegah dan upaya
membrantas kejahatan narkoba yang bersifat Internasional tersebut, Indonesia juga telah
mengupayakan seperangkat Instrumen pengaturan guna mencegah dan menindaklanjuti
kejahatan penyalahgunaan narkoba. Sebagai bukti keseriusan pemerintah Indonesia
dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika tersebut telah diwujudkan dengan
dikeluarkannya Undang –undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Penyalahgunaan narkobatelah menjadi issu yang telah mengglobal di mana hal ini telah
tercatat dalam sidang umum ICPO (International Criminal Police Organization)yang ke
66 pada Tahun 1997 di India yang diikuti seluruh anggota yang berjumlah 177 negara
dari benua Amerika, Asia, Eropa, Afrika, danAustralia, bahwa peredaran
ecstacymencapai 400 milyar dollar AS. Di samping itu peredaran psikotropika jenis lain
pun semakin besar dan dilengkapi teknologi canggih serta melibatkan orang-orang yang
justru harusnya menjadi aparat pemberantas tindak pidana narkotikaini selain itu dengan
modus yang beragam dan saat iniIndonesia telah termasuk dalam daftar tertinggi sebagai
negara yang menjadi sasaran peredaran yang bisadi sejajarkan dengan negara-negara
seperti Jepang, Thailand, Malaysia, Philiphina, dan Hongkong
Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-nilai
kaidah dan norma serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat, dimana
dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih
melakukan penyalahgunaan narkoba, yang tentunya hal ini perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga
terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa masalah yang terjadi pada anak usia anak sekolah dan remaja?
2. Apa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja ?
3. Bagaimna strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada
anak usia sekolah dan remaja ?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kasus Narkoba pada remaja ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada agregate Remaja
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan anak dan
remaja
3. Untuk mengetahui strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan
pada agregate anak usia sekolah dan remaja
4. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada kasus Narkoba pada remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah apa saja yang dapat terjadi pada pada ageregat anak usia sekolah dan
remaja?
1. Masalah Anak Usia Sekolah
Pada tahap semua perkembangan, perawatan kesehatan yang sesuai dan tepat
waktu memainkan peran penting dalammenentukan status kesehatan anak. Namun,
faktor-faktor lain, termasuk pengaruhorangtua, gizi, lingkungan, keselamatan masyarakat,
dan kualitas kehidupan di rumah,mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesejahteraan
anak. Anak pada umumnya merupakan periode waktu hidup yang sehat, dibuktikan
dengan peningkatan indicator status kesehatan anak selama abad terakhir. Misalnya
insiden penyakit masa anak-anak telah berkurang karena sebagian besar anak-anak
menerima imunisasi lengkap selama masa bayi dan balita. Penyebab kematian anak
bervariasi tergantung usia. Orang tua dan masyarakat memiliki tanggung jawab penting
dalam mempromosikan gaya hidup sehat, menciptakan lingkungan yang aman, dan
menjamin akses ke perawatan medis. Mereka harus melindungi anuk-anak dari ancaman
yang mengancamkesehatan anak-anak (misalnya, kecelakaan dan paparan racun
lingkungn penyalahgunaan, dan kekerasan). Kotak 19-2 membuhas skrining bayi yang
baru lahir untuk kelainan ginetik
a. Cedera
Bayi dan anak-anak berisiko besar untuk cedera yang idak disengaja. Mereka
mempunyai rasa penasaran dan semangat untuk mengeksplorasi lingkungan, tetapi
kurang mampu dalam hal koordinasi dan Hogninf dalam menjaga diri dari bahaya.
Ukurannya yang lebih kecil dan perkembangan tulang dan otot membut mereka sangat
rentan terhadap cedera.penyebab utama kematian cedera untuk anak-anak kurang dari 1
tabun adalah sesak napas karena tersedak atau tercekik Banyak kecelakaan dapat
dihindari dengan meningkatkan keselamatan lingkungan anak. Memastikan keamanan
anak dalam kendaraan bermotor sangat penting. Langkah yang paling penting pada
orangtua untuk memastikan keselamatan anak dalam kendaraan bermotor adalah
pengamanan anak di kursi mobil secara benar berdasarkan usia dan ukuran anak. Untuk
memaksimalkan keamanan, anak-anak harus di taruh di kursi mobil yang terletak di kursi
belakang mobil sampai mereka berusia 12 tahun (NationalHighway Traffic Safety
Administration, 2013). Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah ketika
meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan dalam kendaraan bermotor. Mobil bisa
menjadi cukup panas dalam beberapa menit dan dapal menyebabkan heat troke pada anak
kecil. Anak-anak juga bisa menjadi terperangkap dalam bagasi mobil atau terkunci di
dalam mobil Mereka tidak boleh ditinggalkan sendirian di dalam mobil. Alarm kebakaran
harus dipasang pada setiap rumah dan di kamar tidur. Latihan menyelamatkan diri harus
dilakukan sesering mungkin. Anak-anak kecil bisa tenggelam dalam air yang dangkal.
Potlensi bahaya untuk tenggelam dapat terjadi di toilet, ember, bak mandi, dan kolam
renang. Topik edukasi tentang keamanan yang dapat diberikan seperti cara penyimpanan
obat dan bahan berbahaya dan keselamatan taman bermain. Cedera kepala karena
bersepeda dan olahraga roda lainnya, seperti skateboard, adalah penyebab utama
kematian anak dan kecacatan. Penyebab cedera otak traunmatic adalah kurangnya
perlindungan kepala yang tepat dan jatuh dari sedikitnya 2 kaki. Penggunaan helm dan
peralatan pelindung diri yang tepat secara substansial dapat mengurangi risiko cedera.
Orangtua yang berpenglhasilan rendah mengalami kesulitan dalam menyediakan
peralatan keselamatan seperti pengaman untuk lemari, alarm kebakaran. car seals, dan
helm. The grassroots coalition Safe Kids USA dapat membantu menghubungkan orang
tua dan profesional untuk advokasi pencegahan cedera anak dan kegiatan di komunitas
lokal (Safe Kids USA, 2013). Kotak 19-3 membahas bagaimana mainan dapat menjadi
ancaman'lain untuk anak-anak kecil.
b. Malnutrisi dan Gizi oleh Pemerintah Indonesia
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
melalui upaya keschatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan, Indikator Program Bina Gizi
dan Kesehatan Anak adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Pembinaan Perbaikan Gizi Masyarakat
mempunyai sasaran kegiatan yaitu meningkatnya pelayanan gizi niasyarakat. Selain itu
Juga pemerintah melakukan pembinaan Kesehatan Bavi, Anak dan Remaja dengan
sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya akses dan kualitas pelavanon kesehatan bayi,
anak dan rernaja (Kernenkes, 2014).
c. Imunisasi
Imunisasi adalah petunjuk kesehatan anak, Imunisasi yang sesuai akan
melindungi semua anggota masyarakat, terutama untuk kekebalan individu dan wanita
hamil, yang sangat rentan terhadan penyakit infeksi tertentu. Imunisasi yang memadai
melindungi anak-and terhadap beberapa penyakit vang menyebabkan kematian dan
kecacatan pada anak. Selama beberapa dekade, vaksin baru telah dikembangkan, dan
sekarang dapat melindungi anak- anak dari lebih dari 14 penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin. Negara hukum memerlukan bukti vaksinasi sebelum masuk ke sekolah
atau anak telah membantu untuk memastikan tingkat vaksinasi yang tinggi dalam
populasi.
Tingkat penyakit dapat dicegah dengan vaksin berada pada tingkat yang rendah,
tetapi banyak anak- anak dan remaja tetap berada di level yang belum di imunisasi.
