PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. Isi
Subjek Penelitian
Kriteria inklusi yaitu laki-laki berusia 50-80 tahun yang menderita Aterosklerosis
dengan ciri-ciri klinis sebagai berikut: ECG, Peningkatan Troponin I, menderita
Dislipidemia, Perokok dan bukan perokok. dengan jumlah keselurahan ada sembilan
sampel.
Sampel darah diperoleh dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang sebanyak 600µl
kemudian disentrifugasi 20 menit 4000 rpm 4ºC, sehingga didapatkan plasma. Uji kadar
Ox-LDL dengan ELISA Ox-LDL diukur dengan menggunakan enzyme-linked
immunosorbent assay (Mercodia Oxidized LDL ELISA kit). Mikroplat dicoating dengan
mouse monoclonal anti-oxidized LDL, Mikroplate diisi dengan kalibrator dan plasma.
Sebanyak 25µl kemudian ditambahkan asaay buffer sebanyak 100µl, inkubasi 2 jam
sambil di shaker pada suhu ruang (18-25º C). Dicuci 6 kali dengan wash buffer sebanyak
350µl dan ditambahkan enzim konjugat (Monoclonal antiapoB) 100µl masing- masing
strip, setelah itu di inkubasi selama 1 jam pada suhu ruang (18- 25ºC) selanjutnya
dilakukan pencucian yang kedua sebanyak 6 kali dengan wash buffer. Ditambahkan
substrat TM 200µl, Inkubasi 15 menit pada suhu ruang tanpa dishaker dan ditambahkan
stop solution 50µl, dinkubasi 30 menit dan Hasilnya dibaca pada panjang gelombang
450.
Analisa Statistik
Menurut penelitian Das menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kadar LDL
teroksidasi antara pasien perokok dengan bukan perokok hal ini diakibatkan oleh polusi
lingkungan yang juga bias mempengaruhi kerentanan LDL untuk teroksidasi. Menurut
beberapa penelitian radikal bebas merupakan pemicu utama terjadinya penyakit
aterosklerosis. Komponen asap rokok seperti nikotin, tar, dan hidrokarbon mampu
memicu terbentuknya radikal bebas pada berbagai sel tubuh dan menyebabkan terjadinya
reaksi berantai yang dapat menyebar keseluruh tubuh. Radikal bebas yang terdapat dalam
asap rokok jumlahnya sangat banyak, dalam satu kali hisapan diperkirakan masuk 10-14
molekul radikal bebas. Kandungan H2O2 yang tinggi pada asap rokok akan
mempermudah terjadinya kerusakan sel serta mempermudah propagasi radikal bebas.
Radikal bebas dalam jumlah berlebihan dapat merusak membran sel melalui peroksidasi
lipid sehingga merusak fungsi sel, merusak protein melalui kerusakan asam amino yang
mengandung sulfur, merusak DNA melalui kerusakan basa maupun gugus gula sehingga
terjadi mutasi.
Asap rokok sebagai salah satu sumber radikal bebas dikaitkan dengan
ketidakseimbangan antara oksidan dengan antioksidan. Oksidasi LDL terjadi karena
adanya radikal bebas. Proses oksidasi dimulai oleh serangan radikal bebas dengan
menarik atom hidrogen dari salah satu PUFA yang terikat pada LDL. Pembentukan
radikal hidroksil dari hidrogen peroksida, yang diperantarai oleh Fe 2+, dapat
mencetuskan reaksi berantai. Akhirnya terjadi degradasi lemak, dan terbentuk berbagai
produk seperti MDA, etana, dan pentana dan selanjutnya mengawali proses inflamasi.
Asap rokok yang dihirup menghasilkan stres oksidatif yang mengakibatkan kerentanan
LDL untuk teroksidasi, terutama pada pembuluh darah. LDL yang berada didalam
pembuluh darah akan masuk ke dalam intima, Selanjutnya LDL akan mengalami
modifikasi oleh radikal bebas menjadi Ox-LDL.
Selain paparan radikal bebas yang berasal dari rokok kejadian penyakit
aterosklerosis juga disebabkan oleh genetik, stress, kebiasaan dan prilaku hidup, RAS,
dan lingkungan. Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor resiko yang kuat untuk
terjadinya penyakit aterosklerosis. Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit
aterosklerosis akan meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Kecendrungan pola
makan yang tidak sehat akan semakin memicu meningkatnya radikal bebas dalam tubuh.
Jika radikal bebas tersebut bereaksi dengan LDL maka akan terjadi oksidasi LDL
sehingga akan terjadi penumpukan lemak pada dinding pembuluh arteri dan akan
membentuk plak yang bisa memicu terjadinya penyakit aterosklerosis. (Jurnal Biotropika
| Edisi 1 No. 2 | 2013 64)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan