Anda di halaman 1dari 3

Penelitian 1 (Dinah asrifah) 2015

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi.

Penelitian ini menggunakan sampel air baku yang berasal dari air backwash dari unit filtrasi dengan
kadar Fe dan Mn sebesar 74,87 mg/liter dan 1,74 mg/liter yang hasilnya air hasil backwash dapat di
pakai kembli dengan menyiram tanaman dan membersihakan kotoran dalam toilet.

LINK : https://media.neliti.com/media/publications/128750-ID-pengolah-air-backwash-tangki-filtrasi-
me.pdf

Peneliatian 2

Perencanaan Penyaring Air Sederhana Untuk Sistem Air Bersih Pedesaan

MADE SUARDA 2010

Rancangan alat penyaring air sederhana yang telah dibuat dengan ketebalan media 35 cm, meghasilkan
laju penyaringan sebesar 22 m3 air bersih per hari per m2 media penyaringnya, yang mampu
menyediakan kebutuhan air bersih untuk 367 jiwa masyarakat pedesaan, jika setiap jiwa membutuhkan
air sebanyak 60 liter per orang per hari. Alat penyaring sederhana ini mampu merubah kekeruhan dari
169 NTU menjadi 13,8 NTU, PH dari 8,97 menjadi 8,34, dan warna dari 112 Hazen menjadi 19,4 hazen.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_riwayat_penelitian_1_dir/58140fc4fb336fb8046b22eb68ffd4c7.
pdf

PENELITIAN 3 RACHMAT QUDDUS ( 2014)

Teknik Pengolahan Air Bersih Dengan Sistem Saringan Pasir Lambat (Downflow) Yang Bersumber Dari
Sungai Musi

Hasil penelitian menunjukan bahwa Sistem SPL dalam menaikkan nilai pH belum menunjukkan hasil
yang siginifikan. Penyaringan dengan ketebalan pasir 70 cm merupakan saringan paling efektif karena
mampu menaikkan pH dari 6,47 ke 6,57. Untuk parameter kekeruhan pada ketebalan pasir 60 cm
mengurangi kekeruhan dari 66 NTU menjadi 43 NTU dengan debit air 0,0302 m3 /jam dan kecepatan
0,24 m/jam. Ketebalan pasir 65 cm mengurangi kekeruhan dari 67 NTU menjadi 22 NTU dengan debit air
0,0264 m3 /jam dan kecepatan 0,21 m/jam. Ketebalan pasir 70 cm mengurangi kekeruhan dari 65 NTU
menjadi 8 NTU dengan debit air 0,0237 m3 /jam dan kecepatan 0,188 m/jam. Hal ini menunjukkan
variasi ketebalan pasir untuk sistem SPL sangat berpengaruh untuk mengetahui efektifitas saringan
dalam mengolah air menjadi air bersih terutama pada parameter kekeruhan.

LINK:1878-5041-1-PB.pdf
PENELITIAN 4 andy syahputra ( 2015)

Rancang Bangun Alat Penjernih Air Yang Tercemar Logam Berat Fe, Cu, Zn Dalam Skala Laboratorium

Telah dilakukan pembuatan rancang bangun alat penjernihan air yang tercemar logam berat Fe, Cu, Zn.
Eksperimen diawali dengan mengambil sampel air Sungai Siak pada jarak 1m dari industri pabrik karet
PT. RICRY di Pekanbaru. Setelah itu dilakukan analisa dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA), hasil analisa sebelum penyaringan menunjukkan bahwa konsentrasi Cu, Fe dan Zn berturut-
turut yakni 0,3809 ppm, 0,0051 ppm, dan -0,0012 ppm. Setelah disaring sebanyak dua kali diperoleh
persentase penyerapan pada saringan tipe I dengan (menggunakan karbon) pada masing-masing logam
berat yakni Fe sebesar 75 %, Zn sebesar 14,29 % dan Cu sebesar 10,78 %. Saringan tipe II (tanpa
menggunakan karbon) persentase penyerapan pada masing-masing logam berat yaitu Fe sebesar 59,5
%, Zn sebesar 7,75 %, dan Cu sebesar 0,0 %, sedangkan debit air pada saringan tipe I (menggunakan
karbon) diperoleh debit air rata-rata sebasar 0,164645 x 10-2 m 3 /det, dan pada saringan II (tanpa
menggunakan karbon) sebesar 0,17838 x 10-2 m 3 /det.

Link : https://media.neliti.com/media/publications/189218-ID-rancang-bangun-alat-penjernih-air-yang-
t.pdf

Peneliatian 5 (nisa idaman said (2015)

Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat "Up
Flow"

Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan,
maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu
dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan
awal atau saringan "Up Flow" dengan media berikil atau batu pecah, dan pasir
kwarsa / silika. Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan
utama dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak
saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak
penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan cara
gravitasi atau dengan memakai pompa.

https://www.coursehero.com/file/21830191/03PASIR/

Penelitain 6

Awwal Raafiandy (2016) melakukan penelitian efektifitas pengolahan greywater dengan menggunakan
Rapid sand filter dalam menurunkan kekeruhan , TSS, BOD dan COD menggunakan metode variasi
ketebalan media 15 cm , 18 cm dan 21 cm yang diuji dengan parameter kekeruhan. Kemampuan
pengolahan kualitas air pada RSF mix media parameter TSS dan kekeruhan terbaik rata rata terjadi pada
menit ke 5 sampai ke 15. Nilai konsentrasi TSS didapatkan sebesar 48,32 mg/L pada menit ke 15. Nilai
Kekeruhan terbaik terjadi pada menit ke 5 sebesar 9,39 NTU . untuk COD 6 dan BOD yang terbaik
diddapatkan pada menit ke 15 sebesar 230 mg/L untuk COD dan BOD sebesar 122,96 mg/L. Dari
penelitian ini dapat dilihat variasi keteblan media tidak memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Rapid
Sand filter tidak optimal menurunkan kosentrasi COD dan BOD

Penelitian 7

Alfi rahmi (2016) telah meneliti pengolahan limbah dengan variasi karbon aktif skala laboratorium
dengan menerapkan konsep biosand filter yang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 80 cm . Dengan
bervariasi karbon aktif yaitu arang cangkang sawit, arang batok kelapa, arang kayu dan arang sekam padi
serta memiliki media material pasir halus ukuran 0,6 mm, pasir kasar 2mm dan kerikil 6,3 mm serta ijuk
dengan ketebalan tiap lapisan 10 cm. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif 5 cangkang
sawit, arang batok kelapa, arang serbuk gergaji dan arang sekam padi mampu menurunkan kadar baku
mutu limbah cair rumah makan

Anda mungkin juga menyukai