Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Pelebaran
ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan
serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit
atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala
menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.

II. Epidemiologi
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus
kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan
oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi
untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat
terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh
toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan
kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.

III. Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal
(CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem
ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan,
terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Teoritis pembentukan CSS yang terlalu
banyak dengan kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan
terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi. Penyebab
penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :

1
1) Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii

Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau


perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalah sangat
jarang.Russell mengklasifikasikan stenosis akuaduktal kedalam empat kelompok
berdasar temuan histologis: (1)gliosis, (2) forking, (3) stenosis simpel, dan (4)
pembentukan septum. Stenosis atau penyempitan akuaduktal terjadi pada
duapertiga kasus hidrosefalus congenital dan sepertiganya malformasi Chiari
jenis II, dan dianggap sebagai penyebab utama hidrosefalus. Akhir-akhir ini
diduga bahwa stenosis akuaduktal bukan penyebab, tapi akibat dari hidrosefalus.
Saat hidrosefalus berkembang, ventrikel lateral berdilatasi dan terjadi edema
substansi putih periventrikuler. Akibatnya tekanan akan mengenai pelat
kuadrigeminal dan bisa terjadi obstruksi akuaduktus. Menurut teori ini stenosis
akuaduktus adalah obstruksi fungsional, bukan anatomis. Pada kasus dimana
hidrosefalus komunikans berkembang menjadi stenosis akuaduktal, dilatasi ringan
hingga sedang dari ventrikel keempat mungkin tampak sebagai tambahan ter-
hadap dilatasi triventrikuler. Oklusi baik akuaduktus maupun jalan keluar
ventrikel keempat akibat infeksi bisa menyebabkan dilatasi triventrikuler dan
obstruksi ventrikel keempat ('hidrosefalus kompartemen ganda').Stenosis
akuaduktus harus dibedakan dari glioma periakuaduktal. Pada kejadian yang
jarang, diagnosis diferensial masing-masing kelainan bisa tidak mungkin bahkan
dengan CT scan. Secara klinis perbaikan klinis yang nyata sebagai akibat
shunting biasanya tak dapat diharapkan pada stenosis tumoral, berbeda dengan
stenosis non tumoral.
b. spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah

2
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat
penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah
lain. Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel
IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang
berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan
kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.

IV. Patofisiologi dan Patogenesis


CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke
dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang
meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis
terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada
orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140
ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan
yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml. Aliran CSS normal ialah dari
ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke ventrikel III, dari tempat ini
melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui
foramen Luschka dan Magendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna
magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi
CSS oleh sistem kapiler.

3
Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu :
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial
sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Mekanisme
terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat
selama perkembangan hidrosefalus
DILATASI VENTRIKULER PADA HIDROSEFALUS
Tekanan Denyut CSS Endoventrikuler

Pada hidrosefalus sistem ventrikuler berdilatasi progresif sebagai akibat


akumulasi berlebihan dari CSS pada ventrikel dan menambah hipertensi
intraventrikuler. Penelitian terakhir memperlihatkan bahwa dilatasi ventrikuler
dapat disebabkan oleh tekanan denyut CSS beramplituda tinggi, bahkan disaat
tekanan CSS rata-rata normal. Tekanan denyut CSS biasanya dibangkitkan oleh
pleksus khoroid dan diredam oleh struktur sekitar ventrikel dan drainase vena.
Karenanya pada oklusi sinus vena utama, dilatasi ventrikel mungkin disebabkan
oleh gangguan absorpsi CSS yang tergantung-tekanan pada villi arakhnoid dan
oleh peninggian tekanan denyut CSS endoventrikuler. Pada keadaan ini ventrikel
bisa berdilatasi tanpa obstruksi anatomis dari jalur CSS.Hidrosefalus infantil
dengan sutura melebar dan penonjolan fontanel biasanya berakibat pembesaran
ventrikel yang lebih hebat dibanding hidrosefalus dewasa, emuan yang dijelaskan
oleh distensibilitas yang lebih besar dari dinding ventrikuler. Setelah penutupan
sutura, struktur kranioserebral sekitar ventrikel menjadi kaku. Pada pasien
dengan sinostosis sutura multipel, ventrikel mungkin tidak berdilatasi walau
terdapat peninggian TIK.

