MELAKSANAKAN PENGELASAN
G.452010.009.02
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menetapkan
kerusakan badan kendaraan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menetapkan
kerusakan badan kendaraan guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan bagian yang akan di las, dipanaskan, dipotong dan di solder.
BAB II
MENYIAPKAN BAGIAN YANG AKAN DI LAS,DIPANASKAN,DIPOTONG
DAN DISOLDER
Referensi:
Dalam reparasi body pada sebuah kendaraan, posisi panel
ditentukan dengan pengukuran jarak panel (fit) terhadap panel-panel
yang lain.
1) Pilihlah lengan las dengan panjang dan bentuk yang dapat dengan tepat
menekan panel-panel bersama dengan ujung elektrodanya.
(6). Pengelasan
1). Sudut (Angel)
Sudut ujung-ujung elektroda yang berhubungan dengan permukaan panel harus
ditahan pada sudut 90⁰ .
Jarak kampuh las harus dijaga pada jarak tertentu (lihat hal 7).
Saat temepratur di ujung meningkat, arus las menurun atau ujung-ujung rusak lebih cepat.
Sebagai akibatnya, adalah sukar memperoleh gumpalan/kampuh (nugget) yang baik.
Referensi:
Pemeriksaan dengan pembukaan disarankan kapanpun alat pengelasan
telah diganti, atau saat penyatuan panel baru yang dilas titik untuk yang
pertama kali.
BAB III
MENYIAPKAN PERALATAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN
B. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan yang
Digunakan.
Nama BOR – ANGIN (AIR DRILL)
tinggi.
RPM
Tekanan 490~689 kPa (5.0~7.0
udara yang kgf/cm2,71~100 psi)
dianjurkan
Roda Grinda
Outer Diameter 49 mm (1.93 in)
(6,560~8,200
ft/min)
BAB IV
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS ACETYLENE
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Las Acetylene.
DICAMPUR DENGAN
PERBANDINGAN API
TERTENTU
MUDAH MELEDAK
PADA 15 psi (1,05
kg/cm2)
Jauhkan dari
tembaga, perak dan
mercury, karena dapat
meledak
REAKSI KIMIA
Secara Teoritis
Kenyataan
C2H2 + 2,5O2 → 2CO2 + H2O
2 CO + ¾ H2 + 1,5 O2 → 2 CO2 + H2O
Karburasi
Netral
8
Api Karburasi
10
Nyala Oksidasi
11
12
Nyala Netral
13
14
1. Generator 5. Manometer
2. Tabung Acetylene
6. Selang acetylene dan oksigen
4. Regulator
15
1. Generator
16
2. Tabung Acetylene
17
3. Tabung Oksigen
18
4. Regulator
Regulator Acetylene
Regulator Oksigen
19
5. Manometer
20
21
7. Brander
22
Penampang brender
23
A. Ayunan melingkar
B. Ayunan segitiga/zig-zag
C. Ayunan trapesium
24
D. Ayunan “l ”
E. Ayunan “e ”
F. Ayunan “i ”
25
BAB V
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGELASAN DENGAN LAS ELEKTRODA
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Pengelasan dengan Elektroda.
POKOK-POKOK PENGELASAN
Las
LasListrik
Listrik(spot
(spot welding)
welding)
Las tahanan Listrik Las proyeksi
Las Ultrasonik Las lipatan
Las Tekan Las friksi/gesek Las busur perisai logam
Las tekaan Gas Las busur bawah/dalam air
Las tekanan Eksplos CO2
CO2(Carbondioksida)
(Cabondioksida)arcarc welding
welding
Las MAG (Metal aktif gas)
Las MAG (Metal aktif gas)
Las MIG (Metal inert gas)
LasTIG
Las MIG(tungsten
(Metal inert gas)gas)
inert
Las Busur Las Atom Hidrogen
Las Plasma
LAS-an Las Lebur Las Pancaran Berkas Elektron
Las endapan Elektro
Las Otogen
Las Gas
Las Gas Latus
Brazing Lunak (solder)
Las Kuningan
BrazingKeras
Brazing Keras (dengan
(dengankuningan
kuningandll)
dll)
*1 :Disebut: “kuningan lunak jika titik lebur bahan logam pengisi yang dipakai
dibawah suhu 450º C (840 ºF), dan “kuningan keras” jika suhu tersebut lebih
dari 450 ºC (840 ºF).
2. KARAKTERISTIK PENGELASAN
Pengelasan banyak digunakan dalam prakteknya disemua industri dan juga menjadi
sangat diperlukan pada reparasi body kendaraan. Karakteristik utama pengelasan
diperlihatkan dibawah ini:
1. Mampu mengerjakan potongan atau satuan dari macam-macam bentuk
dan membangun bentuk tersebut menjadi sambungan yang kokoh dan
terpadu dengan baik.
2. Berat dikurangi.
3. Membentuk kerapatan terhadap udara dan air yang tinggi.
4. Meningkatkan efisiensi produksi.
5. Kekuatan sambungan dipengaruhi oleh keahlian diri si pengelas.
6. Panel-panel disekeliling akan menjadi rusak bila terlalu banyak panas
yang digunakan.
5. Adalah sukar memastikan kepaduan las dari tampilan luarnya karena fusi (adonan
leburan) terjadi hanya pada permukaan permukaan yang disambungkan dari logam-
logam dasar tersebut.
*1 Ketika aliran arus listrik mnembus suatu logam yang mempunyai tahanan tenaga listrik
dikonsumsi kedalam logam , menciptakan panas.Type panas yang dihasilkan dari
tahanan ini disebut “panas joule”. Banyaknya panas joule diekspresikan sebagai 0=0,24 I²
Rt, dimana Q=banyaknya panas yang ditimbulkan (kalori), i=Arus Listrik (Amper),
R=Tahanan (Ohm), dan t=tempo aliran (detik).
*2 Suatu ulir las bundar rata (round flat bend) dari logam yang memadat yang dibentuk
sebagai suatu hasil antar campuran (inter mixing) dari logam-logam dasar selama
pengelasan titik.
2. KONDISI-KONDISI PENGELASAN
Ada banyak faktor terkait dalam menghasilkan sebuah las titik (spot weld) yang baik.
Khususnya yaitu, tekanan arus listrik pengelasan, dan tempo pengelasan mempunyai efek
paling besar pada hasil pengelasan. Faktor-faktor lain adalah kondisi ujung-ujung elektroda
dan logam dasar.
(1) TEKANAN
Pemakaian tekanan mempunyai fungsi
menjamin bahwa arus dari ujung-ujung
elektroda adalah secara benar ditransfer
kelogam-logam dasar tanpa menimbulkan kilap
permukaan (surfacer flash) atau pengeluaran
paksa (expulsion *1). Lebih dari itu, tekanan
bertindak menjaga logam-logam dasar
berhubungan dengan mantap satu dengan
yang lain logam las-las-an memadat.
Keterangan berikut menunjukan apa yang
terjadi ketika tekanan dimodifikasi, sementara
sejumlah arus yang stabil diberikan:
1. Bila tekanan terlalu kecil, arus yang
dikonsumsi saat sedang ditransfer dari
elektroda-elektroda ke logam dasar, tidak
meninggalkan arus yang cukup untuk
keberhasilan pengelasan pada logam
dasar secara bersamaan, juga kurangnya
tekanan ini dapat mengakibatkan percikan
bunga api antara logam dasar dan ujung
elektroda, yang dapat menghasilkan duri-
duri beram (burr) pada permukaan-
permukaan tersebut.
2. Ketiak arus listrik dihantarkan dengan
pemakaian tekanan yang sesuai , maka
arus akan dikonsumsi area sambungan
yang mempunyai tahanan paling besar. Ini
menghasilkan suatu pengelasan yang baik
bagi logam dasar.
*1 Suatu fenomena dimana logam dasar melebur dan menebar (dispersi) selama
pengelasan titik. Ini biasanya dihasilkan sebagai suatu arus listrik yang berlebihan
selama pemakaian, tekanan yang tidak mencukupi, atau logam dasar kotor. Ini disebut
“kilap permukaan/surface flash” yang disebabkan dkontak permukaan luar dengan
sebuah ujung elektroda dan “ekspulsi” yang disebabkan kontak permukaan dengan
kontak logam dasar.
BAB VI
1. Pengelasan CO₂-MIG *1 adalah suatu type dari las busur yang termasuk kategori las
lebur. Prinsip dasar dari type ini adalah menggunakan sebuah kawat pengisi (filter wire)
sebagai sebuah elektroda yang menimbulkan busur nyata (pelepasan elektrik/elektrical
discharge) antara kawat pengisi dan logam dasar. Panas yang ditimbulkan oleh busur
nyala ini melumerkan dan melebur kawat epngisi yang secara otomatis diumpamakan
pada kecepatan yang tetap, oleh karenanya, pengelasan type ini juga disebut las busur
semi otomatis. Juga, perisai gas dipasok oleh silinder/tabung gas melindungi las dari
kontak dengan udara selama pengelasan untuk mencegah oksidasi dan nitridasi.
Pelengkapan pengelasan terdiri dari sebuah (torch), pengumpan kawat (wire feeder),
tabung gas perisai, alat pengontrol dan sebuah sumber daya. Beberapa type
perlengkapan las yang tersedia, tergantung pada kombinasi peralatan-peralatan tersebut.
Walaupun perlengkapan las yang diperlihatkan dibawah ini yang akan digunakan sebagai
sebuah contoh. Namun metoda-metoda operasi dan konstruksi dasar dari model-model
yang lain adalah sama.
(1) Torch
Disamping penyemburan gas perisai pada
area yang dilas, arus pengelasan
dihantarkan dari torch ke kawat isian untuk
menyalakan busur. Torch juga dilengkapi
dengan sebuah sakelar (switch) pada
pemegangnya yang memudahkan
operator memulai dan mengakhiri
pengelasan.
(2) Pengumpan Kawat
Sebuah alat untuk mengumpan kawat ke
torch. Kawat diumpamakan pada
kecepatan tetap sesuai arus las dan
tegangan yang digunakan.
(3) Peralatan Suplai Gas Perisai
Suatu alat yang menghantarkan gas
perisai dari tabungnya ke torch. Terdiri
dari satu regulator yang mengurangi
tekanan dari gas yang bertekanan tinggi
didalam tabung dan juga mengontrol
alirannya, dan sebuah katup alektro
magnit yang membuka dan menutup aliran
gas.
(4) Alat Pengontrol
Sebuah rangkaian elektronik yang dibuat dari beberapa bahan semi konduktor yang
disimpan dalam area sumber daya. Saat sinyal dari sakelar torch diterima alat
pengontrol akan memerintahkan kepada pengumpan kawat untuk mengumpan, arus
pengelasan untuk membuka atau menutup, dan kepada gas perisai untuk mengalir
atau berhenti. Pada fungsi-fungsi ini, yang terpenting adalah mengontrol
pengumpanan kawat yang memulai dan menyetop pengumpan kawat dan mengatur
kecepatan pengumpanan kawat sesuai arus dan tegangan yang digunakan.
Pengontrolan ini didesain untuk menjaga panjang busur nyala pada suatu panjang
yang tetap.
(5) Sumber Daya
Suatu alat untuk mensuplai tenaga listrik yang dibutuhkan untuk membangkitkan
busur-busur nyala.
Tebal panel 0.6 0.8 1.0 1.2 1.6 2.3 (0.091) 3.2
mm(in) (0.024) (0.031) (0.039) (0.047) (0.063) (0.126)
Diameter
kawat mm(in)
0.6 (0.24) 20-30A 30-40A 40-50A 50-60A
Untuk memperoleh suatu pengelasan yang baik, panjang busur adalah penting.
Panjang busur ditentukan oleh tegangan busur.
(1) Bila tegangan busur tepat, maka sebuah las an yang baik tercapai.
(2) Bila tegangan busur dinaikkan, maka panjang busur bertambah. Genangan
adonan logam (motel pool) akan juga meluas dan penetrasian menjadi lebih
dangkal.
(3) Bila tegangan busur diturunkan, panjang busur akan memendek, akibatnya kawat
dapat tercelup kedalam genangan adonan logam, dapat terjadi banyak percikan
dan ulir las bertumpukan (overlap).
Referensi:
Bilamana tegangan busur pada keadaan yang tepat maka akan tepat terdengar suara
bengungan yang bagus. Jika tegangan busur terlalu tinggi, panjang busur cenderung
menjadi lebih panjang, dan banyaknya percikan juga bertambah bersamaan dengan suara
terputus sebaliknya, jika tegangan busur terlalu rendah, kawat tercelup/terbenam kedalam
genangan adonan logam, dan mengeluarkan suara ledakan tanpa menghasilkan suatu
busur yang sebenarnya.
yang tipis berukuran kira-kira 0.8 mm (0.031 in) tebalnay dilas dengan kecepatan 105
sampai 115cm/menit (45.28in/mm).Umumnya, kecepatan pengelasan menurun
berbarengan dengan bertambahnya ketebalan logam dasar.
Kecepatan Pengelasan
BAB VII
Klasifikasi Pematrian
bentuk tempat
Pematrian
Pematrian
sumber panas
Klasifikasi Pematrian
Lunak
Keras
Klasifikasi Pematrian
Celah
Bentuk tempat
Sambungan
Pematrian
Bubuhan
Klasifikasi Pematrian
Pematrian Pada
dengan dengan Pematrian Pematrian Pematrian Pematrian
rendaman Pematrian
tuas patri api tungku selam tahanan imbas
garam sepuh
Adhesi Difusi
Paduan antara
patri dan bahan
dasar
Tuas patri
Pemanas Tuas
Pembakar Patri
Gas Pembakar
Bahan yang bisa dipatri adalah Hampir semua logam yang titik
leburnya di atas 500° C
BAB VIII
MELAPORKAN HASIL PEKERJAAN REPARASI
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Pekerjaan
Reparasi.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan
B. Buku Referensi
1. Departemen Tenaga Kerja RI, Metodologi Latihan Kerja, Modul MLK 5, Program
Pelatihan, Jilid I, Jakarta, 1991
2. Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, LPPM dan PT
Pustaka Binaman Pressindo, 1985
3. Makhdum Priyatno, Drs., M.A., Sistem Informasi Manajemen, Lembaga
Administrasi Negara, 2000
4. S.P. Siagian, Prof.Dr., Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan, Gunung
Agung, Jakarta, 1984
5. Rusli Syarif, Ir., Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan, Angkasa, Bandung,
1991
6. Subagio Atmodiwirio, Drs.,M.Ed., Manajemen Pelatihan, Ardadizya, Jakarta, 2005
7. Utorodewo, Felicia N. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2007. (Dipakai di lingkungan UI)
8. Sophia, S., 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka
Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen
Pertanian, Bogo
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan