DIABTES MILLITUS
DISUSUN OLEH:
APRILIA TRI KARTIKASARI (1430008)
ARGA TRISTYA NUGRAHA (1430009)
LAILA NUR FADILA (1430026)
STIKes KEPANJEN
TA 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Pembahasan : Diabetes Militus
Waktu : 30 menit
A. LATAR BELAKANG
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit
kronik yang serius di Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus
(DM) tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai
terjadinya komplikasi. Prevalensi penyakit diabetes meningkat karena terjadi
perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas
fisik dan meningkatnya jumlah populasi manusia usia lanjut. Dengan makin majunya
keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta pelayanan kesehatan yang makin
baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian penyakit diabetes mellitus (DM) akan
makin meningkat. Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosio
ekonomi. Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia di dapatkan prevalensi
sebesar 1,5-2,3 % pada penduduk usia lebih besar dari 15 tahun. Pada suatu penelitian
di Manado didapatkan prevalensi 6,1 %. Penelitian di Jakarta pada tahun 1993
menunjukkan prevalensi 5,7%. Melihat pola pertambahan penduduk saat ini
diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di
atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 2 %, akan
didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar untuk dapat
ditanggani sendiri oleh para ahli DM. Oleh karena itu antisipasi untuk mencegah dan
menanggulangi timbulnya ledakan pasien DM ini harus sudah dimulai dari sekarang.
Dalam hal antisipasi untuk pencegahan DM ini yang sangat perlu diperhatikan
adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita Diabetes
Mellitus.Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan suatu hal
yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah atau
setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang
ditakuti oleh penderita. Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara penderita
DM dan keluarganya dengan para pengelola/penyuluh yang dapat terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi dan tenaga lain.Untuk dapat menyuluh, dengan sendirinya para
penyuluh harus benar-benar dapat memahami dan menyadari pentingnya Pendidikan
Kesehatan DM serta mampu menyusun serta menjelaskan materi penyuluhan yang
hendak di sampaikan kepada pasien. Dalam penyampaian materi penyuluhan tersebut,
fasilitator dapat memakai bermacam-macam sarana seperti ceramah, seminar, diskusi
kelompok dan sebagainya. Semuanya itu tujuannya untuk mengubah periakal
(knowledge), perirasa (attitude) dan perilaku (behaviour).
Perubahan perilaku inilah yang paling sukar dilaksanakan.Penyuluhan
diperlukan karena penyakit diabetes penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup.
Pengobatan diabetes memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang
merupakan bagian intergral dari kegiatan rutin sehari-hari seperti makan, tidur bekerja
dan lain-lain. Pengaturan jumlah serta jenis makanan serta olah raga oleh pasien serta
keluarganya. Berhasilnya pengobatan diabetes tergantung pada kerja sama antara
petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang mempunyai
pengetahuan cukup tentang diabetes, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya,
akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan selama 10 menit diharapkan lansia dapat
mengetahui penyakit yang dialami
C. Tujuan Khusus
Leaflet, LCD,Laptop
5. Pengorganisasian
Moderator :
Presenter :
Observer :
Fasilitator :
6. Setting Tempat
Moderator Audien
Penyuluh Fasilitator
Observer
E. KEGIATAN PENYULUHAN
penyuluhan memperhatikan
II Pelaksanaan
Menggali pengetahuan tentang Mengemukakan pendapat 20 menit
Diabetes Militus
Memberikan reinforcement Mendengarkan dan
dan meluruskan konsep memperhatikan
Diabetes Militus
Menjelaskan Pengertian Mendengarkan dan
Diabetes Militus memperhatikan
F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kelompok penyuluh dan audiens pada posisi yang sudah direncanakan
80 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
Materi penyuluhan sesuai dengan SAP
2. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Audiens dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai
Audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
Minimal 80% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan pengertian
Diabetes Millitus
Minimal 80 % yang mengikuti penyuluhan dapat mengetahui penyebab Diabetes
Millitus
Minimal 90 % yang mengikuti penyuluhan dapat mengetahui tanda dan gejala
Dibetes Millitus
Minimal 75% yang mengikuti penyuluhan dapat mengetahui cara mencegah
komplikasi Diabetes Millitus
Minimal 85 % yang mengikuti penyuluhan dapat mengetahui pantangan makanan
Diabetes Millitus
Minimal 85 % yang mengikuti penyuluhan dapat mengetahui makanan sehat bagi
penderita Diabetes Millitus
Lampiran
Materi
1. Pengertian
Diabetes melitus adalah kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Brunner&Suddarth, 2004 ). Diabetes Melitus
(DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa skumpulan gejala
yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun
resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama di kalangan keluarga,
khususnya keluarga berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup “tinggi”.
Kenyataannya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi beban
kesehatan masyarakat, meluas dan membawa banyak kematian.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum
menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak
negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit
jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, kelainan
gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik.
Tetapi resikonya terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan
stres dan kurang bergerak.
b. Usia
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan
berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otal. Serotonin ini memiliki efek
penenang sementara untuk meredakan stresnya. Terapi gula dan lemak itulah yang
berbahaya bagi mereka yang beresikoterkenan diabetes.
Pola makan pada penderita diabetes harus benar-benar diperhatikan. Baik jadwal,
jumlah, maupun jenis makanan yang dikonsumsi. Mengingat, penderita diabetes
biasanya memiliki kecenderungan kandungan gula darah yang tidak terkontrol. Kadar
gula darah akan meningkat drastis setelah mengkonsumsi jenis makanan tertentu.
Oleh sebab itu, pola makan dan jenis makanan penyakit diabetes ini harus diatur
sedemikian rupa. Kebutuhan makanan bagi penderita penyakit diabetes tidak hanya
sekedar mengisi lambung. Tetapi, makanan tersebut harus mampu menjaga kadar gula
darah dan memberikan terapi bagi penderita diabetes itu sendiri. Oleh sebab itu,
jadwal, jumlah dan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh penderita harus benar-
benar diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan terapi bagi kesembuhan
penyakit gula tersebut.
Komplikasi Diabetes sering terjadi pada berbagai anggota tubuh diantaranya mata,
kulit, syaraf, dan anggota tubuh lainnya. Untuk mencegah komplikasinya, anda dapat
melakukan :
a. Nasi
b. Pasta dan mie
c. Roti
d. Buah-buahan
e. Kentang
f. Gorengan
g. Makanan siap saji
h. Makanan tinggi kadar lemak
i. Soda dan kafein
6. Makanan sehat untuk dikonsumsi penderita diabetes mellitus
a. Gandum
Karena gandum mengandung protein dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh
b. Oatmeal
Cara kerja serat oatmeal sangat baik untuk mengontrol gula darah.
c. Beras merah
Makanan ini akan mengurangi kadar gula darah dalam tubuh dibanding beras putih.
Beras merah kaya serat, perbandingan serat antara beras putih dan beras merah adalah
1:8.
Yoghurt tanpa lemak, bisa jadi pilihan sehat untuk cemilan yang nikmat.
e. Bawang putih
Fungsi bawang putih bagi tubuh adalah makanan rendah kolesterol jahat. Penyakit
kolesterol dapat memicu munculnya penyakit lain seperti diabetes. Kandungan
protein, vitamin A, B-1 pada bawang putih berfungsi sangat baik bagi penderita
diabetes karena dapat menormalkan kadar gula dalam darah.
f. Buah acaiberry
Buah ini sangat baik bagi tubuh, semakin gelap warna kulit buah maka akan semakin
banyak kandungan zat antioksidan yang baik bagi tubuh. Kandungan asam lemak
omega 3 dan 6 pada Acai Berry dapat memperbaiki kerusakan sel akibat diabetes.
g. Bayam
Kandungan lutein pada sayur bayam dapat menormalkan kembali kadar gula yang
terdapat dalam tubuh. Bayam termasuk makanan 4 sehat 5 sempurna yang sangat
dianjurkan untuk dikonsumsi bagi siapa saja.
h. Minyak zaitun
Kandungan lemak tak jenuh pada minyak zaitun dapat menurunkan lemak jahat pada
tubuh. Kegemukan akibat jarang berolahraga akan meningkatkan resiko terkena
diabetes militus.
i. Buah-buahan
Buah-buahan yang dapat dikonsumsi buah naga, apel hijau, buah mengkudu, buah
pepaya, cuka apel, alpukat, jambu air, belimbing wulu.
Tipe DM
DM TIPE 1 DM TIPE 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin,
atau sama sekali tidak menghasilkan kadang kadarnya lebih tinggi dari batas
insulin. normal. Tetapi tubuh membentuk
kekebalan terhadap efeknya, sehingga
terjadi kekurangan insulin relatif.
Umumnya terjadi sebelum usia 30 Bisa terjadi pada anak-anak dan
tahun, yaitu anak-anak dan remaja. dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah
usia 30 tahun.
faktor lingkungan (infeksi virus atau Faktor resiko untuk diabetes tipe 2
faktor gizi pada masa kanak-kanak atau adalah obesitas dimana sekitar 80-90%
dewasa awal) menyebabkan sistem penderita mengalami obesitas.
kekebalan menghancurkan sel penghasil
insulin di pankreas.
90 % penghasil insulin (sel beta) Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung
mengalami kerusakan permanen. di turunkan secara genetik dalam
Terjadi kekurangan insulin yang berat keluarga.
dan penderita harus mendapatkan
suntikan insulin secara teratur.
7. Pemeriksaan DM
1. Tes kadar glukosa darah
Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :
a. Tes gula darah puasa.
Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan
dalam keadaan istirahat atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan.
Jadi, lakukan tes darah 10 jam setelah makan malam terakhir.
b. Tes gula darah 2 jam setelah makan. Tes gula darah yang dilakukan 2 jam
setelah m akan. Ingat, selain makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun
suntik insulin seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat
gambaran gula darah dengan dosis obat atau pun insulin.
c. Tes gula darah sewaktu. Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan
saja,bukan saat puasa ataupun 2 jam setelah makan.tes gula darah sewaktu
dipakai sebagai patokan oleh diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya
mengalami hipoglikemia ataupun hiperglikemia
d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c). HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah
rata-rata selama 3 bulan kebelakang
e. Gula darah yang baik :
1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL
2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL
3) HbA1c : < 6,5%
Bukan Belum pasti DM DM
DM
Kadar glukosa darah tidak puasa
Plasma vena
Darah kapiler < 110 110- 200 ≥ 200
< 80 80 - 200 ≥ 200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena
Darah kapiler < 110 110- 126 ≥ 200
< 90 90- 110
≥ 110
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus, tetapi
pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya diabetes
melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan dianalisis, mengandung glukosa atau
tidak. Jika dalam urine di temukan adanya glukosa, hal itu dapat memperkuat
dugaan adanya diabetes melitus.
3. Tes keton
Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau sangat
rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa darah juga tinggi, dapat
memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
4. Pemeriksaan mata
Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina yang
abnormal, hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis akibat komplikasi
penyakit tersebut.
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu : diet, latihan, pemantauan,
terapi, pendidikan.
1. Penatalaksanaan Diet
Tujuan utama dari penatalaksanaan diabetes mellitus ini yaitu untuk mengendalikan
konsentrasi glukosa darah dalam batas normal. Kadar gula darah yang normal sulit
untuk di pertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka
kemungkinan terjadi komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin
berkurang (Mirza Maulana,2015).
Diet dan pengendalian BB merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes.Tujuannya:
memberikan semua unsur makanan yang esensial (vitamin dan mineral)
mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai
memenuhi kebutuhan energi
mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal
menurunkan kadar lemak darah jika meningkat
Karbohidrat sekitar 60 – 70 % dari jumlah kalori
Protein minimal 1 gram/Kg BB per hari (untuk dewasa) dan 2-3 gram/Kg BB
perhari (untuk anak-anak)
Lemak sebaiknya dikurangi terutama yang mengandung kolesterol, lemak
yang baik adalah lemak tak jenuh contohnya minyak jagung
Syarat diet DM hendaknya dapat:
Memperbaiki kesehatan umum penderita
Mengarahkan pada berat badan normal
Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
Mempertahankan kadar KGD normal
Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah:
Jumlah sesuai kebutuhan
Jadwal diet ketat
Jenis: boleh dimakan/tidak
2. Secara Medis
a) Obat Hiperglikemi Oral (OHO).
Golongan sulfonilurea sering kali dapat menurunkan kadar gula darah secara
mencukupi pada penderita diabetes tipe 2, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe 1.
Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid,dan klorpropamid. Obat ini
menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh
pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. OHO biasanya diberikan pada
pederita diabetes tipe 2 jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar gula darah
dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari),
meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika OHO tidak
dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan baik, mungkin perlu diberikan
dengan suntik insulin.
b) Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis diabetik.
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha
atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangan kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memliki kecepatan dan lama
kerja yang berbeda :
insulin kerja cepat
contonya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
Insulin ini sering kali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit,
mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin
ini sering kali digunakan untuk penderita yang menjalani beberapa kali suntikan
setiap harinya dan disuntikkan dalam 15-20 menit sebelum makan.
Insulin kerja sedang
contohnya adalah insulin suspensi seng atau isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-
3 jam, mencapai puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam, dan bekerja selama
18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan
selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan
sepanjang malam.
Insulin kerja lambat
contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru
timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 23-6 jam.
c) Debridement
Debridement yaitu menghilangkan jaringan mati atau nekrotik pada luka.
Jaringan yang perlu dihilangkan adalah jaringan nekrotik
dan slough.Debridement memberikan banyak manfaat diantaranya
menghilangkan jaringan yang sudah tidak tervaskularisasi,bakteri,dan juga
eksudat sehingga akan menciptakan kondisi luka yang dapat menstimulasi
munculnya jaringan sehat.
Share
DAFTAR PUSTAKA
Jakson, Marilynn.(2011).Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien. Jakarta:Erlangga
Mansjoer,Arif,dkk.(2007).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner.(2004).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.Jakarta:EGC