Anda di halaman 1dari 16

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA RS…………………………………………………………....


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM D-IV KEPERAWATAN ANESTESI REANIMASI No. RM - - -

REKAM ASUHAN Nama


Umur
:
:
No. OK Tanggal / /
‰ Hr ‰ Bln ‰ Thn ‰ IBS ‰ PPH ‰ ODC
Anestesi : Mulai :
Jenis kelamin : ‰ Laki-laki ‰ Perempuan Selesai:
KEPERAWATAN BB : kg TB : cm Obeis : + / - Tipe Anestesi : Operasi : Mulai :

PERIANESTESI Kelas dirawat : ‰ VIP ‰ I ‰ II ‰ GA ‰ EA Selesai:


‰ III ‰ TM ‰ RA ‰ LA Dx. Pre Ops.
Dx. Post Ops.
PRE ANESTESI Renc Tind Ops.
Tindakan Ops.
TANDA VITAL : EVALUASI PRE ANESTESI : TIDAK ADA Dokter Bedah
Tek. Darah: / mmHg Kardiovaskular EKG Suara jantung
Asisten Bedah I
Nadi : x / mnt ‰ Chest Pain ‰ Demam Rheumatik ‰ Penyakit jantung koroner Asisten Bedah II
RR : x / mnt ‰ Penyakit jantung ‰ Murmur jantung ‰ Hipertensi
Suhu :
o
C Dokter Anestesi
‰ Gagal jantung kongestif ‰ Gangguan katup jantung
Perawat Anestesi
‰ Lainnya, Perawat Scrub
PERSIAPAN OPERASI :
Respirasi Rö Thoraks Suara paru Perawat Sirkuler
‰ Puasa, mulai jam
‰ Cukur ‰ Asthma ‰ Pneumonia ‰ Tuberkulosis paru ‰ Nafas pendek Perawat RR

‰ Lavemen ‰ Bronchitis ‰ Batuk produktif ‰ ISPA / pasca ISPA KELENGKAPAN ADMINISTRASI :


‰ Packed Red Blood Cells ‰ Obstruksi Pulmonal Kronis ‰ Lainnya, ‰ Informed consent
‰ Platelet Endokrin ‰ Surat izin operasi
‰ Pendidikan kesehatan ‰ Diabetes ‰ Penyakit thyroid ‰ Lainnya, ‰ Surat izin anestesi
‰ Kunjungan pre anestesi
Gastrointestinal ‰ Hasil pemeriksaan lab
‰ Diare ‰ Refluks fagus ‰ Obstruksi usus ‰ Mual
‰ Hasil pemeriksaan penunjang
ALAT YANG DIPAKAI PASIEN : ‰ Hasil konsultasi unit terkait
‰ Gigi palsu ‰ Muntah ‰ Hepatitis / Serosis ‰ Lainnya,
‰ Kaca mata Neurologi Skor GCS KESIAPAN OPERASI :
‰ Lensa kontak Kesadaran : ‰ Composmentis ‰ Gelisah ‰ Somnolen ‰ Pasien
‰ Alat bantu dengar ‰ Apatis ‰ Soporus ‰ Koma ‰ Instrumen operasi
‰ Perhiasan / barang berharga Orientasi : ‰ ‰
Tidak mampu Orang ‰ Waktu ‰ Tempat ‰ Alat anestesi
‰ Protese
‰ Pusing ‰
Epilepsi ‰ Paralisis ‰ Stroke ‰ Parkinson ‰ Premedikasi
‰ Obat emergensi
Obat yang sedang dikonsumsi: ‰ Nyeri kepala ‰ Kelemahan otot ‰ Penyakit neuromuskuler ‰ Listrik cadangan
‰ Cedera medula spinalis ‰ Cedera kepala ‰ Nyeri punggung ‰ IV line
‰ Cedera tulang belakang ‰ Lainnya, ‰ Kateter
Alergi ‰ Alat yang akan ditanam
‰ Makanan ‰ Debu ‰ Tanaman ‰ Obat-obatan
Rencana tindakan anestesi: ‰ Lainnya, DATA PENUNJANG :
Laboratorium : Tgl
Jalan nafas Masa jendal darah mnt
‰ Gigi Bila mulut terbuka, tampak:
Masa perdarahan mnt
‰ Gerakan spina servikalis ‰ Hard Palate ‰ Uvula Base Na+ mmol/l Gol drh
Premedikasi: ‰ Gerakan mandibula ‰ Soft Palate ‰ Uvula K+ mmol/l Rh + / -
Riwayat masalah anestesi sebelumnya Cl+ mmol/l AL rb/mmk
Mg+ mmol/l AT rb/mmk
Klasifikasi ASA : 1 2 3 4 5 E HBsAg + / - Hb g/dL
HIV + / - Creat

