PEMROGRAMAN SIKLUS
Format:
G90 X… Z… R… F…
Keterangan :
R: ketirusan (ukuran radius) dalam mm.
Contoh 5.
Dibuat benda kerja seperti pada gambar 3.12 dengan menggunakan kode G90.
1
Pemrograman Mesin CNC
Contoh 6.
Dibuat benda kerja seperti pada Gambar 3.13 dengan menggunakan kode G90.
2
Pemrograman Mesin CNC
3
Pemrograman Mesin CNC
F. Siklus pembuatan ulir ini identik dengan G90, sehingga dapat membuat ulir tirus
dengan menambahkan parameter R (lihat gambar 3.14).
Format:
G92 X… Z… R… F…;
4
Pemrograman Mesin CNC
5
Pemrograman Mesin CNC
Contoh 8.
Dibuat benda kerja dengan menggunakan kode G94 seperti Gambar 3.17.
6
Pemrograman Mesin CNC
7
Pemrograman Mesin CNC
Program CNC
M3 G97 S800;
G00 X29.4;
G32 Z-23. F2. ;
G00 X32;
Z4.;
X29.;
G32 Z-23. F2. ;
G00 X32.;
Z4.;
Contoh 10.
Program CNC
G50 T0100 ;
G97 S800 M03 ;
G00 X90.0 Z5.0 T0202 M8 ;
X48.0 ;
G32 Z-71.5 F3.0 ;
G00 X90.0 ;
Z5.0 ;
8
Pemrograman Mesin CNC
X46.0 ;
G32 Z-71.5;
G00 X90.0 ;
Z5.0;
X150.0 Z150.0 T0100 ;
M30 ;
9
Pemrograman Mesin CNC
10
Pemrograman Mesin CNC
Harga X,Z
kompensasi
alat potong
Radius ujung
Tipe alat
potong
Gambar 3.21. Menu tool offset yang berisi data kompensasi panjang alat
potong, radius, dan tipe alat potong
Kode G71 terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan penetapan
kedalaman potong dan jarak kembali, dan baris kedua mendefinisikan bentuk
kontur dan parameter proses bubut roughing.
Format:
G71U(△d)R(e)
G71P(ns)Q(nf)U(△u)W(△w)F(f)S(s)T(t)
Keterangan :
△d: kedalaman potong (radius); mm
e: jarak balik alat potong setiap penyayatan ;mm
ns: nomer program sebagai awal bentuk kontur yang dikerjakan
nf : nomer program akhir bentuk kontur yang dikerjakan
△u: sisa yang diinginkan untuk proses finishing arah sumbu X
△w: sisa yang diinginkan untuk proses finishing arah sumbu Z.
Gerakan alat potong pada kode G71 adalah melaksanakan proses
pembubutan roughing untuk kontur yang telah didefinisikan bentuknya pada nomor
baris ns sampai dengan nf. Baris ns diawali dengan kode G0 di posisi awal kontur
benda kerja yang dikerjakan, sedangkan pada baris berikutnya menggunakan kode
11
Pemrograman Mesin CNC
G1 atau G2/G3 masing-masing untuk bentuk garis lurus dan garis melengkung.
Pada baris antara ns dan nf boleh memasukkan harga kompensasi alat potong G41
atau G42. Gerakan alat potong seperti gambar sket di gambar 3.22.
Contoh 11.
Dibuat benda kerja dengan siklus G71 dengan simulasi jalannya alat potong ,
bentuk dan ukuran benda kerja seperti gambar 3.23.
12
Pemrograman Mesin CNC
O0071;
N010G50S2500;
N020T0101;
N030G96S150M4M8F0.2;
N040G0X66.Z4.;
N050G71U1.5R0.2;
N060G71P70Q130U0.8W0.2;
N070G0X16.Z0.;
N080G1Z-30.;
N090X40.Z-60.;
N100Z-80.;
N110X58.;
N120X62.Z-82.;
N130Z-85.;
N140G0X100.Z70.;
N150M5M9;
N160M30;
Simulasi proses bubut seperti terlihat pada gambar 3.24.
Gambar 3.24. Benda kerja hasil simulasi proses bubut dengan siklus G71
13
Pemrograman Mesin CNC
Kode G72 identik dengan kode G71, akan tetapi proses pembubutannya
bubut muka (facing). Pada proses bubut muka gerakan alat potong ke arah sumbu
Z, sehingga kedalaman potongnya adalah ketebalan penyayatan arah sumbu Z.
