Anda di halaman 1dari 7

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang dapat mempersatukan
seluruh masyarakat Indonesia. Ini sesuai dengan kesepakatan para pendiri bangsa pada Sum-
pah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menjelaskan bahwa kita akan senantiasa menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Walaupun bahasa yang pertama kali dipelajari keba-
nyakan masyarakat Indonesia adalah bahasa daerah, namun bahasa Indonesia akan tetap
menjadi bahasa utama yang digunakan untuk berkomunikasi dengan seluruh masyarakat
Indonesia dari berbagai daerah.
Kesepakatan mengenai kedudukan bahasa Indonesia ini seharusnya dapat terus
berlaku selamanya. Namun pada kenyataannya, saat ini peran bahasa Indonesia mulai
diambil alih oleh bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Bukan tidak mungkin bahwa
puluhan tahun ke depan, bahasa Indonesia hanya dijadikan simbol bahwa ada bangsa yang
dinama-kan bangsa Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia mulai mempelajari dan banyak
meng-gunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan sebuah ancaman
besar bagi Indonesia. Jika bahasa Indonesia benar-benar punah nantinya, apakah bangsa
Indonesia masih tetap ada?
Bahasa Inggris saat ini mulai banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Di dalam
dunia pendidikan, bahasa Inggris menjadi mata pelajaran wajib. Kemudian di dunia bisnis,
bahasa Inggris banyak digunakan untuk memberi nama produk atau usaha yang dijalankan.
Bahkan kebanyakan perusahaan akan mempertimbangkan kemampuan dalam berbahasa Ing-
gris sebagai kualifikasi. Bahasa Inggris sepertinya juga sudah menjadi kebiasaan bagi
sebagian masyarakat Indonesia. Inilah yang dikhawatirkan bahwa bahasa Inggris akan
menggantikan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1.) Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia?
2.) Bagaimana sikap terhadap bahasa Indonesia yang muncul di masyarakat?
3.) Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan hegemoni bahasa?
1.3 Tujuan
1.) Untuk mengetahui bagaimana kedudukan bahasa Indonesia
2.) Untuk memahami bagaimana sikap masyarakat terhadap bahasa Indonesia
3.) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan unuk melawan hegemoni bahasa Inggris
terhadap bahasa Indonesia?
1.4 Manfaat
1.) Memberikan pengetahuan mengenai kedudukan bahasa Indonesia
2.) Memberikan pemahaman mengenai sikap negatif terhadap bahasa Indonesia
3.) Meningkatkan kesadaran pada seluruh masyarakat untuk melawan adanya hegemoni
bahasa Inggris
Bab II
Pembahasan
2.1 Kedudukan Bahasa Indonesia
Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Ada bahasa
Yunani dari bangsa Yunani. Ada bahasa Inggris dari bangsa Inggris. Ada bahasa Indonesia
dari bangsa Indonesia. Sebagai suatu bangsa sudah sewajarnya kita bangga karena kita
mempunyai Bahasa Nasional dan sekaligus sebagai Bahasa Resmi dalam tata pemerintahan
negara kita, yaitu bahasa Indonesia (Oka, 1974: 35).
2.1.1 Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Menurut tim Pusat Bahasa Depdiknas (1995: 1), di dalam pergerakan
kebangsaan Indonesia untuk merebut kemerdekaan, penetapan dan pengembangan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional merupakan perwujudan cita-cita untuk
memperoleh salah satu ciri khas dari identitas nasional. Kita tahu bahwa Indonesia
terdiri dari beragam suku dan bahasa. Tidak mungkin dunia akan mengetahui seluruh
bahasa daerah yang digunakan di Indonesia. Maka dari itu ditetapkanlah bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Ini akan memberi kejelasan kepada dunia bahwa
Indonesia memiliki bahasa Indonesia.
"Bagi masyarakat dan bangsa Indonesia, harus dicatat bahwa bahasa Indonesia
memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional pada awalnya tertuang dalam Sumpah Pemuda yang diikrarkan dalam
Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Ikrar yang ketiga berbunyi 'menjunjung tinggi
bahasa persatuan bahasa Indonesia' sesungguhnya memberikan roh bagi
perawatan, pemeliharaan, dan pengembangan bahasa Indonesia dalam konstelasi
bahasa-bahasa lainnya." (Rahardi, 2010: 8)
Pendapat di atas menunjukkan bahwa semangat untuk menjadikan bahasa Indo-
nesia sebagai bahasa nasional sudah berkobar sejak 1928. Ini juga sejalan dengan yang
dikatakan Aa Gym bahwa bahasa Indonesia berperan sebagai perekat persatuan dan ke-
satuan bangsa, seperti pada zaman Sumpah Pemuda. (Arismunandar, 2003)
2.1.2 Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
Di dalam pasal 36 UUD 1945 jelas disebutkan bahwa “Bahasa Negara adalah
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai ber-
lakunya konstitusi, yaitu pada 18 Agustus 1945. Ini berarti bahwa secara resmi pendiri
negara kita menyepakati penggunaan bahasa Indonesia untuk segala urusan admi-
nistratif kenegaraan, upacara kenegaraan, dan aktivitas kenegaraan lainnya.
