Di susun oleh :
Kelompok 16
Alfiati : 14201.08.16003
Asmawati : 14201.08.16006
Innaytul maula : 14201.08.16014
Mardiana : 14201.08.16023
Musyarrofah : 14201.08.16028
Nanang Dias : 14201.08.16030
Zainullah : 14201.08.16053
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi
Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty,
kami susun dalam bentuk makalah dengan judul “MERENCANAKAN KETANAGAN
KEPERAWATAN SEDERHANA YANG SESUAI KEBUTUHAN RUANG PERAWAT”
dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM. Selaku pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Dr.Nur Hamim.Kep., Ns., M.Kep. Selaku ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong
3. Sinta Wahyu Sari S.Kep.,Ns.,M.Kep.,SP.Mat Ketua Prodi S1 Keperawatan
4. Dodik Hartono, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep. Selaku dosen Mata Ajar Keperawatan Maternitas
5. Santi Damayanti, sebagai kepala ruang perpustakaan
.
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna.Oleh karena itu kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen
dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Definisi..................................................................................................3
B. PERMASALAHAN PENJADALAN....................................................3
C. PENJADALAN PERAATAN..............................................................4
D. UNDANG-UNDANG MENGENAI KERJA SHIFT PAGI SIANG DAN
MALAM.................................................................................................4
E. KARAKTERISTIK PENJADALAN PERAATAN..............................6
F. MODEL SEDEHANA PENJADALAN PERAATAN……..………6
G. METODE GOAL PROGRAM DAN LINEAR…………………….7
H. CARA MENGHITUNG TENAGA PERAAT………………………8
D. Manfaat
Manfaat makalah ini bagi Institusi pendidikan kesehatan adalah untuk mengetahui
tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam meneliti suatu fenomena
kesehatan yang spesifik tentang trend issue keperawatan kritis pada acute coronary
syndrome
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan tentang manajement keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Khusus Disesuaikan
Keterangan :
TM=Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non media
b. Cara Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan
sendiri dan memenuhi standar profesi.Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di rumah
sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan,ia akan melalui/mendapatkan pelayanan,
antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat / dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium,
apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu
berjalan dengan baik. Hundgins(2013)menggunakan standar waktu pelayanan pasien
Contoh perhitunganya:
Rumah sakit A tipe B memberikan pelayanan kepada pasien rata-rata 500 orang perhari
dimana 50% adalah pasien baru,maka seorang pimpinan keperawatan akan memperhitungkan
jumlah tenaga sebagai berikut :
a. Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian pendaftaran adalah : (3+4)/2= 3,5 x
500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00(240
menit).
c. Tenaga asisten dokter yang diperlukan adalah (18+11)/2 = 14,5 x500/240=30,2 orang(30
oarang asisten dokter),jika bekerja dari jam 08.00sampai 12.00(240 menit).
d. Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah 5/12 =25,5 x500/240 = 53,13 (53 orang
tenaga penyuluhan),jika ia bekerja dari jam08.00 sampi12.00 (240 menit)
Untuk pasien rawat inap, Douglas (2011) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b. Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum baik,tidak ada reaksi
emosional,pasien memerlukan orientasi waktu,tempat dan pergantian shift,ttindakan pengobatan
biasanya ringan dan simpel
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,mengatur pisisi waktu makan.meberi dorogan agar
mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda
vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien
memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Dalam penelitian Douglas (2011) tentang jumlah tenaga pearawat di rumah sakit, didapatkan
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:
Perawatan Minimal:
Perawatan Parsial:
Perawatan total:
1) Segalanya diberi bantuan
4) Pemakaian suction
5) Gelisah/ disorientasi
a. dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat
yang sama selama 22 hari
b. Setiap klien dinilai berdasarkan criteria klasifikasi klien (minimal mmemenuhi tiga
kriteria)
c. Kelompok klien sesuai dengan klasifikasi dengan memberi tanda tally (I) pada kolom
yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang
ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total
d. Bila klien hanya mempunyai satu criteria dari klasifikasi tersebut maka klien
dikelompokkan pada klasifikasi di atasnya.
Jadi rata-rata tenaga yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah: 7 perawat. Berarti kebutuhan
untuk satu ruangan adalah 7 perawat + 1 Karu + 3 Katim + 2 cadangan = 13 perawat
d. Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat.
Menurut Tutuko (2010) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu
sebagai berikut:
a. untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
d. Cara Gillies
Gillies (2012) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satu unit
perawatan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit
Prinsip perhitungan rumus Gillies:Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis
bentuk pelayanan, yaitu:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan
secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti
Huchinson (2014) kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam
perhari sedangkan untuk:
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan serta
tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (2014), waktu yang dibutuhkan
untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.
- Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan
rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan rumus:
Contoh: Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien
perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari
Cara menghitung
/ hari maka jumlah perawaty yang dibuthkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang. Jumlah perawat
yang dibutuhkan adalah:
Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/ minggu dan 7 jam
f. Metoda Formulasi Nina
Nina (2015) menggunsksn lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
Contoh pengitungannya:
Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-rata
klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang
tersebut adalah sbb:
o Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh
diatas A= 4 jam/ hari
o Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.
B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
o Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
o Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama
setahun.
D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80
adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan
dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
g. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan
untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi
ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan angka 7 pada rumus
tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada pada
masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. DEFINISI
Alokasi adalah penentuan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat
(Pembeli dan sebagainya) penjatahan. Atau penentuan banyaknya biaya yang disediakan untuk
suatu keperluan (Kamus besar bahasa Indonesia:Online). Penjadwalan adalah pengalokasian
waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalamrangkamenyelesaikan
suatu kegiatan hingga tercapainya hasil yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada (Husein 2008 dalam Jurnal USU). Salah satu layanan dalam rumah sakit
adalah layanan rawat inap. Di dalam layanan ini terdapat alur tranformasi kegiatan, mulai dari
tahap penelitian terhadap pasien., diagnosis hingga tahap penyembuhan. Layanan rawat inap
dalam rumah sakit tersebut membutuhkan penjadwalan yang optimal. Optimal artinya
keutungan harus sebesar-besarnya dan kerugian harus sekecil-kecilnya (Suyadi 2015 dalam
setiawan dkk).
Penentuan jadwal diperlukan peranan penting pihak management terutama kepala bidang
keperawatan, dalam prosesnya menggunakan cara manual. cara seperti ini membutuhkan waktu
yang lama. Pihak management harus membuat penjadwalan perawat setiap unit ruang rawat inap
(setiawan dkk 2014).
B. PERMASALAHAN PENJADWALAN
Agar tujuan tercapai seperti yang diinginkan oleh semua manajemen perusahaan maka
perlu Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Masalah penjadwalan tenaga kerja
memiliki karakteristik yang spesifik, antara lain kebutuhan karyawan yang berfluktuasi,
kapasitas tenaga kerja yang tidak bisa disimpan, dan faktor kenyamanan pelanggan. Berbagai
permasalahan pasti akan dihadapi setiap perusahaan dalam membuat jadwal untuk memenuhi
semua kebutuhan jam kerja sesuai dengan jumlah pekerja yang ada. Terlebih lagi jika dalam
suatu organisasi atau perusahaan jumlah pekerja sangat banyak, jumlah jam kerja sangat panjang
(misal 24 jam dalam sehari, dan 7 hari dalam seminggu) dan variasi pekerjaan banyak. Contoh
nyata yang dapat diambil pada kasus ini adalah penjadwalan perawat dan penjadwalan dokter
yang ada di sebuah rumah sakit. Banyaknya jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan
kesehatan sangat kontras dengan jumlah perawat dan dokter yang ada pada rumah sakit. Hal ini
mengakibatkan pihak rumah sakit perlu melakukan pengaturan jadwal yang efisien untuk setiap
sumber daya manusia yang ada (termasuk perawat dan pasien) agar semua pasien dapat terlayani
dengan baik.(Atmasari 2014).
