Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan
serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara
menyeluruh. Tujuan Pembangunan Nasional di bidang kesehatan
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk,
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Untuk mancapai tujuan itu, perlu dikerahkan segala potensi yang ada
dalam masyarakat.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks
dan menyangkut berbagai aspek kesehatan. Kesehatan sebagai hak
azasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap manusia Indonesia
karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis dan budaya.
Kesehatan bagi sebagian penduduk yang terbatas kemampuannya
serta yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah dengan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan
kemampuan mereka. Di samping itu, kesadaran masyarakat bahwa
kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumber
daya manusia juga masih harus dipromosikan melalui soialisasi dan
advokasi kepada para pengambil kebijakan dan pemangku
kepentingan (stakeholders) di berbagai jenjang administrasi.
Di era globalisasi sekarang ini, masalah kesehatan telah menjadi
masalah dunia yang dibahas bersama dan dituangkan ke dalam
MDGs. Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan
Pembangunan Milenium merupakan komitmen 189 negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Milenium pada tahun 2000. Pemerintah dari negara-negara

1
tersebut sepakat untuk mengadopsi deklarasi milenium untuk
menangani isu perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi
manusia dan kebebasan fundamental dalam satu paket. MDGs juga
merupakan pendekatan yang inklusif dalam pemenuhan hak-hak
dasar manusia, terdiri dari delapan tujuan (goals) yang dijabarkan
kedalam delapan belas target dan lima puluh dua indikator terkait
untuk dapat dicapai dalam jangka waktu 25 tahun antara 1990 dan
2015. Secara ringkas, delapan tujuan MDGs tersebut adalah:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar
3. Mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
4. Menurunkan angka kematian balita.
5. Mengurangi tingkat kematian ibu melahirkan.
6. Memerangi penularan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya
7. Menjamin keberlanjutan lingkungan hidup.
8. Membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Tujuan dan target MDGs pada hakikatnya sangat bersesuaian
dengan tujuan negara ini didirikan. Hal tersebut tercantum pada UUD
1945 antara lain: mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan
kesejahteraan sosial, keadilan sosial dan ikut menciptakan
perdamaian dunia. Dengan demikian, MDGs pada dasarnya
merupakan hal yang universal. Olehnya itu pemerintah pada berbagai
jenjang baik pusat maupun daerah sebagai pemegang amanat negara
harus memenuhinya. Mengembangkan perencanaan dan
penganggaran pembangunan berperspektif MDGs berarti melakukan
pembangunan yang lebih bermartabat/manusiawi.
Menyimak kenyataan tersebut, kiranya diperlukan upaya
terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya
derajat kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia. Sehubungan

2
dengan itu, Departemen Kesehatan menyadari bahwa pada akhirnya
pencapaian Visi Indonesia Sehat akan sangat bertumpu pada
pencapaian desa sehat atau desa siaga sebagai basisnya.
Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau
dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman
terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular
dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),
kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan
potensi setempat, secara gotong royong. Pengembangan Desa Siaga
mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat desa, menyiap-siagakan masyarakat
menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat
dalam mengembangkan prilaku hidup bersih.
Demi mencapai visi Indonesia Sehat membutuhkan adanya
kerjasama dari berbagai sektoral dan partisipasi penuh dari semua
lapisan masyarakat, karena melalui pembangunan kesehatan
diharapkan masyarakat memiliki sikap dan perilaku hidup yang lebih
mengarah pada peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta
mencegah resiko terjadinya penyakit. Selain itu, juga untuk
pemerataan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang adil dan
merata. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Pinrang dan
Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Baramuli Kab.Pinrang mengadakan
kerja sama untuk mewujudkan hal tersebut dalam bentuk Kuliah Kerja
Nyata Pembelajaran Dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan (KKN-PPM-BK).
Untuk itu, KKN-PPM-BK yang ditempatkan di Desa Watang
Kassa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang ini, melakukan
upaya-upaya dan menerapkan paradigma kesehatan Mengedepankan
Promotif dan Preventif dalam perbaikan gizi dan pemberantasan
penyakit menular, serta memandirikan masyarakat dalam
mengembangkan dan mewujutkan hidup yang Sehat sebagai

3
pendukung agar masyarakat di Desa Watang Kassa ini, lebih sigap
dalam menghadapi masalah kesehatan dan membiasakan diri
berperilaku hidup yang sehat demi untuk mewujutkan cita-cita
Masyarakat yang Madani. Kegiatan yang dilakukan KKN-PPM-BK
STIKES Baramuli Kabupaten Pinrang di Desa Watang Kassa
Kecamatan Batulappa merupakan bagian dari Tri Darma Perguruan
Tinggi khususnya pengabdian masyarakat yang tak lepas dari
interaksi dengan instansi pemerintah maupun swasta.

