Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun ringkasan materi ini tepat
pada waktunya. Ringkasan materi ini membahas tentang Peran Penting Keterampilan
Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis

Dalam penyusunan ringkasan materi ini ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan ringkasan materi ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. kami menyadari bahwa ringkasan materi ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan ringkasan materi selanjutnya.
Akhir kata semoga ringkasan materi ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jimbaran, 11 Februari 2020

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………....1

Daftar Isi.........................................................................................................................................2

BAB II Ringkasan Materi………………………………………………………………………..3

2.1. Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuskesan Karir Individu dan
Organisasi…………………………………………………………………………………3

2.2. Pengertian Komunikasi Bisnis……………………………………………………….4

2.3. Bentuk Dasar Komunikasi…………………………………………………………...6

2.4. Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi…………………………………………10

2.5. Proses Komunikasi………………………………………………………………….12

2.6. Komunikasi yang Efektif dalam Pekerjaan…………………………………………15

2.7. Tipe-Tipe Komunikasi………………………………………………………………21

BAB III Penutup………………………………………………………………………………...25

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….25

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….28

2
BAB II

Ringkasan Materi

2.1. Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan
Organisasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan. Disebut
fundamental karena sifatnya mendasar atau merupakan sebuah dasar dalam kehidupan.
Komunikasi yang baik dapat memberi pengaruh langsung terhadap struktur keseimbangan
seseorang dalam masyarakat maupun organisasi jika komunikasi tersebut berjalan dengan
efektif yang dapat terjadi dengan adanya pemahaman yang sama dan pihak lain tergerak untuk
berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan dalam berkomunikasi juga dapat
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang
diinginkan, termasuk karier.
Kemampuan komunikasi merupakan faktor penentu kesuksesan setiap individu maupun
organisasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini.
Kemampuan komunikasi seseorang dalam organisasi diperlukan dalam setiap kondisi
misalnya pada saat mempersiapkan sebuah presentasi bisnis, menyampaikan ide-ide atau
gagasan dalam suatu rapat, negosiasi bisnis, melatih tim, membangun sebuah tim kerja, dan
dalam setiap aktivitas organisasi. Melihat pentingnya komunikasi dalam organisasi, efektivitas
komunikasi akan sangat menentukan kesuksesan organisasi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang (Griffith,2002).
Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan setiap
manusia dan organisasi. Steven Covey mengibaratkan komunikasi adalah nafas kehidupan
mahluk. Ia menitiberatkan pada konsep saling ketergantungan untuk menjelaskan hubungan
antarmanusia. Faktor penting dalam komunikasi tidak sekedar pada apa yang ditulis atau
dikatakan seseorang, tetapi lebih pada karakter seseorang dan bagaimana seseorang dapat
menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Komunikasi merupakan hal yang esensial,
berpengaruh dan bahkan seringkali menjadi faktor penentu dalam kehidupan manusia.
Komunikasi merupakan dasardari eksistensi suatu masyarakat dan menentukan struktur
masyarakat tersebut (Susanto & Astrid, 1967). Komunikasi merupakan mekanisme ataupun
alat dalam pengoperan rangsangan dalam masyarakat. Dengan mekanisme komunikasi,

3
individu dapat memberitahukan dan menyebarkan apa yang dirasakan dan apa yang
diinginkannya terhadap individu lain.
Nelson (2012) mengungkapkan , aspek-aspek keterampilan komunikasi ada tiga, antara
lain : keterampilan verbal, meliputi bahasa formal, bahasa informal, isi materi. Keterampilan
vokal terkait dengan suara meliputi artikukasi, intonasi (tinggi rendah), tempo (kecepatan
bicara), aksentuasi (penekanan) dan volume. Keterampilan tubuh terdiri atas pesan-pesan yang
dikirim melalui gerakan tubuh sebagai ekspresi yang sedang diungkapkan meliputi, ekspresi
wajah, kontak mata, gesture, dan penampilan. Faktor-faktor keterampilan komunikasi meliputi
interaksi, simbol dan media. Keterampilan komunikasi merupakan kemampuan yang sangat
medasar untuk berinteraksi dan mengekspresikan gagasan kepada orang lain sehingga mudah
dipahami.

2.2. Pengertian Komunikasi Bisnis

Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan. Peristiwa


komunikasi bisa terjadi di mana-mana. Misalnya, menyalakan televisi dengan menekan
tombol listrik (engineering communication), dua ekor burung yang saling bercengkerama
(animal communication), hubungan antarsel pada saat mahluk hidup bernafas (cell
communication), dan komunikasi antarmanusia (human communication).

``Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia


lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu itu memaksa manusia untuk berkomunikasi. Profesor
Wilbur Schramm dalam Cangara (2004: 1) menyebutkan bahwa tanpa komunikasi, tidak
mungkin terbentuk seuatu masyarakat. Sebaliknya tanpa masyarakat, manusia tidak mungkin
dapat mengembangkan komunikasi.

Berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung lerhadap struktur


keseimbangan seseorang dalam masyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer,
pedagang, pemuka agama, pramuniaga, dan lain sebagainya. Keberhasilan dan kegagalan
seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karier banyak ditentukan oleh
kemampuan dalam berkomunikasi.

4
Sebagai ilmu yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi pada
awalnya merupakan proses retorika dan jumalistik yang banyak berkaitan dengan
pembentukan pendapat umum (opini publik). Dalam peta ilmu pengetahuan, komunikasi
dinilai oleh banyak pihak sebagai ilmu monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik.
Namun, adanya proses akumulasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta semakin
integratifnya ilmu antara yang satu dengan yang lain akhirnya menjadikan komunikasi
sebagai ilmu multidisiplin. Disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap
perkembangan ilmu komunikasi antara lain psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik,
ilmu manajemen, linguistik, matematika, dan ilm elektronika. Berbagai definisi komunikasi
dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya.

Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latinCommunis yang


artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa Latin Communicoyang artinya membagi
(Stuart dalam Cangara, 2004:18).

Ilmu komunikasi merupakan suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan prinsip-
prinsip secara tegas, dan atas dasar prinsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta
dibentuk pendapat dan sikap (Hovland dalam Cangara, 2004:17).

Kelompok sarjana komunikasi yang memfokuskan diri pada studi komunikasi


antarmanusia menyatakan bahwa "Komunikasi adalah suatu pertukaran, proses simbolik
yang menghendaki orang-orang agar mengatur lingkungannya (1) dengan membangun
hubungan antarsesama manusia melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap
dan tingkah laku orang lain; (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu" (Book
dalam Cangara, 2004:18).

Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika membuat definisi,


“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling
pengertian" (Rogers dan Kincaid dalam Cangara, 2004:19).

Ada pula yang mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah

5
tingkah laku mereka. Dalam makna yang sederhana, komunikasi adalah proses bertukar
pengertian.

Dari uraian atas beberapa pendapat tersebut, komunikasi pada dasarnya dapat
dipandang dari berbagai dimensi. Jika dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan
kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara
simbolik, komunikasi menggunakan berbagai lambang atau simbol yang dinyatakan dalam
bentuk nonverbal (isyarat, gerak, dan ekspresi) maupun verbal (bahasa lisan dan tertulis).
Sementara sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling bergantung dan
merupakan satu kesatuan yang integratif.

Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain
terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Jadi, komunikasi dengan komunikasi
yang efektif bukanlah hal yang sama. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif akan
menambah keberhasilan individu maupun organisasi.

2.3. Bentuk Dasar Komunikasi


Komunikasi bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, percakapan melalui telepon,
mendengarkan radio, tatap muka langsung, menulis memo, membaca surat kabar, dan lain
sebagainya. Bentuk dasar komunikasi ada dua, yakni komunikasi nonverbal dan komunikasi
verbal.
1. Komunikasi Nonverbal
Bentuk yang paling dasar dari komunikasi adalah komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan
sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee
dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa isyarat atau bahasa
diam (silent language). Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum kata-kata
ditemukan, komunikasi terjadi melalui gerakan badan atau bahasa tubuh (body language).
Sebagai contoh, membelalakkan mata atau mengepalkan tangan untuk menyatakan
kemarahan, mengangguk untuk menyatakan persetujuan, saling menyentuh untuk
menunjukkan perhatian, dan lain sebagainya.

6
Studi menarik yang dilakukan oleh Albert Mahrabian pada tahun 1971
menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan yang bersumber dari pembicaraan orang
hanya 7% yang berasal dari bahasa verbal, 38% dari vokal suara, dan 55% dari ekspresi
wajah. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan
seseorang dengan perbuatannya, maka orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang
bersifat nonverbal (Cangara, 2004:99).
Pemberian arti terhadap kode nonverbal sangat dipengaruhi oleh sistem sosial
budaya dari masyarakat yang menggunakannya. Misalnya, meludah di depan orang
dipandang sebagai perbuatan kurang terpuji oleh masyarakat Asia. Pada beberapa suku
Indian di Amerika, tindakan itu justru diartikan sebagai penghormatan. Sementara di
Eropa Timur, tindakan tersebut dianggap lambang kesialan. Contoh lainnya adalah
mengeluarkan lidah yang diartikan sebagai ejekan atau lelucon bagi orang Eropa dan
Amerika, sedangkan bagi beberapa suku di Papua Nugini tindakan itu diartikan sebagai
ucapan selamat datang. Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi
komunikasi nonverbal adalah:
a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition);
b. Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution);
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity);
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal dapat
dikelompokkan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
a. Kinesics
Ialah komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan tubuh. Gerakan
tubuh dibagi dalam lima kelompok, yakni:
1) Emblems, merupakan isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang dibuat
olch gerakan badan. Misalnya, mengangkat jari V artinya victory atau menang,
mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia, tetapi terjelek bagi
orang India;
2) Illustrators, merupakan gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu. Misalnya,
besamya suatu benda atau tinggi rendahnya suatu objek;

