Analisis Pengendalian Intern, Prosedur Audit, Kertas Kerja Audit Compliance dan
Substantive Tes yang Berkaitan dengan Siklus Perolehan dan Pembayaran Dimuka dan
Perlengkapan Kantor
Oleh:
Kelompok 6
Ni Komang Indira Trisnayanti (1807531002)
Ni Luh Made Dian Purnami Putri (1807531005)
Ni Putu Indah Berliana (1807531014)
I Gusti Agung Candrika Mahadewi (1807531017)
PEMBAHASAN
A. ANALISIS PENGENDALIAN INTERN
1. Perolehan
Fungsi-fungsi usaha yang terdapat pada siklus perolehan dan pembayaran:
a. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian
Dokumen yang berhubungan dengan fungsi pemrosesan order pembelian yaitu
permintaan pembelian (purchase requisition) dan order pembelian (purchase
order).
Pengendalian intern:
- Adanya otorisasi yang memadai untuk perolehan untuk menjamin bahwa
barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan kepentingan perusahaan dan
mencegah pembelian barang yang tidak diperlukan atau pembelian yang
berlebihan.
- Adanya pengajuan order untuk membeli barang dan jasa.
- Order pembelian harus prenumbered dan harus mempunyai kolom dan ruang
yang cukup untuk meminimumkan kemungkinan penghilangan yang tidak
disengaja pada formulir tersebut saat barang diorder.
- Tanggung jawab otorisasi perolehan dan penerimaan barang bukan dibagian
pembelian.
2. Pembayaran Dimuka
Beban yang dibayar di muka adalah aset yang umurnya bervariasi dari beberapa
bulan hingga tahun. Contohnya sewa dibayar dimuka, hak paten, pajak dibayar
dimuka, asuransi dibayar dimuka, hak cipta, goodwill, beban yang ditangguhkan, dan
lain-lain.
Pengendalian intern
Pengendalian intern khususnya terhadap asuransi dibayar dimuka adalah dengan
mengidentifikasi polis yang berlaku terkait dengan asuransi dibayar dimuka tersebut.
Dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan register asuransi (insurance
register). Selain itu auditor juga dapat melakukan pengecekan terhadap ayat jurnal
yang berkaitan dengan pencatatan asuransi tersebut.
Ciri-ciri pengendalian intern yang baik atas biaya dan pajak dibayar dimuka, yaitu:
a. Pengeluaran untuk biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka harus
mendapat otorisasi oleh pejabat yang berwenang.
b. Didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
B. PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan
auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh,
dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik. Pengolahan komputer
juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Prosedur audit terbagi dalam 10 jenis
yaitu:
1. Inspeksi
Pemeriksaan rinci terhadap suatu dokumen dan kondisi fisik yang memiliki kaitan
dan memiliki probabilitas menghasilkan bukti untuk mendukung laporan keuangan.
2. Observasi/Pengamatan
Prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan yang berhubungan
dengan proses pengumpulan bukti.
3. Permintaan Keterangan (Enquiry)
Merupakan prosedur audit untuk memintai keterangan yang dilakukan oleh auditor
terhadap objek yang dianggap memiliki informasi.
4. Konfirmasi
Merupakan penyelidikan yang dilakukan auditor untuk memintai keterangan melalui
pihak ketiga untuk mendapatkan bukti.
5. Penelusuran (tracing)
Penelusuran merupakan proses pengumpulan bukti yang dilakukan oleh auditor dari
dokumen ke catatan akuntansi.
6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Berbeda dengan tracing, vouching merupakan proses pengumpulan bukti yang
dilakukan auditor dari catatan akuntansi ke dokumen. Jadi vouching merupakan
kebalikan dari tracing.
7. Perhitungan (Counting)
Prosedur ini merupakan penghitungan fisik yang dilakukan auditor di dalam
pemeriksaan untuk mendapatkan bukti. Misalnya penghitungan fisik dari jumlah
persediaan akhir.
8. Scanning
Scanning merupakan review atau penelaahan secara cepat terhadap dokumen,
catatan, dan lain untuk menemukan unsur-unsur yang bisa digunakan sebagai bukti
di dalam pemeriksaan.
9. Pelaksanaan ulang (reperforming)
Proses ini merupakan pengulangan pekerjaan yang dilakukan oleh auditee untuk
mencari apakah ada hal-hal yang bisa dikategorikan sebagai bukti di dalam
pemeriksaan.
10. Computer-assisted Audit Techniques
Proses ini dilakukan apabila catatan akuntansi klien direkam atau disajikan dalam
media elektronik dan sebagainya.
1. Penjualan
2. Penerimaan kas
3. Pengeluaran kas
4. Pembelian
Compliance Test bisa dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan setelah
perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun.
D. SUBSTANTIVE TEST YANG BERKAITAN DENGAN SIKLUS PEROLEHAN
1. Akun dan Kelompok Transaksi di Dalam Siklus Perolehan dan Pembayaran
Prosedur substantif adalah aktivitas yang dilakukan oleh auditor untuk
mendeteksi salah saji material atau kecurangan di tingkat asersi. Tujuan dilakukannya
prosedur pengujian dalam siklus perolehan dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa serta
pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Terdapat 3 kelompok transaksi yang berkaitan dengan
audit siklus perolehan yaitu:
a. Perolehan Barang dan Jasa
b. Pengeluaran Kas
c. Retur dan Cadangan Pembelian serta Potongan Pembelian