dalam limbah cair tahu. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa penyaringan dengan tebal
media 15 cm dan 35 cm menghasilkan mutu air saringan yang semakin meningkat. Serta
semakin tinggi tingkat konsentrasi bahan pencemar dalam limbah cair, semakin baik pula mutu
air saringan yang dihasilkan.
Pada penelitian yang dilakukkan Lusela (2015) dengan sistem aliran dari atas kebawah
(Down flow) ketinggian limbah cair rumah tangga 5 cm dari media saring dan ketebalan media
saring 55 cm, hal ini berarti tinggi muka air 5 cm lebih tinggi pada media saring. Penyaringan
yang dihasilkan efektif terhadap TSS dan bau. Hal ini dikarenakan pencucian pada media pasir
yang bersih memiliki debit dan kecepatan saring yang tinggi, sehingga dapat menurunkan TSS
dan bau.
Berdasarkan uraian diatas, ada dua mini standart SSF bergabung sisi panjang sisi panjang
dan dilengkapi dengan kontainer inflow untuk satu sisi dan kontainer keluar untuk sisi lain untuk
dioperasikan sebagai media kekuatan kapiler, untuk sisi inlet media pasir, dan media untuk gaya
gravitasi, untuk sisi outlet media pasir (Mujiharjo, 2015), maka penulis ingin melakukan
penelitian tentang penerapan saringan pasir lambat gravitasi-kapiler (Grapiler), yaitu
menemukan hubungan tinggi muka air yang efektif dalam mengurangi pencemaran air disekitar
industri tahu dengan beberapa sifat fisik (kekeruhan, warna dan TSS) air hasil penyaringan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini
adalah: Berapakah hubungan tinggi muka air yang efektif dalam penggunaan saringan pasir
lambat gravitasi kapiler (SPL-Grapiler) dan berapakah kemampuan saring Grapiler serta
berapakah tinggi muka air limbah yang menghasilkan air buangan limbah memenuhi standar
baku mutu terhadap kualitas fisik air (kekeruhan, warna, bau dan TSS) yang dihasilkan?
1.3 Batasan masalah
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pembahasan masalah, maka
penelitian ini difokuskan pada:
1. Limbah cair tahu di Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati sebelah pesantren
Hidayatullah.
2. Pasir yang digunakan sebagai media saring adalah pasir pantai panjang Kota Bengkulu.
3. Parameter kunci sifat fisik air buangan limbah tahu yang diamati (kekeruhan, warna, bau
dan TSS).
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menemukan hubungan antara tinggi muka air limbah disaring terhadap sifat fisik
(kekeruhan, warna, bau dan TSS) air hasil penyaringan.
2. Mengkaji kemampuan saringan pasir lambat gravitasi kapiler (SPL-Grapiler) dalam
menentukan sifat fisik (kekeruhan, warna, bau dan TSS) limbah cair tahu.
3. Menentukan tinggi muka air limbah yang disaring menghasilkan air buangan limbah
memenuhi standar baku mutu.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Sebagai refrensi bagi Mahasiswa untuk penelitian lain dalam proses pengolhan limbah
cair tahu.
2. Sebagai masukan kepada Pengusaha tahu agar tidak membuang limbah secara langsung,
sebaiknya dilakukan pengolahan limbah terlebih dahulu supaya tidak mencemari
lingkungan disekitar.
T1U3
T1U
2
T2U
1
T3U1
T2U3
T1U
1
T3U2
T2U
2
Pada tahap ini air hasil penyaringan kemudian dilakukan pengujian terhadap sifat
fisiknya (kekeruhan, warna, bau dan TSS).
2.5 Parameter Pengamatan
Parameter yang akan diukur dari setiap sampel adalah kekeruhan, warna, bau dan TSS
sesudah dilakukan penyaringan.
2.5.1 Kekeruhan
Kekeruhaan ini diuji sesuai dengan SNI 06-6989.25-2005 sebagai berikut :
a. Cuci tabung nefelometer dengan air suling
b. Kocok contoh dan masukkan contoh kedalam tabung pada nefelometer. Pasang
tutupnya
c. Biarkan alat menunjukkan nilai yang stabil
d. Biarkan nilai kekeruhaan contoh yang teramati
Perhitungan :
Kekeruhan (NTU) = A x fp
Dimana : A = kekeruhaan dalam NTU contoh yang diencerkan
Fp = faktor pengenceran
2.5.2
Warna
Pengujian warna dilakukan dengan menggunakan Munsell color charts.