Kekhawatiran tentang frekuensi dan waktu vaksin menyebabkan ketakutan orang tua
bahwa vaksin anak berhubungan dengan autisme (Institute of Medicine, 2013). Perawat
dapat membantu untuk mendidik anggota masyarakat •tentang keamanan vaksin dan
jadwal vaksinasi yang direkomendasikan.Vaksinasi berikut direkomendasikan untuk
anak- anak (IDAI, 2017):
1. Hepatitis B
2. Polio
3. BCG
4. DTP
5. Hib (Haemophilus influenzae tipe b)
6. PCV (pneumokokus)
7. Rotavirus
8. Influenza
9. Campak
10. MMR
11. Tifoid
12. Hepatitis A
13. Varisela
14. HPV (Human Papilonia Virus)
15. Japanese encephalitis
16. Dengue
d. Masalah Lingkungan
Potensi ancaman terhadap kesehatan anak anak kadang-kadang ada di lingkungan
hidup mereka. Ancaman dapat ditemukan di udara, di dalam . dan dari eksposur beracun
bahan kimia, Misalnya. polusi udara, kualitas udara ruangan yang buruk asap rokok dapat
menyebabkan atau memicu asma.asma adalah salah satu gangguan kronis anak-anuk
yang paling umum, mempengaruhi sekitar 9,3 anak setiap tahun (CDC, 2011b). Timbal,
neurotoxin, yang kadang-kadang dapat ditemukan dalam air minum (sering dari pipa
timbal dan alat kelengkapan), debu kuna atau chip yang runtuh dari dinding di unit rumah
tua, dan tanah yang terkontaminasi merupakan penyebab gangguan kognitif dan perilaku,
gangguan perkembangan,cacat neurologisdan kenmatian anak Penurunan kadar tìmbal
dalam darah anak-anak adalah salah satu sejarah kesehatan masyarakat terbesar di paruh
kedua abad kedua puluh, tapi sayangnya timbal masih menjadi ancaman. Meskipun
timbal dilarang untuk pembuatan cat, jutaan unit perumahan di Amerika Serikat masih
menggunakan cat yang mengandung timah. Sebagian besar unit-unit ini terletak di
lingkungan miskin, dalam kota. Meskipun penurunan dalam kadar timbal darah untuk
sebagian besar populasi AS, tetapi tetap masih tinggi di antara anak-anak dalam keluarga
berpenghasilan rendah yang tinggal di perumahan yang lebih tua dengan cat berbasis
timah. Pengobatan untuk anak- anak dengan nilai-nilai timbal darah memerlukan waktu
yang panjang dan lama dan membawa risiko. Upaya untuk mengurangi ancaman
keracunan timah dapat dilakukan dengan cara pencegahan, menghilangkan risiko di
lingkungan, khususnya diunit rumah tua, pencarian kasus, dan pendidikanmasyarakat.
Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah paparan produk pembersih beracun,
pestisida, obat-obatan, dan herbisida. Langkah sederhana dapat membantu melindungi
anak-anak dari paparan seperti child-resistant packaging, lemari keselamatan, dan
pengawasan.
e. Penganiayaan Anak
Penganiayaan anak adalah indikator lain dari status kesehatan fisik dan
emosionai anak-anak.
f. Anak Berkebutuhan Khusus
Anak-anak dan remaja dengan kebutuhan khusus adalah mereka vang
memiliki kondisi fisik, perkembangan, perilaku, atau emosional kronis yang
memerlukan pelayanan kesehatan dan kebutuhan lainya seperti anak pada umumnya.
