Anda di halaman 1dari 18

Guruku Pahlawanku

Andai kata matahari tiada


Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti
Guru……
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku

http://idontop.com/puisi-guru.html
CERPEN :
Takdirlah Sutradaranya

Andai kau menyatukan sepasang kasih, tiada luka menyayat lara, tiada puitis mengandung
dusta tiada air mata terbuang percuma, tiada hidup berakhir sia. Tidakkah kau dengar
rengkuhan doa memanggil cinta?

Takdir, kutulis kisahku menyentuh ibamu, berharap kau satukanku dengan kasihku.
Disepertiga malam, masa seakan berhenti. Seakan semua terkesima mendengar munajatku
yang memohon akan cinta.

Kasihku berawal dari perjumpaanku dengan Rahman, kala ia menjadi guru ngajiku.
Rahman istimewa. Ia tuli dari konsonan kata tak bermakna, ia bisu dari ucapan kotor dari
bibirnya, ia lumpuh dari jalan mungkar. Ia hafidz. Ia nyaris sempurna. Namun, penglihatan
diambilNya, agar ia tak terlena oleh kegelimangan dunia fana.
Aku mencintainya.
Suatu hari, Rahman meminagku. Aku bahagia, hingga aku lelah sendiri agar semesta tau
tentang bahagiaku.

Namun kenyataan menumbuhkan ego, kala orangtuaku menolak Rahman, bahkan


mencacinya.
“Dasar orang buta! Mau kau kasih makan apa anakku. Hidupmu saja di panti asuhan. Mau
kau ajak ngemis nantinya he…”

Cinta. Aku kalap. Orang tuaku murka hingga menumbuhkan penyakit ginjal dalam diriku.
“Jika kita berjodoh, Insyaallah kita akan bertemu sebagai pasangan yang hahal La.”
Ingin hati memeluknya. Menangis, bercerita akan hidupku yang rapuh digerogoti asa yang
terlanjur bahagia.

“Aku mencintaimu Mas.”


“Aku pun masih mencintaimu La. Tapi, simpanlah cinta itu untuk pasangan kita kelak.”
“Mas…” aku menunduk. Pandanganku kabur. Gelap.


Nyeri menusuk igaku. Tarikan nafas seakan mencekikku. Setelah operasi ginjal tiga hari lalu,
aku siuman.

Sebuah mukena dan tape recorder ada di sebelah tempat tidurku.


“Laila terkasih…
Telah kuterima ketulusanmu dengan cintaku. Jaga ginjalku Lalila. Perkenalan denganmu
adalah bahagiaku, aku pergi dengan tenang, kutunggu kau di surga, bersama kebahagiaan
cinta kita. Insyaallah.”

Aku terseok mengejar waktu membawa Rahman pergi. Menghampiri hujan uang serasa
menjahit kulitku.
Kejam!! Takdir… Kemana kau bawa Rahman? Aku ingin kebersamaan, bukan ginjal…
Sebuah truk melaju kencang. Aku mematung di tengah jalan. Biar kuakhiri semua disini. Aku
siap. Rodanya melaju semakin dekat. Aku memejamkan mata dan… trus itu menembus
tubuhku.

Tubuhku terlihat samar. Terasa ringan terangkat ke udara. “Kau tak perlu melakukan itu
Ukhti.” suara Rahman lembut, lalu menggandeng tanganku menuju titik terang.

Siti menangis tersedu di atas makam putrinya, Laila. Operasi yang dijalani anaknya gagal.
Penyesalannya adalah anaknya meninggal dalam keadaan kecewa akan cinta yang
ditentangnya. Ia hanya bisa meratap penuh penyesalan.

“Maafkan ibu nak. Semoga kau bahagia di surga bersama Rahman…” doanya.

http://www.materikelas.com/2016/08/5-conto Aku Sudah Menikah Tiga Kali


Aku Sudah Menikah Tiga Kali

Judul Cerpen Aku Sudah Menikah Tiga Kali


Cerpen Karangan: Ahmad Muhammad Alawi
Kategori: Cerpen Kehidupan
Lolos moderasi pada: 14 January 2017

Seorang saudara sepupu yang tidak bertemu, hampir 28 tahun, yang teringat ia seorang anak
lelaki 5 tahun ditinggal ibu kandungnya, berperut buncit bernama Mimid.
Dan dalam pertemuan itu, Nana sebagai abang sepupu Mimid menanyakan sudah berkeluarga
dan tinggal di mana.
Mimid dengan tersenyum menjawabnya, “Bang sebenarnya Mimid sudah berkeluarga, sudah
3 kali beristri, dan saat ini sedang berstatus duda bang, tadi malam semua berantakan…”.
Nana sedikit kaget, tapi terus saja Mimid diajak bicara tentang hal rumah tangga Mimid yang
berusia 30 tahun, dan Nana 50 tahun.

“Oh jadi kemarin sebelum berantakan rumah tanggamu adalah memiliki dua istri, sayang
setelah setahun berlalu, ketahuan kalau kamu sudah nikah dengan wanita lain, maka istrimu
yang di rumah mengetahuinya dan menuntut kamu menceraikannya, sedangkan istri mudamu
diceraikan lebih dahulu karena tuntutan istri tuamu, begitu?” Nana berkata kata dengan
seriusnya.
“Ya bang, dulu saat Mimid berumah tangga yang pertama bertahan 2 tahun dan bercerai,
sedang dengan yang sekarang berantakan berjalan 8 tahun, dengan yang muda setahun
bang…” Mimid meneruskan pembicaraan rumah tangganya.
“Rencana kamu selanjutnya bagaimana?” Nana kembali bertanya.
“Besok Mimid bersama bang Pahru dan Bang Didin akan Mimid ajak untuk merujuk ke istri
yang muda, sedang mengandung, kasihan bang, tadinya ia diceraikan atas tuntutan istri yang
tua yang marah sekali, selama setahun dimadu, tapi setelah Mimid ceraikan, malah ia pun
minta dicerai…ya apa mau dikata… dan mungkin besok besok setelah tiba, ia pun akan
kurujuk dan dirubah posisi menjadi istri muda…” Mimid mengakhiri bicara sambil tertawa.
“Nah itu baru lelaki, cuma kamu melalaikan kebaikan, buktinya talak terhadap baik istrimu
yang pertama, terus perkawinan yang kedua dan yang ke Tiganya itu kebaikan ikatan rumah
tangga telah kamu gadaikan dengan rasa kebingungan, marah, dan rindunya dirimu yang
dibuat oleh diri sendiri… tuh”. Nana mengingatkan
“Ya habis bagaimana lagi bang…”. Mimid membalas sambil tertawa.
“Semoga mulai besok dengan rencana kembali rujuk dengan istri termudamu, juga bisa
secepatnya bisa rujuk kembali dengan istri tua yang ke Duamu Mid…”
“Amiiin bang…”.

Ternyata satu perkara yang paling dibenci oleh kaum istri dalam rumah tangga adalah
“Dimadu”, dan jika hal ini terjadi terkadang mengakibatkan kehancuran baik jiwa dan raga.

Hal hal seperti Rumah tangga Mimid bisa saja terjadi dengan siapa saja, tapi jika diri kita
masing masing mampu dan mengetahui nilai nilai dari apa yang kita lakukan apakah
kebaikan atau keburukan, mungkin menggadaikan talak demi keinginan dan tuntutan pikiran
akan bisa dihindari, dan nilai nilai rumah tangga tidak menjadikan diri merasa satu
kehancuran rasa.
h-teks-cerpen-singkat-dan.html#
DRAMA

Judul : Nasehat Teman Tentang Pentingnya Pendidikan


Tema : Sosial
Pemeran : Lubis, Erna, Jalil, Umroh
Karakter : Lubis (suka bermain), Erna (suka terbawa pengaruh teman), Jalil (pegiat),
Umroh (pelajar yang tekun).

Sinopsis Drama Remaja


Jalil dan Umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada kedua
temannya, yaitu Erna dan Lubis tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting
katimbang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.

Dialog Drama
Lubis:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya?!

Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.

Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan kesana-kemari
nggak jelas gitu.

Umroh:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending belajar aja
dirumah.

Jali dan Umroh memang berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh adalah sosok
remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan.

Lubis:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari itu kita hanya
punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti dipake untuk belajar.

Erna:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan juga sudah lebih
dari cukup.

Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka bedua, betapa pendidikan itu jauh lebih
penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.
Umroh:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap hari hanya
belajar dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak belajarlah yang akan
menjadikan kita sebagai anak yang pintar.

Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang kalau kalian
mau jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan. Jangan kebanyakan
keluyuran, sementara pendidikan kalian abaikan.

Erna:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman nggak serajin
kalin sih..

Umroh:
Nah itu dia, mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak untuk proses
belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang membanggakan.

Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini sangat
mementingkan pendidikan katimbang bermain) bisik Lubis dalam hati.

Ok, aku terima masukan kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu emang benar.
Mulai sekrang aku harus lebih care dengan pendidikan.

Erna:
Iya juga ya.. ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang nggak jelas
gitu, sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak perhatian malah jadi
terabaikan.

Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-


pendek-untuk-4-orang.html#ixzz4VJFZk3Oi
KLIPING

BAHASA INDONESIA

(PUISI, CERPEN DAN DRAMA)

DISUSUN OLEH :

NAMA : SILVI APRILIA

KELAS : X AP.2

SMK NEGERI 1 TALANG PADANG


KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2017
LIRIK UNTUK GURU
Oleh Umam

Bahwa guru adalah pahlawan


Aku seperti tawanan asing yang kelaparan
Dahaga oleh pengetahuan yang terus engkau tuangkan
Tulus kasihmu
Guru, bila aku adalah murid yang nakal dan malas
Sungguh kenakalanku tidak darimu
Sementara bijakmu selalu kau jelaskan padaku

Guru, bila aku adalah murid yang sukses esok


Tentu banggamu masih untukku
Sebab kaulah pelita
Sebab kaulah arah
Kau menerangi dan menuntun aku pada jalan terjal dan berliku

Guru, maafkan aku


Jika sopan dan santun yang kau ajarkan
Hanyalah kesombongan dan kecongkakan yang dapat aku lakukan
Maafkan aku
Skenario Drama:
1. Tema Drama: Kedisiplinan
2. Ritma Cerita Drama:

I) Exposisi: Reza
: Dodit
: Pak satpam
: Bayu
: Riska
: Sinta
1. Permasalahan
Reza terlambat datang ke sekolah karena pada malam harinya bergadang hingga
tengah malam.
2. Komplikasi
Dodit teman sekelas reza yang juga datang terlambat mengajaknya bolos masuk
jam pelajaran pertama
3. Catatan I
Reza dan Dodit kepergok oleh Bu Riska ketika akan pergi ke kantin untuk bolos
4. Catatan II
Bu Riska membawa mereka ke guru matematika yaitu Bu Sinta, dan mereka pun
memberikan hukuman push up kepada Reza dan Dodit agar ada efek jera
5. Kesimpulan
Reza dan Dodit menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi

3. Karakter
Protagonis: Reza
Antagonis: Dodit
Tritagonis: Bu Rizka (guru BP)
Figuran: Bayu, Pak Satpam, Sinta

4. Latar
a. Tempat/Depan kantin, depan kelas
b. Waktu/ Kejadian pagi hari
c. Sosial
Reza datang ke sekolah terlambat karena semalam bermain game online hingga larut
malam.
Naskah Drama

Disuatu pagi hari sekitar jam 07.30. Suasana sekolah sudah mulai sepi karena semua
siswa sudah masuk kelas, pintu gerbang sekolah pun hampir di tutup.
Reza : pak satpam tunggu (sahut reza sambil berlari menuju pintu gerbang)
Pak satpam : kamu? Jam berapa ini, jam segini baru dateng
Reza : maaf Pak, saya kesiangan, tolong bukakan pintu nya pak, please!!!!
Tiba-tiba datang temen sekelas reza yaitu dodit yang pada pagi itu juga datang
terlambat
Dodit : tunggu.....(melambaikan tangan kearah pak satpam sambil berlari)
Pak satpam : kamu juga datang terlambat, ngga punya jam apa di rumah
Dodit : maaf pak, ijinin kami masuk pak, sekali ini aja, please!!!

Reza dan dodit pun sedikit memelas agar bisa di beri ijin masuk oleh pak satpam

Pak satpam : ya udah, masuk, tapi awas jangan di ulangi lagi, nanti saya di tegur kepala
sekolah
Siap pak...(sahut mereka berdua)

Di tengah perjalanan masuk kelas yang terletak di lantai dua, mereka berdua sedikit
melakukan pembicaraan, Dodit sambil berjalan santai sedangkan reza sedikit tergesa-
gesa sambil berjalan cepat, tiba-tiba Dodit merencanakan sesuatu agar tidak masuk
kelas jam pertama.

Dodit : santai aja kali za....buru-buru amat


Reza : yah, lu....udah telat masih bisa bilang santai
Dodit : memang sekarang jam berapa?
Reza : 07. 45 menit, mana pelajaran matematika lagi
Dodit : wah, hampir telat 1 jam nih kita
Reza : itu lu tau Dit...
Dodit : gw punya ide nih...gimana kalo kita bolos jam pelajaran pertama
Reza : ah....gila lu, ngga mau gw
Dodit : yaelah lu, kaku amat, emang lu mau kena hukuman sama Bu Sinta guru
matematika kita? emang lu mau juga di sorakin sama temen-temen gara-gara
kita di strap di depan kelas?
Reza : hmmmm....iya juga sih, kaga mau lah gw
Dodit : ya udah, mendingan lu ikut gw aja ke kantin, sambil nunggu pelajaran
selanjutnya ngopi-ngopi aja dulu kita....hehe
Reza : ok deh....gw juga belum sarapan soalnya, tapi lu yang traktir ya....
Dodit : iya deh...
Akhirnya mereka berdua pun lebih memilih untuk pergi ke kantin ketimbang harus
memasuki kelas. sambil mengendap-ngendap, mereka pun berjalan menuju arah kantin.
Dan ketika sudah hampir sampai di depan kantin, tiba-tiba ke pergok Bu Riska (guru
BP) di depan tangga. Kebetulan lokasi kantin bersebelahan dengan tangga menuju lantai
atas.
Bu Riska : ehmm....mau kemana kalian, ko pada bawa tas?
Dodit : eh..ibu, anu Bu, kita mau ke toilet (sambil sok akrab)
Reza : iya..Bu...hehe
Bu riska : emang ke toilet harus bawa tas ya..? jangan bohong kalian, saya tau kalian
mau bolos masuk kelas kan?
Reza : lu sih dit....(suara pelan sambil menyenggol badan dodit dengan bahu)
Bu riska : kenapa ngga langsung masuk?
Reza : kami telat Bu?
Bu riska : udah tau telat, terus kalian mau pada bolos pergi ke kantin gitu?
Bu riska : mata pelajaran apa kamu sekarang?
Dodit : matematika Bu? Habisnya gurunya galak...
Bu riska : udah tau galak, kenapa kalian bikin gara-gara?
Dodit : Kami kan telat ngga disengaja bu....cuman bangunnya aja kesiangan
Bu riska : yang lain aja bisa bangun pagi, masa kalian ngg bisa?
Reza : bisa sih bu, cuman semalem saya ke asikan main game online jadi tidurnya
larut malem
Dodit : bener bu....saya juga sama
Bu Riska : ya udah, ibu anter kalian masuk kelas
Dodit : yah... Bu, nanti saya di hukum
Bu Riska : ya itu sih resiko kamu.....makanya harus tau waktu, kapan waktunya belajar,
kapan waktunya main game, kapan waktunya tidur...
Reza : iya bu...maaf
Akhirnya, mereka pun di anter oleh Bu Riska untuk mengikuti pelajaran matematika.
Setelah sampai dan berada di depan pintu kelas tok...tok...tok....(mengetuk pintu).
Masuk...(sahut Bu Sinta)
Bu Riska : Bu, ini saya memergoki anak didik ibu yang mau mencoba pergi ke kantin,
mau pada bolos kelihatannya.
Bu Sinta : hmm....kalian, bikin gara-gara aja
Reza : maaf bu...ide dodit nih
Dodit : ah..lu
Bu Riska : ya udah Bu, saya permisi dulu ada urusan, terserah ibu mereka berdua mau di
apain (sambil bercanda)
Bu Sinta : ya udah Ibu ijinin kalian masuk, tapi kalian ibu hukum dulu
Reza : yah...Bu ( sambil memelas)
Bu Sinta : push up 20 kali
Dodit : ngga kebanyakan Bu?
Bu Sinta : cepetan...lakukan
Dengan sorakan dari teman-teman, akhirnya mereka pun menjalankan konsekuensi
hukuman yang di berikan Bu Sinta karena kesalahan yang mereka lakukan. Dan
merekapun tersadar bahwa ketidakdisiplinan akan merugikan diri mereka sendiri.
Akhirnya mereka berdua di perbolehkan masuk untuk mengikuti pelajaran.
Bu Sinta : enak kan datang terlambat? Silahkan kalian masuk
Makasih Bu....(sahut mereka berdua)
Bayu : kaga biasanya lu za datang telat
Reza : kesiangan gw, gara-gara maen game sampe malem
Bayu : lagian lu ngga tau waktu
Reza : iya....gw sadar

Sumber http://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-untuk-6-
orang.html#ixzz4VQHw7bFY
Follow us: jatikom on Facebook
Kartu ATM

“Sekarang pakai kartu ATM kalian!”, perintah Bu Nisa, guru Agama kami.

ATM itu singkatan dari Aku Tidak Menyontek. Untuk mendapat kartu itu kita harus
mematuhi sebuah peraturan, yaitu tidak menyontek. Kartu ATM dipakai saat ulangan dan
saat latihan. Tapi, aku tidak mempunyai kartu ATM, karena aku orangnya tidak pintar dan
malas belajar.

Akhirnya, ulangan pun dimulai. Aku mengerjakan soal-soal itu. Tapi, nomor 1, 3, 4, 7 dan 9,
aku kesulitan. Kulihat ke sampingku untuk bertanya. Sayangnya ia memakai kartu ATM.
Kulihat ke arah lain. Mereka juga memakai kartu ATM. Bu Nisa tersenyum melihatku.
Akhirnya, aku pun bertanya ke Varia dengan mengancam kalau tidak jawab, ia tidak akan
boleh pulang denganku. Tapi, ia menunjukkan kartu ATMnya. Aku mulai merasa kesal. Aku
pun menjawab soal itu dengan asal-asal.

Saat Pulang…
Aku langsung berlari ke mobil Ayah. Aku biarkan Varia mencariku. Biarin aja dia
mencariku. Siapa suruh ia tidak memberiku jawaban. Aku pun memasuki mobil Ayah. Kak
Fani, kakak perempuanku, sudah berada di dalam mobil.

“Varia mana, Len?”, tanya Ayah. “Mana aku tahu”, ucapku sambil melihat ke arah Ayah.
“Kita tunggu aja, ya”, kata Ayah.

Aku benci mendengar Ayah berkata begitu. Kulihat Varia membuka pintu mobil dengan
muka pucat dan penuh dengan keringat.
“Kamu kenapa tinggalin aku, Len?”, tanya Varia. “Siapa suruh tadi kamu begitu”, ucapku
dengan suara sedikit kasar. “Varia, kamu pakai kartu ATM juga?”, tanya Kak Fani. “Iya,
Kak”, jawab Varia. “Kakak juga ada”, kata Kak Fani sambil menunjukkan kartu ATMnya.
“Kartu ATM itu apa?”, tanya Ayah.

Kak Fani dan Varia menjelaskan kartu ATM kepada Ayah. Aku hanya terduduk diam
memandangi jendela. Setelah selesai menjelaskan, Ayah pun mengerti.

“Wah… Helen ada?”, tanya Ayah. “Nggak ada, Yah”, jawabku menundukkan kepalaku.
“Kamu tahu, gak, Len? Kalau ikut ATM, kita akan dapat kelebihan, loh”, kata Varia sambil
menyodorkan sebuah kertas. “Wah… Aku mau ikut, Var. Besok aku daftar, deh sama Pak
Stanlius. Kamu temeni aku, ya, Var”, ucapku tersenyum setelah membaca kertas itu. “Ok”,
kata Varia.

http://www.materikelas.com/2016/08/5-contoh-teks-cerpen-singkat-dan.html#
Arti Sebuah Kejujuran

Karakter dalam drama:


1. Candra Wijayanto Sebagai Guru
2. Toha Syahputra Sebagai Murid 1
3. Yani Firmansyah Sebagai Murid 2 (ketua kelas)
4.Yohan Pratama Sebagai Murid 3

Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilaksanakan ulangan secara
mendadak. Pengumpulan tugas harus dilakukan segera.
Pak Guru : Anak–anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.
Firman : karya tulis dikumpulkan berdasarkan tema atau berdasarkan kelompok saja pak?
Pak Guru : berdasarkan kelompok saja..ayo segera ketua kelas dikumpulkan tugas
karya tulis teman – temannya
(kemudian ketua kelas berjalan keliling mengumpulkan tugas karya tulis teman-
temannya)

Guru : Karena ini merupakan tugas perorangan yang dikerjakan secara berkelompok,
maka penilian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis dan keragan tema serta isi
tulisan dalam satu kelompok.

Pak Guru : Ayo kalau sudah selesai mengumpulkan tugas, masukkan buku kalian
semua kedalam tas. Saya akan memeberikan ulangan mendadak.

Yohan : Apa? ulangan apa lagi pak? baru saja kemarin sudah diadakan ulangan!

Pak Guru : ketua kelas, tolong dibagikan kertas ini ke teman-temannya.

Yani : baik pak (sambil berjalan membagikan kertas Suasana ruang kelas berubah
menjadi berisik karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak
itu)
Pak Guru : pada ulangan kali ini, saya ingin kalian menulis ulang tentang inti dari karya
tulis yang kalian buat. Tulis garis besarnya saja beserta poin-poin terpenting
kesimpulannya. Waktu yang saya berikan untuk mengerjakan ulangan ini yaitu 25 menit,
dan dimulai dari sekarang

(kemudian suasana kelas terasa hening dan para siswa sedang sibuk mengerjakan tugas.
Sementara itu, pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pk
guru kemudian menemukan sebuah keanehan pada tugas karya tulis milik Firman dimana
isinya sama persis dengan karya tulis milik Yohan. Setelah 25 menit berlalu, kertas
ulangan lalu dikumpulkan)

Pak Guru : baiklah silakan kalian istirahat. Tolong Firman and Yohan tetap disini, saya
mau bicara
(semua siswa keluar ruang kelas kecuali Firman dan Yohan)

Pak Guru : saya minta kalian berdua jujur kepada saya. Kenapa isi tugas karya tulis
kalian bisa sama persis, bahkan untuk titik dan komanya sekalipun.

Firman : saya mengerjakan karya tulis itu sendiri pak

Yohan : saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri

Pak Guru : Lalu, bagaimana dengan ulangan tadi. Mengapa isi dari jawaban ulangan
kalian tidak sama dengan isi karya tulis kalian? bisa menjelaskan ke saya?

(lama murid Firmann dan Yohan terdiam)

Pak Guru : baiklah kalau kalian tidak mau mengaku, saya anggap kalian tidak
mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi

Yohan : maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka saya akan
memaafkan saya?
Guru : saya lebih menghargai sebuah kejujuran daripada harus melihat anak didik saya
melakukan hal yang tidak jujur.

Yohan : saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya
langsung meng-copy dan tidak saya baca lagi. Makanya ulangan tadi tidak sama dengan
isi karya tulis saya

Pak Guru : baiklah, alasan kamu bisa saya terima

Pak Guru : trus kamu Firman, ada yang bisa dijelaskan ke saya?

Firman : saya minta tolong adik saya mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan
kelihatannya dia mencari sumber dari internet. Maaf pak. Saya berjanji tidak akan
mengulanginya kembali.

Pak Guru : Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian saya kembalikan.
kalian diharuskan untuk membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam waktu 3 hari.
Setelah itu, kalian harus mengikuti ulangan susulan yang materinya akan saya
beritahukan nanti.

Firman dan Yohan : baik, pak.

Read more: http://www.contohnaskahdrama.link/2015/04/contoh-naskah-drama-tentang-


kejujuran.html#ixzz4VwXS83vH

Anda mungkin juga menyukai