2.5.3 Bau
Pengukuran parameter bau dilakukan dengan uji organoleptik, untuk mengetahui
tingkat bau. Format pengujan pada lampiran 2. Uji ini dilakukan di laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Bengkulu, menggunakan uji skoring dengan 20 orang
panelis tidak terlatih yaitu mahasiswa di lingkungan Universitas Bengkulu.
2.5.4 TSS
Pengujian dilakukan dengan melakukan penyaringan menggunakan peralatan vakum.
Saringan dibasahi dengan sedikit aquades. Contoh uji diaduk dengan pengaduk magnetik
untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen. Contoh uji dipipet dengan volume
tertentu, pada waktu contoh diaduk dengan pengaduk magnetik. Penyaringan dilakukan
menggunakan kertas saring yang dicuci dengan 3x10 mL air suling, dibiarkan kering
sempurna, dan dilanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit agar diperoleh
penyaringan sempurna.
Kemudian contoh uji dengan padatan terlarut yang tinggi memerlukan pencucian
tambahan. Kertas saring dipindahkan secara hati-hati dari peralatan penyaring dan
dipindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Kemudian dikeringkan
dalam oven minimal selama 1 jam pada suhu 103 sampai dengan 105C ( Alaerts dan
Santika, 1984 dalam Muhajir, 2013).
- Perhitungan TSS
TSS = (A-B)/Volume sampel(mL)
(Dwinanto, A. 2009 dalam Muhajir, 2013)
Keterangan : A = berat sample setelah ditimbang
B = berat cawan tanpa sample (mg)
C = berat cawan(mg)
2.6 Analisis Data
Data yang terkumpul akan diolah/dianalisis dengan menggunakan analisis hubungan
(plot) antara tinggi permukaan dengan karakteristik fisik air hasil penyaringan. Data juga
akan dibandingkan dengan standar buangan limbah industri tahu, untuk mendapatkan
buangan limbah (memenuhi standart).
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, D. A; Wahyudi. W; Anggreini, R. N. 2007. Pengolahan Air Limbah Tahu Menggunakan
Bioreaktor Anaerob-Aerob Bermedia Karbon Aktif dengan Variasi Waktu Tunggal. J.
Vol. 4 No 2.
Lusela, Y. A. 2015. Studi Efektifitas Biosand Filter terhadap Peningkatan Kualitas Limbah Cair
rumah Tangga dengan Variasi Luas Permukaan dan Tinggi Freeboard. J. Fakultas
Teknik. Universitas Brawijaya.
Memzeli. 2005. Uji Kemampuan Media Saring Pasir Pantai Vertikal Untuk Meningkatkan
Kualitas Fisik Dan Kimia Limbah Cair Tahu. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Bengkulu.
Muhajir. S. M. 2013. Penurunan Limbah Cair BOD dan COD Pada Industri Tahu Menggunkan
Tanaman Cattail (Typha Angustifolia) dengan Sistem Costructed Wetland. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.
Mujiharjo, S. 2015. Potential Use of Bengkulu Coastal Sand as Capillary-Gravitational
(Grapilar) Slow Sand Filter Media. Proceeding International Seminar on Promoting
Local Resources for Food and Health. ISBN : 978602907114. Bengkulu, Indonesia
12-13 October 2015.
Mujiharjo, S.; B. Sidebang; D. Darmadi. 2012. Penampilan Saringa Pasir Lambat Pipa
(SPL-P) pada Berbagai Tinggi Genangan (Headloss) dalam Memisahkan Polutan
Limbah Cair Industri Karet. J. Agroindustri. Vol. 2 No. 2. Fakultas Peranian.
Universitas Bengkulu.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2005. Air dan Air Limbah Bagian 26 : Cara Uji
Kekeruhan Dengan Nefelometer, SNI 06-6989.25:2005. Badan Standarisasi Nasional.
Tuhu, A. R. Dan Hanry, S. W. 2007. Pengolahan Air Limbah Tahu dengan Menggunakan
Teknologi Plasma. J. Ilmiah Teknik Lingkungan. Vol. 2 No 2.
T1
50cm
T2
T3
10 cm
30cm
Keterangan :
10cm
50cm
Tanggal Pengujian
Nama
Instruksi
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Tidak berbau
Kurang berbau
Agak berbau
Berbau
5. Sangat berbau
Bau