Anda di halaman 1dari 1

BAB 4

KESIMPULAN

Psoriasis merupakan dermatosis yang sering dijumpai, bersifat kronik

residif. Kasus psoriasis sering djumpai secara universal di berbagai belahan dunia.

Di Indonesia sendiri secara prevalensi jumlah penderita psoriasis mencapai 1-3

persen (bahkan bisa lebih) dari populasi penduduk Indonesia. Sampai sekarang

etiopatogenesis psoriasis belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan ada dua

komponen patogenesis psoriasis, yaitu infiltrasi sel-sel radang di dermis dan

hyperplasia epidermis.

Berbagai faktor pencetus pada psoriasis diantaranya stres psikis, infeksi

lokal, trauma, endokrin, gangguan metabolik, obat, alkohol, dan merokok. Lesi

kulit yang pertama kali timbul biasanya pada tempat yang mudah terkena trauma

seperti pada siku, lutut, sakrum, kepala, dan genitalia berupa makula eritematous

yang berbentuk bulat, tertutup skuama tebal. Skuama ini selalu menunjukkan

gambaran menebal yang konstan dan perlekatannya kendor. Pada psoriasis

terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik).

Pengobatan psoriasis terbagi tiga, terdiri dari pengobatan topikal, sistemik

dan fototerapi. Prognosis psoriasis adalah baik. Meskipun tidak dapat

disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan pengobatan yang rutin dan teratur.

Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat residif. Sehingga

diperlukan pemberian edukasi kepada penderita tentang bagaimana psoriasis itu

dan bagaimana menghindari faktor pencetus yang memungkinkan terjadinya

psoriasis.

28

Anda mungkin juga menyukai