Anda di halaman 1dari 62

BUKU INFORMASI

MELAKSANAKAN PENGELASAN
G.452010.009.02

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 1


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------- 3
A. Tujuan Umum --------------------------------------------------------------------- 3
B. Tujuan Khusus -------------------------------------------------------------------- 3
BAB II MENYIAPKAN BAGIAN YANG AKAN DI LAS, DIPANASKAN, DIPOTONG
DAN DI SOLDER ----------------------------------------------------------------------- 4
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan bagian yang akan di
las, dipanaskan, dipotong dan di solder. -------------------------------------- 4
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan bagian yang akan di
las, dipanaskan, dipotong dan di solder --------------------------------------- 10
C. Sikap Yang Diperlukan Dalam Menyiapkan bagian yang akan di las,
dipanaskan, dipotong dan di solder -------------------------------------------- 10
BAB III MENYIAPKAN PERALATAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN ---------- 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan
Perlengkapan yang Digunakan ------------------------------------------------- 12
B. Keterampilan yang Diperlukan Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan
Perlengkapan yang Digunakan ------------------------------------------------- 18
C. Sikap Kerja yang Diperlukan Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan
Perlengkapan yang Digunakan ------------------------------------------------- 18
BAB IV MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS ACETYLENE - 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Acetylene -------------------------------------------- 12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Acetylene -------------------------------------------- 18
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Acetylene --------------------------------------------- 18
BAB V MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS ELEKTRODA - 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Elektroda --------------------------------------------- 12

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 1 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Pengelasan dengan Las Elektroda ---------------------------------------------- 18
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Elektroda --------------------------------------------- 18
BAB VI MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS CO2 ----------- 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las CO2 ---------------------------------------------------- 12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las CO2 ---------------------------------------------------- 18
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las CO2 --------------------------------------------------- 18
BAB VII MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENYAMBUNGAN DENGAN SOLDER
KERAS ( BRAZING ) ------------------------------------------------------------------ 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Penyambungan Dengan Solder Keras ( Brazing ) --------------------------- 12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Penyambungan Dengan Solder Keras ( Brazing ) --------------------------- 18
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Penyambungan Dengan Solder Keras ( Brazing ) --------------------------- 18
BAB VIII MELAPORKAN HASIL PEKERJAAN REPARASI -------------------------------- 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan
Reparasi --------------------------------------------------------------------------- 12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan
Reparasi --------------------------------------------------------------------------- 18
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan
Reparasi --------------------------------------------------------------------------- 18

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 2 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 59


A. Dasar Perundang-undangan ---------------------------------------------------- 59
B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 58
C. Majalah atau Buletin -------------------------------------------------------------- 59
D. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 59
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 60
A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 60
B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 60
LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------------------- 60
Lampiran 1 Contoh Kuesioner ------------------------------------------------------- 60
DAFTAR PENYUSUN ----------------------------------------------------------------------------- 61

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 3 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menetapkan
kerusakan badan kendaraan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menetapkan
kerusakan badan kendaraan guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan bagian yang akan di las, dipanaskan, dipotong dan di solder.

2. Menyiapkan Peralatan Perlengkapan yang Digunakan

3. Melaksanakan Pekerjaan Pengelasan dengan Las Acetylene

4. Melaksanakan Pekerjaan Pengelasan dengan Las Elektroda

5. Melaksanakan Pekerjaan Pengelasan dengan Las CO2

6. Melaksanakan Pekerjaan Penyambungan Dengan Solder Keras ( Brazing )

7. Melaporkan Hasil Pekerjaan Reparasi

BAB II
MENYIAPKAN BAGIAN YANG AKAN DI LAS,DIPANASKAN,DIPOTONG
DAN DISOLDER

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 4 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan bagian yang akan di


las, dipanaskan, dipotong dan di solder.
Kondisi Logam Dasar
Logam dasar dapat menyebabkan
problem bila ada celah (gaps) diantara
logam-logam atau bila permukaan-
permukaannya dilapisi sesuatu. Tentu
saja bila logam-logam dasar tidak kontak
satu sama lain ketika tekanan
dipergunakan maka arus tidak akan
mengalir dan pengelasan tidak akan
dihasilkan. Bahkan, walaupun permukaan-
permukaan dihubungkan satu sama lain,
tapi jika area permukaan terlalu sempit,
maka kekuatan las yang sebenarnya tidak
dapat dicapai. Konsep kebersihan juga
dapat diterapkan pada kondisi logam
dasar. Bila area-area dimana ujung-ujung
elektroda berkontak, atau dimana logam-
logam dasar berkontak satu denga yang
lain ternyata dilapisi/ditutupi dengan cat,
karat, kotoran, dan lain-lain, maka
penghantaran sejumlah aliran listrik tidak
dapat berlangsung dan kekuatan las yang
sebenarnya tidak tercapai.

Proses pengelasan Las titik diuraikan dibawah ini:

(1) Kupas Lapisan cat


Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 5 dari 61
Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(1) Melepaskan lapisan cat


Lapisan cat harus dikupas dari area yang akan dilas untuk pengaliran arus las menembus
panel-panel.

(2) Pemberian perapatan (sealer)


Permukaan-permukaan sambungan dari panel-panel harus menjalani perlakuan anti
karat, karena sambungan tersebut tidak dapat di cat setelah pengelasan.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 6 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(1) Bersihkan/tiup partikel-partikel pasir.

(2) Basahkan lap dengan larutan pembuang


lemak (degreasing solvent)
(3) Bersihkan permukaan sekali lagi
menggunakan lap kering untuk melepaskan
minyak sebelum permukaan mengering.

(4) Oleskan bahan perapat las titik pada


permukaan logam.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 7 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(3) Memposisikan Panel


Posisikan kedua panel bersamaan, dan satukan (fixed) keduanya dengan menggunakan
ragum pemegang (vise grips).

Referensi:
Dalam reparasi body pada sebuah kendaraan, posisi panel
ditentukan dengan pengukuran jarak panel (fit) terhadap panel-panel
yang lain.

(4) Siapkan Perlengkapan Pengelasan

1) Pilihlah lengan las dengan panjang dan bentuk yang dapat dengan tepat
menekan panel-panel bersama dengan ujung elektrodanya.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 8 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

2) Menyetel ujung elektroda


Kedua ujung elektroda harus tepat berhadapan satu dengan yang lain dalam satu
sumbu saat menekan penel-panel secara bersamaan.

Ujung-ujung elektroda harus dijaga kehalusan dan kebersihannya untuk memperoleh


kekuatan las yang seharusnya.

(1) Periksalah kondisi ujung-ujung


elektroda.

(2) Bila kondisi tidak baik, grindalah ujung-


ujung tersebut ( lihat hal 6).

(3) Kikirlah permukaan ujung yang datar.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 9 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(5). Siapkan Kondisi Pengelasan


Tiga parameter penting yang harus disetel pada perangkat las yaitu tekanan, arus
las dan tempo pengelasan. Kekuatan pengelasan yang tepat dapat dicapai bila
perangkat las disiapkan dengan benar.

Pendek (Benar) Panjang

1) Arus dan Tempo Pengelasan


Arus dan tempo pengelasan harus disetel sesuai bahan dan ketebalan dari panel-
panel, berdasarkan pada panduan pengoperasian paerangkat las.