4
Ekspansi Diferensial Ventrikel Latera
Seperti telah dijelaskan, jenis dilatasi ventrikel terbukti tergantung pada daerah
obstruksi. Umumnya derajat dilatasi ventrikel lateral lebih besar pada stenosis a-
kuaduktus dibanding hidrosefalus komunikan.Ventrikel lateral tidak biasanya
berdilatasi secara uniform pada hidrosefalus. Tanduk oksipital cenderung
berdilatasi melebihi tanduk frontal. Ekspansi yang tidak seimbang ini terutama
akibat terbatasnya ekspansi substansi kelabu ganglia basal dan talami sekitar tan-
duk dan badan frontal, dimana struktur yang membatasi atria dan tanduk
oksipital adalah substansi putih dan mungkin membesar lebih luas. Pada
beberapa kasus ventrikel lateral membesar seimbang, atau tanduk frontal lebih
dari tanduk oksipital. Perbedaan dilatasi ventrikel tergantung perbedaan
distensibilitas bagian dinding ventrikuler. Bila kerusakan otak fokal terjadi pada
lobus frontal, tanduk frontal mungkin berdilatasi sangat melebihi tanduk
oksipital.

Pembesaran Ventrikel pada


Hidrosefalus dan Atrofi Serebral
Walau hidrosefalus dapat didiferensiasi dari atrofi serebral dengan perbedaan
tekanan ventrikuler, atrofi serebral mungkin memperlihatkan dilatasi
ventrikuler pada CT scan serupa hidrosefalus. Pada hidrosefalus dapat dilihat
penumpulan atau pembundaran sudut lateral tanduk frontal, ventrikel lateral
bertambah ukurannya secara simetris, dan tanduk temporal berdilatasi sesuai.
Pembesaran tidak simetris ventrikel lateral dan secara lebih jarang dilatasi tanduk
temporal biasa ditemukan pada atrofi serebral.

5
Ventrikulosubarakhnoidostomi Spontan
Pada hidrosefalus berat akibat stenosis akuaduktal, tanduk oksipital ventrikel
lateral berdilatasi hebat dan membentuk divertikulum atau sista porensefalik. Ti-
tik lemah ventrikel ini akhirnya ruptur dan berhubungan dengan ruang
subarakhnoid (ventrikulosubarakhnoidostomis pontan atau
ventrikulosisternostomi).Hidrosefalus mungkin dikompensasi oleh hubungan
tersebut. Tempat yang umum untuk ruptur adalah titik yang lemah secara
kongenital seperti dinding arterial inferomedial, resesus suprapineal, dan lamina
terminalis

Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan


aliran likuor merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan
resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor
secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu
peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler
intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang
dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena
yang relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari
komplians tengkorak.

V. Klasifikasi
Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya,
berdasarkan :
1. Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan
hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus).
2. Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus
akuisita.
3. Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.

6
4. Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non
komunikans.
Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel, hidrosefalus
eksternal menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas
permukaan korteks. Hidrosefalus obstruktif menjabarkan kasus yang
mengalami obstruksi pada aliran likuor. Berdasarkan gejala, dibagi menjadi
hidrosefalus simptomatik dan asimptomatik. Hidrosefalus arrested menunjukan
keadaan dimana faktor-faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat
tersebut sudah tidak aktif lagi. Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi
kasus ventrikulomegali yang diakibatkan atrofi otak primer, yang biasanya
terdapat pada orang tua.
Hidrosefalus Obstruktiva Intraventrikuler
Pada dilatasi monoventrikuler, obstruksi foramina Monro(atresia satu foramina
Monro) berakibat dilatasi unilateral dari ventrikel lateral pada sisi yang obstruksi
dan menyebabkan hidrosefalus unilateral atau asimetrikal. Bila terjadi dilatasi
biventrikuler, obstruksi kedua foramina Monro atau ventrikel ketiga
menyebabkan hidrosefalus simetrikal.Pada dilatasi triventrikuler, obstruksi
akuaduktus (stenosis akuaduktus) menyebabkan dilatasi ventrikel lateral dan
ventrikel ketiga. Ventrikel keempat biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya.
Pada dilatasi tetraventrikuler, atau panventrikuler, obstruksi outlet ventrikel
keempat (atresia foramina Luschka dan Magendie) menyebabkan dilatasi semua
bagian sistema ventrikuler, terutama ventrikel keempat(transformasi sistik
ventrikel keempat, atau sista Dandy-Walker).
Hidrosefalus Obstruktiva Ekstraventrikuler
Obstruksi ekstraventrikuler biasanya menyebabkan dilatasi sistem ventrikuler
dan rongga subarakhnoid proksimal dari daerah obstruksi. Jenis umum obstruksi
ini adalah blok insisural, blok sisterna basal, blok konveksitas, dan blok ruang
CSS distal. Blok granulasi arakhnoid mungkin berakibat dilatasi semua rongga
CSS.

7
Hidrosefalus Konstriktiva
Pada malformasi Chiari jenis II, yang tampak pada pasien dengan
mielomeningosel, hindbrain yang tergeser kebawah mungkin tertambat pada
sambungan kraniovertebral dan fossa posterior yang kecil mungkin mengalami
obstruksi secara anatomi. Konsekuensinya, hidrosefalus mungkin terjadi
karena gangguan sirkulasi CSS sekitar hindbrain. Pada keadaan ini ventrikel
keempat memperlihatkan pergeseran kebawah dan tak dapat diidentifikasi pada
posisi normal. Ventrikel keempat sering ditemukan dalam kanal servikal.

VI. Manifestasi Klinis


Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi. Gejala-gejala yang
menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis
dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus
kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah
35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama
tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi
terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa.
Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang
kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak
melebar dan berkelok.
2. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai
keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus.
Secara umum gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien

8
hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang
progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu
tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas
ukuran normal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi
intrakranial lainnya yaitu:
a. Fontanel anterior yang sangat tegang.
b. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
d. Fenomena ‘matahari tenggelam’ (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah,
gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah
lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia,
aritmia respirasi).

VII. Diagnosis
Disamping dari pemeriksaan fisik, gambaran klinik yang samar-samar maupun
yang khas, kepastian diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan dengan
menggunakan alat-alat radiologik yang canggih. Pada neonatus, USG cukup
bermanfaat untuk anak yang lebih besar, umumnya diperlukan CT scanning.
CT scan dan MRI dapat memastikan diagnosis hidrosefalus dalam waktu yang
relatif singkat. CT scan merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk
membedakan hidrosefalus dari penyakit lain yang juga menyebabkan
pembesaran kepala abnormal, serta untuk identifikasi tempat obstruksi aliran
CSS.

9
Penyebab obtruksi

Kebanyakan hidrosefalus kongenital adalah hidrosefalus primer atau idiopatik.


Hidrosefalus mungkin disebabkan lesi massa yang tak terperkirakan, seperti
tumor dan kista. Karenanya harus hati-hati untuk tidak saja menentukan tempat
obstruksi, namun juga untuk menentukan penyebab obstruksi dalam
mendiagnosis hidrosefalus. Hipersekresi CSS diketahui sebagai penyebab hidro-
sefalus pada papiloma pleksus khoroid, namun perdarahan perlahan berkala juga
dipikir sebagai kemungkinan mekanisme obstruksi daerah absorpsi.

Menetapkan Tempat Obstruksi Jalur CSS

CT scan secara tepat menggambarkan struktur intrakranial, terutama ruang CSS,


dan tak mungkin dihindarkan untuk mendiagnosis hidrosefalus. Penilaian tempat
obstruksi dengan CT scan berdasar pada titik transisi dari ruang CSS yang
berdilatasi dan yang tidak. Kebanyakan kasus hidrosefalus disebabkan oleh
obstruksi jalur CSS (hidrosefalus obstruktiva). Ada dua jenis obstruksi jalur
CSS: obstruksi intraventrikuler (hidrosefalus obstruktif intraventrikuler atau
nonkomunikans) dan obstruksi ekstraventrikuler (hidrosefalus obstruktif in-
traventrikuler atau komunikans). Secara umum dilatasi ventrikuler lebih jelas
pada obstruksi intraventrikuler dibanding obstruksi ekstraventrikuler.Kebanyakan
keadaan berikut adalah didapat dibanding kongenital, namun pengetahuan
mengenainya diperlukan untuk mengerti sepenuhnya tentang hidrosefalus dan
untuk diagnosis diferensial. Pada banyak kasus bentuk didapat dapat dikenal dan
bentuk kongenital karenanya tersingkirkan.

10
Gambar 3 - Gambar 4 -
bayi normal USG
USG kepala. menunjukka
Kesopanan n
J. Bender, hidrosefalus
MD pada bayi.
Perhatikan
ventrikel
besar
dibandingka
n dengan
normal.

Gambar 5 - Gambar 6 -
Normal CT CT scan
scan kepala seorang

11
pada orang dewasa
dewasa. dengan
Hidrosefalus
Tekanan
Normal.

VIII. Diagnosis Banding


Tampilan CT scan dari hidrosefalus simpel yang berat serupa dengan
hidranensefali, porensefali berat, hematoma subdural bilateral berat,
holoprosensefali, dan keadaan serupa lainnya. Hidrosefalus simpel adalah
kelainan yang dapat ditindak, bahkan bila berat dan mempunyai mantel
serebral setipis kertas. Sebaliknya temuan CT scan serupa dengan hidrosefalus
ini tak dapat ditindak, dan biasanya bukan kandidat untuk tindakan bedah.
Karenanya diagnosis diferensial sangat penting untuk prognosis dan
terapeutik. Untuk diagnosis pasti hidrosefalus, dan untuk membedakan dari
hidranensefali dan higroma subdural bilateral masif, diperlukan angiografi
serebral, bahkan setelah adanya CT scan.

IX. Terapi
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1. Penanganan Sementara

12
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid
atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2. Penanganan Alternatif (Selain Shunting)
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A,
reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan
suatu malformasi. Saat ini cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar
ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.

3. Operasi Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting)

Pengobatan hidrosefalus terdiri dari menciptakan hubungan antara


ventrikel membesar atau ruang subarachnoid tulang belakang dan tempat
di mana cairan serebrospinal dapat dikembalikan ke aliran darah.

 Ventriculo-peritoneal (VP) shunt. Ini adalah prosedur paling umum untuk


pengobatan hidrosefalus. CSF disalurkan melalui implan disebut shunt,
yang mengarahkan aliran CSF dari ventrikel lateral atau ketiga ke dalam
rongga perut di mana itu diserap ke dalam aliran darah. (Gambar 7)
1. Shunt ventriculo-peritoneal dasar terdiri dari tiga komponen:

o Sebuah kateter ventrikular-tabung kecil yang terbuat dari karet


silikon, bahan baik ditoleransi oleh tubuh, dengan lubang kecil
beberapa ujungnya. Hal ini ditempatkan melalui otak ke ventrikel

o Katup-Sebuah mekanisme khusus untuk mengatur aliran dari CSF


melalui shunt yang dirancang untuk mensimulasikan drainase CSF
normal. Katup adalah baik terbuat dari silikon karet atau ditutupi
dengan karet silikon. Katup duduk antara tengkorak dan kulit
kepala

13
o Peritoneal (abdomen) kateter-kateter ini juga terbuat dari karet silikon.
Ini mengarah dari katup ke rongga perut

Gambar -
Sebuah
ventriculo-
peritoneal
shunt
antara
ventrikel
lateral dan
peritoneum
.

2. Pada saat shunt mungkin overdrain dan menghasilkan terlalu


rendah tekanan intrakranial. Sebuah menyedot membatasi
perangkat atau katup yang dirancang khusus dapat ditambahkan
untuk meminimalkan drainase berlebih
3. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

o Sayatan dibuat di kulit kepala

o Kemudian lubang kecil dibuat di tengkorak. Posisi lubang di


tengkorak dapat bervariasi tergantung pada pilihan ahli bedah

o Kateter kemudian dimasukkan melalui jaringan otak ke ventrikel


lateral yang diperbesar

14
o Katup melekat ke kateter ventrikular. Katup terletak di antara
tengkorak dan kulit kepala

o Kateter (perut) peritoneal kemudian dimasukkan di bawah kulit


leher, dada dan perut dan melekat pada katup. Akhirnya, kateter
peritoneal dimasukkan ke dalam rongga perut yang mengelilingi
perut dan usus

o CSF memasuki shunt dalam ventrikel dilakukan melalui katup


mengatur dan masuk ke rongga perut dimana cairan tersebut
diserap kembali ke dalam aliran darah

Animasi

 Ventriculo-atrium (VA) Shunt

2. Shunt ini saluran CSF dari ventrikel otak ke atrium kanan jantung
(Ruang jantung yang mengumpulkan darah dari tubuh)

3. Kateter ventrikel dan katup ditempatkan sebagai VP shunt dalam

4. Kateter dari katup dimasukkan ke dalam vena jugularis pada leher


dan dipandu ke atrium kanan jantung (ruang yang mengumpulkan
darah dari tubuh)

 Lumbo-peritoneal (LP) Shunt

15
2. Shunt ditempatkan antara ruang (tulang belakang) subarachnoid
lumbal, yang berisi akar saraf ke kaki, dan peritoneum

3. Shunt terdiri dari kateter karet silikon tipis. Biasanya ujung


proksimal kateter dimasukkan ke dalam tulang belakang melalui
jarum

4. Kateter terowongan di bawah kulit perut dan kemudian


dimasukkan ke dalam rongga peritoneum

5. Katup mungkin atau tidak boleh digunakan

 Ventriculo-cisternal shunt (Torkildsen prosedur)

2. Prosedur ini hanya dapat digunakan ketika ada sebuah blok antara
ventrikel dan ruang subarachnoid sekitar otak

3. Sebuah lubang duri ditempatkan di daerah parietal, dura terbuka


dan salah satu ujung kateter silikon dimasukkan melalui otak ke
ventrikel lateral

4. Ujung kateter dilewatkan di bawah kulit kepala ke persimpangan


otak dan sumsum tulang belakang. Beberapa tulang akan dihapus
dari aspek bawah tulang oksipital.

