Anda di halaman 1dari 18

PATOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

(ARTHROSIS DAN GANGGUAN SENDI)

Disusun oleh :

Fadellia Insyaf

G41192361 / 2C

Dosen pengampu :

Angga Rahagiyanto, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2020
1. ARTHROSIS

Masalah menyangkut persendian dan tulang cukup sering dan familiar terjadi.
Kondisi itu dsebabkan terjadinya arthritis dan arthrosis. Dr Aden Mart Salmen Purba
Sp.OT menjelaskan, masyarakat sering rancu mengartikan arthritis dengan arthrosis.
Arthrosis merupakan sebagai kasus yang tidak ada inflamasinya sama sekali. Kondisi
terjadi karena kerusakan tulang rawan di sendi atau disebut cartilages. Arthrosis ini paling
sering terjadi karena bertambahnya usia. Semua akan mengalaminya, namun perawatan
sendi bisa memperlambat terjadinya arthrosis. Arthrosis biasanya mulai menyerang pada
usia di atas 45 tahun. Lebih cepat terjadi pada wanita daripada laki-laki. Faktor pemicu
percepatan arthrosis adalah kegemukan. Itu kenapa kebanyakan wanita lebih cepat
mengalami arthrosis karena overweight. Gejala pertama orang yang terkena arthrosis
yaitu kaku dan nyeri digerakkan pada sendi. Paling sering yang terkena arthrosis sendi
paling banyak menahan berat yakni punggung, panggul, lutut dan tungkainya. Selain
faktor kegemukan, penderita rematik atau rheumatoid arthritis juga menyebabkan
arthrosis lebih cepat. Pemicu lainnya karena trauma dan konginental atau gangguan pada
sendi yang tidak normal sedari lahir, serta bergesernya titik tumbuh tulang di paha dari
lahir.
2. ARTHOPATI
Artropati ini terjadi akibat pendarahan berulang & menahun di intra artikular,
yang memicu respons inflamasi kronik (sinovitis) dan kerusakan kartilago/ tulang rawan.
Pendarahan pertama pada sendi biasanya terjadi sejak awal (+/- dua tahun) dan akan
berulang sejalan dengan makin seringnya individu tersebut melakukan aktivitas fisik.
Sendi yang biasanya terkena adalah lutut dan pergelangan kaki. Inflamasi kronik pada
synovium dan kerusakan tulang rawan sendi ini dalam jangka panjang dapat
menyebabkan deformitas dan disabilitas. Keterbatasan beraktivitas akan membatasi
interaksi sosial masa kanak dan remaja, yang potensial menyebabkan depresi.
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah radiologi konvensional, MRI, dan
USG. Radiografi polos memvisualisasikan perubahan artritis secara keseluruhan dan
tidak memperlihatkan perubahan dari sinovial dan kartilage seperti yang diperlihatkan
oleh MRI. MRI merupakan alat paling sensitive dalam mendeteksi tanda pertama dari
artropati hemofilik.
3. ARTHRITIS
Arthritis merupakan suatu kondisi peradangan sendi. Peradangan sendi ini dapat
menyerang beberapa sendi. Dua jenis arthritis yang paling umum ditemui adalah
osteoarthritis (OA) dan rheumatoid arthritis (RA).
Gejala umum dari arthritis, antara lain:
 Nyeri sendi, bahkan tanpa melakukan gerakan.
 Gerakan sendi menjadi terbatas.
 Kemerahan pada kulit di sekitar sendi.
 Pembengkakan dan kekakuan pada sendi.
 Peradangan di dalam dan sekitar sendi.
Athritis terjadi ketika jaringan tulang rawan mengalami peradangan, sehingga
mengakibatkan gangguan fungsi sendi. Tulang rawan adalah jaringan ikat yang berfungsi
untuk melindungi tulang agar tidak bergesekan satu dengan yang lain ketika sedang
bergerak. Penyebabnya arthritis dapat bervariasi tergantung dari jenisnya.
 Osteoarthritis melibatkan kerusakan dan robeknya tulang rawan sendi, yaitu suatu
lapisan licin dan keras pada ujung tulang. Kerusakan ini mengakibatkan tulang saling
bergesekan langsung, sehingga timbul nyeri sendi dan pergerakan menjadi terbatas.
Keausan pada sendi ini dapat terjadi selama bertahun-tahun dan dapat dipercepat oleh
cedera sendi atau infeksi.
Beberapa faktor risiko arthritis, antara lain:
 Kelebihan berat badan atau obesitas.
 Riwayat cedera pada sendi.
 Sering melakukan aktivitas berat pada sendi.
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:
 Olahraga teratur dan ringan untuk menjaga fleksibilitas sendi. Pilihan olahraga yang
baik untuk pengidap arthritis adalah berenang karena tidak memberikan tekanan pada
sendi.
 Hindari melakukan aktivitas berlebihan dan terus-menerus, yang melibatkan
persendian.
 Makan makanan yang kaya antioksidan untuh mencegah dan mengurangi peradangan
sendi.
 Pertahankan diet yang sehat dan jaga berat badan ideal untuk mengurangi risiko
timbulnya arthritis dan mengurangi gejala pada pengidapnya.

 
4. ARTHRITIS RHEMATOID

Rheumatoid arthritis adalah peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang
menyerang jaringannya sendiri. Radang sendi ini menimbulkan keluhan bengkak dan nyeri
sendi, serta sendi terasa kaku. Rheumatoid arthritis lebih sering diderita oleh wanita,
terutama yang berusia antara 40 hingga 60 tahun, dan biasanya terjadi simetris pada sendi
yang sama di kedua sisi tubuh. Gejala rheumatoid arthritis terkadang bisa mirip dengan
penyakit lain, contohnya osteoarthritis dan polimialgia reumatik.

Ada beberapa keluhan pada sendi yang dirasakan oleh penderita, antara lain:

 Nyeri sendi
 Sendi bengkak
 Sendi kemerahan,   terasa hangat atau kaku  (terutama pada pagi hari atau setelah
lama tidak digerakkan)

Keluhan pada sendi ini biasanya berawal dari sendi di kaki, sehingga dapat menimbulkan
keluhan:

 Nyeri pada pergelangan kaki saat berjalan di tanjakan.


 Nyeri pada tumit dan tulang kering saat berjalan di atas tanah yang tidak rata.
 Perubahan bentuk telapak kaki sehingga sulit memakai sepatu, serta bentuk jari kuku
dan kuku kaki.

Rheumatoid arthritis merupakan peradangan yang bersifat kronis atau jangka panjang,
dan dapat kambuh kembali setelah menghilang selama beberapa saat. Selain gejala pada
sendi, penderita rheumatoid arthritis juga dapat merasakan gejala di bagian tubuh yang
lain, yaitu pada mata berupa mata kering, serta pada jantung dan paru-paru berupa nyeri
dada.
5. ARTHRITIS GOUT

