Disusun oleh:
P1337420717036
2019/2020
BAB I
PENDAULUAN
A. Latar belakang
dalan waktu kurang dari 24 jam. Apabila korban mampu selamat dalam waktu
tenggelam di air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada dibawah permukaan
air maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.
terjadi di laut atau sumur tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember
berisi air. Pada mayat yang ditemukan terbenam dalam air, perlu pula diingat
tenggelam harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari terjadinya
kolaps pada alveolus, lobus atau unit paru yang lebih besar. Penatalaksanaan
tepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang yang
menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu dan di tempat
yang dibutuhkan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
sumur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian tenggelam
kurang dari 24 jam. Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari
tenggelam harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban
tenggelam di air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada dibawah permukaan
air maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.
terjadi di laut atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember
berisi air. Pada mayat yang ditemukan terbenam dalam air, perlu pula diingat
B. Jenis-jenis tenggelam
1. Wet drowning
korban tenggelam.
2. Dry drowning
Pada keadaan ini cairan tidak masuk kedalam saluran pernapasan, akibat
spasme laring.
3. Secondary drowning
Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan diangkat dari
4. Immersion syndrome
pencetus.
1. Near drowning terjadi ketika korban tidak dapat bernapas dalam air dalam
periode waktu tertentu. Dalam beberapa kasus terutama yang terjadi pada
anak, hal ini dapat terjadi dalam hitungan detik sedangkan pada dewasa
4. Kehilangan kontrol dan terjatuh ke dalam air yg lebih dalam dan panik
8. Kejang
9. Hypothermia
10. Trauma
1. Umur
demam berdarah.
2. Jenis kelamin
hambatan akses ke air seperti kolam, danau, waduk sungai, pantai, saluran
air, galian pasir, sumur, dan lain-lain. Semakin mudah akses ke air akan
4. Bencana banjir
5. Transportasi air
Kondisi transportasi air yang tidak aman seperti tidak laik berlayar, tidak
berenang.
7. Kurangnya pengawasan
kejadian tenggelam terjadi pada siang hari (97%) dan sebagian besar
kejadian tenggelam pada anak terjadi ketika orang tua atau pengasuh
E. Patofisiologi tenggelam
Ketika terbenam ke dalam air atau media cair lainnya, korban yang sadar
akan menahan napas dan mungkin meronta untuk menyelamatkan diri atau
diikuti oleh kejang dan kematian oleh karena hipoksemia. Proses ini dikenal
juga dengan wet drowning. Pada beberapa kejadian korban tidak meminum air,
perubahan yang berlawanan dalam volume darah dan elektrolit, hanya sebagian
kecil korban yang meminum air dalam jumlah yang cukup dari kedua jenis
cairan tersebut dapat menyebabkan efek yang signifikan secara klinis. Namun,
aspirasi sejumlah cairan, baik itu air tawar maupun air laut, dapat
paru non-kardiogenik. Cedera paru yang terjadi dapat diperburuk oleh adanya
kontaminan di dalam air seperti bakteri, material kecil, berbagai bahan kimia
dan muntahan. Hipoksia serebral juga dapat menyebabkan edema paru non-
kardiogenik.
Sebagian besar pasien akan menjadi acidemic. Pada awalnya, hal ini lebih
kecuali bila terdapat cedera ginjal yang signifikan oleh karena hipoksia,
durasi dan tingkat keparahan hipoksia yang ditimbulkan. Sebagian besar pasien
yang tiba di rumah sakit dengan fungsi kardiovaskular dan neurologis yang
masih baik dapat bertahan hidup dengan kecacatan minimal, sedangkan pada
pasien yang tiba dengan fungsi kardiovaskular yang tidak stabil dan koma akan
lebih buruk oleh karena hipoksia dan iskemia sistem saraf pusat.
Pada peristiwa tenggelam di air tawar akan menimbulkan anoksia disertai
gangguan elektrolit.
Pada keadaan ini terjadi absorbsi cairan yang masif. Karena konsentrasi
elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah, maka
akan terjadi hemodilusi darah, air masuk ke dalam aliran darah sekitar alveoli
darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan ini dengan melepaskan
ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion Kalium dalam plasma
dalam serabut otot jantung dan dapat mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel
jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri dan adanya buih serta benda-benda
F. Komplikasi Tenggelam
lubang. Jika kesulitan untuk mencari udara dari pompa, semprotkan air
tidaknya sumur.
3. Jika ada mesin pompa diesel yang sebelumnya digunakan di dalam sumur,
4. Orang yang menolong dan akan turun ke bawah jangan sendirian. Saat dia
turun harus diikat ke tubuhnya dan ada orang yang menjaga. Jika merasa
utama yang harus dilakukan, dengan fokus utama pada perbaikan jalan
tenggelam dapat dilakukan pada saat korban masih berada di dalam air.
tidak bisa penyelamat harus terjun dengan alat bantu dan pengaman, untuk
2. Penilaian pernapasan
Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas
b. Jaw thrust
c. Heimlich maneuver
d. Suction
napas buatan dengan rasio 30:2. Terdapat tiga cara pemberian napas
buatan, yaitu mouth to mouth, mouth to nose, mouth to mask, dan mouth
to neck stoma.
Penanganan utama untuk korban tenggelam adalah pemberian napas
hinggan 10-15 kali selama 1 menit. Jika korban tidak sadar dan tenggelam
diindikasikan pada korban yang tidak sadar dan tidak dan tidak bernapas
tempat yang datar dan rata dengan rasio 30:2. Namun, pemberian
tidak terbukti dapat mengeluarkan cairan dan dapat berisiko muntah dan
regurgitasi air dari paru maupun isi lambung. Hal ini normal terjadi,
kejadian merupakan hal yang sangat penting karena beratnya cedera pada
sistem saraf pusat tidak dapat dikaji dengan cermat pada saat pertolongan
diberikan.
Pastikan keadekuatan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi. Cedera
dan mengurangi edema serebri merupakan hal yang sangat penting dan
BVM (Bag Valve Mask) atau tabung oksigen. 1 oksigen yang diberikan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
kurang dari 24 jam. Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari
lubang.
2. Jika ada mesin pompa diesel yang sebelumnya digunakan di dalam sumur,
dan feel.
3. Bantuan hidup lanjut
B. Saran
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
Rahajeng, Ekowati dkk. 2015. Buku Saku Pengendalian Tenggelam pada Anak.
Jakarta.