Format:
G72W(△d)R(e)
G72P(ns)Q(nf)U(△u)W(△w)F(f)S(s)T(t)
Arti dari paramater △d, e, ns, nf, △u, △w,f,s , dan t adalah sama dengan
penjelasan pada G71. Perbedaan arti parameter tersebut dapat dilihat pada gambar
di bawah, yaitu kedalaman potong (△d), jarak balik alat potong adalah pada arah
sumbu Z, karena pembubutan dilakukan dengan siklus bubut muka (face turning).
Contoh 12.
Dibuat program CNC dengan kode G72 untuk gambar 3.23.
Program CNC
O0072
N010G50S2500;
N020T0101;
N030G96S150M4M8F0.2;
N040G0X66.Z4.;
N050G72W1.4R0.2;
N060G72P70Q120U1.4W0.5;
14
Pemrograman Mesin CNC
N070G0X16.Z2.;
N080G1Z-30.;
N090X40.Z-60.;
N100Z-80.;
N110X58.;
N120X66.Z-84.;
N130G0X80.;
N140G0X100.Z70.;
N150T0202;
N160G0X70.Z2.;
N170G42D2;
N180G70P70Q130;
N190G40;
N200G0X100.Z70.;
N210M5M9;
N220T0200;
N230M30;
Gambar simulasi hasil proses bubut dapat dilihat pada gambar 3.25.
15
Pemrograman Mesin CNC
Siklus G73 identik dengan G71 dan G72. Perbedaannya terdapat pada arah
gerakan alat potongnya yang mengikuti bentuk kontur.
Format:
G73U(△i)W(△k)R(d)
G73P(ns)Q(nf)U(△u)W(△w)F(f)S(s)T(t)
Keterangan :
△i: jarak balik pada arah sumbu X (radius)
△k: jarak balik pada arah sumbu Z (radius)
d: jumlah pengulangan
ns: nomer baris awal bentuk kontur benda kerja
nf: nomer baris akhir bentuk kontur benda kerja
△u: sisa untuk finishing pada arah sumbu X (diameter/radius)
△w: sisa untuk finishing pada arah sumbu Z.
f,s,t: harga F, S, dan T yang ada diantara ns dan nf pada siklus ini diabaikan.
16
Pemrograman Mesin CNC
Contoh 13.
Dibuat benda kerja seperti gambar 3.27 dengan menggunakan siklus G73.
17
Pemrograman Mesin CNC
G70 merupakan kode program siklus untuk proses finishing. Kode ini
biasanya digunakan setelah G71, G72 atau G73. Kode G70 melaksanakan proses
finishing untuk bentuk kontur yang telah didefinisikan pada siklus G71, G72, atau
G73.
Format:
G70 P(ns) Q(nf)
Keterangan:
ns : nomer program sebagai awal bentuk kontur yang dikerjakan
nf : nomer program akhir bentuk kontur yang dikerjakan.
Apabila bentuk kontur berbeda dengan yang telah didefinisikan di G71 atau
G72, maka dibuat bentuk kontur sendiri pada baris di bawahnya dengan awalan
baris ns dan akhiran baris nf. Bentuk kontur dapat berbeda antara proses pengasaran
dengan proses finishing apabila pada proses pengasaran bentuk pinggul atau
champer ukuran kecil (sekitar 0,3 mm sampai dengan 1 mm) tidak disertakan pada
pendefinisian bentuk konturnya, sedangkan pada proses finishing harus ada. Pada
contoh 11, apabila dilanjutkan dengan G70, program CNC yang disusun adalah
sebagai berikut.
Program CNC
O0170;
N010G50S2500;
N020T0101;
N030G96S150M4M8F0.2;
N040G0X66.Z4.;
N050G71U1.5R0.2;
N060G71P70Q120U1.4W0.5;
N070G0X16.Z2.;
N080G1Z-30.;
N090X40.Z-60.;
N100Z-80.;
N110X58.;
N120X66.Z-84.;
18
Pemrograman Mesin CNC
N130G0X80.;
N140G0X100.Z70.;
N150T0202;
N160G0X70.Z2.;
N170G42D2;
N180G70P70Q130;
N190G40;
N200G0X100.Z70.;
N210M5M9;
N220T0200;
N230M30;
Gambar 3.28. Simulasi program CNC dengan menggunakan G72 sebagai proses
roughing dan G70 proses finishing
Format:
19
Pemrograman Mesin CNC
G75 R(e);
G75 X(u) Z(w) P(△i) Q(△k) F(f)
Keterangan:
e : jarak kembali alat potong setiap pemakanan; (µm)
X : diameter pojok kiri bawah alur
Z : posisi titik pojok kiri bawah alur
△i: pergeseran alat potong arah sumbu X (tanpa simbol); (µm)
△k: pergeseran alat potong arah sumbu Z (tanpa simbol); (µm)
Titik ujung alat potong yang dijadikan acuan (yang diberi alamat X,Z)
adalah ujung kiri alat potong, sehingga ketika menggeser alat potong pada posisi
tertentu harap diperhatikan lebar alat potong. Gerakan alat potong dan
penjelasannya adalah sebagai berikut.
20
Pemrograman Mesin CNC
(TOOL-2OFFSET-2)
(LGROOVEODGROOVECENTER-NARROWINSERT-N151.2-185-20-5G)
T0202
G97S800M04
G0X44.Z-24.
G75R500
G75X34.4Z-25.P1500Q500
G0X44.
M05
M30
%.
21
Pemrograman Mesin CNC
Gambar 2.31. Jalannya alat potong pada siklus pembuatan ulir berulang
Contoh 14.
22
Pemrograman Mesin CNC
Dibuat program CNC untuk membuat ulir bertingkat untuk benda kerja pada
gambar 2.32. Ulir luar merupakan ulir kanan.
s. G74 (siklus pembuatan lubang dengan mata bor/ Endface pecking drilling
cycle)
Kode G74 digunakan untuk membuat lubang di permukaan benda kerja
menggunakan mata bor (drilling). Pada proses pembuatan lubang ini harus
diperhatikan bahwa sumbu dari mata bor harus sama dengan sumbu benda kerja
atau sumbu spindel. Harga parameter yang diatur identik dengan kode G71.
Format:
G74 R(e);
G74 Z(w) Q(△k) F(f)
Keterangan:
23
Pemrograman Mesin CNC
Contoh penggunaan:
Dibuat lubang diameter 8 mm menggunakan mata bor diameter 8 mm. Kedalaman
lubang 20 mm. Kedalaman setiap kali penyayatan 3 mm dengan gerak makan 0,2
mm/putaran.
Program CNC
N10 G50 S1500 T0202 ;
N20 G97 S280 M3 M8;
24
Pemrograman Mesin CNC
N30 G0 X0 Z5. ;
N40 G74 R1.0 ;
N50 G74 Z-20.0 Q3000 F0.2 ;
G00 X100. Z100.;
B. Pratikum
Buatlah benda kerja berikut dengan menggunakan mesin bubut CNC.
Bahan yang digunakan dari baja lunak (Mild Steel/Free Machining Steel). Alat
potong yang disediakan adalah T01 pahat rata kiri, T02 pahat rata kiri finishing,
T03 pahat alur lebar 3 mm, dan T04 pahat ulir kanan. Kecepatan potong pahat 150
m/menit. Gerak makan proses pembubutan awal 0,25 mm/putaran, sedangkan
untuk finishing 0,15 mm/putaran.
1. Poros bertingkat tirus dibuat dari bahan Mild Steel dengan ukuran bahan
diameter 3 inchi panjang 105 mm. Program CNC dibuat untuk kedua sisi benda
kerja. Chamfer memiliki ukuran 1,5 x 45o. Kode G yang digunakan adalah G0,
G1, G71, G70.
25
Pemrograman Mesin CNC
2. Buatlah poros pada gambar di bawah. Alat potong yang digunakan adalah T1,
T2, dan T3. Bahan benda kerja Mild Steel diameter 2 inchi panjang 123 mm.
Ulir yang dibuat adalah ulir kanan, sehingga pada waktu membuat ulir putaran
spindel M3.
26
Pemrograman Mesin CNC
3. Buatlah poros dengan lubang seperti gambar kerja berikut. Siklus roughing
untuk pembubutan luar berlaku juga untuk bubut dalam. Sebelum menggunakan
pahat dalam terlebih dahulu dibuat lubang diameter 18 mm dengan mata bor
yang dilakukan secara berurutan dari bor senter sampai dengan diameter 18
mm. Proses bubut dalam dikerjakan dengan pahat dalam.
27
Pemrograman Mesin CNC
4. Buatlah poros dengan pengerjaan bubut dalam seperti gambar kerja berikut.
Pembuatan lubang awal dengan menggunakan mata bor secara bertahap dari
bor senter sampai dengan mata bor diameter 20 mm. Selanjutnya, proses
pembesaran lubang dilakukan dengan pahat dalam. Pahat dalam terdiri dari dua
buah, yaitu untuk proses pengasaran dan proses finishing.
5. Buatlah program CNC dan kemudian dikerjakan di mesin bubut CNC sesuai
dengan yang diminta pada job sheet di lampiran 2.
28