Artritis gout merupakan bentuk artritis inflamatorik yang terjadi pada individu
dengan kadar asam urat darah yang tinggi. Asam urat ini dapat membentuk kristal dengan
bentuk, seperti jarum di sendi. Akibatnya, kondisi ini dapat menyebabkan serangan gout
yang sangat nyeri, disertai kemerahan, bengkak, dan hangat di area tersebut.
Artritis gout terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi, kondisi ini
menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang hebat dari serangan asam urat. Kristal urat
dapat terbentuk ketika seseorang memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah.
Tubuh menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yakni zat yang ditemukan secara
alami di dalam tubuh. Purin juga ditemukan pada makanan tertentu, seperti steak, daging
organ, dan makanan laut. Makanan lain juga mempromosikan kadar asam urat yang lebih
tinggi, seperti minuman beralkohol, terutama bir, dan minuman yang dimaniskan dengan
gula buah (fruktosa). Biasanya, asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam
urine. Namun, kadang-kadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal
mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk,
membentuk kristal urat yang tajam dan membutuhkan, seperti urat di jaringan sendi atau
sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.
Gejala arthritis gout meliputi :
 Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada sendi, biasanya ditengah malam atau
dini hari.
 Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan
terlihat merah atau ungu.
 Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
 Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki, pergelangan
kaki, lutut, siku, pergelangan tangan dan jari-jari tangan.
Jika arthritis gout tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, Kristal dapat
membentuk gumpalan dibawah kulit disekitar sendi. Mereka disebut tophi. Mereka tidak
sakit, tetapi dapat memengaruhi cara penampilan sendi. Jika Kristal menumpuk disaluran
kemih, mereka dapat membentuk batu ginjal.
Pencegahan arthritis gout sebagai berikut :
 Minum banyak cairan.
 Batasi atau hindari alcohol.
 Dapatkan protein dari produk susu rendah lemak.
 Batasi asupan daging, ikan dan unggas.
 Pertahankan berat badan yang diinginkan.
6. POLIARTHROSIS
Gejala-gejala poliarthrosis dapat mirip dengan rheumatoid arthritis. Mereka dapat
berkembang di dalam tubuh selama beberapa bulan atau mereka bisa tiba-tiba muncul.
Gejala poliarthrosis meliputi :
 Rasa sakit.
 Kekakuan.
 Bengkak atau kemerahan didaerah yang terkena.
 Ruam.
 Kelelahan atau kekurangan energy.
 Kurang nafsu makan.
Polyarthritis dapat terjadi sebagai akibat dari faktor genetic. Beberapa orang
secara alami memiliki protein perusak penyakit dalam tubuh mereka yang disebut
antibody yang membuatnya lebih mudah untuk berkembang. Pemicu terrtentu juga dapat
menyebabkan poliarthirits ketika tubuh memiliki infeksi yang melemahkan system
kekebalan tubuh.