Kondisi ini termasuk gangguan perkembangan Seperti sindrom Down dan gangguan
spectrum dutisme, gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, kejang,
alergi, asma, dan attention- deficit i hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi kronis
diperkirakan berlangsung 12 bulan atau lebih. veringkali anak-anak dengan
kebutuhan khusus juga mengalami dua atau lebih kondisi kronis (USDHHS, 279
Kesehatan Sumber Daya dan Jasa Administrasi, 2012). Anak-anak dengan kebutuhan
khusus sering memiliki beberapa kebutuhan layanan. termasuk kesehatan masyarakat.
pelayanan kesehatan fisik dan mental, layanan diagnostik khusus, pelayanan sosial,
dan pendidikan, kejuruan, dan kadang-kadang layanan korektif Keluarga harus
menghadapi tantangan dalam mendapatkan perawatan untuk anak-anak dengan
kebutuhan khusus seperti kriteria perlakuan yang berbeda, duplikasi dan kesenjangan
dalam layanan, sumber pendanaan fleksibel, geografis. budaya, dan hambatan
keuangan, dan koordinasi yang buruk dari perawatan. Anak anak dengan kebutuhan
khusus bias mendapatkan keuntungan dari sistem terkoordinasi yang komprehensif,
perawatan terpadu yang sering disebut rumah perawatarn. Sebuah rumah perawatan
bukanlah tempat, melainkan sebuah pendekatan untuk memberikan perawatan.
Memiliki rumah perawatan memperkuat kemampuan anak dengan kebutuhan
beberapa pelayanan untuk menerima perawatan yang komprehensif untuk kondisi
yang kompleks.
B. Masalah Kesehatan Remaja
Masa remaja adalah masa kesehatan yang baik. Ini adalah periode ketika
praremaja dan remaja membentuk kebiasaan kesehatan seumur hidup, termasuk pola
makan dan kebiasaan olahraga dan keterampilan kesehatan emosional seperti pemecahan
masalah dan strategi koping. Biasanya, remaja tidak menggunakan layanan kesehatan
kecuali mereka memiliki kondisi kronis atau penyakit akut. Mereka jarang menggunakan
pelayanan kesehatan preventif. Dalam mendapatkan kebebasan, banyak remaja yang
mempunyai perilaku berisiko, termasuk alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
penggunaan tembakau, awal dan aktivitas seksual tanpa kondom, mengemudi tidak aman,
dan kenakalan remaja dan kekerasan yang mengancam kesehatan mereka. Perilaku
tersebut dipengaruhi oleh teman sebaya, keluarga, dan karakteristik masyarakat di mana
mereka tinggal. Risiko di kalangan remaja sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka
untuk mengontrol impuls mereka pada tahap perkembangan otak. Bagian dari otak yang
bertanggung jawab untuk "fungsi eksekutif," korteks prefrontal, tidak sepenuhnya matang
sampai menjelang usia 25 tahun. Meskipun remaja memahami perilaku yang berisiko, ia
mungkin mengalami kesulitan "mengontrol diri" karena ketidakmatangan perkembangan
otak dan koneksi (USDHHS, Kantor Urusan Kependudukan, 2013). Pendekatan
tradisional untuk meningkatkan kesehatan remaja telah berfokus pada risiko tertentu.
Namun, sebuah kolaborasi, pendekatan multipartner antara kekuatan yang berfokus
masyarakatdibanding dengan berfokus pada risiko individu, mungkin lebih efektif dalam
membantu remaja menghindari risiko dan mengembangkan kompetensi sosial. Perawat
kesehatan komunitas/ masyarakat dapat membantu orang tua dan masyarakat dalam
memahami perilaku berisiko dan dapat membantu dalam pengembangan strategi
masyarakat menangani mereka secara efektif. Youth Risk Behaviour Surveillance System
(YRBSS), yang dikelola oleh CDC Divisi Remaja dan Kesehatan Sekolah, memonitor
perilaku berisiko kesehatan melalui siswa kelas dua belas yang menyebabkan morbiditas
dan mortalitas (CDC, 2012c).
1. Perilaku Seksual Berisiko
Salah satu perilaku remaja yang berisiko adalah hubungan seksual. Aktivitas
seksual remaja sering tidak terlindungi dan dapat mengakibatkan kehamilan yang
tidak diinginkan, infeksi human immunodeficiency virus (HIV), dan infeksi menular
seksual lainnya (IMS).
Angka melahirkan anak remaja telah menurun sejak akhir 1950-an,
mencapai sejarah terendah pada 34,3 kelahiran per 1.000 wanita berusia 15 hingga 19
tahun (Ventura & Hamilton. 2011). Dalam beberapa tahun terakhir, remaja kurang
aktif secara seksual, dan orang-orang yang aktif secara seksual akan menggunakan
alat kontrasepsi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya (Martinez, Copen, dan Abma,
2011). Meskipun penurunan angka melahirkan pada remaja. tingkat kelahiran remaja
AS tetap menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara industry (United
Nations Statistics Division, 2011). Kesenjangan besar ada di antara kelompok-
kelompok ras dan etnis. Tingkat kehamilan remaja yang terendah adalah di
Kepulauan Asia dan Pasifik dan tertinggi di kalangan remaja Hispanik (Hamilton &
Ventura, 2012).
Konsekuensi melahirkan dini untuk ibu,anak, dan masyarakat sangat penting.
Remaja yang melahirkan dini berpengaruh terhadap tingginya angka putus sekolah.
Untuk bayi, memiliki menimbulkan risiko kesehatan yang serius, termasuk kematian,
prematuritas, berat badan lahir rendah, dan risiko sosial, termasuk prestasi sekolah
lebih rendah, penahanan, kehamilan remaja, dan pengangguran dewasa, Anak yang
lahir dari orang tua remaja memiliki prestasi sekolah yang lebih rendah dan tinginya
angka putus sekolah. Masa remaja mereka menjadi terkurung, memerlukan bantuan
dan menjadi pengangguran.
Infeksi inenular seksual (IMS) adalah akibat lain dari perilaku seksual berisiko.
IMS termasuk human papillomavirus (HPV). Chlamydia trachomatis, virus herpes
simpleks tipe 2 (HSV-2), human immunodeficiencyvirus/acquiredimmunodeficlency
syndrome (HIV I AIDS), hepatitis B. gonorrhea, sifilis, dan trikomoniasis vagina.
Remaja lebih sering terkena IMS dibandingkan orang dewasa (CDC 2011). Untuk
beberapa inteksi, seperti Chlamydia trachomatis, perbedaan mungkin karena
kerentanan fisiologis. Hambatan dalam perawatan kesehatan seperti kurangnya
transportasi, kekhawatiran tentang kerahasiaan, dan kurangnya akses ke pelayanan
kesehatan juga berpengaruh terhadap tingginys prevalensi IMS di kalangan remaja.
IMS mungkin tanpa gejala pada laki-laki dan perempuan.
IMS mempunyai tanda dan gejalayang jelas dan dapat bertahan lama sehingga
menyebabkan perempuan berisiko tinggi terhadap kanker serviks, penyakit radang
panggul, kehamilan ektopik, dan infertilitas. IMS tidak hanya berpengaruh terhadap
kesehatan perempun terutama jika infeksi tidak diobati, tapi jika bayi lahir dari
seorang perempuan dengan IMS akan berisiko infeksi dan dapat menderita dalam
jangka panjang. Untuk remaja yang aktif secara seksual dan wanita hamil dianjurkan
untuk konseling rutin dan tes sukarela. Dua vaksin (Cervarix dan Gardasil) dapat
melindungi wanita terhadap jenis HPV yang menyebabkan kanker serviks, dan
direkomendasikan untuk remaja wanita berumur 11 dan 12 tahun. Gardasil juga
dianjurkan untuk anak laki-laki 11- 21 tahun, Cara pencegahan HIV, IMS lain, dan
kehamilan yang 100 persen efektif adalah dengan cara menghindari hubungan seks
melalui vaginal, anal dan oral. Model pencegahan primer yang paling berhasil adalah
dengan cara berdasarkan bukti dan disesuaikan dengan kebutuhan individu
masyarakat. Komponen program tersebut dapat mencakup sebagai berikut:
1) Promosí hindari berhubungan seks
2) Pendidikan tentang kontrasepsi dan ketersediaan
3) Pendidikan Seks
4) Pengembangan karakter
5) Pengembangan keterampilan pemecahan masalah
6) Program konseling sebaya
7) Strategi untuk memastikan keberhasilan sekolah
8) Remaja
9) Pelatihan kerja
Upaya tersebut akan lebih berhasil ketika ada kemitraan antara orang tua,
remaja, dan lembagauntuk kesehatan, sosial, dan pemerintah. Perawat yang bekerja
dalam organisasi tersebut dapat memainkan peran kepemimpinan dalam
mengembangkan program- program masyarakat untuk pencegahan perilaku
pendidikan, agama, pelayanan seksual berisiko pada remaja
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Anak Dan Remaja
Remaja sama halınya dengan kelompok usia lainnya, faktor sosial dan nonmedis
sangat menentukan kesehatan anak-anak. Anak-anak bergantung pada keluarga atau
pengasuh untuk kesehatan mereka dan kesejahteraan mereka Oleh karena itu faktor-
faktor berikut secara signifikan mempengaruhi kesehatan fisik anak-anak, kesehatan
mental, dan kesejahteraan secara keseluruhan:
a. Orang tua atau pengasuh, pendapatan, pendidikan, dan stabilitas
b. Keamanan dan keselamatan rumah
c. Masalah gizi dan lingkungan
d. Akses penggunaan dan pelayanan kesehatan
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ancaman terbesar bagi kesehatan anak. Faktor yang terkait dengan
kemiskinan meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan, dan orangtua tunggal. Bahkan
jika orang tua memiliki pekerjaan penuh-waktu, tingkat yang rendah membuat anak-
anak mereka rentan terhadap kemiskinan. Demikian juga, anak-anak di rumah tangga
yang dikepalai oleh orangtua tunggal (biasanya ibu) jauh lebih mungkin untuk hidup
dalam kemiskinan dan dengan demikian memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.
Kemiskinan tidak selalu menempatkan anak pada risiko; Namun, anak-anak miskin
menghadapi risiko kesehatan dan sosial ekononi yang dapat memperberat kemiskinan
(Federal Interagency Forum on Child and Family Statistics, 2013);
a. Anak-anak miskin kurang memiliki akses terhadap makanan bergizi, tempat
tinggal, dan perawatan kesehatan.
b. Anak-anak miskin sering kehilangan kesempatan seperti sekolah yang baik,
perpustakaan, dan sumber daya masyarakat lainnya.
c. Kematian akibat cedera yang tidak diinginkan, penganiayaan anak,
pembunuhan, IMS, dan penyakit menular (termasuk AIDS) lebih umum di
antara anak-anak miskin.
d. Banyak anak-anak miskin tinggal di perumahan di bawah standar, memiliki
stras di rumah, obat- obatan dan kejahatan, dan kurangnya role model yang
positif dan matang.
e. Anak-anak miskin yang merasa putus asa tentang masa depan
f. Anak-anak miskin sering menderita berat badan lahir rendah, asma, kerusakan
gigi, kadar timbal dalam darah tinggi, ketidakmampuan belajar, dan remaja
hamil di luar nikah (belum menikah telah melahirkan anak)
g. Anak-anak miskin lebih cenderung untuk sering bergerak, ketidakstabilan
perumahan. dan kondisi hidup yang ekstrim dari anak-anak miskin yang tidak
punya rumah atau migran biasanya menambah masalah kesehatan mereka.
Beban sosial dan ekonomi ini dapat menyebabkan orang tua atau pengasuh
dapat mengabaikan hal-hal lain, seperti menyediakan sarapan bergizi sebelum
sekolah, menjaga anak, dan imunisasi selesai sesuai jadwal. Hal ini dapat
menyebabkan rasa putus asa dan di kalangan orang tua dan anak-anak, yang
sangat menghambat perilaku sehat. Faktor-faktor ini jelas meningkatkan risiko
kesehatan fisik dan emosional anak.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit lebih penting dan hemat biaya untuk
anak-anak daripada untuk kelompok usia lainnya. Perawatan kesehatan primer dan
intervensi dini untuk anak-anak dan keluarga dapat membantu mencegah masalah biaya,
penderitaan, dan potensi manusia hilang.
a. Intervensi klinis
b. Upayakesehatan masyarakat yang mengidentifikasi tren dan mengembangkan
populasi berbasis, masyarakat luas, atau strategi individu untuk mempengaruhi
mereka
c. Usaha filantropis yang mendanai inisiatif di masyarakat, negara, dan regional Inisiatif
kebijakan publik yang membuat atau memperbaiki program publik atau memberikan
insentif bagi entitas nonpemerintah untuk mengatasi masalah yang teridentifikas
BAB III
STUDY KASUS
5. Ekonomi
a) Observasi: berdasarkan hasil observasi anak remaja RW 06 sebagian besar
remaja tidak memiliki penghasilan dan belum memiliki penghasilan sendiri
dan masih bergantung pada orang tua karena mereka masih sekolah.
b) Wawancara: dari hasil wawancara dengan orang tua pendapatan mereka
bekerja sebagai PNS, pegawai swasta, wiraswasta dan pedagang.
c) Data sekunder/angket:
Pekerjaan Jumlah
PNS 35%
Pegawai swasta 30%
Wiraswasta 20%
Pedagang 15%
Jumlah 100 %
I. ANALISA DATA
No Data Masalah
Observasi : berdasarkan hasil observasi
1 Ketidakefektifan
terdpt perumahan warga yang padat dan
pemeliharaan
lapangan untuk berolahraga tetapi kurang
kesehatan
dimanfaatkan
Wawancara : berdasarkan hasil wawancra
oleh warga setempat bahwa tidak berjalannya
kader karang taruna yang menyebabkan
kegiatan - kegiatan dan menyebabkan
kurangnya interaksi antara warga.
2 Observasi : dari hasil observasi yang telah Perilaku kesehatan
dilakukan ditemukan adanya tempat hiburan cenderung berisiko
malam diwlyah tersebut.
Wawancara : dari hasil wawancara yang
telah dilakukan bahwa anak remaja selalu
mengadakan perkumpulan dan sudah tedapat
4 kasus narkoba pada anak remaja di RW 06.
II. SKORING MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
1 Ketidak 3 3 3 5 14
efektifan
pemeliharaan
kesehatan
2 Perilaku 3 3 2 6 14
kesehatan
cenderung
berisiko
B. SARAN
Dari penjelasan di atas telah diketahui Asuhan keperawatan kelompok usia anak
sekolah dan remaja Maka dari itu kami berharap sekiranya makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan kita. Begitu pula dalam penyusunan makalah ini kami sangat
mengharapkan saran ataupun kritikan yang membangun. Agar kedepannya dalam
penulisan makalah kami bisa menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar limu Kesehatan Anak Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Buku Pedoman Standar
Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak.
Maharsani Anindyajati, C.M.K. (20160. Peran Harga Diri Terhadap Asertiivitas Remaja
Penyalahgunaan Narkoba (Penelitian Pada Remaja Penyalahgunaan Narkoba Di Tempat –
Tempat Rehabilitas Penyalahgunaan Narkoba). Jurnal psikolog Vol, 2(1),49.
Tanggal dikumpul :
Dosen pengampu : Ani Aulia Ilmi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kom
Tanda tangan :
1. Slamet Rudianto
2. Israwati
3. Kaizar Agus
4. Arfiah Akram
Format Penilaian Makalah
Tanggal dikumpul :
Dosen pengampu : Ani Aulia Ilmi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kom
Tanda tangan :
5. Slamet Rudianto
6. Israwati
7. Kaizar Agus
8. Arfiah Akram
Format Penilaian Presentasi
Tanggal dikumpul :
Dosen pengampu : Ani Aulia Ilmi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kom
9. Slamet Rudianto
10. Israwati
11. Kaizar Agus
12. Arfiah Akram