Persetujuan tindakan anestesi EKG : Tgl Foto Röntgen : Tgl Lain-lain : Tgl
Tanggal / / ; jam

Penanggungjawab : Pelaksana :

dr Spesialis Anestesi Perawat Anestesi

INTRA ANESTESI
Posisi pasien:
Diagram preparasi: Hitungan alat-alat Bedah:
‰ Supinasi ‰ Litotomi ‰ Tambahan
‰ Pronasi ‰ Lateral Ka/Ki Item I II Total
1 2 3 4
Cairan preparasi : Kassa lipat
‰ Alkohol 70% cc ‰ Kassa gulung
cc Kassa deppers
‰ Iodine pov. cc ‰ cc Jarum lepas
Penggunaan alat : Jarum Atraumatic
‰ Suction pump ‰ Elektrosurgery Doek Klem
‰ Thermal blanket ‰ Monopolar ‰ Bipola r Mosquito
‰ Fluoroscopy Cut Cut ______ Bulldog
‰ Röntgen Coag Coag ____ Pean
‰ Lainnya, Negatif dipasang di: Kocher
Instrumen set yang digunakan: Sterilisasi alat di OK: Kejadian penting selama pembedahan :
Material operasi ‰
‰ Bengkok ‰ ‰ Sterimat Jumlah bh
‰ Slang ‰ ‰ Formalin tablet Cairan pengawet :
‰ Korentang ‰ ‰ Rebus ‰ Formalin 10%
‰ Hak otomatis ‰ ‰ Cidex ‰
‰ ‰ ‰ ‰
REKAM
/ /
KEPERA
WATAN
ANESTE
SI
W
A Monitor :
Anestesi : Mulai :
O2 L/mnt
‰ Tekanan darah ‰ EKG Selesai :
‰ Stetoskop esophageal/precordial Pembedahan : Mulai :
Gas

‰ Pulse oxymeter Selesai :


‰ Peripheral nerve stimulator
‰ End Tidal CO2 ‰ Pengkajian pre
‰ Selimut pasien anestesi
dapa
Medikasi IV

Induksi :
t
sege
ra
dilen
gkapi
‰ Area titik tekan telah
dicek dan
‰ Rapid Sequence Cricoid Pressure diberi alas
Pre O2
Airway : ANESTESI
REGIONAL

x Arteriline
2
0
~
1
O A
8
p k
er s
a 1
e
si 6
s
V
i
n
t
r
a
v
e
n
a

(
I
V

L
i
n
e
)
:
L
o
k
a
s
i

‰
S
i
n
i
s
t
r
a

‰
D
e
k
s
t
r
a
Derajat
Λ 1
4 Ukuran jarum
Tekanan
AREA TOURNIQUET
darah
y 1 Mata : ‰ Diisolasi
2
Hea Tekanan :
rt 1
mmHg
Rat 0
Waktu I : s.d.
e
S
S ‰ CVP No. Waktu II :
p s.d.
A ‰ NGT No.
A ‰ Tanpa komplikasi
s yang nyata
s
‰ Komplikasi selama
C pembedahan
C
o
2
0

‰ T-Piece ‰ Circle
‰ Semi-Open ‰ Non
Rebreathing
Telah dilakukan
CATATAN

INSTRUKSI: anestesi,
Tanggal / / ; jam

Penanggungjawab : Pelaksana :

Na Cl ml
RI ml
CAIRAN

dr Spesialis Anestesi Perawat Anestesi

Program D-IV Keperawatan Anestesi Reanimasi Poltekkes Depkes Yogyakarta (c) 2008

Keadaan akhir pembedahan


Keadaan bayi pada Sectio
S Caesarea
Terapi khusus pasca bedah
A Teknik khusus
C Komplikasi pasca bedah
Hipersensitivitas / alergi
Pasien jatuh
Kematian
(lihat CATATAN)
POST ANESTESI

SIMBOL Vesopres/Inotrop +/- Disritmia Resusitasi Jantung Paru (bila ada):


‰ Composmentis
Kesadaran : ‰ Gelisah Indikasi resusitasi : ‰ Apneu ‰ Henti jantung
200 RJP : ‰‰ BA ‰ ‰ DC ‰‰ FE ‰ ‰ HG ‰ I
V
Λ
180
‰ Apatis ‰ Soporus
Tekanan darah ‰ Somnolen ‰ Koma Posisi pasien post op
Alat yang ditanam
y Heart 160 Jenis anestesi : ‰ GA ‰ RA
Rate S ‰ Skor ALDRETE: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Respirasi 140
¾ ‰ Skala BROMAGE: 0 1 2 3
Suhu 120 Penyerahan pasien beserta:
Skala Nyeri Obyektif :
† ‰ Rekam Medis ‰
SaO2 (%) 100 ‰ Material PA ‰

80 0 2 4 6 8 10 Catatan :
Penatalaksanaan nyeri:
60 ‰ Anestesi topikal
‰ Anestesi lokal , dos mg/kg
40 ‰ Procaine ‰ Lidocaine ‰ Bupivacaine
‰ Medikamentosa , dos mg/kg
20
‰ Ibuprofen ‰ Dicolfenac ‰
‰ Non Invasif,
PROSES KEPERAWATAN PRE-INTRA-POST ANESTESI
DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF Waktu & Paraf DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN KEPERAWATAN Waktu & Paraf PERENCANAAN / IMPLEMENTASI Waktu & Paraf EVALUASI
DATA SUBYEKTIF: ‰ Cemas b/d kurang pengetahuan masalah ‰ Setelah dilakukan keperawatan cemas berkurang/hilang ‰ Kaji tingkat kecemasan ‰ Pasien mengatakan paham akan
Pasien menyatakan : pembiusan/operasi - Pasien menyatakan tahu tentang proses kerja obat ‰ Orientasikan dengan tim anestesi/kamar operasi tindakan pembiusan atau anestesi
‰ Belum tahu tentang pembiusan DS: Pasien menyatakan belum tahu tentang anestesi/ pembiusan ‰ Jelaskan jenis prosedur tindakan anestesi yang akan dilakukan ‰ Pasien mengatakan siap dilakukan
‰ Mulut terasa pahit ‰ Haus proses/akibat anestesi - Pasien menyatakan siap dilakukan pembiusan ‰ Beri dorongan pasien untuk menggungkapkan perasaan prosedur anestesi dan operasi
‰ Pusing ‰ Dingin - Pasien mengkomunikasikan perasaan ‰ Dampingi pasien untuk mengurangi rasa cemas ‰ Pasien lebih tenang
‰ Bibir terasa tebal DO: Gelisah, Keringat dingin negatif secara tepat ‰ Ajarkan teknik relaksasi ‰ Ekspresi wajah cerah
‰ Mulut terasa pahit TD mmHg, N x/mnt - Pasien tampak tenang dan kooperatif ‰ Kolaborasi untuk pemberian obat penenang ‰ Pasien kooperatif: R x/mnt
‰ Kaki kesemutan R x/mnt - Tanda-Tanda vital normal TD mmHg, N x/mnt
‰ Kaki terasa hilang nyeri
‰ Risiko gangguan keseimbangan cairan dan ‰ Setelah dilakukan keperawatan keseimbangan cairan ‰ Kaji tingkat kekurangan volume cairan ‰ Kebutuhan volume cairan seimbang
DATA OBYEKTIF:
elektrolit b/d vasodilatasi pembuluh darah dalam ruang intrasel dan ektrasel tubuh tercukupi ‰ Kolaborasi untuk pemberian cairan dan elektrolit ‰ Lokasi tusukan infus: tidak bengkak,
dampak obat anestesi - Pasien menyatakan tidak haus/tidak lemas ‰ Monitor masukan dan keluaran cairan dan elekrtolit infus lancar
‰ Gelisah ‰ Keringat dingin DS: Pasien menyatakan puasa sejak 10 jam - Akral kulit hangat ‰ Monitor haemodinamik ‰ cairan masuk : cc
‰ Bibir kering ‰ Dispnoe yang lalu, pasien menyatakan haus - Haemodinamik normal ‰ Monitor perdarahan cairan keluar : cc
‰ Penurunan tekanan inspirasi ‰ Haemodinamik:
DO: Tensi rendah, nadi cepat dan kecil, respisasi - Masukan cairan dan keluaran cairan imbang
atau ekspirasi ‰ Nafas pendek R x/mnt, N x/mnt
‰ Penggunaan obat nafas cepat, akral dingin, bibir tampak kering - Urine output 1-2cc/ kg BB/jam
tambahan untuk bernafas - Hasil lab elektrolit darah normal ‰ Laboratrium:
‰ Menggigil ‰ Takikardi ‰ Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi ‰ Setelah selesai tindakan anestesi/ pembiusan ‰ Bersihkan skeret pada jalan nafas:hidung,oral,trachea (ETT) ‰ Pola nafas efektif
‰ Nadi kecil ‰ Menangis neuromuscular dampak sekunder pola nafas pasien menjadi efektif atau normal: ‰ Jaga jalan nafas ‰ Nafas spontan
‰ Peningkatan salivasi ‰ Orthopnea obat pelumpuh otot pernafasan/obat - Frekuensi nafas normal ‰ Pasang peralatan oksigen ‰ Lama teratur
‰ Bergerak tak bertujuan/mulai sadar general anestesi - Irama nafas sesuai yang diharapkan ‰ Beri suplai oksigen 2-3 l/mnt ‰ Tidak sianosis
‰ Perubahan haemodinamik ‰ Apnea DO: - Penurunan tek inspi/ekspirasi - Ekspansi dada simetris ‰ Monitor aliran oksigen ‰ TD mmHg, N x/mnt
‰ Neuropatie ekstrimitas bawah
- Penurunan ventilasi, dispnea - Bernafas mudah, tidak didapatkan nafas pendek ‰ Monitor ritme, irama, kedalaman dan usaha respirasi R x/mnt
‰ Tidak mampu menggerakkan
- Frekuensi nafas +/- dari normal - Tidak menggunakan obat tambahan
‰ Monitor pola nafas tachipnea,apnea
ekstrimitas bawah ‰ Belum sadar
- Penggunaan obat nafas - Tidak sianosis
‰ Monitor tanda hipoventilasi
‰ Penurunan suara nafas
tambahan untuk bernafas - Auskultasi vokal sesuai yang diharapkan
‰ Perubahan frekuensi nafas
‰ Terpasang ETT ‰ Mengeluh ‰ Hipotermi b/d berada atau terpapar ‰ Setelah dilakukan keperawatan pasien ‰ Mempertahankan suhu tubuh selama pembiusan ‰ Suhu tubuh normal C
o

‰ Penurunan ventilasi ‰ Tidak sadar di lingkungan dingin menunjukan termoregulasi: atau operasi sesuai yang diharapkan ‰ R x/mnt, N x/mnt
‰ Kuku sianosis ‰ Muntah DS: Pasien menyatakan dingin - Kulit hangat, Suhu tubuh d.b.n ‰ Pantau tanda vital ‰ Kesadaran:
‰ Tensi turun ‰ Merintih DO: Pucat,kulit dingin, menggigil, - Perubahan warna kulit tidak ada ‰ Beri penghangat ‰ Warna kulit tidak ada perubahan
takikardi, kuku sianosis - Keletihan dan mudah tersinggung tidak nampak ‰ Tidak menggigil
‰ Mudah tersinggung tidak tampak

Program D-IV Keperawatan Anestesi Reanimasi Poltekkes Depkes Yogyakarta (c) 2008
DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF Waktu & Paraf DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN KEPERAWATAN Waktu & Paraf PERENCANAAN / IMPLEMENTASI Waktu & Paraf EVALUASI
Data Obyektif lain, sebutkan : ‰ Risiko aspirasi b/d penurunan ‰ Setelah dilakukan keperawatan tidak akan ‰ Atur posisi pasien Aspirasi terhindari atau tidak terjadi:
tingkat kesadaran terjadi aspirasi yang dibuktikan dengan ‰ Pantau tanda-tanda aspirasi ‰ Tidak ada muntah
- Terpasang ETT kemampuan kognitif dan status neurologis ‰ Pantau tingkat kesadaran: reflek batuk, ‰ Mampu menelan
- Banyak skert/salivasi di oral yang tidak berbahaya reflek muntah, kemampuan menelan ‰ Nafas normal
- Pasien belum sadar - Mampu menelan ‰ Pantau status paru ‰ Tidak ada suara paru tambahan
- Bunyi paru yang bersih ‰ Bersihkan jalan nafas
- Tonus otot yang adekuat ‰ Kolaborasi dengan dokter
‰ Komplikasi potensial syok kardiogenik ‰ Setelah dilakukan keperawatan pompa jantung ‰ Atur posisi pasien ‰ Komplikasi shock kardiogenik
b/d sekunder obat anestesi (RA) dan sirkulasi efektif: ‰ Kaji toleransi aktifitas: awal nafas pendek, nyeri, tidak terjadi
DS: Pasien menyatakan pusing, - Tekanan darah sistolik,diastolik d.b.n. pusing, palpitasi ‰ Tensi stabil atau normal
bibir terasa tebal, telinga - Denyut jantung d.b.n. ‰ Kaji tekanan darah, adanya sianosis, status pernafasan ‰ Warna kulit normal
berdenging - Hipotensi aorta statis tidak ada ‰ Beri oksigen ‰ Pola nafas normal
DO: Apnae, nadi kecil, tensi turun, - Distensi vena leher tidak ada ‰ Evaluasi respon pasien terhadap terapi oksigen ‰ Tidak pusing
kulit bibir biru, akral dingin - Pasien menyatakan tidak pusing ‰ Kolaborasi dengan dokter ‰ Tidak mual muntah
- Denyut nadi perifer kuat dan teratur
‰ Gangguan rasa nyaman mual ‰ Setelah dilakukan keperawatan mual muntah ‰ Atur posisi pasien ‰ Perasaan pasien lega
muntah b/d sekunder obat berkurang, tidak terjadi: ‰ Meningkatan keseimbangan cairan dan ‰ Pasien menyatakan tak pusing
anestesi (RA) - Pasien menyatakan mual berkurang ‰ pencegahan komplikasi ‰ Pasien melaporkan bebas dari
DS: Pasien menyatakan mual, - Pasien tidak muntah ‰ Pantau vital sign mual
pusing, mulut terasa pahit - Pasien menyatakan bebas dari mual,pusing ‰ Pantau gejala mual ‰ Kulit hangat
DO: - Kulit pucat,lembab,dingin - Haemodinamik stabil ‰ Pantau jumlah muntah ‰ Kulit tidak pucat
- Peningkatan saliva - Akral kulit hangat
‰ Pantau turgor kulit ‰ Nadi kuat atau normal
- Taki kardi
‰ Pantau masukan dan keluaran cairan ‰ Tidak muntah
- Muntah
‰ Kolaborasi dengan dokter ‰ TD mmHg, N x/mnt

‰ Risiko kecelakaan cedera b/d efek ‰ Pasien aman selama dan setelah pembiusan: ‰ Tingkatkan keamanan dan ketajaman ‰ Pasien aman selama dan setelah
anestesi umum - Selama operasi tidak bangun / tenang ‰ Jaga posisi imobil pembiusan
ERAH TERIMA PASIEN DO: - Pasien dalam pembiusan - Pasien sadar setelah anestesi selesai (AS=8-10) ‰ Ubah tempat atau tubuh pasien untuk meningkatkan ‰ Pasien nyaman selama pembiusan
(Paraf) - Pasien bergerak tak terkontrol - Kemampuan untuk melakukan gerakan fungsi fisiologis dan psikologis / operasi, tanda vital normal/stabil
(mulai sadar atau bangun) yang bertujuan ‰ Cegah risiko injuri jatuh ‰ Pasien sadar atau bangun setelah
Tgl : / / - Pasien belum sadar penuh - Kemampuan untuk bergerak atau berkomunikasi ‰ Pasang pengaman tempat tidur pembiusan atau operasi
Jam : - Pasien aman tidak jatuh ‰ Pantau penggunaan obat anestesi dan efek yang timbul ‰ Pasien mampu beraktivitas
‰ Pasien aman atau tidak jatuh
‰ Skor Alderet: 10
‰ Hambatan mobilitas ekstrimitas ‰ Setelah dilakukan perawatan selama 3-4 jam ‰ Atur posisi pasien ‰ Hambatan pergerakan ekstrimitas
Perawat Kamar Terima bawah b/d pengaruh sekunder pasien mampu menggerakan extrimtas bawah ‰ Bantu pergerakan ekstrimits bawah bawah normal
obat anestaesi (RA) (sendi dan otot): ‰ Ajarkan proses pergerakan ‰ Mampu menggerakan kedua
Tgl : / / DS: - Pasien menyatakan kaki kesemutan - Tidak ada neuropatie. ‰ Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan pergerakan ekstrimitas bawah (kaki)
Jam : - Pasien menyatakan kaki terasa hilang - Mampu menggerak-kan extrimitas bawah ‰ Ajarkan teknik pergerakan yang aman ‰ Mampu mengangkat kedua
DO: - Neuropati ekstrimitas bawah (BS : 0) ‰ Latihan angkat atau gerakan extrimitas bawah ekstrimitas bawah (kaki)
- tak mampu mengerakan ekst bawah
‰ Lakukan penilaian Bromage Scale (BS) ‰ Neuropati hilang, Skala Bromage : 0
‰ Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d ‰ Setelah pasien sadar dari efek anestesi umum ‰ Atur posisi pasien ‰ Jalan nafas efektf
Perawat Anestesi mukus banyak, sekresi tertahan bersihan jalan nafas efektif: ‰ Pantau tanda-tanda ketidak efektifan dan pola nafas ‰ Nafas spontan
efek dari general anestesi - Pola nafas normal:frekuensi kedalaman,irama ‰ Ajarkan batuk efektif ‰ Lama teratur
Tgl : / / DO: - Gelisah - Suara nafas bersih ‰ Pantau respirasi dan status oksiginasi ‰ Tidak sianosis
Jam : - Dispnea - Tidak sianosis ‰ Buka jalan nafas ‰ TD mmHg, R x/mnt
- Penurunan suara nafas ‰ Bersihkan sekresi
- Ortopnea
‰ Beri hyperoksiginasi antar tindakan suction
- Sianosis
‰ Ajarkan nafas dalam
‰ Auskultasi suara nafas
Perawat Bedah - Perubahan frekuensi nafas
‰ Pantau status oksiginasi dan dinamik
- Stridor (ngorok)
Tgl : / / ‰ Nyeri akut b/d agen cedera fisik ‰ Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam nyeri ‰ Kaji derajat, lokasi, durasi, frekwensi, dan ‰ Rasa nyeri berkurang atau hilang
Jam : (tindakan operasi) berkurang atau hilang. karakteristik nyeri ‰ Haemodinamik normal
DS: Pasien melaporkan rasa nyeri - Pasien menyatakan nyeri berkurang atau ‰ Gunakan tehnik komunikasi terapeutik ‰ Pasien menyatakan rasa nyeri (-)
DO: Gelisah, menangis, mengeluh, hilang ‰ Ajarkan tehnik relaksasi ‰ Pasien bisa istirahat atau tidur
merintih, perubahan hemodenamik - Pasien mampu istirahat atau tidur ‰ Kolaborasi dengan dokter ‰ Ekspresi wajah cerah, tenang
Perawat Recovery Room atau nyaman
- Expresi wajah nyaman atau tenang

Program D-IV Keperawatan Anestesi Reanimasi Poltekkes Depkes Yogyakarta (c) 2008
Teknik Anestesi General : Teknik AR ‰ Caudal
CO2 tidal akhir ‰ Oral ETT ‰ Epidural
‰ Mask ‰ LMA ‰ SAB
Pulse Oksimeter (SPO2) ‰ O2 Mask Posisi
‰ Nasal ETT Ritme EKG
O2 inspirasi m Interspace
Ukuran
Suhu ETT 0C :
tubuh Plester @ mcm Jarum
Volume tidal Blade : Paresthesi
Respiratory Rate Ukuran : Tipe : CSF
a
‰ Suara nafas bilateral Agen
SIMBOL ‰ Kesulitan intubasi
‰ Tekanan krikoid Dosis

Anestesi
‰ Intubasi tanpa trauma Diluent
(Lihat CATATAN) Volume

Anda mungkin juga menyukai