Disusun Oleh :
Fiani Tantri Sahema
193203109
A. Definisi
2
Diare adalah defekasi encer > 3 kali / hari dengan / tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja (Depkes, 2007). Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Markum,
2008). Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya
(tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011).
Diare adalah suatu kondisi peningkatan frekuensi buang air besar
dan berubahnya konsistensi tinja menjadi lebih lunak atau bahkan cair
(Mansjoer, 2013). Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi
yang meningkat lebihdari 3x perhari dengan konsistensi tinja cair, bersifat
mendadak, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu
B. Etologi
Menurut Depkes RI (2011), penyebab diare dapat dibedakan
berdasarkan jenis penyebabnya diataranya yaitu:
1. Infeksi virus: Rotavirus, Adenovirus
2. Bakteri: E.Colli, Salmonella, Shigella, Vibrio cholera
3. Protozo: Esherichea hystolitica, Lamblia
4. Makanan: Alergi makanan, susu
5. Imunodefisiensi: AIDS
6. Malabsorbsi: Karbohidrat.lemak dan protein
C. Tanda dan gejala diare
1. Mula mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada
2. Tinja menjadi cair dan mungkin mengandung darah atau lendir
3. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare
4. Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
timbullah dehidrasi
5. Turgor kulit menurun
6. Klopak mata cekung
D. Patofisiologi
3
E. Phatway Mikrorganisme
Hiperventilasi ARF
Penurunan Hipoksia Gangguan perfusi jaringan
Cardiac Output
Gagal napas
Intoleransi aktivitas
5
F. Klasifikasi
Menurut Suriadi (2010), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Diare menurut waktu
a. Diare akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari,
sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global
Guidelines dalam Novel, (2011) diare akut di definisikan sebagai
passase tinja yang cair dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi
yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
b. Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
2. Diare patomekanis
Diare terjadi karena adanya gangguan proses absorpsi dan sekresi
cairan serta elektrolit di dalam saluran cerna. Pada keadaan normal,
usus halus akan mengabsorbsi Na+, Cl-, HCO3-. Timbulnya penurunan
dalam absorpsi dan peningkatan sekresi mengakibatkan cairan
berlebihan melebihi kapasitas kolon dalam mengabsorpsi usus dapat
menurunkan absorpsi (Hidayat, 2008).
3. Diare dengan dehidrasi berat
4. Diare dengan dehirasi tak berat
5. Diare tanpa dehidrasi
G. Komplikasi diare
Komplikasi diare dalam Novel, 2011 sebagai berikut :
1. Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi,
2. Syok
3. Kejang
4. Sepsis
5. Gagal Ginjal Akut
6. Ileus paralitik
6
7. Malnutrisi
H. Pemeriksaan penunjang
1. Evaluasi feses terhadap volume, konsistensi, dan pus
2. Hitung darah lengkap
3. Uji antigen immunoesei enzim untuk memastikan rotavirus
4. Kultur feses
5. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
6. Urinalisis dan kultur
I. Penatalaksanaan Diare
a. Diare tanpa dehidrasi
Anak dengan diare tanpa disertai dengan dehidrasi tetap harus
mendapatkan cairan tambahan, guna mencegah terjadinya dehidrasi
yang memungkinkan akan terjadi jika terjadi terdiagnosa diare
(Ngastiyah, 2011). Anak dengan diare dinyatakan tidak mengalami
dehidrasi jika tidak ditemukan satu atau dua gejala berikut:
1) Gelisah/rewel
2) Letargis/penurunan kesadaran
3) Malas minum
4) Minum seperti orang kehausan
5) Mata cekung
6) Turgor kulit pada perut kembali cepat
Tatalaksana:
Berikan cairan tambahan air putih ataupun cairan oralit sebagai
berikut:
1) Untuk anak berumur < 2 tahun beri 50-100 ml setiap kali anak
BAB.
2) Untuk anak berumur > 2 tahun berikan 100-200 ml setiap kali
anak BAB.
Berikan tablet Zinc, pada anak berusia 2 tahun keatas terapi
ditambahkan zincselama 10 hari dengan dosis sebagai berikut:
7
J. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan
verifikasi atau komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat
mendapatkan 2 tipe data yaitu:
1. Data subjektif
Pengumpulan data dari sumber primer atau klien merupakan persepsi
klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencakup ansietas,
ketidaknyamanan fisik atau stress mental
- Pasien mengeluh diare terus menerus
- Pasien mengatakan feses cair
- Pasien mengeluh mulas
2. Data objektif
Pengumpulan data dari data sekunder merupakan pengamatan atau
pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data
- Pasien terlihat tampak lemas
- Pasien terlihat memegangi area perut
3. Pola kesehatan fungsional
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang: kebiasaan memelihara kuku, cuci
tangan sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup,
makanan basi
b. Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, muntah
c. Atifitas
Kelemahan tidak toleren terhadap aktifitas
d. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: tampak lemah dan kesakitan
b. Tanda vital
- Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
9
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2011). Buku Saku Kesehatan Lintas Diare. Jakarta : Direktur Utama
Jenderal PP dan PL.
13
Depkes RI. (2007). Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi Ketiga. Ditjen
PPM.
Markum, A.H. (2011). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FK UI.
Seto.
Suriadi, dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: Sagung.