Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengamatan Sampel 1


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 01
Warna Segar : Kuning
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Logam
Kekerasan : 7 (Kikir Baja)
Gores : Hitam
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Malleable
Berat Jenis : 4,95-5,1
Kemagnetan : Paramagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaq
Nama mineral/Rumus Kimia : Pirit / FeS2
Golongan : Sulfida

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 02
Warna Segar : Hijau
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Non Logam (Kaca)
Kekerasan : 3 (Kawat Tembaga)
Gores : Putih
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 3,1
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Transparan
Nama mineral/Rumus Kimia : Fluorite (CaF2)
Golongan : Sulfida

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

4.1.2 Pengamatan Sampel 2

4.1.3 Pengamatan Sampel 3

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 03
Warna Segar : Abu-abu
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Logam
Kekerasan : 7 (Kikir Baja)
Gores : Hitam
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Malleable
Berat Jenis : 4,8
Kemagnetan : Paramagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaq
Nama mineral/Rumus Kimia : Kromit / FeCr2O4
Golongan : Oksida

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

4.1.4 Pengamatan Sampel 4


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
RIANA FARAHMITA WIJAYANTO
09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 04
Warna Segar : Hitam
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Monoklin
Kilap : Non Logam (Kaca)
Kekerasan : 3 (Kawat Tembaga)
Gores : Putih
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 3,5
Kemagnetan : Paramagnetic
Derajat Ketransparanan : Opaq
Nama mineral/Rumus Kimia : Piroksen / (Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)2O6
Golongan : Silikat

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

4.1.5 Pengamatan Sampel 5


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 05
Warna Segar : Hitam
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Tetragonal
Kilap : Non Logam (Tanah)
Kekerasan : 7 (Kikir Baja)
Gores : Hitam
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 54,93
Kemagnetan : Paramagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaq
Nama mineral/Rumus Kimia : Mangan / Mn
Golongan : Native Element

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

4.1.6 Pengamatan Sampel 6


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO
RIANA FARAHMITA WIJAYANTO
09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 06
Warna Segar : Hijau
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Non Logam (Lemak)
Kekerasan : 3 (Kawat Tembaga)
Gores : Putih
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Malleable
Berat Jenis : 3,47
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaq
Nama mineral/Rumus Kimia : Garnierite / Ni, Mg
Golongan : Oksida

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

4.1.7 Pengamatan Sampel 7


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
ACARA : MINERAL FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 07
Warna Segar : Putih
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Heksagonal
Kilap : Non Logam (Kaca)
Kekerasan : 3 (Kawat Tembaga)
Gores : Putih
Belahan : Sempurna
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,85
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Translucent
Nama mineral/Rumus Kimia : Kalsit / CaCO3
Golongan : Karbonat

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

4.1.8 Pengamatan Sampel 8


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
ACARA : MINERALOGI FISIK 1 NAMA : WIJAYANTO

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
HARI/TGL : RABU, 23 OKTOBER 2019 STB : 09320180145
No.Urut : 08
Warna Segar : Abu-abu
Warna lapuk : Coklat
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Logam
Kekerasan : 7 (Kikir Baja)
Gores : Abu-Abu
Belahan : Tidak Sempurna
Tenacity : Malleable
Berat Jenis : 7,58
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaq
Nama mineral/Rumus Kimia : Galena / PbS
Golongan : Sulfida