5. Dura suboccipital dibuka dan ujung bawah dari kateter dimasukkan


ke ruang subarachnoid sekitar persimpangan dari batang otak dan
sumsum tulang belakang

6. Meskipun lebih sulit untuk memasukkan prosedur ini menghindari


komplikasi shunt yang berhubungan dengan overdrainage

16
Gambar - Ventriculo-cisternal (Torkildsen)
shunt. Sebuah kateter ditempatkan dari
ventrikel lateralis ke dalam ruang
subarachnoid di bagian belakang tengkorak.
© T. Graves
 Ketiga ventriculostomy

o Prosedur ini tidak memasukkan shunt. Hal ini hanya dapat


digunakan ketika ada sebuah blok antara ventrikel dan
ruang subarachnoid sekitar otak

o Sebuah saluran baru dibuat antara ventrikel dan ruang


subarachnoid memulihkan aliran CSF

o Sebuah endoskopi, sebuah tabung optik dipandu melalui


mana ahli bedah dapat beroperasi, dimasukkan ke dalam
ventrikel lateral yang berdilatasi dan dipandu ke lantai
dilatasi ventrikel ketiga

o Lantai keluar menipis ditusuk memproduksi komunikasi


antara ventrikel ketiga dan ruang subarachnoid

17
o Prosedur ini, ketika sukses, menyingkirkan perlunya shunt dan
dengan demikian masalah-masalah yang mungkin terjadi
dengan kegagalan shunt

Frame dari video


prosedur
ventriculostomy
ketiga. Kiri,
menipis lantai
ventrikel ketiga
hanya di depan
dua benjolan
kecil jaringan di
hipotalamus
disebut badan
mamiliari.
Tengah, Sebuah
alat kecil
melewati lantai
menipis ke
dalam ruang
subarachnoid
yang
mendasarinya.
Benar, lubang
diproduksi di

18
lantai ventrikel
ketiga. Courtesy
R. Jones, MD
 Ventriculo-subgaleal shunt

o Shunt ini menghubungkan ventrikel ke ruang subgaleal -


ruang antara kulit kepala dan tengkorak

o Shunt Hal ini paling sering digunakan sebagai ukuran


raguan pada bayi prematur dengan hidrosefalus disebabkan
oleh perdarahan dalam ventrikel. Biasanya fungsi untuk
hanya 4 - 6 minggu

o Shunt memungkinkan darah untuk membersihkan dari


ventrikel sebelum shunt permanen dimasukkan, karena
shunt cenderung kerusakan di hadapan darah. Hal ini juga
memungkinkan bayi prematur untuk dewasa

o Sebuah kateter ditempatkan dalam ventrikel dan terhubung


ke katup tekanan rendah. Katup ditempatkan di bawah kulit
kepala dan sayatan ditutup. Shunt diperbolehkan untuk
mengalirkan bawah kulit kepala. Cairan di bawah kulit
kepala menunjukkan shunt berfungsi

X. Prognosis
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan
neurologis serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan
meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh
karena aspirasi pneumonia. Namun bila prosesnya berhenti (arrested
hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai kecerdasan yang normal (Allan
H. Ropper, 2005). Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%.

19
Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16%
mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting sekali anak hidrosefalus
mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok multidisipliner.

DAFTAR PUSTAKA

http://medlinux.blogspot.com/2007/09/hidrocephalus.html

http://www.ninds.nih.gov/disorders/hydrocephalus/hydrocephalus.htm

DeVito EE, Salmond CH, Owler BK, Sahakian BJ, Pickard JD. 2007. Caudate
structural abnormalities in idiopathic normal pressure hydrocephalus. Acta
Neurol Scand 2007

Peter Paul Rickham. 2003. Obituaries. BMJ 2003

Ropper, Allan H. And Robert H. Brown. 2005. Adams And Victor’s Principles Of
Neurology: Eight Edition. USA.

Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005.
Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.

Sjamsuhidayat, R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC.
Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai