Anda di halaman 1dari 10

http://tanbihun.

com/kajian/al-quran/kode-
matematik-angka-19-dalam-al-quran-
penjaga-keotentikan-al-quran/#.UouLrtiufIU
Kode Matematik Angka 19 Dalam Al- Qur’an
Penjaga Keotentikan Al Qur’an
Friday, 28 September 2012 15:32 | al qur'an | 14 Comments | Read 1269 Times

Tanbihun.com- Al Qur’an adalah satu-satunya


kitab suci di dunia ini yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, sebagai petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Qur’an tidak hanya dibuktikan lewat
kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah yang sering mengejutkan
para ahli.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-
abad lamanya sampai seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil
menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-
tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati
bukti-bukti bahwa surat-surat/ayat-ayat di dalam Qur’an serba berkelipatan angka19.

Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada surat ke-74 ayat: 30-31, yang artinya
sbb:“Yang atasnya ada sembilan belas. …., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu
(angka 19). melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang
yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan
supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan
supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata:
“Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”

Hasil penemuannya yang sangat mengejutkan ini pada tahun 1976 telah
didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam
Sedunia di London. Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut:
1. Kita mengetahui bahwa setiap surat di dalam Qur’an selalu diawali dengan bacaan
‘Basmallah’ sebagai statemen pembuka, yaitu “Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”(yang
artinya: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Ternyata
bacaan ‘Basmalah’ tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari 19 huruf (atau 19×1):
2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata: Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim.
Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut di dalam Qur’an
ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19. Yakni:

o Jumlah kata Ismi di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19×1)
o Jumlah kata Allah di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19×142)
o Jumlah kata Arrahman di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19×3)
o Jumlah kata Arrahim di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19×6)

Bahkan, apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga akan merupakan


kelipatan 19, yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19×8).

3. Jumlah total keseluruhan surat-surat di dalam Qur’an sebanyak 114 surat (atau 19×6).

Angka 114 bila dibagi 6 bagian (masing- masing 19 Surat), yakni 1-19,.. 20-38,..
39-57,.. 58-76,.. 77-95,.. 96-114 lalu masing-masing dijumlahkan, kemudian
hasilnya dibagi dengan 19, maka hasilnya adalah kelipatan 19.

1+2+3+ … +19 = 190 (19x10)


20+21+22+ … +38 = 551 (19x29)
39+40+41+ … +57 = 912 (19x48)
58+59+60+ … +76 = 1273 (19x67)
77+78+79+ … +95 = 1634 (19x86)
96+97+98+ … +114 = 1995 (19x105)

4. Bacaan Basmallah di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19×6), dengan
perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat
ke-9 (Surat At- Taubah tanpa Bismillah), sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27
ayat 30.yakni pada Surat An- Naml.

Berikut terjemahan surat ke-9 (At- Taubah) ayat 3:


“Dan suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada
hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari orang-
orang musyrikin, kemudian jika kamu bertobat maka bertobat itu lebih baik
bagimu, dan jika kamu berpaling maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu
tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir bahwa
bagi mereka siksa yang pedih.”

Berikut terjemahan surat ke-27 (An- Naml) ayat 29-31:


“Ia (Balqis) berkata, Hai pembesar-pembesarku, telah dikirim kepadaku sebuah surat yang
berharga. Surat itu dari Sulaiman yang isinya berbunyi : “Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang”. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku dengan berserah diri.”
5. Pada surat ke-27 ayat 30 tempat ditemukannya bacaan Basmallah apabila bilangan surat
dan ayatnya dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu 27+30=57
(atau 19x3).
6. Dari point 4 di atas ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat
ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.

========= surat ke-: 9, 10, 11, 12, . . . , 25, 26, 27


==== urutan surat ke-: 1, 2, 3, 4, . . . , 17, 18, 19

Bahkan,apabila bilangan surat-suratnya dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s.d. ke-27 maka
hasilnya pun adalah kelipatan 19, yaitu:

(9+10+11+12+ … +24+25+26+27 = 342 (atau 19x18).

7. Wahyu pertama (surat ke-96 ayat 1-5) terdiri atas 19 kata (atau 19x1) dan 76 huruf (atau
19x4).
8. Wahyu kedua (surat ke-68 ayat 1-9) terdiri atas 38 kata (atau 19x2).
9. Wahyu ketiga (surat ke-73 ayat 1-10) terdiri atas 57 kata (atau 19x3).
10. Wahyu terakhir (surat ke-110) terdiri atas 19 kata (atau 19x1).
11. Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (surat ke-
112).
12. Surat ke-96, tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri atas 19 ayat (atau 19×1) dan 304
huruf (atau 19×16). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-
19 bila diurut/dihitung mundur dari belakang Qur’an.