C. PENJADWALAN PERAWAT
perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat adalah salah satu halyang paling
penting yang harus di buat di dalam keputusan rumah sakit,Ada tiga hal yang berkaitan dengan
proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:
a. Staffing Decision Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat
prakualifikasinya.
b. Scheduling decisión Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga shift. Shift
kerja untuk setiap harinya sepanjang periode penjadwalan dalam rangka memenuhi
kebutuhan 3 mínimum tenaga perawat yang harus tersedia
c. Allocation Decision Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialosikan ke shift-
shift atau hari-hari yang kekurangan tenaga kibat adanya variasi demand yang tidak
diprediksi, misalnya absennya perawat.
Masalah penjadwalan kariayan banyak di jumpai pada Industri jasa, salah satunya
dirumah sakit. Sebagaimana yang telah di atur dalam Undang-undang No 44 tahun 2009 tentang
Rumah sakit bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan rumah sakit adalah meninggkatkan mutu
dan mempertahankan standar pelayananan kesehatan. Untuk peningkatan mutu dan standar itu
rumah sakit harus memiliki sistem penjadwalan yang berkualitas karena padatnya system
memberi pelayanan yang ada di dalamnya baiknya atau tidaknya system pelayanan yang ada
dalam rumah sakit dapat menentukan sistem penjadwalan perawat yang ada pada umumnya
perawat di Indonesia di klaifikaskan dalam sistem penjadwalan dinas jaga atau shift, yaitu dinas
pagi, jaga sore, dan jaga malam. Namun bagi sebagian perawat,di tuntut bekeja di malam hari,
liburan dan akhir pekan sering membuat stress dan frustasi. oleh karena itu, penjadwalan
merupakan factor yang paling penting dalam penentuan ketidak puasan atau kepuasan kerja.
manager sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menyusun jadwal kerja sebaiknya secara
berkala melakukan evaluasi kepuasan pegawai terhadap system penjadwalan yang sedang
berlaku. Dengan mempertimbangkan keuntungandan kerugian. karena beberapa penjadwalan
mengharuskan pembayaran uang lembur, hasil kepuasan perawat dalam peningkatan biaya.
Selain itu, Perpanjangan dinas jaga dari 8 jam – 10/12 jam Dapat menyebakan peningkatan
kesalahan penilaian klinis Karena perawat keletihan.untuk alasan ini, banayk organisaasi
membatasi jumlah hari berturut-turut seorang perawat dapat bekerja di perpanjangan dinas jaga.
(USU 2015)
2. SARAN
Bagi institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapakan untuk mendalami tentang manajemen keperaatan
sehingga yang bersangkutan dapat memberikan pengarahan lebih intensif
Bagi mahasisa
Bagi mahasisa mengenai makalah dapat dijadikan pengetahuan tambahan tentang
manajemen keperaatan
Daftar pustaka
Adiama, candra yoga & hastuti , Tri. 2016. Kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta:
EGC
Suyanto. 2009. Mengenal kepemepimpinan dan manajemen keperawatan rumah sakit.
Jakarta
Sampuran , budi 2017. Pedoman manajeman informasi kesehatan disarana pelayanan
kesehatan . Jakarta :UI
Marquis, B.L. dan huston, C.J. 2015. Leaderships roles and manajemen funcition in
nursing : Philadelphia
Anonim. (2017). Gajimu. Pembagian Kerja Shift .
Anonim. (2015). repository.USU.ac.id. Landasan Teori Perawat , 1-21.
Atmasari. (2014). diglib.its.ac.id. ’Penjadwalan Perawat Unit Gawat Darurat Dengan
Menggunakan Goal Programming , 1-13.
Rudi setiawan, D. P. (2014). Repository.unej.ac.id. Optimasi penjadwalan Perawat ruangrawat
inap penyakit dalam rumahsakit daerah dr.Soebandi Jamber , 1-9.