Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KUAT TARIK BESI BJTP Ø 16 mm

YANG ADA DIPASARAN ROKAN HULU


(Study kasus besi BJTP Ø 16 mm besi SS, GS dan HHS)

HERMANSYAH (1)
NIM: 0913020

SYAHRONI, ST (2)
NIDN: 10241076.01

ANTON ARIYANTO, M. Eng (3)


NIDN : 10.021082.01

ABSTRAK

Baja tulangan merupakan bahan yang sangat penting dalam konstruksi, tidak dapat
dihindari mengingat baja tulangan merupakan salah satu faktor penentu dalam kuat atau
tidaknya konstruksi beton bertulang. Tinjauan mutu, sifat mekanis, terhadap kuat tarik
dan ukuran baja tulangan polos (BJTP) diameter 16 mm, dipasaran Kabupaten Rokan
Hulu.
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan kuat tarik baja (Modulus
Elastisitas) dari merek yang berbeda pada diameter yang sama, dan menambah
pengetahuan tentang kuat tarik baja yang memberikan masukan pada penggunaan
tulangan baja yang minimum. Manfaat Penelitian ini diharapkan dalam perencanaan
maupun pembangunan yang menggunakan kontruksi beton bertulang mampu
memperhitungkan kuat tarik perlu yang dibutuhkan.
Tinjauan kuat tarik baja tulangan polos diameter 16 mm perlu dilakukan mengingat
di pasaran kabupaten Rokan Hulu terdapat 3 merek yang beredar dipasaran yaitu merek
SS, GS, dan HHS. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel secara acak dari
distributor/toko yang ada di kabupaten Rokan Hulu, sehingga didapat sejauh mana
ukuran, dimensi, kuat tarik, dan sifat mekanis lainnya dari setiap merek yang berbeda.
Dari hasil uji tarik dilapangan didapat hasil kuat tarik rata-rata merek SS sebesar
555.94 N/mm2, dan kuat tarik leleh sebesar 363.61 N/mm2. Kuat tarik merek GS sebesar
436.56 N/mm2, dan kuat tarik leleh sebesar 294.01 N/mm2. Kuat tarik merek HHS
sebesar 621.42 N/mm2, dan kuat tarik leleh sebesar 413.17 N/mm2. Dan sifat mekanis
lainnya (tegangan, regangan, modulus elastisitas, kontraksi) yang bervariasi.

Kata Kunci : baja tulangan, sifat mekanis, kuat tarik, modulus elastisitas

(1). Mahasiswa Teknik Sipil S-1 Universitas Pasir Pengaraian


(2). Dosen Pembimbing 1 Teknik Sipil S-1 Universitas Pasir Pengaraian
(3). Dosen Pembimbing 2 Teknik Sipil S-1 Universitas Pasir Pengaraian
I. PENDAHULUAN 1.3 Batasan Masalah
Uji coba kuat tarik baja ini
1.1 Latar Belakang dilakukan terbatas pada baja yang
Baja tulangan beton merupakan tertera pada merek besi BJTP Ø16
salah satu bahan yang umum digunakan mm. Adapun Penelitian ini dilakukan
dalam suatu komponen struktur dengan melakukan survey dibeberapa
bangunan dalam pembetonan. toko bangunan yang ada dikabupaten
Perkembangan penggunaan baja Rokan Hulu, dalam penelitian ini
sebagai tulangan beton beserta ditinjau 3 (tiga) merek baja yang
teknologinya sangat pesat bersama umum beredar dipasaran yaitu, Merek,
tingkat kebutuhannya. Hal ini SS, GS, dan HHS.
merupakan tantangan bagi orang-orang
teknik sipil khususnya untuk dapat II. METODE PENELITIAN
merencanakan tulangan beton dengan
kekuatan dan mutu yang lebih baik 2.1 Pengambilan Sampel
dengan tidak melupakan aspek-aspek Penulisan ini bersifat penelitian
ekonomis. berdasarkan batasan masalah dalam
Untuk mengetahui sifat suatu penulisan ini dimana akan diuji bahan
bahan, maka kita harus melakukan baja tulangan polos (BJTP) dengan
pengujian terhadap bahan tersebut. diameter 16 mm yang ada dipasaran
Dalam melakukan ujicoba yang biasa Kabupaten Rokan Hulu , diameter
dilakukan terhadap baja sebagai bahan tersebut umumnya diameter terbesar
kontruksi dilakukan dengan 4 (empat) yang ada dipasaran, dengan teknis
cara yaitu uji tarik (tensile test), uji pengambilan sampel sebagai berikut :
tekan (compression test), uji torsi 1. Survey pada distributor/toko-toko
(torsion test), uji geser (shear test). bangunan dengan wawancara
Untuk pembahasan penulisan skripsi ini langsung terhadap merek yang
penulis membahas tentang uji tarik baja dijual.
(tensile test). 2. Pengambilan sampel dilakukan
dengan system acak (random).
1.2 Tujuan dan Manfaat 3. Pengambilan contoh bahan uji yaitu
Tujuan Penelitian ini adalah: sebanyak 3 (tiga) sampel pada
1. Untuk mengetahui perbedaan kuat merek yang sama dengan baja
tarik baja (Modulus Elastisitas) tulangan polos diameter 16 mm dari
dari merek yang berbeda pada merek SS, GS, dan HHS.
diameter yang sama, Menambah 4. Sebelum diambil contoh bahan uji
pengetahuan tentang kuat tarik baja secara visual harus diperhatikan
yang memberikan masukan pada benda uji tidak boleh mengandung
penggunaan tulangan baja yang serpih- serpih, lipatan-lipatan,
minimum. retak, bergelombang atau berlapis-
2. Manfaat Penelitian ini diharapkan lapis.
dalam perencanaan maupun 5. Sebelum dilakukan pengujian sifat-
pembangunan yang menggunakan sifat mekanis dari pada bahan uji
kontruksi beton bertulang mampu tersebut dilakukan pengujian
memperhitungkan kuat tarik perlu /pemeriksaan dimensi, berat per/M’
yang dibutuhkan dan sesuai dengan serta pengukuran panjangnya.
aturan SNI.
2.2 Pengujian Ukuran Baja diameter 16 mm dari merek SS,
Tulangan GS,HHS maka dapat disimpulkan
Pengujian ukuran baja tulangan yang bahwa diameter rata-rata yang
dilakukan adalah: diizinkan untuk diameter 16 ≤ d ≤ 25
1. Pengukuran panjang. dengan batas tolerasi ± 0.5 mm, maka
2. Pengujian dimensi dan berat. didapat kesimpulan bahwa baja
3. Pengujian sifat mekanis uji tarik tulangan polos
yang terdiri dari : dari 3 (tiga) merk diatas sesuai dengan
a. Beban leleh Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Beban maksimum Untuk ukuran berat permeter
c. Kuat leleh standart yang ditetapkan sebesar 1.58
d. Regangan maksimum kg/m, sehingga dapat disimpulkan
e. Kontraksi penampang merk GS dan HHS tidak sesuai dengan
f. Modulus elastisitas Standar Nasional Indonesia (SNI).
Hasil pengujian ini dan perhitungan Dari hasil pengukuran panjang
akan dijelaskan pada hasil pengujian terlihat bahwa panjang perbatang
dan pembahasan. baja tulangan yang untuk ukuran baja tulangan polos
disebut besi beton diameter 16 mm diameter dari merek SS, GS, dan HHS
yang beredar dipasaran Kabupaten ukuran terpendek sekitar 11,94 mm
Rokan Hulu dari merek yang beredar dan yang terpanjang didapat ukuran
dipasaran terdapat 3 (tiga) merek yaitu 11,98 mm. dimana dari sampel
merek SS, GS, dan HHS. Pada tersebut jauh dari syarat Standar
pengujian ini penulis mengambil Nasional Indonesia yakni 12 meter.
contoh bahan uji dari masing-masing
merek secara acak dengan harapan 3.2 Pengujian Sifat Mekanis Uji
bisa mewakili sampel uji yang Tarik Baja
berbeda. Pada pengujian tarik dilakukan
terhadap masing-masing 3 (tiga) merk
III. HASIL PENELITIAN DAN dengan menggunakan Standart Test
Methods For Tension Testing Of
PEMBAHASAN
Metallic Materials Metric (ASTM E
3.1 Pengujian Fisik Baja 8M-04). Perhitungan hasil laboratorim
Pengukuran diameter dan berat dari grafik setelah uji tarik terhadap
terhadap diameter rata-rata dan berat material benda uji dapat dilihat pada
diatas maka baja tulangan polos tabel dibawah ini:
Tabel 5.12 Hasil Uji Tarik BJTP 16 mm Merek SS, GS, dan HHS

Dari pemeriksaan fisik sebelum GS sebesar 427.65 N/mm2,


dilakukan uji tarik dan pemeriksaan dan merek HHS sebesar 605.83
setelah dilakukan uji tarik dan grafik N/mm2.
dari sampel uji tarik dapat dilakukan 4. Perhitungan Kuat Tarik Maksimum
perhitungan terhadap sifat mekanis dari Kuat tarik maksimum (Fu) dari
baja tersebut antara lain: perhitungan didapat untuk merek SS
1. Tegangan Modulus Elastisitas sebesar 555.93 N/mm2, dan merek
Tegangan Modulus elastisitas rata- GS sebesar 436.55 N/mm2 dan kuat
rata baja tulangan merek SS tarik maksimum merek HHS sebesar
didapat sebesar 6750.21 N/mm2, 621.44 N/mm2.
merek GS sebesar 4509.89 N/mm2, 5. Perhitungan Tegangan Tarik Leleh
dan modulus elastisitas merek HHS Tegangan tarik leleh (Fu) dari
sebesar 7674.21 N/mm2. perhitungan didapat untuk merek SS
2. Tegangan luluh bawah σy (lower sebesar 363.61 N/mm2, dan merek
yield stress). GS sebesar 294.01 N/mm2 dan
Tegangan rata-rata daerah landing tegangan tarik leleh merek HHS
sebelum benar-benar memasuki fase sebesar 413.17 N/mm2.
deformasi plastis. Didapat tegangan 6. Perhitungan Regangan Maksimum
luluh bawah rata-rata merek SS Regangan maksimum (ɛMaks) rata-
sebesar 542.91 N/mm2, merek GS rata dari perhitungan didapat untuk
sebesar 427.65 N/mm2, dan merek merek SS sebesar 33.17%, dan
HHS sebesar 604.05 N/mm2. merek GS sebesar 40.16% dan
3. Tegangan luluh Atas σ uy (upper Regangan maksimum (ɛMaks) merek
yield stress). HHS sebesar 33.12%.
Tegangan maksimum atas sebelum 7. Perhitungan Kontraksi Penampang
bahan memasuki fase daerah Kontraksi penampang (s) rata-rata
landing peralihan deformasi elastis untuk merek SS sebesar 54.11%, dan
ke plastis. Untuk merek SS didapat merek GS sebesar 69.22% dan
tegangan luluh σ uy atas sebesar Regangan Kontraksi penampang (s)
544.04 N/mm2, dan merek merek HHS sebesar 51.55%.
III.PENUTUP 16 mm merek SS,GS dan HHS yang
beredar di Kabupaten Rokan Hulu
4.1 Kesimpulan
memenuhi Syarat dan mutu, dengan
Hasil pengujian ukuran panjang, sifat keteguhan agak tinggi dengan
diameter, berat dan sifat mekanis nilai regangan dan kontraksi
terhadap baja tulangan polos yang bervariasi.
beredar di kabupaten Rokan Hulu
terdapat 3 (tiga) jenis merek berbeda 4.2 Saran.
yakni, SS, GS dan HHS, dimana Berdasarkan hasil pengujian uji tarik
dapat ditarik kesimpulan sebagai baja tulangan polos diameter 16 mm
berikut: merek SS,GS, dan HHS dan
1. Berdasarkan pengujian terhadap pembahasannya maka penulis
ukuran panjang pada setiap sampel menyarankan beberapa hal sebagai
dan merek yang ada didapat ukuran berikut:
panjang dilapangan didapat ukuran 1. Untuk penggunaan baja tulangan
berkisar 11,85 meter sampai polos diameter 16 mm, pada
dengan 11,98 meter, berarti tidak kontruksi hendaknya dilakukan
termasuk ke dalam standart dasar perencanaan dan persyaratan yang
yang ada yakni 12 meter. baik dengan memperhatikan ukuran
2. Diameter rata-rata yang diukur panjang, diameter minimum, kuat
terhadap 3 (tiga) sampel pada 3 tarik minimum, tegangan, regangan
(tiga) titik berbeda, sehingga yang dipersyaratkan sehingga
didapat hasil ukuran yang masuk memenuhi standar dan batas
pada standart yang ada 15,49 mm toleransinya.
sampai dengan 16,08 mm 2. Perencanaan dan aplikasi dilapangan
disimpulkan bahwa diameter rata- hendaknya dari ukuran berat,
rata yang diizinkan untuk diameter hendaknya ditinjau kembali terhadap
16 ≤ d ≤ 25 dengan batas tolerasi ± volume berat dengan menambah
0.5 mm, maka didapat kesimpulan jumlah batangnya sehingga mengacu
bahwa baja tulangan polos dari 3 pada berat volume besi rencana dan
(tiga) merk diatas sesuai dengan tidak mengurangi kualitas kontruksi.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 3. Diharapkan pihak-pihak yang
Namun untuk ukuran berat berkompetensi terhadap aturan yang
permeter, standart yang ditetapkan ada terutama Dinas Perindustrian
sebesar 1.58 kg/m, dapat dan Perdagangan dan Yayasan
disimpulkan merk GS dan HHS Lembaga konsumen Indonesia
tidak sesuai dengan Standar (YLKI) agar memantau mutu dan
Nasional Indonesia (SNI). kualitas produsen dalam
3. Pengujian sifat-sifat mekanis yang memproduksi suatu barang terutama
menunjukkan nilai tegangan baik dalam hal ini dengan mutu dan
tegangan tarik, tegangan luluh, ukuran yang sesuai dengan standar
tegangan putus dan tegangan SNI.
lainnya dapat dilihat pada dari 4. Jenis, ukuran diameter, meterial
masing-masing sampel dan untuk penyusun maupun sifat mekanis
tegangan tarik minimum sebesar tulangan baja beredar dikabupaten
380 N/mm2 yang berarti baja Rokan Hulu dapat dilakukan
tulangan polos dengan diameter - penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Andarias R. Sirampun, Pemeriksaan mutu dan ukuran baja tulangan dipasaran


kota Palu. Media Litbang Sulteng 2 (2): 146-152, Desember 2009.
ASTM, Designation: E 8M-04, Standart Test Methods for Tension Testing of
Metallic Material (Metric)1.
Azhari Sastranegara, Mengenal Uji tarik dan Sifat-Sifat Mekanik Logam,
Situs Informasi Mekanika, Material, dan manufaktur, 8 september 2009.
Baja Tulangan Beton, Badan Standar Nasional. SNI 07-2052-2002.
Darmawan Loa, w. Ir, 1984. Kontruksi Baja I. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Dipohusodo. Istimawan 1996. Struktur Beton Bertulang (berdasarkan Sekretariat
SNI T.15-1991-03) Gramedia Pustaka Umum.
Material Testing (Zairyou Shiken), Hajime Shudo, Uchidarokakuho, 1983.
Material Science and Enginering: An Introduction, William D, Callister Jr, Jhon
Wiley&Sons, 2004.
Metode Pengujian Tarik Baja, Badan Standar Nasional. SNI 07-2529-1991.
Michael Bruneau, Chia Ming Uang dan Rafeal Sabelli, Dactile Design Of Steel
Structures, terbitan Mc GrawHill Education edisi II tahun 2011.
Strength of Materials, William Nash, Schaum’s Outlines, 1998.

Anda mungkin juga menyukai