Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat

mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang

mnuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca,

menulis, dan menghitung) (Yusuf, 2011).

Karakteristik anak usia sekolah yaitu anak usia sekolah (6-12 tahun) yang

sehat memiliki ciri di antaranya adalah banyak bermain di luar rumah,

melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta berisiko terpapar sumber penyakit

dan perilaku hidup yang tidak sehat (Supariasa, 2016).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh

anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta

memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman

mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun

masyarakat luas dengan jalur-jalur komunikasi sebagai media berbagi

informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi

edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku

terkait cara hidup yang bersih dan sehat (Kemenkes, 2016).


Pendidikan kesehatan tentang PHBS anak usia sekolah merupakan suatu

hal yang sangat mendasar. Kesadaran anak-anak usia sekolah melakukan cuci

tangan dengan sabun sebelum makan masih sangat rendah. Minimnya

kesadaran mencuci tangan dengan sabun inilah yang membuat angka

penderita cacingan dan penyakit menular lainnya kian tinggi

(ayosemarang.com, 2019).

Berdasarkan data Riskesdas (2013), PHBS pada penduduk Indonesia,

berperilaku menyikat gigi setiap hari sudah dilakukan sebanyak 93,8% namun

perilaku menyikat gigi yang benar masih rendah yaitu 2,3%, sedangkan

PHBS pada anak yang sudah melaksanakan sikat gigi setiap hari sebanyak

95,7%, namun hanya 1, 7% saja yang telah melakukannya dengan benar. Data

lain berhubungan dengan PHBS secara umum, dimana di dalamnya terdapat

usia anak sekolah yang telah melakukan perilaku buang air besar (BAB)

dengan benar di jamban yaitu mencapai 82,6% sedangkan melakukan cuci

tangan menggunakan sabun yang benar dengan proporsi 47%. Pada tahun

2007 perilaku mencuci tangan mencapai 23,2% akan terjadi peningkatan

pada tahun 2013 menjadi 47% kemudian perilaku BAB di jamban pada tahun

2007 mencapai 71,1% sedangkan pada tahun 2013 menjadi 82,6%. Perilaku

konsumsi makanan yang berisiko mengancam tubuh yaitu berupa

mengonsumsi makanan/minuman antara lain yang manis mencapai 53,1%,

berlemak mencapai 40,7% dan penyedap mencapai 77, 3% (Riskesdas,

2013).
Hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan anak terkait

PHBS salah satunya adalah dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan

kesehatan untuk anak usia sekolah terdiri dari kombinasi pengalaman belajar

yang dirancang untuk membantu individu dan masyarakat meningkatkan

kesehatan, dengan meningkatkan pengetahuan atau mempengaruhi sikap

masing-masing individu dalam melaksanakan pola hidup sehat (WHO, 2018).

Terdapat beberapa penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

PHBS anak. Seperti penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 oleh

Rofidatul Inayah, Arfajah, dan Latifa Aini dengan Judul “Pengauh

Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Serut

Kecamatan Panti Kabupaten Jember”. Penelitian lain dilakukan pada tahun

2019 oleh Ary Kurniawan, Ronasari Mahaji Putri, dan Esti Widiani dengan

judul “Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kelas IV dan VI Sekolah Dasar”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai Efektivitas Pendidikan Kesehatan dengan Media Audiovisual

terhadap Tingkat Pengetahuan PHBS Anak Usia Sekolah.

Alasan dilakukan penelitian mengenai pendidikan kesehatan terhadap

PHBS anak usia sekolah yaitu: pertama, dikarenakan banyak anak usia

sekolah yang belum mengetahui pentingnya PHBS; kedua, kurangnya

sosialisasi terkait PHBS pada anak usia sekolah; ketiga, penulis ingin
menerapkan hasil penelitian tersebut kepada anak usia sekolah yang kurang

terpapar informasi terkait pentingnya PHBS.

Anda mungkin juga menyukai