========= surat ke-: 114, 113, 112, 111, . . . , 98, 97, 96


==== urutan surat ke-: 1, 2, 3, 4, . . . , 17, 18, 19

Bukti ini menunjukkan bahwa Qur’an tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking
system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat 20, yang artinya : “Allah telah mengunci mereka
dari belakang”.

Bahkan, apabila bilangan surat-suratnya dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s.d. ke-96 maka
hasilnya pun adalah kelipatan 19, yaitu 114+113+112+111+…+98+97+96 = 1995 (atau 19x105).

13. Bagian tengah-tengah Qur’an jatuh pada Surat ke-18 (Surat Al- Kahfi) ayat 19 (atau
19×1).
14. Juga ditemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas)
ayat ditemukan yang paling banyak di dalam Qur’an, yakni masing-masing terdiri dari 5
(lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan
belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang
masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut
sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu sbb:

Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan: 8+11 = 19 (atau 19x1).

o surat ke-: 103, 108, 110 masing-masing terdiri atas 3 ayat


o surat ke-: 97, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri atas 8 ayat.
o surat ke-: 82, 87, 96 masing-masing terdiri atas 19 ayat
o surat ke-: 48, 57, 81 masing-masing terdiri atas 29 ayat
o surat ke-: 32, 67, 89 masing-masing terdiri atas 30 ayat
o surat ke-: 14, 68, 69 masing-masing terdiri atas 52 ayat

Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan: 3+19+29+30+52 = 133 (atau 19x7).

15. Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus
(initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab
“Muqatta-’aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Qur’an terdapat sebanyak 29
(dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi
dari 14 (empat belas) huruf-huruf Fawatihus Suwar “Muqatta-’aat”.

14 huruf itu adalah: alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, ya’, ‘ain, shad, tha’, sin, qaf, nun, dan kha’.

14 macam kombinasi huruf-huruf tersebut adalah: 1) alif, lam, mim, 2) ha’, mim, 3) alif, lam,
ra’, 4) alif, lam, mim, ra’, 5) tha’, sin, 6) tha’, sin, mim, 7) ya’, sin, 8) nun, 9) kaf, ha’, ya’,
‘ain, shad, 10) alif, lam, mim, shad, 110 shad, 12) qaf, 13), ‘ain, sin, qaf, dan 14) tha’, ha’.

29 surat adalah surat ke-: 2, 3, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38,
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68.

Maka apabila bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat
dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14+14+29 = 57 (atau 19×3).

Terhadap tanda-tanda dengan kata singkatan ini, para ahli tafsir berbeda-beda pendapat. Ada
yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, ada pula yang berpendapat huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik
perhatian para pendengar supaya memperhatikan bacaan-bacaan di dalam Qur’an.

Namun berkat penemuan angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-
huruf “Muqatta-’aat” tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian/keotentikan Qur’an
karena berhubungan dengan angka 19.

Perhatikanlah demonstrasi-demonstrasi berikut!!!


16. Surat ke-68 diawali huruf Nun. Setelah diteliti jumlah huruf Nun yang terdapat pada surat
tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S. Nun Kelipatan 19


68 133 19 x 7

17. Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6: “Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau
(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang
besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak
kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara
kamu yang gila.”
18. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf Qof. Setelah diteliti huruf Qof yang terdapat
pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19×6). Ada yang berpendapat bahwa
huruf Qof ini singkatan dari kata ‘Qur’an’ karena Qur’an terdiri dari 114 surat.

Q.S. Qof Kelipatan 19


42 57
50 57 =19 x 3
—- +
114

19. Hal lain yang mencengangkan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth
dengan kalimat “Qaumu Luuth” yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Qur’an, namun
pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi “Ikhwanu Luuth” yang
artinya ” saudara-saudaranya Nabi Luuth”.
20. Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur Qof dalam kalimat tersebut agar jumlah
huruf ‘Qaf’ dalam Qur’an tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya
akan bertambah menjadi 115.
21. Berikut terjemahan surat ke-50 ayat 1-2: “Qaaf, demi Al Qur’an yang sangat mulia,
mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari
(kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, “Ini sesuatu perkara
yang amat aneh.”"
22. Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain, Sin, dan Qof. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf
tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Q.S. ‘Ain Sin Qaf Kelipatan 19


42 98+54+57 19 x 11

23. Surat ke-36 diawali huruf Ya’, dan Sin. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut
pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.

Q.S. Ya’ Sin Total Kelipatan 19


36 237+48 = 285 19 x 15

24. Surat ke-13 diawali huruf Alif, Lam, Mim, dan Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut
pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Q.S. Kaf Ha’ Ya’ ‘Ain Shad Total Kelipatan 19


13 137+175+343+117+26 = 798 19 x 42

26. Di awal (ayat pertama) surat ke-7, 19, dan 38 terdapat huruf Shod. Total jumlah huruf
Shod dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.

Q.S. Shod Kelipatan 19


7 97
19 26 = 19 x 8
38 29
—- +
152

27. Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata bashthatan yang
artinya “melebihkan” (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya
kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2
ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi
Muhammad menuliskan kata “basthatan” dengan huruf shod, namun unsur huruf shod itu
tetap harus dibaca sebagai huruf sin, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut
ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf shod.
28. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan (“melebihkan”) huruf shod agar
jumlahnya di dalam Qur’an menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya
berkurang menjadi 151.
29. Berikut terjemahan surat ke-7 ayat 69: “Apakah kamu (tidak percaya) dan heran ketika
datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di
antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan
kamu sebagai angkatan pengganti sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah
melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu.”
30. Surat ke-40 s.d. ke-46 diawali huruf Ha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua
huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S. Ha’  Mim Total Kelipatan 19


40 64  380
41 48  276 = 2147 = 19 x 113
42 53  300
43 44  324
44 16  150
45 31  200
46 36  225
————– +
292+1855

31. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf Alif, Lam, dan Ro’. Jumlah total huruf-
huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S. Alif + Lam + Ro’ Total Kelipatan 19


10 1319 + 913 + 257 = 2489 = 19 x 131
11 1370 + 794 + 325 = 2489 = 19 x 131
12 1306 + 812 + 257 = 2375 = 19 x 125
14 585 + 452 + 160 = 1197 = 19 x 63
15 493 323 96 = 912 = 19 x 48

32. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf Alif, Lam, dan Mim. Jumlah total huruf-
huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S. Alif + Lam + Mim Total Kelipatan 19


2 4502 + 3202 + 2195 = 9899 = 19 x 521
3 2521 + 1892 + 1249 = 5662 = 19 x 298
29 774 + 554 + 344 = 1672 = 19 x 88
30 544 + 393 + 317 = 1254 = 19 x 66
31 347 + 297 + 173 = 817 = 19 x 43
32 257 155 158 = 570 = 19 x 30

33. Surat ke-19 diawali huruf Kaf, Ha’, Ya’, Sin, dan Shod
Surat ke-20 diawali huruf Tho’ dan Ha’
Surat ke-26 diawali huruf Tho’, Sin, dan Mim
Surat ke-27 diawali huruf Tho’ dan Sin
Surat ke-28 diawali huruf Tho’, Sin dan Mim

Maka perhatikanlah hubungan yang sangat menarik berikut ini:

Q.S. Ha’ Tho’ Sin Mim


19 175 — — —
20 251 28 — — Kelipatan
Total
26 — 33 94 484 19
27 — 27 94 —
28 — 19 102 460
————————- +
426 + 107 + 290 + 944 = 1767 = 19 x 93

Data di atas dapat dijelaskan dalam ilmu Matematika (Aljabar). Kumpulan huruf-huruf yang
memulai kelima surat di atas adalah himpunan yang anggota-anggotanya adalah huruf-huruf
yang bersangkutan. Pada kolom pertama adalah irisan himpunan 1 dan 2 yang adalah huruf Ha’
pada surat ke-19 dan ke-20, yaitu 175+251=426. Pada kolom kedua adalah 28+33+27+19 yang
merupakan irisan empat himpunan,yaitu himpunan 1 iris, himpunan 2 iris, himpunan 3 iris,
himpunan 4 iris, himpunan 5 iris; yang adalah himpunan dengan anggotanya huruf Tho’. Lebih
lanjut himpunan ketiga adalah irisan himpunan 3 dan 5 dikurangi himpunan 4, yaitu himpunan
dengan anggotanya huruf Mim.

Hal ini merupakan suatu kenyataan bahwa Qur’an perlu dilihat dengan kacamata orang-orang
eksak, karena tak mungkin bisa diungkap hanya oleh seorang sastrawan.

Lebih jauh tentang keistimewaan angka 19


Dalam khazanah Islam

1. Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematika dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan
Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan
satu dan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang
serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (surat
ke-112 ayat 3).
2. Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9 di mana angka 1 merupakan bilangan pokok
pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita.
Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah, yakni “Maha Awal” dan “Maha Akhir”
(surat ke-57 ayat 3).
3. Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang “Maha Esa” (surat ke-112 ayat 1) sedangkan
angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifat-Nya yang ke-38
(=19x2) yaitu “Maha Besar”.
4. Dalam kalender tahun Hijriyah (sistem peredaran bulan), tahun kabisat terjadi pada
setiap 19 tahun sekali.
5. Raka’at dalam sholat wajib 5 waktu: Subuh 2, Zuhur 4, ‘Asar 4, Magrib 3, Isya’ 4, kalau
diurut menjadi 24434. Bagilah dengan 19 hasilnya 24434 : 19 = 1286 tanpa sisa.
Anehnya angka 1286 kalau dibalik menjadi 6821, kalau dibagi 19 hasilnya 359, juga
tanpa sisa. Artinya, perintah sholat itu dari ALLAH SWT; wajib untuk dilaksanakan.

Dalam khazanah ilmu pengetahuan

1. Dalam buku “Atlas Anatomi” yang disusun oleh Prof. Dr. Chr. P. Raven dapat diketahui
bahwa sebagian dari kerangka manusia, yaitu: tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung
ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. Menurut para biolog, ke-19 ruas tulang tersebut
mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap manusia karena di dalamnya
terdapat sumsum yang merupakan lanjutan dari otak, dengan syaraf-syaraf yang menuju
ke seluruh bagian tubuh. Adanya gangguan pada ruas tersebut maka seluruh tubuh akan
kehilangan kekuatannya.

Juga ditemukan hal yang menarik; anggota tubuh manusia seperti tangan dan kaki sangatlah
penting fungsinya bagi kehidupan kita. Bila diteliti ternyata terdapat 19 ruas tulang pada
masing-masing tapak tangan/kaki (dengan mengecualikan ruas-ruas pergelangan tangan). Dan
tahukah Anda bahwa bentuk tapak tangan/kaki kita menyerupai bentuk kata “Allah” (dalam
bahasa Arab)?

2. Di alam terdapat 81 unsur kimia stabil. Ada dua unsur di alam yang tidak stabil, yaitu
Thorium dan Uranium. Keduanya bernomor atom 90 dan 92 dalam sistem periodik.
Proton-proton dalam inti atom yang saling tolak karena bermuatan sama, “direkat” oleh
gaya kuat. Sedangkan gaya lemah menyebabkan inti atom Thorium dan Uranium tidak
stabil menjadi “lapuk” terbelah dengan mengeluarkan sinar radioaktif, sehingga
Thorium dan Uranium disebut pula zat radioaktif. Karena terbelah itu keduanya
memperanakkan zat-zat radioaktif pula, yaitu dalam sistem periodik bernomor atom 84,
85, 86, 87, 88, 89 dan 91. Hingga hari ini sudah dikenal 106 unsur dalam sistem
periodik. Patut dicatat, bahwa dua di antaranya Technetium bernomor atom 43 dan
Promethiu bernomor atom 61 dalam sistem periodik, keduanya adalah unsur “siluman”.
Keduanya, jika tersusun, akan hilang dalam sekejap sehingga sesungguhnya bukan 106
unsur yang aktual, melainkan hanya 104 unsur dalam sistem periodik. Maka di antara
106 unsur kimia dalam sistem periodik ada 81 unsur stabil, 2 unsur siluman, dan nomor
atom 84 ke atas unsur tidak stabil/radioaktif, yang intinya terbelah.

Dalam penelusuran angka 19 di dalam sistem periodik yang dihubungkan dengan Al Qur’an,
diperoleh hasil sebagai berikut:

o Unsur kimia dalam sistem perodik intinya TERBELAH mulai nomor atom 84.
Kita lihat di dalam Al-Qur’an surah 84, yaitu surah al-Insyiqaq, artinya:
TERBELAH.
o Unsur siluman Technetium dengan nomor atom 43 dan Promethiu dengan nomor
atom 61.

Apabila disusun deret 43 + 44 + 45 + 46 + ..+ 61 = 986 = 52 x 19.