2.2 Sikap Bahasa
Sikap bahasa akan menentukan kelangsungan hidup suatu bahasa, apakah bahasa
tersebut dapat terus ada atau justru punah karena anggapan-anggapan tertentu. Tiadanya
gairah atau dorongan untuk mempertahankan kemandirian bahasanya merupakan salah satu
penanda bahwa kesetiaan bahasanya mulai melemah, yang bisa berlanjut menjadi hilang
sama sekali (Chaer, 2004: 152). Saat ini memang sedang marak munculnya sikap negatif
masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sudah mulai
berubah dari kaidah berbahasa, apalagi dengan adanya pengaruh dari bahasa Inggris. Banyak
kita menemui masyarakat Indonesia yang juga menjadi penutur bahasa Inggris. Fenomena ini
menunjukkan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia kurang menghargai yang sudah menjadi
milik kita, yaitu bahasa indonesia. Tanpa disadari, kita cenderung menomorduakan bahasa
Indonesia.
Mengingat bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional dengan
jumlah negara penutur terbanyak yang tersebar di 51 negara (Wikipedia), kemampuan
berbahasa Inggris adalah hal yang wajib dimiliki setiap orang. Di dalam bukunya, Chaer
(2004: 154) mengungkapkan "Inggris itu sebagai bahasa asing pertama dan diutamakan di
Indonesia. Karena kemampuan berbahasa Inggris dapat menjanjikan keadaan sosial ekonomi
yang lebih baik (untuk dapat bekerja pada perusahaan-perusahaan asing), maka kursus-
kursus bahasa Inggris di kota-kota besar tidak pernah sepi dari peminat". Banyak perusahaan
swasta, baik perusahaan asing maupun lokal, yang mempertimbangkan kemampuan
karyawan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Di dalam dunia binis, banyak perusahaan swasta yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai nama produk atau usaha yang mereka jalani. Misalnya pemberian nama produk
chocolate akan terlihat lebih laku daripada cokelat dan fried chicken akan terlihat lebih
mahal dan enak didengar daripada ayam goreng. Ini jelas menunjukkan adanya presepsi yang
berbeda terhadap dua hal yang sebenarnya sama. Di kebanyakan tempat umum atau gedung
perusahaan, kita akan menemukan banyak istilah dalam bahasa Inggris. Apabila kita akan
berbelanja di swalayan, kebanyakan pintu biasanya bertuliskan push dan pull daripada tarik
dan dorong. Apabila kita pergi ke pusat perbelanjaan, hampir seluruhnya menggunakan kata
toilet untuk menunjukkan keberadaan kamar mandi. Apabila kita pergi ke gedung bioskop,
kita akan menemui tulisan in dan exit, bukan masuk dan keluar. Apabila berada di gedung
perusahaan, untuk menunjukkan nama ruangan biasanya menggunakan bahasa Inggris juga,
seperti waiting room, meeting room, dan sebagainya.
Saat ini kita berada di era globalisasi. Munculnya ide bahwa dunia akan menjadi satu,
semakin mengancam eksistensi bahasa Indonesia dan semakin memperjelas adanya
hegemoni bahasa Inggris. Bahkan kedepannya penutur bahasa Indonesia bisa saja semakin
terhimpit dengan banyaknya penutur Bahasa Inggris. Mengapa ini dapat terjadi? Bahasa
Inggris sudah pasti akan mejadi salah satu bahasa utama di kancah internasional. Bahasa
Inggris dianggap lebih keren dibandingkan bahasa Indonesia.
2.3 Upaya untuk Mempertahankan Eksistensi Bahasa Indonesia
2.3.1 Peran Pemerintah
Pemerintah adalah salah satu panutan masyarakat. Pemerintah diharapkan dapat
memberi contoh dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu
juga dapat diterapkan di peraturan tertentu, misalnya bahasa Indonesia ditetapkan se-
bagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi.
2.3.2 Peran Media
Tidak bisa kita pungkiri bahwa media merupakan memegang peranan penting
bagi pelestarian bahasa Indonesia. Media cetak maupun media elektronik diharapkan
dapat membantu menyajikan informasi dan hiburan dengan menggunakan bahasa Indo-
nesia yang sesuai dengan kaidah. Sebaiknya dalam penyajiannya juga dikurangi peng-
gunaan istilah asing apabila masih ada padanan kata dalam bahasa Indonesia.
2.3.3 Peran Masyarakat
Masyarakat sebagai penutur bahasa jharus bijaksana dalam menggunakan
bahasa di kehidupan sehari-hari. Masyarakat diharapkan dapat terus mempelajari dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan bemar. Masyarakat boleh mempelajari
bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, namun harus diingat bahwa bahasa nasional
kita adalah bahasa Indonesia.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahsa negara. Keduanya
sudah jelas diakui. Bahasa Inggris juga penting untuk dipelajari. Untuk menjadi masyarakat
modern di era globalisasi kita memang dituntut untuk dapat menguasai bahasa Inggris.
Namun jangan menjadikan ini sebagai acuan bahwa kita harus beralih ke bahasa Inggris.
Bahasa Inggris hanyalah bahasa asing yang membantu kita untuk bergaul di kancah
internasional. Jati diri kita bergantung pada bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris. Maka
dari itu, menggunakan bahaa Indonesia sesuai kaidah berbahasa harus tetap dijunjung tinggi.
3.2 Saran
Untuk para pembaca sebaiknya bersikap lebih pandai dalam mempelajari bahasa
Inggris. Jangan sampai mejadikan bahasa Inggris sebagai bahasa utama sehari-hari. Kita
harus tetap belajar berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidahnya.

Daftar Pustaka
Arismunandar, Satrio, & Nugroho Adhi. ed. 2003. Jagat Bahasa Nasional. Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas
Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta
Oka, I Gusti Ngurah. 1974. Problematik Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Surabaya:
Usaha Nasional
Rahardi, R. Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga
Tim Depdiknas. 1995. Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing. Jakarta: Pusat Bahasa
Tim Depdiknas. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
"_____". ed. 2015. Bahasa Resmi. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Resmi. (Diakses
tanggal 29 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai