Disusun oleh:
Kelompok 4
PEMBAHASAN:
A. PENAWARAN UMUM/GO PUBLIC
1. Definisi
Penawaran Umum adalah Kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam suatu undang-
undang yaitu UU No.8 Tahun 1995. Penawaran Efek ini dilakukan dalam wilayah
Republik Indonesia atau kepada warga negara Indonesia dengan menggunakan media
massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) Pihak atau telah dijual kepada
lebih dari 50 (lima puluh) Pihak dalam batas nilai serta batas waktu tertentu.
2. Tujuan
Berikut adalah tujuan dari dilakukannya penawaran umum / going public diantaranya
sebagai berikut:
a. Sarana untuk tingkatkan permodalan (fund raising).
b. Value of the firm.
c. Meningkatkan tata kelola perusahaan.
d. Mendapatkan insentif PPh 5% dengan syarat tertentu.
e. Meningkatkan modal pasar perusahaan.
f. Memberikan likuiditas para pemegang saham.
g. Pemegang Sama cenderung menjadi konsumen pada produk perusahaan.
h. Memungkinkan untuk pendiri melakukan diversifikasi usaha.
i. Memungkinkan masyarakat mengetahui nilai perusahaan dari kekuatan tawar
menawar saham.
j. Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi) dengan mencari dana dari
lembaga keuangan keuangan lain tanpa melepaskan saham.
k. Mendapatkan dana untuk perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha dan
memperbaiki struktur modal perusahaan.
l. Meningkatkan nilai perusahaan (shareholder value).
m. Melepaskan sahamnya agar mendapatkan keuntungan (divestasi).
3. Manfaat
Adapun manfaat dari dilakukannya penawaran umum / going public diantaranya sebagai
berikut:
a. Memperoleh dana murah dan basis pemodal yang sangat luas untuk keperluan
penambahan modal, yang tentunya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan
pengembangan usaha, membiayai berbagai rencana investasi termasuk proyek yang
memiliki risiko tinggi. Dengan melakukan penawaran umum, maka perusahaan dapat
memperoleh dana dalam jumlah yang besar dan diterima sekaligus dengan cost of
fund yang relatif lebih kecil dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Selain
itu di masa mendatang, perusahaan juga dapat melakukan secondary offering tanpa
batas.
b. Memberikan likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang
merupakan nilai ekonomis dari para pendiri (founder). Melalui mekanisme pasar ini,
para pemegang saham pendiri setiap saat bisa menjual sebagian atau seluruh
sahamnya (likuiditas). Melalui penjualan saham kepada publik perusahaan
berkesernpatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok (supplier) dan
pernbeli (buyer) untuk turut rnenjadi pemegang saham perusahaan, individu tersebut
akan cenderung menjadi konsumen yang setia kepada produk perusahaan, karena
adanya rasa ikut memiliki perusahaan (sense of belonging). Misalnya melalui bonus
tahunan yang dilakukan oleh perusahaan publik piranti lunak komputer (software)
Microsoft Corporation di AS.
Dengan demikian, hubungan yang akan terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis
tetapi berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi tingkat kualitas dan
loyalitasnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka sebagai salah satu pemegang
saham akan memberikan komitmen yang lebih tinggi untuk turut serta membantu
pengembangan perusahaan di masa Depan.
c. Mengangkat pandangan masyarakat umum terhadap perusahaan sehingga menjadi
incaran para professional sebagai tempat untuk bekerja. Daya tarik para professional
maupun manajer perusahaan publik adalah kelangsungan hidup lebih terjamin dan
evaluasi jenjang karir yang lebih objektif. Disamping itu, proses suksesi manajemen
perusahaan publik akan berjalan lebih mudah dan lancar serta transparan. Apalagi ada
perusahaan yang menawarkan program ESOP (Employee Stock Ownership Program)
yaitu suatu program dalam bentuk pemberian kesempatan kepada karyawan untuk
memiliki saham perusahaan.
d. Peningkatan Kemarnpuan Going Concern
Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kernampuan untuk tetap dapat
bertahan dalam kondisi apapun terrnasuk dalam kondisi yang dapat mengakibatkan
bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran hutang kepada
pihak ketiga, perpecahan di antara para pernegang saham pendiri, atau bahkan karena
adanya perubahan dinamika pasar yang dapat rnempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya. Dengan melakukan penawaran umum,
kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya akan
jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tertutup.
B. EMITEN
1. Definisi
a. Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek, baik efek yang bersifat
ekuitas (saham), efek yang bersifat hutang (obligasi), efek yang bersifat syariah
(sukuk).
b. Emiten saham adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek bersifat
ekuitas/saham.
c. Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi.
Dalam hal ini, Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran
Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat
berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi.
Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Jenis Efek yang lain
adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara penerbitannya sesuai
dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan penawaran
Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk. Yang dapat melakukan
penawaran umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran
kepada OJK (d/h Bepepam & LK) untuk menawarkan atau menjual Efek kepada
masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif).
Berikut adalah beberapa cara pencatatan saham ke bursa, diantaranya sebagai berikut:
a. Pencatatan saham yang dapat dilakukan pada satu bursa disebut “single listing”
b. Pencatatan saham yang dapat dilakukan pada dua bursa disebut “dual listing”.
c. Jika sisa saham, dicatatkan di bursa secara sekaligus, disebut “company listing”.
d. Jika sisa saham yang dicatatkan secara sebagian-sebagian (partial), disebut “partial
listing”.
Pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum maupun sebagai perusahaan
publik telah dinyatakan efektif oleh OJK.
C. SAHAM
1. Definisi Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai:
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya
c. Persediaan aset yang siap untuk dijual
2. Dividen
Dividen adalah keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham. Dividen merupakan
pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang
dimiliki. Pembayaran dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai (cash) namun ada juga
pembayaran dividen dilakukan dalam bentuk saham dan property. Ada beberapa jenis
pembayaran dividen:
a. Dividen tunai (cash dividen)
Merupakan dividen yang dibayarkan dalam jangka waktu tertentu dan dividen
tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi
jumlahnya tergantung pada keuntungan perusahaan. Dividen ini dikenai pajak pada
tahun pembayarannya.
b. Dividen saham (stock dividens)
Merupakan pembagian dividen yang cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam
bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah
saham yang dimiliki.
c. Dividen property (property dividen)
Merupakan pembagian laba perusahaan dengan mendistribusikan keuntungan
perusahaan dalam bentuk property atau barang.
d. Dividen likuidasi (liquidating dividen)
Merupakan distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang saham dalam hal
perusahaan tersebut dilikuidasi
b. RUPSLB
RUPS Luar Biasa adalah salah satu jenis RUPS yang dapat diselenggarakan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan perusahaan. Penyelenggaraan RUPS Luar Biasa
jelas berbeda dengan RUPS Tahunan dalam segi waktu, di mana RUPS Tahunan
hanya setahun sekali, sedangkan RUPS Luar Biasa bisa beberapa kali dalam
setahun sesuai dengan kepentingan perusahaan.
RUPS Luar Biasa diselenggarakan untuk membahas hal-hal krusial terkait dengan
perusahaan yang membutuhkan persetujuan dari pemegang saham.
Pembahasan Umum dalam RUPSLB:
1. Pergantian direksi dan manajer secara tiba-tiba
2. Penerbitan right issue
3. Adanya direksi atau salah satu manajer yang memegang posisi penting terlibat
dalam tindak kriminal dan itu mampu mempengaruhi harga saham, dalam
artian nilai saham perusahaan mengalami penurunan yang signifikan.
4. Terjadi demonstrasi besar-besaran dari para buruh dan permasalahannya telah
berlarut-larut tidak ada penyelesaian yang konkrit.
D. PERUSAHAAN PUBLIK
Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya Rp3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau memiliki jumlah pemegang saham dan
modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Berdasarkan pengertian di atas, penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan
melalui pasar perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas selama
beberapa hari saja. Penawaran efek pada pasar perdana ditetapkan bersama antara Emiten
dengan Penjamin Pelaksana Emisi. Apabila pasar perdana telah berakhir, selanjutnya
pemodal dapat memperjualbelikan kembali efeknya pada saham sekunder (bursa).
Pembentukan harga di bursa didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran yang
berlaku dalam Peraturan Bapepam Nomor IX A.8 tentang Prospektus Awal dan Info Memo.
Perbedaan antara Emiten dan Perusahaan Publik adalah Emiten adalah Pihak yang
melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-
undang yang berlaku. Berbeda dengan Perusahaan Publik yang bukan secara sengaja
melakukan penawaran efek kepada masyarakat pada suatu penawaran umum.
Suatu perusahaan dapat menjadi Perusahaan Publik karena perusahaan tersebut
memenuhi kriteria tertentu seperti yang ditetapkan oleh UUPM atau karena berjalannya
waktu atau secara turun-temurun. Misalnya Perusahaan yang dimiliki oleh satu keluarga
sehingga pada akhirnya jumlah pemegang saham bisa mencapai 300 orang. Atau di sisi lain
karena pemiliki perusahaan membagikan sahamnya kepada pegawai yang berprestasi secara
perlahan-lahan sehingga akhirnya mencapai jumlah 300 pemegang saham.
Perusahaan Publik (public company) dapat juga diartikan sebagai suatu perseroan
yang telah Go Publik atau telah melakukan penawaran umum atau telah melakukan penjualan
saham kepada masyarakat, walaupun jumlah kepemilikan saham emiten setelah penawaran
umum menjadi di bawah 50%, namun ada emiten yang melakukan penawaran umum saham
hanya sebesar 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, atau dalam
kata lain publik atau masyarakat hanya memiliki porsi kepemilikan sebesar 10%.
2. Transaksi Lainnya
Jenis aksi korporasi pada transaksi lainnya adalah sebagai berikut:
a. Transaksi Material
Transaksi material adalah setiap:
1. penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu;
2. pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha;
3. sewa menyewa aset;
4. pinjam meminjam dana;
5. menjaminkan aset; dan/atau
6. memberikan jaminan perusahaan;
dengan nilai 20% (dua puluh perseratus) atau lebih dari ekuitas Perusahaan, yang
dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan
atau kegiatan tertentu.
b. Transaksi Afiliasi
Menurut Peraturan Nomor IX.E.1 Pasal 1 huruf D tentang Transaksi Afiliasi
dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, transaksi afiliasi adalah transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan terkendali dengan Afiliasi dari
perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau
pemegang saham utama perusahaan. Perusahaan terkendali adalah perusahaan yang
dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan.
Kewajiban perusahaan atas transaksi afiliasi adalah sebagai berikut:
1. Mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat
2. Menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada OJK,
paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya Transaksi.
g. Penggabungan (Merger)
Penggabungan usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu)
Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada
danselanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
h. Kuasi Reorganisasi
Kuasi Reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi nyata (true
reorganisation atau corporate restructuring) yang dilakukan dengan menilai kembali
akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba
negatif.
b. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan saham Perusahaan Efek
yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE dilarang berasal dari:
- Pinjaman atau utang dalam bentuk apapun dari pihak manapun; dan/atau
- Tujuan pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.
c. Fungsi Pembukuan
Tanggung Jawab :
1. Mencatat seluruh transaksi yang dilaksanakannya setiap hari sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan Peraturan Bapepam dan LK (OJK)
yang berkaitan dengan hal tersebut
2. Memelihara catatan dan buku perusahaan, antara lain meliputi buku besar
(general ledger) yang wajib memuat rincian tentang Aset, Liabilitas, Modal dan
Pendapatan dan Biaya.
3. Wajib menyimpan catatan tambahan dan dokumen pendukung lainnya
d. Fungsi Kustodian
Tanggung Jawab :
1. Menjalankan kewajiban PPE sebagai Kustodian sebagaimana diatur dalam
Peraturan BAPEPAM No. VI.A.3 tentang Rekening Efek pada Kustodian
2. Melakukan pemeliharaan atas catatan dan buku perusahaan yang meliputi:
a. Rekening Efek (securities accounts)
b. Buku pembantu efek (securities ledger)
c. Buku pembantu dana (fund ledger)
d. Buku pembantu transaksi (transaction ledger)
3. Menerima, menyerahkan, dan menyimpan dana, Efek atau Dokumen terkait
dengan Efek
a. Dana milik nasabah wajib disimpan pada Rekening Bank atas nama masing-
masing nasabah
b. Efek milik nasabah wajib disimpan pada Sub Rekening Efek untuk masing-
masing nasabah
c. Dana/Efek/dokumen wajib direkonsiliasi secara periodik.
4. Melaksanakan proses penyelesaian transaksi Efek, antara lain:
a. Penghitungan hak dan kewajiban penyelesaian transaksi Efek
b. Pemindahan dana/Efek
c. Penyampaian konfirmasi tertulis kepada setiap nasabah
5. Pemeliharaan Catatan/Buku pada Fungsi Kustodian
a. Mendapatkan catatan dan/atau rekaman pembicaraan atas transaksi efek guna
pemeliharaan dan penyelenggaraan catatan/buku PE
b. Pencatatan dapat dilakukan secara manual, elektronik atau cara lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan aturan
c. Harus memiliki pengamanan yang dapat mencegah risiko
pemalsuan/penyalahgunaan
d. Harus mampu memberikan informasi yang cepat, tepat, dan dapat dimengerti
oleh pihak yang berkepentingan atas catatan PE
Menyimpan catatan tambahan/dokumen pendukung lainnya
f. Fungsi Kepatuhan
Tanggung Jawab :
1. Menyusun kebijakan dan prosedur fungsi tugas pokok kepatuhan
2. Mengidentifikasi dan memastikan kepatuhan PPE terhadap kebijakan, SOP dan
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
3. Melakukan penanganan dan pengadministrasian pengaduan nasabah dengan
memiliki mekanisme internal dispute resolution
4. Melakukan pengawasan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan)
5. Menyampaikan Laporan secara berkala kepada dewan komisaris dan/ atau direksi
6. Menyediakan bantuan /pelatihan kepada pegawai pada fungsi lain guna
memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
5. Ketentuan Lainnya
1. Dokumen, rekaman data/pembicaraan dan pencatatan PPE wajib:
a. Disimpan untuk jangka waktu paling kurang 5 tahun dan
b. Pada 2 tahun pertama disimpan pada tempat yang mudah dijangkau
2. Pegawai PPE yang menjalankan masing-masing fungsi dilarang:
a. Melakukan tugas di luar tugas dan tanggung jawab fungsinya
b. Memiliki akses terhadap hardware, software dan dokumentasi unit kerja lain
(kecuali fungsi kepatuhan dalam rangka menjalankan fungsinya)
3. Dewan Komisaris wajib mengawasi pelaksanaan tanggung jawab fungsi kepatuhan
dan menindaklanjuti laporan yang disampaikan fungsi kepatuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2018. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penambahan_Modal_Tanpa_Hak_Memesan_Efek_Terlebih
_Dahulu. Diakses pada 18 April 2020