7
3) Affect Display, merupakan isyarat yang terjadi karena dorongan emosional
sehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka. Misalnya, tertawa, menangis,
tersenyum, sinis, dan sebagainya;
4) Regulators, merupakan gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala. Misalnya,
mengangguk dan menggelengkan kepala;
5) Adaptory, merupakan gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan.
Sebagai contoh, menggerutu, menarik nafas dalam-dalam, dan mengepalkan tinju.
b. Gerakan mata (eye gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk memberi isyarat tanpa kata.
Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang. Jika seseorang tertarik pada
suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa terputus
dalam beberapa saat.
c. Sentuhan (touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan
badan:
1) Kinesthetic, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan
untuk mengungkapan keakraban atau kemesraan;
2) Sociofugal, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan berjabatan tangan atau
saling merangkul untuk menunjukkan dimulainya persahabatan;
3) Thermal, merupakan isyarat yang ditandai dengan sentuhan yang lebih emosional
sebagai tanda persahabatan yang intim. Misalnya, menepuk bahu, adu tinju, dan
adu telapak tangan.
d. Paralanguage
Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima
dapat memahami sesuatu di balik apa yang diucapkannya. Misalnya, 'datanglah’ bisa
diartikan betul-betul mengundang atau sekedar basa-basi.
e. Diam
Diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti. Sikap diam
sangat sulit diterka dan dapat menimbulkan keraguan. Diam dapat mengandung arti
positif atau negatif.
f. Postur Tubuh

8
Manusia lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Masing- masing bentuk
tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan. Ada tiga bentuk
tubuh, yaitu:
1) Ectomoprhy, bentuk tubuh tinggi kurus yang dilambangkan sebagai orang yang
memiliki sikap ambisius, pintar, kritis;
2) Mesomorphy, bentuk tubuh tegap dan altetis yang dilambangkan sebagai pribadi
yang cerdas, bersahabat, dan aktif, dan
3) Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk yang digambarkan sebagai
pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
g. Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah
menunjukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan
kesucian atau kebersihan. Suatu negara atau organisasi dapat dikenal melalui warna.
h. Bunyi
Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka bunyi
yang dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai benda.
Misalnya, lonceng, letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-lain.
i. Bau
Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan untuk
melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum.
Komunikasi nonverbal memang bisa berdiri sendiri, tetapi sering dilakukan
bersamaan dengan komunikasi verbal.
2. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi dimana pesan disampaikan
secara lisan atau tertulis menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai
seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang
mengandung arti. Komunikasi verbal tidak hanya menyangkut komunikasi lisan atau oral
communication (berbicara dan mendengar), tetapi juga komunikasi tertulis atau written
communication (menulis dan membaca).
Berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk komunikasi verbal
dibedakan menjadi dua, yakni:

9
a. Berbicara dan menulis (speaking dan writing)
Dalam menyampaikan pesan, berbicara pada umumnya lebih disukai daripada
menulis karena lebih nyaman dan praktis. Namun, tidak semua pesan bisa dengan tepat
disampaikan secara lisan. Pesan yang kompleks dan sangat penting umumnya
disampaikan menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan bisnis bisa berupa surat dan
laporan.
b. Mendengar dan membaca (listening dan reading)
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi dua arah. Namun, orang-
orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau
mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan
mendengar dan membaca sangat diperlukan.

2.4. Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi


Di dalam buku Sutrisna Dewi diuraikan 5 (lima) bentuk komunikasi beserta fungsinya
masing-masing, yaitu :
1. Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di
dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses Komunikasi terjadi
karena seseorang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbaik
dalam pikirannya sendiri. Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi mengembangkan
kreativitas, imajinasi, memahami dan mengendalikan diri sendiri, serta meningkatkan
kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua
orang atau lebih. Komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka disebut
komunikasi diadik (Dyadic Communication). Fungsi komunikasi ini adalah untuk
meningkatkan hubungan insane (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-
konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan orang lain.
3. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)

10
Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang
atau lebih secara bertatap muka atau menggunakan sebuah alat untuk membantu interaksi
antara satu dengan yang lain. Fungsi komunikasi ini hamper mirip dengan komunikasi
antar pribadi namun lingkupnya yang lebih luas.
4. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak
yang bersfat massal melalui alat-alat mekanis, seperti televise, radio, surat kabar atau
film. Ciri – ciri komunikasi massa:
a. Pesan bersifat terbuka;
b. Penerima adalah khalayak yang variatif atau beragam;
c. Pengirim dan penerima dihubungkan oleh saluran yang diproses secara mekanik;
d. Berlangsung satu arah dan kecepatan umpan balik bergantung pada teknologi;
e. Penyebaran melalui media massa berlangsung cepat, serempak, dan luas;
f. Biaya produksi cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga yang relative lebih
banyak.
Komunikasi massa berfungsi menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan.
5. Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau
audiens communication. Ciri – ciri komunikasi publik:
a. Disampaikan kepada khalayak yang lebih besar dalam situasi tatap muka;
b. Penyampaian pesan berlangsung kontinu;
c. Penerima tidak dapat diidentifikasi satu per satu;
d. Interaksi antara pengirim dan penerima sangat terbatas;
e. Pesan direncanakan/dipersiapkan terlebih dahulu (tidak secara spontanitas).
Komunikassi publik berfungsi menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), memengaruhi
orang lain, memberi informasi, mendidik, dan menghibur

2.5. Proses Komunikasi


Proses komunikasi adalah bagaimana pembicara (komunikator) menyampaikan pesan
kepada penerimanya (komunikan), sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna

11
antara keduanya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Pembahasan mengenai proses
komunikasi akan dijelaskan melalui beberapa model komunikasi berikut ini:
a. Model Komunikasi Aristoteles
Model komunikasi yang digunakan oleh Aristoteles pada dasarnya adalah model
komunikasi paling klasik, model ini disebut model Retoris (Rhetorical Model) yang
dimuat dalam bukunya yang berujudul Rhetorica. Aristoteles memfokuskan komunikasi
pada komunikasi retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik
(public speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni berpidato terutama persuasi
merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada bidang hukum seperti
pengadilan, dan teori retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika
(mempersuasif). Inti dari model komunikasi ini adalah persuasi, yaitu komunikasi yang
terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam
mengubah sikap mereka. Dalam bukunya tersebut, ia berpendapat bahwa setiap
komunikasi terdiri dari tiga unsur penting yaitu:
1. Pembicara, sumber informasi atau yang menyampaikan pesan.
2. Apa yang dibicarakan.
3. Penerima, orang yang menerima pesan.

Apabila digambarkan, proses komunikasi Aristoteles yaitu sebagai berikut:

Pembicara Pesan Pendengar

b. Model Komunikasi David K. Berlo


Dalam model ini unsur utama dari setiap komunikasi disebut dengan SMCR yakni source
(sumber atau pengirim), message(pesan atau informasi), channel(saluran atau media),
receiver(penerima). Disamping itu, terdapat pula unsur lain yakni feedback(umpan balik),
efek, dan lingkungan.
1. Sumber

12
Dalam komunikasi, sumber sering disebut dengan komunikator,source,sender,atau
encoder. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok misalnya
partai,organisasi, atau lembaga.
2. Pesan
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima yang dapat berupa
pengetahuan,hiburan,informasi, nasehat, atau propaganda. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Istilah pesan sering disebut
dengan message,content, atau information.
3. Saluran dan media
media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan informasi dari
pengirim ke penerima. Dalam komunikasi antar pribadi, media yang digunakan dapat
berupa pancar indra ataupun telepon, surat, dan email. Sedangkan untuk komunikasi
massa, media yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu media cetak dan media
elektronik. Media cetak dapat berupa surat kabar, majalah, selebaran, dan brosur).
Media elektronik dapat berupa radio, film, televisi, komputer. Selain itu, terdapat
tempat-tempat yang juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi seperti rumah
ibadah, balai desa, serta panggung kesenian.
4. Penerima
Penerima merupakan pihak yang dijadikan sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.
Penerima sering disebut dengan istilah khalayak,sasaran komunikasi, audiens,atau
receiver. Penerima dapat berupa satu orang individu ataupun kelompok.
5. Umpan balik
Umpan balik merupakan respon atau reaksi yang diberikan oleh penerima atas pesan
yang diberikan dalam komunikasi. Umpan balik dapat berupa data,pendapat,
komentar, ataupun saran.
6. Efek
Efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh dapat berupa perubahan
pengetahuan,sikap, dan perilaku.
7. Lingkungan

13
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi
jalannya komunikasi. Lingkungan dapat berupa:
a. Lingkungan fisik, misalnya jarak dan letak geografis.
b. Lingkungan sosial, misalnya bahasa, adat istiadat, dan status sosial.
c. Lingkungan psikologis, misalnya pertimbangan kejiwaan.
d. Dimensi waktu misalnya musim serta pagi/siang/malam.

Apabila digambarkan, proses komunikasi menurut David K. Berlo yaitu sebagai


berikut:

c. Model komunikasi Bovee dan Thill


Bovee dan Thill dalam bukunya Business Communication Today menjelaskan bahwa
proses komunikasi terdiri dari lima tahap kegiatan yakni:
1. Pengirim memiliki ide/gagasan.
Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran seseorang (pengirim)
dan kemudian ingin menyampaikannya kepada orang lain (penerima).
2. Ide diubah menjadi pesan.
Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah dimengerti oleh orang
lain. Untuk itu, ide/gagasan yang ada dalam pikiran diubah menjadi pesan agar
mudah dimengerti dan dapat diterima. Bentuk pesan, gaya penyampaian, dan nada
yang digunakan tergantung pada selera dan pilihan pengirim pesan. Perubahan ide
menjadi pesan sering disebut dengan encoding.
3. Pemindahan pesan

14
Tahap selanjutnya dalah memindahkan pesan kepada penerima melalui berbagai
bentuk komunikasi dan media komunkasi. Pemilihan saluran dan media komunikasi
tergantung pada jenis dan sifat pesan yang dikirim.
4. Penerima menerima pesan.
Dalam tahap ini, penerima akan mengartikan dan mengiterpretasikan pesan yang
sudah diterimanya.
5. Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik.
Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima,penerima akan member sinyal misalkan
mengangguk,tersenyum, atau secara tertulis. Umpan balik adalah tanggapan dan
penerima pesan merupakan elemen kunci dalam rantai komunikasi. Apabila ternyata
penerima tidak memahami pesan yang diberikan, maka pesan tersebut perlu
diperbaiki dan dikirim ulang.

Apabila digambarkan, proses komunikasi menurut Bovee dan Thill yaitu sebagai
berikut:

2.6. Komunikasi yang efektif dalam pekerjaan


Komunikasi (communication) berasal dari kata communicatio atau communis yang
memiliki arti dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku penerima
(komunikan) dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Sederhananya,
pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan. Sedangkan, efektif adalah sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil atau

15
target  yang diharapkan dengan waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu tanpa
memperdulikan biaya yang harus atau sudah dikeluarkan. Jadi, komunikasi yang efektif
adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang menghasilkan
feedback dari komunikan sehingga komunikasi dapat berlangsung secara dua arah guna
mendapatkan tujuan, hasil atau target  yang diharapkan dengan waktu yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang pihak
lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi. Komunikasi yang efektif akan
membantu mengatasi masalah-masalah, membuat keputusan yang tepat, mengoordinasikan
aliran kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan berbagai hubungan. Sehubungan
dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi
individu dan komunikasi massa. Dalam komunikasi individu, suatu komunikasi dikatakan
efektif apabila komunikan (audience) mampu memahami pesan sebagaimana yang
dimaksud oleh pengirim atau komunikator. Sementara dalam komunikasi massa, komunikasi
dikatakan efektif apabila mampu menjangkau komunikan secara lebih luas.
A. Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi yang efektif
Apabila dilihat dari proses komunikasi, maka faktor-faktor yang memengaruhi
komunikasi yang efektif adalah:
1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator
Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikannya
dianggap benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator
akan menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah
sikap sesuai keinginan komunikator. Buruknya, kredibilitas komunikator bisa
menimbulkan ketidakpercayaan sehingga komunikan tidak bersedia melakukan
perubahan sikap, padahal pesan yang disampaikan komunikator sesungguhnya benar.
Selain muncul melalui kepercayaan, kredibilitas juga bisa muncul melalui keahlian
dan status sosial.
Seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan dikagumi, disenangi, dan
komunikannya bersedia melakukan upaya perubahan sikap. Contoh komunikator
yang memiliki daya tarik adalah seorang artis. Oleh karena itu, tidaklah

16
mengherankan apabila banyak organisasi melibatkan artis agar komunikasi menjadi
lebih efektif.
2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan
Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila memenuhi
kondisi berikut:
 Menarik perhatian
Agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format yang baik, pilihan kata
yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.
 Menggunakan lambang atau bahasa yang dipahami komunikan.
 Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan.
3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan
Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan
untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu
mengambil keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik dan
mental mampu menerima pesan. Selain itu, setiap komunikator atau orang yang
berbicara harus mampu melakukan prediksi bahwa apa yang disampaikan akan
mudah diterima dengan jelas oleh komunikan atau orang yang mendengarkannya.
4. Kecocokan dan ketepatan
Dengan kecocokan, kedua belah pihak akan mampu menjalin hubungan yang
lebih baik dan menyenangkan, sehingga saat berkomunikasi menjadi merasa saling
percaya dan nyaman. Sementara, ketepatan artinya sebelum berkomunikasi kepada
komunikan, komunikator haruslah memiliki kerangka berpikir yang baik agar
komunikasi nantinya bisa terjalin dengan baik dan bisa disampaikan secara tepat.
5. Pengendalian
Pengendalian diri dalam komunikasi sangat penting, karena komunikasi adalah
proses memberikan umpan balik atau tanggapan terhadap lawan bicara mengenai
suatu ide. Selain itu, saat komunikasi berlangsung agar selalu dilakukan
pengendalian tentang maksud dan tujuan utama komunikasi sehingga komunikasi
bisa tetap terjaga dengan baik.

17
6. Keberhasilan teknologi informasi dan komunikasi
Di era teknologi ini, efektivitas komunikasi bisnis juga berpengaruh pada
komunikasi dalam teknologi informasi. Hal ini mencakup adanya nilai produk dan
jenis besar kecilnya manufaktur yang memiliki perbedaan karakteristik sistem
informasi yang dibutuhkan. Selain itu juga diperlukan jaringan teknologi informasi
dan komunikasi yang dapat menyediakan jaringan luas hingga daerah terpencil. Hal
ini dikarenakan internet merupakan suatu media komunikasi yang memiliki peranan
penting dalam perkembangan bisnis. Perkembangan bisnis tersebut mencakup nilai
produk, aktivitas operasional, dan pelayanan jasa. Beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan di dalam internet di antara :
a. Berbagi data internal.
b. Rekruitmen.
c. Mencari partner atau pelanggan.
d. Mencari informasi luar.
e. Pembelian peralatan.
f. Promosi produk.
g. Fasilitas pelanggan.
h. Media kolaborasi dengan partner.
i. Publikasi perkembangan perusahaan.

B. Cara atau teknik komunikasi efektif dalam pekerjaan


Komunikasi yang efektif merupakan salah satu kunci kesuksesan di dunia kerja.
Dengan memiliki komunikasi yang efektif, seorang karyawan bisa menjalin kerja sama
yang baik dengan sesama karyawan dan juga dengan atasan. Komunikasi yang efektif juga
mampu membuat atasan untuk bisa merangkul karyawannya dengan baik, sehingga tujuan
perusahaan pun bisa lebih mudah tercapai. Berikut ini adalah beberapa cara atau teknik
komunikasi efektif yang bisa dilakukan agar komunikasi yang ada di tempat kerja menjadi
lebih efektif:
1. Menghargai perbedaan pendapat
Perbedaan pendapat tentu saja akan menjadi suatu hal yang dinamis dan akan
terjadi dimana saja kita bekerja. Tidak mungkin semua orang mau memiliki cara

18
pandang yang sama dan selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Apabila terjadi
perselisihan pendapat semacam ini, maka kita lebih baik memilih untuk menghargai dan
mendengarkan pendapat orang lain. Proses diskusi dilanjutkan dengan memecahkan
masalah bersama-sama, bukan berdebat satu dengan lainnya.
2. Memberikan umpan balik
Umpan balik atau feedback adalah bentuk respon kita saat diajak berkomunikasi
dengan orang lain. Saat kita diajak berkomunikasi tetapi kita tidak memberikan umpan
balik, maka bisa saja ini dianggap sebagai sikap yang kurang peduli dengan orang lain.
Pada akhirnya, komunikasi yang berlangsung tidak efektif. Kita mengetahui
bahwa feedback juga menjadi salah satu komponen dalam komunikasi efektif.
3. Menerima masukan
Masukan adalah satu hal yang juga menjadi hal penting untuk dijadikan evaluasi
dari cara kita berkomunikasi. Saat diberi masukan, persepsi kita seharusnya menjadi lebih
baik dan menganggap bahwa rupanya orang lain peduli dengan kita. Menolak masukan
merupakan sikap yang arogan dan bisa membuat hubungan kerja sama dalam pekerjaan
menjadi kurang bagus.
4. Menghargai perbedaan budaya
Keberagaman individu dalam pekerjaan akan membawa perbedaan budaya di
dalamnya. Satu individu dengan individu lainnya bisa memiliki latar belakang tempat
yang berbeda. Menghargai perbedaan budaya ini akan semakin meningkatkan cara
berkomunikasi efektif di tempat kerja. Tentu saja ini memiliki pengertian bahwa budaya
yang berbeda-beda tersebut justru akan menjadi sarana untuk saling bertukar informasi.
Mempelajari komunikasi lintas budaya merupakan hal yang tepat agar kita bisa
berkomunikasi dengan lebih baik. Ini juga bisa menjadi teknik komunikasi berkesan yang
menarik.
5. Berbicara secara langsung
Berbicara secara langsung akan mempercepat proses komunikasi. Ini akan
membuat komunikasi efektif dalam pekerjaan juga akan lebih cepat terbangun.
Dibandingkan menggunakan komunikasi tidak langsung atau komunikasi-komunikasi
yang sifatnya menggunakan perantara, komunikasi langsung adalah salah satu strategi
yang paling tepat untuk digunakan.

19
6. Menerapkan komunikasi asertif
Mampu menggunakan komunikasi asertif di tempat kerja merupakan poin yang
bagus untuk diterapkan. Seseorang yang mampu bersikap asertif biasanya akan disukai
banyak orang karena cara berkomunikasinya yang lugas namun tidak menyakiti orang
lain. Komunikasi asertif juga akan bisa membuat hubungan kerja sama terbina dengan
baik. Selain itu, tujuan atau penyelesaian pekerjaan bisa semakin cepat untuk dilakukan.
Dengan sikap asertif, hambatan-hambatan komunikasi bisa diminimalisir.
7. Menyesuaikan perkataan dan tindakan
Tidak sinkronnya antara perkataan dan tindakan bisa membuat orang lain skeptis
terhadap apa yang kita lakukan. Sebagai contoh, seseorang banyak berbicara mengenai
ketepatan waktu tetapi dalam kesehariannya ia tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan tepat waktu. Tentu saja ini menjadi penilaian buruk bagi sesama rekan kerja.
Mereka kurang percaya dan biasanya memilih untuk menghindari orang-orang seperti
demikian sehingga ada etika komunikasi organisasi yang memang perlu diperhatikan.
8. Menggunakan jaringan komunikasi
Jaringan komunikasi bisa digunakan untuk mempercepat pembaruan informasi
mengenai pekerjaan yang akan diselesaikan. Terdapat banyak tipe jaringan komunikasi
dalam manajemen yang bisa diterapkan dan disesuaikan dengan penyelesaian masalah
yang diinginkan. Tentu saja, ini juga termasuk bentuk komunikasi efektif yang bagus
untuk diterapkan. Pola komunikasi organisasi biasanya menerapkan jaringan komunikasi
ini.

9. Sampaikan pesan seefektif mungkin


Cara komunikasi yang efektif ini berlaku untuk segala cara berkomunikasi, entah
itu lewat ucapan atau saat mengirim pesan via surel (email) dan media sosial lainnya.
Adapun cara melakukan komunikasi yang efektif ini adalah dengan menyampaikan pesan
yang ingin sampaikan (baik lewat ucapan, tulisan, dan lain-lain) dengan bahasa yang
mudah dimengerti. Hindari melebih-lebihkan isi pesan, atau mengirim pesan dengan
bahasa yang berbelit-belit. Hal ini membuat pesan yang hendak disampaikan tidak mudah
dimengerti, dan bisa jadi akan diabaikan oleh lawan bicara atau rekan kerja nantinya.

20
10. Perhatikan Bahasa Tubuh
Berkomunikasi bukan hanya dengan berbicara atau mendengarkan semata. Bahasa
tubuh pun menjadi media dalam berkomunikasi, utamanya di dunia kerja. Bahasa tubuh
seringkali menunjukkan sikap atau perasaan seseorang, utamanya saat di tempat kerja.
Misalnya: jika orang tersebut sedang gugup, biasanya dia tak akan berani melakukan
kontak mata, dan posisi kakinya agak menutup. Jika ingin melakukan komunikasi yang
efektif dalam pekerjaan, maka perhatikan dan gunakanlah bahasa tubuh dengan baik.
Misalnya: Jika ingin terlihat meyakinkan dihadapan lawan bicara, maka kita harus berani
menatap matanya, baik saat berbicara maupun mendengarkan ucapannya. Menatap lawan
bicara akan membuat terlihat fokus terhadapnya, sekaligus memberi kesan serius dalam
menanggapi pembicaraannya. Akan tetapi, sebisa mungkin jangan terlalu lama menatap
matanya. Terlalu lama menatap lawan bicara akan berkesan seperti mengintimidasinya.

2.7. Tipe-Tipe Komunikasi

Tipe-tipe komunikasi dapat dibagi menjadi 4 :

a. Komunikasi Intrapribadi
b. Komunikasi Interpribadi
c. Komunikasi Publik, dan
d. Komunikasi Massa

a. Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)

Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri
individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Terjadinya proses
komunikasi disini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang
diamatinya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa,
pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun di
dalam diri seseorang.

Objek yang diamati mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah
mendapat rangsangan dari pancaindra yang dimilikinya. Hasil kerja dari proses pikiran tadi

21
setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi pengaruh pada pengetahuan, sikap, dan perilaku
seseorang.

Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali seseorang dihadapkan pada pilihan Ya
atau Tidak. Keadaan semacam ini membaawa seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri
sendiri, terutama dalam mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang akan diambil.
Cara ini hanya bisa dilakukan dengan metode komunikasi intrapersonal atau komunikasi dengan
diri sendiri.

b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi yang


berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne
Pace (1979). Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni
komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil.

- Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi tatap muka. Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan,
dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan
informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih
personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan
pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
- Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang
atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama
lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi
antarpribadi karena: Pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi
yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-
potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain
tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit
diidentifikasi.
c. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi


retorika, public speaking dan komunikasi khalayak. Apapun namanya, komuniksi publik

22
menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam
situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

Salah satu ciri yang dimilki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan itu tidak
berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal. Tipe komunikasi
publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar,
pengarahan, ceramah, dan semacamnya.

Ada kalangan tertentu menilai bahwa komunikasi publik bisa digolongkan komunikasi
massa bila dilihat pesannya yang terbuka. Tetapi terdapat beberapa kasus tertentu dimana pesan
yang disampaikan itu terbatas pada segmen khalayak tertentu, misalnya pengarahan, sentiaji,
diskusi panel, seminar, dan rapat anggota. Karena itu komunikasi publik bisa juga disebut
komunikasi kelompok bila dilihat dari segi tempat dan situasi.

d. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung


dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal
melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki ciri


tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama,
suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah
dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan
perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik
seperti radio dan televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada
penyiar, misalnya melalui program interaktif

23
BAB III

Penutup

3.1. Kesimpulan

Kemampuan komunikasi merupakan faktor penentu setiap kesuksesan setiap individu


maupun organisasi dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, komunikasi yang efektif akan
menambah keberhasilan setiap individu ataupun organisasi dalam dunia bisnis. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi agar komunikasi berjalan dengan efektif adalah kredibitabilitas dan
daya tarik komunikator, kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan, kemampuan
komunikan untuk menerima dan memahami pesan, kecocokan dan ketetapan, pengendalian, dan
keberhasilan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu hal-hal yang harus diperhatikan
dalam komunikasi bisnis agar dapat berjalan efektif adalah sikap yang percaya diri, berbicara
yang soapan dan efektif, selalu berpikir positif, dan juga harus memperhatian karakteristik
budaya, dengan demikian komunikasi bisnis akan berjalan dengan efektif dan akan menjadi
faktor pendukung kesuksesan dalam dunia bisnis.

24
Daftar Pustaka

Adelphia. 2017. Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan
Organisasi. (Diakses pada tanggal 5 februari 2020).

Atenda. 2019. “TEKNIK KOMUNIKASI BISNIS YANG EFEKTIF”.


https://atenda.id/berita/Teknik-Komunikasi-Bisnis-Yang-Efektif/7 (Diakses pada 5
Februari 2019).

Barzam. 2017. “8 Strategi Komunikasi Efektif di Tempat Kerja”.


https://pakarkomunikasi.com/strategi-komunikasi-efektif-di-tempat-kerja (Diakses pada 5
Februari 2019).

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: CV ANDI. (Diakses pada tanggal 5
februari 2020).
Ernawati, Lilik. 2012. “Melakukan Komunikasi Efektif di Tempat Kerja”.
https://www.kompasiana.com/bundaerna/5517cc33813311cb669dea63/melakukan-
komunikasi-efektif-di-tempat-kerja (Diakses pada 5 Februari 2019).

Hizkia, rudy. 2013. “MODEL KOMUNIKASI ARISTOTELES“. (Diakses pada tanggal 6


februari 2020).

Indah, Dinda. 2012. TIPE-TIPE KOMUNIKASI. https://karanindah.blogspot.com/2012/12/tipe-


tipe-komunikasi.html (Diakses pada tanggal 7 februari 2020).

Stefany, Delfi Lucy. 2013 Model Komunikasi Aristoteles”. https://pakarkomunikasi.com/model-


komunikasi-aristoteles (Diakses pada tanggal 6 februari 2020).

25

Anda mungkin juga menyukai