Apabila kita jumlahkan nomor atom dari unsur stabil dalam sistem periodik, kemudian
dikuarangi dengan jumlah nomor atom dari kedua unsur siluman itu, akan kita peroleh:
(1+2+3+..+83) – (43 + 61) = 3382 = 178 x 19.

o Kita lihat dalam Al Qur’an Surah 43 dan Surah 61. Surah 43 terdiri atas 89 ayat
dan Surah 61 terdiri atas 14 ayat. Di atas telah disebutkan bahwa jumlah
Basmalah 114 walaupun Surah 9 tidak di mulai dengan Basmalah, namun pada
Surah 27 ada 2 Basmalah. Itu mengisyaratkan bahwa Basmalah adalah bagian
dari surah-surah, kecuali Surah 9 (karena memang tidak dimulai dengan
Basmalah). Maka lihatlah hasilnya, jika nomor Surat dijumlahkan dengan jumlah
ayat dijumlahkan dengan Basmalah:

43 + 89 +1 =133 = 7 x 19
61 + 14 +1 = 76 = 4 x 19

o Yang terakhir, angka 43 dan 61 adalah sejenis dengan angka 19, yaitu ketiga-
tiganya merupakan bilangan prima.

Bahwa angka 19 adalah kode matematika yang melatarbelakangi komposisi literer Qur’an,
suatu fenomena unik yang tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Qur’an adalah
benar-benar wahyu Illahi, bukan hasil otak-atik manusia atau jin. Otak manusia tidak akan
mampu mencipta “karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik, namun sekaligus
membawa tema utamanya yang tak terbantahkan”. Apalagi bila mengingat turunnya Qur’an
secara berangsur-angsur, dengan bagian-bagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan
dengan peristiwa-peristiwa yang melatar-belakanginya.

Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi sebagai pemelihara keotentikan Qur’an. Angka 19 dapat
digunakan untuk mengecek apakah di dalam sebuah kitab Qur’an terdapat suatu kesalahan atau
tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Qur’an multiplikatif
dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah
ada atau tidaknya suatu kesalahan. Angka 19 pada Al-Qur’an seperti cyclic redundancy check
(CRC) pada sistem komputer, bila CRC dari sumber tidak sesuai dengan tujuan berarti ada
kesalahan dalam pengiriman/penyimpanan data. Angka 19 pada Al-Qur’an sebagai angka
penguji apakah ada penambahan atau pengurangan jumlah surah, ayat, basmallah bahkan
jumlah huruf pada Al-Qur’an, bila hasil baginya bulat tanpa sisa berarti benar, bila bersisa
berarti ada kesalahan. Demikianlah, seluruh isi Qur’an seutuhnya akan tetap asli hingga di
akhir zaman karena telah disegel oleh-Nya dengan angka 19 yang merupakan lambang
identitas-Nya. Wallahu a’lam bissawab.

Memang, banyak kalangan yang anti-Islam merespon dengan sangat negatif akan hal-ihwal
keajaiban angka 19 ini. Namun kalau kita telusuri lebih jauh itu hanya wujud dari rasa frustasi
karena pengingkaran mereka terhadap kebenaran yang hakiki. Mereka bahkan menggunakan
angka 19 sebagai bahan untuk memperolok-olokan Islam dengan segala tipu-daya, trik dan
segala bentuk hinaan. Sama sekali tidak mencerminkan pribadi umat beragama yang penuh
kasih sayang sesama manusia. Tapi itulah mereka, dari dulu hingga sekarang hanya bisa
menghina dan mengejek, tidak lebih. Sementara apabila ditantang apakah mereka dapat
membuktikan kebenaran keyakinan mereka dan kitab yang mereka agul-agulkan itu, hasilnya
nihil. Diputar-putar dari A sampai Z pun tidak pernah berhasil. Hasilnya justru banyak dari
kalangan ahli pikir dan elit mereka yang beralih ke Islam karena semakin dalam mereka meneliti
Islam semakin banyak bukti-bukti kebenaran yang mereka dapati. Sebaliknya, dari kalangan
yang anti-Islam, mereka begitu bangganya menghitung-hitung jumlah statistik orang-orang
Islam yang beralih ke agama mereka, yang notabene adalah BUKAN dari kalangan pemikir dan
elit Islam, justru dari kalangan masyarakat kelas bawah yang sangat tidak faham atau awam
akan Islam; dan yang menyedihkan, sebagian besar hanyalah karena alasan ekonomi atau
lainnya; BUKAN karena hasil penelitian, olah pikir, dan perenungan tingkat tinggi.

Sebagai bahan renungan, perhatikanlah beberapa ayat di


bawah ini:
Surat ke-15 ayat 9: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Kami pulalah yang
tetap menjaganya.”

Surat ke-41 ayat 42: “Yang tidak datang kepadanya (Qur’an) kesalahan/kekeliruan baik dari
depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Terpuji.”

Surat ke-86 ayat 13: “Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman-Nya yang membedakan
antara yang benar dan yang salah.”

Surat ke-18 ayat 27: “Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu
(Qur’an). Tidak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak
akan menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.”

Anda mungkin juga menyukai