Kecil (Benar) Banyak


Waktu Pengelasan

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 10 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

2) Pemeriksaan Kondisi Pengelasan


(1) Las Panel contoh, yang bahan dan
ketebalannya sama dengan panel yang
akan dilas.

(2) Puntir panel-panel contoh untuk


mematahkannya pada lassannya.

(6). Pengelasan
1). Sudut (Angel)
Sudut ujung-ujung elektroda yang berhubungan dengan permukaan panel harus
ditahan pada sudut 90⁰ .

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 11 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

2) Faktor-faktor Dalam Las Titik Bersambungan (Continuous Spot Welding)


Tiga faktor penting dalam las titik bersambungan adalah jarak tempu las (weld pitch),

jarak samping/sisi marginal dan pendingin ujung lengan las.

1) Jarak Kampuh Las (Weld Pitch).

Jarak kampuh las harus dijaga pada jarak tertentu (lihat hal 7).

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 12 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

2) Marginal (Jarak Sisi)

Marginal harus dipertahankan paad jarak tertentu. (lihat hal 7).

(3) Pendingin Ujung Elektroda (Trip Cooling)


Las Titik menyambung panel-panel dengan menggunakan panas dari tahanan listrik
antara panel-panel. Panas dipindahkan dan bertambah /terakumulasi di ujung-ujung
elektroda dan lengan las (welding arm) setelah mengelas beberapa titik terus
menerus.

Saat temepratur di ujung meningkat, arus las menurun atau ujung-ujung rusak lebih cepat.
Sebagai akibatnya, adalah sukar memperoleh gumpalan/kampuh (nugget) yang baik.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 13 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

7) Pemeriksaan Mutu (Quality)


1) Pemeriksaan Tampilan
1) Amatilah Tampilan gumpalan/nugget
(kampuh).
2) Perkiraan kepaduan dari las-lasan.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 14 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

2) Pemeriksaan dengan pembukaan lokal/pengrusak.


(1) Palu sebuah alat pada lokasi titik las.
Bila gumpalam/nugget tidak terlepas berarti
las-lasan baik.

(2) Perbaiki kembali bagian yang dibuka


tadi.

Referensi:
Pemeriksaan dengan pembukaan disarankan kapanpun alat pengelasan
telah diganti, atau saat penyatuan panel baru yang dilas titik untuk yang
pertama kali.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan bagian yang akan di


las, dipanaskan, dipotong dan di solder Menyimpan data-data sesuai
prosedur
1. Menyiapkan panel yang akan di las
2. Mengidentifikasi jenis bahan panel yang akan dilas
3. Membersihkan panel dari karat dan kotoran
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan bagian yang akan di
las, dipanaskan, dipotong dan di solder
1. Harus dilakukan dengan cermat
2. Harus dilakukan dengan teliti

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 15 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

BAB III
MENYIAPKAN PERALATAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN
B. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan yang
Digunakan.
Nama BOR – ANGIN (AIR DRILL)

Kegunaan Digunakan untuk mengebor lubang-lubang


kedalam panel-panel dengan memasang
sebuah bor.
 Apakah pekerjaan menyangkut
pemotongan atau pengeboran pistolnya
didisain agar memudahkan operator
menggunakan tenaga dengan mudah dan
secara efisien tanpa menyebabkan
kelelahan.
 Lubang keluaran (exhaust port) disediakan
pada bagian belakang pegangan untuk
mencegah geram beterbangan.
Karakteristik

 Sarung tangan bekerja dari katun jangan


dikenakan pada saat mengebor.
Bor angin
RPM Maximum 1,800~2,00rpm

Recommended 490~686 kPa


Air Pressure (5,0~7.0
kgf/cm²,71~100
psi)

Nama Alat Pelubang (HOLE PUNCHER)

Kegunaan Digunakan untuk mencetak lubang yang


diperlukan dalam las sumbat (plug welding).

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 16 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

 Diameter lubang yang dipersiapkan


sesuai untuk las sumbat panel-panel
yang tipis.
 Lubang yang dibuat oleh alat pelubang
ini dapat digunakan sebagai lubang
Karakteristik

pemandu (pilot hole) untuk bor yang


lebih besar yang akan dibutuhkan saat
pengelasan panel-panel yang lebih
tebal.
Diameter Lubang 5mm(0.20in)

Tebal panel 1.6mm(0.06in)


maksimum

Nama TANG JEPIT (VISE GRIP)


Kegunaan Digunakan untuk perakitan panel-panel dan
bagian konstruksi rangka (members) untuk
menekan panel dan bagiannya serempak pada
las sumbat (plug welding).
 Dimensi rahang ragum (jaw) (untuk
menyesuaikan dengan ketebalan alat
penjepit) dan tekanan jepitan dapat
dengan mudah dirubah-rubah.
 Kerusakan pada panel-panel dijaga
sampai keminimum.
Karakteristik

Nama PERLENGKAPAN LAS TITIK (SPOT WELDER)

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 17 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Kegunaan Digunakan untuk mengelas panel-panel.

 Termasuk kategori las tekan tahanan


listrik.
 Hanya memerlukan sedikit atau tanpa
pengalaman mengoperasikanya dan
mampu beroperasi dengan efisiensi yang
Karakteristik

tinggi.

PERANGKAT LAS CO2-MIG (CO2 WELDER)


Nama
Digunakan untuk pengelasan semua bahan-
bahan dari baja dan termasuk panel-
Kegunaan
panel dan rangka-rangka konstruksi.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 18 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Termasuk kategori las busur lebur


(fusion arc welding).
 Menghasi lasan yang baik dengan
mencegah panel dari oksidasi dan
nitridasi melalui penggunaan gas perisai
(shielded gas).
 Sedikit atau tanpa pengalaman sama
sekali untuk mengoprasikannya.
 Menyajikan jangkauan pemakaian yang
Karakteristik

luas dari panel tipis sampai panel tebal,


dengan menukar-nukar diameter kawat
dan kuat arus.
Sumber daya Tiga fase

Arus sekunder 20~160A

Tegangan Beberapa puluhan DC


Sekunder Volt

Rentang aliran 10~15 /min (10.6~15.9


gas Usqts/min,8.8~13.21
mp.qts/min

Nama AIR CHUCK GRINDER

Kegunaan Digunakan untuk melepaskan lapisan


tipis cat dari suatu area yang akan dilas
dengan memasang sebuah roda grindra.
Digunakan untuk penghalusan suatu
permukaan yang telah dilas dengan
memasang sebuah roda grinda.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 19 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

 Hanya memerlukan upaya ringan


untuk mengoperasikannya karena
bentuk yang ringkas/compact dan
tidak berat.
 Khususnya cocok untuk
menggerinda area-area yang dilas
CO₂-MIG.
Air Chuck Grinder
Maksimum 20.000 rpm
Karakteristik

RPM
Tekanan 490~689 kPa (5.0~7.0
udara yang kgf/cm2,71~100 psi)
dianjurkan

Roda Grinda
Outer Diameter 49 mm (1.93 in)

Ketebalan 8.0 mm (0.31 in)

Besar 25 mm (0.98 in)


Penggunaan Until the edge of the
label)

Nama MESIN GERINDA SABUK ( BELT SANDER )

Kegunaan Digunakan untuk melepaskan lapisan


tipis cat dari suatu area yang akan dilas.
Digunakan untuk menghaluskan
permukaan setelah dilas.
 Cocok untuk penggunaan diarea
dimana piringan grinda tidak dapat
menjangkaunya, seperti pada ruang
yang sempit atau dalam.
 Bagian yang dilas dapat menjadi
massa (ground) pada permukaan
yang halus karena area yang
menempel lebih luas.

Kecepatan Ban 2,000~2,500 m/min


Karakteristik

(6,560~8,200
ft/min)

Tekanan udara 490~686 kPa


yang (5.0~7.0
direkomendasi kgf/cm2,71~100
psi)

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 20 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Nama GERINDA PIRINGAN/CAKRAM (AIR DISC GRINDER)

Kegunaan Digunakan untuk menggrinda permukaan


logam setelah pengelasan.
Karakteristik 
Menjadi berkurang kelelahan bagi
operator karena beratnya yang ringan
dan ringkas (compact).
 Roda grinda mengasah logam dengan
halus tanpa memakan/menggerek
kedalam bahan yang tidak dikehendaki
terjadi.
 Menjamin keselamatan melalui
penggunaan sebuah pengatur /regulator
(governor) yang membatasi kecepatan
rotasi maksimum penggerindaan.
Grinda Cakram Orisinil Toyota
Maximum RPM 13,000 rpm

Recommended Air 490~686 kPa


Pressure (5.0~7.0 kgf/cm2,
71~100 psi)

Roda Grinda Orisinil Toyota


Outer Diameter 100mm (3.94 in)

Thickness 2.0 mm (0.08 in)

Use limit 80 mm (3.1 in)


(until the edge of the label)

Use Angel 10~30⁰

Nama SEALER LAS TITIK

Kegunaan Digunakan untuk mencegah karat pada (Contoh Pemakaian)


permukaan diantara tiap panel yang akan
di las.
 Bahan ini bersifat menghantar listrik
Karakteristik

setelah kering sentuh las titik atau las


sumbat dapat dilaksanakan.
 Karena bahan ini adalah cat larutan
air, maka aman terhadap api.
 Dapat dipakai dengan sebuah
sikat/kuas.
 Spot sealer (08839 – 00070)

C. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan yang


Digunakan

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 21 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

1. Menyiapkan peralatan dan Perlengkapan Las


2. melakukan pengecekan peralatan Las
D. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan yang
Digunakan
3. Harus dilakukan dengan cermat
4. Harus dilakukan dengan teliti

BAB IV
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS ACETYLENE
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Acetylene.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 22 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

TEORI DASAR OXY-ACETYLENE


Pengelasan Oxy-Acetetylene

DICAMPUR DENGAN
PERBANDINGAN API
TERTENTU

Acetylene adalah gas tidak berwarna

Sangat berbau (berbau tajam)

Memiliki komposisi hidrogen (7,7%) dan karbon


(92,3%)
2

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 23 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

MUDAH MELEDAK
PADA 15 psi (1,05
kg/cm2)

Jauhkan dari
tembaga, perak dan
mercury, karena dapat
meledak

Oksigen di simpan dalam tabung

Tekanan O2 dalam tabung 2000 psi - 2640 psig


(13790 kPa -18202 kPa)

suhu yang lebih rendah dari -297oF (-183oC)


oksigen tetap cair

Pada suhu -297oF (-183oC) terjadi proses


penguapan O2
4

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 24 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

REAKSI KIMIA

Secara Teoritis

C2H2 + 2,5O2 → 2CO2 + H2O

Kenyataan
C2H2 + 2,5O2 → 2CO2 + H2O
2 CO + ¾ H2 + 1,5 O2 → 2 CO2 + H2O

Bentuk-Bentuk Nyala Api

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 25 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Bentuk-Bentuk Nyala Api

Macam-macam Nyala Api

Karburasi

Nyala Api Oksidasi

Netral
8

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 26 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Macam-macam Nyala Api

Api Karburasi

Dihasilkan oleh campuran terlalu banyak acetylene atau kekurangan


oksigen

Cocok untuk mengelas baja lunak kadar karbon rendah, mengelas


permukaan, membrasing, menyoldir dan las alumunium

Macam-macam Nyala Api

Bentuk Nyala Karburasi

10

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 27 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Macam-macam Nyala Api

Nyala Oksidasi

Terlalu banyak oksigen atau kekurangan acetylene

Api inti berbentuk runcing dan pendek.


Api acetylene hampir tidak terlihat, dan lidah apinya
pendek.

Cocok digunakan untuk pengerjaan pemotongan


logam

11

Macam-macam Nyala Api

Bentuk Nyala Oksidasi

12

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 28 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Macam-macam Nyala Api

Nyala Netral

Dihasilkan oleh campuran seimbang, 1 : 1 antara


oksigen dan acetylene

Tidak mempunyai api acetylene, tidak berjelaga, tidak


berdesis tetapi ujungnya tidak runcin

Tidak bisa mengelas bahan tertentu yang sensitif


terhadap gas acetylene atau gas hasil reaksinya dengan
oksigen, misalnya titanium.

13

Macam-macam Nyala Api

Bentuk Nyala Netral

14

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 29 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

1. Generator 5. Manometer

2. Tabung Acetylene
6. Selang acetylene dan oksigen

3. Tabung Oksigen 7. Brander

4. Regulator

15

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

1. Generator

Digunakan untuk memproduksi gas


acetylene dengan bahan baku calcium
carbide yang direaksikan dengan air.

16

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 30 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

2. Tabung Acetylene

Menampung gas acetylene yang diproduksi


oleh pabrik

17

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

3. Tabung Oksigen

Oksigen bertekan tinggi sangat mudah bereaksi


dengan minyak atau oli, sehingga peralatan tidak boleh
dilumasi

18

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 31 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

4. Regulator

Regulator Acetylene

Regulator berfungsi mengatur


tekanan gas agar tekann relatif
stabil saat pengelasan
berlangsung, walupun ada
penurunan tekanan dalam
tabung

Regulator Oksigen

19

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

5. Manometer

Manometer merupakan alat untuk


mengukur tekanan gas, yang masuk ke
regulator (tekanan di dalam tabung) dan
tekanan yang akan keluar dari regulator
(tekanan kerja)

20

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 32 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

6. Selang acetylene dan oksigen

Dianjurkan memakai selang


dengan kapasitas 28 kg/cm2

21

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

7. Brander

berfungsi untuk mencampur oksigen dengan gas bahan


bakar dan membakarnya serta untuk mengarahkan api
yang dihasilkan

22

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 33 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

PERALATAN LAS OKSIASITELIN

Penampang brender

23

TEKNIK AYUNAN NOZZLE

A. Ayunan melingkar

B. Ayunan segitiga/zig-zag

C. Ayunan trapesium

24

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 34 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

TEKNIK AYUNAN NOZZLE

D. Ayunan “l ”

E. Ayunan “e ”

F. Ayunan “i ”

25

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Pengelasan dengan Las Acetylene.
1. Membuat berbagai jenis nyala api ( api karburasi, api oksidasi dan api
netral )
2. Melakukan pemanasan dengan las acetylene
3. Melakukan pengelasan dengan las acetylene
4. Melakukan pemotongan plat dengan las acetylene
c. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan Pengelasan
dengan Las Acetylene.
5. Harus dilakukan dengan cermat
6. Harus dilakukan dengan teliti

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 35 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

BAB V
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS ELEKTRODA
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Elektroda.

POKOK-POKOK PENGELASAN

Metode penyambungan lempengan lembaran


logam dapat dibagi sacara garis besar
menjadi dua metode-mekanis dan metalurgis.
Pengelasan adalah penyambungan type
metalurgis dimana bagian-bagian yang
disambung dipanaskan dan melebur bersama
untuk membentuk bangun suatu bentuk yang
dimaksudkan.
1. TYPE-TYPE PENGELASAN
Pengelasan pada umumnya dibagi kedalam
tiga type: Las Teken, las lebur, dan las
kuningan /solder (pressure, fusion and braze
welding). Masing-masing type ini lebih lanjut
dibagi lagi menjadi macam-macam metode
seperti disebutkan dibawah ini.

(1) Las Teken (Pressure Welding)


Dalam metode ini, panas diberikan pada lempengan logam dan menjadi lunak, tekanan
dilakukan untuk menyambung lempengan /pelat bersamaan, satu type dari las teken
adalah las tahanan listrik, yang sangat diperlukan dalam pabrik peralihan dan reparasi
kendaraan-kendaraan.
(2) Las Lebur ( Fusion Welding)
Dalam metode ini, lempengan /pelat logam yang akan disambung dipanaskan dahulu
sampai lebur/lumer bersamaan tanpa ada sedikitpun menggunakan tekanan. Metode
pemanasan yang dipergunakan adalah busur cahaya dan gas (arc and gas welding).
(3) Las Kuningan /Solder (Braze Welding)
Sebagai ganti peleburan lempengan logam dengan melumerkannya, metode ini
mencakup penyambungan pelat logam dengan meleburkan (melting) suatu logam
(logam pengisi) yang titik leburnya lebih rendah. Metode ini disebut las kuningan lunak
atau las kuningan keras *1 tergantung pada suhu logam pengisi yang digunakan.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 36 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Las
LasListrik
Listrik(spot
(spot welding)
welding)
Las tahanan Listrik Las proyeksi
Las Ultrasonik Las lipatan
Las Tekan Las friksi/gesek Las busur perisai logam
Las tekaan Gas Las busur bawah/dalam air
Las tekanan Eksplos CO2
CO2(Carbondioksida)
(Cabondioksida)arcarc welding
welding
Las MAG (Metal aktif gas)
Las MAG (Metal aktif gas)
Las MIG (Metal inert gas)
LasTIG
Las MIG(tungsten
(Metal inert gas)gas)
inert
Las Busur Las Atom Hidrogen
Las Plasma
LAS-an Las Lebur Las Pancaran Berkas Elektron
Las endapan Elektro
Las Otogen
Las Gas
Las Gas Latus
Brazing Lunak (solder)
Las Kuningan
BrazingKeras
Brazing Keras (dengan
(dengankuningan
kuningandll)
dll)

: Banyak digunakan untuk reparasi body.

*1 :Disebut: “kuningan lunak jika titik lebur bahan logam pengisi yang dipakai
dibawah suhu 450º C (840 ºF), dan “kuningan keras” jika suhu tersebut lebih
dari 450 ºC (840 ºF).

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 37 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

2. KARAKTERISTIK PENGELASAN
Pengelasan banyak digunakan dalam prakteknya disemua industri dan juga menjadi
sangat diperlukan pada reparasi body kendaraan. Karakteristik utama pengelasan
diperlihatkan dibawah ini:
1. Mampu mengerjakan potongan atau satuan dari macam-macam bentuk
dan membangun bentuk tersebut menjadi sambungan yang kokoh dan
terpadu dengan baik.
2. Berat dikurangi.
3. Membentuk kerapatan terhadap udara dan air yang tinggi.
4. Meningkatkan efisiensi produksi.
5. Kekuatan sambungan dipengaruhi oleh keahlian diri si pengelas.
6. Panel-panel disekeliling akan menjadi rusak bila terlalu banyak panas
yang digunakan.

3. PENGELASAN UNTUK BODY KENDARAAN


Kekuatan dan ketahanan (durability) yang diperlukan dari bagian body akan berbeda
sesuai dengan lokasi bagian tersebut. Saat perakitan body di pabrik pembuatan, suatu
metoda pengelasan yang paling sesuai dipilih berdasarkan pada area, tujuannya, bentuk
dan ketebalan panel. Ilustrasi dibawah ini diperlukan macam-macam metoda pengelasan
yang digunakan oleh pabrik pembuat kendaraan.
Dalam reparasi body, metode/pengelasan yang cocok harus juga digunakan sehingga
kekuatan body yang sebenarnya (original) dan ketahanan tidak akan berkurang. Untuk
memenuhi ini, berikut adalah persyaratan pokok yang harus diamati:
1. Metode pengelasan haruslah Las Titik, Las Busur CO2 atau Las MIG
(MIG=Metal Inert Gas)
2. Brazing tidak boleh dilaksanakan pada area-area lainnya yang
diinstruksikan oleh pabrik kendaraan.
3. Las Oxy acetylene tifak boleh digunakan.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 38 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

LAS TTITK (SPOT WELDING)

1. PRINSIP DAN KARAKTERISTIK


Las titik adalah suaty type dari las tahanan listrik yang termasuk kategori las tekan.
Prinsip dasarnya adalah mengelas dengan menggunakan tekanan pada tumpukan logam
dasar yang telah dijepit antara dua elektroda. Arus listrik yang besar dipakai , dan panas
yang dihasilkan (resultant heat) yang ditimbulkan oleh listrik diarea menyebabkan area-
area sambungan melebur. Untuk melumerkan logam-logam secara bersamaan, tekanan
diperlukan untuk menahan logam tersebut. Las listrik mempunyai tiga proses: Penekanan
arus, arus listrik, penahanan

Saat yang mengalir arus listrik besar di area


konsentrasi, ujung-ujung elektroda, diberikan
tekanan menyebabkan permukaannya saling
berhubungan.

Arus listrik yang besar disalurkan pada ujung-


ujung elektroda, dan saat aliran listrik menembus
dua pelat logam dasar tersebut, panas joule
(joule heat*1) terjadi diarea sambungan (dimana
tahanan paling besar) menyebabkan suhu diarea
tersebut naik dengan segera.

Dengan melanjutkan penggunaan arus listrik ,


area sambungan dari logam dasar melumer dan
melebur bersama, sebagai penekanan
digunakan ujung-ujung elektroda.

Ketika arus listrik dihentikan area yang dilas


bertahap menjadi dingin dan membentuk satu
gumpalan (nugget)*2. Dengan menggunakan
tekanan, sifat gumpalan itu dibuat lebih rapat dan
kinerja mekanisnya disempurnakan. Dalam
pengerjaan sebenarnya, langkah-langkah ini
harus dilakukan tanpa kesalahan, karena mudah
terlalaikan.

Las Titik memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Dikarenakan tempo las yang sangat singkat dan pmakaian panas yang dilokalisir, praktis
tidak ada terjadi cacat (distortion).
2. Las titik paling sesuai untuk pengelasan pelat-pelat tipis dengan ketebalan kira-kira 0,7-
1,4 mm (0,028-0,055 in).
3. Tidak memerlukan banyak keahlian atau pengalaman dari pekerjaan las /operator.
4. Dikarenakan perlu arus listrik yang besar, perangkat las cenderung lebih berat.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 39 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

5. Adalah sukar memastikan kepaduan las dari tampilan luarnya karena fusi (adonan
leburan) terjadi hanya pada permukaan permukaan yang disambungkan dari logam-
logam dasar tersebut.
*1 Ketika aliran arus listrik mnembus suatu logam yang mempunyai tahanan tenaga listrik
dikonsumsi kedalam logam , menciptakan panas.Type panas yang dihasilkan dari
tahanan ini disebut “panas joule”. Banyaknya panas joule diekspresikan sebagai 0=0,24 I²
Rt, dimana Q=banyaknya panas yang ditimbulkan (kalori), i=Arus Listrik (Amper),
R=Tahanan (Ohm), dan t=tempo aliran (detik).
*2 Suatu ulir las bundar rata (round flat bend) dari logam yang memadat yang dibentuk
sebagai suatu hasil antar campuran (inter mixing) dari logam-logam dasar selama
pengelasan titik.

2. KONDISI-KONDISI PENGELASAN
Ada banyak faktor terkait dalam menghasilkan sebuah las titik (spot weld) yang baik.
Khususnya yaitu, tekanan arus listrik pengelasan, dan tempo pengelasan mempunyai efek
paling besar pada hasil pengelasan. Faktor-faktor lain adalah kondisi ujung-ujung elektroda
dan logam dasar.
(1) TEKANAN
Pemakaian tekanan mempunyai fungsi
menjamin bahwa arus dari ujung-ujung
elektroda adalah secara benar ditransfer
kelogam-logam dasar tanpa menimbulkan kilap
permukaan (surfacer flash) atau pengeluaran
paksa (expulsion *1). Lebih dari itu, tekanan
bertindak menjaga logam-logam dasar
berhubungan dengan mantap satu dengan
yang lain logam las-las-an memadat.
Keterangan berikut menunjukan apa yang
terjadi ketika tekanan dimodifikasi, sementara
sejumlah arus yang stabil diberikan:
1. Bila tekanan terlalu kecil, arus yang
dikonsumsi saat sedang ditransfer dari
elektroda-elektroda ke logam dasar, tidak
meninggalkan arus yang cukup untuk
keberhasilan pengelasan pada logam
dasar secara bersamaan, juga kurangnya
tekanan ini dapat mengakibatkan percikan
bunga api antara logam dasar dan ujung
elektroda, yang dapat menghasilkan duri-
duri beram (burr) pada permukaan-
permukaan tersebut.
2. Ketiak arus listrik dihantarkan dengan
pemakaian tekanan yang sesuai , maka
arus akan dikonsumsi area sambungan
yang mempunyai tahanan paling besar. Ini
menghasilkan suatu pengelasan yang baik
bagi logam dasar.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 40 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

3. Bila tekanan terlalu besar, logam-logam


dasarnya masuk berkontrak dengan
permukaan yang lebih luas. Dalam situasi
ini, arus listrik dan panas yang terjadi
didistribusikan melintasi permukaan.
Sebagai akibatnya, area las-lasan yang
melebihi titik lebur terbatas. Ini
menyebabkan gumpalannya menjadi kecil
dan kekuatan las menjadi berkurang.

(2) Arus Pengelasan (Welding Current)


Diameter gumpalan/nugget membesar karena
arus yang dipakai meninggi mengakibatkan
peningkatan kekuatan las. Bila arus dinaikkan
lebih jauh, pengeluaran paksa/sekspulsi akan
terjadi. Bagaimanapun juga dengan
pemakaian tekanann yang lebih besar pada
saat ini, area pengelasan melalui arus listrik
akan bertambah dan ekspulsi tidak akan
terjadi. Jadi ekspulsi terjadi ketika arus terlalu
besar terhadap tekanan atau sebaliknya, bila
tekanan atau terlalu kecil bagi arus. Sebagai
hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan antara arus dan tekanan,
adalah penting untuk membuat keseimbangan
yang tepat antara kedua faktor tersebut.

*1 Suatu fenomena dimana logam dasar melebur dan menebar (dispersi) selama
pengelasan titik. Ini biasanya dihasilkan sebagai suatu arus listrik yang berlebihan
selama pemakaian, tekanan yang tidak mencukupi, atau logam dasar kotor. Ini disebut
“kilap permukaan/surface flash” yang disebabkan dkontak permukaan luar dengan
sebuah ujung elektroda dan “ekspulsi” yang disebabkan kontak permukaan dengan
kontak logam dasar.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 41 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(3) Waktu Pengelasan (Welding Time)


Makin lama makin besar panas yang
dibangkitkan dan gumpalannya/nugget makin
besar.
Bagaimanapun, banyak panas yang menyebar
dalam elektroda-elektroda atau diarea sekeliling
las-lasan yang meningkat sebanding dengan
tempo pengelasan. Akan ada sebuah titik dimana
suhu pengelasan akan mencapai titik
kejenuhannya (saturation point), bila tempo
pengelasan diperpanjang melebihi titik jenuh ini,
maka gumpalan nugget tidak akan menjadi lebih
besar lagi dan itu bahkan membuat
pengumpalan/lekukan (identation) dan
distorsi/perubahan panas yang mempengaruhi
tampilan dari sambungan tersebut.

(4). Kondisi Ujung Elektroda


Untuk membuat pengelasan yang baik maka diperlukan untuk ujung-ujung elektroda yang
sesuai dengan ketebalan logam dasar, seperti yang diperlihatkan ditabel di bawah ini.
Ujung-ujung elektroda menjadi terbakar dan kotor dalam pemakaian. Bila ujung-ujung ini
terlalu kotor, maka ketahanan antara ujung-ujung elektroda dan logam dasar meningkat,
sehingga menghalangi sampainya sejumlah arus yang diperlukan untuk peleburan logam
dasar pada aliran.
Bila ujung-ujung elektroda digunakan terus menerus dalam kondisi kotor, maka ujung-
ujung ini sendiri akan terlalu panas dan keausan yang lebih dini dari seharusnya (contoh
terjadi deformasi), dan tahanan listriknya akan meningkat. Ini mengakibatkan, kekuatan las
yang sebenarnya tidak dapat diperoleh. Untuk alasan ini, kondisi elektroda harus selalu
dimonitor dengan cermatselama pengelasan titik, dan sebuah pemotongan ujung (sebuah
alat untuk membentuk ujung) digunakan untuk membentuk kembali ujung-ujung pada
suatu diameter yang sesuai bila diperlukan
Juga, pengelasan harus dihentikan setelah beberapa titik las telah dibuat dengan tujuan
mendinginkan ujung-ujung elektroda dengan semprotan udara atau air.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 42 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Panel Optimum conditions Tip diameter Effectiveness


thicknes
s mm Welding Pressure Welding d mm Min Shear
(in) time N current (in) D strength N
(cycle) (kgf,lbf) (A) mm (kgf,lbf)
(in)
0.6 (0.024) 7 1.471 6,600 4.0 10 2,942 (300.661)
(150,331) (0.157) (0.39)

0.8 (0.031) 8 1,863 7,800 4.5 10 4,315 (440,970)


(190.419) (0.177) (0.39)

1.0 (0.039) 10 2,206 8,800 5.0 13 7,649 (780,1,720)


(225,496) (0.197) (0.15)
1.2 (0.047) 12 2,648 9,800 5.5 13 7,649 (780,1,720)
(270,595) (0.217) (0.51)
1.6 (0.063) 16 3,530 11,500 6.3 13 10,395
(360,794) (0.248) (0.51) (1,060,2,337)

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 43 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(5). Kondisi Logam Dasar


Logam dasar dapat menyebabkan problem
bila ada celah (gaps) diantara logam-
logam atau bila permukaan-permukaannya
dilapisi sesuatu. Tentu saja bila logam-
logam dasar tidak kontak satu sama lain
ketika tekanan dipergunakan maka arus
tidak akan mengalir dan pengelasan tidak
akan dihasilkan. Bahkan, walaupun
permukaan-permukaan dihubungkan satu
sama lain, tapi jika area permukaan terlalu
sempit, maka kekuatan las yang
sebenarnya tidak dapat dicapai. Konsep
kebersihan juga dapat diterapkan pada
kondisi logam dasar. Bila area-area
dimana ujung-ujung elektroda berkontak,
atau dimana logam-logam dasar berkontak
satu denga yang lain ternyata
dilapisi/ditutupi dengan cat, karat, kotoran,
dan lain-lain, maka penghantaran sejumlah
aliran listrik tidak dapat berlangsung dan
kekuatan las yang sebenarnya tidak
tercapai.
(6). Posisi Pengelasan Las Titik
Walaupun kekuatan setiap las titik sebagai
besar dipengaruhi oleh tiga faktor penting
(tekanan,arus las, tempo pengelasan), tapi
kekuatan keseluruhan dikaitkan pada jarak
las (weld pitch yaitu jarak antara titik-titik
las) dan marginalnya (yaitu jarak dari tepi
logam dasar). Makin pendek jarak titik las
makin besar kekuatan las meskipun
demikian, setelah satu tingkat tertentu,
kekuatan las tidak akan meningkat
walaupun jarak antara titik las
diperpendek. Ini terjadi karena arus listrik
akan mengalir melalui area-area yang dilas
sebelumnya. Arus ini, yang disebut sebuah
“arus shunt”, mencegah suhu sambungan
meningkat. Oleh kaenanya jarak titik harus
lebih besar dari suatu jarak tertentu yang
menyebabkan sejumlah arus shunt dapat
diabaikan. Mengenai marginnya, bila jarak
ini terlalu pendek , logam yang lumer

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 44 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(adonan logam=molten metal) akan


mengalir dari logam dasar. Ini dapat
menjadikan sebuah lubang, atau
membentuk sebuah gumpalan/nugget
yang sangat tipis sekali, keduanya adalah
indikasi suatu kekuatan las yang tidak
mencukupi.

Penempatan Las Titik Spot Weld Location

Tebal panel Jarak S mm (in) Margin P mm


mm (in) (in)

0.6 (0.024) 11 (0.43) min 5 (0.20) min

0.8 (0.031) 14 (0.55) min 5 (0.20) min

1.0 (0.039) 18 (0.71) min 6 (0.24) min

1.2 (0.047) 22 (0.87) min 7 (0.28) min

1.6 (0.063) 29 (1.14) min 8 (0.31) min

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Pengelasan dengan Elektroda.
1. Menyiapkan dan menyetel mesin las elektroda
2. Melakukan pengelasan dengan elektroda

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Pengelasan dengan Elektroda.
1. Harus dilakukan dengan cermat
2. Harus dilakukan dengan teliti

BAB VI

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 45 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS CO2


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las CO2

PENGELASAN CO₂ - MIG (METAL INERT GAS)

1. Pengelasan CO₂-MIG *1 adalah suatu type dari las busur yang termasuk kategori las
lebur. Prinsip dasar dari type ini adalah menggunakan sebuah kawat pengisi (filter wire)
sebagai sebuah elektroda yang menimbulkan busur nyata (pelepasan elektrik/elektrical
discharge) antara kawat pengisi dan logam dasar. Panas yang ditimbulkan oleh busur
nyala ini melumerkan dan melebur kawat epngisi yang secara otomatis diumpamakan
pada kecepatan yang tetap, oleh karenanya, pengelasan type ini juga disebut las busur
semi otomatis. Juga, perisai gas dipasok oleh silinder/tabung gas melindungi las dari
kontak dengan udara selama pengelasan untuk mencegah oksidasi dan nitridasi.

Dalam pengelasan CO₂-MIG suatu teknik


unik yang disebut”las busur hubungan
singkat/short circuiting arc welding, yang
dikarakteristik oleh sebuah alih tetesan
(droplet transfer). Umumnya, pengelasan
panel-panel tipis seperti panel-panel body
kendaraan menyebabkan distorsi dan
penyalaan tembus (burn trough). Untuk
tujuan pencegahan problem-problem ini,
jumlah panas yang dipakai pada panel-panel
harus dibatasi. Dalam pengelasan busur
hubungan singkat, kawat isian yang sangat
ipis digunakan untuk membangkitkan busur
putus-putus (intermittent arcs),
menggunakan kuat arus yang rendah dan
tegangan rendah. Dengan demikian, banyak
panas yang dijaga pada suatu tingkat yang
rendah, dan penetrasian yang tipis membuat
pengelasan logam tipis ini memungkinkan .

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 46 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan
Panas busur menyebabkan ujung
Ilustrasi disebelah kanan memperlihatkan kawat lumer, membentuk sebuah
langkah-langkah yang mana tetesan beralih tetesan. Tetesan ini dari logam yang
selama pengelasan busur hubungan singkat. melumer karena hubungan singkat
saat tetesan tersebut datang
berkontak dengan logam dasar. Saat
hubungan singkat terjadi, suatu arus
yang besar mampu mengalir dan
area hubungan singkat akan ditarik
terpisah oleh gaya penjepitan
(pinching force *1) dan membuat
PENGALIHAN HUBUNGAN SINGKAT
nyala busur yang lain.
*1 Istilah umum yang digunakan meliputi las busur
CO₂, las MAG dan la MIG.
*2 Secara umum, ketika arus listrik mengalir melalui
suatu fluida yang silindris (termasuk logam yang
melumer) atau melalui suatu ruang busur, maka
arus listrik yang sedang mengalir kearah yang
sama mempunyai karakteristik saling menarik
satu dengan yang lain.
Tindakan ini sabagai gaya kontraksi yang
mengarahkan arus menuju pusat silinder.
Fenomena ini disebut efek
penjepitan/penyempitan (pinching effect), dan
gayanya disebut gaya penyempitan (pinching
force). Gaya penyempitan meningkat secara
proporsional terhadap arus listrik.

Pengelasan CO₂-MIG mempunyai karakteristik sebagai berikut:


1. Kerusakan dan penyalaan tembus pada panel yang tipis dapat dikurangi.
2. Kekuatan dan tampilan las-las sedikit dipengaruhi oleh tingkat ketrampilan operator.
3. Suhu logam yang melumer rendah dan salju logam (metal run *1) dijaga pada
minimumnya, membuat semua posisi *2 pengelasan memungkinkan (sifat mampu
dikerjakan yang baik0.
4. Menimbulkan terak (slag*3) yang sedikit, sehingga tak perlu dihilangkan.
5. Tidak cocok untuk pemakaian kondisi yang berangin, karena gas perisai akan tertiup
angin.

Las busur Gas karbon dioksida CO₂

Las MAG Gas aktif AR + CO₂

Las MIG Gas mulia AR, AR + O₂,dll.

Kebanyakan perlengkapan pengelasan yang bersifat komersil kebanyakan


dapat
Judul Modul digunakan
: Melaksanakan pada las busur CO₂ ’MAG ataupun MIG dengan
Pengelasan Halaman: 47 dari 61
Buku Informasi Versi: 2014 bususr CO₂ sering disebut
penyetelan tabung gas. Karena itu, pengelasan
pengelasan MIG. Namun demikian, pengelasan MIG yang sebenarnya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

*1 Aliran logam yang mencair (sifat Fluida).


*2 Posisi operator menghadapi pengelasan, ini termasuk empat posisi: rata,
horisontal, vertikal, dan diatas kepala.
*3 Suatu hasil dekomposisi dari fluks (bahan pelapisan) yang menutup, permukaan
deposit logam. Ini mencegah oksidasi, nitridasi dan pendinginan cepat dari deposit
logam.
*4 Gas mulia umumnya helium, argon, krypton dan xenon. Gas-gas mulia, yang
kestabilannya tinggi pada golongan mereka sendiri tanpa disenyawakan dengan
bahan-bahan lain, adalah efektif jika digunakan sebagai suatu gas perisai. Satu hal
yang tidak menguntungkan adalah harganya yang mahal.

2. KONSTRUKSI PERLENGKAPAN PENGELASAN

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 48 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Pelengkapan pengelasan terdiri dari sebuah (torch), pengumpan kawat (wire feeder),
tabung gas perisai, alat pengontrol dan sebuah sumber daya. Beberapa type
perlengkapan las yang tersedia, tergantung pada kombinasi peralatan-peralatan tersebut.
Walaupun perlengkapan las yang diperlihatkan dibawah ini yang akan digunakan sebagai
sebuah contoh. Namun metoda-metoda operasi dan konstruksi dasar dari model-model
yang lain adalah sama.
(1) Torch
Disamping penyemburan gas perisai pada
area yang dilas, arus pengelasan
dihantarkan dari torch ke kawat isian untuk
menyalakan busur. Torch juga dilengkapi
dengan sebuah sakelar (switch) pada
pemegangnya yang memudahkan
operator memulai dan mengakhiri
pengelasan.
(2) Pengumpan Kawat
Sebuah alat untuk mengumpan kawat ke
torch. Kawat diumpamakan pada
kecepatan tetap sesuai arus las dan
tegangan yang digunakan.
(3) Peralatan Suplai Gas Perisai
Suatu alat yang menghantarkan gas
perisai dari tabungnya ke torch. Terdiri
dari satu regulator yang mengurangi
tekanan dari gas yang bertekanan tinggi
didalam tabung dan juga mengontrol
alirannya, dan sebuah katup alektro
magnit yang membuka dan menutup aliran
gas.
(4) Alat Pengontrol
Sebuah rangkaian elektronik yang dibuat dari beberapa bahan semi konduktor yang
disimpan dalam area sumber daya. Saat sinyal dari sakelar torch diterima alat
pengontrol akan memerintahkan kepada pengumpan kawat untuk mengumpan, arus
pengelasan untuk membuka atau menutup, dan kepada gas perisai untuk mengalir
atau berhenti. Pada fungsi-fungsi ini, yang terpenting adalah mengontrol
pengumpanan kawat yang memulai dan menyetop pengumpan kawat dan mengatur
kecepatan pengumpanan kawat sesuai arus dan tegangan yang digunakan.
Pengontrolan ini didesain untuk menjaga panjang busur nyala pada suatu panjang
yang tetap.
(5) Sumber Daya
Suatu alat untuk mensuplai tenaga listrik yang dibutuhkan untuk membangkitkan
busur-busur nyala.

3. KONDISI – KONDISI PENGELASAN

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 49 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengelasan adalah: arus pengelasan, tegangan


busur, laju aliran gas perisai, jarak ujung ke metal dasar, sudut torch, arah pengelasan
dan kecepatan pengelasan. Dari faktor-faktor ini, arus pengelasan, tegangan busur, dan
besarnya laju aliran gas perisai harus diatur sesuai pada masing-masing penuntun
operasi.
(1) Arus pengelasan
Arus pengelasan mempunyai efek yang
besar pada penetrasian logam dasar
(kedalam peleburan yang terjadi pada
logam dasar saat pengelasan) dan
kecepatan fusi/lebur dari kawat. Arus
pengelasan juga mempengaruhi stabilitas
busur dan banyaknya percikan (spatter)
dimana terak dan partikel-partikel logam
bertaburan selama pengelasan.
Didalamnya peretrasi dan lebar ulir las
(bead) keduanya meningkat saat arus
pengelasan membesar.

Tebal panel 0.6 0.8 1.0 1.2 1.6 2.3 (0.091) 3.2
mm(in) (0.024) (0.031) (0.039) (0.047) (0.063) (0.126)

Diameter
kawat mm(in)
0.6 (0.24) 20-30A 30-40A 40-50A 50-60A

0.8 (0.031) 40-50A 50-60A 60-90A 100-120A

0.9 (0.035) 60-90A 100-120A 120-


150A

(2) Tegangan Busur (Art Voltage)

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 50 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Untuk memperoleh suatu pengelasan yang baik, panjang busur adalah penting.
Panjang busur ditentukan oleh tegangan busur.
(1) Bila tegangan busur tepat, maka sebuah las an yang baik tercapai.
(2) Bila tegangan busur dinaikkan, maka panjang busur bertambah. Genangan
adonan logam (motel pool) akan juga meluas dan penetrasian menjadi lebih
dangkal.
(3) Bila tegangan busur diturunkan, panjang busur akan memendek, akibatnya kawat
dapat tercelup kedalam genangan adonan logam, dapat terjadi banyak percikan
dan ulir las bertumpukan (overlap).

Referensi:
Bilamana tegangan busur pada keadaan yang tepat maka akan tepat terdengar suara
bengungan yang bagus. Jika tegangan busur terlalu tinggi, panjang busur cenderung
menjadi lebih panjang, dan banyaknya percikan juga bertambah bersamaan dengan suara
terputus sebaliknya, jika tegangan busur terlalu rendah, kawat tercelup/terbenam kedalam
genangan adonan logam, dan mengeluarkan suara ledakan tanpa menghasilkan suatu
busur yang sebenarnya.

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 51 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

(3) Jumlah Aliran Gas Perisai


Hati-hati jangan menggunakan terlalu banyak aliran gas perisai. Bila aliran berlebihan,
ini dapat menyebabkan adanya gangguan dan mengakibatkan suatu efek lapisan
yang buruk. Jumlah standar nilai aliran gas perisai adalah antara 10-15 menit (10.6
sampai 15.9US qts/min;8.8 sampai 13.2lmp.qts/min) dan harus diatur sesuai jarak
antara pipa pancar (nozle) dengan logam dasar arus las, kecepatan pengelasan dan
lingkungan pengelasan (salju dingin).
(4) Jarak Metal Dasar – Ujung Elektroda
Jarak antara ujung elektroda ke logam
dasar adalah faktor penting lainnya untuk
memperoleh las-an yang baik. Jarak
standar adalah antara 8 sampai 15 mm
(0.3 sampai 0.59 in). Bila jarak terlalu
besar, lalu jarak pencairan logam (melting
rate) dari kawat menjadi cepat juga. Ini
dikarenakan panjangnya kawat yang
menjulur dari ujung kontak bertambah dan
panjangnya ekstra ini jadi terpanaskan
lebih awal (preheatted). Akibatnya arus
akan menurun, menghasilkan penetrasian
yang dangkal. Juga, bila jarak terlalu
besar, efek perisai dari gas akan menjadi
berkurang. Bila terlalu kecil, akan
membuat lebih sulit bagi operator untuk
melihat bagian yang sedang akan dilas.
(5) Susut Torch dan Arah Pengelasan
Ada dua tipe arah pengelasan, seperti
gambar dalam ilustrasi disebelah kanan.
Suatu pengelasan miring kedepan
(forehand welding) akan menghasilkan
suatu ulir las yang lebih mendatar (flatter
bead) dengan penetrasian yang lebih
dangkal, seemntara pengelasan miring
kebelakang (backhand welding) akan
menghasilkan suatu ulir las dengan
penetrasian yang dalam dan berlebihan.
Sudut torch hendaknya antara 10 sampai
30 derajat pada type pengelasan yang
manapun.
(6) Kecepatan Pengelasan (Welding
Speed)
Suatu penetrasi yang kuat dan lebar yang tetap dapat dicapai saat operasi
pengelasan yang dilakukan menggunakan arus las yang benar dan kecepatan yang
sesuai dengan ketebalan logam dasar. Pada arus listrik yang tetap (constant),
kenaikan kecepatan las menurun penetrasian dan lebarnya. Ini menimbulkan ulir las
yang menggelembung dan kekuatan las yang efisien tidak dapat tercapai. Sebaliknya
bila kecepatan pengelasan diturunkan, logam dasar menjadi kelebihan panas,
mengakibatkan penembusan panas (burn throught). Secara normal, sebuah panel

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 52 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

yang tipis berukuran kira-kira 0.8 mm (0.031 in) tebalnay dilas dengan kecepatan 105
sampai 115cm/menit (45.28in/mm).Umumnya, kecepatan pengelasan menurun
berbarengan dengan bertambahnya ketebalan logam dasar.

Kecepatan Pengelasan

Tebal Lembaran Kecepatan Pengelasan


mm(in) cm/menit (inchi/menit)

0.8 (0.031) 105 ~115 (41.34~45.28)

1.0 (0.039) 100 (39.37)

1.2 (0.047) 90~100 (35.43~39.37)

1.6 (0.063) 80~85 (31.50~33.46)

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Pengelasan dengan Las CO2
1. Mempersiapkan area kerusakan atau benda kerja yang akan di las
2. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan las CO2
3. Memilih dan menggunakan perlengkapan diri untuk las CO2
4. Melaksanakan pengelasan CO2
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las CO2
1. Harus dilakukan dengan cermat
2. Harus dilakukan dengan teliti

BAB VII

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 53 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENYAMBUNGAN DENGAN SOLDER


KERAS ( BRAZING )
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Penyambungan dengan Solder Keras ( Brazing )

Klasifikasi Pematrian

tinggi titik lebur


dan kekuatan

bentuk tempat
Pematrian
Pematrian

sumber panas

Klasifikasi Pematrian

Lunak

Pematrian menurut tinggi


titik lebur dan kekuatan

Keras

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 54 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Klasifikasi Pematrian

Celah

Bentuk tempat
Sambungan
Pematrian

Bubuhan

Klasifikasi Pematrian

Pematrian menurut sumber panas

Pematrian Pada
dengan dengan Pematrian Pematrian Pematrian Pematrian
rendaman Pematrian
tuas patri api tungku selam tahanan imbas
garam sepuh

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 55 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

TERJADINYA IKATAN PATRI

Adhesi Difusi

Paduan antara
patri dan bahan
dasar

Tuas patri

Pemanas Tuas

Pembakar Patri

Gas Pembakar

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 56 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

Pematrian lunak diterapkan apabila jalur sambungan patri harus dikedapkan


dengan baik atau tidak harus terlalu pejal dan tidak boleh menderita beban
suhu yang tinggi.

Pematrian lunak kebanyakan diselenggarakan melalui pematrian tuas,


pematrian api, pematrian rendam (pada pengerjaan beruntun) dan pematrian
tahanan.

PEMATRIAN KERAS LOGAM BERAT

Pematrian keras diterapkan apabila ikatan harus kokoh dan tahan


suhu tinggi.

Pematrian dilakukan dengan metode pematrian api, pematrian


benam, pematrian kubangan garam, pematrian tungku, pematrian
imbas dan pematrian tahanan listrik.

Bahan yang bisa dipatri adalah Hampir semua logam yang titik
leburnya di atas 500° C

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Penyambungan dengan Solder Keras ( Brazing )
1. Mempersiapkan area kerusakan atau benda kerja yang akan di las
2. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan solder keras ( brazing )
3. Memilih dan menggunakan perlengkapan diri untuk solder keras ( brazing )
4. Menyambung dengan solder keras ( brazing )

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 57 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan


Penyambungan dengan Solder Keras ( Brazing )

1. Harus dilakukan dengan cermat


2. Harus dilakukan dengan teliti

BAB VIII
MELAPORKAN HASIL PEKERJAAN REPARASI
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan
Reparasi.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan


Reparasi.

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan


Reparasi.
1. Harus dilakukan dengan cermat
2. Harus dilakukan dengan teliti

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 58 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan
B. Buku Referensi
1. Departemen Tenaga Kerja RI, Metodologi Latihan Kerja, Modul MLK 5, Program
Pelatihan, Jilid I, Jakarta, 1991
2. Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, LPPM dan PT
Pustaka Binaman Pressindo, 1985
3. Makhdum Priyatno, Drs., M.A., Sistem Informasi Manajemen, Lembaga
Administrasi Negara, 2000
4. S.P. Siagian, Prof.Dr., Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan, Gunung
Agung, Jakarta, 1984
5. Rusli Syarif, Ir., Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan, Angkasa, Bandung,
1991
6. Subagio Atmodiwirio, Drs.,M.Ed., Manajemen Pelatihan, Ardadizya, Jakarta, 2005
7. Utorodewo, Felicia N. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2007. (Dipakai di lingkungan UI)
8. Sophia, S., 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka
Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen
Pertanian, Bogo

C. Majalah atau Buletin


1. –

D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 59 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Printer
3. Hechmachine (stapler/penjepret) 24 dan 10
4. Pelubang kertas
5. Penjepit kertas ukuran kecil dan sedang
6. Standar chart dan kelengkapannya
7. Peralatan Praktik terkait dgn keahlian
peserta (untuk evaluasi praktik)

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Spidol whiteboard
4. Spidol marker
5. Kertas chart (flip chart)
6. Tinta printer
7. ATK siswa
8. Brosur, leaflet
9. Lembar pendaftaran

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 60 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Golongan Reparasi dan Perawatan Mobil G.452010.009.02
Kelompok Reparasi Badan Mobil dan Pengecatan

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Dra. Siti umiyati, MM  Asesor Kompetensi LSP Lalu


Lintas Angkutan Jalan ( LSP-
LLAJ)
 Dosen Sekolah Tinggi
Transportasi Darat ( STTD )
 Anggota Forum Pendidik Badan
Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan

Judul Modul : Melaksanakan Pengelasan Halaman: 61 dari 61


Buku Informasi Versi: 2014

Anda mungkin juga menyukai