Bab 9 PDF
Bab 9 PDF
PERENCANAAN PONDASI
Mu Sloof 350/500
Mu Sloof 350/500
Mu
264
265
Pa =
q c Ap
l .f i i A st
SF1 SF2
dengan :
Pa = daya dukung izin tiang (ton)
N = nilai N SPT
qc = tahanan ujung konus (untuk pasir qc= 40.N dan untuk lanau/lempung qc=
20.N)
Ap = luas penampang (m2)
Ast = keliling penampang (m)
li = panjang segmen tiang yang ditinjau (m)
fi = gaya geser pada selimut segmen tiang (untuk pasir fi = N/5 dengan fi,max
=10 t/m2 dan untuk lanau/lempung fi = N dengan fi,max =12 t/m2)
SF1 = faktor keamanan 3
SF2 = faktor keamanan 5
Berikut analisis perhitungan daya dukung izin tiang berdasarkan data N SPT
(Mayerhof) pada kedalaman 1,5 m dibawah permukaan tanah :
Data-data :
Dtiang= 0,4 m
Ap = 0,4.0,4 = 0,16 m2
N = 14
li = 1,5 m
fi = 12 t/m2 (untuk pasir fi = N/5 dengan fi,max =10 t/m2 dan untuk
lanau/lempung fi = N dengan fi,max =12 t/m2)
Ast = 4.0,4= 1,6 m
qc = 20.N = 20.14 = 280 t/m2 (untuk pasir qc= 40.N dan untuk lanau/lempung
qc= 20.N )
Pa =
q c Ap
l .f
i i Ast
280 0,16 1,5 12 .1,60
20 ,693 ton
SF1 SF2 3 5
266
Perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan data N SPT pada setiap
kedalaman disajikan pada tabel IX.1.
Tabel IX.1. Daya dukung tiang pancang berdasarkan data N SPT
Depth Li Jenis N- qc Ap Ast fi li.fi ∑li.fi Pa
(m) (m) tanah SPT (t/m2) (m2) (m) (t/m2) (t/m) (t/m) (ton)
1,50 1,5 lanau 14 280 0,160 1,60 12 18 18 20,693
3,00 1,5 lanau 32 640 0,160 1,60 12 18 36 45,653
4,50 1,5 pasir 50 2000 0,160 1,60 10 15 51 122,987
6,00 1,5 pasir 27 1080 0,160 1,60 5,4 8,1 59,1 76,512
7,50 1,5 pasir 14 560 0,160 1,60 2,8 4,2 63,3 50,123
9,00 1,5 lanau 26 520 0,160 1,60 12 18 81,3 53,749
10,50 1,5 pasir 36 1440 0,160 1,60 7,2 10,8 92,1 106,272
12,00 1,5 pasir 50 2000 0,160 1,60 10 15 107,1 140,939
13,50 1,5 pasir 50 2000 0,160 1,60 10 15 122,1 145,739
15,00 1,5 pasir 22 880 0,160 1,60 4,4 6,6 128,7 88,117
16,50 1,5 lanau 44 880 0,160 1,60 12 18 146,7 93,877
18,00 1,5 lempung 50 1000 0,160 1,60 12 18 164,7 106,037
(Sumber : hasil hitungan)
Pa berdasarkan N-SPT < Pa berdasarkan spesifikasi pabrikan, maka dalam
perencanaan digunakan Pa terkecil = 106,037 ton.
2. Perhitungan jumlah tiang
Jumlah tiang yang diperlukan dihitung dengan membagi gaya aksial perlu
kolom ujung bawah dengan daya dukung tiang, pada analisis ini ditampilkan Puk
pada kolom K.26.
Data-data :
Gaya aksial kolom Puk = 3496,49 kN
Berat poer rencana = B.L.hpoer.Bjbeton = 3. 3. 1,1. 25 = 247,50 kN
Total beban vertikal ∑V = 3496,49 + 247,50 kN = 3743,99 kN
Pa = 106,037 ton = 1060,37 kN
np = ∑V/Pa = 3743,99/1060,37 = 3,531 maka digunakan 4 tiang
3. Efisiensi kelompok tiang
Pada point diatas dijelaskan analisis jumlah kebutuhan tiang, tetapi
kebutuhan tiang mungkin masih belum cukup dikarenakan adanya group action
yaitu intervensi garis-garis tegangan dari tiang yang berdekatan sehingga
mengurangi daya dukung kelompok tiang, yang biasanya dinyatakan dalam
angka efisiensi.
267
Berikut ini analisis perhitungan dari kolom K26 untuk mengetahui efisiensi
kelompok tiang berdasarkan rumus Converse-Labbarre dari Uniform Building
Code AASHTO adalah sebagai berikut :
Data-data :
∑V = 3743,99 kN
Pa = 106,037 ton = 1060,37 kN
Dtiang = 0,4 m
Stiang = 2,5 . D = 2,5 . 0,4 = 1 m
ϴ = arc tg (D/s) = arc tg (0,4/1) = 21,8 ⁰
m = 2 tiang (jumlah tiang dalam 1 kolom)
n = 2 tiang (jumlah tiang dalam 1 baris)
Dihitung :
(n -1) m (m - 1) n
Eg = 1-
90 m n
(2 - 1) 2 (2 - 1) 2
1 - 21,8 0,758
90 2 2
Ptotal = E g n p Pa
0,758 4 1060,37
= 3214,11 < 3743,99 kN (tidak aman)
Karena, daya dukung vertikal kelompok tiang kurang dari gaya aksial perlu
kolom (Pu), maka jumlah tiang ditambah lagi. Perhitungannya seperti dibawah
ini :
Pu 3743,99
np = 4,659 tiang 5 tiang
E g Pa 0,758 1060,37
Ptotal = E g n p Pa
0,758 5 1060,37
4017,64 kN Pu 3743 ,99 kN (Aman)
Jadi, jumlah tiang yang dibutuhkan untuk daya dukung vertikal kelompok tiang
adalah n p 5 tiang .
268
0.50
1 2
3 X
2.00
4 5
0.50
dengan :
V = jumlah gaya vertikal (kN)
np = jumlah tiang dalam kelompok
My = momen terhadap sumbu-y (kNm)
Mx = momen terhadap sumbu-x (kNm)
xi = jarak searah sumbu x dari pusat berat kelompok tiang
ke tiang nomor i (m)
yi = jarak searah sumbu y dari pusat berat kelompok tiang
ke tiang nomor i (m)
nx = banyak tiang dalam 1 baris arah sumbu-x terjauh
ny = banyak tiang dalam 1 baris arah sumbu-y terjauh
∑x2 = jumlah kwadrat dari jarak tiap-tiap tiang ke pusat kelompok tiang (m2)
∑y2 = jumlah kwadrat dari jarak tiap-tiap tiang ke pusat kelompok tiang (m2)
269
B. Perencanaan Poer
1. Tinjauan tegangan geser 1 arah
d a
d
1.10
ds
= 1/6. 20 .3000.1010
= 2258428,66 N = 2258,428 kN
Kontrol : Vu = 1609,28 kN < .Vc = 0,75. 2258,428 = 1693,82 kN
Jadi kontruksi poer fondasi aman terhadap tegangan geser satu arah.
271
d/2 a
d
1.10
ds
2
= 0,17. 1 . 20.6440.1010
1
= 14835166,16 N = 14835,166 kN
272
.d 1
Vc = 2 s . . f 'c .bo.d
b0 12
40.1010 1
= 2 . . 20.6440.1010
6440 12
= 20054846,48 N = 20054,846 kN
3. Penulangan poer
3a). Penulangan poer arah x
Data data :
Mu = ∑P.Iy
= (734,82+846,50).(1) = 1581,31 kNm
= (651,10+762,78).(1) = 1413,87 kNm
Dipilih Mu terbesar = 1581,31 kNm
Menghitung faktor pikul K : (b = 3000 mm) :
Mu 1581,31.106
K 0,646 MPa K maks (5,259 MPa)
.b.d 2 0,9.3000.1010 2
2.K 2.0,646
a 1 1 .d 1 1 .1010 39,132 mm
0,85.f '
c 0,85.20
s 2 h 2 1100 2200 mm
s 450 mm
Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 138,791 mm = 130 mm
s 130
Jadi dipakai tulangan pokok As = D25–130
s 2 h 2 1100 2200 mm
s 450 mm
Disamakan dengan jarak tulangan pokok, jadi dipakai s = 130 mm (<172,7
mm).
1/4. .D 2 .S
Luas tulangan =
s
1/4. .22 2 .3000
8767 ,85 mm 2
A s, u (Ok)
130
Jadi dipakai tulangan bagi As‘ = D22–130
274
2.K 2.0,691
a 1 1 .d 1 1 .985 40,892 mm
0,85.f c ' 0,85.20
s 2 h 2 1100 2200 mm
s 450 mm
Karena jarak terkecil s = 142,313 mm, lebih besar dari s tulangan pokok
arah x maka untuk mempermudah pelaksanaan digunakan tulangan arah y
dengan s = 130 mm.
s 130
Jadi dipakai tulangan pokok As = D25–130
275
s 2 h 2 1100 2200 mm
s 450 mm
Disamakan dengan jarak tulangan pokok, jadi dipakai s = 130 mm
(<172,70mm).
1/4. .D 2 .S
Luas tulangan =
s
1/4. .22 2 .3000
8767 ,846 mm 2
A s, u (Ok)
130
Jadi dipakai tulangan bagi As‘ = D22–130
3000
600
40
40
D22-130
D22-130
D25-130
D22-130
2000
3000
D25-130
1100
I I D25-130
D22-130
D25-130
18000
2000
3000
400
2000
TAMPAK ATAS POTONGAN I-I
C. Perencanaan Sloof
1. Pembebanan balok sloof
Contoh perhitungan pembebanan balok sloof dilakukan pada sloof 1 portal
As-F berikut ini.
Beban merata ditinjau ketika musim kemarau
Beban mati (qD)
Berat pelat basement = 0,25.25 = 6,25 kN/m2
Spesi (finishing) = 0,03.21 = 0,63 kN/m2
qD total = 6,88 kN/m2
Beban hidup (qL)
Beban hidup lantai parkir = 1,92 kN/m2 (SNI 1727:2013)
Beban merata ditinjau ketika musim penghujan
Beban mati (qD)
Berat pelat basement = 0,25.25 = 6,25 kN/m2
Spesi (finishing) = 0,03.21 = 0,63 kN/m2
Tekanan air tanah = -1,8 . 10 = -18,00 kN/m2
qD total = -11,12 kN/m2
Beban hidup (qL)
Beban hidup lantai parkir = 1,92 kN/m2 (SNI 1727:2013)
Dari diagram momen diatas terlihat bahwa momen akibat beban mati ketika
kemarau dan penghujan mengalami perbedaan signifikan. Selanjutnya momen
akibat beban mati dan beban hidup dari kedua kondisi tersebut dihitung dengan
kombinasi beban 1,4D dan 1,2D+1,6L. hasil kombinasi momen pada sloof S1
dapat dilihat pada Tabel IX.2 dan Tabel IX.3.
Tabel IX.2. Momen perlu sloof S1 portal As-F ditinjau ketika musim kemarau
Kombinasi beban (kNm) Syarat SRPMK Momen terbesar
MD ML
Balok Posisi Mu(+) Mu(-) Mu(+) Mu(-)
(kNm) (kNm) 1,4MD 1,2MD +1,6ML
(kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
kiri -233,789 -55,503 -327,305 -369,351 184,676 369,351 184,676 369,351
S1 Tengah 129,531 31,254 181,344 205,444 0,000 92,338 205,444 92,338
kanan -86,509 -20,229 -121,112 -136,177 68,088 136,177 68,088 136,177
(Sumber : hasil hitungan)
279
Tabel IX.3. Momen perlu sloof S1 portal As-F ditinjau ketika musim penghujan
Kombinasi beban (kNm) Syarat SRPMK Momen terbesar
MD ML
Balok Posisi Mu(+) Mu(-) Mu(+) Mu(-)
(kNm) (kNm) 1,4MD 1,2MD +1,6ML
(kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
kiri 286,548 -55,503 401,167 255,053 0,000 200,583 401,167 200,583
S1 Tengah -163,477 31,254 -228,867 -146,165 114,434 228,867 114,434 228,867
kanan 103,139 -20,229 144,395 91,400 0,000 72,197 144,395 72,197
(Sumber : hasil hitungan)
Momen dari kedua tinjauan di atas, selanjutnya di pilih yang terbesar untuk
digunakan dalam perencanaan tulangan.
3. Penulangan sloof
Analisis perhitungan tulangan pada sloof S1 yang terletak antara kolom
K.26 dan K.36 portal As-F delakukan dengan data sebagai berikut ini :
h = 600 mm
b b
b = 350 mm ds
f’c = 20 MPa
fy = 400 Mpa d
h h
D = 22 mm
ϕ = 10 mm
ds
4.f y 4.400
4.f y 4.400
350
95
8D22
2D22 600
505
8D22
Tabel IX.7. Gaya geser perlu sloof S1 portal As-F ditinjau ketika musim penghujan
Kombinasi beban Gaya geser terbesar
VD VL
Balok Posisi 1,4VD 1,2VD+1,6VL Vu, min Vu,max
(kN) (kN)
(kN) (kN) (kN) (kN)
kiri 157,606 -31,289 220,648 139,065 139,065 220,648
S1 Tengah 22,926 -4,409 32,096 20,457 20,457 32,096
kanan -111,754 22,471 -156,456 -98,151 98,151 156,456
(Sumber : hasil hitungan)
Tabel IX.8. Gaya geser perlu sloof S1 portal As-F yang digunakan
Gaya geser yang
digunakan
Balok Posisi
Vu, min Vu,max
(kN) (kN)
kiri 190,022 220,648
S1 Tengah 25,774 32,096
kanan 138,474 156,456
(Sumber : hasil hitungan)
283
Vud,1
Vu2h,1
Vu2h,2
Vud,2
0.30 1.20 5.00 1.20 0.30
Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3
4 0,6 / 2 0,505
Vud,1 = 32,096+ .( 220,648 32,096) = 182,702 kN.
4
4 0,6 / 2 2.0,6
Vu2h,1 = 32,096+ .( 220,648 32,096) = 149,941 kN.
4
4 0,6 / 2 0,505
Vud,2 = -32,096+ .( 156,456 ( 32,096))
4
= -131,428 kN.
4 0,6 / 2 2.0,6
Vu2h,2 = -32,096+ .( 156,456 ( 32,096))
4
= -109,821 kN.
1). Tulangan geser sloof daerah I. Sloof sepanjang 1200 mm dari muka kolom
sisi kiri.
Data – data :
h = 600 mm
b = 350 mm
f’c = 20 MPa
fyt = 240 MPa
d = 505 mm
284
ds = 95 mm
hk = 0,6 m
Dihitung :
Vs = Vud,1/ = 182,702/0,75 = 243603,08 N = 243,603 kN.
0,35.b.S 0,35.350.1000
Av,min = = = 510,42 mm2.
f yt 240
V s .S 199821,10.1000
Av = = = 1648,689 mm2.
f yt .d 240.505
0,35.b.S 0,35.350.1000
Av,min = = = 510,417 mm2.
f yt 240
0,35.b.S 0,35.350.1000
Av,min = = = 510,42 mm2.
f yt 240
8.00
1.20 5.00 1.20
3Ø10-110
I 8D22 II 4D22 8D22 III