Anda di halaman 1dari 27

TEORI PASAR MODAL

EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK & REGULASI TERKAIT


PERUSAHAAN EFEK

Disusun oleh:

Kelompok 4

Ni Putu Indah Berliana (1807531014)


Ni Kadek Melina Pebriyanti (1807531015)
I Gusti Agung Candrika Mahadewi (1807531017)
Ni Putu Ayu Liony Krishna Devi (1807531025)
Anak Agung Sagung Dewi Laksmi (1807531028)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
MATERI POKOK:

A. Penawaran Umum/Go Public


B. Emiten
C. Saham
D. Perusahaan Publik
E. Jenis-Jenis Aksi Korporasi
F. Definisi Regulasi Terkait Perusahaan Efek
G. Jenis Perusahaan Efek Berdasarkan Kepemilikan
H. Kegiatan yang Dilakukan Perusahaan Efek
I. Larangan Bagi Perusahaan Efek
J. Pengendalian dan Perlindungan Efek yang Disimpan oleh Perusahaan Efek
K. Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara
Prdagangan Efek

PEMBAHASAN:
A. PENAWARAN UMUM/GO PUBLIC
1. Definisi
Penawaran Umum adalah Kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam suatu undang-
undang yaitu UU No.8 Tahun 1995. Penawaran Efek ini dilakukan dalam wilayah
Republik Indonesia atau kepada warga negara Indonesia dengan menggunakan media
massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) Pihak atau telah dijual kepada
lebih dari 50 (lima puluh) Pihak dalam batas nilai serta batas waktu tertentu.

2. Tujuan
Berikut adalah tujuan dari dilakukannya penawaran umum / going public diantaranya
sebagai berikut:
a. Sarana untuk tingkatkan permodalan (fund raising).
b. Value of the firm.
c. Meningkatkan tata kelola perusahaan.
d. Mendapatkan insentif PPh 5% dengan syarat tertentu.
e. Meningkatkan modal pasar perusahaan.
f. Memberikan likuiditas para pemegang saham.
g. Pemegang Sama cenderung menjadi konsumen pada produk perusahaan.
h. Memungkinkan untuk pendiri melakukan diversifikasi usaha.
i. Memungkinkan masyarakat mengetahui nilai perusahaan dari kekuatan tawar
menawar saham.
j. Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi) dengan mencari dana dari
lembaga keuangan keuangan lain tanpa melepaskan saham.
k. Mendapatkan dana untuk perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha dan
memperbaiki struktur modal perusahaan.
l. Meningkatkan nilai perusahaan (shareholder value).
m. Melepaskan sahamnya agar mendapatkan keuntungan (divestasi).

3. Manfaat
Adapun manfaat dari dilakukannya penawaran umum / going public diantaranya sebagai
berikut:
a. Memperoleh dana murah dan basis pemodal yang sangat luas untuk keperluan
penambahan modal, yang tentunya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan
pengembangan usaha, membiayai berbagai rencana investasi termasuk proyek yang
memiliki risiko tinggi. Dengan melakukan penawaran umum, maka perusahaan dapat
memperoleh dana dalam jumlah yang besar dan diterima sekaligus dengan cost of
fund yang relatif lebih kecil dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Selain
itu di masa mendatang, perusahaan juga dapat melakukan secondary offering tanpa
batas.
b. Memberikan likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang
merupakan nilai ekonomis dari para pendiri (founder). Melalui mekanisme pasar ini,
para pemegang saham pendiri setiap saat bisa menjual sebagian atau seluruh
sahamnya (likuiditas). Melalui penjualan saham kepada publik perusahaan
berkesernpatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok (supplier) dan
pernbeli (buyer) untuk turut rnenjadi pemegang saham perusahaan, individu tersebut
akan cenderung menjadi konsumen yang setia kepada produk perusahaan, karena
adanya rasa ikut memiliki perusahaan (sense of belonging). Misalnya melalui bonus
tahunan yang dilakukan oleh perusahaan publik piranti lunak komputer (software)
Microsoft Corporation di AS.
Dengan demikian, hubungan yang akan terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis
tetapi berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi tingkat kualitas dan
loyalitasnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka sebagai salah satu pemegang
saham akan memberikan komitmen yang lebih tinggi untuk turut serta membantu
pengembangan perusahaan di masa Depan.
c. Mengangkat pandangan masyarakat umum terhadap perusahaan sehingga menjadi
incaran para professional sebagai tempat untuk bekerja. Daya tarik para professional
maupun manajer perusahaan publik adalah kelangsungan hidup lebih terjamin dan
evaluasi jenjang karir yang lebih objektif. Disamping itu, proses suksesi manajemen
perusahaan publik akan berjalan lebih mudah dan lancar serta transparan. Apalagi ada
perusahaan yang menawarkan program ESOP (Employee Stock Ownership Program)
yaitu suatu program dalam bentuk pemberian kesempatan kepada karyawan untuk
memiliki saham perusahaan.
d. Peningkatan Kemarnpuan Going Concern
Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kernampuan untuk tetap dapat
bertahan dalam kondisi apapun terrnasuk dalam kondisi yang dapat mengakibatkan
bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran hutang kepada
pihak ketiga, perpecahan di antara para pernegang saham pendiri, atau bahkan karena
adanya perubahan dinamika pasar yang dapat rnempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya. Dengan melakukan penawaran umum,
kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya akan
jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tertutup.
B. EMITEN
1. Definisi
a. Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek, baik efek yang bersifat
ekuitas (saham), efek yang bersifat hutang (obligasi), efek yang bersifat syariah
(sukuk).
b. Emiten saham adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek bersifat
ekuitas/saham.
c. Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi.
Dalam hal ini, Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran
Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat
berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi.

Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Jenis Efek yang lain
adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara penerbitannya sesuai
dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan penawaran
Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk. Yang dapat melakukan
penawaran umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran
kepada OJK (d/h Bepepam & LK) untuk menawarkan atau menjual Efek kepada
masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif).

Emiten wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan


Penawaran Umum dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran
sebagai Perusahaan Publik. Atas Pernyataan Pendaftaran tersebut, Otoritas Jasa
Keuangan (dahulu Bapepam-LK) memberikan pernyataan efektif yang menunjukkan
kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur dan persyaratan atas Pernyataan
Pendaftaran yang diwajibkan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Pernyataan
efektif tersebut bukan sebagai izin untuk melakukan Penawaran Umum dan juga bukan
berarti bahwa Otoritas Jasa Keuangan menyatakan informasi yang diungkapkan Emiten
atau Perusahaan Publik tersebut adalah benar atau cukup.

2. Prospektus Dan Pengumuman


Mekanisme penawaran umum perdagangan saham perdana disebut dengan istilah
IPO (Initial Public Offering). Dalam IPO, ada yang disebut prospektus. Prospektus
adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar
pihak lain membeli efek tersebut (Pasal 1 angka 26 UUPM). Isi Prospektus terdiri dari:
a. Informasi yang terkait dengan go public, meliputi:
1. Syarat pemesanan efek.
2. Masa penawaran efek.
3. Bursa efek tempat listing.
4. Profesi dan lembaga penunjang.
5. Jumlah dan harga efek yang ditawarkan, dan sebagainya
b. Aspek Hukum
1. Status badan hukum perusahaan.
2. Status hukum pemilikan kekayaan perusahaan.
3. Status perjanjian dengan pihak lain.
4. Status sengketa hukum yang dihadapi perusahaan, dan sebagainya
c. Aspek Usaha
1. Kegiatan produksi/operasi perusahaan.
2. Risiko usaha.
3. Lingkungan industri, persaingan, pertumbuhan dan sebagainya.
d. Aspek Keuangan/Akuntansi
1. Analisa dan pembahasan oleh manajemen atas laporan keuangan dan informasi
relevan lainnya.
2. Penyajian laporan keuangan (Neraca, Laporan Laba Rugi, Arus Kas, Perubahan
Ekuitas dan sebagainya.
e. OJK memastikan bahwa prinsip keterbukaan terpenuhi
Tidak menyatakan kebenaran informasi atau dokumen; hanya wajib memperhatikan
kelengkapan, kecukupan, obyektivitas, kejelasan, dan kemudahan dimengerti. Hal ini
sejalan dengan Peraturan Bapepam IX.C.2, IX.C.3, IX.C.8, IX.C.9 dan IX.C.10) Dan
setiap prospektus yang dikeluarkan dalam penawaran umum dilarang memuat
keterangan yang tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat keterangan
yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan
gambaran yang menyesatkan. (Pasal 78 UU PM No.8 tahun 1995)

Pendaftaran dan Pencatatan Saham Go Public


Tahap selanjutnya, perusahaan yang sudah terdaftar atau disebut juga emiten
dapat mencatatkan sahamnya di bursa efek, sebagai kelanjutan dan kontrak pendahuluan
yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah pencatatan saham-saham emiten di bursa efek,
perdagangan saham di pasar sekunder tersebut, dapat langsung ditransaksikan. Tetapi,
selama belum dicatatkan, saham ini belum dapat diperdagangkan di bursa.

Berikut adalah beberapa cara pencatatan saham ke bursa, diantaranya sebagai berikut:
a. Pencatatan saham yang dapat dilakukan pada satu bursa disebut “single listing”
b. Pencatatan saham yang dapat dilakukan pada dua bursa disebut “dual listing”.
c. Jika sisa saham, dicatatkan di bursa secara sekaligus, disebut “company listing”.
d. Jika sisa saham yang dicatatkan secara sebagian-sebagian (partial), disebut “partial
listing”.
Pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum maupun sebagai perusahaan
publik telah dinyatakan efektif oleh OJK.

C. SAHAM
1. Definisi Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai:
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya
c. Persediaan aset yang siap untuk dijual
2. Dividen
Dividen adalah keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham. Dividen merupakan
pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang
dimiliki. Pembayaran dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai (cash) namun ada juga
pembayaran dividen dilakukan dalam bentuk saham dan property. Ada beberapa jenis
pembayaran dividen:
a. Dividen tunai (cash dividen)
Merupakan dividen yang dibayarkan dalam jangka waktu tertentu dan dividen
tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi
jumlahnya tergantung pada keuntungan perusahaan. Dividen ini dikenai pajak pada
tahun pembayarannya.
b. Dividen saham (stock dividens)
Merupakan pembagian dividen yang cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam
bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah
saham yang dimiliki.
c. Dividen property (property dividen)
Merupakan pembagian laba perusahaan dengan mendistribusikan keuntungan
perusahaan dalam bentuk property atau barang.
d. Dividen likuidasi (liquidating dividen)
Merupakan distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang saham dalam hal
perusahaan tersebut dilikuidasi

3. Pembahasan dalam RUPS dan RUPSLB


a. RUPS
RUPS merupakan salah satu organ penting dalam perusahaan yang bertugas
menentukan kebijaksanaan perusahaan secara umum.
Pembahasan Umum dalam RUPS:
1. Pembagian dividen pada akhir tahun
2. Kebijakan untuk melakukan ekspansi perusahaan
3. Kebijakan penambahan dana dengan cara menjual obligasi atau meminjam ke
perbankan
4. Kebijakan perusahaan untuk menambah utang pada tahun depan karena
perusahaan berniat untuk mengeluarkan produk baru

b. RUPSLB
RUPS Luar Biasa adalah salah satu jenis RUPS yang dapat diselenggarakan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan perusahaan. Penyelenggaraan RUPS Luar Biasa
jelas berbeda dengan RUPS Tahunan dalam segi waktu, di mana RUPS Tahunan
hanya setahun sekali, sedangkan RUPS Luar Biasa bisa beberapa kali dalam
setahun sesuai dengan kepentingan perusahaan.
RUPS Luar Biasa diselenggarakan untuk membahas hal-hal krusial terkait dengan
perusahaan yang membutuhkan persetujuan dari pemegang saham.
Pembahasan Umum dalam RUPSLB:
1. Pergantian direksi dan manajer secara tiba-tiba
2. Penerbitan right issue
3. Adanya direksi atau salah satu manajer yang memegang posisi penting terlibat
dalam tindak kriminal dan itu mampu mempengaruhi harga saham, dalam
artian nilai saham perusahaan mengalami penurunan yang signifikan.
4. Terjadi demonstrasi besar-besaran dari para buruh dan permasalahannya telah
berlarut-larut tidak ada penyelesaian yang konkrit.

4. Penentuan Saham Naik Turun


Ada beberapa situasi dan kondisi yang menentukan suatu saham itu akan mengalami
fluktuasi, yaitu:
a. Kondisi mikro dan makro ekonomi
b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha), seperti
membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office)
baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri
c. Pergantian direksi secara tiba-tiba
d. Adanya direksi atau pihak komisaris yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah
masuk ke pengadilan.
e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya
f. Risiko sistematis yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah
ikut menyebabkan perusahaan terlibat
g. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual-beli
saham

D. PERUSAHAAN PUBLIK
Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya Rp3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau memiliki jumlah pemegang saham dan
modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Berdasarkan pengertian di atas, penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan
melalui pasar perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas selama
beberapa hari saja. Penawaran efek pada pasar perdana ditetapkan bersama antara Emiten
dengan Penjamin Pelaksana Emisi. Apabila pasar perdana telah berakhir, selanjutnya
pemodal dapat memperjualbelikan kembali efeknya pada saham sekunder (bursa).
Pembentukan harga di bursa didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran yang
berlaku dalam Peraturan Bapepam Nomor IX A.8 tentang Prospektus Awal dan Info Memo.
Perbedaan antara Emiten dan Perusahaan Publik adalah Emiten adalah Pihak yang
melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-
undang yang berlaku. Berbeda dengan Perusahaan Publik yang bukan secara sengaja
melakukan penawaran efek kepada masyarakat pada suatu penawaran umum.
Suatu perusahaan dapat menjadi Perusahaan Publik karena perusahaan tersebut
memenuhi kriteria tertentu seperti yang ditetapkan oleh UUPM atau karena berjalannya
waktu atau secara turun-temurun. Misalnya Perusahaan yang dimiliki oleh satu keluarga
sehingga pada akhirnya jumlah pemegang saham bisa mencapai 300 orang. Atau di sisi lain
karena pemiliki perusahaan membagikan sahamnya kepada pegawai yang berprestasi secara
perlahan-lahan sehingga akhirnya mencapai jumlah 300 pemegang saham.
Perusahaan Publik (public company) dapat juga diartikan sebagai suatu perseroan
yang telah Go Publik atau telah melakukan penawaran umum atau telah melakukan penjualan
saham kepada masyarakat, walaupun jumlah kepemilikan saham emiten setelah penawaran
umum menjadi di bawah 50%, namun ada emiten yang melakukan penawaran umum saham
hanya sebesar 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, atau dalam
kata lain publik atau masyarakat hanya memiliki porsi kepemilikan sebesar 10%.

E. JENIS-JENIS AKSI KORPORASI


Aksi korporasi (coorporate action) adalah langkah atau tindakan yang diambil oleh
perusahaan yang berdampak langsung terhadap kepemilikan saham para pemegang saham
(investor). Aksi korporasi adalah sebagai berikut:
1. Penambahan Modal
Penambahan modal terbagi atas dua jenis, yakni penambahan modal dengan hak
memesan efek terlebih dahulu dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih
dahulu.
a. Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) adalah hak yang melekat
pada saham yang memberikan kesempatan pemegang saham yang bersangkutan
untuk membeli saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya baik yang dapat
dikonversikan menjadi saham atau yang memberikan hak untuk membeli saham,
sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Apabila perusahaan terbuka bermaksud untuk
melakukan penambahan modal dengan HMETD, maka Perusahaan Terbuka tersebut
wajib memberikan HMETD kepada setiap pemegang saham sesuai dengan rasio
tertentu terhadap persentase kepemilikan sahamnya.
HMETD atau right issues dilakukan oleh perusahaan denga tujuan untuk
menghemat biaya emisi, menambah modal perusahaan atau memperkuat modal
perusahaan dan menambah jumlah saham yang beredar.

b. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu


Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau
disingkat PMTHMETD adalah aksi penambahan modal dengan cara menerbitkan
saham baru oleh perusahaan yang penjualannya langsung ditargetkan ke investor
besar atau grup investor, tanpa melalui transaksi regular di bursa saham.
Tujuan utama PMTHMETD atau private placement adalah menambah modal
perusahaan yang dapat digunakan untuk ekspansi, pembayaran hutang, atau
pembayaran operasional perusahaan lainnya. Private placement juga bisa digunakan
untuk merekrut investor strategis yang dapat membantu jalan dan perkembangan
perusahaan.

2. Transaksi Lainnya
Jenis aksi korporasi pada transaksi lainnya adalah sebagai berikut:
a. Transaksi Material
Transaksi material adalah setiap:
1. penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu;
2. pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha;
3. sewa menyewa aset;
4. pinjam meminjam dana;
5. menjaminkan aset; dan/atau
6. memberikan jaminan perusahaan;
dengan nilai 20% (dua puluh perseratus) atau lebih dari ekuitas Perusahaan, yang
dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan
atau kegiatan tertentu.

b. Transaksi Afiliasi
Menurut Peraturan Nomor IX.E.1 Pasal 1 huruf D tentang Transaksi Afiliasi
dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, transaksi afiliasi adalah transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan terkendali dengan Afiliasi dari
perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau
pemegang saham utama perusahaan. Perusahaan terkendali adalah perusahaan yang
dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan.
Kewajiban perusahaan atas transaksi afiliasi adalah sebagai berikut:
1. Mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat
2. Menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada OJK,
paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya Transaksi.

c. Transaksi Benturan Kepentingan


Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis
perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan dimaksud.
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan adalah transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan terkendali dimana seorang direktur,
komisaris, pemegang saham utama mempunyai benturan kepentingan. Transaksi yang
mengandung benturan kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui oleh para
Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu
dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Persetujuan mengenai hal tersebut harus
ditegaskan dalam bentuk akta notariil.

d. Perubahan Kegiatan Usaha Utama


Perubahan Kegiatan Usaha Utama diatur didalam diatur dalam peraturan
IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib terlebih
dahulu memperoleh persetujuan RUPS. Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus
mengenai pembahasan studi kelayakan tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama
perusahaan tersebut.

e. Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (Akuisisi)


Pengambilalihan Perusahaan Terbuka adalah tindakan baik langsung maupun
tidak langsung, yang mengakibatkan perubahan Pengendali. Pengendali adalah pihak
yang baik langsung maupun tidak langsung memiliki saham Perusahaan Terbuka
lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh saham dengan hak suara yang telah
disetor penuh atau mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijakan
Perusahaan Terbuka.
f. Penawaran Tender (Tender Offer)
Dalam perkembangannya, terdapat dua macam penawaran tender, yakni
penawaran tender wajib dan penawaran tender sukarela. Penawaran tender wajib
adalah penawaran untuk membeli sisa saham Perusahaan Terbuka yang wajib
dilakukan oleh pengendali baru. Sedangkan penawaran tender sukarela adalah
penawaran yang dilakukan secara sukarela oleh pihak untuk memperoleh Efek
Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan Sasaran dengan cara pembelian
atau pertukaran dengan Efek lainnya melalui Media Massa.

g. Penggabungan (Merger)
Penggabungan usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu)
Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada
danselanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.

h. Kuasi Reorganisasi
Kuasi Reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi nyata (true
reorganisation atau corporate restructuring) yang dilakukan dengan menilai kembali
akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba
negatif.

F. DEFINISI REGULASI TERKAIT PERUSAHAAN EFEK


Menurut Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Pasar Modal, Perusahaan Efek adalah
pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek (underwriter), Perantara
Pedagang Efek(broker-dealer), dan atau Manajer Investasi (fund manager /Investment
company). Suatu Perusahaan Efek dapat melakukan salah satu kegiatan usaha dari ketiga
kegiatan tersebut, namun dapat juga melakukan beberapa atau bahkan ketiga kegiatan usaha
tersebut. Hal tersebut tergantung dari kemampuan permodalan dan kesiapan sumberdayanya.
G. JENIS PERUSAHAAN EFEK BERDASARKAN KEPEMILIKAN
Jenis perusahaan efek berdasarkan kepemilikan yakni:
1. Menurut PP No.45 Tahun 1995
Perusahaan Efek dapat berbentuk :
a. Perusahaan Efek nasional, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan
WNI dan atau badan hukum Indonesia;
b. Perusahaan Efek patungan, yang sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan WNI,
badan hukum Indonesia dan atau badan hukum asing yang bergerak di bidang
keuangan.

2. Menurut POJK No. 20/POJK.04/2016


Bentuk dari Perusahaan Efek menurut POJK ini sama seperti PP No 45 Tahun 1995.
Presentase Kepemilikan Saham Perusahaan Efek Patungan:
a. Dimiliki oleh Badan Hukum Asing yang bergerak di bidang jasa keuangan selain
sekuritas paling banyak 85% (delapan puluh lima persen) dari Modal Disetor
b. Dimiliki oleh Badan Hukum Asing yang bergerak di bidang sekuritas yang telah
memperoleh negara asalnya paling banyak 99% ( sembilan puluh sembilan persen)
dari modal disetor.

H. KEGIATAN YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN EFEK


Ada 3 kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan efek, yaitu:
1. Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer)
Perusahaan Efek yang berlaku sebagai Perantara Pedagang Efek melakukan kegiatan
usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain (seperti investor, reksa
dana, perusahaan asuransi, dan dana pensiun) yang dapat dilakukan di Bursa Efek
maupun melalui tarnsaksi OTC (Over-the-Counter). Anggota Bursa Efek adalah
Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai
hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan
Bursa Efek.
2. Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Perusahaan Efek yang berlaku sebagai Penjamin Emisi Efek melakukan kontrak dengan
calon Emiten dalam melaksanakan Penawaran Umum Saham (Initial Public
Offering/IPO), dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual
3. Manajer Investasi (Fund Manager, Investment Company)
Perusahaan Efek yang berlaku sebagai Manajer Investasi melakukan kegiatan kegiatan
usaha mengelola portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola Portofolio Investasi
Kolektif untuk sekelompok nasabah (kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan
bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya). Saat ini Manajer Investasi dikenal luas
oleh masyarakat sebagai pihak yang mengelola Reksa Dana yang telah banyak dijual
melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).
I. LARANGAN BAGI PERUSAHAAN EFEK
Ada 4 larangan terkait dengan perusahaan efek, yaitu:
1. Larangan terkait Perizinan
Perseroan yang memperoleh izin usaha Perusahaan Efek sebagai Penjamin Emisi Efek
dilarang melakukan kegiatan usaha selain kegiatan usaha sesuai izin usaha yang dimiliki.

2. Larangan terkait Kepemilikan


a. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE dilarang
mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki oleh perseroan lain
yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perusahaan
Efek dimaksud. Namun hal ini tidak berlaku apabila perusahaan efek dimaksud
dilakukan dalam kedudukannya sebagai emiten kepada:
- Perusahaan Efek lain, yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah
dimiliki oleh Perusahaan Efek dimaksud, yang melaksanakan kewajiban
pembelian saham dalam penjaminan emisi Efek atas Penawaran Umum Efek
bersifat ekuitasnya.
- Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki
oleh Perusahaan Efek

b. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan saham Perusahaan Efek
yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE dilarang berasal dari:
- Pinjaman atau utang dalam bentuk apapun dari pihak manapun; dan/atau
- Tujuan pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.

3. Larangan terkait Pengendalian


Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE yang menjadi
pemegang saham Bursa Efek dan afiliasinya baik sendiri maupun bersama dilarang
mempunyai hubungan dengan Perusahaan Efek lain yang melakukan kegiatan usaha
sebagai PEE atau PPE yang juga menjadi pemegang saham Bursa Efek yang sama
melalui:
- Kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, 20% (dua puluh persen) atau
lebih saham Perusahaan Efek lain dimaksud yang mempunyai hak suara; atau
- Pengendalian di bidang pengelolaan dan/atau kebijakan Perusahaan Efek lain
dimaksud, baik langsung maupun tidak langsung.

4. Larangan terkait Anggota Direksi & Komisaris


a. Untuk Direksi, dilarang bekerja pada perusahaan atau institusi lain dalam jabatan
apapun kecuali sebagai anggota Dewan Komisaris Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
b. Untuk Komisaris, dilarang bekerja dalam jabatan apapun pada Perusahaan Efek lain
yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang
Efek, atau Manajer Investasi
J. PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN EFEK YANG DISIMPAN OLEH
PERUSAHAAN EFEK
Pengaturan mengenenai Pengendalian dan Perlindungan Efek yang disimpan oleh
Perusahaan efek ini diatur dalam Peraturan BAPEPAM No. V.D.4
1. Kewajiban Perusahaan Efek untuk menempatkan Efek Nasabah Dalam
Pengendalian Langsung Perusahaan Efek:
a. Perusahaan Efek wajib untuk mengambil tindakan yang cepat dan efektif untuk
menjaga agar Efek yang ada dalam Posisi Long rekening Efek nasabah berada dalam
pengendalian langsung Perusahaan Efek.
b. Efek Bebas yang bukan Efek dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek sesudah
periode 5 (lima) hari kerja harus diganti dengan Efek yang dibeli oleh Perusahaan
Efek.
c. Perusahaan Efek dimungkinkan untuk memperpanjang waktu 5 (lima) hari kerja
untuk membeli Efek, dengan ketentuan bahwa:
1. Perusahaan Efek telah menyisihkan uang sejumlah nilai pasar wajar Efek yang
belum berada dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek tersebut dan ada
dalam rekening khusus di bank atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan
pemegang rekening untuk menjamin Efek Bebas yang bukan Efek dalam
pengendalian langsung Perusahaan Efek; dan
2. Perusahaan Efek telah secara aktif dan terus menerus melakukan tindakan terbaik
dan benar untuk memastikan Efek dimaksud dalam pengendalian langsung
Perusahaan Efek.

2. Perlindungan Efek Nasabah:


a. Perusahaan Efek tidak dapat menggunakan Efek nasabah untuk jaminan penyelesaian
kewajiban Perusahaan Efek kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan kecuali apabila
disetujui oleh nasabah yang bersangkutan dengan perjanjian khusus yang jelas dan
terpisah dari perjanjian lainnya.
b. Perjanjian khusus diatas wajib mengikuti ketentuan dalam angka 7 huruf b butir 4)
Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Internal Perusahaan
Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek.
c. Dalam hal nasabah menyetujui penggunaan Efek nasabah sebagai Efek Jaminan maka
Perusahaan Efek wajib membuka Sub Rekening Efek Jaminan atas nama nasabah
dimaksud dan menempatkan Efek Jaminan tersebut dalam Sub Rekening Efek
Jaminan pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
d. Apabila terdapat nasabah umum yang mendapatkan penjatahan Efek pada Penawaran
Umum, dan belum memiliki rekening Efek, maka nasabah dimaksud wajib membuka
rekening Efek sehingga menjadi nasabah pemilik rekening,
e. Perusahaan Efek wajib:
1. Membuka Sub Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas
nama nasabah dimaksud; dan
2. Memindahbukukan Efek milik nasabah dimaksud ke dalam Sub Rekening Efek
nasabah sesuai dengan tanggal distribusi yang ditentukan Emiten.
3. Perusahaan Efek wajib memberikan akses informasi kepada nasabahnya yang
memungkinkan nasabahnya dapat secara langsung memonitor mutasi dan/atau
saldo Efek dan/atau dana yang disimpan pada Sub Rekening Efek atas nama
nasabah tersebut pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

K. PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN


KEGIATAN USAHA SEBAGAI PERANTARA PRDAGANGAN EFEK
Peraturan Mengenai Pengendalian Internal Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan
Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek diatur didalam Peraturan BAPEPAM No. V.D.3
1. Fungsi-Fungsi sebagai Perantara Pedagang Efek
a. PPE wajib mempunyai dan melaksanakan paling kurang 6 (enam) fungsi, sebagai
berikut:
1. Fungsi pemasaran;
2. Fungsi manajemen risiko;
3. Fungsi pembukuan;
4. Fungsi kustodian;
5. Fungsi teknologi informasi; dan
6. Fungsi kepatuhan.
b. Apabila PPE ingin memiliki fungsi riset maka fungsi tersebut wajib dipisahkan dari
keenam fungsi diatas.
c. Ketentuan Pemisahan Fungsi
1. Pegawai dilarang merangkap fungsi
2. Apabila Perusahaan Efek (PE) memiliki izin Penjamin Emisi Efek (PEE) atau
Manajer Investasi (MI) selain PPE maka:
a. SOP fungsi-fungsi kegiatan usaha lain tersebut wajib terpisah dari SOP fungsi
PPE
b. Pelaksanaan masing-masing fungsi manajemen risiko, pembukuan, IT,
kepatuhan, dan/atau riset dapat dilakukan oleh satu unit kerja yang
melaksanakan fungsi tersebut.

2. Pelaksanaan Fungsi Perantara Pedagang Efek


a. Fungsi Pemasaran
Tanggung Jawab :
1. Menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah sesuai Peraturan OJK No. 22/POJK.04/
2014
2. Membuat kontrak pembukaan rekening Efek regular dengan nasabah
3. Membuat kontrak pembukaan rekening Efek pembiayaan dengan nasabah untuk
nasabah yang menerima fasilitas pembiayaan (Short Selling) sesuai Peraturan
BAPEPAM No. V.D.6
4. Membuat kontrak pembukaan rekening Efek lainnya dengan Nasabah (jika ada);
5. Menerima pesanan dan/atau instruksi untuk kepentingan nasabah
6. Melakukan Komunikasi dengan nasabah termasuk apabila terdapat
permasalahan dalam sistem Perusahaan Efek

b. Fungsi Manajemen Risiko


Tanggung Jawab :
1. Mengelola management, parameter verifikasi dalam memproses
pesanan/instruksi, dengan ketentuan:
a. Menyusun trading limit yang formulasinya tertuang dalam SOP.
b. Melakukan verifikasi ketersediaan dana/Efek dalam rangka penyelesaian
transaksi.
c. Pelaksanaan fungsi manajemen risiko dapat dilakukan secara manual/sistem
yang terintegrasi.
2. Menyusun SOP terkait dengan transaksi efek yang dilakukan untuk kepentingan
PPE sendiri atau pihak terafiliasi PPE seperti pemegang saham, direksi, pegawai
dan sebagainya, yang mencakup:
a. Mendahulukan pesanan/instruksi nasabah yg tidak terafiliasi.
b. Melaporkan transaksi Efek untuk kepentingan sendiri/afiliasi kepada fungsi
kepatuhan

c. Fungsi Pembukuan
Tanggung Jawab :
1. Mencatat seluruh transaksi yang dilaksanakannya setiap hari sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan Peraturan Bapepam dan LK (OJK)
yang berkaitan dengan hal tersebut
2. Memelihara catatan dan buku perusahaan, antara lain meliputi buku besar
(general ledger) yang wajib memuat rincian tentang Aset, Liabilitas, Modal dan
Pendapatan dan Biaya.
3. Wajib menyimpan catatan tambahan dan dokumen pendukung lainnya

d. Fungsi Kustodian
Tanggung Jawab :
1. Menjalankan kewajiban PPE sebagai Kustodian sebagaimana diatur dalam
Peraturan BAPEPAM No. VI.A.3 tentang Rekening Efek pada Kustodian
2. Melakukan pemeliharaan atas catatan dan buku perusahaan yang meliputi:
a. Rekening Efek (securities accounts)
b. Buku pembantu efek (securities ledger)
c. Buku pembantu dana (fund ledger)
d. Buku pembantu transaksi (transaction ledger)
3. Menerima, menyerahkan, dan menyimpan dana, Efek atau Dokumen terkait
dengan Efek
a. Dana milik nasabah wajib disimpan pada Rekening Bank atas nama masing-
masing nasabah
b. Efek milik nasabah wajib disimpan pada Sub Rekening Efek untuk masing-
masing nasabah
c. Dana/Efek/dokumen wajib direkonsiliasi secara periodik.
4. Melaksanakan proses penyelesaian transaksi Efek, antara lain:
a. Penghitungan hak dan kewajiban penyelesaian transaksi Efek
b. Pemindahan dana/Efek
c. Penyampaian konfirmasi tertulis kepada setiap nasabah
5. Pemeliharaan Catatan/Buku pada Fungsi Kustodian
a. Mendapatkan catatan dan/atau rekaman pembicaraan atas transaksi efek guna
pemeliharaan dan penyelenggaraan catatan/buku PE
b. Pencatatan dapat dilakukan secara manual, elektronik atau cara lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan aturan
c. Harus memiliki pengamanan yang dapat mencegah risiko
pemalsuan/penyalahgunaan
d. Harus mampu memberikan informasi yang cepat, tepat, dan dapat dimengerti
oleh pihak yang berkepentingan atas catatan PE
Menyimpan catatan tambahan/dokumen pendukung lainnya

e. Fungsi Teknologi Informasi


Tanggung Jawab :
1. Melakukan pengujian kapasitas sistem secara periodik
2. Melakukan assessmen atas kinerja dan kelemahan sistem yg digunakan
3. Melakukan pengujian atas keamanan sistem IT secara reguler
4. Menjaga sistem dari gangguan virus
5. Memelihara database dan aplikasi yang dapat digunakan untuk merekonstruksi
transaksi keuangan, antara lain:
a. Sistem log penempatan pembatalan, pelaksanaan dilengkapi catatan waktu
dan nomor referensi yang unik
b. Aktivitas log in dan log out dalam sistem
c. Aktivitas verifikasi ketersediaan dana/efek seperti Penetapan trading limit dan
sebagainya.
d. Pengelolaan password nasabah dan pegawai
Perubahan parameter sistem dan master files

f. Fungsi Kepatuhan
Tanggung Jawab :
1. Menyusun kebijakan dan prosedur fungsi tugas pokok kepatuhan
2. Mengidentifikasi dan memastikan kepatuhan PPE terhadap kebijakan, SOP dan
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
3. Melakukan penanganan dan pengadministrasian pengaduan nasabah dengan
memiliki mekanisme internal dispute resolution
4. Melakukan pengawasan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan)
5. Menyampaikan Laporan secara berkala kepada dewan komisaris dan/ atau direksi
6. Menyediakan bantuan /pelatihan kepada pegawai pada fungsi lain guna
memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

3. Outsourcing Fungsi PPE


PPE dapat melakukan outsourcing fungsi pemasaran, pembukuan, kustodian, dan
fungsi IT. Outsourcing fungsi pemasaran dilakukan dengan mengacu Peraturan
BAPEPAM V.D.9 ttg Pedoman Perjanjian Agen Perusahaan Efek Anggota Bursa efek.
Outsourcing fungsi kustodian hanya dapat dilakukan kepada penyedia jasa yang
merupakan PPE yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah atau bank Kustodian.
PPE hanya dapat menunjuk penyedia jasa yang kegiatan operasionalnya berlokasi di
Indonesia
Sebelum melakukan outsourcing, PPE wajib :
a. Melaporkan informasi rencana Outsourcing kepada OJK.
b. Melakukan due dilligence terhadap penyedia jasa, mencakup:
1. Kemampuan penyedia jasa memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian
2. Faktor opersional dan kemampuan keuangan
3. Faktor reputasi
4. Cakupan asuransi (jika ada)\
5. Potensi benturan kepentingan
6. Kemampuan dan kecukupan sumber daya
c. Melakukan review berkala guna memastikan fungsi tersebut dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan SOP.
PPE bertanggung jawab terhadap fungsi yang di-outsource, yaitu:
a. Memastikan penyedia jasa menjaga kerahasiaan informasi
b. Melapor kepada Bursa (cc OJK) apabila penyedia jasa tidak dapat melakukan
kewajibannya
c. Memastikan bahwa setiap saat OJK/Bursa Efek dapat mengakses pembukuan, catatan
dan dokumen terkait fungsi yg di-outsource.

4. Ketentuan Apabila Terdapat Permasalahan


a. Apabila terdapat permasalahan yang mengakibatkan suatu fungsi tidak beroperasi,
maka PPE wajib menyampaikan laporan kepada Bursa (cc OJK) mencakup:
1. Penjelasan mengenai permasalahan
2. Waktu terjadinya permasalahan
3. Lama terjadinya permasalahan
4. Fungsi yang mengalami permasalahan
5. Keterangan mengenai apakah permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya
6. Dampak permasalahan
7. Langkah-langkah untuk menangani permasalahan
8. Langkah-langkah untuk mencegah permasalahan agar tidak terulang
b. Apabila terdapat permasalahan terkait sistem IT, maka fungsi IT wajib segera
menyampaikan informasi tersebut kepada fungsi pemasaran dan kemudian fungsi
pemasaran meneruskan info tersebut kepada nasabah
c. Perantara Pedagang Efek wajib mempunyai Prosedur mengenai penanganan pesanan
nasabah, penyedia jasa, pihak lain terkait dengan kegiatan usaha Perantara Pedagang
Efek dibekukan untuk sementara.

5. Ketentuan Lainnya
1. Dokumen, rekaman data/pembicaraan dan pencatatan PPE wajib:
a. Disimpan untuk jangka waktu paling kurang 5 tahun dan
b. Pada 2 tahun pertama disimpan pada tempat yang mudah dijangkau
2. Pegawai PPE yang menjalankan masing-masing fungsi dilarang:
a. Melakukan tugas di luar tugas dan tanggung jawab fungsinya
b. Memiliki akses terhadap hardware, software dan dokumentasi unit kerja lain
(kecuali fungsi kepatuhan dalam rangka menjalankan fungsinya)
3. Dewan Komisaris wajib mengawasi pelaksanaan tanggung jawab fungsi kepatuhan
dan menindaklanjuti laporan yang disampaikan fungsi kepatuhan.
DAFTAR PUSTAKA

TICMI- Emiten dan Perusahaan Publik

TICMI WPPE HE Regulasi Terkait Perusahaan Efek

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan


Terbuka

SahamOk. Jenis-Jenis Aksi Korporasi Perusahaan. https://www.sahamok.com/jenis-aksi-


korporasi-perusahaan-publik/. Diakses pada 18 April 2020

Wikipedia. 11 Maret 2020. Dividen. Dikutip pada 20 April 2020 dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Dividen

Wikipedia. 2018. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penambahan_Modal_Tanpa_Hak_Memesan_Efek_Terlebih
_Dahulu. Diakses pada 18 April 2020

Anda mungkin juga menyukai