Tugas 3 Makalah Ekonometrika
Tugas 3 Makalah Ekonometrika
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
RIDHAYANI (105961114118)
REVITA PUTRI PRATAMA (105961115018)
MUH. IZZUL ISMATULLAH (105961116918)
ERWIN RIAN ROSANDA (105961111716)
4E
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongannya_Nya, penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan. Tak lupa sholawat serta
salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat
menuntun penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak jarang penulis menemukan kesulitan-kesulitan. Akan tetapi,
berkat motivasi dan dukungan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu akhirnya dapat diatasi. Maka
dari itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari selesainya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar malakah ini
bermanfaat.
Penulis
Pen
Makassar, April 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
PEMBAHASAN
1. Definisi Ekonometrika..........................................................................
2. Metodologi Ekonometrika.....................................................................
PENUTUP
1. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Usaha mikro telah menunjukkan keunggulannya untuk bertahan dari krisis dikala usaha besar banyak
yang mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan usaha mikro memiliki bahan baku yang murah dan
tidak memiliki utang besar dalam bentuk dollar seperti halnya usaha besar. Ada beberapa alasan mengapa
usaha mikro dapat bertahan di tengah krisis. Pertama, sebagian besar usaha mikro memproduksi barang
konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat
pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan.
Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan. Kedua, sebagian besar
usaha mikro tidak mendapat modal dari Bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya
bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Di Indonesia, usaha mikro mempergunakan modal sendiri
dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah. Fleksibilitas usaha mikro dalam
melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu
mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.
Usaha mikro tergolong jenis usaha marginal, yang antara lain ditunjukkan oleh penggunaan teknologi
yang relatif sederhana, tingkat modal dan kadang akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung
berorientasi pada pasar lokal. Studistudi yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan bahwa usaha
mikro mempunyai peranan yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja
melalui penciptaan lapangan pekerjaan, penyediaan barang dan jasa dengan harga murah, serta mengatasi
masalah kemiskinan.
Hal nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha, terutama usaha mikro di Indonesia yang paling besar
adalah masalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah dan rendahnya kualitas produk.
Rendahnya sumbangan nilai output UMKM ini diduga disebabkan oleh sifat usaha yang pada umumnya
masih bersifat tradisional atau usaha keluarga dan tidak bersifat padat modal dibanding usaha skala besar
yang pada umumnya bercirikan padat modal. Selain itu keterbatasan modal, lemahnya pemasaran, SDM
dan lain sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Total 137.230 59
Change Statistics
Berdasarkan hasil pada tabel 6 diperoleh nilai Adj R-Squared 0.423 yang menunjukkan bahwa
42,3 persen variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
Sedangkan sisanya 57,7 persen dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka diperoleh model fungsi produksi Cobb-
Douglas sebagai berikut:
Ln Prod = 10,750 + 0,227 LnCap + 1,088 LnTk + 0,131 LnEdu + 0,802 Dtek
Interpretasi dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas adalah sebagai berikut:
a. Apabila variabel independent (modal, tenaga kerja, tingkat pendidikan dan teknologi dianggap
konstan maka output produksi akan bertambah 10,750.
b. Besarnya koefisien regresi variabel modal sebesar 0,227. Artinya apabila jumlah modal naik 1
persen maka jumlah output produksi akan naik sebesar 0,227 persen dengan asumsi variabel-
variabel lain bersifat konstan.
c. Besarnya koefisien regresi variabel tenaga kerja sebesar 1.088. Artinya apabila jumlah tenaga
kerja naik 1 persen maka jumlah output produksi akan naik sebesar 1,088 persen dengan asumsi
variabel-variabel lain bersifat konstan.
d. Besarnya koefisien regresi variabel tingkat pendidikan sebesar 0,131. Artinya apabila tingkat
pendidikan dinaikkan 1 tingkat maka tidak akan menambah jumlah output produksi secara
signifikan meskipun dengan asumsi variabelvariabel lain bersifat konstan.
e. Besarnya koefisien regresi dummy variabel teknologi sebesar 0,802. Artinya apabila tingkat
teknologi naik 1 persen maka jumlah output produksi akan naik sebesar 0,802 persen dengan
asumsi variabel-variabel lain bersifat konstan.
Untuk dapat mengetahui pengaruh penggunaan input terhadap output, elastisitas masing-masing
faktor input dan skala usaha dilakukan analisis sebagai berikut:
Konstanta 10,750
Adj R2 0,423
F Hitung 11,796
** Signifikan pada α = 5%
Pengaruh input modal, tingkat pendidikan dan teknologi tehadap output bersifat tidak elastis
(inelastis), Ei < 1. Hal ini menunjukkan peningkatan output relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan peningkatan input tersebut. Artinya penggunaan input sudah berada dalam kondisi yang
kurang menguntungkan (decreasing return to scale) dan marginal produktivitas input sudah mulai
menurun.
Elastisitas penggunaan tenaga kerja terhadap output bersifat elastis (Ei >1), peningkatan output
relatif lebih besar jika dibandingkan penambahan input. Relatif besarnya peningkatan output
menandakan bahwa produktivitas input tenaga kerja masih mempunyai peluang untuk dapat
ditingkatkan karena penggunaan tenaga kerja baru berada pada kondisi increasing return to scale.
Penggunaan tenaga kerja dapat ditingkatkan sampai tercapainya kondisi optimum penggunaan
input tenaga kerja. Berdasarkan hasil estimasi, maka homogenity degree yang merupakan hasil
penjumlahan nilai koefisien masing-masing variabel ( 0,227 + 1,088 + 0,131 + 0,802) = 2,248
atau lebih besar dari 1. Artinya fungsi produksi berada pada kondisi Increasing Return to Scale,
dimana bahwa persentase kuantitas output produksi lebih besar dari pertambahan faktor input.
Elastisitas produksi lebih dari satu dicapai pada waktu kurva produksi marjinal berada di atas
kurva produksi rata-rata. Ini merupakan skala usaha yang menunjukkan kenaikan hasil yang
bertambah. Setiap penambahan 1% input cateris paribus akan menyebabkan kanaikan output yang
lebih besar dari 1%. Oleh karena itu pada daerah increasing return to scale, keuntungan pelaku
usaha akan selalu bisa ditingkatkan dengan cara menambah input dalam proporsi yang tetap.
Defenisi Operasional
1. Penawaran kedelai tahun sebelumnya adalah seluruh produksi kedelai ditambah jumlah impor
kedelai yang ditawarkan produsen kepada konsumen di pasar Sumatera Utara.
2. Permintaankedelai tahun sebelumnyaadalah besarnya konsumsi kedelai ditambah industri
yang diminta oleh konsumen kepada produsen di pasar Sumatera Utara
3. Keseimbangan harga kedelaiadalah titik ekuilibrium jumlah kedelai yang ditawarkandengan
jumlah kedelai yang diminta oleh konsumen.
R2 0,702 0,006
Berdasarkan nilai R-Square (R2) sebesar 0,702 bahwa variabel bebas (harga kedelai tahun
sekarang , harga pakan ternak tahun sekarang, harga daging ayam tahun sekarang, dan permintaan
kedelai tahun sebelum) mampu menjelaskan variabel terikat (permintaan kedelai tahun sekarang)
sebesar 70,2% sementara 29,8% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Kedelai di Sumatera Utara
R2 0,737 0,001
Berdasarkan nilai R-Square (R2) sebesar 0,737 artinya bahwa variabel bebas (harga kedelai
tahunsebelum, luas areal kedelai tahun sebelum, dan penawaran kedelai tahun sebelum)
mampumenjelaskan variabel terikat (penawaran kedelai) sebesar 73,7% , sementara 26,3%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Berdasarkan asumsi keseimbangan maka diperoleh model keseimbangan sebagai berikut Qdt=
Qst-1
Pt = (P0–−11525,89513,848) (-6,102)t–832,31
yt= Abt+ yp
|b| = -6,102 < 1
|b| < 1
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permintaan dan penawaran kedelai di Sumatera
Utara adalah konvergen (menuju keseimbangan) atau kondisi keseimbangan model Cobweb yang
terjadi di Sumatera Utara adalah siklus yang mengarah titik keseimbangan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat dibuat beberapa
kesimpulan yaitu faktor-faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap output produksi
adalah modal, tenaga kerja dan teknologi. Faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap output produksi adalah faktor tingkat pendidikan. Faktor yang memiliki pengaruh paling
besar terhadap output produksi adalah faktor tenaga kerja. Disimpulkan bahwa hasil produksi
pelaku usaha mikro di lingkungan UIN mengalami increasing return to scale. Hal ini ditunjukkan
dari nilai homogenity degree 2,248 > 1. Dengan demikian outputnya dapat diperbesar lagi.
Adapun nilai 2,248 adalah merupakan hasil penjumlahan dari nilai konstanta dijumlah dengan β1
+ β2 + β3 + β4.
Modal, Tenaga kerja, Tingkat Pendidikan, dan teknologi secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap output produksi dengan nilai F hitung = 11,796 dengan nilai signifikansi
0,000
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. cet ke-12 . Jakarta: PT. Rineka Cipta. Batool, S.A and S.
Zulfiqar. 2013. Analyzing the Input Output Relationship of SME’s in Pakistan: An Econometric
Approach. International Journal of Business and Economic Development. Vol 1 Number 1, pp.
100-115 Signifikan V