Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

Hariadi Yuseran, NIM 137070100011010. Program Doktor Ilmu Kedokteran Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. 1 Mei 2020. Peran genistein dalam menghambat
proliferasi dan meningkatkan apoptosis choriocarcinoma cell line JEG 3 melalui hambatan reseptor
estrogen, komplek eNOS-Erbeta dan POT1. Komisi pembimbing ketua: Handono Kalim, anggota:
Tatit Nurseta, Edi Hartoyo.

Koriokarsinoma merupakan penyakit tumor ganas yangsangat progresif berasal dari sel
germinal trofoblas, secara patologi mempunyai karakteristik hiperplasia dan anaplasia trofoblas, tidak
adanya villi korialis, perdarahan, dan nekrosis yang dapat disertasi invasi langsung ke myometrium
dan vaskuler serta berakibat penyebaran ke berbagai organ tubuh seperti paru, otak dan
organ sekitar pelvis.
Faktor yang mempengaruhi progresivitas adalah proliferasi sel tropoblas yang secara
molekular terdapat peran genetik seperti onkogen, proto onkogen, tumor supresor gen,
gangguan pada siklus sel, tranduksi sinyal dan interaksi antar protein serta peran apoptosis.
Faktor proliferasi Ki-67 menunjukkan ekspresi yang tinggi pada koriokarsinoma
dibandingkan abortus, molahidatidosa. Peran apoptosis caspase 3 menunjukkan penurunan
ekspresi pada koriokarsinoma.
Telomerase berhubungan dengan persistensinya koriokarsinoma merupakan enzim
yang dapat memperpanjang telomer dan dikendalikan oleh shelterin yang melibatkan
aktivitas Protection of telomere-1 (POT1) merupakan kompleks multiprotein dan berperan
dalam telomer capping serta regulasi telomerase. Telomerase aktivitasnya sangat
tergantung pada aktivasi promotor hTERT dalam intisel dan berikatan dengan ERE. Respon
ERE dalam inti dipengaruhi oleh E2 dengan kompleks eNOS-REα yang translokasi dari
sitoplasma ke inti dan memacu promotor hTERT pada ERE, eNOS bertindak sebagai
koaktivator.
Genistein merupakan isoflavon yang mempunyai cincin fenolik mirip dengan
estrogen mampu berikatan dengan reseptor estrogen, genistein mampu menghambat
pertumbuhan berbagai sel kanker. Genistein dapat berikatan dengan RE dan RE akan
tetapi mempunyai afinitas yang lebih tinggi kepada RE dibandingkan estrogen. Genistein
dapat menginduksi pemendekan telomer melalui penghambatan translokasi subunit katalitik
telomerase hTERT menuju nukleus, yang memicu pemendekan telomer sehingga
menghambat faktor proliferasi dan meningkatkan apoptosis.
Metode penelitian: Eksperimental in vitro dengan obyek penelitian adalah
choriocarcinoma cell line JEG 3 merupakan sel klonal yang diisolasi derivat strain Woods
dari tumor Erwin-Turner. Sel dari American Type Culture Collection HTB-36.A. Penelitian
dilakukan dua tahap yaitu, tahap 1 melakukan kultur sel dan diblokade dengan antagonis
REα (MPP). dan tahap 2 yaitu paparan berbagai dosis genistein pada sel JEG 3 yang sudah
diblokade MPP dengan menilai faktor proliferasi (Ki67), Apoptosis (Caspase 3), dan
aktivitas REβ, eNOS, komplek eNOS-REβ, dan POT1 dengan CLSM. Tahap 1dan 2, data
ditampilkan dalam rerata dan standar deviasi. Setelah dilakukan uji normalitas dan
homogenistas, perbandingan antar kelompok dilakukan dengan one-way analysis of
variance (ANOVA) atau uji non-parametrik dan dilakukan analisis korelasi masing masing
variabel. Nilai probabilitas p < 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Tujuan penelitian: Membuktikan peran genistein terhadap regulasi proses
transkripsi dari gen-gen yang terlibat dalam proses proliferasi (Ki-67), apoptosis (Caspase
3). Parameter yang diukur meliputi dan aktivitas REβ, eNOS, komplek eNOS-REβ, dan
POT1

Hasil: Uji karakterisasi choriocarcinoma cell line JEG 3 dengan uji hCG
didapatkan hasil positif dan morfologi berbentuk epithelial-like morphology sebagai bentuk
sel JEG-3. Penetapan dosis MPP pada kultur sel JEG-3 yang bermakna dalam blokade
REα adalah dosis 2,5 M. Uji beda pada paparan genistein berbagai dosis pada sel JEG-3 yang
diblokade MPP 2,5 M dengan masing masing variabel yaitu: Fosforilasi Ser118 reseptor
estrogen- lebih rendah secara bermakna pada semua dosis genistein (dosis 10 – 100)
dibandingkan kontrol (p<0,05). Ekspresi eNOS lebih rendah secara bermakna pada
pemberian genistein dosis 25 M; dosis 50 M dan dosis 100 M dibandingkan kelompok
kontrol; dosis 0 M dan dosis 10 M (p<0,05). Ekspresi eNOS lebih rendah secara
bermakna pada pemberian genistein dosis 25 M; dosis 50 M; dan dosis 100 M
dibandingkan kelompok kontrol; dosis 0 M dan dosis 10 M (p<0,05). Ekspresi RE tidak
berbeda bermakna antar kelompok penelitian (p>0,05). Ekspresi komplek eNOS-RE- tidak
berbeda bermakna antar kelompok penelitian (p>0,05). Tidak terdapat perbedaan secara
bermakna ekspresi POT1 pada kelompok MPP dibandingkan kontrol (p>0,05). Ekspresi Ki-
67 menurun secara bermakna pada kelompok genistein dosis dosis 0 M; 25 M; dosis 50
M; dan dosis 100 M dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Ekspresi caspase-3
meningkat secara bermakna pada kelompok yang diberikan genistein dosis dosis 25 M
dibandingkan kelompok genisten dosis 0 M (p<0,05). Uji korelasi: Kelompok kontrol (tanpa
pemberian MPP atau genistein) didapatkan korelasi positif secara bermakna antara eNOS
dengan caspase-3 (r=1,000; p=0,017) dan juga korelasi positif secara bermakna antara RE
dengan Ki-67 (r=0,999; p=0,027). Kelompok pemberian genistein dosis 10 didapatkan
korelasi positif secara bermakna antara fosforilasi Serin-118 reseptor estrogen- dengan
POT1 (r=0,892; p=0,017) dan korelasi positif secara bermakna antara eNOS dengan RE
(r=0,983; p=0,003). Kelompok pemberian genistein dosis 25 didapatkan korelasi negatif
secara bermakna antara RE dengan Ki-67 (r= -0,998; p=0,043). Kelompok pemberian
genistein dosis 50 didapatkan korelasi negatif secara bermakna antara komplek eNOS-RE
dengan POT1 (r= -1,000; p=0,018). kelompok pemberian genistein dosis 100 didapatkan
korelasi negatif secara bermakna antara komplek eNOS+RE dengan Ki-67 (r= -0,998;
p=0,035) dan korelasi negatif secara bermakna antara POT1 dengan Ki-67 (r= -0,999; p
0,027).
Kesimpulan: Genistein dalam menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis
choriocarcinoma cell line JEG 3 melalui hambatan reseptor estrogen, komplek eNOS-REβ dan POT1

Anda mungkin juga menyukai