argatristyanugraha@yahoo.com
Abstract : Posyandu activities are conducted by and for the community. Knowledge of basic
immunization is a supporting factor to improve the completeness of basic immunization of
infants aged 0-1 years in posyandu. This study aims to find out the relationship of mother's
knowledge level about basic immunization to the completeness of immunization in children
aged 0-1 years in Posyandu Desa Tumpakoyot Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar. The
design of this research using Accidental Sampling method with cross sectional approach.
And the sample is a toddler mother who brought her child during posyandu activity at the
time of the research. Methods of data collection using kuisoner and data analysis techniques
using Spearman Rank. The result of this research can be ρ 0.002 less than ρ <0,05, hence it
can be concluded that Hi in accept and H0 is rejected which means there is significant
relation between the level of basic immunization knowledge toward the completeness of
immunization at 0-1 years old in posyandu. The results of this study are expected for
mothers who have a toddler to provide complete immunization in posyandu and for health
workers to provide more information about health and about basic immunization
Abstrak : Kegiatan posyandu di lakukan oleh dan untuk masyarakat. Pengetahuan tentang
imunisasi dasar merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan kelengkapan imunisasi
dasar terhadab balita usia 0-1 tahun di posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
kelengkapan imunisasi pada balita usia 0-1 tahun di posyandu Desa Tumpakoyot
Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar. Desain penelitian ini menggunakan metode
Accidental Sampling dengan pendekatan cross sectional. Dan sampelnya adalah ibu balita
yang membawa anaknya saat kegiatan posyandu pada waktu penelitian. Metode
pengumpulan data menggunakan kuisoner dan teknik analisa data menggunakan
Spearman Rank. Hasil penelitian di dapat ρ 0,002 lebih kecil dari ρ<0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Hi di terima dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan yeng signifikan
antara tingkat pengetahuan imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi pada balita
usia 0-1 tahun di posyandu. Hasil penelitian ini di harapkan bagi ibu yang mempunyai balita
untuk memberikan imunisasi lengkap di posyandu dan bagi tenaga kesehatan untuk lebih
banyak memberikan informasi tentang kesehatan maupun tentang imunisasi dasasr.
kelompok umur di dunia dari beberapa Belum lama ini pada tahun 2017
penyakit infeksi, diantaranya penyakit terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, terlebih di jawa timur terdapat 360
dan polio. Jumlah kematian pada anak kasus tersebar di 37 kabupaten atau
di bawah lima tahun pada tahun 2008 kota di Jawa Timur. Di akhir tahun
adalah sebesar 8,8 juta anak, dengan 2017 pada bulan desember di
sekitar 17% diantaranya merupakan Kabupaten Blitar sendiri tercatat 6
kematian yang dapat dicegah dengan kasus difteri. Jadi bisa di katakan
imunisasi. Sedangkan pada tahun Munculnya KLB difteri dapat terkait
2011, jumlah kematian pada anak dengan adanya immunity gap, yaitu
menurun menjadi 6,9 juta. Meskipun kesenjangan atau kekosongan
imunisasi terbukti dapat menurunkan kekebalan di kalangan penduduk di
angka morbiditas dan mortilitas pada suatu daerah. Kekosongan kekebalan
anak, masih banyak anak di dunia ini terjadi akibat adanya akumulasi
yang belum mendapatkan kelompok yang rentan terhadap difteri
perlindungan dengan imunisasi karena kelompok tersebut tidak
tersebut (WHO, 2012). mendapat imunisasi atau tidak
lengkap imunisasinya.
Tahun 2010 Pemerintah
mewajibkan setiap anak untuk Beberapa alasan balita tidak
mendapatkan imunisasi dasar mengikuti imunisasi lengkap
terhadap tuju macam penyakit yaitu dikarenakan alasan informasi,
TBC, Defteria, Tetanus, Batuk Rejan, motivasi dan situasi. Alasan informasi
Polio, Campak, dan Hepatitis B yang itu sendiri berupa kurangnya
termasuk Program Pengembangan pengetahuan, kelengkapan dan
Imunisasi (PPI) meliputi imunisasi jadwal imunisasi, ketakutan akan
BCG, DPT, Polio, Campak, dan melakukan imunisasi yang dikarnakan
Hepatitis B (WHO, 2012). adanya persepsi salah yang beredar
di masyarakat tentang imunisasi (Sari
Berdasarkan data terakhir WHO, Dkk, 2015). Selajutnya pada keadaan
terdapat kematian balita 1,4 juta jiwa tertentu imunisasi juga tidak dapat
tiap tahun di dunia yang mungkin dijalankan sesuai jadwal yang sudah
dapat dicegah dengan melakukan di sepakati, keadaan ini tidak
imunisasi misalnya: batuk rejan merupakan hambatan untuk
294.000 (20%), tetanus 198.000 melajutkan imunisasi (Sudarti, 2012).
(14%), campak 540.000 (38%) (Ranu Bayi dan anak yang diberikan
Dkk, 2010). Cakupan imunisasi di imunisasi dasar dengan lengkap akan
Indonesia pada tahun 2011 yang terhindar dari penyakit yang
meliputi imunisasi BCG (98,1 %), HB0 berbahaya dan akan mencegah
(80,4 %), DPT/HB1 (98,0 %), menularnya penyakit ke adik, kakak,
DPT/HB3 (95,0 %), Polio 4 (93,5 %), dan sodara dekat disekitarnya. Bayi
Campak (93,65 %), dan imunisasi dan anak yang sudah mendapat
dasar lengkap (93,4 %). Ada sekitar imunisasi dasar lengkap tidak akan
2.400 anak di Indonesia meninggal bisa menularkan ke anak lainya walau
dunia setiap harinya, yang seharunya sudah terkena penyakit tersebut. Jadi
dapat di cegah (Unicef, 2013). Di imunisasi bisa bermanfaat bagi diri
Jawa Timur pada tahun 2012 menurut sendiri dan orang lain. Sayangnya,
Dinkes menyebutkan bahwa masih kebanyakan orang tua kurang paham
tingginya angka kejadian penyakit akan pentingnya imunisasi dasar
yeng dapat di cegah dengan lengkap, sehingga kemungkinan
imunisasi. Kejadian luar biasa ini besar bayi dan anak yang terkena
meliputi Campak 1,96%, Difteri peyakit akan mudah menularkan
85,69%, Hepatitis 0,19%, dan kepada yang lainnya, yang
Partusis 0,38% (Dinkes, 2012). seharusnya dapat di cegah dengan
3
1. Ari Prayogo et, a. (2009). Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1 – 5
tahun. Sari Pediatri , volume 11 no 1.
2. arikuto. (2006). Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. jakarta: renika
cipta.
3. depdiknas. (2008). kamus Besar Bahasa Indonesia. jakarta: depar temen
pendidikan nasional.
4. Dr. Untung Suseno Sutarjo, M. E. (2014). Buku Ajar Imunisasi. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
5. Hidayat, A. A. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
jakarta: salembamedika.
6. Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
7. Kemenkes. (2012). POSYANDU Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat. Buku
Pegangan Kader POSYANDU.