B. Prinsip Dasar Pelaksanaan KKN-PPM-BK


1. Prinsip Dasar
Sejalan dengan perubahan paradikma tersebut, maka KKN-
PPM-BK dilaksanakan dengan berpihak pada prinsip-prinsip :
a. Keterpaduan Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi
Aspek pendidikan, pengajaran dan pengabdian kepada
masyarakat yang berbasis penelitian menjadi landasan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan tolak ukur evaluasi KKN-PPM-
BK.
b. Pelestarian Tri Gatra KKN PPM
KKN-PPM-BK dilaksanakan untuk mencapai
pengembangan kepribadian mahasiswa (personality
development), pemberdayaan masyarakat (community
empowerment) dan pengembangan institusi (institutional
development).
c. Empati-Partisipatif
Dilaksanakan untuk menggerakkan masyarakat dalam
pembangunan melalui berbagai kegiatan yang dapat
melibatkan, mengikutsertakan, dan menumbuhkan rasa
memiliki masyarakat terhadap pembangunan. KKN-PPM-BK
dilaksanakan secara interaktif dan sinergis antara mahasiswa
dan masyarakat. Konsekuensinya, keterlibatan kedua belah

4
pihak dalam setiap kegiatan mutlak diperlukan. Keterlibtan itu
dimulai sejak perencanaan program kegiatan lapangan,
pelaksanaan, dan pengusahaan pendanaan. Untuk itu para
mahasiswa dan pengelola KKN-PPM-BK harus mampu
mengadakan pendekatan sosio-kultural terhadap masyarakat
sehingga lebih kooperatif dan partisipatif.
d. Interdisipliner
KKN-PPM-BK dilaksanakan oleh mahasiswa yang berasal
dari berbagai disiplin ilmu di lingkungan Perguruan Tinggi dan
pelaksanaannya dikordinasikan oleh LP3M. Dalam
Operasionalnya mahasiswa mengembangkan mekanisme pola
pikir dan pola kerja interdisipliner untuk memecahkan
permasalahan yang ada di lokasi KKN-PPM-BK.
e. Komprehensif-komplementatif dan berdimensi luas
KKN-PPM-BK berfungsi sebagai pengikat, perangkum,
penambahan dan pelengkap kurikulum yang ada. Dengan
demikian diharapkan mahasiswa peserta KKN-PPM-BK mampu
mengaktualisasikan diri secara profesional dan proporsional.
f. Realistis-Pragmatis
Program-program kegiatan yang direcanakan pada
dasarnya bertumpu pada permasalahan dan kebutuhan nyata
di lapangan, dapat dilaksanakan sesuai dengan daya dukung
sumber daya yang tersedia di lapangan, dan memberikan
manfaat bagi masyarakat, baik dalam jangan pendek maupun
jangan panjang.
g. Environmental Development
KKN-PPM-BK dilaksanakan untuk melestarikan dna
mengembangakan lingkunan fisik dan sosial untuk kepentingan
bersama.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut diharapkan
mahasiswa KKN-PPM-BK mampu mengidentifikasi

5
permasalahan yang ada di masyarakat dan mencari
penyelesaiannya sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.
Dengan harapan, masyarakat mampu berswadaya, berkelola
dan berswadana dalam pembangunan.
2. Prinsip Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM-BK dilakukan dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Co-creatin (gagasan bersama) : KKN-PPM-BK dilaksanakan
berdasrkan pada suatu tema dan program yang merupakan
gagasan bersama antara Perguruan Tinggi (dosen, mahasiswa
dan Pusat Studi) dengan pihak Pemerintah Daerah, mitra kerja
dan masyarakat setempat.
b. Co-financing/Co-funding (dana bersama) : KKN-PPM-BK
dilaksanakan dengan pendanaan bersama antara mahasiswa
pelaksana, Perguruan Tinggi dengan pihak pemerintah Daerah,
mitra kerja dan masyarakat setempat, disesuaikan dengan tema
dan program yang telah disepakati.
c. Flexibility (keluwesan): KKN-PPM-BK dikaksanakan
berdasarkan pada suatu tema dan program yang sesuai dengan
situasi dan kebutuhan Pemerintah Daerah, mitra kerja dan
masyarakat dalam proses pembangunan di daerah. Mahasiswa
dapat memilih tema dan waktu pelaksanaan KKN-PPM-BK yang
ditawarkan Perguruan Tinggi sesuai dengan keinginannya.
d. Sustainability (berkesinambungan): KKN-PPM-BK dilaksanakan
secara berkesinambungan berdasarkan suatu tema dan
program yang sesuai dengan tempat dan target tertentu.
e. KKN-PPM-BK dilaksanakan berbasis riset (Research based
Community Services).

6
C. Tujuan dan Sasaran KKN-PPM-BK
1. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan KKN-PPM-BK adalah :
a. Meningkatkan empati dan kepedulian Mahasiswa.
b. Melaksanakan terapan IPTEKS secara teamwork dan
interdispliner.
c. Menanamkan nilai kepribadian :
 Nasionalisme, humanitas dan Jiwa Pancasila
 Keuletan, etos kerja dan tanggun jawab
 Kemandirian, kepemimpinan dan kewirausahaan
d. Meningkatkan daya saing nasional
e. Menanamkan jiwa peduli
 Eksploratif dan analisis
 Mendorong learning community dan learning society
f. Menanamkan jiwa kerjasama antara profesi dalam
memecahkan/penanngulangan masalah kesehatan.
2. Sasaran
Pada dasarnya kegiatan KKN-PPM-BK diarahkan kepada 3
sasaran, yaitu :
a. Mahasiswa
1. Memperdalam pengertian, penghayatan dan pengalam
mahasiswa tetang :
a) Cara berfikir dan bekerja interdisipliner dan lintas
sektoral.
b) Kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi
pembangunan pada umumnya dan pembangunan
daerah pedesaaan pada khususnya.
c) Kesulitan yang dihadapi msyarakat dalam pembangunan
serta keseluruan konteks masalah pembanguanan
pengembangan daerah.

7
2. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam setiap
penelaahan dan pemecahan masalah yang ada di
masyarakat secara pragmatis ilmiah.
3. Membentuk sikap dan rasa cinta, kepedulian sosial, dan
tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat.
4. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan program-program pengembangan dan
pembangunan.
5. Membina mahasiswa agar menjadi seorang innovator,
motivator dan problem solver.
6. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada
mahasiswa sebagai kade pembangunan.
7. Membina mahasiswa dari berbagai latar belakang profesi
kesehatan untuk memiliki keterampilan kerjasama dalam
pemecahan masalah kesehatan berdasarkan perannya
sesuai kompetensi profesi masing-masing.
b. Masyarakat dan Pemerintah
1. Memperoleh bantuan pikiran dan tenaga untuk
merencanakan serta melaksanakan program pembangunan
di bidang kesehatan.
2. Meningkatkan kemapuan berfikir, bersikap dan bertindak
agar sesuai dengan program pembangunan di bidang
kesehatan.
3. Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan
dalam pembangunan bidang kesehatan di daerah.
4. Membntuk kader-kader pembangunan di masyarakat
sehingga terjamin kesinambungan pembangunan di bidang
kesehatan.
c. Perguruan tinggi
1. Perguruan tinggi lebih terarah dalam mengembangkan ilmu
dan pengetahuan kepada mahasiswa, dengan adanya

8
umpang balik sebagai hasil itegrasi mahasiswa dengan
masyarakat . dengan demikian, kurikulum perguruan tinggi
akan dapat disesuaikan dengan tuntutan pembanguanan.
Tenaga pengajar memperoleh berbagai kasus yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam proses pendidikan.
2. Perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama dengan instansi
pemerintah atau departemen lainnya dalam melakukan
pembangunan dan pengembagan IPTEKS Bidang
Kesehatan.
3. Perguruan tinggi dapat mengembangkan IPTEKS Bidang
Kesehatan yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan
penyelesaian berbagai masalah pembangunan.

9
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

Gambaran Desa Watang Kassa

A. Gambaran Geografis dan Demografis


1. Keadaan Geografis

Desa Watang Kassa terletak di Kecamatan Batulappa,


Kabupaten Pinrang yang terbagi atas 3 Dusun yaitu : Dusun Kassa,
Dusun kampung baru, dan Dusun Padang Loang. yang daerahnya
meliputi pertanian, yang membentang ……
Adapun batas-batas Wilayahnya yaitu :
a. Sebelah utara : Dusun kampung Baru
b. Sebelah selatan : Batulappa
c. Sebelah Barat : Dusun padang Loang
d. Sebelah timur : Kassa

2. Keadaan Tofoxgrafi

Keadaan Demografis penduduk seperti laju pertumbuhan


dan struktur organisasi penduduk, merupakan salah satu faktor
yang sangat menetukan pendekatan yang akan ditempuh maupun

10
keberhasilan yang akan dicapai dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarkan Penarikan Sampel yang dilakukan oleh LP3M


STIKES Baramuli Untuk Random sampling seluruh lingkungan
ialah 276 KK.Dari 276 KK di keseluruhan Desa Watang Kassa
terbagi menjadi Dusun Kassa sebanyak 166 KK, Dusun Kampung
Baru 66 KK, Dusun Padang Loang 44 KK.

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data sekunder


tentang jumlah penduduk Desa Watang Kassa, Kecamatan
Batulappa, Kabupaten Pinrang secara keseluruhan yang tinggal
dan menetap dari 276 Kepala Keluarga berdasarkan rumah
dengan distribusi Laki-laki 612 jiwa dan perempuan 588 Jiwa.
(Data Sekunder Pemerintah Desa Watang Kassa).

3. Keadaan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan


Di Desa Watang Kassa terdapat sarana pelayanan
kesehatan Puskesmas dimana Puskesmas ini merupakan Satu
pelayanan kesehatan dalam wilayah Kecamatan Batulappa, yang
memiliki cakupan wilayah kerja Desa Watang Kassa. Jumlah
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Batulappa dapat dilihat
pada tabel berikut :
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Batulappa, Tahun
2020.

N
Tenaga Kesehatan Jumlah
o

1. Ka. Puskesmas 1

2 Dok Umum 1

3 Dok Gigi 1

11
4 Perawat 17

5 Bidan 48

6 Tenaga gizi 1

7 Kesmas 1

8 Kesling 1

9 Tenaga kefarmasin 4

10 Analis 2

11 Perkarya kesehatan 1

12 Servis cleaning 1

13 Driver 1

14 Pramusaji 1

Jumlah 81 Tenaga Kesehatan

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Batulappa, 2020

4. Keadaan Sosial Ekonomi

Penduduk Desa Watang Kassa, Kecamatan Batulappa,


Kabupaten Pinrang, sebagain besar bermata pencarian sebagai
petani, peternak, Pedagang/Wiraswasta, dan PNS. Sedangkan
ditinjau dari aspek Pendidikan sebagian besar penduduk
terdistribusi pada tingkat pendidikan tamat SD, Tamat SLTP, Tamat
SMA, Tamat Perguruan tinggi, serta yang masih menempuh
Pendidikan di SD dan ada juga yang tidak sekolah sama sekali.
Selain itu penduduk Desa Watang Kassa di dominasi oleh Etnis
Pattinjo. Kehidupan Masyarakat di daerah ini masih dipegaruhui
oleh faktor sosial budaya terutama faktor tradisi, kepercayaan serta
sistem nilai yang ada dan masih terpelihara dalam kehidupan
sehari-hari.

12
B. Gambaran Status Derajat Kesehatan Masyarakat
Salah satu pakar kesehatan yaitu H.L.BLUM dalam teorinya
mengemukakan bahwa status kesehatan individu (masyarakat) sangat
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku,
faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik.
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dipengaruhi beberapa hal :
1. Tempat Pembuangan Sampah
Sebagaian besar masyarakat di Desa Watang Kassa
tidak memiliki tempat sampah.Ada yang memiliki tempat
sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan dan
adapula yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan) dan
sebagian pula masyarakat Kelurahan Kassa Membuang
sampah di Kebun, sungai dan dibakar karena tidak memiliki
tempat pembuangan akhir.
2. Jamban Keluarga
Berdasarkan hasil observasi di Desa Watang Kassa,
sebagian besar penduduk telah memiliki Jamban Keluarga
yang terdiri dari jamban model leher angsa, dan ada juga
tidak memiliki jamban keluarga.
3. Pemanfaatan Pekarangan
Penduduk Desa Watang Kassa pada umumnya
memilki pekarangan, yang memanfaatkan pekarangannya
sebagai lahan untuk tanaman hias, untuk Tanaman Obat,
untuk Tanaman Bumbu Makanan dan ada pula yang
memanfaatkan untuk memelihara Ternak.
4. Ventilasi
Dari hasil observasi di Desa Watang Kassa sebagian
besar telah memiliki ventilasi (Lubang pertukaran udara)
yang memenuhi standar kesehatan.
5. Jentik

13
Dari hasil pendataan, rumah penduduk Desa Watang
Kassa bebas dari jentik nyamuk. Dan juga masyarakat di
kelurahan ini telah mengetahui tentang bahaya demam
berdarah.
6. Sarana Air Bersih
Keseluruhan masyarakat di Desa Watang kassa
memiliki cakupan Air bersih yang memenuhi syarat, dan
adapula yang tidak memenuhi syarat. sumber air minum
masyarakat diperoleh dari Bor, sumur,sungai dan air hujan.
2. Faktor Perilaku
Faktor perilaku juga merupakan salah satu penentu status
derajat kesehatan. Di Desa Watang Kassa, faktor perilaku yang
masih kurang yaitu masih ada masyarakat yang kurang tahu cara
penggunaan garam yang sudah beriodium dalam pengolahan
bahan makanan namun Masyarakat di Desa Watang Kassa sudah
mulai sadar akan pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Faktor Genetik
Dari hasil observasi dan pendataan yang dilakukan dan data
dari Puskesmas Batulappa, terdapat penyakit yang diakibatkan
oleh faktor genetik diwilayah Puskesmas Batulappa.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN KKN-PPM-BK

A. HASIL KEGIATAN

14
B. PEMBAHASAN
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum
yang akan diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk pemberantasan penyakit,
peningkatan gizi masyarakat, peningkatan kesehatan lingkungan serta
penyuluhan kesehatan untuk memasyarakatkan perilaku hidup bersih
dan sehat sedini mungkin. Menurut Undang-undang Kesehatan No.
23 Tahun 1992 dikatakan bahwa sehat adalah “suatu keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, social, dan ekonomi” sedangkan dalam

15
konstitusi World Health Organization (WHO) tahun 1984 disepakatii
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya adalah hak funda-mental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat social
ekonominya.
Pembangunan dibidang kesehatan diarahkan untuk
mempertinggi derajat kesehatan Nasional, demi terwujudnya
masyarakat yang sehat yang sesuai dengan sistem kesehatan
penyembuhan penyakit secara berangsur-angsur berkembang ke
arah kesatuan upaya peningkatan, pencegahan, dan pemeliharaan
yang bersifat menyeluruh dan berkesinambungan.

A. PEMBAHASAN PRORAM POKOK


1. Penyuluhan Tentang Nyamuk Aedes Egypthi (DBD)
Demam berdarah disebabkan oleh virus DENGUE yaitu bibit
penyakit yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan alat
pembesar (Mikroskop) khusus. Anak yang sakit demam berdarah,
di dalam darahnya mengandung virus. Apabila anak tersebut
digigit oleh nyamuk AEDES AEGYPTI maka bibit penyakit itu ikut
terisap masuk kedalam tubuh nyamuk. dan apabila nyamuk ini
kemudian menggigit anak lain, anak tersebut dapat ketularan
penyakit ini.
Penyakit demam berdarah dapat menyerang semua
golongan umur, terutama menyerang anak-anak, namun sampai
saat ini penyakit demam berdarah juga menyerang pada anak
dewasa. Untuk itu dianggap perlu dilakukan suatu upaya
penanggulangan penyakit DBD ini salah satunya memberikan
penyuluhan dengan tujuan setelah masyarakat diberikan
penyuluhan maka masyarakat bisa mengenal vektornya, tempat
perkembang biakannya dan cara memberantasnya. Program ini
dilaksanakan di Dusun Kassa yang menjadi wilayah kerja

16
Mahasiswa KKN-PPM-BK STIKES Baramuli Pinrang di Desa
Watang Kassa Kec. Batulappa, Kab. Pinrang. Program ini
dilaksanakan dengan metode penyuluhan dari rumah ke rumah
yang dilakukan pada tanggal 12,13,dan 16 Maret 2020 dengan
jumlah program 1 dengan volume secara keseluruhan 21 Orang
dan jumlah waktu 20 jam dengan total keseluruhan yaitu jam x
jumlah volume (JOK) 53.
2. Penyuluhan Tentang Cuci Tangan Sehat
Kegiatan Penyuluhan ini adalah salah satu bentuk agar
anak-anak sekolah dasar tau bagaimana cara cuci tangan pakai
sabun yang benar di SDN 219 Kassa. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan anak bangsa, dimulai dari mengajarkan kepada
mereka hal yang sederhana yaitu kebersihan diri sendiri Karena
untuk menciptakan bangsa yang sehat maka terlebih dulu kita
harus menanamkan perilaku sehat kepada masyarakatnya di mulai
sejak usia dini. Mahasiswa berharap dengan kegiatan ini,
kesadaran siswa-siswi dapat menerapkan cuci tangan pakai
sabun di setiap waktu dengan tahapan yang benar. Program ini
dilaksanakan di SDN 219 Kassa yang menjadi wilayah kerja
Mahasiswa KKN-PPM-BK STIKES Baramuli Pinrang di Desa
Watang Kassa Kec. Batulappa, Kab. Pinrang. Program ini
dilaksanakan dengan metode penyuluhan yang dilakukan pada
tanggal 13 Maret 2020 dengan jumlah program 1 dengan volume
secara keseluruhan 36 Orang dan jumlah waktu 12 jam dengan
total keseluruhan yaitu jam x jumlah volume (JOK) 98
3. Penyuluhan Tentang pencegahan dan penanggulangan Diare
Pada Anak
Secara umum, penyebaran diare biasa terjadi melalui infeksi
(kuman-kuman penyakit) seperti bakteri, virus, dan parasite.
Biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang tercemar
atau kontak langsung dengan tinja penderita. Penyebaran bisa

17
juga terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh yang
disebabkan kurangnya asupan ASI kepada bayi sampai 2 tahun
atau lebih. Di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi
bayi dari kuman penyakit. Kurang gizi/malnutrisi terutama anak
yang gizi buruk akan mudah terkena diare.Yang paling penting
soal penyebaran diare adalah tergantung pada perilaku dan faktor
lingkungan. Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis
lingkungan yang faktor utamanya dari kontaminasi air atau tinja
yang berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat.
Mahasiswa berharap dengan kegiatan ini, kesadaran
Masyarakat bertambah tentang pentingnya asupan gizi pada
anak dan memperhatiakan kualitas air. Program ini dilaksanakan
di PUSTU Kassa yang menjadi wilayah kerja Mahasiswa KKN-
PPM-BK STIKES Baramuli Pinrang di Desa Watang Kassa Kec.
Batulappa, Kab. Pinrang. Program ini dilaksanakan dengan
metode penyuluhan yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2020
dengan jumlah program 1 dengan volume secara keseluruhan 25
Orang dan jumlah waktu 10 jam dengan total keseluruhan yaitu
jam x jumlah volume (JOK) 87

4. Penyuluhan Tentang STOP BABS


Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai
tempat berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular
(missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut
dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll
maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan,
dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko
menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan
menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas . ini
adalah salah satu program yang kami ambil mengingat dari hasil

18
pendataan yang kami lakukan masih banyak warga yang belum
memiliki jamban dan memilih membuang tinja di sungai ataupun di
kebun.jadi penting bagi mahasiswa untuk membentuk kesadaran
masyarakat tentang STOP BABS dan bagi kader kesehatan
perlu melakukan PEMICUAN untuk merubah perilaku masyarakat
dalam menuju buangan air besar yang benar dan sehat secara
totalitas. Program ini dilaksanakan di Dusun Padang Loang yang
menjadi wilayah kerja Mahasiswa KKN-PPM-BK STIKES Baramuli
Pinrang di Desa Watang Kassa Kec. Batulappa, Kab. Pinrang.
Program ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan dari rumah
ke rumah yang dilakukan pada tanggal 15,21 dan 22 Maret 2020
dengan jumlah program 1 dengan volume secara keseluruhan 34
Orang dan jumlah waktu 19 jam dengasn total keseluruhan yaitu
jam x jumlah volume (JOK) 94
5. Penyuluhan Tentang ISPA
Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi
akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian
atas. Bagian saluran pernapasan atas yang terkena bisa meliputi
hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan
tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke
trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi berlangsung.
Penyuluhan ini di lakukan karna hasil pendataan penyakit terbesar
di Dusun Kampung baru adalah salah satunya penyakit ISPA,
maka dalam program ini mahasiswa mengharapkan agar
masyrakat dapat menyadari pentingnya pengetahuan tentang
bahaya ISPA dan cara pencegahannya . Program ini dilaksanakan
di Dusun Kampung baru yang menjadi wilayah kerja Mahasiswa
KKN-PPM-BK STIKES Baramuli Pinrang di Desa Watang Kassa
Kec. Batulappa, Kab. Pinrang. Program ini dilaksanakan dengan
metode dari rumah ke rumah penyuluhan yang dilakukan pada
tanggal 17-19 Maret 2020 dengan jumlah program 1 dengan

19
volume secara keseluruhan 18 Orang dan jumlah waktu 18 jam
dengan total keseluruhan yaitu jam x jumlah volume (JOK) 94

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah kesehatan yang didapatkan di Desa
Watang Kassa Kec. Batulappa Kab. Pinrang, maka penyusun
menyimpulkan bahwa permasalahan kesehatan yang dihadapi
masyarakat Desa Watang Kassa Kec.Batulappa Kab. Pinrang
berdasarkan beberapa karakteristik yang telah diamati yaitu dari faktor
social ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar

20
masih sangat rendah, sehingga pemahaman serta keterampilan
mereka pun sangat terbatas. Gaya hidup dan perilaku masyarakat
masih kurang dalam hal pemeliharaan kesehatan yang dipengaruhi
oleh kurangnya promosi dan penyuluhan yang diberikan kepada
masyarakat setempat serta fasilitas yang masih kurang disediakan
oleh pemerintah setempat, salah satu Tempat Pembuangan Akhir dan
sarana air bersih.

Dari permasalahan diatas dan berdasarkan prioritas masalah,


maka dilakukan intervensi pemecahan masalah kesehatan Lingkungan
di Dusun Kassa, Kampung baru, Padang loang, Desa Watang Kassa
Kec.Batulappa Kab. Pinrang adalah :
1. Penyuluhan tentang nyamuk aedes egypthi
2. Penyuluhan tentang cuci tangan sehat
3. Penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan diare pada
anak
4. Penyuluhan tentang STOP BABS
5. Penyuluhan tentang ISPA
Dari hasil evaluasi intervensi yang dilaksanakan di Dusun
Kassa, Kampung baru, dan Padang loang Desa Watang Kassa kec.
Batulappa Kab. Pinrang, masyarakat memberikan respon positif dan
turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program yang dilakukan.

B. Saran
Dari masalah-masalah kesehatan dan berdasarkan prioritas
masalah yang ditemukan dilapangan selama KKN-PPM-BK, maka
penyusun menyarankan agar :
1. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
a) Memberikan pengarahan-pengarahan agar pencapaian
program tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan

21
b) Lebih memantau perkembangan pelaksanaan program peserta
KKN-PPM-BK
c) Mengevaluasi hasil program mengenai tingkat keberhasilan
yang dicapai
2. Lembaga Program Pemberdayaan Masyarakat ( LPPM )
 Diharapkan lebih meningkatkan pengarahan, bimbingan, dan
pengawasan pelaksanaan KKN-PPM-BK
3. Pemerintah
a) Struktur organisasi dan sistem pemerintahan di Desa Watang
Kassa masih perlu mendapat perhatian khusus untuk realisasi
program pemerintahan khususnya dibidang kesehatan
b) Memperhatikan segala kesulitan-kesulitan masyarakat dalam
penyelesaian persoalan kesehatan.
c) Sebaiknya Dinas Kesehatan mensurvei langsung masyarakat
setempat agar masalah yang mereka dapatkan lebih kongkrit
sehingga program yang akan dilaksanakan betul-betul menjadi
kebutuhan masyarakat.
4. Puskesmas
a) Meningkatkan penyampaian informasi kesehatan yang jelas
kepada seluruh masyarakat.
b) Meningkatkan pelayanan kesehatan.
c) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti sehat
d) Melakukan pemicuan agar masyakat tidak buang air besar
sembarangan.

22

Anda mungkin juga menyukai