LP Terapi Pengganti Ginjal
LP Terapi Pengganti Ginjal
Disusun oleh :
Nurul Fadillah
JAKARTA
2019
A. Hemodialisa
1. Definisi
Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan
proses tersebut. Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan
kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi
mencakup hemodialisis, hemofiltrasi dan peritoneal dialisis. Pada dialisis
molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara mengalir
dari sisis cairan yang lebih pekat (konsentarsi solut lebih tinggi) ke cairan
yang lebih encer (kondisi solut yang lebih rendah). Cairan mengalir lewat
membran semipermeabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi
tekanan exsternal pada membran) pada hemodialisis membran merupakan
bagian dari dialeser atau ginjal artifisial. Pada perritoneal dialisis, merupakan
peritoneum atau lapisan dinding abdomen berfungsi sebagai membran
semipermeabel .
Tisher dan Wilcox (1997) hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan
larutan dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel (dializer)
ke dalam dialisat. Dializer juga dapat dipergunakan untuk memindahkan
sebagian besar volume cairan. Hemodialisa adalah menggerakkan cairan dari
partikel-pertikel lewat membran semi permiabel yang mempunyai pengobatan
yang bisa membantu mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
normal, mengendalikan asam dan basa, dan membuang zat-zat toksis dari
tubuh. Membran selaput semipermiabel adalah lembar tipis, berpori-pori,
terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membrane
memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin,
dan asam urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas
melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri dan sel darah
terlalu besar untuk melewati pori-pori membrane. Perbedaan konsentrasi zat
pada dua kompartemen disebut gradian konsentrasi.
2. Tujuan
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara
lain :
a) Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang
sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa
metabolisme yang lain.
b) Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang
seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c) Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi
ginjal.
d) Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan
yang lain.
e) Menurut PERNEFRI (2003) waktu atau lamanya hemodialisa
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4
– 5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu. Hemodialisa idealnya
dilakukan 10 – 15 jam/minggu dengan Blood flow (QB) 200–300
mL/menit. Sedangkan menurut Corwin (2000) hemodialisa
memerlukan waktu 3 – 5 jam dan dilakukan 3 kali seminggu. Pada
akhir interval 2 – 3 hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam,
air, dan pH sudah tidak normal lagi. Hemodialisa ikut berperan
menyebabkan anemia karena sebagian sel darah merah rusak dalam
proses hemodialisa.
3. Prinsip yang Mendasari Hemodialisa
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen toksik dari
dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis aliran
darah yang penuh dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh
pasien ke tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian di kembalikan lagi
ke tubuh pasien. Ada tiga prinsip yang mendasar kerja hemodialisis yaitu:
difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Toksin dan zat limbah di dalam darah di
keluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisis dengan konsenterasi yang
lebih rendah.
Air yang berlebihan di keluarkan dari dalam tubuh di keluarkan melalui proses
osmosis. Pengeluaran air dapat di kendalikan dengan menciptakan gradien
tekanan, dengan kata lain bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih
tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah (cairan dialist). Gradient
ini dapat di tingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang dikenal
sebagai ultrafiltasi pada mesin dialis. Tekanan negatif diterapkan pada alat
fasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat mengekresikan air,
kekuatan ini di perlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai
isovolemia (keseimbangan cairan).
4. Komponen Hemodialisa
Dialyzer
Suatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh, bila fungsi kedua ginjal sudah tidak memadai lagi, mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit, mengeluarkan racun-racun atau
toksin yang merupakan komplikasi dari Gagal Ginjal. Sedangkan
fungsi hormonal/ endokrin tidak dapat diambil alih oleh ginjal buatan.
Dengan demikian ginjal buatan hanya berfungsi sekitar 70-80 % saja
dari ginjal alami yang normal.
Macam-macam ginjal buatan :
a. Paraller-Plate Diyalizer
Ginjal pertama kali ditemukan dan sudah tidak dipakai lagi, karena
darah dalam ginjal ini sangat banyak sekitar 1000 cc, disamping
cara menyiapkannya sangat sulit dan membutuhkan waktu yang
lama.
b. Coil Dialyzer
Ginjal buatan yang sudah lama dan sekarang sudah jarang dipakai
karena volume darah dalam ginjal buatan ini banyak sekitar 300
cc, sehingga bila terjadi kebocoran pada ginjal buatan darah yang
terbuang banyak. Ginjal ini juga memerlukan mesin khusus, cara
menyiapkannya juga memerlukan waktu yang lama.
c. Hollow Fibre Dialyzer
Ginjal buatan yang sangat banyak saat ini karena volume darah
dalam ginjal buatan sangat sedikit sekitar 60-80 cc, disamping cara
menyiapkannya mudah dan cepat.
Dialisat
Adalah cairan yang terdiri dari air, elektrolit dan zat-zat lain supaya
mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan darah. Fungsi Dialisat
pada dialisit:
a. Untuk mengeluarkan dan menampung cairan dan sisa
metabolisme
b. Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama
dialisa
Tabel perbandingan darah dan dialisat :