OLEH :
RAFFA AULIA MUTAQI
1911011005
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan makalah penulis dengan
judul “Design Thinking Politik Kantor” ini.
Salawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi umat
islam sedunia , yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar
bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati penulis meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena penulis sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah penulis buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini hingga
selesainya makalah ini.
Demikianlah yang dapat penulis haturkan, penulis berharap supaya makalah yang
telah penulis buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Design Thinking
Design thinking adalah sebuah metodologi desain yang bertumpu pada pencarian solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tertentu. Design Thinking ditujukan untuk memecahkan masalah
yang kompleks yang belum terdefinisi secara jelas atau belum ditemukan solusinya terbaiknya
(mungkin sudah ada solusi, tetapi belum maksimal) dengan cara memahami kebutuhan manusia
yang terlibat, dengan menciptakan banyak ide dalam sesi brainstorming serta melakukan
pendekatan langsung melalui pembuatan prototype dan pengujian langsung.
2. Politik Kantor
Politik kantor adalah cara-cara kekuasaan dibagi dalam suatu organisasi atau lingkungan
kerja, dan cara-cara tersebut dipengaruhi oleh relasi pribadi antara orang-orang yang bekerja
disana.
Politik kantor adalah beberapa cara yang dilakukan individu untuk mendapatkan kekuasaan,
peningkatan karier, atau keuntungan lainnya dengan cara yang kurang baik, atau bisa dibilang
cara yang negatif. Misalnya, mencari muka kepada atasannya dengan membicarakan hal-hal
buruk terkait rekan kerjanya. Ini bertujuan agar dirinya dianggap sebagai karyawan yang lebih
baik daripada karyawan yang lain.
Tujuan politik kantor juga berupaya untuk menduduki suatu jabatan dalam struktur organisasi
perusahaan. Sederhananya, politik kantor dimainkan untuk menapaki tangga atau jenjang jabatan di
perusahaan.
B. Rumusan masalah
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
I. Politik Kantor
Politik kantor adalah cara-cara kekuasaan dibagi dalam suatu organisasi atau
lingkungan kerja, dan cara-cara tersebut dipengaruhi oleh relasi pribadi antara orang-orang yang
bekerja disana.
Politik kantor adalah beberapa cara yang dilakukan individu untuk mendapatkan
kekuasaan, peningkatan karier, atau keuntungan lainnya dengan cara yang kurang baik, atau bisa
dibilang cara yang negatif. Misalnya, mencari muka kepada atasannya dengan membicarakan
hal-hal buruk terkait rekan kerjanya. Ini bertujuan agar dirinya dianggap sebagai karyawan yang
lebih baik daripada karyawan yang lain.
Tujuan politik kantor juga berupaya untuk menduduki suatu jabatan dalam struktur
organisasi perusahaan. Sederhananya, politik kantor dimainkan untuk menapaki tangga atau
jenjang jabatan di perusahaan.
Politik kantor memiliki pengertian sebuah usaha mencapai keuntungan pribadi atau
perusahaan menggunakan networking, kekuatan dan kekuasaan yang ada. Biasanya politik
kantor sering menimbulkan konflik karena memang tujuan utamanya adalah mencapai
keuntungan dan sudah pasti akan ada yang dirugikan.
Design thinking adalah sebuah metodologi desain yang bertumpu pada pencarian solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tertentu. Design Thinking ditujukan untuk memecahkan masalah
yang kompleks yang belum terdefinisi secara jelas atau belum ditemukan solusinya terbaiknya
(mungkin sudah ada solusi, tetapi belum maksimal) dengan cara memahami kebutuhan manusia
yang terlibat, dengan menciptakan banyak ide dalam sesi brainstorming serta melakukan
pendekatan langsung melalui pembuatan prototype dan pengujian langsung
1. People Centered
Pada metode ini, sangat perlu ditekankan untuk berpusat pada orang. Atau dengan
dengan kata lain, harus berpusat pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user.
Dengan berpusat terhadap keinginan dan kebutuhan user, maka akan mudah dalam
menemukan solusi untuk memcahkan masalah yang dihadapi.
2. Highly creative
Pada metode ini, diperlukan kreativitas yang tanpa batas dan sebebas-bebasnya.
Artinya tidak ada aturan kaku dan baku yang mengaturnya. Kreativitas juga dapat
digabungkan dan dikolaborasikan dengan bidang lain sehingga dapat melahirkan
solusi yang lebih baik.
3. Hands on
Dalam proses desain, diperlukan percobaan langsung oleh tim desain, bukan hanya
pembuatan teori atau pun sebuah gambaran di kertas.
4. Iterative
Adanya proses iterasi atau proses dengan tahapan yang dilakukan berulang-ulang
untuk melakukan improvisasi dan menghasilkan sebuah produk atau aplikasi yang
baik, sesuai dengan kebutuhan user.
1. Emphatize
Tahap pertama ialah untuk mendaptkan pemahaman empatik dari masalah yang ingin
dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan pendekatan terhadap customer kita. Apa sebenarnya yang
diinginkan oleh mereka. Hal ini dapat dilakukan terjun langsung ke lapangan bertemu dengan
mereka melakukan wawancara dan dapat juga bertindak seolah menjadi mereka. Agar
permasalahan customer yang benar-benar ingin diselesaikan dapat berjalan dengan lancar.
2. Define
Informasi yang telah dikumpulkan selama tahap Empathize, dianalisis dan disintensis untuk
menentukan masalah inti yang akan diidentifikasi. Tahap define ini akan sangat membantu untuk
menyelesaikan masalah customer karena telah dilakukan penetapan masalah.
3. Ideate
Tahap ini merupakan tahap untuk menghasilkan ide. Semua ide-ide akan ditampung guna
penyelesain masalah yang telah ditetapkan pada tahap define. Penting untuk mendapatkan ide
sebanyak mungkin atau solusi masalah di awal fase ide. Untuk tahap akhir ialah penyelidikan
dan pengujian ide-ide tadi untuk menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah atau
menyediakan elemen yang diperlukan untuk menghindari masalah-masalah yang nantinya
terjadi.
4. Prototype
Pada tahap ini akan dihasilkan sejumlah versi produk yang murah dan diperkecil, atau fitur
khusus yang ditemukan dalam produk, sehingga dapat menyelidiki solusi masalah yang
dihasilkan pada tahap sebelumnya. Prototype ini dapat diuji dalam tim sendiri, atau ke beberapa
orang lain. Ketika ada masukan maka dilakukan pebaikan lagi pada prototype ini, sehingga
dihasilkan prototype yang benar-benar bagus.
5. Test
Dilakukannya pengujian dan evaluasi terhadap produk kepada masyarakat dan hasilnya akan
dilakukan perubahan dan penyempurnaan untuk menyingkirkan solusi masalah dan mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang produk dan penggunanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik kantor adalah cara-cara kekuasaan dibagi dalam suatu organisasi atau
lingkungan kerja, dan cara-cara tersebut dipengaruhi oleh relasi pribadi antara orang-orang yang
bekerja disana. Tujuan politik kantor juga berupaya untuk menduduki suatu jabatan dalam
struktur organisasi perusahaan. Sederhananya, politik kantor dimainkan untuk menapaki tangga
atau jenjang jabatan di perusahaan.
Design thinking adalah sebuah metodologi desain yang bertumpu pada pencarian
solusi untuk menyelesaikan permasalahan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studilmu.com/blogs/details/politik-kantor-seperti-penyakit-flu
https://sis.binus.ac.id/2017/12/18/design-thinking-2/
https://www.kompasiana.com/hendramakgawinata/5520b291813311467419fb38/cara-bermain-
politik-kantor-tanpa-kotor
https://marketeers.com/kenali-design-thinking-sebelum-bikin-startup/