Pokok-Pokok Materi
Uraian Materi
Sebagai bahan untuk mengingat kembali bagi para peserta mengenai langkah-
langkah pembuatan produk dengan mesin CNC, berikut ini akan dibahas proses pembuatan
produk. Proses pembuatan produk dengan menggunakan mesin CNC (Cincinnati, 2001:4)
adalah sebagai berikut:
(1) Gambar : menganalisis gambar kerja untuk menentukan pencekaman, titik nol benda
kerja, proses pengerjaan, dan alat potong yang digunakan;
(2) Penyiapan program : pembuatan program CNC dengan memperhatian kondisi
pemotongan : jumlah putaran spindel (rpm), kedalaman potong, dan gerak makan (f);
(3) Membuat program CNC: menulis program CNC di kontrol mesin atau simulator/editor
komputer sesuai dengan data dari penyiapan program CNC;
(4) Uji jalan (test run): menguji apakah program dapat berjalan menggunakan fasilitas editor
atau simulator, dan menjalankan program;
(5) Proses pemesinan: seting alat potong, seting pergeseran titik nol, dan selanjutnya
melaksanakan proses pemesinan dengan menggunakan benda kerja uji (trial test
workpiece);
(6) Pembuatan produk dan inspeksi : melaksanakan pembuatan produk dan memeriksa
dimensi hasilnya.
Pada modul ini difokuskan pada langkah nomor 2 dan nomor 3, yaitu: penyiapan program
yang berisi pembuatan program CNC dengan memperhatian kondisi pemotongan: rpm,
kedalaman potong, dan gerak makan, kemudian dibuat program CNC. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka akan diuraikan materi tentang struktur program CNC, kode pemrograman
untuk mesin CNC, dan kode pemrograman untuk mesin frais CNC. Uraian akan disertai
dengan gambar dan contoh untuk mempermudah proses belajar mandiri.
https://www.youtube.com/watch?v=S82L5LCMAqQ
1. Struktur program dan kode pemrograman pada mesin bubut CNC
Sebuah program CNC terdiri dari beberapa baris program yang disusun sesuai
dengan langkah-langkah proses pemesinan. Satu baris (one block) terdiri dari kode-kode
yang terdiri dari satu atau lebih pengoperasian pemesinan secara berjajar. Nomer baris
digunakan untuk mengidentifikasi baris-baris program. Nama program (atau nama file)
digunakan untuk mengidentifikasi suatu program CNC. Setiap program CNC mempunyai satu
nama dan terdiri dari beberapa baris program. Pada mesin CNC dengan sistem kontrol CNC
Fanuc, nama program CNC untuk mesin bubut dan mesin frais memiliki format O-4digit angka,
misal : O0001, O0123, atau O0228.
1
Satu baris (one block) disusun sebagai berikut
Contoh program CNC dengan pemrograman CNC versi Fanuc OiT adalah sebagai berikut :
O0122;
N010G50S3000;
N020G96S200F0.2M4;
N030T0101M8;
N040G0X84.Z4.;
N050X77.;
N060G1Z-79.5;
N070X82.;
N080G0Z4.;
N081X0.;
N82G1Z0.;
N090X76.C1.5;
N100G1Z-80.;
N110X80.C1.;
N115 Z-85.;
N120G0X150.Z70.;
N130M5;
N140M9;
N150M30;
%
2
Kode pemrograman untuk mesin bubut CNC digunakan kode G dan kode M.
Kode G digunakan untuk kode gerakan alat potong (preparation function) dan kode M
digunakan untuk fungsi alat bantu (auxiliary function). Kode untuk parameter
pemotongan menggunakan kode S ( jumlah putaran spindel dengan satuan rpm atau
kecepatan potong dengan satuan m/menit ), dan F (kecepatan makan dengan satuan
mm/menit atau gerak makan dengan satuan mm/putaran). Nama pahat yang digunakan
menggunakan kode T.
Sistem koordinat yang digunakan pada mesin bubut CNC adalah sistem
koordinat kartesian dan sistem koordinat polar. Pada mesin bubut dengan sistem
koordinat kartesian, sumbu koordinat yang digunakan adalah sumbu X dan sumbu Z
(lihat gambar 4.1). Kedua sumbu koordinat tersebut dapat menghasilkan gerakan lurus
dan melingkar. Sumbu X pada arah melintang terhadap sumbu utama mesin,
sedangkan sumbu Z adalah sumbu utama mesin atau sumbu spindel. Sumbu yang
digunakan untuk sistem koordinat polar pada mesin bubut adalah sumbu X dan sumbu
C. Sumbu X melakukan gerakan linier, sedangkan sumbu C melakukan gerakan
melingkar. Pada pembahasan pemrograman mesin CNC pada modul ini akan
digunakan sistem koordinat kartesian.
Gambar 4.1. Sistem koordinat pada mesin bubut CNC. M adalah titik nol mesin
dan W adalah titik nol benda kerja.
Metode pemrograman yang digunakan pada mesin CNC ada dua yaitu:
(1) metode pemrograman absolut dan (2) metode pemrograman inkremental
(relatif). Pada metode pemrograman absolut, maka titik nol sumbu koordinat
berada pada satu tempat tertentu, misalnya di ujung benda kerja pada sumbunya,
sehingga gerakan mendekati benda kerja baik pada arah X dan Z bertanda
3
negatif, misal Z-60. Pada metode pemrograman inkremental, titik nol sumbu
koordinat pada ujung pahat, sehingga gerakan ke arah kiri dan bawah bertanda
negatif dan gerakan ke kanan dan ke atas bertanda positif terhadap posisi pahat.
Nama sumbu koordinat untuk metode pemrograman inkremental adalah sumbu
U (identik dengan sumbu X) dan sumbu W (identik dengan sumbu Z) , misalnya
gerakan interpolasi lurus ke atas 40 mm dan ke kiri 15 mm adalah G1 U40. W-15.
Pada koordinat absolut, nama sumbu adalah sumbu X sebagai diameter benda
kerja, dan sumbu Z adalah posisi jarak arah Z dari titik nol benda kerja W.
https://www.youtube.com/watch?v=AxyZVS3YdT4
https://www.youtube.com/watch?v=fTPluUa6be0
Berikut ini adalah tabel untuk kode G dan tabel untuk kode M yang dapat
digunakan untuk membuat program CNC. Format untuk kode G00, G01, G02, dan
G03 akan dibahas lebih detail karena berlaku untuk semua mesin CNC dengan
semua sistem kontrol CNC.
Tabel 4.1. Kode G, kelompok, dan Penjelasan untuk mesin bubut CNC
Kode G Kelompok Penjelasan
4
Kode G Kelompok Penjelasan
5
Kode G Kelompok Penjelasan
Kode G terdiri dari dua tipe, yaitu kode G satu kali (one shot G code) dan
kode G modal. Maksud istilah modal adalah kode yang ditulis akan tetap aktif
sampai dengan dibatalkan oleh kode program yang lain pada satu kelompok.
Misalnya G0 yang ditulis pada satu baris program akan tetap aktif sampai dengan
nomer baris berikutnya, sampai ada kode program yang membatalkan dari
kelompok yang sama pada baris berikutnya, misalnya G1, G2, atau G3.
Kode M pada program CNC dimaksudkan sebagai kode perintah bantu
(auxiliary) untuk fungsi mesin selain gerakan alat potong. Fungsi kode M sebagian
besar sebagai sakelar ON atau OFF untuk: putaran spindel, aliran cairan
pendingin, dan kode perintah sub program. Kode M yang sering digunakan adalah
seperti Tabel 4.2. Kode M pada program CNC dituliskan sesuai dengan yang ada
di tabel 4.2 tersebut tanpa diberi tambahan, misalnya M02, M05. Angka nol yang
tidak mengubah harga boleh tidak dituliskan, misalnya M2, M4, atau M5.
6
Tabel 4.2. Kode M dan deskripsinya
Kode M Deskripsi
M00 Putaran spindel berhenti sementara
M02 Program berakhir
M03 Putaran spindel searah jarum jam
M04 Putaran spindel berlawanan arah jarum jam
M05 Putaran spindel mati
M07 atau M08 Pendingin hidup/ On (udara bertekanan) atau cairan
pendingin
M09 Pendingin off
M30 Program selesai dan kembali ke awal
M98 Awal sub program
M99 Akhir sub program
Format program dan penjelasan untuk G0, G1, G2 dan G3 dapat dilihat juga pada
link video berikut: https://www.youtube.com/watch?v=vOXQWj_cRj8 dan
https://www.youtube.com/watch?v=ZgWYoFWTKJc )
Kode program G00, G01, G02 dan G03 merupakan kode gerakan alat
potong yang berlaku untuk semua sistem kontrol CNC (Emco, Fanuc, Sinumerik,
Mitsubhisi, GSK). Kode tersebut dapat juga ditulis G0, G1, G2 dan G3. Berikut ini
dipaparkan format program dan penjelasannya untuk empat kode G tersebut.
7
Gambar 4.2. Gerak cepat dari titik A menuju B dengan G0
Pada gambar di atas, misalnya bahan memiliki diameter 80, pahat dari A
(posisi diameter 130 mm, jarak dari ujung benda kerja 60 mm) menuju ke B
(diameter 86 mm, jarak 4 mm dari ujung benda kerja), maka baris programnya
adalah :
G0 X86. Z4.;
Atau bila menggunakan koordinat incremental:
G0 U-44. W-56.;
Bila menggunakan koordinat campuran absolut dan inkremental:
G0 X86. W-56.;.
8
Gambar 4.3. Gerak interpolasi lurus dari C ke D
Gerak interpolasi lurus adalah gerak lurus dengan gerak makan F.
Jangkauan harga F ditentukan oleh produsen mesin CNC (lihat manual mesin
untuk harga maksimal yang diperbolehkan). Satuan F bisa dengan mm/menit
apabila sebelumnya ditulis G98 atau mm/putaran bila sebelumnya ditulis G99.
Contoh gerak interpolasi lurus pada Gambar 4.3, gerak dari C menuju D adalah :
G01 X58. Z-75. F0.2; atau G01 U0. W-80. F0.2; atau
G01 U0. Z-75. F0.2; atau G01 X58. W-80. F0.2;
Gerakan alat potong untuk G0 dan G1 dapat berupa: (1) gerakan searah sumbu
Z apabila harga sumbu X tetap, (2) gerakan searah sumbu X apabila Z tetap, (3)
gerak interpolasi dua sumbu berupa gerapan miring/tirus apabila apabila harga X
dan Z berubah semua.
9
Gambar 4.4. Benda kerja contoh
O0023;
N 10 G50 S3000;
..............
...............
.............
N .... T0202;
N.... G97 S2000 M4 F0.1 M8;
N.... G0 X30. Z5.;
N.... Z0.;
N.... G1 X0. Z0.; (Facing)
N.... G1 X30.;
N.... G1 X30. Z-40.;
N.... G1 X36. Z-40.;
N.... G1 X36. Z-50.;
N.... G1 X54. Z-50.;
N.... G0 X.... Z ....
N ....
https://www.youtube.com/watch?v=S82L5LCMAqQ
https://www.youtube.com/watch?v=fD4OMlP7j1U
https://www.youtube.com/watch?v=ZuYlxfDZdFc
https://www.youtube.com/watch?v=joAf-fZ96YQ
Format:
10
lengkungan terhadap pusat lingkaran. Selain menunjukkan radius yang dibuat,
gerak interpolasi melingkar dapat juga diberi masukan posisi mulai membuat
lengkungan terhadap titik pusat lingkaran dengan nama koordinat I,dan K. I
adalah jarak antara titik awal gerak melingkar ke pusat lingkaran pada arah
sumbu X, dan K adalah jarak antara titik awal gerak melingkar ke pusat
lingkaran pada arah sumbu Z (lihat Gambar….). Kode G2 dapat juga
menggunakan koordinat incremental dengan format :
G2 U… W… R atau
G2 U… W… I… K…
11
Gambar 4.6. Gerak interpolasi melingkar G3
12
N20 G50 S2500 T0202;
N30 G96 S180 M04 M08 F80;
N40 G42 G0 X35. Z2.;
N50 G1 Z-20.;
N60 G2 X67. Z-36. R16.;
N70 G1 X68.0;
N80 G3 X100. Z-52. R16.;
N90 G01 Z-82.;
N100 G40 G00 X160. Z80.;
N110 M5 M9;
N120 M30;
https://www.youtube.com/watch?v=wrqv3TaSPQk
https://www.youtube.com/watch?v=KRQ3VtjdWlo
Gerakan alat potong pada mesin frais CNC berdasarkan sistem koordinat
kartesian tiga sumbu. Sistem koordinat yang digunakan pada mesin frais CNC
adalah sistem koordinat segi empat (rectangular coordinate systems) dengan
aturan tangan kanan seperti terlihat pada Gambar 4.8 dan sistem koordinat polar.
Sumbu koordinat untuk sistem koordinat kartesian yang digunakan pada mesin
frais CNC adalah sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Sistem koordinat ini berfungsi
untuk mendeskripsikan tujuan gerakan alat potong terhadap benda kerja yang
menggunakan sistem koordinat mesin atau sistem koordinat benda kerja.
Gambar 4.8. Tata nama sumbu koordinat dan arah sumbu X, sumbu Y, dan
sumbu Z (https://www.youtube.com/watch?v=AKwlzIJG5lo )
13
Titik akhir harga koordinat dapat juga menggunakan koordinat polar.
Sistem koordinat polar yang digunakan menggunakan radius dan sudut. Radius
adalah jarak antara titik asal dan titik yang dimaksud. Sudut menggunakan acuan
nol derajad pada posisi jam 3 dengan arah positif berlawanan arah jarum jam.
Baik radius maupun sudut dapat diprogram secara absolut atau incremental (G90
atau G91). Radius pada koordinat polar pada baris program ditulis X dan sudut
ditulis Y.
Kode program yang digunakan pada mesin frais CNC identik dengan yang
digunakan pada mesin bubut CNC. Kode G0, G1, G2, dan G3 memiliki arti yang
sama dengan pada mesin bubut, akan tetapi pada mesin frais menggunakan tiga
sumbu koordinat. Daftar kode G yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Kode M yang digunakan sama dengan kode M yang ada pada Tabel 4.2.
Tabel 4.3. Deskripsi kode G, kelompok dan penjelasan untuk mesin frais CNC
14
Kode G Kelompok Penjelasan
G81 Siklus gurdi, senter bor (Drilling cycle, spot boring cycle)
15
Kode G Kelompok Penjelasan
https://www.youtube.com/watch?v=EI2inCb0Wfs
Format kode G00, G01, G02 dan G03 untuk mesin frais CNC
Kode G00, G01, G02 dan G03 pada mesin frais CNC sama dengan kode
program di mesin bubut CNC. Perbedaannya adalah pada koordinat yang dituju,
yaitu tiga buah sumbu: X,Y,Z. Berikut dipaparkan format kode G tersebut.
16
Gambar 4.9. Gerak Cepat dengan Menggunakan Perintah G0
https://www.youtube.com/watch?v=hEhtUZJ7kbc
Fungsi dari perintah G1 adalah menggerakkan alat potong dari titik awal
menuju titik akhir dengan gerak lurus. Kecepatan gerak makan ditentukan dengan
F. Semua sumbu dapat bergerak bersama untuk menuju titik yang diprogramkan
(lihat gambar 4.10). Perintah G1 tetap aktif sebelum dibatalkan oleh perintah dari
kelompok yang sama (G0, G2, atau G3).
Format:
N… G1 X… Y… Z… F… atau N… G1 U… V… F…
Keterangan :
X,Y,Z : posisi titik koordinat yang dituju
F : gerak makan
Contoh penggunaan G0 dan G1 :
N... G0 X20. Y40. Z2.;
N... G1 Z-10. F20. ; berarti alat potong bergerak lurus menuju Z-10
17
N... G1 X40. Y48. Z-12. ; berarti alat potong menuju (40,48,-12)
N...
Contoh :
18
Program CNC tersebut di atas menggunakan satu alat potong.
Pemanggilan alat potong menggunakan kode M6 T1. Gerakan alat potong pada
satu titik koordinat memperhitungkan radius alat potong yang digunakan,
sehingga menggunakan kode kompensasi radius alat potong (G42 dan G40).
Kompensasi panjang alat potong menggunakan kode G43 H1. Pembahasan
mengenai kompensasi radius dan panjang alat potong dapat dilihat di :
(1) https://www.youtube.com/watch?v=cpdwhIC9bUg
(2) https://www.youtube.com/watch?v=MW0WfKkreHs .
19
Gambar 4.12. Gerak alat potong searah jarum jam pada bidang XY
d. G41, G42, dan G43 (kompensasi radius alat potong kiri/kanan dan
kompensasi panjang alat potong)
Kompensasi radius alat potong akan aktif apabila ditulis G41/G42. G41
adalah kompensasi radius kiri, sedangkan G42 adalah kompensasi radius kanan.
G40 adalah pembatalan kompensasi radius atau tanpa kompensasi. Kompensasi
radius kanan adalah apabila alat potong bergeser ke bagian kanan garis kontur
yang dituju sejauh radius alat potong (lihat gambar 4.14.). Untuk mengidentifikasi
arah kompensasi, maka pandangan kita searah dengan arah gerakan alat potong.
Kompensasi radius kiri adalah apabila alat potong bergeser ke bagian kiri garis
kontur yang dituju sejauh radius alat potong.
Contoh penggunaan :
N.. M6 T1
N... G0 X... Y... Z...
N... G42 D1 ; berarti kompensasi radius alat potong kanan diaktifkan
N... G1 X... Y...
N... G40 ; berarti kompensasi dibatalkan.
20
Kompensasi panjang alat potong menggunakan kode G43. Kode ini harus
ditulis sesudah mengganti alat potong karena pada kenyataannya alat potong
yang digunakan panjangnya berbeda-beda.
Contoh penggunaan :
N…. G54;
N…. M6 T3;
N…. G0 G43 H3 X20. Y20. Z10.;
N…. G0 Z…;
Keterangan : H adalah panjang alat potong (lihat gambar 4.15).
21
Contoh penggunaan G0, G1, G2 dengan menggunakan juga G42, G43, dan
G40
Dibuat program CNC untuk benda kerja seperti pada gambar di bawah.
Kedalaman kontur tepi 2 mm. Material benda kerja Alluminum dan material
endmill adalah HSS. Diameter alat potong yang digunakan T1 memiliki diameter
16 mm (proses roughing), dan T2 memiliki diameter 12 mm (proses finishing).
22
Program CNC
O0011;
N10 G54;
N20 M6 T1;
N30 M3 S2000 F80 M8;
N40 G43 H1;
N50 G0 X-20. Y-20. Z5.;
N60 G1 Z-2.
N70 G42 D1
N80 G1 X8. Y8.;
N90 X52.;
N100 Y52.;
N110 X8.;
N120 Y-16.;
N130 G0 X-20. Y-20. ;
N140 G40;
N150 Z15.;
N160 M5;
N170 M6 T2;
N180 M3 S2500 F120;
N190 G43 H2;
N200 G0 X-15. Y-15. Z5.;
N210 Z-2.;
N220 G41 D2;
N220 G1 X10. Y16. ;
N230 Y34.;
N240 G2 X16. Y40. I6. J0.;
N250 G1 X34.;
N260 G2 X40. Y34. I0. J-6.;
N270 G1 Y16.;
N280 G2 X34. Y10. I-6. J0.;
N290 G1 X16.;
N300 G2 X10. Y16. I0. J6.;
N310 G1 Y20.;
N320 X-20.;
N330 G0 X-22. Y-22. G40;
N340 Z20.;
N350 M5 M9;
N360 M30;
23
Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul tentang teknik pemesinan CNC. Dengan
demikian maka peserta dapat mencoba untuk membuat program CNC sendiri. Ringkasan dari
kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut:
1. Mesin perkakas dapat dioperasikan dengan menggunakan sistem kontrol CNC melalui
program CNC yang disusun sesuai langkah kerja yang direncanakan
2. Struktur program CNC adalah : nama program, baris program yang terdiri dari perintah
kode G dan Kode M dan perintah parameter mesin. Tiap baris terdiri dari nomer baris,
kode G, kode M, koordinat tujuan, gerak makan dan akhir baris (EOB).
3. Kode G sebagai dasar untuk gerakan alat potong ada dua yaitu gerak lurus dan gerak
melingkar. Gerak lurus terdiri dari dua yaitu: gerak cepat (G00) dan interpolasi lurus
(G1). Gerak melingkar terdiri dari dua yaitu: gerak searah jarum jam (G02), dan gerak
berlawanan arah jarum jam (G03).
24