5
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulisilmiah dengan
judul ’’ DAMPAK DAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
kesehatan global tentang dampak dan bahaya merokok bagi kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kelompok
menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah
diberikan pada kelompok mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari
Allah SWT. Amin.
Kelompok 7
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok
aktif terbanyak di dunia 61,4 juta perokok setelah Cina dan India, sekitar 60
persen pria dan 4,5 persen wanita di Indonesia adalah perokok. Sementara itu,
perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat dan 43 juta dari 97 juta
warga Indonesia adalah perokok pasif. Tingginya jumlah perokok aktif tersebut
berbanding lurus dengan jumlah non-smoker yang terpapar asap rokok orang
lain (second hand smoke) dan 11,4 juta diantaranya berusia 0-4 tahun. (Depkes
RI, 2013).
Tingginya angka perokok aktif dan pasif di Indonesia merupakan
ancaman serius terhadap kesehatan secara nasional, dalam laporan penelitian
yang dilansir kemenkes 2015, konsumsi rokok rata-rata orang per hari adalah
12,3 batang atau 369 batang per bulan. Bila rata-rata harga rokok adalah 700,
maka belanja rokok per kapita per bulan sebasar Rp.258.500 atau setahun
Rp.3.099.600. Perkiraan total belanja rokok pada perokok aktif sebesar 36,3%
dari total jumlah perokok aktif dikali Rp. 3.099.600 adalah Rp.208,8 trilyun,
tidak sebanding kerugian ekonomi untuk biaya kesehatan yang mencapai
Rp.596,61 Trilyun pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, dilansir secara global lebih dari 1,1 miliar orang
menjadi perokok aktif. Perokok Laki-laki jumlahnya jauh lebih besar dari
perokok wanita. Meskipun jumlah perokok menurun di seluruh dunia dan di
banyak negara, prevalensi merokok tampaknya akan meningkat di wilayah
Mediterania Timur dan wilayah Afrika (WHO,2015). Data secara global
menunjukkan bahwa rokok membunuh separuh dari penggunanya, Setiap tahun
lebih dari 8 juta orang terbunuh akibat dampak rokok, dimana 7 juta meninggal
akibat langsung dari merokok (perokok aktif) dan 1,2 juta lebih meninggal
akibat secara tidak langsung (perokok pasif) atau terpapar asap perokok aktif.
8
kesehatan dan keuntungan tidak merokok sebagai upaya prevensi dan motivasi
untuk menghentikan perilaku merokok. Dengan menumbuhkan motivasi dalam
diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, diharapkan akan
membuat perokok mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang
datang dari lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka
permasalahanya dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah dampak dan
bahaya merokok terhadap kesehatan dan peran perawat dalam menurunkan angka
perokok di lingkungan masyarakat atau institusi kerja”
C. Tujuan
Untuk mendeskripsikan dampak dan bahaya merokok dan peran serta
perawat dalam menurunkan angka perokok di lingkungan dan institusi”
D. Manfaat
1) Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dalam
pengembangan ilmu keperawatan khususnya peran perawat sebagai konselor
dalam upaya program berhenti merokok, dan bermanfaat sebagai sumber
informasi dan pengembangan literatur serta dapat menjadi bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
2) Manfaat Praktis
Memberikan informasi faktual kepada pembaca dan mengetahui peran
perawat sebagai konselor dalam upaya program berhenti merokok, dan dapat
digunakan oleh perawat sebagai bahan acuan dalam memberikan penyuluhan
atau konseling kepada masyarakat khususnya klien dengan perokok aktif yang
memiliki keinginan atau motivasi berhenti merokok.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Merokok
1. Definisi
Rokok adalah salah satu Produk Tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok
putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana
tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. (Peraturan
Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 pasal 3).
Menurut UU Nomor 36/2009 tentang Kesehatan pasal 113 ayat 2
dikatakan Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau,
produk yang mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif
yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau
masyarakat sekelilingnya. Diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109
tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa
produk tembakau bagi kesehatan, pasal 4 dikatakan Nikotin adalah zat, atau
bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tabacum, nicotiana
rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat
mengakibatkan ketergantungan.
b. Pengaruh teman
Fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak teman perokok maka besar
kemungkinnan temannya-temannya adalah perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang merokok (Tarwoto, 2010).
c. Faktor kepribadian
Alasan orang yang mencoba untuk merokok adalah ingin tahu dan
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Seseorang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial
lebih mudah menjadi perokok dibandingkann mereka yang memiliki skor
rendah pada berbagai tes konformitas sosial (Tarwoto, 2010).
d. Pengaruh iklan
Iklan rokok melalui media televisi, radio, media cetak, reklame, promoasi
langsung ke orangnya, kegiatan promosi, konser dan kontes disebarkan
tanpa melihat batasan usia. Melihat iklan di media massa dan elektronik
membawa pesan bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,
membuat seseorang remaja bahkan anak seringkali terpengaruh untuk
mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Tarwoto, 2010)
e. Kurangnya “political will” dari pemerintah
Penegakan hukum yang lemah tentang larangan merokok di muka publik
dan rendahnya harga cukai rokok adalah bagian dari kebijakan pemerintah
yang perlu ditingkatkan dalam upaya menurunkan jumlah perkokok.
Di Indonesia Undang-Undang Cukai mengizinkan penarikan cukai
hingga 57% dari harga jual, tapi kini rata-rata cukai rokok hanya 40%.
Lemahnya political will pemerintah menyebabkan harga rokok murah
sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak sekolah dan orang miskin.
Riset kami menunjukan bahwa kenaikan cukai rokok pada 2017
yang rata-rata 10,54% saja dari cukai tahun sebelumnya dapat
meningkatkan harga jual eceran (HJE) rata-rata 12,26 %. Setelah kenaikan
cukai rata-rata harga rokok di warung dan toko meningkat Rp 200 per
batang.
12
Dari data sampel yang kami ambil dari 153 remaja berumur 17-25 tahun di
Kuningan Jawa Barat pada Mei-Juni 2017 menunjukkan kenaikan harga rokok
tersebut dapat menurunkan konsumsi rokok pada remaja di wilayah tersebut rata-
rata dua batang per harinya. Sebelum kenaikan cukai rokok, remaja merokok rata-
rata sembilan batang per hari dan setelah kenaikan menjadi tujuh batang per
hari. (Institute of Health Science Kuningan (STIKes Kuningan), Kuningan,
Indonesia,)
f. Rendahnya kesadaran masyarakat bahaya merokok
Sebuah penelitian dilakukan (oleh Dimas Yudi Prasetyo dkk, Fakultas
UNDIP, Semarang 2016) untuk mengetahui hubungan antara persepsi
terhadap bahaya rokok dengan intensi berhenti merokok pada anggota
komunitas Inter Club Indonesia regional Magelang, menunjukkan adanya
hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap bahaya rokok
dengan intensi berhenti merokok pada anggota komunitas Inter Club
Indonesia regional Magelang. Artinya, semakin positif persepsi terhadap
bahaya rokok yang dimiliki, maka semakin tinggi intensi berhenti merokok
yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Persepsi terhadap bahaya rokok
memberikan sumbangan efektif sebesar 52,4 % pada intensi berhenti
merokok. Ketika ingin meningkatkan intensi berhenti merokok masyarakat,
maka pemerintah dapat memperbanyak pemasangan peringatan dan gambar
bahaya rokok di tempat-tempat umum.
3. Perilaku merokok
1) Definisi perilaku merokok
Menurut Sumarno dan Mulyadi (2007 dalam Siam 2016), ada dua
cara merokok yang umum dilakukan, yaitu: pertama menghisap lalu
menelan asap rokok ke dalam paru-paru dan menghembuskan kembali asap
rokok tersebut, sedangkan cara kedua yaitu hanya menghisap sampai mulut
lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung. Menurut Levy (2004 dalam
Siam 2016) perilaku merokok adalah perilaku yang dilakukan seseorang
berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang
dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
13
Bentuk TAR yang terkondensasi juga dapat membuat jari, kuku, dan gigi
orang yang menghisap produk tembakau yang dibakar berwarna kuning kecoklatan.
4) Kadmium
Sekitar 40-60 persen dari kadmium yang terdapat dalam asap rokok,
terserap masuk ke paru-paru saat merokok. Kadar kadmium yang tinggi dalam
tubuh dapat menimbulkan gangguan sensorik, muntah, diare, kejang, kram otot,
gagal ginjal, dan meningkatkan risiko kanker.
5) Akrolein
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini
sedikit banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alkohol
yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
6) Amoniak
Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau tajam. Pada
industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin.
Dalam jangka pendek, menghirup dan terpapar amonia dapat mengakibatkan napas
pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Sedangkan dampak jangka
panjangnya yaitu pneumonia dan kanker tenggorokan
7) Asam Format
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan
dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat
menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
8) Hidrogen Sianida/HCN
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar
dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan.
Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit
saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
9) Nitrous Oxid
Gas tidak berwarna dan jika diisap dapat menyebabkan hilangnya
keseimbangan dan menghilangkan rasa sakit. Zat ini awalnya adalah untuk zat
pembius pada saat operasi.
10) Formaldehid
18
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini
tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras
terhadap semua organisme hidup.
11) Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa
zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas
enzim.
12) Asetol
Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna
yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.
13) Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar
dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi
pigmen).
14) Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat
digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
15) Metil Klorida
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen
dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang
beracun.
16) Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah
terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan
kematian.
komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. (Hans
Tjandra, 2003)
Berdasarkan penjelasan di atas, rokok dan asapnya mempunyai dampak
yang buruk bagi kesehatan. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi
perokok pasif yang hanya ikut menghirup asapnya saja. Dilihat dari bahan – bahan
yang berbahaya dalam rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan
mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat, karbon
monoksida dapat menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan tubuh dengan mengikat
dirinya pada HB darah, dan tar memicu timbulnya kanker.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap
tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan
asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain
atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun
ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO)
5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama,
benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai
beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu (Yudhistira, 2008). Dari pendapat ini kita tahu bahwa asap rokok
mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.
Banyaknya komponen tersebut tergantung pada tipe tembakau, temperatur
pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada
tidaknya filter. Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat
karsinogenik). Nikotin, karbon monoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok
terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah
timbulnya penggumpalan darah.
20
5) Penyakit Jantung
Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya terbesar
akibat merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah yang jauh lebih
21
lebih tinggi dari TB paru-paru dibandingkan dengan orang lain (atau = 3.18,
95% CI = 1. 1 .77); orang yang durasi merokok >10 tahun memiliki risiko tinggi
TB paru-paru (atau = 2.96, 95% CI = 1,06-8.22).
Ada hubungan antara TB pulmonary dan jumlah merokok. Mereka yang
merokok >10 batang rokok/hari (atau = 3.98, 95% CI = 1,26-12,60) atau >3
hari/Minggu (atau = 2.68, 95% CI = 1,01-7,09) risiko tinggi terkena pulmonary
TB dibandingkan non-smokers. Perokok pasif yang terkena paparan asap
tembakau >3 kali/minggu di luar rumah memiliki risiko tinggi pulmonary TB
daripada orang-orang dengan exposure < atau =3 kali/minggu = (3,13,% CI =
1.07 -). Bukti kuat adanya efek merokok pasif di kantor dan/atau lingkungan.
Orang-orang terpapar asap rokok memiliki risiko yang lebih tinggi TB paru
daripada tidak ada paparan atau eksposur atau < 3 kali/minggu dari baik atau
kedua tempat (atau = 4.62, 95% CI = 1.68-14.98). Oleh karena itu, kampanye
anti merokok yang efektif diharapkan memiliki akibat positif dari kejadian TB.
Merokok penghentian harus dipertimbangkan dan dipromosikan oleh semua
penyedia layanan kesehatan.
Paparan asap rokok dalam jangka panjang membawa dampak
membahayakan bagi sistem pertahanan tubuh paru-paru, yang berfungsi
membersihkan dan menyaring kuman pathogen seperti M. Tuberculosis (Yach,
2000). Silia adalah bulu getar yang berfungsi sebagai sistem pertahanan aktif
menyaring kotoran dan kuman pathogen akan tidak dapat melakukan fungsinya
jika terkena paparan asap rokok (Holbrook, 1982). Paparan asap rokok dalam
jangka waktu lama dapat menyebabkan kebotakan pada mucosiliar dan
penurunan fungsi (melembabkan dan menyaring kuman pathogen), ketika
jumlah dan karakteristik normal dari mucosiliar telah rusak maka akan mudah
terjadinya infeksi saluran pernapasan dan em-physematous (Burns,1991;
Chitanondh 1991).
Merokok mempengaruhi fungsi normal makrofag al-veolar, yaitu
membunuh mikroorganisme (seperti M. Tuberculosis), membersihkan dan
mensterilkan saluran pernapasan. Ketika makrofag tidak berfungsi secara normal
menyebabkan kuman M-. Tuberculosis akan bertahan pada saluran pernapasan
(Sibille Dan Reynolds, 1990).
23
Juga ada PP 109 tahun 2012 yang mengatur lebih rinci tentang isi UU 36
tahun 2009 di bidang penanggulangan merokok, dan juga ada Peraturan
Menteri Kesehatan, Peraturan Ka Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) dan juga berbagai Peraturan Daerah serta Aturan (SK) Gubernur,
Bupati dan Walikota.
Larangan merokok di DKI Jakarta :
Berdasarkan Pasal 1 angka 22 Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88
Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 75 Tahun
2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok (“Pergub 88/2010”), kawasan
dilarang merokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan sebagai tempat
atau area dilarangnya kegiatan merokok sesuai yang diatur dalam Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
(“Perda 2/2005”) yaitu tempat umum, tempat pelayanan kesehatan, tempat
belajar mengajar, tempat ibadah, tempat bekerja, arena kegiatan anak-anak
dan angkutan umum.
Terdapat sanksi yang diatur dalam Pasal 41 ayat (2) jo Pasal 13 ayat (1) Perda
2/2005 yakni, setiap orang yang merokok di kawasan dilarang merokok
diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 50 juta.
2) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Tentang dampak merokok bagi kesehatan. Hal ini dilakukan melalui berbagai
media yang ada, baik di tempat sarana pelayanan kesehatan maupun juga
tempat-tempat umum
3) Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar.
Dasar hukum bahwa bungkus rokok mencantumkan disturbing picture atau
gambar menakutkan untuk mencegah orang membeli rokok : Peraturan
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
(“PP 109/2012”) dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun
2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi
Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau (“Pemenkes 28/2013”).
Jenis Gambar Peringatan Kesehatan :
27
Jenis Peringatan Kesehatan terdiri atas 5 (lima) jenis gambar dan tulisan
sebagai berikut:
a) Gambar kanker mulut bertuliskan “merokok sebabkan kanker mulut”
b) Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak
bertuliskan “merokok membunuhmu”
c) Gambar kanker tenggorokan bertuliskan “merokok sebabkan kanker
tenggorokan”
d) Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya bertuliskan “merokok
dekat anak berbahaya bagi mereka”
e) Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker bertuliskan “merokok
sebabkan kanker paru-paru dan bronkitis kronis”
Sanksi :
Pasal 114 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(“UU Kesehatan”) berbunyi:
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah
Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan.
Sanksi bagi produsen rokok yang tidak mencantumkan peringatan kesehatan
terdapat dalam Pasal 199 ayat (1) UU Kesehatan:
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau memasukkan rokok ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tidak
mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 114 dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
(terdapat wujud rokok) disertai gambar tengkorak manusia dan tulisan Peringatan
Merokok Membunuhmu.
5) Terwujudnya Kawasan Tanpa asap Rokok (KTR).
Ketua Aliansi Bupati/Walikota Peduli Kawasan Tanpa Rokok, yakni Bupati
Kulonprogo Hasto Hardoyo melakukan sosialisasi Perda tentang Kawasan Tanpa
Rokok (KTR), saat ini baru 100 kabupaten/kota dari 515 kabupaten/kota di
Indonesia yang punya regulasi tentang KTR
“Di Kulonprogo, belanja rokok mencapai Rp 96 miliar per tahun.
Dan ini menempati urutan kedua setelah belanja padi-padian. Padahal, biaya
berobat ke puskesmas gratis saja hanya membutuhkan subsidi kesehatan atau
anggaran kurang lebih Rp 18 miliar dalam setahun.
KTR di jogyakarta, nopember 2019 :
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Yogyakarta mulai bulan November, akan intensif memberlakukan
patroli di kawasan Malioboro dan kompleks pemerintahan Balai Kota.
Patroli tersebut dilakukan untuk memulai penerapan penegakan Peraturan
Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Dalam perda tersebut disebutkan sejumlah tempat seperti rumah sakit,
puskesmas, poliklinik, sekolah, tempat bermain, ibadah, angkutan umum,
tempat kerja, dan tempat lain yang ditetapkan harus nihil dari kegiatan yang
bersangkutan dengan rokok.
6) Terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk bantuan orang yang ingin
berhenti merokok.
7) Untuk mereka yang akhirnya jatuh sakit karena rokok akan segera ditangani
melalui program Jaminan Kesehatan Nasional.
membantu mengurangi hasrat tubuh untuk kembali merokok saat tubuh mulai
merasakan hilangnya asupan nikotin. Media NRT beragam, seperti permen
karet, plester yang ditempelkan pada kulit, atau tablet, atau bisa dengan cara
disemprotkan ke mulut atau hidung.
4) Libatkan Keluarga dan Teman Dekat
Beri tahu kerabat dan lingkaran pertemanan dekat bahwa Anda sedang dalam
proses berhenti merokok. Dukungan orang lain dapat begitu berperan dalam
membantu Anda berhenti merokok. Mereka yang akan mengingatkan dan
membantu menjaga situasi menjadi lebih kondusif sehingga tujuan lebih mudah
tercapai.
5) Terapi Perilaku
Cara berhenti merokok melalui terapi perilaku adalah bentuk konseling yang
membantu Anda untuk fokus pada strategi berhenti merokok. Terapi ini
dilakukan dengan bicara pada konselor dalam sesi psikoterapi, namun bisa juga
dalam sesi per kelompok. Untuk memaksimalkan keberhasilan, terapi ini dapat
dipadukan dengan terapi penggantian nikotin dan atau obat-obatan. Terapi
perilaku ini tidak hanya dapat dilakukan sebagai cara berhenti merokok, namun
juga untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental dan perilaku seperti
stres atau depresi.
6) Membersihkan Rumah
Bersihkan rumah dari aroma rokok dan segala hal yang dapat mendukung Anda
merokok dalam jumlah banyak. Cuci pakaian, sprai, karpet, atau tirai yang
mengandung aroma rokok. Gunakan pengharum ruangan untuk membantu
menghilangkan bau asap rokok.
7) Olahraga
Olahraga dapat membantu mengurangi dan mengalihkan hasrat akan nikotin.
Begitu ingin merokok, kenakan sepatu olahraga Anda dan mulailah
lakukan aktivitas olahraga, seperti lari, sekadar jalan kaki, atau berenang.
Bergabung ke dalam klub kebugaran yang berisi orang-orang yang hidup sehat
juga dapat banyak membantu.
31
motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang
dari lingkungan internal maupun eksternal.
Woodhworth mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya
motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak
akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme
timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti
kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan
atau memunculkan mekanisme perilaku. (Notoatmodjo, 2007)
Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya
perilaku menurut Woodworth mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu(21) :
1) Intensitas, menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan
individu berperilaku tertentu
2) Pemberi arah, mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan suatu
perilaku tertentu
3) Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus menerus.
Dengan kata lain, jika ketiga hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan
mampu menimbulkan perilaku.
Strategi-strategi yang dapat digunakan oleh perokok untuk berhenti merokok:
1) Rencanakan waktu berhenti
Niatkan dan rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya.
Waktunya mungkin saja beberapa hari ke depan.
2) Bantu diri Anda sendiri
Dalam merencanakan dan menjaga keinginan Anda untuk berhenti merokok,
carilah informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai
sumber terpercaya seperti American Cancer Society, American Lung Association,
Centers for Disease Control and Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker
Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Komite Nasional Penanggulangan Masalah
Merokok atau konsultasikan dengan dokter.
3) Kelompok pendukung
34
Entah Anda bertemu secara online atau sebuah kelompok pendukung. Carilah
dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.
4) Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya,
psikolog, perawat atau konselor misalnya di Klinik Berhenti Merokok. Forum ini
akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk berhenti merokok dan
cara-cara untuk mengatasinya.
5) Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang
bertambah setelah anda berhenti merokok.
6) Ajak Sahabat/Keluarga Anda
Mintalah teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan
waktu mereka jika anda mengalami masa-masa yang sulit.
35
Ya Tidak
Ya Tidak Ya Tidak
Penanganan yang memadai (5A) Motivasi untuk berhenti (5R) Mencegah merokok lagi Mempertahankan tidak merokok
5R : Bentuk pelayanan bagi penderita yang belum akan berhenti 5A : Bentuk pelayanan lengkap yang diberikan kepada penderita
merokok dan harus dimotivasi untuk berhenti merokok batuk yang akan berhenti merokok
Relevance : Penjelasan dan diskusi dengan perokok Ask : Ditanyakan mengenai masalah seputar merokok
Risk : Resiko jika terus merokok Advice : Dinasehati untuk berhenti merokok
Reward : Penjelasan keuntungan berhenti merokok Assess : Dinilai keinginan pasien untuk berhenti merokok
Roadblocks : Identifikasi hambatan berhenti merokok Assist : Dibantu untuk berhenti merokok
Repetition : Ulangi motivasi berhenti merokok setiap Arrange : Dirancang dan diatur untuk menjalani program
kali kunjungan berhenti merokok
36
BAB III
PEMBAHASAN
masyarakat. Perubahan perilaku degan cara ini memakan waktu lama, tetapi
perubahan yang dicapai bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka
sendiri (bukan karena paksaan).
Perawat komunitas mempunyai peran sebagai konselor dan pendidik
kesehatan (health education), yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dirumah, dipuskesmas,
maupun dikomunitas secara terorganisir untuk menanamkan perilaku hidup sehat
sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. (kozier, 1995)
Konseling pada perokok bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang dampak rokok terhadap kesehatan dan merupakan salah satu upaya
prevensi dan motivasi untuk menghentikan perilaku merokok. Dengan
menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk
merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan
merokok yang datang dari teman, media massa, kebiasaan keluarga atau orangtua
dan lain-lain.
Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang
menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku (perilaku). Perilaku
ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal.
Woodhworth mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya motivasi
atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak
akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme
timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya suatu kebutuhan (need)
pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya
dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah,
dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk memenuhi
kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri. (Notoatmodjo,
2007)
Untuk lebih mengoptimalkan peran perawat komunitas dalam memberikan
konseling berhenti merokok, keberadaan klinik konsutasi berhenti merokok di
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Rokok merupakan induk dari segala penyakit, World Economic Forum (WEF)
mengatakan bahwa penggunaan tembakau menjadi faktor utama penyakit tidak
menular (PTM) seperti jantung, kanker, pernapasan kronik dan diabetes. Penyakit-
penyakit tersebut dapat membebani ekonomi Indonesia US$ 4,5 trilyun atau 61,3
quadrilion hingga 2030 nanti. Jika kondisi ini (peningkatan jumlah perokok) tidak
ditanggulangi, maka pemerintah tidak akan sanggup lagi menanggung dampak
kesehatan yang ditimbulkan asap rokok.
B. Saran
Upaya menurunkan jumlah perokok masih kurang maksimal, kurangnya “political
will” dari pemerintah dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang dampak dan
bahaya merokok terhadap kesehatan.
Saran kelompok dalam menurunkan jumlah perokok :
40
1. Upaya pemerintah
a. Menaikkan harga cukai rokok dan harga mesin kretek dua kali lipat.
Wakil kepala pusat ekonomi dan bisnis syariah fakultas ekonomi bisnis
(FEB), Abdillah Ahsan mendesak pemerintah untuk menaikkan cukai
rokok dan mesin hingga dua kali lipat. Fokus pemerintah adalah harga
kretek mesin golongan 1 karena mereka menguasai pangsa pasar hingga
63%, hal ini disasarkan fakta bahwa konsumen sigaret kretek mesin
mencapai 63 persen pada 2018, paling besar dibandingkan konsumen
pada jenis rokok lain, yang mana konsumen rokok tersebut mencangkup
anak-anak dan juga masyarakat berpenghasilan rendah atau kurang
mampu, meski harga rokok tersebut mahal.
Mereka juga melakukan penelitian dari pusat kajian jaminan sosial UI
yang menyebutkan bahwa perokok akan berhenti merokok hingga 74%
jika harga rokok dinaikkan hingga Rp. 70 ribu.
Menaikkan harga cukai rokok merupakan solusi berkesinambungan yang
diharapkan dapat menurunkan jumlah perokok dibanding menaikkan
iuran BPJS hingga 100% yang dapat membebankan perekonomian
masyarakat, sementara sebab utama masalah kesehatan tidak ditanganni
dikarenakan rokok merupakan salah satu induk segala penyakit yang
harus ditangani pertama dalam upaya mencegah kebangkrutan biaya
kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah.
Terdapat sanksi yang diatur dalam Pasal 41 ayat (2) jo Pasal 13 ayat (1)
Perda 2/2005 yakni, setiap orang yang merokok di kawasan dilarang
merokok diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50 juta
(“Perda 2/2005”) yaitu tempat umum, tempat pelayanan kesehatan,
tempat belajar mengajar, tempat ibadah, tempat bekerja, arena kegiatan
anak-anak dan angkutan umum.
42
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok Pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Jakarta : Depkes RI; 2013
Nugroho. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut; (diunduh tanggal
17 April 2014). Tersedia dari http://www.infogizi.net
Centers for Disease Control and Prevention. Smoking and Diabetes [last updated;
March 22, 2018; accessed 2019 N]. Dari:
https://www.cdc.gov/tobacco/campaign/tips/diseases/diabetes.html
43