7. COXARTHROSIS
Coxarthrosis - osteoartritis sendi panggul. Paling sering, proses patologis
berkembang di kutub atas sendi panggul dengan perpindahan lateral atas kepala femoralis
(sekitar 60% pasien dengan coxarthrosis, pria lebih sering menderita daripada wanita).
Yang lebih jarang adalah lesi pada kutub medial sendi dengan perpindahan medial kepala
femoral dan penonjolan acetabulum (sekitar 25% pasien dengan coxarthrosis, wanita
lebih sering menderita daripada pria). Lesi konsentrik, di mana seluruh sendi terkena,
adalah coxarthrosis yang paling jarang ditemui (sekitar 15% pasien dengan coxarthrosis,
wanita lebih sering menderita daripada pria). Sangat jarang ada lesi di bagian belakang
sendi, yang hanya dapat dideteksi pada X-ray pada proyeksi lateral.
Coxarthrosis biasanya menyerang orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun.
Faktor-faktor predisposisi utama terhadap perkembangan osteoartritis sendi panggul
adalah displasia kongenitalnya, penyakit Perthes, anomali panjang tungkai bawah,
displasia asetabular. Coxarthrosis unilateral jauh lebih umum daripada bilateral.
Coxarthrosis memiliki gejala utama - rasa sakit ketika berjalan dan beristirahat di
kaki di paha, bokong, selangkangan, kadang-kadang hanya di sendi lutut, yang membuat
diagnosis jauh lebih sulit. Pasien khawatir tentang kekakuan pada sendi yang terkena
setelah periode istirahat; penurunan menyakitkan dalam rentang gerak, dengan volume
rotasi dalam dan kemudian luar dan sudut abduksi kaki berkurang terlebih dahulu.
Kemampuan fungsional pasien menurun: sulit membungkuk, mengenakan kaus kaki,
sepatu, mengangkat apa saja dari lantai. Dalam kasus yang paling parah, Anda dapat
mendengar krepitasi (tetapi tidak bisa diraba) selama gerakan di persendian. Nyeri pada
permukaan lateral sendi mungkin disebabkan oleh bursitis trokanterika sekunder. Pada
tahap selanjutnya, coxarthrosis ditandai dengan munculnya ketimpangan akibat
pemendekan kaki karena migrasi kepala femoral, dan pada lesi bilateral - "jalan bebek".
Atrofi otot-otot paha dan bokong berkembang, gaya berjalan "antalgik" (coxalgic) dan
apa yang disebut tanda Trendelenburg muncul: ketika pasien mencoba untuk bersandar
pada tungkai yang terkena, panggul turun.
Coxarthrosis adalah bentuk osteoarthritis yang paling parah. Perjalanan penyakit
ini kronis dan progresif. Tingkat perkembangan penyakit bervariasi. Dalam kebanyakan
kasus, pasien yang membutuhkan perawatan bedah, memiliki sejarah yang relatif singkat
- dari 3 hingga 36 bulan. Dengan perjalanan coxarthrosis yang berkembang pesat,
kecacatan total pasien terjadi selama beberapa tahun, terutama dengan lesi bilateral.
Menurut LG Danielsson (1964), pada beberapa pasien yang diperiksa, kondisinya tetap
stabil selama 10 tahun atau lebih. Coxarthrosis dengan lesi konsentris pada sendi panggul
dan varian hipertrofik memiliki prognosis yang lebih baik. Untuk coxarthrosis, kasus
perkembangan balik spontan penyakit dijelaskan dalam kasus perawatan bedah ditunda.
Paling sering, coxarthrosis diperumit dengan perusakan jaringan tulang.
Komplikasi lain dari coxarthrosis termasuk nekrosis aseptik kepala femoral, penonjolan
acetabulum, penghancuran kista acetabulum. Dalam beberapa kasus, coxarthrosis yang
berkembang cepat dapat mengarah pada pola yang tidak biasa - kerusakan jaringan tulang
dan kesenjangan artikular yang luas. Varian coxarthrosis ini disebut "sendi panggul
analgesik," karena dikaitkan dengan penggunaan obat penghilang rasa sakit. Namun, itu
dapat berkembang pada pasien yang tidak meminumnya sama sekali atau menggunakan
sedikit analgesik dan NSAID. Coxarthrosis dapat terjadi secara sekunder dengan latar
belakang gonarthrosis kontralateral atau ipsilateral. Di antara komplikasi dari struktur
periarticular, bursitis trokanter yang paling sering berkembang.
8. GONARTHROSIS
Gonarthrosis adalah arthrosis yang mengalami deformasi pada sendi lutut,
penyakit degeneratif-distrofi di mana tulang rawan hialin yang menutupi permukaan
artikular tibia dan femur terpengaruh dan secara bertahap mendegradasi. Pada tahap akhir
patologi, ketika jaringan tulang rawan benar-benar hancur, jaringan tulang mulai terasa,
penyakit ini memperoleh karakter osteoarthritis. Tulang menjadi lebih padat, rongga
kistik terbentuk, osteofit tumbuh di tepi sendi, yang menyebabkan hilangnya fungsi sendi
dan kecacatan. Gonarthrosis berada di tempat pertama dalam hal prevalensi di antara
semua arthrosis. Sebagian besar orang setengah baya dan orang tua, kebanyakan wanita,
sakit. Tapi gonarthrosis sendi lutut juga bisa terjadi pada anak muda. Dalam kasus
tersebut, sering merupakan proses sekunder dan berkembang setelah trauma sendi
lutut( posttraumatic gonarthrosis).
Tanda utama penyakit: nyeri di lutut, integrasi mobilitas dan perkembangan
sinovitis periodik( akumulasi cairan di dalam artikulasi).Pada awalnya, gejala arthrosis
hampir tidak terlihat, namun seiring memburuknya sendi, ia menjadi lebih kuat dan
berdampak negatif terhadap kualitas hidup manusia.
9. DEFORMITAS SENDI
Deformitas persendian disebabkan oleh kerusakan tulang rawan sendi atau
ligamen, yang disebabkan oleh artritis inflamatori (seperti artritis reumatoid atau artritis
gaut) atau artritis degeneratif (osteoartritis). Artritis reumatoid menghancurkan lapisan
tulang rawan dan ligamen persendian sinovial. Ini bisa mempengaruhi semua persendian
tubuh, dari spina hingga pinggul dan lutut, pergelangan kaki dan jari kaki, bahu dan siku,
serta pergelangan tangan dan tangan. Untungnya, dengan perawatan dini oleh reumatolog
menggunakan pengobatan yang lebih baik, deformitas yang dihasilkan menjadi lebih
jarang. Di tangan, ini menyebabkan jari yang berkembang menjadi deformitas “leher
angsa” dan “boutonniere” (lubang kancing), dan jari menyimpang dari sumbu tangan. Ibu
jari juga mungkin menjadi bengkok.
Deformitas yang disebabkan oleh osteoartritis menyebabkan nyeri dan kaku di
persendian. Sering kali, bagian dasar ibu jari dan persendian kecil tangan terpengaruh.
Perawatannya melalui pengobatan dan splin, atau bedah dengan fusi persendian atau
penggantian dengan persendian artifisial.

10. GANGGUAN PATELLA


Patellofemoral pain syndrome (sindrom nyeri tempurung lutut) adalah nyeri di
bagian bawah atau sekitar patellae karena perubahan sendi patellofemoral – femora.
Patella adalah bagian tulang kecil yang berlokasi di lutut, sebelum sendi lutut. Peran
patellae adalah sebagai pendukung kaki untuk bergerak dan berdiri dengan mengurangi
tekanan pada sendi lutut serta tulang rawan yang membungkus tulang pada sendi. Nyeri
patellofemoral dapat mempengaruhi salah satu atau kedua lutut. Beberapa olahraga
seperti sepakbola, basket, tenis, atau maraton bisa memperburuk masalah lutut. Berlari di
atas permukaan yang kasar atau berolahraga di permukaan yang berbeda bisa
menyebabkan penyakit ini.
Nyeri patellofemoral biasanya menyebabkan sakit ringan namun terus-menerus
pada lutut ketika terus meregangkan otot, nyeri bisa memburuk jika lutut tertekan.
Contohnya, naik turun tangga, berlari, atau posisi berdiri tertentu (dalam Kung Fu).
Ketika lutut ditekuk dalam waktu lama, misalnya duduk saat menonton film atau berada
di dalam kereta api, dapat menyebabkan nyeri. Lutut bisa nyeri jika Anda berjalan di
permukaan yang kasar atau tidak rata; seolah-olah merasa tersangkut ketika berlutut.
Rasa tidak nyaman, bunyi retak, atau nyeri bisa muncul. Nyeri patellofemoral dan
patellar tendinitis hampir sama. Namun, patellar tendinitis tidak menyebabkan nyeri di
kedua sisi atau secara langsung pada lutut, nyeri biasanya muncul dari dalam sendi. Nyeri
patellofemoral terjadi pada semua area sendi.
Ada banyak faktor risiko nyeri patellofemoral. Penyakit ini umumnya menyerang
atlet yang membutuhkan kekuatan kaki seperti berlari dan melompat. Anda mungkin
terkena penyakit ini bila:
 Berpatisipasi dalam olahraga termasuk lari dan melompat.
 Terlalu meregangkan otot dan tendon.
 Ketidakseimbangan antara otot dan paha.
11. DISLOKASI SENDI
Dislokasi merupakan masalah pada tulang berupa bergesernya tulang dari sendi
atau posisi yang semestinya. Dislokasi dapat terjadi pada sendi manapun, tetapi yang
tersering mengalaminya adalah sendi bahu, jari, siku, lutut, dan panggul. Sendi yang
pernah mengalami dislokasi memiliki faktor risiko lebih besar untuk mengalami dislokasi
berulang.
Penyebab utama dislokasi adalah cedera atau trauma yang disebabkan oleh
benturan keras. Contohnya ketika seseorang terjatuh, tertabrak, atau bentuk trauma
lainnya yang bisa menyebabkan benturan keras.

Dislokasi bisa menimbulkan beragam gejala pada setiap orang yang


mengalaminya. Berikut beberapa gejala dislokasi yang mungkin muncul:

 Kejanggalan bentuk sendi.

 Pembengkakan, lebam, atau kemerahan pada sendi.

 Sulit atau tidak dapat menggerakkan sendi.

 Nyeri saat sendi berusaha digerakkan.

 Mati rasa atau rasa kesemutan pada daerah sekitar sendi.

Anda mungkin juga menyukai