ASISTEN PRAKTKAN

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Sampel 1

Gambar 4.1 Mineral Pirit


Mineral ini memiliki warna segar kuning keemasan dan warna lapuk cokelat.
Mineral ini ketika digores pada porselen maka akan menghasilkan cerat berwarna
hitam, ketika mendapatkan cahaya akan menghasilkan kilap logam yaitu kilap seperti
kilap pada logam. Belahan merupakan kenampakan belahan pada bidang mineral
yang mengikuti bidang belahannya, Mineral ini memiliki belahan indistinct (tidak
jelas). Pecahan merupakan belahan pada mineral yang tidak mengikuti arah bidang
belahannya dan pecahan pada mineral ini adalah even yakni permukaan pecahannya
kasar dan mendekati bidang datar. Mineral ini memiliki kekerasan 6 - 6.5 Skala
mohs. Mineral ini memiliki berat jenis 5 – 5.2 gr/cm3 dan memiliki sifat kemagnetan
paramagnetik yang artinya mineral ini dapat ditarik oleh gaya magnet. Mineral ini
ketika diberikan cahaya maka tidak akan menampakkan derajat kejernihan (Opaq),
serta memiliki tenacity (sifat dalam) brittle artinya mudah hancur ketika dipukul atau
rapuh. Mineral ini memiliki sistem kristal Isometrik dan komposisi kimia FeS2,
bentuk mineral Cubic yaitu seperti kubus, golongan mineral Sulfida. Berdasarkan ciri
fisik diatas, nama mineral ini adalah Pirite.
Genesa Pembentukan mineral ini berasal dari proses hidrotermal pada SEDEX
(sedimentary exhalative) adalah suatu jenis endapan sulfida masif yang berasosiasi
dengan batuan sedimen. Sulfida masif terbentuk dari hasil presipitasi larutan
hidrotermal yang dialirkan ke dasar laut melalui suatu saluran (vent). Saluran ini

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
berupa zona yang memotong bagian bawah perlapisan batuan sedimen (footwall) dan
memasuki horizon sulfida massif diatasnya. Selain itu pyrite juga terbentuk pada
endapan volcanogenic massif sulfide (VMS), Pada umumnya VMS membentuk
zonasi logam disekitar endapannya, yang dihasilkan dari adanya perubahan
lingkungan secara fisika dan kimia dari larutan hidrotermal yang bersirkulasi. Secara
ideal, akan terbentuk pyrite yang massif, dan kalkopirit disekitar sistem rongga vent
dari gabungan antara chalcopyrite-sphalerite-pyrite bergradasi menjadi fasies
sphalerite-galena dan galena-manganese dan akhirnya fasies chert-manganese-
hematite. Pyrite dapat terbentuk pada vms baik pada low sulfidation maupun high
sulfidation.
Pirite biasa berasosiasi dengan mineral lain seperti Spalerite, chalcopyrite,
malachite, galena, tetrahedrite,Quartz, latecovellite dan arsenophyrite.
Pyrite digunakan untuk produksi sulfur dioksida, industri kertas, sebagai
cermin, digunakan sebagai batu hias, kolektor, perhiasan seperti cincin, kalung, dan
gelang.
4.2.2 Pembahasan Sampel 2

Gambar 4.2 Mineral Fluorite


Genesa fluorit Terbentuk melalui proses hidrotermal, dan dijumpai dalam urat-
urat, baik sebagi mineral utama maupun sebagai mineral geng bersama mineral-
mineral bijih metalik, khususnya timbal dan perak. Umumnya dalam dolomit dan
batu gamping dan dapat pula terbentuk pada lingkungan batuan beku dan pegmatit.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
Berasosiasi dengan beberapa mineral, antara lain kalsit, dolomit, Gypsum, selestit,
barit, kuarsa, galena, sfalerit, kasiterit, topas, turmalin, dan apatit.
Keterdapatan Fluorit sangat mudah untuk mengidentifikasi jika Anda
mempertimbangkan belahan dada, kekerasan dan berat jenis. Ini adalah satu-satunya
mineral umum yang memiliki empat arah belahan dada yang sempurna, sering
melanggar menjadi potongan-potongan dengan bentuk sebuah segi delapan. Itu juga
merupakan mineral yang digunakan untuk kekerasan empat di Kekerasan Skala
Mohs. Akhirnya, ia memiliki berat jenis 3,2 yang detectably lebih tinggi daripada
kebanyakan mineral lainnya.
Kegunaan Penggunaan utama adalah dalam metalurgi, keramik dan industri
kimia; Namun, optik, lapidary dan kegunaan lain juga penting. Fluorspar, nama yang
digunakan untuk fluorit ketika dijual sebagai bahan massal atau dalam bentuk
olahan, dijual dalam tiga kelas yang berbeda (asam, keramik dan metalurgi)
4.2.3 Pembahasan Sampel 3

Gambar 4.3 Mineral Kromit


Genesa dari mineral kromit yaitu Kata Kromium berasal dari bahasa Yunani
(chroma) yang berarti warna. Kromium (Cr) merupakan salah satu unsur logam berat
yang mempunyai nomor atom 24 dan mempunyai berat atom 51,996. Logam Krom
murni tidak pernah ditemukan di alam, logam Krom ditemukan dalam bentuk
persenyawaan padat atau mineral dengan unsur-unsur lain.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
Asosiasi dari mineral kromit yaitu merupakan talc, serpentine, uvarovite,
pyroxenes, biotite, magnetite and anorthite.
Keterdapatan mineral Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer, yaitu tipe
cebakan stratiform dan podiform, atau sebagai endapan sekunder berupa pasir hitam
dan tanah laterit (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara, 2005). Kromit memiliki kilap logam dan cerat hitam, kerta memiliki
kekerasa 3 dan berat jenis 4,5-4,8. Potensi kromit di Indonesia berupa endapan
primer tipe podiform yaitu berbentuk seperti lensa meskipun lebih banyak ditemukan
berbentuk seperti pensil, terbentuk di ofiolit yang merupakan lapisan litosfer yang
telah tergeser ke continental plate. Kromit tipe podiform kaya akan Cr (Krom) dan
Al (Alumunium) (Robinson dkk., 1997).
Potensi kromit di Indonesia lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain di
dunia seperti Kazakhstan, Turkey, Kanada, Afrika Selatan, Finland, Brazil, India,
dan Zimbabwe. Meskipun demikian, potensi kromit di Indonesia cukup besar, hal ini
dikarenakan kromit terbentuk pada batuan induknya yaitu ofiolit, sedangkan
penyebaran ofiolit di Indonesia diperkirakan lebih dari 80 ribu km 2 (Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, 2005).
Kegunaan Kromit banyak dimanfaatkan untuk produksi ferokrom (FeCr:
campuran besi dan krom) sebagai “agen” anti-korosi dan pemberi kesan mengkilap
untuk pembuatan stainless steels, campuran baja, baja cor, dan besi cor. Konsentrat
kromit yang telah mengalami proses roasting akan menjadi sodium dikromat yang
berguna dalam pembuatan logam krom (Cr2O3), asam kromat, sulfat kromat, dan
kromat, serta untuk campuran baja, pembuatan logam, sebagai katalis dalam
penyamakan kulit, dan sebagai bahan dasar pembuatan pewarna atau cat. Selain itu,
biji kromit juga digunakan untuk pembuatan mortar, batu bata, dan cetakan untuk
pengecoran (Pariser, 2013). kromit termasuk mineral dengan sifat fisik mineral
logam sangat erat hubungannya dengan perkembangan industri rekayasa pesawat dan
ruang angkasa, kemiliteran, dan industri italic lainnya, dimana Kromit merupakan
satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Kromit memiliki
belahan yang tidak jelas serta memiliki warna segar berwarna hitam dan warna lapuk
berwarna putih, kromit juga memiliki cerat berwarna hitam dan terdapat pada sistem
kristal isometrik

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
4.2.4 Pembahasan Sampel 4

Gambar 4.4 Mineral Piroksen


Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan
pada batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika
tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan ortorombik. Piroksen mempunyai rumus
kimia umum XY(Si,Al)2O6 (X adalah kalsium, natrium, besi+2, magnesium dan
sedikit seng, mangan, dan litium. Sedangkan Y adalah ion kromium, aluminium,
besi+3, magnesium, mangan, skandium, titanium, vanadium dan besi+2).
Piroksen adalah mineral pembentuk batuan beku dalam urutan Seri Bowen
yang berwarna gelap, yang punya sifat kristal Monoklin, tetapi ada juga yang
trombus dan triklin. Piroksen Merupakan senyawa silium oksida, terutama dari
magnesia dan kapur (kalsium). Piroksen Tahan terhadap bekerjanya asam kecuali
terhadap asam flourida. Kekerasannya 5 sampai 6, Berat jenisnya 2,9 sampai 3,6.
Berkilap kaca, kadang-kadang berkilap mutiara. Beberapa varietas masih
mengandung juga besi dan alumunium atau mangan, natrium dan litium. Urutan
mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan penurunan suhu dapat
dilihat pada Bowen’s reaction series.
Piroksen biasanya terbentuk di batuan beku basa sebagai mineral primer yang
utama melalui kristalisasi magma seiring dengan penurunan suhu. berasosiasi dengan
batuan ultrabasa sampai dengan basa. Kegunaan atau manfaat mineral ini ialah dapat
digunakan sebagai bahan bangunan seperti semen, dapat juga menjadi perhiasan.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
4.2.5 Pembahasan Sampel 5

Gambar 4.5 Mineral Mangan


Genesa dari Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom
25 dan memiliki symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774
di Swedia. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam
berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat
paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi
electron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55Mn.Mangan termasuk golongan
transisi. Memiliki titik lebur yang tinggi kira-kira 1250 °C. Ia bereaksi dengan air
hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan cukup
elektropositif, dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain itu,
mangan memiliki kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan
orbital untuk membentuk ikatan logam.
Asosiasi dari mineral mangan yaitu adalah Bijih besi, Rhodokhorist, Inesit,
bustanit, Au.
Keterdapatan mineral mangan Di Indonesia, mangan telah ditemukan sejak
1854, yaitu terdapat di Karangnunggal, Tasikmalaya (Jabar) tetapi baru dieksploitasi
pada tahun 1930. daerah-daerah lain yang mempunyai potensi mangan adalah
Kulonprogo (DIY), pegunungan karang bolong (Kedu Selatan), Pegunungan
Menoreh (Magelang), Gunung Kidul, Sumatera Utara, Lampung(DIY), dan Sulawesi
Utara.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
Kegunaan mineral mangan Prospek market mangan sangat bergantung pada
industri baja dunia. Saat ini 90 persen produksi mangan masih dikonsumsi industri
baja dan untuk keperluan ini biasanya digunakan campuran besi mangan, yaitu
feromangan. Feromangan diproduksi dengan mereduksi campuran besi dan oksida
mangan dengan karbon. Bijih mangan yang paling utama adalah pirolisit, MnO2.
Mangan merupakan salah satu produk pertambangan dengan kegunaan luar biasa.
Ferro Mangan dan Silico Mangan merupakan dua bentuk mangan yang banyak
digunakan industri baja.
4.2.6 Pembahasan Sampel 6

Gambar 4.6 Mineral Garnierite


Garnierite adalah kelompok besar mineral-mineral pembentuk batuan dengan
struktur kristal dan komposisi kimia umum X3Y2(SiO4)3. Dalam komposisi
tersebut, "X" dapat berupa Ca, Mg, Fe2+ atau Mn2+, dan "Y" bisa berupa Al, Fe3+,
Mn3+, V3+ ataupun Cr3+. Garnierite dapat ditemukan hampir disemua jenis batuan
(batuan sedimen, metamorf, dan beku).
Genesa Garnierite adalah terbnetuk secara malihan (metamorfik) yaitu endapan
mineral yang nilai ekonomis yang terbentuk akibat proses malihan pada kondisi
temperature dan tekanan tinggi. Mineral-mineral dalam group Garnierite juga dapat
ditemukan sebagai sebuah individu kristal, kerikil di sungai, dan agregat granular.
Komposisi kimia, berat jenis, kekerasan, dan warna dari mineral-mineral dalam
Garnierite group,ter asosiasi batuan sedimen, metamorf, dan beku
kebanyakan Garnierite yang dijumpai dekat permukaan bumi terbentuk ketika
batuan sedimen dengan kandungan aluminium tinggi, seperti serpih, dikenai panas
RIANA FARAHMITA WIJAYANTO
09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
dan tekanan yang cukup kuat sehingga menghasilkan sekis atau gneiss. Garnierite
juga dapat ditemukan dalam batuan metamorfosis kontak, subsurface dapur magma,
aliran lava, deep-sources letusan gunung berapi.
Kebanyakan orang mengasosiasikan Garnierite dengan batu permata merah.
Namun, Garnierite terbentuk dalam berbagai warna serta memiliki banyak
manfaat/kegunaan lainnya. Garnierite banyak digunakan dalam industri seperti
waterjet cutting (35%), media abrasif peledakan (30%), filtrasi air (20%), dan bubuk
penggosok (10%), dan meperoleh nikel yang akan digunakan untuk membuat baja.
4.2.7 Pembahasan Sampel 7

Gambar 4.7 Mineral Kalsit


Genesa Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang
paling stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan
rumus kimia CaCO3. Mineral kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu kapur
(batugamping) ataupun batu marmer. Kedua batuan tersebut sangat banyak
ditemukan di permukaan bumi dan sebagai salah satu repositori karbon terbesar di
planet kita. Sifat fisik dan kimia dari mineral kalsit menjadikannya sebagai salah satu
mineral yang paling sering muncul. Kalsit dapat digunakan sebagai bahan konstruksi,
material abrasif, pupuk pertanian, agregat untuk konstruksi bangunan, pigmen,
farmasi, dan masih banyak lagi kegunaan lainnya. kalsit memiliki lebih banyak
kegunaan dibandingkan mineral-mineral lainnya. Asosiasi mineral kalsit yaitu serpih,
koral, alga yang mengalami diagenesis.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
Keterdapatan kalsit Secara umum, proses terbentuknya mineral kalsit
(genesa) ataupun keterdapatan kalsit berkaitan erat dengan pembentukan batu kapur
dan batu marmer. Mungkin itulah yang membuat banyak orang awam menyebut
mineral kalsit sebagai batu kalsit. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa kalsit bukan
batuan, tetapi merupakan mineral utama penyusun batu kapur ataupun batu marmer.
Kegunaan lainnya dari mineral kalsit adalah untuk pemurnian gula bit, sebagai
pengawet makanan kaleng (mengurangi keasaman), pembuatan baja (sebagai fluks
atau slag), flotasi logam, pembuatan kertas (mendapatkan alkali pada proses sulfat),
pembuatan gelas, peralatan optik, pakan ternak, kosmetik, dan PVC polymer. Secara
umum, kalsit digunakan diberbagai sektor industri didasarkan atas sifat fisik dan
kimianya.
4.2.8 Pembahasan Sampel 8

Gambar 4.8 Mineral Galena


Galena (PbS) atau biasa disebut Timah Hitam merupakan mineral logam
yang mengandung Pb dan kaya akan Sulfida, berasosiasi dengan mineral – mineral
sulfida lainnya seperti Sphalerite, Chalcophyrite, Phyrite, Arsenophyrite dan biasa
juga ditemukan bersama2 dengan Emas (Au) keterdapatan mineral galena ini biasa
berada pada vein – vein kuarsa atau biasa juga didapatkan pada batuan – batuan yang
teralterasi sangat kuat baik itu pada batuan vulkanik seperi Tufa, basalt dll atau pada
batuan – batuan terobosanlainnya, Deposit mineral galena tersebar di belahan dunia
mualai dari Wales, Jerman, Perancis, Rumania, Austria, Belgia, Italia, Spanyol,

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
Skotlandia, Irlandia, Inggris, Australia, Meksiko, dan Amerika Serikat termasuk
Indonesia.
Ciri Fisik Mineral Galena : Berwarna Hitam perak , memiliki kilap metalik,
mempunyai Cerat Abu – abu, Pecahan conchoidal dan kekerasan 2.5 – 2.75.
Memiliki Sistem Kristal Isometrik, bentuk mineralnya adalah Kubik, berat jenisnya
7.2 – 7.6, Keterdapatan pada batuan teralterasi atau pada Vein – vein kuarsa ,
komposisi Kimia (PbS). Endapan Metasomatis Kontak dimana disini dicirikan oleh
sisa cairan magma yang mengandung uap dan gas (volatile) menerobos batuan induk
yang terbentuk sebelumnya dan batuan samping pada temperatur (± 550˚C - 450˚C),
mineral bijih yang terbentuk dalam lingkungan ini terjadi karena proses sublimasi
dan reaksi antara unsur volatil dengan batuan samping. Pada temperatur rendah
dalam range temperatur tersebut diatas akan terbentuklah Galena bersama-sama
dengan mineral bijih lainnya yaitu Arsenopirit (FeAsS4), Pirit (FeS2), Pirotit (Fe1-
xS), Sfalerit (ZnS), dan Kalkopirit (FeCuS2). Digunakan untuk membuat campuran
alloy solder, pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan
campuran bahan bakar bensin tetraetil. Batuan galena terjadi sebagai akibat dari
proses hydrothermal magma. Galena biasanya ditemukan di sekitar batuan metamorf
dan batuan beku. Singkapan mineral galena bisa terlihat di lereng perbukitan atau
tepian sungai di daerah batuan metamorf karena pada saat terjadinya galena larutan
hydrothermal menerobos lapisan batuan metamorf atau batuan beku dan mengikuti
jalur rekahan - rekahan pada batuan. Pada beberapa tempat, keberadaan mineral
galena berdekatan ataupun didapatkan berasosiasi dengan unsur-unsur atau mineral-
mineral lainnya seperti : tembaga, emas, zink, perak dan lain sebagainya.Galena atau
timah hitam keberadaannya di alam berupa senyawa PbS. Apabila unsur sulfida
dominan pada batuan galena maka secara fisik akan terasa aroma sulfida di lokasi
batuan tersebut. Mineral-mineral lain yang biasanya ditemukan dekat dengan galena
yaitu Sphalerit, Pyrite (FeS2) dan Kalcopyrite (CuFeS2). Memisahkan mineral-
mineral pada batuan galena harus memperhatikan
sifat mineral tersebut baik sifat fisik, kimia dan mineralogi. Galena PbS
memiliki karakteristik sebagai berikut : kekerasan mosh 5,5-6 berat jenis 2,65 kilap
metal, warna abu-abu dengan garis hitam saat digores; Sphalerit ZnS mempunyai
karateristik : kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 3,9 s/d 4,2, kilap metal, warna
kuning,coklat atau hitam, goresan warna orange kuning dan Chalcopyrite CuFeS2

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
bercirikan kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 4,1 s/d 4,3, kilap metal, warna
kuning tembaga, goresan hitam kehijauan. Galena adalah mineral timbal sulfida
dengan komposisi kimia PbS.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki


bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineraltermasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan definisi dari
mineral, kami dapat membedakan klasifikasi mineral menurut Berzelius yaitu
Native Elements, Sulfides, Oxide, dan Halides. .Dan kami juga dapat
mendeskripsikan sifat-sifat fisik dari mineral, mulai dari menentukan warna segar,
warna lapuk, gores, kilap, belahan, kekerasan, berat jenis, tenacity, kemagnetan,
derajat ketransparanan, sistem Kristal serta menentukan nama mineral dan komposisi
kimianya.

5.2 Saran

5.2.1 Laboratorium
Sebaiknya ruangan laboratorium dilengkapi LCD, agar proses belajar dalam
praktikum berjalan dengan efisien dan lancar.
5.2.2 Asisten
Semoga asisten dapat lebih sabar lagi dalalm memberikan materi krpada
praktikan dan dapat memberikan contoh terlebih dahulu cara mendeskripsikan suatu
batuan agar praktikan paham sebelum melakukan deskripsi batuan.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERALNATIVE ELEMEN SULFIDA OKSIDA DAN HALIDA
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy S. 1987 . Batuan mineral. Penerbit Nova, Bandung.


Koesoemadinata . 1981.prinsip- prinsip sedimentasi.ITB:Bandung .
Pendowo.1985.mengenal batuan beku. PPPG: Bandung
Tim asisten laboratorium batuan 2019. Penuntun Praktikum Geologi dasar.
Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Korps.Asisten 2015.Penuntun praktikum. Kristalografi dan Mineralogi. Universitas
Muslim Indonesia.Makassar.

RIANA FARAHMITA WIJAYANTO


09320170126 09320180145

Anda mungkin juga menyukai