sering terjadi, terutama pada populasi lanjut usia. Kemajuan besar dalam
driver. Pelepasan atrium yang tidak teratur yang khas pada AF dapat terjadi akibat
respons atrium yang tidak teratur terhadap pengosongan cepat secara teratur yang
disebabkan oleh penembakan ektopik lokal (Gambar 1A) atau sirkuit re-entry
lokal tunggal (Gambar 1B). Atau, aktivitas fibrilasi dapat disebabkan secara
langsung oleh beberapa sirkuit reentry fungsional yang bervariasi dalam ruang
1
Gambar 1. Mekanisme fibrilasi atrium.
Potensial aksi (AP) sel atrium normal tetap pada potensial istirahat setelah
istirahat yang tinggi melalui arus K+ ke dalam (IK1). Meskipun sel-sel atrium
secara cepat dengan propagasi fibrilasi (Gambar 1B) atau dengan menghasilkan
beberapa sirkuit reentry yang tidak teratur (Gambar 1C). Reentry dapat
spiral (Gambar 3B). Sedangkan listrik jantung diatur oleh saluran ion membran
2
Gambar 3. Model konseptual reentry dan implikasi terhadap AF.
Remodeling Atrium
fungsi yang memicu aritmia. Remodeling adalah inti dari sebagian besar bentuk
AF yang didapat. Proses remodeling atrium dibagi menjadi tiga yaitu elektrik,
Faktor Anatomi
3
Baik atrium kiri (LA) dan atrium kanan memiliki sifat struktural yang
menjadi penggerak.
Pertimbangan Kontraktil
Kontraksi atrium berkontribusi ~20% stroke volume ventrikel kiri saat istirahat;
kontribusi ini hilang pada AF. Selain itu, AF dapat menyebabkan disfungsi
ventrikel kiri sebagai akibat dari ritme ventrikel yang cepat dan/atau tidak teratur
(Gambar 7).
4
Gambar 7. Interaksi dinamis antara fungsi atrium dan ventrikel selama AF.
Gagal jantung kongestif juga dapat meningkatkan prevalensi AF. Efek dari
Determinan Tromboemboli
Tromboemboli sejauh ini merupakan komplikasi paling penting dari AF, dan AF
adalah faktor utama kasus stroke pada orang tua. Trombus LA terdiri dari eritrosit
dan fibrin, tipikal trombus vena aliran rendah dan konsisten dengan efikasi yang
pada pasien AF. Penentu trias Virchow, termasuk stasis, kerusakan endotel, dan
AF.
5
Hipokalsemia, Pemanjangan Interval QT dan Aritmia Atrium
QT melalui pemanjangan fase plateu dari potensial aksi jantung. Hal ini
menyebabkan saluran ion kalsium tetap terbuka untuk waktu yang lebih lama,
setelah depolarisasi. Jika ambang untuk depolarisasi tercapai, potensial aksi baru
diinduksi, memulai takikardia dan reentry. Kondisi tersebut dapat diikuti aritmia
dan fibrilasi ventrikel (VF). Oleh karena itu, aritmia ventrikel dikenal sebagai
komplikasi hipokalsemia dan pasien dapat datang dengan sinkop akibat terjadinya
T; ektopik ventrikel ditekan tetapi blok jantung dan bradiaritmia dapat terjadi.