Anda di halaman 1dari 146

1

Kelas X Semester gasal

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN


MANUSIA DAN TUGAS-TUGASNYA

Standar Kompetensi :
1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di
bumi

Kompetensi Dasar :
1.1. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12- 14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl;
78.
1.2. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An
Nahl; 78
1.3. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS Al-
Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al Baqarah 30-33

 Q.S. Al Mukminun : 12-14

 Q.S. An Nahl : 78

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


2

 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum membacanya Alasan
Bacaan
qaala fathah pada huruf
Mad tabi’i panjang dua harakat qaf bertemu alif mati

Mad jaiz lilmalaaaaaikat setelah mad ada


muttasil i hamzah dalam satu
panjang 5 harakat lafal
Ikhfa’ jaa’ilun fi tanwin dhummah
dibaca samar bertemu dengan fa

Idgam May nun mati bertemu ya


bigunnah nun sukun tidak
dibaca
Mad jaiz Inniiiii a’lamu setelah mad ada
munfasil panjang 5 harakat hamzah tidak dalam
satu lafal

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara
bacaan membacanya
Fathah mengadap alif
yang mati ........ .........

Setelah Mad ada


hamzah dalam satu ..... .........
lafal
Tanwin fathah
menghadap qaf ...... ......

Kasroh menghadap ya
sukun ...... ......

Huruf nun disyiddah (


ditasydid) ... .....

2. Terjemahan Per-kata

sesungguhnya kepada para Tuhanmu berfirman dan


Aku malaikat tatkala

mereka berkata khalifah bumi di menjadikan

dan di mengapa
menumpahkan di dalamnya orang yang dalamnya Engkau akan
akan merusak ( bumi) menjadikan
3

dan kami mensu- dengan memuji kami bertasbih dan kami darah
cikan Engkau Engkau

kalian ketahui apa yang tidak Aku lebih Sungguh- Dia berfirman
mengetahui nya Aku

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Baqarah, 2: 30. adalah :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirkan kepada para Malaikat, “ Aku
hendak menjadikan khalifah*) di bumi “ Mereka berkata, “ Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “
Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”

*) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa

4. Kandungan Ayat
Kandungan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 adalah :
o Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan
makhluk yang dinamakan manusia menjadi khalifah di bumi.
o Para Malaikat ingin mengetahui secara pasti dengan mengajukan pertanyaan
“ Apakah Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan berbuat
kerusakan dan pertumpahan darah?” Padahal mereka ( para Malaikat )
merupakan makhluk yang senantiasa bertasbih, menyucikan Allah, mentaati
perintah-Nya dan tidak mendurhakai-Nya.
o Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan
penjelasan dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di
ketahui para Malaikat.

5. Penjelasan :
Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat
diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun
Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi
Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat
Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam
Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang
ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di dalamnya
disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani
Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak orang
Yahudi pada umumnya
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai
khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan
melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk
dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di
dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya
kearah yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang
buruk yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti
pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia
dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.
4

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Bacaan Cara Alasan
membaca
walaqadd huruf dal ditan-
qalqalah huruf dal dibaca da sukun
memantul
minssulalatin huruf nun mati
Ikhfa’ nun mati dibaca bertemu sin
samar
Summa
gunnah mim bertasydid mim bersyiddah
dibaca dengung
Idgham qaraarimm tanwin kasroh
bigunnah dibaca terpadu menghadap
dengan mim mim

Izhar Khalqan akhara Tanwin fatkhah


Tanwin fatkhah menghadap
dibaca jelas hamzah
 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara
bacaan membacanya
Qaf disukun
( mati) ...... ......

Nun sukun
menghadap tha .... .....

Fathah berdiri
pada huruf nun .... ....

Nun sukun
bertemu sin .... ....

Tanwin kasroh
menghadap mim ... ....

2. Terjemahan Per-kata

Dari tanah Dari saripati manusia Kami telah Dan sungguh


menciptakan

Yang dalam tempat Air mani Kami kemudian


kuat/kokoh jadikannya
5

segumpal darah lalu Kami segumpal air mani kemudian Kami


itu ciptakan darah (sperma ) ciptakan

lalu Kami tulang segumpal lalu Kami segumpal daging


bungkus belulang daging itu ciptakan

Maha suci makhluk lain kemudian dengan tulang itu


Allah Kami jadikan daging

Pencipta paling baik

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Mukminun, 23 : 12-14 adalah :
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
( rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling
baik.

4. Kandungan Ayat
Kandungan Al-Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 adalah :
o Penegasan Allah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal
kejadiannya dari tanah.
o Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih ada
dalam kandungan.
Proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan sebagai berikut :
a. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia
sebagai nutfah ( spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar
( rahim atau kandungan).
b. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah
menyerupai buah lecis atau lintah.
c. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal
daging menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah.
d. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang
yang menjadi rangka.
e. Kemudian Allah SWT
menjadikannya sebagai makhluk
lain yaitu manusia dengan
segenap anggota-anggotanya.

5. Penjelasan :
Qur’an surat Al Mukminun adalah
surat yang ke 23 yang terdiri atas 118
ayat, tergolong surat-surat Makkiyah.
Dinamai “Al Mukminun” karena
permulaan surat ini menerangkan
bagaimana seharusnya sifat-sifat orang
yang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akherat dan ketentraman
jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi
pengikut bagi Nabi Muhammad s.a.w.
Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian
manusia itu?
Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan
6

menjadi makhluk yang paling sempurna. Menurut para ulama bahwa pendengaran
merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia dan akherat. Dalam perkembangan
organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi dari pada mata. Dalam ilmu
Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya, mereka telah mendengarkan
pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya. Kemudian barulah mata itu berfungsi
ketika bayi itu telah lahir di dunia, sehingga bayi itu dapat melihat apa-apa yang ada
di sekelilingnya. Barulah pada perkembangan berikutnya bayi itu bisa berfungsi hati
nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya. Berdasarkan penelitian yang ilmiah di
bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia terdiri dari beberapa kepingan,
yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang. Kepingan-kepingan itu
menjadi pusat berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu mengalami
perkembangan menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan manusia
sejak lahir sampai tua.

Gambar perkembangan janin dalam kandungan

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
wamaa fathah pada huruf
Mad tabi’i dibaca panjang mim berte-mu alif
2 harakat mati
khalaqqtu qaf bertanda sukun
qalqalah huruf Qaf diba-
ca memantul
aljinna huruf al berha-dapan
al qamariyah hurul al dibaca dengan huruf jim
jelas
walinssi Huruf nun sukun
Ikhfa’ menghadap sin

liya’buduun dummah pada huruf


Mad arid dibaca panjang dal meng-hadap wau
lissukun 2,4 atau 5 hara- mati dan huruf nun
kat yang diwaqafkan

2. Terjemahan Per-kata

supaya mereka melainkan dan jin Aku dan tidak


menyembahKu manusia menciptakan
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Az Zariyat, 51 : 56 adalah :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.
7

4. Kandungan ayat
o Kandungan Al Qur’an Surah Az-Zariyat, 51 : 56 adalah tentang pemberitahuan
dari Allah SWT bahwa maksud dan tujuan diciptakan makhluk berupa jin dan
manusia ialah agar mereka beribadah kepada-Nya.
o Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan menurut.
Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada-Nya, maksudnya
agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-
larangan-Nya.
o Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdha.
Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara manusia
dengan Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru
mahdhah adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia yang baik dengan
niat mencari ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi dan lain-lain.

5. Penjelaasan
Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di
Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali
ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang
terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan
surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di
dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan
“Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah
penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat
yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada
umumnya
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai
khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan
alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi
kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia
diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang
lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam
menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk
yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti
pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia
dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih, perhatikanlah adab dan sopan
santun ketika membaca Al Qur’an.

 Penjelasan Tajwid

Lafal Hukum Cara Alasan


Bacaan membaca
Tafkhim wallohu Lam jalalah
huru lam dibaca didahului harakat
tebal fatkhah
Idgham mutamas- Akhrajakummin Huruf mim
silain mengha-dap mim
8

Iqlab Mimmbutuuni Nun mati


Nun mati berubah menghadap huruf
suara mim ba
Izhar ummahaatikum laa Mim mati bertemu
syafawi menyuarakan mim huruf lam
dengan jelas
Assam’a Huruf al bertemu
Al syamsyiyah hurul lam mati tidak dengan sin
dibaca
Mad ya berada
Mad layyin Syai-an setelah fatkhah

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara
Bacaan membaca
alif lam ( al )
menghadap hamzah .... ......

Tanwin fathah
menghadap wau .... ......

alif lam menghadap


hamzah .... ......

Mim sukun menghadap


ta’ .... ......
‫ﺖ‬
Mad menghadap nun
yang diwakafkan .... ......

2. Terjemahan Per-kata

tidak ibu-ibu kalian dari perut- mengeluarkan dan Allah


perut kalian

pendengaran bagi kalian dan Dia sesuatu kalian


jadikan mengetahui

(kalian) agar kalian dan hati / akal dan


bersyukur penglihatan

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. An Nahl, 16 : 78 adalah :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati
nurani, agar kamu bersyukur.

4. Kandungan ayat
o Allah SWT memberitahukan kepada manusia bahwa setiap manusia itu dilahirkan
dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu pengetahuan.
o Kemudian Allah SWT memberi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati
( qalbu) sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
9

o Agar manusia sadar bahwa kesempurnaan fisik dan panca indera yang dimilikinya
itu dapat dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, sehingga mereka
mau bersyukur kepada-Nya.

5. Penjelasan
Surat An Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat Makiyyah.
Dinamakan “ An Nahl “ yang berarti “ lebah “ seperti dinyatakan dalam surat ini ayat
68 yang artinya “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “.
Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan
kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dan Al
Qur’anul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan bisa menjadi
obat bermacam-macam penyakit manusia ( lihat ayat 69). Sedang Al Qur’an
mengandung inti sari dari kitab-kitab yang pernah diturunkan Allah kepada nabi-nabi
terdahulu dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat ( lihat ayat 10 ).
Pada Q.S. An Nahl : 78 diterangkan bahwa manusia ketika dilahirkan
pertama kali awalnya tidak mengerti apa-apa, dan kondisinya sangat lemah sehingga
membutuhkan orang lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan, perawat, dan
orang tua kita. Pada ayat tersebut Allah menegaskan bahwa sejak manusia lahir telah
dibekali tiga kemampuan dasar, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.
Ketiga bekal tersebut agar manusia dapat mengembangkan sesuai dengan petunjuk
Allah dalam Al Qur’an sehingga akan dapat menjadi manusia yang sempurna yang
dapat mengemban tugas sebagai khalifah di bumi dengan baik.
Manusia akan menjadi beriman dan berilmu ketika mereka bisa belajar
melalui tiga bekal tersebut sehingga dapat menangkap informasi-informasi di luar
dirinya untuk dapat dikembangkan yaitu, membaca melalui penglihatan, mendengar
melalui telinga, dan merasa melalui hati.

KEGIATAN SISWA
 Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan manusia yang mengakibatkan pertumpahan
darah .
 Coba identifikasi fungsi indra pendengaran, penglihatan, akal dan kalbu.
Bagaimanakah kamu mensyukurinya?
 Coba renungkan perintah-perintah Allah SWT yang sudah dapat kamu kerjakan.

RANGKUMAN
 Surah Al Baqarah ayat 30 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah kepada malaikat
bahwa Allah SWT akan menciptakan Adam ( manusia ) sebagai kholifah di muka
bumi. Para malaikat khawatir bahwa dijadikannya manusia sebagai khalifah akan
merusak bumi dan mereka saling membunuh. Kekhawatiran malaikat itu hilang
setelah ada penjelasan dari Allah.

 Surah Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang asal kejadian manusia bahwa
dijadikannya manusia itu berasal dari saripati tanah. Kemudian proses perkembangan
selanjutnya dijadikannya melalui fase demi fase dalam rahim ibu.

 Surah Az-Zariyat ayat 56, bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa maksud dan
tujuan dijadikan manusia itu adalah untuk beribadah kepada-Nya dengan cara
mentaati perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.

 Surat An Nahl ayat 78, bahwa Allah telah memberi karunia kepada manusia yang
sangat mahal, yaitu panca indera. Oleh karena itu manusia diharapkan sadar akan
nikmat-nikmat itu agar mereka mau bersyukur kepada-Nya.

UJI KOMPETENSI
a. Aspek Afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
10

INTERNALISASI AKHLAK MULIA


tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Membaca Al Qur'an hendaknya …… …… ….. ……
Memegang teguh adab dan
  sopan santun membacanya.        
 2 Kedudukan manusia sebagai …… …… ….. ……
khalifah di bumi adalah meman
  faatkan, dan melestarikannya        
 3 Kita sebagai seorang muslim …… …… ….. ……
harus menyadari bahwa asal
kejadian manusia dari saripati
tanah
4 Proses kejadian manusia yang …… …… ….. ……
diterangkan dalam Al Qur’an
sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan
5 Ibadah yang berkualitas dan ……. ……. …… ……..
bermakna adalah ibadah yang
dilaksanakan dengan penuh
keikhlasan

b. Aspek Kognitif
i. Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf
a,b,c,d, atau e.

1. Lafal ada nun sukun menghadap ya adalah bacaan…


a. izhar c. ikhfa’ e. qalqalah
b. ikhfa’ d. mad

2. Lafal dalam Q.S. Al Baqarah, 2:30 artinya adalah….


a. di dalam bumi manusia saling membunuhnya
b. mengapa Engkau menjadikan (khalifah) di bumi
c. orang yang akan membuat kerusakan di bumi
d. dia menumpahkan darah di dalamnya
e. Sesungguhnya Aku akan menjadikan pemimpin di muka bumi.

3. Hal-hal berikut adalah tugas manusia sebagai khalifah dibumi. Adapun yang tidak
termasuk didalamnya adalah….
a. memelihara alam sebagai anugrah Allah
b. memelihara alam jangan sampai rusak
c. menggali kekayaan alam untuk kesejahteraan manusia
d. memanfaatkan alam untuk kepentingan manusia
e. mengambil kekayaan alam meskipun dengan cara merusak

4. Sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan Q.S. Az Zariyat,51:56 adalah


sebagai…
a. tidak saling bunuh membunuh
b. beribadah dan beramal dengan ikhlas
c. menyadari manusia diciptakan dari segumpal darah
d. mengakui manusia dilahirkan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa
e. menjauhkan diri dari durhaka kepada kedua orang tua.

5. Berikut ini adalah ibadah yang hukumnya fardlu ain, adapun yang tidak termasuk
didalamnya adalah…
a. salat lima waktu d. puasa
b. salat jum’ah e. haji
c. salat tarowih
11

6. lafal yang terdapat dalam Q.S. Al Mukminun, 23: 14 artinya adalah…


a. spermatozoa d. tulang belulang
b. segumpal darah e. janin / bayi
c. segumpal daging
7. Makhluk Allah antara malaikat dengan manusia yang menjadi persamaannya adalah…
a. asal kejadiannya d. tugas dan tanggung jawabnya
b. jenisnya e. kematiannya
c. alam kehidupannya

8. Lafal dalam Q.S. An Nahl, 16: 78 artinya adalah …


a. tidak mengetahui apa-apa d. perut ibumu
b. dari penglihatanmu e. hati / akal kamu
c. Dialah yang menjadikan kamu

9. Lafal terdapat mim sukun bertemu dengan mim, bacaan tajwidnya


adalah …
a. ikhfa’ syafawi d. idgham bigunnah
b. idgham mutamassilain e. izhar syafawi
c. iqlab

10. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut:


(1). Mengucapkan hamdalah ketika memperoleh nikmat
(2). Bermalas-malasan, tidak mau berusaha karena sudah kaya
(3) Berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
(4). Bersabar ketika mendapat musibah
(5). Putus asa ketika cita-citanya tidak tercapai.
Perilaku bersyukur kepada Allah sesuai dengan perintah Q.S. An Nahl, 16: 78
adalah…
a. (1), (3), (4) d. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (3) e. (1), (2), (4)
c. (3), (4), (5)

2). Soal Uraian


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar
1. Mengapa para malaikat mempertanyakan rencana Allah SWT menjadikan manusia
sebagai khalifah di bumi?

2. Kemukakan fase-fase perkembangan kejadian manusia dalam kandungan menurut Al


Qur’an Surat Al Mukminun 12-14 !

3. Tulislah lafal-lafal hukum bacaan yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin, serta
bacaan mad thabi’I yang terdapat pada Q.S. Al Baqarah : 30 !

4. Kemukakan kandungan Q. S An Nahl ayat 78 !

5. Kecakapan apa saja yang dimiliki manusia ketika ia lahir di bumi sebabagai anugrah
Allah SWT?
12

Kelas X semester Gasal

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH


Standar Kompetensi :
1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah.

Kompetensi Dasar :
5.1. Membaca QS Al-An’am 162- 163 dan Al Bayyinah ; 5..
5.2. Menyebutkan arti QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.
5.3. Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS
Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al An’am 162-163

 Q.S. Al Mukminun : 1-6


13

 Q.S. Al Hujurat : 39-41

 Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih.Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
Inna Karena nun
Gunnah (dengan berdengung ) bertasdid

Salaatii Karena fatkah pada


Mad Tabi’i dibaca panjang 2 lam menghadap alif
harakat dan kasrah pada ta
menghadap ya
Lafal jalalah Lillaahi Karena ada kasrah
dan mad badal dibaca panjang 2 menghadap lam
harakat jalalah
Izhar Al’alamiina Karena alim lam
qamariyah ( al bibaca jelas ) menghadap ‘ain

Tarqiq Syariika Huruf ra bertanda


Ri dibaca ringan kasrah
berdering

Mad ‘arid Al muslimiin Mad yang bertemu


lissukun nun sukun yang
diwaqafkan

2. Terjemahan Per-kata

dan dan dan salatku Sesung Katakanlah


matiku hidupku ibadahku guhnya
14

bagi-Nya sekutu tidak ada semesta Tuhan Untuk Allah


alam pemelihara

Orang-orang pertama- dan aku aku dan


yang tama diperintahkan demikian
berserah diri itulah
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al An’am, 6 : 162 – 163 adalah :
Katakanlah ( Muhammad ), “ sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri ( muslim)”

4. Kandungan
o Suruhan Allah kepada segenap Muslim dan Muslimah untuk berkeyakinan bahwa
salatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan
Allah semesta alam
o Seorang Muslim dan Muslimah harus berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan
Yang Maha Esa tiada sekutu baginya yang menentukan hidup dan matinya
seseorang, dan yang mengatur segalanya di alam ini.
o Allah menyuruh kepada Muslim dan Muslimat untuk berlaku ikhlas dalam
beribadah, bermuamalah maupun berkeyakinan kepada-Nya.

5. Penjelasan
Surat Al An’am terdiri atas 165 ayat, dinamakan Al An’am berarti “ binatang
ternak “ ( seperti : unta, sapi, kambing, dan biri-biri ). Surat ini termasuk golongan ayat-
ayat Makiyyah. Surat ini dinamakan “ Al An’am “ karena di dalamnya disebut kata “
An’am” dalam hubungannya dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang menurut
mereka binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
mereka.
Dalam surat yang ke 162 – 163 Allah swt. memerintahkan kepada Nabi
Muhammad saw. agar mengatakan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya, dan
matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam. Perintah itu harus
diteruskan kepada umatnya agar mensikapi hidup itu senantiasa seorang muslim itu
dalam melaksanakan salatnya, ibadahnya, dilaksanakan dengan khusyuk, tunduk,
ikhlas untuk mencari rida Allah. Begitu pula hidupnya, matinya diserahkan seluruhnya
kepada Allah swt Tuhan semesta alam, karena Allah adalah zat yang menentukan
hidup dan matinya semua makhluk di alam ini.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
15

Bacaan
Mad jaiz Wama umiruuuu Mad bertemu
munfasil dibaca panjang 2 – 5 hamzah dilain lafal
harakat
Tafkhim Liya’budullooha Lam jalalah
( berdegum ) dibaca panjang 2 sebelumnya ada
harakat harakat dhommah
Mad wajib Hunafaa’a Mad bertemu
muttasil dibaca panjang 5 dengan hamzah
harakat dalam satu lafal
Mad badal Assalaata Karena wau dibaca
Panjang 2 harakat sebagai alif

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara
bacaan membacanya
Kasroh
bertemu ya ...... ......
disukun
Alif lam bertemu
dengan dal .... .....

Wau dibaca
sebagai alif .... ....

Dummah bertemu
wau disukun ..... .....

Alif lam bertemu


qaf .... ....

2. Terjemahan Per-kata

memurnikan Allah supaya mereka kecuali mereka Dan tidak


menyembah diperintah

dan mereka salat dan mereka Ikhlas / ketaatan/ kepada-


menunaikan mendirikan lurus agama Nya

betul / lurus agama dan


demikian itu zakat

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5 adalah :
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus ( benar )*)

*) Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan

4. Kandungan
o Suruhan Allah kepada manusia dalam mengamalkan ajaran agama hendaklah
yang lurus yaitu jauh dari hal-hal kemusyrikan dan kesesatan.
16

o Dalam beribadah hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah yaitu
kesadaran diri dalam menjalankannya semata-mata mentaati perintah Allah
dengan mengharap ridlo-Nya.

5, Penjelasan
Surat Al Bayyinah terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah,
diturunkan setelah surat At Tholaq. Dinamai “ Al Bayyinah “ berarti “ buku yang nyata”
yang diambil dari kata perkataan Bayyinah yang terdapat pada akhir ayat yang pertama.
Pada ayat yang ke 5 surat ini, Allah swt menegaskan bahwa manusia tidak
diperintahkan, kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Allah dengan lurus.
Dilaksanakannya ibadah itu sebagai bukti ketaatannya menyembah dengan memurnikan
niat tanpa ada campuran sedikitpun dari perbuatan syirik. Untuk mencapai derajat
ibadah yang tinggi manusia diharuskan dalam melaksanakannya secara ikhlas lahir dan
batin. Dengan jalan itu manusia akan mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Orang
yang mempunyai sifat ikhlas disebut mukhlis.
Niat adalah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia untuk melaksanakan suatu
amal atau perbuatan tertentu. Sedangkan ikhlas mempunyai arti : murni, suci atau
bersih. Dalam menjalankan pengamalan ajaran Islam seorang muslim diharus-kan
mendasarkan diri dengan niat ikhlas yaitu didasarkan karena Allah semata untuk
memperoleh rida-Nya. Pengamalan yang ikhlas itu adalah pengamalan yang jauh dari
sifat riya’, dan sum’ah. Karena itu suatu amalan yang tidak didasari dengan niat ikhlas
tidak diterima Allah sehingga tidak akan mendapatkan pahala dari-Nya.

KEGIATAN SISWA
 Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan/peribadatan manusia yang tergolong sesat.
 Coba identifikasi ibadah-ibadah yang benar yang sesuai dengan petunjuk Al Qur’an
dan Hadis. Bagaimanakah cara melaksanakannya?
 Coba renungkan bagaimana ibadah / amaliah yang dilakukan dengan ikhlas karena
Allah.

RANGKUMAN
 Surah Al An’am ayat 162-163 berisi suruhan Allah SWT kepada manusia agar setiap
Muslim dan Muslimah berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidup dan matinya
semata-mata untuk Allah SWT. Setiap individu muslim hendaklah berserahdiri kepada
kekuasaan Allah secara keseluruhan dengan niat ikhlas.

 Surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah Allah SWT bahwa dalam meyakini ajaran
Islam dan mengamalkan ajarannya hendaklah dilandasi dengan niat ikhlas karena
Allah dan mengharap ridlo-Nya.

UJI KOMPETENSI
a. Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA


tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Semua aktivitas manusia dapat …… …… ….. ……
  diatur berdasarkan Al Qur’an        
 2 Beribadah dengan ikhlas meru- …… …… ….. ……
  pakan perintah Allah        
 3 Bersesaji dan berkurban yang …… …… ….. ……
dipersembahkan kepada makh-
luk halus termasuk syirik
4 Ibadah wajib dan sunah boleh …… …… ….. ……
dilaksanakan dengan riya’ dan
sum’ah
17

5 Menuntut ilmu hendaklah dilak- ….. …. …. …..


sanakan dengan niat mencari
ridlo Allah SWT

b. Aspek kognitif
1). Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf
a,b,c,d, atau e.

1. Lafal pada huruf nun syiddah dibaca dengung yang merupakan


bacaan...
a. izhar c. Idgham bigunnah e. iqlab
b. gunnah d. mad arid

2. Ketika ada fatkhah tegak menghadap huruf hamzah dalam satu lafal seperti
bacaan bacaan tajwidnya adalah....

a. mad arid d. mad wajib munfasil


b. mad thabi’i e. mad jaiz
c. mad wajib muttasil

3. Dalam Q.S. Al An’am, 6 : 62 ada lafal artinya adalah...


a. hidupku d. keturunanku
b. matiku e. nabiku
c. ibadahku

4. perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :


(1). menyekutukan Allah dengan makhluk
(2). berdo’a dibawah lingdungan Ka’bah
(3). menyembelih kurban yang dipersembahkan kepada makhluk halus agar
selamat
(4). mempercayai dukun dengan mantranya dapat membantu kesulitan manusia
(5). menyebut- nyebut nama Rosulullah ketika berdo’a

Dari pernyataan tersebut di atas perilaku yang tergolong perbuatan syirik


adalah....
a. (1), (3), (4) d. ( 3), (4), (5)
b. (2), (3), (5) e. ( 2), (3), (4)
c. (1), (2), (3)

5. Dalam Q.S. Al Bayyinah ada lafal mempunyai arti....


a. menjadikan d. taat
b. patuh e. lurus
c. ikut

6. berikut ini termasuk rukun ibadah salat apabila tidak dilaksanakan maka salatnya
batal. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah....
a. niat dibarengi dengan takbirotul ihram
b. membaca surat Al fatehah
c. bersujud dengan tumakninah
d. membaca do’a iftitah
e. berdiri jika berkuasa

7. Perbuatan dosa yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT adalah....
a. berbuat jahat dengah tetangga d. bergunjung
b. durhaka kepada kedua orangtua e. menyekutukan Allah SWT
c. melakukan penipuan dan berdusta
8. Berikut ini adalah diantara sikap dan perilaku orang yang mengamalkan firman
Allah Q.S. Al Bayyinah ayat : 5. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah....
a. beribadah kepada Allah dengan ikhlas
b. tolong menolong dalam berbuat kebajikan
c. berperilaku sopan kepada siapa saja
18

d. menuntut ilmu dan mengamalkannya untuk kemanusiaan


e. tidak mau bekerja sama dengan sesama muslim karena berbeda faham

9. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan beramal ikhlas. Adapun yang tidak


termasuk di dalamnya adalah....
a. menjadi syarat diterimanya amal ibadah seseorang
b. menjadikan semangat dalam melakukan amal kebajikan
c. menjadi orang yang sabar meskipun diejek dan dihina amal ibadahnya
d. mendatangkan ketentraman dan ketenangan hidupnya
e. menjadikan besar dirinya karena banyak dipuji orang lain.

10. Berikut ini merupakan lafal Q.S. Al An’am ayat 162 – 163, manakah yang artinya
ikhlas / lurus....
a. c. e.
b. d.

2). Soal Uraian


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan arti ibadah menurut fuqaha ? serta berilah contohnya !
2. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim dan Muslimah
agar dapat beribadah dengan ikhlas !
3. Kemukakan tiga keutamaan bagi seorang Muslim/Muslimah yang telah beramal
secara ikhlas!
4. Bagaimana tanda-tanda seseorang yang beramal tidak ikhlas itu?
5. Identifikasi perilaku-perilaku manusia yang berbuat syirik kepada Allah SWT!
19

IMAM KEPADA ALLAH

Standar Kompetensi :
3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam
Asmaul husna

Kompetensi Dasar :
3.1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna.
3.2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna
3.3 Menampilkan perilaku yang menceminkan keimanan terhap 10 sifat Allah dalam
Asmaul Husna

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Al Baqarah 255

 Q.S. Al A’raf : 180 - 181

 Q.S. Al Mukminun : 116

IFTITAH .
1. Bacalah Al-Qur’an 5-10 menit sebelum memulai pelajaran!
2 Awali pelajaranmu dengan membaca doa belajar!
3. Bersikap baiklah kepada Allah swt. dan sesama makhluk-Nya!
4. Hayatilah keimanan kepada Allah dan terapkan dalam perilaku sehari-hari!
20

Pernahkah kamu memperhatikan diri dan alam sekitarmu? Siapakah pencipta semua
itu? Dialah Allah swt. pencipta alam beserta seluruh isinya. Dia menciptakan semua itu dengan
kehendak dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, kita harus meyakini, memahami, serta meneladani
sifat-sifat Allah swt. khususnya yang terkandung dalam Asmaul Husna di dalam kehidupan kita.
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama sekaligus sebagai pondasi
dari rukun iman yang lain. Allah swt. adalah Zat yang Mahakuasa, yang menciptakan alam
beserta seluruh isinya sekaligus sebagai penjaga dan pengatur alam jagat ini, yang tidak pernah
merasa lelah, yang tidak pernah mengantuk, tidak pernah tidur, dan tidak merasa berat menjaga
keduanya. Dialah Allah swt. yang memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz sebagai sifat
kesempurnaan-Nya.

A. Sifat-Sifat Allah SWT.


Allah swt. adalah Zat Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam beserta isinya. Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Dia
tidak pernah merasa berat menjaga langit dan bumi beserta seluruh isinya. Allah swt.
memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz yang dimiliki-Nya sebagai kesempurnaan-Nya. Sifat
wajib artinya sifat yang harus dimiliki oleh Allah sebagai sifat kesempurnaan-Nya karena Dia
adalah segala-galanya. Hal ini tercermin pada sifat wajib yang 13 dan bila ditambah dengan
sifat maknawiyah yang ada 7 buah akan menjadi 20. Adapun sifat mustahil adalah sifat yang
tidak mungkin dimiliki oleh Allah. Sedangkan sifat jaiz, yaitu sifat wenang (bebas). Artinya,
Allah bebas berbuat sesuai dengan kuasa dan kehendak-Nya atau dengan kata lain, Allah
boleh berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan keinginan-Nya.

Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah yang jumlahnya adalah 99
nama. Sebagai orang yang beriman, kita selalu dianjurkan untuk menyebut-Nya. Hal ini
tertera dalam hadis yang menyebutkan tentang Asmaul Husna berbunyi sebagai berikut.
)‫(رواه ابن ماجه‬ َ َّ‫اِنَّ هَّلِل ِ تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي َْن اِسْ َما َمنْ َح َف َظ َهاد ََخ َل ْال َج َّن َة َواِن‬
‫هللا ِو ْت ٌر َو ُيحِبُّ ْال ِو ْت َر‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa
menghapalnya (dengan meyakini kebenarannya) ia masuk surga. Sesungguhnya
Allah Maha ganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil." (HR
Ibnu Majah).

Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut.
No Sifat wajib Artinya Sifat mustahil Artinya
1 Wujud Ada Adam Tidak ada
2 Qidam Terdahulu Hudus Baru
3 Baqa Kekal Fana Lenyap
4 Mukhalafatuhu Berbeda Mumasalatuhu lil Serupa dengan
lil hawadis dengan yang hawadis yang baru
baru
5 Qiyamuhu Berdiri dengan Ihtiyaju bigairih Berhajat kepada
binafsih sendiri-Nya yang lain
6 Wahdaniah Esa Ta’addud Berbilang/berjumlah
7 Qudrat Berkuasa Ajzu Lemah
8 Iradat Berkehendak Karahah Terpaksa
21

9 I1mu Mengetahui Jahlun Bodoh


10 Hayat Hidup Maut Mati
11 Sama Mendengar Summun Tuli
12 Basar Melihat Umyun Buta
13 Kalam Berfirman Bukmun Bisu

Apabila sifat-sifat tersebut ditambah dengan sifat maknawiyah sebanyak tujuh sifat,
maka akan menjadi 20, yaitu sebagai berikut.
No Sifat Maknawiyah Artinya
1 Qadiran Mahakuasa
2 Muridan Maha Berkehendak
3 Aliman Maha Mengetahui
4 Hayyan Mahahidup
5 Sami'an Maha Mendengar
6 Basiran Maha Melihat
7 Mutakalliman Maha Berfirman

Selain sifat wajib dan mustahil tersebut, Allah juga mempunyai sifat jaiz yang
artinya boleh (bebas). Maksudnya, Allah bebas berbuat sesuatu dan bebas pula tidak
berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak dan kuasa-Nya.

TUGAS
Sebutkan cara menghayati sifat Allah dalam kehidupan pribadimu! Buatlah dalam
bentuk tabel!

B. Sifat Allah dalam Asmaul Husna


Selain sifat kesempurnaan Allah swt. sebagaimana telah disebutkan, Allah juga
mempunyai nama-nama baik yang jumlahnya 99. Sebagai orang yang beriman, kita
dianjurkan untuk selalu menyebut-Nya. Firman Allah swt.

Artinya: Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang agung sesuai dengan sifat-sifat
Allah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan." (QS Al A’raf: 180).

RISALAH
Surah Al lkhlas merupakan sebuah surah dalam Al Quran yang berisi ketegasan dan
kesaksian tauhid kepada Allah swt. Di dalamnya sifat keesaan Allah dan beberapa Asmaul
Husna-Nya benar-benar menjadi titik sentral. Konsekuensinya adalah bahwa Allah tidak
akan menerima dosa yang bernama syirik atau menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang
lain.
Rasulullah Saw bersabda.
)‫(رواه ابن ماجه‬ َ َّ‫اِنَّ هَّلِل ِ تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي َْن اِسْ َما َمنْ َح َف َظ َهاد ََخ َل ْال َج َّن َة َواِن‬
‫هللا ِو ْت ٌر َو ُيحِبُّ ْال ِو ْت َر‬
22

Artinya: "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa


menghafalnya (dengan meyakini akan kebenarannya), is masuk surga.
Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu
yang ganjil."(HR Ibnu Majah).

Adapun Asmaul Husna sebagaimana difirmankan Allah swt. dalam Al Quran dan
disabdakan oleh Rasullullah saw. jumlahnya ada 99, yaitu sebagai berikut.
No Asmaul Husna Artinya Ayat Rujukan
1 Ar Rahman Maha Pemurah (QS Al Fatihah: 3)
2 Ar Rahim Maha Pengasih (QS Al Fatihah: 3)
3 Al Malik Maharaja (QS Al Mu'minun: 116)
4 Al Quddus Mahasuci (QS Al Jumuah: 1)
5 As Salam Mahasejahtera (QS Al Hasyr: 23)
6 Al Mu'min Maha Terpercaya (QS Al Hasyr: 23)
7 Al Muhaimin Maha Memelihara (QS Al Hasyr: 23)
8 Al `Aziz Mahaperkasa (QS Ali Imran: 62)
9 Al Jabbar Kehendaknya Tak Dapat (QS Al Hasyr: 23)
Diingkari
10 Al Mutakabbir Memiliki Kebesaran (QS Al Hasyr: 23)
11 Al Khaliq Maha Pencipta (QS Ar Ra'd: 16)
12 Al Bari' Mengadakan dari Tiada (QS Al Hasyr: 24)
13 Al Musawwir Membuat Bentuk (QS Al Hasyr: 24)
14 Al Gaffar Maha Pengampun (QS Al Baqarah: 235)
15 Al Qahhar Mahaperkasa (QS Ar Ra'd: 16)
16 Al Wahhab Maha Pemberi (QS Ali Imran: 8)
17 Ar Razzaq Maha Pemberi Rezeki (QS Az Zariyat: 58)
18 Al Fattah Maha membuka (hati) (QS Saba: 26)
19 Al 'Alim Maha Mengetahui (QS Al Baqarah: 29)
20 Al Qabid Maha Pengendali (QS Al Baqarah: 245)
21 Al Basit Maha Melapangkan (QS Ar Ra'd: 35)
22 Al Khafid Maha Merendahkan (HR At Turmuzi)
23 Ar Rafi' Maha Meninggikan (QS Al An'am: 83)
24 Al Mu'iz Maha Terhormat (QS Ali Imran: 26)
25 Al Muzill Maha Menghinakan (QS Ali Imran: 26)
26 As Sami' Maha Mendengar (QS Al Isra: 1)
27 Al Basir Maha Melihat (QS Al Hadid: 4)
28 Al Hakam Maha Memutuskan Hukum (QS Al Mu'min: 48)
29 Al `Adl Maha adil (QS AI An'am: 115)
30 Al Latif Maha lembut (QS Al Mulk: 14)
30 Al Khabir Maha Mengetahui (QS Al An'am: 18)
32 Al Halim Maha Penyantun (QS Al Baqarah: 235)
33 Al `Azim Maha agung (QS Asy Syura: 4)
34 Al Gafur Maha Pengampun (QS Ali lmran: 89)
35 Asy Syakur Maha Menerima Syukur (QS Fatir: 30)
36 Al `Aliyy Maha tinggi (QS An Nisa: 34)
37 Al Kabir Maha besar (QS Ar Ra'd: 9)
38 Al Hafiz Maha Penjaga (QS Hud: 57)
39 Al Mugit Maha Pemelihara (QS An Nisa: 85)
40 Al Hasib Maha Pembuat Perhitungan (QS An Nisa: 6)
41 Al Jalil Maha luhur (QS Ar Rahman: 27)
42 Al Karim Maha mulia (QS An Naml: 40)
43 Ar Raqib Maha Mengawasi (QS Al Ahzab: 52)
44 Al Mujib Maha Mengabulkan (QS Hud: 61)
45 Al Wasi' Maha luas (QS Al Baqarah: 268)
46 Al Hakim Maha bijaksana (QS Al An'am: 18)
47 Al Wadud Maha Mengasihi (QS Al Buruj: 14)
48 AI Majid Maha mulia (QS Al Buruj: 15)
49 Al Ba'is Maha Membangkitkan (QS Yasin: 52)
50 Asy Syahid Maha Menyaksikan (QS Al Maidah: 117)
23

51 Al Haqq Maha benar (QS Taha: 114)


52 Al Wakil Maha Pemelihara (QS Al An'am: 102)
53 Al Qawiyy Maha kuat (QS Al Anfal: 52)
54 Al Matin Maha kokoh (QS Az Zariyat: 58)
55 Al Waliyy Maha Melindungi (QS An Nisa: 45)
56 Al Hamid Maha Terpuji (QS An Nisa: 31)
57 Al Muhsi Maha Menghitung (QS Maryam: 94)
58 Al Mubdi Maha Memulai (QS AI Buruj: 13)
59 Al Mu'id Maha Mengembalikan (QS Ar Rum: 27)
60 Al Muhyi Maha Menghidupkan (QS Ar Rum: 50)
61 Al Mumit Maha Mematikan (QS Al Mu'min: 68)
62 Al Hayy Maha hidup (QS Taha: 111)
63 Al Qayyum Maha mandiri (QS Taha: 11)
64 Al Wajid Maha Menemukan (QS Ad Duha: 6-8)
65 Al Majid Maha Mulia (QS hud: 73)
66 Al Ahad Maha Esa (QS Al lkhlas: 1)
67 Al Wahid Maha Tunggal (QS Al Baqarah: 133)
68 As Samad Maha Dibutuhkan (QS Al Ikhlas: 2)
69 Al Qadir Maha kuat (QS Al Baqarah: 20)
70 Al Muqtadir Maha Berkuasa (QS Al Qamar: 42)
71 Al Mugaddim Maha Mendahulukan (QS Qaf: 28)
72 Al Mu'akhkhir Maha Mengakhirkan (QS Ibrahim: 42)
73 Al Awwal Maha Permulaan (QS Al Hadid: 3)
74 Al Akhir Maha akhir (QS Al Hadid: 3)
75 Az Zahir Maha nyata (QS Al Hadid: 3)
76 Al Batin Maha gaib (QS Al Hadid: 3)
77 Al Wali Maha Memerintah (QS Ar Ra'd: 11)
78 Al Muta'ali Maha tinggi (QS Ar Ra'd: 9)
79 Al Barr Maha dermawan (QS At Tur: 28)
80 At Tawwab Maha Penerima Tobat (QS An Nisa: 16)
81 AI Muntagim Maha Penyiksa (QS As Sajadah: 22)
82 Al 'Afuww Maha Pemaaf (QS An Nisa: 99)
83 Ar Rauf Maha Pengasih (QS Al Baqarah: 207)
84 Malik Al Mulk Maha Penguasa Kerajaan (QS Ali Imran: 26)
85 Zul Jalal wa Al Ikram Maha Pemilik Keagungan (QS Ar Rahman: 27)
dan Kemuliaan
86 Al Mugsit Maha adil (QS An Nur: 47)
87 Al Jami' Maha Pengumpul (QS Saba: 26)
88 Al Ganiyy Maha kaya (QS Al Baqarah: 267)
89 Al Mugni Maha Mencukupi (QS An Najm: 48)
90 Al Mani' Maha Mencegah (HR At Turmuzi)
91 Ad Darr Maha Pemberi Derita (QS Al An'am: 17)
92 An Nafi' Maha Pemberi Keman-faatan (QS Al Fath: 11)
93 An Nur Maha Bercahaya (QS An Nu 35)
94 Al Hadi Maha Pemberi Petunjuk (QS Al Hajj: 54)
95 Al Badi' Maha Pencipta (QS AI Baqarah: 117)
96 Al Baqi Maha kekal (QS Taha: 73)
97 Al Waris Maha Mewarisi (QS Al Hijr: 23)
98 Ar Rasyid Maha pandai (QS Al Jin: 10)
99 As Sabur Maha sabar (HR At Turmuzi)

1. Ar Rahman
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi karya M. Quraish
Shihab, semua kata yang terdiri dari huruf ra, ha, dan mim, mengandung makna
kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan. Akan tetapi, khusus untuk nama dan sifat
Ar Rahman yang juga berakar sama dengan huruf-huruf tersebut tidak dapat disandang,
kecuali hanya oleh Allah swt. Oleh karena itu, ada ayat Al Quran yang mengajak manusia
menyembah-Nya dengan menggunakan kata Ar-Rahman sebagai ganti kata Allah atau
menyebut kedua kata tersebut sejajar dan bersamaan, yaitu sebagai berikut:
24

Artinya: "Katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru. Dia memunyai Asmaul Husna nama-nama yang terbaik." (QS Al Isra:
110).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah adalah satu-satunya yang paling berhak disembah.
Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt. berfirman yang artinya: "Aku adalah
Ar Rahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-
Ku. Siapa yang menyambungnya (silaturahim) akan Kusambung (rahmat-Ku) untuknya dan
siapa yang memutuskannya, Kuputuskan (rahmat-Ku baginya)." (HR Abu Daud dan At
Turmuzi).
Muhammad Abduh berpendapat bahwa Ar Rahman adalah rahmat Tuhan yang
sempurna, tetapi sifatnya sementara dan yang dicurahkan-Nya kepada semua makhluk, baik
mukmin ataupun kafir. Akan tetapi, karena sementaranya itu, maka is hanya berupa rahmat
di dunia saja dan tidak bersifat abadi. Rasulullah saw. memberikan sebuah ilustrasi melalui
hadisnya menyangkut besarnya rahmat Allah yang artinya: "Allah swt. menjadikan rahmat
itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke
bumi ini satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk, (yang
tercermin antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya
terdorongoleh rahmat kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya." (HR Muslim).
Al Ghazali berpendapat bahwa buah yang dihasilkan seseorang yang dihasilkan
oleh sifat rahman ini pada kehidupan seseorang, antara lain is akan menebarkan kasih
sayang kepada sesamanya yang lengah dan lemah serta mengalihkan hal tersebut menuju
jalan Allah. Ia pun tidak akan ragu mencurahkan kasih sayang tersebut kepada sesama
manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama bahkan tingkat keimanannya
serta memberi pula rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-makhluk lain, baik yang hidup
maupun yang mati.

2. Ar Rahim
Ketika disebutkan kata rahim, pasti yang terlintas adalah ibu yang memiliki anak dan
pikiran kita akan melayang pada kasih sayang yang dicurahkan sang Ibu kepada anaknya.
Tetapi, jangan diduga bahwa sifat kasih sayang atau rahmat Tuhan akan sama dengan sifat
rahmat ibu tersebut. Kita harus meyakini bahwa kasih sayang Tuhan tidak akan pernah
sepadan dengan kasih sayang ibu. Allah adalah wujud yang tidak dapat dipersamakan, baik
dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya dengan apa pun. Rahmat kasih sayang Allah tidak
terhingga (QS Al Araf 156) dan dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt.
berfirman yang artinya, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan amarah-Ku." (HR Bukhari
dan Muslim).
At Rahim artinya adalah Maha Pengasih dan nama ini terdapat dalam Al Quran
Surah Al Fatihah Ayat 3 sebagaimana pula nama At Rahman. Sebagai mukmin kita
menyebut nama ini beberapa kali, khususnya pada saat salat. Melalui pemahaman akan
sifat ini, kita dianjurkan untuk mencontoh sifat Allah tersebut untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hanya saja sifat At Rahim Allah sudah tentu dalam kapasitas dan
substansi yang jauh lebih sempurna dari sifat manusia.
Silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim juga berarti peranakan
(kandungan) yang melahirkan kasih sayang. Kerabat pun dinamakan rahim karena kasih
sayang yang terjalin di antara anggota-anggotanya. Menurut Muhammad Abduh, kata rahim
yang polanya menunjukkan kemantapan dan kesinambungan, menunjuk kepada sifat zat
Allah atau menunjukkan kepada kesinambungan dan kemantapan nikmat-Nya. Kemantapan
dan kesinambungan hanya dapat terwujud di akhirat kelak. Di sisi lain, rahmat ukhrawi
hanya diraih oleh orang yang taat dan bertakwa sebagaimana diungkapkan dalam ayat
berikut ini.
25

Artinya: "Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan) rezeki yang balk? Katakanlah: Semuanya itu (disediakan) bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di
hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui." (QS Al Araf: 32).

3. As Sahur
Arti dari As Sabur adalah Maha Penyabar. Seseorang yang menahan gejolak
hatinya dinamakan sabar. Ada yang memahami sifat ini dalam arti melimpahkan
kemampuan bersabar ke hati hambahamba-Nya. Kemampuan bersabar bagi manusia
memang diakui oleh para pakar ilmu jiwa. Salah seorang di antaranya adalah Freud yang
menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan memikul sesuatu yang tidak
disenanginya dan mendapat kenikmatan di balik itu.
Sifat sabar yang dimiliki Allah swt. harus kita contoh dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Imam Ghazali mengartikan kata As Sabur sebagai sikap yang tidak
terdorong oleh ketergesaan sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya,
tetapi meletakkan sesuatu dengan kadar tertentu dan memberlakukannya dengan aturan-
aturan tertentu pula.
Uraian Al Quran tentang sabar adalah kebajikan dan kedudukan tertinggi yang
diperoleh seseorang karena kesabarannya. Firman Allah dalam Al Quran.

Artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala


mereka tanpa batas." (QS Az Zumar: 10).

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah:
153).

Semua ganjaran amal ditetapkan Allah kadarnya, kecuali ganjaran kesabaran


sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat tersebut. Oleh karena itu, puasa yang inti
pelaksanaannya adalah sabar dinyatakan oleh Allah melalui hadis qudsi "Puasa adalah
untuk-Ku dan Aku sendiri yang yang akan memberi (menetapkan ganjaran bagi pelakunya."
Sabar memang selalu pahit awalnya, namun akan berbuah manis pada akhirnya. Hanya
sekali Allah memberi kebebasan manusia untuk bersabar atau tidak, yaitu ketika orang-
orang durhaka dipersilakan masuk ke neraka (QS At Tur: 16). Manusia yang meneladani
sifat ini, dituntut untuk melaksanakan petunjuk Allah tersebut dalam menjalani kesabaran
sambil juga tetap menghayati makna As Sabur sehingga dapat dilakukan sekuat
kemampuan.

4. Al Barr
Allah bersifat Al. Barr dipahami bahwa Allah memberikan aneka anugerah untuk
kemaslahatan makhluk-Nya. Anugerah Allah sangat luas yang tidak terbilang atau tidak
terhingga. Firman Allah swt.
26

Artinya: "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang


melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (QS At Tur: 28).

Ada pula yang memahami bahwa Allah senantiasa menepati janji dan Dia selalu
menghendaki kebaikan untuk hamba-hamba-Nya serta kemudahan buat mereka (QS Al
Baqarah: 185). Aneka anugerah diberikan Allah semata-mata atas dasar kasih sayang-Nya.
Adapun manusia kadang memberi kebaikan atau melakukan sesuatu atas dasar pamrih
atau ingin mendapatkan manfaat tertentu dari hal tersebut. Seorang hamba yang
meneladani sifat ini hendaknya selalu mendasari sesuatu dengan maksud yang balk dan
memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada manusia atau makhluk Allah yang lainnya. kita
pun harus senantiasa ingat bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran bagi kita dan pasti
akan menepati janji-Nya.

5. Asy Syakur
Asy Syakur diartikan sebagai Allah yang mengembangkan dari amalan hamba-
hamba-Nya meskipun sedikit dan melipatgandakan ganjarannya (QS Al Baqarah: 261).
Manusia wajib bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah kepada kits. Firman Allah
berkaitan dengan syukur ini, antara lain sebagai berikut:

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7).

Makna dan kapasitas Syakur Allah dan manusia pasti berbeda. Pada hakikatnya,
setiap pekerjaan atau sesuatu yang baik lahir di alam ini adalah atas izin Allah semata. Apa
yang balk dari did kita pun berasal dari Allah semata. Oleh karena itu, pujian apa pun yang
kita sampaikan kepada siapa pun, akhirnya akan kembali pada Allah juga. Itulah sebabnya
kita diajarkan untuk mengucapkan hamdalah apabila kita bersyukur atas nikmat-Nya.
6. Al Adil (Maha adil)
Pengertian adil secara umum adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Menurut pengertian Islam, adil adalah menentukan suatu hukum berlandaskan kebenaran.
Keadilan Allah adalah keadilan yang hakiki dart berlaku bagi seluruh hamba-Nya. Firman
Allah swt.

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan
sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-Nya" (QS Fussilat: 46).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menentukan hukuman dan pahala sesuai dengan
keadilan-Nya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kezaliman dalam kehidupan hamba-Nya,
Allah memerintahkan kepada manusia supaya berbuat adil terhadap sesamanya. Firman
Allah swt.
27

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (QS. An Nahl: 90)

7. Al Gaffar (Maha Pengampun)


Manusia dalam hidupnya selalu mengalami tarik menarik antara perbuatan dan
buruk. Menurut Islam, perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan ketentuan
agama. Jika menyimpang, maka perbuatan itu termasuk perbuatan tidak baik dan berdosa.
Dosa ada yang kecil dan ada yang besar. Akan tetapi, barang siapa yang berdosa dan
selama ia bertobat serta tidak akan mengulangi perbuatan buruknya, maka ia akan diampuni
oleh Allah karena Dia Maha Pengampun.
Firman Allah SWT.

Artinya : Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun. ( QS. Sad : 66)

a. Tauhid dalam ibadah dan doa, yaitu dengan hanya menyembah dan memohon kepada
Allah SWT.
b. Tauhid dalam dakwah dan pendidikan karena hanya Allah yang kuasa membukakan
pintu hati dan akal pikiran manusia.
c. Tauhid dalam berekonomi, yaitu bahwa hanya Allah yang mampu membukakan pintu
rezeki umat manusia.
d. Tauhid dalam manfaat, yaitu bahwa Allah kuasa memahami manfaat dan keberhasilan
pada diri manusia serta mencabutnya.
e. Tauhid dalam mudarat, yaitu hanya Allah yang mampu mendatangkan dan
menghilangkan bencana, petaka dan musibah.
f. Tauhid dalam ucapan, yaitu bismillah, alhamdulillah, insya Allah, dan lain-lain.

8. Al Hakim (Mahabijaksana)
Semua makhluk yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia karena satu dengan
yang lainnya selalu terkait dan Baling membutuhkan. Semuanya itu berdasarkan
kebijaksanaan Allah. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada
manusia. Apabila dalam keadaan yang sulit, Allah memberikan keringanan, tetapi bila
keadaan sudah biasa, maka keringanan itu kembali seperti semula. Firman Allah SWT.

Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi
dan Dialah Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS Az Zukhruf : 84).

9. Al Maliku (Maha Merajai)


Allah-lah yang merajai seluruh alam semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada
batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang
dilandasi sifat kesempurnaan-Nya serta tidak ada satu pun yang terlepas dari
kemahakuasaan-Nya. Firman Allah SWT.

Artinya: 'Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan
(yang memunyai) Arsy yang mulia. " (QS Al Mukminun: 116).

10. Al Hasib (Maha Menghitung)


Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan perhitungan yang teliti
dan tepat. Artinya, segala sesuatu tercipta sesuai dengan kadarnya masing-masing.
28

Demikian pula dengan perhitungan amal manusia selama hidup di dunia. Baik atau
buruknya amal tersebut akan mendapat balasan seadil-adilnya di akhirat kelak karena tidak
ada kesulitan bagi Allah untuk menghitungnya. Firman Allah SWT.

Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah


penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).
Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An Nisa: 86).

Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula ketika kita berdoa, hendaknya
terlebih dahulu menyebut asma-Nya (lihat QS Al A'raf 180).

TUGAS
Sebutkan minimal dua puluh Asmaul Husna selain yang terdapat dalam
pembahasan sub bab ini beserta cara menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari! Buatlah
dalam bentuk table

C. Tanda Penghayatan Iman Kepada Allah


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus mencontoh dan mengamalkan sifat-
sifat Allah yang tertera dalam Asmaul Husna sebagaimana sudah disebutkan. Agar manusia
dapat melaksanakan hal tersebut, manusia harus menundukkan dan menjinakkan hawa
nafsunya. Mengenai hawa nafsu, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an.

Artinya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhan-ku. Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (QS Yusuf: 53).

Imam Ghazali juga menyatakan bahwa hawa nafsu lebih berbahaya bagi manusia
daripada setan. Jika manusia mampu menundukkan hawa nafsunya, maka is mampu
menundukkan setan karena setan menggunakan hawa nafsu manusia untuk
menjerumuskan dirinya sendiri.
Orang yang benar-benar menghayati terhadap iman kepada Allah, tentu dia
memiliki tanda sebagai cermin penghayatannya tersebut. Ada pun tanda-tandanya, antara
lain sebagai berikut :
1. Rajin beribadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah.
2. Berbudi luhur dan memiliki sopan santun, baik dalam perbuatan maupun perkataannya.

Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.

ِ ‫ؤمِنُ ِبا‬wْ w‫ان ُي‬w


‫هلل‬ َ w‫م ْاالَخ ِِر َفالَ ي ُْؤ ِذ َج‬wِ ‫هلل َو ْال َي ْو‬
َ w‫ارهُ َو َمنْ َك‬ ِ ‫ان ي ُْؤ مِنُ ِبا‬ َ ‫هللا صلعم َمنْ َك‬ ِ ‫َعنْ اَ ِبى ه َُري َْر َة َق َل َرس ُْو ُل‬
)‫ُت (رواه البخارى‬ ْ ‫م ْاالَخ ِِر َف ْل َيقُ ْل َخيْرً ا اَ ْولِ َيصْ م‬wِ ‫هلل َو ْال َي ْو‬ َ ‫م‬wْ ‫َو ْاالَخ ِِر َف ْلي ُْك ِر‬
َ ‫ض ْي َف ُه َو َمنْ َك‬
ِ ‫ان ي ُْؤمِنُ ِبا‬

Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah maupun hari akhir, janganlah menyakiti
tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan bari akhir, hendaklah
memuliakan para tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah is berkata baik atau diam saja." (HR Bukhari).

3. Bersifat sabar, tabah, dan tawakal.


4. Bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.
5. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT.
6. Yakin akan keadilan Allah karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya yang
29

setimpal.

DISKUSI
Menurut pendapatmu, manakah yang lebih penting, ibadah mahdah atau gairu
mahdah? Jelaskanlah beserta alasannya!

D. Hikmah Beriman kepada Allah


Beriman kepada Allah mengandung banyak hikmah, antara lain sebagai berikut.
1. Akan mengingatkan kita untuk bersikap tawadu atau rendah hati dan tidak sombong.
Dirinya akan menyadari bahwa sebagai makhluk yang lemah, is tidak ada artinya di
hadapan Allah SWT.
2. Akan melatih istikamah dalam kebenaran. Berani mengatakan benar jika memang itu
benar dan berani mengatakan salah jika itu memang salah.
3. Memupuk sifat qanaah atau menerima dengan ikhlas semua pemberian Allah setelah
berusaha dan berdoa.
4. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi persoalan, dia sadar bahwa putus asa adalah
sifat orang yang kafir.
5. Ia akan mampu menerima kritik atau saran yang konstruktif.
6. Bersyukur atas nikmat pemberian Allah dan bersabar apabila ia mendapat cobaan.

TUGAS
Sebutkan sikap positif yang dapat muncul dari keimanan terhadap Allah!
Allah memberi balasan sesuai dengan keadilan-Nya. Barang siapa berdosa dan
bertobat serta tidak mengulangi keburukannya, ia akan diampuni oleh Allah karena Dia
Maha Pengampun. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada manusia.
Allah memberi perintah sesuai dengan kondisinya. Allah merajai seluruh alam semesta.
Artinya, kekuasaan Allah tidak ada batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan
memimpin makhluk-Nya yang dilandasi sifat kesempurnaan-Nya. Tidak ada satu pun yang
lepas dari kemahakuasaan-Nya. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya
berdasarkan perhitungan yang teliti dan tepat. Demikian pula perhitungan aural manusia
selama di dunia. Baik atau buruk amal tersebut akan dibalas seadil-adilnya di akhirat dan
tidak sulit bagi Allah menghitungnya. Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya
harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

IMTIHAN

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!

1. Orang beriman kepada Allah dan rukun iman lainnya disebut....


a. Muttaqin d. Mukhlis
b. Muhsin e. Mukmin
c. Muslim

2. Alah SWT. mustahil bersifat hudus karena Allah bersifat....


a. Qidam d. Baqa
b. Qudrat e. Iradat
c. Wahdaniah

3. Allah SWT. bersifat baqa dan mustahil Dia bersifat....


a. Jahlun d. Ta’addud
b. Fana e. Adam
c. Ajzu

4. Mustahil Allah bersifat jahlun karena Dia mempunyai sifat....


30

a. Ilmu d. Basar
b. Hayat e. Kalam
c. Sama’

5. Allah SWT. wajib bersifat wahdaniah sehingga mustahil Dia bersifat....


a. Ajzu d. Maut
b. Karahah e. Fana
c. Ta’addud

6. Ihtiyaju bigairih adalah mustahil bagi Allah berhajat kepada yang lain karena Dia
mempunyai sifat wajib....
a. Wujud d. Qudrat
b. Qidam e. Mukhalafatuhu lilhawadis
c. Baqa

7. ‫قُ ْل ه َُو هللاُ اَ َح ُد‬


Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bersifat ….
a. Qudrat d. Hayat
b. Wahdaniah e. Sama'
c. Ilmu

8. Karahah adalah mustahil bagi Allah karena Dia mempunyai sifat wajib yaitu....
a. Wahdaniah d. Ilmu
b. Qudrat e. Hayat
c. Iradat

9. Arti ilmu adalah....


a. Kuasa d. Hidup
b. Berkehendak e. Melihat
c. Mengetahui

10. Tidak mungkin Allah swt. bersikap maut karena Dia bersifat....
a. Wahdaniah d. Ilmu
b. Qudrat e. Hayat
c. Iradat

11. Mustahil Allah bersifat ama karena Dia bersifat....


a. Qudrat d. Hayat
b. Iradat e. Basar
c. Ilmu

12. Maha Berkehendak adalah salah satu sifat wajib bagi Allah yaitu....
a. Hayyan d. Mutakalliman
b. Muridan e. Basiran
c. Sami'an
13. Allah disebut juga Al Hakim yang artinya....
a. Mahabijaksana
b. Maha Menguasai
c. Maha Pengampun
d. Maha Merajai
e. Maha Menghitung
14. Arti dari Asmaul Husna adalah nama-nama yang....
a. Terkenal d. Baik
b. Gagah e. Indah
31

c. Suci
15. Al Bari' adalah salah satu Asmaul Husna yang artinya....
a. Maha perkasa
b. Maha Penyantun
c. Maha Pembuat
d. Maha mulia
e. Maha Pemberi

16. Al Azim artinya....


a. Maha agung d. Maha Mengetahui
b. Mahamulia e. Maha Pencipta
c. Maha Penyayang

17. QS An Nahl:90 memerintahkan kita untuk berbuat....


a. Jujur dan ikhlas
b. Makruf nahi munkar
c. Baik dan ramah
d. Kebaikan dan ikhlas
e. Adil dan baik

18. Allah swt. Maha Pengampun dan akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang
bertobat karena Allah memiliki nama....
a. Al Hasib d. Al Hadi
b. Al Malik e. Al Hakim
c. Al Gaffar
19. Allah swt. memiliki nama Al Jabbar yang artinya ....
a. Maha Mendengar d. Maha Merajai
b. Maha Terpercaya e. Maha suci
c. Maha kuasa
َ ‫تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي‬
20. ‫ْن‬ Artinya....
a. 100 d. 99,9
b. 99 e. 9,99
c. 999

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!


1. Apakah yang dimaksud dengan iman?
2. Sebutkanlah sifat wajib bagi Allah beserta artinya!
3. Sebutkanlah sifat mustahil bagi Allah beserta artinya!
4. Jelaskanlah pengertian dari Asmaul Husna!
5. Apabila seseorang ingin memakai nama Asmaul Husna sebagai namanya, hendaknya ia
mengawali dengan kata Abdun. Mengapa? Jelaskan!
6. Apakah maksud bahwa Allah swt bersifat jaiz?
7. Tulislah dalil naqli bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan!
8. Jelaskan pendapatmu mengapa tidak ada tuhan lain selain Allah swt.!
9. Apakah yang dimaksud dengan ahkamul hakimin? Jelaskan!
10. Bagaimana pendapatmu jika Allah swt. tidak bersifat adil? Jelaskan!
32

Standar Kompetensi :
4. Membiasakan perilaku terpuji.

Kompetensi Dasar :
4.1. Menyebutkan pengertian perilaku husnudzan
4.2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnudzan terhadap Allah, diri sendiri,
dan sesama manusia
4.3. Membiasakan perilaku husnudzan dalam kehidupan sehari-hari

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Al Hujarat : 12

 Q.S. Al Baqarah : 45

 Q.S. Ali Imran 134 – 135

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain,
bahkan dengan malaikat sekalipun. Kemuliaan manusia nampak ketika Allah SWT berkehendak
menciptakan Adam sebagai Khalifah-Nya di muka bumi dengan misi beribadah kepada-Nya.
Kehendak Allah tersebut berdasarkan perencanaan yang sangat matang, sehingga ketika para
malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya:
33

“Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

Namun kemuliaan itu sangat erat kaitannya dengan komitmen manusia itu sendiri
dengan menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan
Allah, dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk Allah yang lain. Karena itu agar
kemuliaan tetap terjaga, manusia harus tetap berperilaku yang baik (terpuji) atau ber akhlaqul
karimah. Sebagaimana Nabi bersabda

﴾‫اكمل املؤمنني احسنهم خلقا ﴿رواه الرتمذى‬


Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Akhlakul karimah atau akhlaq terpuji adalah perilaku atau perbuatan baik yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang khaliq (Allah SWT), dengan
sesama manusia dan dengan makhluk Allah yang lainnya. Dan diantara akhlak yang terpuji
adalah :
1. Husnuzzan kepada Allah SWT
2. Husnuzzan terhadap diri sendiri
3. Husnuzzan kepada sesama manusia

1. HUSNUZZAN KEPADA ALLAH


a. Pengertian Husnuzzan kepada Allah
Husnuzzan artinya berprasangka baik atau biasa disebut positive thingking
Husnuzzan kepada Allah artinya berprasangka baik kepada Allah SWT. yaitu selalu
meyakini bahwa apa saja yang Allah berikan kepada manusia baik yang menyenangkan
maupun yang menyedihkan, pasti bermanfaat bagi menusia itu sendiri, Sebagaimana
Firman-Nya

Artinya : “ .... Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran ; 191)

Dan mengakui bahwa apa saja yang baik itu datangnya dari Allah, sedangkan yang
buruk adalah dari diri manusia itu sendiri.
Sebagaimana Firman-Nya :

Artinya : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri ... “ (QS.An-Nisa ; 79)

Lawan dari husnuzzan adalah su’uzzan biasa disebut dengan negative thingking
artinya berprasangka buruk. Su’uzzan kepada Allah berarti berprasangka buruk kepada
Allah SWT, yaitu menganggap bahwa sumber segala bencana atau melapataka adalah
Allah, dan manusia yang bersifat seperti ini tidak akan pernak mensyukuri nikmat Allah
apapun bentuknya, sehingga tidak akan bisa hidup qana’ah.

Husnuzzan kepada Allah SWT merupakan salah satu dari beberap macam
keyakinan. Hal tersebut menurut keadaan manusia yang mengamalkan terbagi menjadi
dua golongan, yaitu yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Yang termasuk khusus
adalah golongan para ulama, orang-orang yang taat dan dekat kepada Allah SWT. Bagi
orang yang khusus mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan kasih sayang-Nya
kepada manusia dan dan makhluk lain dimuka bumi ini. Mreka telah merasakan
kenikmatan dari sifat rahman ddan rahimnya Allah SWT, ia mlihat semuanya adalah
anugerah dari Allah SWT juga., berprasangka baik (berhusnuzhan) ekpada Allah. Ia tidak
34

berkeluh kesah terhadap apa saja yang menimpanya, seumpama musibah merenggut
harta benda dan nyawa diri dan keluarganya. Ia menerima dengan syukur dan penuh
harapan kepada Allah, bahkan mengharap ridha Allah atas kejadian dan peristiwa
tersebut.
Husnuzhan orang wam kepada Allah SWT, karena mereka telah erasakan dan
menikmati pemberian Allah bagi dirinya dan alam semesta. Maka timbullah ras syukur dan
terima kasih yang tak terhingga kapada Allah dengan diikuti kedekatan dan ketakwaan
dalam ibadah dan amal.

Berprasangka baik kepada Allah merupakan salah satu dasar utama manusia
membangun hubungan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT terhadap hambanya seperti
yang hambanya sangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk
kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik
prasangka hamba kepada-Nya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini,

Artinya : Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala
berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya
apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku
mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-
orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu
sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu
sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu
dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil“. (Hadits
ditakhrij oleh Bukhari).
Orang yang berbaik sangka kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat
terpuji) karena selalu merasa dimana saja berada diawasi oleh Allah SWT.. Akhlak yang
baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan.
Selain itu akhlak yang baik dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia,
sekaligus menyempurnakan iman kepada Allah SWT dan mendekatkan hubungan kita
kepada-Nya.
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita:

﴾‫اكمل املؤمنني احسنهم خلقا ﴿رواه الرتمذى‬

Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Dengan demikian husnuzzan kepada Allah SWT dapat tumbuh dan berkembang
pada diri seseorang apabila dilandasi oleh aqidah atau keyakinan yang kuiat. Diantara
sikap yang harus diwujudkan sebagai dasar dalam berhusnuzzhan kepada Allah adalah
seperti berikut :

1). Meyakini bahwa allah itu Maha Esa ( Tauhid )


2). Bertakwa kepada Allah SWT 3).
Beribadah dan berdoa kepada Allah 4).
Berserah diri kepada Allah (tawakal) 5).
Menerima dengan ihlas semua keputusan Allah

b. Contoh-contoh perilaku husnuzzan kepada Allah SWT.

Diantara sikap perilaku terpuji yang dilaksanakan oleh orang yang berbaik sangka
kepada Allah ialah syukur dan sabar.

1). Syukur
35

Kata syukur berasal dari bahasa Arab, yang artinya terima kasih. Menurut istilah,
syukur ialah berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat
dan karunia-Nya, melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.

Dengan kata lain syukur berarti mempergunakan nikmat Allah menurut yang
dikehendaki oleh Allah, dan dalam istilah populernya dinamakan syukur nikmat.
Sedangkan mempergunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya ; unpama mata untuk
melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah atau yang haram, mulut untuk berbicara yang
kotor, memperoleh rizki untuk berbuat kemaksiatan, bukan dinamakan syukur, tetapi kufur
nukmat.

Syukur seorang hamba kepada Allah adalah dengan memuji dan menyebut serta
mempergunakan nikmat itu. Kebaikan sesuai dengan maksud Allah memberikan nikmat
itu. Kebaikan seorang hamba kepada Tuhannya ialah ketundukan dan kepatuhan terhadap
perintah Tuhannya. Sedangkan kebaikan Tuhan terhadap hamba-Nya ialah memberi
nikmat itu dan memberikan taufik-Nya. Karena itu dapat dikatakan bahwa syukur hamba
yang sebenarnya ialah menuturkan dengan lidahnya, mengakui dengn hatinya akan
nikmat Tuhannya, dan mempergunakan nikmat itu sesuai yang dikehendaki Tuhannya.

Dalam Al-Quran Allah SWT. menegaskan bahwa apabila manusia mensyukuri


nikmat-Nya, maka Ia akan menambah nikmat itu, dan apabila manusia tidak berterima
kasih atas nikmat-Nya, Allah akan mengurangi atau mencabut nikmat itu dari manusia
sebagai hukuman kekufurannya. Sebagaimana firma-Nya :

Artinys : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” ( QS.
Ibrahim ; 7 )

Pada umunya manusia itu lalai dan tidak manyadari nilai nikmat yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya, dan apabila nikmat itu telah dicabut oleh Allah dari
padanya, maka barulah ia merasakan serta menyadarinya. Seperti nikmat kesehatan,
sehat jasmani dan sehat rohani, dll dalam hidup dan kehidupannya. Allah berfirman :

Artinya : “Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk


(kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml ; 40 )

Cara bersyukur kepad Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat
karunia Allah SWT utnuk hal-hal yang diridai-Nya yaitu :

1). Bersyukur dengan hati, ialah mengakui dan menyadari bahwa segala nikmat yang
diperoleh manusia, merupakan karunia Allah SWT semata.

2). Bersyukur dengan lidah, ialah mengucapkan Alhamdulillah, atau dengan kalimat zikir
yang lain

3). Bersyukur dengan amal perbuatan, ialah melaksanakan shalat, beribadah haji,
berbakti kepada kedua orang tua.

4). Bersyukur dengan harta benda, ialah membelanjakan hartanya di jalan Allah

2). Sabar

Sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Dari sini sabar
dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan
sesuatu untuk mencapai rida Allah.
36

Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya : “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka,
secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan;
orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), ( QS. Ar-Ra’d ;
22 )

Untuk mengetahui sampai dimana kadar iman seseorang kepada Allah SWT, maka
Allah SWT selalu menguji, dan manusia tidak akan lepas dari segala ujian yang
menimpanya, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi, maupun yang menimpa
pada sekelompok manusia atau bangsa. Terhadap semua ujian itu, maka hanya sabarlah
yang memancarkan sinar dan memelihara seorang muslim dari jatuh kepada kebinasaan,
memberikan hidayah dan menjaga dari putus asa..

Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad
Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta keutamaan,
maka kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya.

 ‘Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan
diri dari memperturutkan syahwat.
 Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah
karuniakan.

 Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri
dari angan-angan dan keserakahan.

 Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan


amarah.

 Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlak-akhlak
mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh agama
semuanya bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang
berbeda.

Melatih kesabaran bisa melalui beberapa cara, antara lain:


 Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak ibadah;
salat, puasa, terutama membaca ayat-ayat suci Alquran. Memperbanyak
membaca Alquran bisa meredam nafsu marah/emosi. (Ingat kisah masuk
Islamnya Umar bin Khatob karena lantunan bacaan ayat suci Alquran oleh
saudara perempuannya)
 Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama; bersikap kasar,
menyebar fitnah, dan perbuatan-perbuatan mungkar lainnya seperti minum-
minuman keras, berjudi, dan lain-lain.
 Memilih lingkungan pergaulan. Memilih bergaul dengan orang-orang yang
mempunyai akhlak yang baik, sabar dan senantiasa beribadah kepada
Allah tentu akan lebih memberikan peluang besar untuk mengikuti
kebiasaan-kebiasaan baik mereka dibanding bergaul dengan orang-orang
yang mempunyai sifat-sifat sebaliknya

c. Cara mewujudkan Husnuzzan kepada Allah


Husnuzzan kepadaAllah Swt. dapat diwujdkan dengan bersikap dan berperilaku
sebagai berikut :
 Bila kita melakukan sesuatu bersikap optimis, artinya usaha positif yang sedang
dilakukannya dengan cara tawakal kepada Allah akan memperoleh pertolongan
Allah sehingga berhasil.
37

 Berdoa kepada Allah atas pengampunan dosa-dosanya, arinya seorang muslim


yang telah berbuat salah tidak berputus asa akan tetapi memohon langsung
pengampunan kesalahan kepada Allah SWT.
 Berserah diri kepada Allah SWT (tawakal)
 Tidak berkeluh kesah apalagi berputus asa apabila mendapat musibah, artinya jika
telah mendapat musibah, maka kita bersikap menyadari bahwa musibah itu
merupakan ujian dari Allah SWT
 Bertakwa Kepada Allah SWT.

2. HUSNUZZAN TERHADAP DIRI SENDIRI


Husnuzzan (Berprasangka baik) kepada diri sendiri artinya senantiasa memandang
positif (positive thingking) terhadap diri sendiri. Meyakini dan berusaha menggali segala
potensi kebaikan yang ada dalam diri kita untuk kemudian memanfaatkan sebesar-besarnya
untuk kehidupan.
Orang yang husnuzzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri, tetntu akan
berperilaku terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti percaya diri, gigih, berinisiatif, dan rela
berkorban.

a. Percaya diri
Percaya diri atau biasa disebut dengan istilah PD, harus dimiliki oleh orang-orang
yang berakhlakul karimah, karena percaya diri termasuk sikap yang terpuji. Dengan percaya
diri seseorang akan merasa yakin bahwa Allah SWT telah membekali kemampuan kepada
hamba-Nya agar nantinya menjadi khalifah Allah yang berguna baik bagi diri sendiri maupun
bagi orang lain, karena dengan percaya diri seseorang akan berani mengeluarkan pendapat
dan berani pula melakukan suatu tindakan.
Orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi dan ia memiliki percaya
diri yang kuat, tentu akan mengamalkan ilmunya dengan baik dan benar, sehingga akan
bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, tetapi sebaliknya jika orang berilmu
pengetahuan tinggi dan ia tidak mempunyai percaya diri yang kuat, tentu akan memperoleh
kerugian dan mungkin malah bencana. Misalnya, seseorang yang memiliki ketrampilam
mengemudi mobil, tetapi ia tidak percaya diri (mider) maka bisa terjadi kecelakaan dan
mencelakakan orang lain.
Orang yang percaya diri, juga akan melaksanakan kewajiban terhadap dirinya
sendiri, misalnya akan menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya, dan memelihara dari
dari bencana yang akan menimpanya.

b. Gigih
Dalam kamus bahas Isdonesia, kata gigih berasal dari bahasa Minagkabau yang
artinya keras hati, tabah, dan rajin. Menurut istilah gigih ialah usaha sekuat tenaga dan tidak
putus asa untuk mencapai sesuatu walau harus menghadapi rintangan.
Manusi adalah termasuk makhluk yang diwajibkan berusaha/ikhtiar dalam memenuhi
hajat hidupnya, baik yang berhubungan dengan hidup di dunia maupun hidup di akhirat.
Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang dengan sendirinya. Namun, hal itu harus
diusahakan dengan sungguh-sunggh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan. Uasaha dangan gigih adalah usaha dengan sungguh-sungguh, lahir
dan batin untuk mencapai hasil yang yang dicita-citakan. Usaha lahir artinya berusaha
sesuai dengan kemampuan tenaga, harta dan fikiran. Sedangkan usaha batin adalah berdoa
/ memohon kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dan keberhasilan dari yang sedang
diusahakan.
Sikap gigih yang disertai rasa optimis termasuk akhlakul karimah, yang hendaknya
diterapkan antara lain dalam hal berikut :

1). Menuntut ilmu


Menuntut ilmu disamping hukumnya wajib, ilmu juga akan bermanfaat bagi
pemiliknya. Dan Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu
pengatuah disamping orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya :
38

Artinya :
“... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... . (QS. Al-Mujaadilah ;
11)

Ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu pengetahuan
tentang agama Islam (Ilmu Hal ) dan ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal). Ilmu
pengetahuan tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia.
Dengan pedoman itu diharapkan manusia tidak menempuh jalan yang sesat dan menuju
kepada kebinasaan, tetapi sebaliknya dengan pedoman itu manusia akan menempuh jalan
yang lurus yang diridai oleh Allah SWT.
Ilmu pengetahuan umum bertujuan agar umat manusia dapat menggali, mengolah dan
memanfaankan kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut, maupun yang ada di
udara.
Kedua macam ilmu pengetahuan tersebut harus dipelajari secara sungguh-sungguh
dan rajin dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT, serta untuk memperoleh rida-
Nya dan rahmat-Nya. Bila kedua macam ilmu tersebut sudah dikuasai, dipahami dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan menjadikan pemiliknya memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Rosululloh SAW bersabda :

﴾ ‫ْجن َِّة ﴿رواه مسلم‬ ِ ِ ِ ِ ‫ك طَ ِري ًقا يلْت ِم‬


َ ‫س فيه عل ًْما َس َّه َل اللَّهُ لَهُ بِه طَ ِري ًقا إِلَى ال‬
ُ ََ َ َ‫َم ْن َسل‬
َ
Artinya : “Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan itu,
niscaya Allah memudahkan kapdanya jalan menuju sorga” (HR. Muslim)

2). Bekerja mencari rizki yang halal


Orang Islam selain berkewajiban menunaikan ibadah kepada Allah (salat), juga
berkewajiban mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seseorang yang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya hasil usaha sendiri, kedudukannya di sisi Allah lebih baik
dari orang minta-minta, yang keberadaannya dalam hidupnya menjadi beban orang lain.

Bekerja mencari rezeki yang halal bisa melalui berbagai bidang usaha, misalnya :
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, transportasi, perburuhan,
pertukangan dan perindustrian.
Bekerja dalam bidang-bidang usaha seperti tersebut hendaknya dilakukan dengan gigih dan
sungguh-sungguh dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT untuk memperoleh
rida dan rahmat-Nya. Insya Allah dengan cara seperti ini, akan memperoleh hasil kerja yang
optimal.
Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya :
“... Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan ...” ( QS. Ar-Ra’du ; 11 )

3). Berinisiatif
Berinisiatif artinya berfikir dan bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu
perintah. Hal ini merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersbut mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap apriori. Dalam berinisiatif selalu
menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi dan mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.
39

Orang yang berinisiatif disebut inisiator, yaitu mereka yang memiiki gagasan atau
prakarsa untuk membangun atau mengerjakan sesuatu yang baru dan positif guna
kepentingan bersama.
Inisiatif yang positif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang
pendidikan dan pengajaran, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang politik dan
ekonomi, bidang keamanan dan ketertiban, bidang pertanian dan perikanan, serta bidang
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Orang mukmin yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam bidang apapun,
hendaknya memiliki banyak inisiatif, untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia, agar
keadaan umat manusia terus meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya
melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat memprodusi alat-alat pertanian dan
perikanan yang canggih, yang belum ada, untuk meningkat hasil pertanian dan perikanan.
Upaya untuk menumbuhkan jiwa berinisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat
ditempuh melalui barbagai cara sebagai berikut :
1. Bekerja sesuai keadaan dan bakat masing-masing (QS. Al-Isra ; 84)
2. Bekerja keras secara sungguh-sungguh ( QS. An-Nisa ; 100)
3. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar dan tanpa ilmu pengetahuan (QS. Al-Isra ; 36)
4. Senantiasa menggunakan akal dalam bertindak (QS. Yunus ; 100)
5. Membiasakan perilaku kearah yang lebih baik
6. Mencari ide atau cara baru yang lebih baik

4). Rela berkorban


Rela berkorban maksudnya adalah bersedia dan ikhlas memberikan sesuatu
(tenaga, harta, ide/pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat, meski kadang-
kadang hal itu bisa membuat dirinya sendiri menjadi susah atau menderita. Perilaku egois
(mementingkan diri sendiri), hedonis (mengutamakan kesenangan duniawi), dan
materialistis (mementingkan materi semata) adalah lawan dari sikap rela berkorban yang
harus kita hindari.
Dalam Alquran dinyatakan bahwa, jika ingin sampai kepada kebaikan yang
sempurna salah satunya adalah kita harus rela memberikan sebagian dari harta benda kita
untuk perjuangan membela agama, juga kepada fakir miskin.

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya“.(QS. Ali Imran ; 92).

3. HUSNUZZAN TERHADAP SESAMA MANUSIA


Husnuzzan kepada sesama manusia maksudnya, senantiasa memandang dan
berprasangka bahwa orang lain tidak mempunyai maksud jahat kepada kita. Selalu
mengedepankan dan memilih untuk merespon positif segala sesuatu yang terjadi walau di
tengah lingkungan yang paling buruk sekalipun.

a. Contoh-contoh Perilaku husnuzzan Terhadap


Sesama Manusia
Tindakan seseorang sangat tergantung pada alam pikirannya. Jika alam pikiran
seseorang senantiasa dijejali oleh prasangka buruk, maka dalam pergaulan dan
kehidupan bermasyarakatnya akan selalu dipenuhi perasaan curiga pada orang lain,
seterusnya akan melahirkan sikap tertutup, tidak mau berbagi informasi dan bekerja
sama karena menganggap bahwa orang lain adalah musuh yang sangat berbahaya.
Pada akhirnya prasangka buruk (negatif) ini akan berdampak pada diri sendiri juga, yaitu
turunnya kinerja, karena tidak ada teman untuk berbagi dan bekerja sama, peluang akan
banyak terlewatkan karena orang lainpun akan cenderung menjauh dari kita, bahkan
bisa tersingkir dalam pergaulan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku sebagai cerminan
¥usnu§an terhadap sesama manusia antara lain akan terlihat dari sikap seseorang
dalam memperlakukan orang lain. Orang yang selalu ber¥usnu§an akan memperlakukan
orang lain dengan baik dan menghilangkan sikap curiga. Senang bekerja sama, bertukar
40

pendapat, dan terbuka, juga termasuk perilaku orang yang suka ber¥usnu§an kepada
sesama manusia.

b. Praktik Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia


Agar hidup kita bisa tenang dan damai, orang di sekeliling kita juga merasa
tenang, damai, dan bahagia hidup bersama dengan kita maka
perilaku husnudzon terhadap sesama manusia amat penting untuk dipraktikkan. Karena
prasangka positif (husnudzon) terbukti secara efektif mampu merangsang seseorang
untuk menunjukkan sikap/perilaku dan prestasi terbaiknya. Berusahalah untuk
senantiasa menjadi motivator bagi orang lain dalam menemukan jati dirinya yang
positif lewat prasangka positif (husnudzon) yang senantiasa kita lekatkan kepada
mereka. Bantulah temanmu untuk melihat dan menemukan hal-hal positif (mujur) di
dalam dirinya. Mungkin tulisannya yang indah, suaranya yang bagus, kepandaiannya
melukis, atau yang lainnya.
Pada hakikatnya, ketika kita berhasil untuk selalu Husnuzzan kepada Allah
SWT, kemudian kepada diri sendiri, maka untuk berhuusnuzan kepada sesama manusia
sesungguhnnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.
Jika masing-masing orang mempraktikkan perilaku husnuzzan, baik husnuzzan
kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia dalam kehidupan sesari-
hari baik secara pribadi, di keluarga, dan di masyarakat, insya Allah ketentraman,
kedamaian, dan kehidupan yang penuh rahmat dan kasih sayang akan bisa kita raih,
dan pada akhirnya akan mendapat rida dari Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak.
Alangkah indah dan damainya jika setiap pribadi bisa menjadikan dirinya seperti air,
yang senantiasa mengalir dan memberi kesejukan bagi orang lain.

4. SIKAP TERPUJI TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA


Al-Quran dan Al-Hadits mengandung nilai-nilai ajarang Islam yang sangat lengkap,
ajaran tersebut menjadi pedoman hidup dan mengatur berbagai segi kehidupan umat
manusia. Selain ajaran akhlakul karimah terhadap Pencipta alam semesta ini, terhadap
sesama manusia, kita wajib berakhlakul karimah kepada makhluk Allah yang lain. Ruang
lingkup akhlakul karimah mengatur juga tentang bagaimana seorang muslim melakukan
komunikasi atau bersikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang, lingkungan alam,
dan terhadap makhluk ghaib.

a. Sikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan


Dengan diciptakan-Nya tumbuh-tumbuhan merupakan anugerah yang sangat besar
dari Allah SWT bagi manusia, karena sebagian besar makanan manusia berasal dari
tumbuh-tumbuhan, demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar
adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-mcam jenisnya. Perhatikan firman Allah berikut
ini :

Artinya : “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam.” ( Q.S. Thaha : 53 )

Disamping itu, manusia mendapat tugas dari Allah SWT untuk mengelola dan
memakmurkan bumi, sebagaiman dijelaskan dalam firman-Nya :

         


 
Artinya : “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya” (QS. Hud ; 61)
41

Allah SWT menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan dengan sengaja untuk


kepentingan makhluk-Nya terutama umat manusia, Dan ternyata hampir semua jenis
tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, ada yang dijadikan bahan
bangunan, dibuat obat-obatan, untuk hiasan, untuk bahan makanan, untuk bahan membuat
perkakas dan perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi yang lainnya. Disamping itu
tumbuh-tumbuhan juga sangat bermanfaat untuk keindahan lingkungan, dan juga sebagian
ada yang dijadikan makanan ternak peliharaan seperti kambing, sapi, kerbau dan lain-lain.
Mengingat betapa besar manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tersebut,
maka sudah selayaknya manusia bertanggung jawab dan berkewajiban untuk merawat nya,
menyayangi, dan melestarikannya. Terutama tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan
makanan seperti padi, jagung, gandum selalu membutuhkan perawatang yang intensif.

b. Sikap terpuji terhadap binatang (hewan)


Sebagaimana tumbuh-tumbuhan, binatang juga diciptakan untuk kepentingan hidup
umat manusia. Berbagai jenis binatang ciptaan Allah, ada yang jinak, ada yang liar, ada
yang buas, ada yang hidupnya di laut, ada yang di darat dan yang terbang di angkasa.
Semua jenis binatang itu sengaja diciptakan Allah SWT untuk kemanfaatan makhluk-Nya,
terutama umat manusia.
Diantara binatang-binatang itu ada yang dipelihara dan diternakkan manusia, karena
kemanfaatannya yang langsung dirasakan seperti ayam, itik, kambing, sapi, kerbau, kuda,
lebah dsb. Manfaat-manfaat binatang ternak tersebut ada yang dimakan dagingnya,
diminum susunya, bulunya untuk pakaian, kulitnya untuk sepatu, tas, jaket. Lebah
menghasilkan madu untuk obat, bahkan kotoran binatang masih bisa dimanfaatkan yaitu
untuk pupuk tanaman.
Cara mnyeyangi binatang-binatang itu antara lain :
1). Hewan-hewan piaraan hendaknya diperlakukan dengan baik, misalnya dibuatkan
tempat atau kandang yang layak, diberi makan dan minum yang cukup, diobati kalau
sakit, kalau kendak disembelih atau dibunuh hendahlah disenbelih atau dibunih
dengan cara yang baik pula.
2). Binatang yang kebetulan membutuhkan pertolongan hendaknya ditolong. Dalam
sebuah hadits dari Abu Hurairoh ra yang diriwayatkan oleh Muslim dijelaskan bahwa
seseorang yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan,
memperoleh pahala dan ampunan dosa dari Allah SWT.
3). Jangan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap binatang. Rosulullah SAW
melarang umatnya menyiksa induk burung dengan mengambil anaknya, dan juga
melarang menjadikan anak burung sebagai bahan mainan, melarang menjadikan
binatang sebagai sasaran dalam latihan memanah, larangan untuk memberi cap atau
tanda dengan besi yang dibakar pada binatang dan melarang untuk mengurung kucing
tanpa diberi makan sampai mati kelaparan.

4). Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dahulu.
Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar hewan yang disembelih tidak tersiksa.
Diantara peraturan tersebut antara laian, ketika akan menyembilih hendaknya
memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaknya diberi
makan sampai kenyang. Ketika menyembelih jangan lupa menyebut nama Allah agar
digingnya halal dimakan. Semua ini menunjukkan sikap perilaku baik kita kepada
binatang.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW.

‫َح ِسنُوا ال ِْق ْتلَةَ َوإِ َذا َذبَ ْحتُ ْم‬ ٍ


ْ ‫سا َن َعلَى ُك ِّل َش ْيء فَِإ َذا َقَتلْتُ ْم فَأ‬ َ ‫ب اإْلِ ْح‬َ َ‫إِ َّن اللَّهَ َكت‬
ِ َّ ‫َح ِسنُوا‬
﴾ ‫يحتَهُ ﴿رواه مسلم‬ َ ِ‫َح ُد ُك ْم َش ْف َرتَهُ َفلْيُ ِر ْح َذب‬
َ ‫الذبْ َح َولْيُح َّد أ‬ ْ ‫فَأ‬
Artinya : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka
apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila
kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu
menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan
cara memberimakan sebelum disembelih)” (HR. Muslim)

c. Sikap terpuji Terhadap Lingkungan Alam


42

Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut
bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu alam
dan lingkungan hidup.
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan
yang harmonis dengan alam sekitar. Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat
memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya di ambil
manfaatnya akan mendatangkan mala petaka bagi manusia. Kita dapat menyeksikan
dengan jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap
lingkungan seperti hutan yang di eksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan mala petaka
kebakaran hutan yang menghancutkan tanaman hutan dan habitat hewan-hewannya.
Ekploitasi kekayan laut tanpa memperhitunggkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan
kerusakan hebat, baik habitat hewan maupun tumbuh-tubuhannya. Sayangnya semua itu
dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat sementara,
namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi
dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia tidak
menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk
akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan
diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang
seharusnya bertugas mamakmurkan, mengelola, dan melestarikn alam.
Perkatikan Firman Allah SWT Q.S. Ar Rum : 41 :

Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

d. Sikap Terpuji terhadap Makhluk Gaib


Dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah SWT telah menciptakan makhluk yang tampak
dilihat dengan mata (syahadah) seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dsb, dan juga
telah menciptakan makhluk yang tidak tampak oleh penglihatan mata (gaib) seperti malaikat,
jin, setan dan iblis.
Jin adalah termasuk makhluk gaib yang keberadaannya wajib kita imani, karena
Allah SWT menciptakannya dengan tujuan untuk beribadah. Sebagaimana Firman-Nya :

Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. “ (QS Az-Zariyat ; 56)
Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT, ada
pula jin yang tidak patuh dan tidak taat kepada Allah SWT, diantaranya adalah iblis atau
setan. Keduanya adalah makhluk Allah SWT yang asalnya diciptakan dari api yang sngat
panas, jauh sebelum diciptakannya Nabi Adam as.

RANGKUMAN
 Husnuzzan artinya berbaik sangka, yang keblikannya adalah suuzan. Keduanya
merupakan bisikan jiwa yang akan melahirkan sikap, ucapan dan perbuatan nyata.
Husnuzzan merupakan sikap mental terpuji, yang mendorong pemiliknya untuk bersikap,
bertutur kata, dan berbuat yang baik dan bermanfaat. Sedangkan suuzan termasuk sikap
mental tercela yang mendorong pemiliknya untuk bersikap dan berperilaku buruk yang
merugikan
 Husnuzzan hendaknya diterapkan dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia.

LATIHAN
43

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang benar dan tepat !

1. Sebagian prasngka itu adalah dosa, demikian tercantum dalam QS ....


a. Al-Hujurat ; 12 d. Ibrahim ; 34
b. Al-Maidah ; 2 e. Al-Baqarah ; 125
c. At-Tien ; 4

2. Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah SWT, kecuali ...
a. membaca hamdalah
b. mengerjakan salat lim waktu
c. mempercayai kebenaran rukun iman
d. belajar dan mengajar Al-quran
e. berpuasa sepanjang masa

3. Berikut ini termasuk sikap husnuzzan kepada Allah, kecuali ...


a. bersyukur bila memperoleh nikmat
b. bersabar bila menderita musibah
c. berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi
d. Senantiasa bertawakal kepada Allah
e. dengan sengaja berbuat dosa karena Allah maha pengampun

4. Larangan berputus asa dari rahmat Allah terdapat dalam QS. ...
a. Al-Bayyinah ; 35
b. Yusuf ; 87
c. Al-Baqarah ; 195
d. Al-jumu’ah ; 10
e. Al-Maaidah ; 2
5. Contoh perilaku dari berburuk sangka pada diri sendiri ialah ...
a. berani mengeluarkan pendapat dan berbuat
b. benyak brinisiatif yang positif
c. tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga
d. gigih dalam mencari rizki yang halal
e. rajin belajar dan giat mencari ilmu

6. Dibawah ini adalah ungkapan-ungkapan orang yang husnuzzan kapada Allah, kecuali ....
a. “Alhamdulillah, hujan telah turun”
b. “ Allah tidak sia-sia menciptakan sesuatu
c. “Alhamdulillah , saya selamat dari kecelakaan”
d. “ Untung dia tidak meninggal walaupun dia cacad “
e. “Mengapa hanya saya saja yang brnasib begini”

7. Dibawah ini adalah hikmah husnuzzan, kecuali ....


a. hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai
b. hati menjadi bersih
c. senantiasa bersyukur kepada Allah
d. bisa menimbulkan rasa pesimis
e. jauh dari perselisihan atau perpecahan

8. Berprasangka baik disebut ...


a. su’uzzan d. zalim
b. husnuzzan e. hasud
c. curiga

9. Untuk menumbuhkan sikap iisiatif agar dapat mandiri, caranya seperti dibawah ini,
kecuali ....
a. bekerja tepat waktu
b. beramal atau bekerja menurut keadaan bakat dan tabiat
c. bekerja keras secara sungguh-sungguh
d. senantiasa menggunakan akal
e. berusaha jadi pionir dan kreatif

10. Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan adalah akibat ...
44

a. manusia
b. binatang liar
c. bencana alam
d. rahmat Allah
e. perbuatan iblis

Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar !

1. Apakah yang kamu ketahui tentang husnuzzan, jelaskan


2. Apa yang kamu ketahui tentang gigih dan optimis, jelaskan
3. Bagaimana sikap yang baik terhadap lingkungan, jelaskan
4. sebutkan cara untuk menumbuhkan sikap inisiatif
5. Jelaskan cara bersikap terpuji terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan.
45

Standar Kompetensi :
5. Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah

Kompetensi Dasar :
5.1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, dan Ijtihad
sebagai sumber hukum Islam
5.2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam
5.3. Menerapkan ibadah sesuai petunjuk agama dalam kehidupan sehari-hari
5.4. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Al Maidah : 8

b. Q.S. Al A’raf : 1 - 4

c. Q.S. Al Isra’ : 9

GAMBAR
46

IFTITAH
Secara sederhana hukum artinya seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang
diakui oleh sekelompok masyarakat, yang disusun oleh orang yang diberi wewenang dan
berlaku mengikat bagi anggotanya. Bila dikaitkan dengan Islam, maka hukum Islam berarti
seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah SWT; dan sunnah Rasulullah saw; yang
mengatur tentang tingkah laku manusia yang dibebankan kepada setiap mukallaf dan mengikat
semua orang yang beragama Islam. Orang yang hidupnya dibimbing syari'ah (hukum Islam)
akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah
SWT; dan rasulNya, sebab hukum Islam pasti selaras dengan fitrah manusia sehingga siapapun
yang bertahkim kepada hukum Islam pasti manusia akan selamat di dunia dan akherat.
Sumber hukum dalam Islam, ada yang disepakati (muttafaq) para ulama dan ada yang masih
dipersilisihkan (mukhtalaf). Adapun sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah
Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Para Ulama juga sepakat dengan urutan dalil-dalil tersebut di
atas (Al Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas).
Keempat sumber hukum yang disepakati jumhur ulama yakni Al Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas

MATERI POKOK
A. SUMBER HUKUM ISLAM
1. Al-Qur'an
Menurut bahasa Al-Qur'an berarti "bacaan" (dari asal kata" ‫) ”قرأ‬. Menurut istilah Al-Qur'an
ialah "kumpulan wahyu Allah SWT, yang yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
dengan perantaraan malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk menjadi
pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk ibadah". Al-Qur'an merupakan sumber
hukum Islam yang pertama dan utama. Sebagaimana firman Allah SWT, :

Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulNya serta ulil amri
diantaramu ". ( An-Nisa:59 )

Sebagai sumber hukum Islam Al-Qur'an mengandung 3 pokok pengetahuan hukum yang
mengatur tentang kehidupan umat manusia yaitu :
a. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah
SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhir dan takdir.
b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar seorang muslim
memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.
c. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari ucapan, perbuatan,
perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan ini terbagi menjadi
dua yaitu :
 Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, yang
disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah dan lain-lain.
 Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang disebut dengan
muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti perjanjian, hukuman (pidana), ekonomi,
pendidikan, pernikahan dan semacamnya.

Fungsi dan Kedudukan Al-Qur'an.


a. Sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw.
b. Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
c. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
d. Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
e. Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman.
f. Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.

2. Al-Hadits

Hadits menurut bahasa artinya "perkataan". Menurut istilah hadits ialah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan
(taqrir) Nabi. Bersadarkan definisi tersebut, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian yaitu hadits
47

qouliyah (perkataan Nabi saw;), hadits fi'liyah (perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan
Nabi saw;). Sedangkan menurut kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian :
a. Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits shoheh dan
hadits hasan.
b. Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits dhaif
(lemah) dan hadits maudlu' (palsu).
Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu :
a. Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak bertentangan dengan Al-
Qur'an, hadits lain yang lebih kuat, fakta sejarah dan prinsip-prinsip ajaran Islam.
b. Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).Sanad dapat dinilai baik apabila
antara pembawa dan penerima benar-benar bertemu bahkan berguru.
c. Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima haditsnya apabila memenuhi
syarat-syarat :
1) Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan membiasakan
berbuat dosa.
2) Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya : "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7)

Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.


a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an.
Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : "Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta ".
(al-Hajj:30). Kemudian firman Allah SWT, tadi dikuatkan oleh hadits yang artinya : "Awas!
jauhilah perkataan dusta". (HR. Bukhori Muslim).
b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum.
Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: "Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah
dan daging babi". (Al-Maidah:3). Kemudian Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ada
bangkai yang boleh dimakan yaitu ikan dan belalang. Seperti sabda Nabi saw, yang artinya :
"Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah, adapun dua macam
bangkai adalah ikan dan belalang, sedang dua macam darah adalah hati dan limpha".
(HR. Ibnu Majah).
c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur'an.
Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah saw, bersabda yang artinya :
"Sucikanlah bejanamu yang dijilat anjing, dengan menyucikan sebanyak tujuh kali salah
satunya dicampur dengan tanah". (HR. Muslim).

3. Ijtihad

Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu


masalah yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta
berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad dapat
dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Landasannya berdasarkan hadits
yang diriwayatkan dari Shahabat Nabi Saw Muadz ibn Jabal ketika diutus ke Yaman
sebagai berikut :
“Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman, Nabi
bertanya: “Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum? Ia berkata: “Saya
berhukum dengan kitab Allah”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah” ?, ia
berkata: “Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw”. Nabi berkata: “Jika tidak
terdapat dalam sunnah Rasul Saw” ? ia berkata: “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih
(dalam ijtihad)”. Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata: “Segala puji
bagi Allah yang telah sepakat dengan utusannya (Muadz) dengan apa yang diridhai
Rasulullah Saw”. (HR.Tirmidzi)

Hal yang demikian dilakukan pula oleh Abu Bakar ra apabila terjadi kepada dirinya
perselisihan, pertama ia merujuk kepada kitab Allah, jika ia temui hukumnya maka ia
berhukum padanya. Jika tidak ditemui dalam kitab Allah dan ia mengetahui masalah itu
dari Rasulullah Saw,, ia pun berhukum dengan sunnah Rasul. Jika ia ragu mendapati
48

dalam sunnah Rasul Saw, ia kumpulkan para shahabat dan ia lakukan musyawarah.
Kemudian ia sepakat dengan pendapat mereka lalu ia berhukum memutus
permasalahan.

Bentuk-bentuk Ijtihad.
a. Ijma’, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam segala zaman mengenai hukum
syari'ah. Misalnya: Kesepakatan para ulama dalam membukukan Al-Qur'an pada waktu
kholifah Usman bin Affan.
b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah yang tidak ada hukumnya
dengan kejadian lain yang ada hukumnya karena eduanya terdapat persamaan illat (sebab-
sebabnya). Misalnya: Menyamakan hukum minum bir dan wisky adalah haram diqiaskan
dengan munum khamr yang sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur'an.
c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah ijtihadiyah berdasarkan prinsip-
prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter laki-laki melihat aurot wanita yang bukan muhrimnya saat
wanita tersebut akan melahirkan anaknya.
d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah ijtihadiyah atas
dasar kepentingan umum. Misalnya: pengenaan pajak terhadap orang-orang kaya.

A. HUKUM TAQLIFI
Pengertian.
Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi Muhammad SAW yang
mengandung tuntutan, baik perintah melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima
bagian yaitu :
1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta
mengerjakan dengan tuntutan yang pasti.
2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang mengandung
perintah yang tidak wajib dituruti.
3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung larangan,
tetapi tidak harus dijauhi.
4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan sesuatu
untuk diperbuat atau ditinggalkan.
Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain :
a. Mahkum ‘alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni orang-orang muslim
yang sudah dewasa dan berakal, dengan syarat ia mengerti apa yang dijadikan beban
baginya. Orang gila, orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum dewasa dan
orang-orang yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan). Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW :

Artinya: “Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk mencatat) amal perbuatan 3
orang : (1) orang yang tidur hingga ia bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan (3)
orang gila hingga ia sembuh kembali”. (Hr. Ashabus Sunan dan Hakim)

Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur yang tidak mungkin
mematuhinya apa yang ditaqlifkan.
b. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang memberitahukan hukum-
hukum Allah SWT adalah para rasulNya. Dan sesudah seruan sampai kepada yang di
tuju maka syariatnya menjadi hukum.
c. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan
(bersangkutan) dengan hukum yang lima yang masing-masing adalah :
1. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib.
2. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah.
3. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram.
4. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram.
5. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah.
Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
49

1) Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya mendapat pahala, bila
ditinggalkan maka pelakunya mendapat dosa. Adapun macam-macam wajib adalah sebagai
berikut :
 Wajib Syar’i yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan pahala dan bila
tidak dikerjakan berdosa.
 Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya karena masuk
akal dan rasional.
 Wajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim seperti :
sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at dan lainnya.
 Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh sebagian muslim maka
muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti mengurus jenazah.
 Wajib Mu’ayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam tindakannya
seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang mampu.
 Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaan-nya, seperti
membayar denda sumpah.
 Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan memahami
dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam, seperti mempercayai eksistensi Allah SWT.
 Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan sendirinya
tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.
2) Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya mendapat dosa dan bila
ditinggalkan pelakunya mendapat pahala. Dengan demikian secara sederhana
dapat dikatakan bila ditinggalkan perbuatan itu pelakunya akan mendapat pahala
dan bila dilaksanakan berdosa. Haram ada dua macam, yaitu:
a. Haram li-dzatihi, yaitu perbuatan yang diharamkan oleh Allah, karena bahaya
tersebut terdapat pada perbuatan itu sendiri. Sebagai contoh makan bangkai, minum
khamr, berzina, dll.
b. Haram li-ghairi/aridhi, yaitu perbuatan yang dilarang oleh syariat dimana adanya
larangan tersebut bukan terletak pada perbuatan itu sendiri, tetapi perbuatan
tersebut dapat menimbulkan haram li-dzatihi. Sebagai contoh jual beli memakai riba,
melihat aurat wanita, dll
3) Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan tidak berdosa.
4) Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya mendapat pahala
dan bila ditinggalkan tak berdosa. Adapun macam-macam suant adalah sebagai berikut :
 Sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idhul Fitri dan Idhul
Adha.
 Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam.
 Sunat Hae’at yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti mengangkat tangan ketika
takbir dalam sholat.
 Sunat Ab’at yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud
syahwi.
5) Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak berdosa tetapi bila
ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.

Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi.


Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang
berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik yang menyangkut wajib, sunat,haram,
mubah, syah dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk memahami kaidah-
kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil hukum yakni kaidah-
kaidah yang menetapkan dalil hukum. Hukum-hukum tersebut bersumber dari Al-Qur’an,
Hadits, Ijmak dan Qias.

B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH


Ibadah berasal dari kata ‘Abdun yang berarti hamba. Sedangkan arti secara harfiah adalah
rasa tunduk, melakukan pengadian (penghambaan), merendahkan diri dan istikhanah. Jadi
tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah
kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-
aturan Allah SWT serta menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan perintahNya mulai
dari aqil baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz-
Dzariat : 56
50

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. (Adz-Dzariat : 56 )

Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang dilakukan manusia harus
bersumber dari syaria’ah Allah SWT dan rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas menjalankan
rukun Islam tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang didasari rasa
ikhlas. Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :
1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang
langsung berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul
Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.
2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala
aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa
amal shaleh.
Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada perbedaan sebagaimana
dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus
semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam arti
umum semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang.
Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara lain :
1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu,
mandi, tayamum, cara menghilangkan najis, istinjak dan semacamnya, adzan, iqomah,
I’tikaf, do’a, membaca sholawat, tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.
2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah,
hibah dan lain-lain.
3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan lainnya, seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, syirkah,
simpanan, pengupahan, utang-piutang, wasiat, warisan dan lain-lain.
4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan
orang laindalam hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan, perceraian, pengaturan
nafkah, penyusuan, pemeliharaan anak, pergaulan suami istri, meminang, khulu’, lian,
dzihar, walimah, wasiat dan lain-lainnya.
5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti :
qishosh, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dan lainnya.
6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah
kemasyarakatan (politik), diantaranya: ukhuwah (persaudaraan), musyawarah, ‘adalah
(keadilan), ta’awun (tolong-menolong), hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful
ijtimak (tanggung jawab social), zi’amah (kepemimpinan), pemerintahan dan lainnya.
7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti : syukur,
sabar tawadhu’, pema’af, tawakal, istiqomah, saja’ah, birrul walidain dan lainnya.
8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman,
sembelihan, berburu, nadzar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim,
masjid, da’wah dan lainnya.
Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut :
1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara
menunaikan arkanul Islam, memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa
yang fitri sehingga tidak kehilangan esensinya.
2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara
memenuhi hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang
berlaku. Oleh karena itu perlu adanya hokum pidana (qishosh) terhadap orang yang
melanggar ketentuan ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa’ : 93, Al-Isra’ : 31, Al-An’am :151,
Al-Baqoroh : 178-179).
3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-‘aql) dengan cara
menggunakan akal yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan
kekuasaan Allah SWT tentang penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta
menghindarkan dari perbuatan yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum
minuman keras, narkoba dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-Maidah
: 90, Yasin : 60-62, Al-Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.
4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara
mengatur pernikahan dan pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo,
homo seks, lesbian yang semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat
pada surat An-Nur : 2-9, Al-Isro’ : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.
5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-‘ird
wal amwal) dengan cara mencari rizki yang halaluntuk memenuhi kebutuhan hidup dan
51

mengharamkan segala macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian, ghosob


dan semacamnya. Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan
ikhlas menjalankan ibadah sebaliknya harta yang haram dapat mengakibatkan malas
beribadah serta kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29,
Al-Hujurot : 11-12. Al-Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284.

Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara lain :
a. Sholat
Menurut bahasa sholat berarti do'a. Sedang menurut istilah sholat ialah sistem peribadatan yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhrom dan
diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat dan rukun tertentu. Sholat diwajibkan sebanyak 5
kali dalam sehari semalam. Perintah sholat diturunkan pada waktu isro' dan mi'raj Nabi
Muhammad saw., setahun sebelum hijrah ke Madinah.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam. Adapun kedudukan sholat
dalam agama Islam adalah sebagai berikut :
- Sholat Sebagai Tiang Agama.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang bertaqwa kepada Allah
swt. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya : "Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat berarti mendirikan
agama, barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah menghancurkan agama". (HR.
Baihaqi)

- Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.


Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan dimintai pertanggung jawaban
oleh Allah swt., di hari kiamat . Rasulullah saw, bersabda :

Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada hari kiamat
adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya rusak maka
rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani)

Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak pernah sholat ia
akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang melalaikan sholat akan ditempatkan di
neraka weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh amal baiknya akan mengikutinya, tetapi
bila jelek sholatnya maka akan jelek amalnya.

- Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah meninggalkan
sholat". (HR. Muslim)

- Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.


Sholat merupakan 5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam. Kelimanya merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tak bisa dipisahkan. Jika salah satu sendi itu rapuh maka akan
mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya : "Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikaan sholat, mengeluarkan
52

zakat, melaksanakan ibadah haji dan berpuasa di bulan Ramadhan ". (HR. Bukhori Muslim dari
ibnu Umar)

Sholat dalam Islam juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun beberapa hikmah Sholat adalah
sebagai berikut :
- Membiasakan nidup bersih.
Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci dari hadas dan najis, pakaian
dan tempatnya dan lain sebagainya. Dengan demikian sholat melatih seseorang agar cinta
kebersihan. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya :"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhori Muslim)

- Terbiasa Hidup sehat.


Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali sehari ia berwudhu
sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang muslim akan terpelihara.
- Pembinaan Disiplin Waktu.
Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin waktu. Allah swt.,
menjelaskan kepada kita bahwa orang yang benar-benar berada dalam kerugian adalah orang
yang yang tidak menghargai waktu sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr .
- Melatih Kesabaran.
Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat tekadnya dan tidak
mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup, ia akan menjadi orang yang sabar. Allah
swt., berfirman :

Artinya : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat yang mereka tetap mengerjakan
sholatnya". (Al-Ma'arij : 19 - 23 )

- Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.


Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya : "Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana bangunan, yang sebagian memper-
kokoh bagian yang lainnya". ( HR. Bukhori Muslim )

- Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.


Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Orang yang
bisa mendirikan sholat dengan baik, akan takut melakukan perbuatan keji dan jahat, dia akan
merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt;

Artinya :"Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar". (Al-Ankabaut : 45)

b. Puasa

Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala sesuatu, seperti : menahan tidur,
menahan berbicara, menahan makan, menahan minum dan sebagainya. Menurut istilah puasa ialah
menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari
dengan niat melaksanakan perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya.
53

Allah swt; berfirman:

Artinya :"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah :183)

Jenis puasa ada bermacam-macam. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai berikut :
 Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat, puasa qodlo' dan puasa
fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 - 185, Al-Maidah: 89, Al-Baqoroh: 186).
 Puasa sunat/tathowwu' seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal, tanggal 9
dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-Syura'), tiap tanggal 13, 14, 15 qomariah.
 Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri' ( 11, 12, 13 Dzulhijjah), puasa
dua hari raya, puasa wanita yang sedang haid/nifas, puasa sunat seorang istri tanpa izin suaminya
ketika suami bersamanya.
 Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit, perjalanan dll), menghususkan
pada hari jum'at dan sabtu kecuali pada hari disunahkannya puasa.
Adapun syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat mengerjakannya
Sedang syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik dan tidak baik), suci dari haid dan
nifas bagi wanita, dalam waktu yang dibolehhkan puasa.
Puasa juga juga harus memenuhi rukun dan rukun puasa: niat sebelum melakukan puasa, menahan diri
dari makan, minum, bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa (lihat Al-Baqarah :
187).
Hikmah Puasa
a. Membentuk manusia sabar dan toleran.
Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa adalah amal rohani yang hanya
dilihat oleh Allah swt, oleh karena itu puasa adalah amal batin yang berbentuk kesabaran semata
sebagaimana Rasulullah bersabda :

Artinya :"Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah separuh iman". (HR. Baihaqi)

b. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya kepada Allah swt.
c. Membentuk akhlakul karimah.
Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena perbuatan-perbuatan jahat dapat
menghalangi pahalanya puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Artinya :"Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya pahalanya puasa yaitu, dusta,
ghibah, namimah, sumpah palsu, melihat lawan jenis dengan syahwat". (HR. At-Tirmidzi)

d. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kita puasa
atau tidak kecuali kita sendiri kepada Allah swt; ini berarti puasa melatih jujur dalam beribadah
dan beriman karena Allah swt.
e. Mengembangkan kepekaan sosial.
Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa pedihnya orang miskin dan
kesusahan karena ketidak tersediaanya makanan dan uang belanja.
f. Melatih ketahanan mental.
Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah penceraan makanan, hal ini
akan membentuk anggota badan menjadi terbiasa dan kuat .
g. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

RANGKUMAN
1. Sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama
adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
2. Hukum taklifi adalah hukum yang menjelaskan
tentang perintah, larangan dan pilihan untuk menjalankan atau meninggalkan suatu
kegiatan/pekerjaan. Hukum taklifi terdiri dari 4 macam yaitu ijab, nadb, tahrim dan karohah.
3. tugas yang paling esensial dari seorang hamba
Tuhan adalah mengabdi dan beribadah kepadaNya. Ibadah berlaku pada semua aktifitas
karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :
54

- Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada Allah
SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa
dan haji.
- Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya
ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.

KAMUS ISTILAH
- Mukallaf = muslim yang sudah dikenai kewajiban melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan
- Hukum syara’ = hukum Islam
- Jumhur ulama = golongan terbanyak ulama
- Muamalah = hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan
- Mukallaf = orang yang sudah baligh/dewasa yang wajib menjalankan
hukum agama
- Rowi = orang yang meriwayatkan hadits

PERNIK-PERNIK
Mazhab dalam Islam
Berdasarkan aliran dalam Islam yang ada saat ini, secara umum terdapat dua aliran besar yaitu
Sunni dan Shiah.  Empat aliran besar (madhab) yang tergolong dalam aliran sunni adalah Madhad
Hanafi, Maliki, Hambali, dan Shafi’i.  Sedangkan satu aliran yang terdapat dalam Shiah adalah
Madhab Shiah itu sendiri.

Madhad Hanafi dikembangkan oleh seorang ulama dan cendekiawan muslim yaitu Imam Abu
Hanifa (80-150 H, atau 702-772M), dan muridnya yang terkenal Abu Yusuf dan Muhammad. 
Mereka menekankan pada penggunaan alasan-alasan dan shura atau diskusi kelompok
daripada semata-mata mengikuti aturan atau tradisi yang telah ada secara turun temurun. 
Madhab ini paling banyak berkembang dan dikuti di India dan Timur Tengah, serta pernah
menjadi mdhab resmi yang digunakan di Turki (dinasti ottoman).

Madhab Maliki mengikuti ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan
muslim Imam Malik (lahir 95H atau 717M) yang menitikberatkan pada praktek-prakte yang
diterapkan penduduk di Madinah sebagai suatu bentuk contoh kehidupan Islam yang paling
otentik.  Saat ini, ajaran-ajaran Imam Malik atau madhab Maliki paling banyak ditemui hampir di
seluruh bagian wialayah muslim di benua Afrika.

Madhab Hambali dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim yang bernama Imam
Ahmad ibnu Hambali (lahir 164H atau 799M) yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan
ketuhanan serta mengadopsi pandangan yang tegas terhadap hukum.  Saat ini madhab
Hambali secara dominan diterapkan di saudi Arabia.

Madhab Shafi’i didirikan oleh seorang ulama dan cendekiawan bernama Imam As-Shafii (lahir
150H atau 772M) adalah merupakan murid dari Imam Malik dan pernah belajar dari beberapa
tokoh cendekian muslim yang paling terkemuka pada saat itu.  Imam As-Shafii terkenal karena
ke-moderat-annya dan penilaiannya yang berimbang, dan walaupun Beliau menghormati tradisi,
Imam As-Shafii mengevalusinya secara lebih kritis dibandingkan dengan Imam Malik.  Para
pengikut madhab Shafii secara dominan diikuti oleh umat muslim yang berada di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia.

Madhab Shiah yang dianut oleh sekitar 10% umat muslim saat ini, menurut sebagian
cendekiawan lebih diakibatkan sebagai akibat dari pergesekan politik dalam dunia muslim
terhadap pendapat bahwa pemimpin umat muslim harus selalu merupakan keturunan dari
keluarga Ali, yaitu keponakan dari Rasulullah sekaligus suami dari puteri nabi Fatimah.  Madhab
yang masih memiliki sub-madhab (katakanlah seperti itu) seperti Ithna’ashaaris dan Isma’ilis
saat ini ditemui secara dominan di negara Iran, serta memiliki pengikut yang juga mayoritas di
Iraq, India, dan negara-negara kawasan teluk

PENILAIAN

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Hukum yang mengatur perbuatan manusia dalam hubungannya dengan khaliqnya disebut dengan :
55

A. Ibadah D. Hudud
B. Muamalah E. Taqlifi
C. Jinayat
2. Setiap orang muslim wajib mempelajari, memahami dan melaksanakan hukum-hukum yang telah
ditetapkan oleh Al-Qur’an, sebab ….
A. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam
B. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi setiap muslim
C. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban
D. Manusia yang bertahkim pada Al-Qur’an pasti selamat di dunia dan akherat
E. Al-Qur’an harus dijadikan hukum negara

3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :


1). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
2). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
3). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
4). Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang bersifat umum.
5). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
Yang bukan termasuk fungsi Al-Qur’an adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

4. Hukum mempelajari Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain artinya …..


A. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang yang berakal
B. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim yang sudah baligh
C. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim
D. Kewajiban yang dibebankan kepada anggota masyarakat
E. Kewajiban yang harus dilaksanakan

5. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah swt., Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, hari
kiamat dan qoda’ qodar-Nya adalah merupakan pokok pengetahuan hukum yang berkaitan dengan ….
A. Aqidah D. Muamalah
B. Syari’ah E. Jinayat
C. Akhlak

6. Perhatikan kosa kata berikut :


1). Perkataan
2). Berita
3). Kepatuhan
4). Ketetapan
5). Ucapan
yang termasuk arti dari kata “Hadits”, ialah ….
A. 1, 2, 3, 4
B. 2, 3, 4, 5
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 4, 5
E. 1, 2, 4, 5

7. Menurut kualitasnya hadits dibagi menjadi dua bagian yaitu :


A. Hadits shohih dan hasan
B. Hadits maqbul dan mardud
C. Hadits qudsi dan dhaif
D. Hadits mauquf dan maudhu’
E. Hadits mutawatir dan shohih

8. Untuk menyeleksi kebenaran suatu hadits harus memperhatikan 3 unsur yaitu :


A. Matan, sanat dan rowi
B. Maudhu’, dhoif dan mardud
C. Mutawatir, shohih dan hasan
D. Mauquf, maudhu’ dan maqbul
56

E. Maqbul, mardud, marfu

9. Kesepakatan para mujtahid untuk memutuskan suatu perkara baru yang tidak dijumpai hukumnya
dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits dinamakan .....
A. Ijma’
B. Ijtihad
C. Qias
D. Istihsan
E. Mashalihul Mursalah

10. Menurut ilmu fiqih hukum-hukum dalam Islam disebut dengan “Al-Ahkamul Khomsah”, yaitu ….
A. wajib, haram, mubah, halal, sunat dan makruh
B. wajib, haram, mubah, sunat dan makruh
C. fardhu, halal, haram, najis dan suci
D. halal, haram, sunat, batal dan syah
E. fardhu kifayah, fardhu ‘ain, sunat muakad, sunat haiat dan makruh

11. Shalat dapat mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim terutama dilakukan dengan cara ....
A. mendatangi masjid
B. shalat mun'farid
C. shalat dengan khusuk
D. shalat berjama'ah
E. bersalam-salaman sesudah shalat

12. Yang dimaksud dengan kedudukan shalat dalam agama Islam adalah ....
A. cara-cara duduk dan berdiri dalam pelaksanaan shalat
B. hubungan shalat dengan ajaran Islam
C. betapa pentingnya shalat itu dalam agama Islam
D. dalil-dalil perintah melaksanakan shalat
E. pada waktu shalat harus ada gerakan duduk dan berdiri

13. Shalatnya seorang muslim dapat dikatakan sah menurut syara’, apabila shalat itu dapat ....
A. dilaksanakan dengan penuh kekhusyu’an
B. menghayati bacaan-bacaan shalat
C. berdampak positif terhadap pelakunya
D. menimbulkan ketenangan jiwa bagi pelakunya
E. sesuai dengan kaifiyah tuntunan Rasulullah saw.

14. Tersebut di bawah ini adalah merupakan hikmah shalat yang paling utama, bila dibandingkan dengan
hikmah shalat yang lain, yaitu :
A. Membiasakan hidup bersih
B. Mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim
C. Pembinaan disiplin waktu
D. Mencegah perbuatan keji dan perbuatan mungkar
E. Membiasakan hidup sehat

15. Manfaat yang dapat dirasakan dalam shalat berjamaah adalah ….


A. pahalanya lebih besar dari shalat sendirian
B. terlihat syiar Islam lebih semarak
C. bila imam lupa bisa diingatkan oleh makmum
D. akan memupuk persaudaraan sesama muslim
E. membuktikan adanya kemajuan dalam menjalankan ibadah

16. Perhatikan macam-macam puasa di bawah ini :


1). Puasa Senin Kamis
2). Puasa Asy-Syura
3). Puasa Arafah
4). Puasa Ramadhan
5). Puasa kafarat
yang termasuk puasa tathowwu’ adalah ….
A. 1, 2, 3
57

B. 1, 2, 4
C. 2, 3, 4
D. 3, 4, 5
E. 3, 5

17. Perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa adalah ….


A. berniat membatalkan puasa
B. melihat lawan jenis dengan syahwat
C. makan karena lupa
D. lupa tidak melakukan niat
E. mimpi hingga keluar sperma

18. Dengan berpuasa berarti akan mengistirahatkan anggota badan yang bertugas mencerna makanan,
hingga dapat membentuk anggota badan menjadi terlatih dan kuat. Pernyataan tersebut berhubungan
dengan hikmah puasa yaitu :
A. membentuk manusia sabar dan toleran
B. melatih ketahanan mental
C. membentuk jiwa amanah
D. membentuk akhlakul karimah
E. mengembangkan kepekaan sosial

19. Yang membedakan seorang mukmin dengan seorang kafir sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw.,
adalah dalam hal …..
A. cara ibadahnya
B. orang beriman akan masuk surga
C. cara menyebut nama Tuhannya
D. orang kafir akan masuk neraka selamanya
E. meninggalkan shalat

20. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah : 183, tujuan utama orang berpuasa itu adalah ….
A. agar dapat merasakan betapa pedihnya orang miskin dan kelaparan
B. untuk melatih jiwa agar menjadi kuat
C. untuk mengembangkan kepekaan sosial
D. untuk membentuk jiwa amanah dan bertanggung jawab
E. untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

21. Khitab Allah SWT dan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan baik
perintah melakukan atau larangan, disebut dengan .....
A. Hukum Islam
B. Hukum taqlifi
C. Hukum wadhi
D. Hukum taqriri
E. Hukum qishosh

22. Khitab Allah SWT yang mengandung tuntutan mengerjakan dengan tutntutan yang pasti,
disebut dengan ....
A. Ijab
B. Nadab
C. Karahah
D. Tahrim
E. Ibahah

23. Tersebut di bawah ini merupakan orang yang tidak dikenai taklif (tuntutan) hukum dalam
Islam, kecuali :
A. Orang gila
B. Orang yang tidur
C. Anak yang belum dewasa
D. Orang yang lupa
E. Orang yang sudah khitan

24. Suatu ketetapan yang wajib dikerjakan oleh setiap orang muslim yang sudah terkena taklif
disebut ....
58

A. wajib syar’i
B. wajib aqli
C. wajib ’aini
D. wajib kifayah
E. wajib muayanah

25. Perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud syahwi seperti lupa
tidak melakukan tahiyat awal dan semacamnya, disebut dengan ....
B. Sunat Mu’akad
C. Sunat Ab’at
D. Sunat ghoiru muakad
E. Sunat ha’eat
F. wajib kifayah

B. Jodohkan pernyataan yang ada di sebelah kiri dengan jawaban di sebelah kanan !

1. Sumber hukum Islam A. Ibadah mahdloh


2. Hal yang berkenaan B. Mukallaf
dengan keimanan C. Al-Qur’an
1. Hubungan manusia dengan D. Saqor
Allah secara langsung E. Ijtihad
2. Hadits yang dapat diterima F. Aqidah
sebagai pedoman penetapan hukum G. Maqbul
3. Hubungan antara pembawa H. Mubah
dan penerima hadits I. Sanad
4. Kesepakatan ahli fiqh dalam J. Ijma’
menetapkan hukum syari’ah K. Wajib
5. Ketetapan hukum L. Sunnah Muakkadah
berdasarkan persamaan sebab M. Puasa
6. Hukum ditetapkan untuk N. Qias
kemashlahatan umum O. Haram
7. Hukum yang bersifat wajib P. Mashalihul Mursalah
perwakilan Q. Makruh
8. Perkara hukum yang sangat
dianjurkan untuk dikerjakan
9. Tempat kembalinya orang
yang tidak pernah shalat
10. Menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkan
11. Puasa nadzar, puasa qadha’
12. Puasa tanggal 10 Muharram
13. Puasa hari tasyri’ (tanggal 11,
12, 13 Dzulhijjah)
14. Yang wajib dikenai hukum
15. yang berhubungan dengan
ibahah

C. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI !

1. Bedakan definisi hukum dengan definisi syari’at ! Jelaskan !

2.

Berikan harakat ayat tersebut kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia !

3. Sebutkan 6 fungsi dan kedudukan Al-Qur’an !

4. Sebut dan jelaskan macam-macam Ijtihad !

5. Jelaskan pengertian matan, sanad dan rowi !


59

6. Apakah yang dimaksud dengan hadits qouliyah, hadits fi’liyah dan hadits taqririyah !

Berikan harokat hadits di atas kemudian artikan kedalam bahasa Indonesia dengan benar !

7. Mengapa shalat merupakan amalan ibadah yang pertama kali akan dimintai pertanggung
jawabannya oleh Allah swt., pada yaumul hisab ? Jelaskan !

8. Tuliskan kembali surat Al-Baqoroh : 183 kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia !

9. Sebutkan 5 hikmah ibadah !

CARILAH KATA-KATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HUKUM ISLAM DENGAN CARA


MEMBERI ARSIRAN PADA KOTAK-KOTAK BERIKUT SEBAGAIMANA CONTOH

M U A M A L A H P A 1. Wajib
T W M I T F Q U U S 2.
N S A M A L U H A D 3.
H R K J Q D R D S D 4.
A H R R I B A D A H 5.
B J U A F B N F S D 6.
U B H V I V V V U G 7.
M U K A L L A F N H 8.
Q R C Q I F A Y A H 9.
U F N Z X C V N T M 10.

TUGAS INDIVIDU
Carilah ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan fungsi dan kedudukan Al-Qur’an! Kemudian diskusikan
dengan teman sekelasmu!

TUGAS KELOMPOK
Carilah sejarah tokoh-tokoh mujtahid dalam Islam ! baik melalui buku-buku yang ada di perpustakaan
maupun kamu membrowser di interner.

PORTO FOLIO
Sebutkan macam-macam hukum taklifi beserta contohnya dalam kolom berikut ini!
IJAB NADB TAHRIM KARAHAH
60

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

PERIODE MEKAH

Standar Kompetensi :
6. Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Mekah

Kompetensi Dasar :
6.1 Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekah
6.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Quraisy : 1 – 4

b. Q.S.Al Alaq : 1 – 5

c. Q.S.Al Baqarah : 216

d. Q.S. Ibrohim : 4

GAMBAR
61

Peta Saudi Arabia

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKAH

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH


1. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan masyarakat
Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum,
Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang
jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti
Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah
berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah =
rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang
termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat.
Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah
malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan,
dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam bidang
moral, masyarakat Arab jahiliah telah menempuh cara-cara yang sesat, seperti:
a. Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan dijadikan
budak oleh kabilah yang menang perang.
b. Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah. Dalam masyarakat Arab jahiliah
perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya, atau
anggota keluarga yang lain. Bahkan seorang wanita (istri) boleh diwarisi oleh anak
tirinya atau anggota keluarga lain dan suaminya yang telah mati.
c. Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum minuman keras. Kejahiliahan
mereka dalam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa judi, bermabuk-
mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan merupakan
perbuatan yang salah.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perilaku masyarakat Arab jahiliah itu
buruk, tetapi ada pula yang baiknya. Seperti: memiliki keberanian dan
kepahlawanan, suka menghormati tamu, murah hati, dan mempunyai harga diri.
Juga dalam bidang perdagangan, ada sebagian masyarakat Arab jahiliah yang
sudah memiliki kemajuan. Misalnya, para pedagang dari kabilah Quraisy, berdagang
pada musim panas ke negeri Syam (sekarang Suriah, Libanon, Palestina, dan
Yordania) dan pada musim dingin ke Yaman (lihat Q.S. Quraisy, 106: 1—4). Mereka
memperdagangkan bulu domba, unta, kulit binatang, dan tali.
62

B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul


Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tidak
membiarkan umat manusia, khususnya masyarakat Arab berada dalam kebodohan
sepanjang zaman. Lalu Dia mengutus seorang nabi dan rasul yang terakhir yakni Nabi
Muhammad SAW. Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi
pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di
Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah dan berada di lerengnya (kira-kira
berjarak 20 m dari puncaknya).
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril pada tanggal 17 Ramadan 610 M, untuk menyampaikan wahyu
yang pertama yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari).
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul A1-
Qur’an.
Setibanya di rumah, Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada istrinya, Khadijah,
peristiwa yang dialaminya. Sebenarnya Khadijah mempercayai segala apa yang diceritakan
suaminya, tetapi ia ingin mengetahui bagaimana pendapat Waraqah bin Naufal, saudara.
Sepupunya terhadap peristiwa yang dialami suaminya. Waraqah adalah seorang pemikir
yang telah berusia lanjut, beragama Nasrani, yang telah menyalin kitab Injil dari bahasa
Ibrani ke dalam bahasa Arab.
Setelah Waraqah bin Naufal mengetahui semua peristiwa yang dialami oleh Nabi
Muhammad SAW, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada Nabi
Isa. Alangkah baiknya kalau aku masih muda dan masih hidup sewaktu kamu diusir oleh
kaummu.” Nabi Muhammad SAW berkata, “Apakah kaumku akan mengusirku?” Jawab
Waraqah, “Ya, tidak seorangpun datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa
(ajaran Islam), yang tidak dimusuhi. Jika sekiranya aku masih hidup pada masa itu, tentu
aku akan menolongmu dengan sekuat tenagaku.” (H.R. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula
Surah Al-Muddassir: 1—7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad
berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah)
selama 13 tahun (610—622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau,
wahyu berupa A1-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang
diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
Materi dakwah Rasulullah SAW di awal kenabiannya berupa ajaran Islam, yang
terkandung dalam 89 Surah Makkiyyah dan hadis yakni wahyu Allah SAW yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak tertulis dalam lembaran Al-Qur’an.

C. Ajaran Islam Periode Mekah


Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal
kenabiannya adalah sebagai berikut :
1. Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-
Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang
menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlãs, 112: 1-4).
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku
syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-
Nisã’, 4: 48).
2. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
63

Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir
kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di
alam kuhur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan senantiasa
berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang menyenangkan. Di
alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan
ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia
yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu
setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan ke dalam neraka yang
penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan pelajari Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-
11!)
3. Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan
melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat
di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala
perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT
dan banyak berbuat dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan
alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10).
4. Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan
persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.
Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut
untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu,
sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim,
Ahmad, dan Nasa’i).
Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan
saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa
diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk memberikan
pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para fakir miskin dan anak-anak
yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Mã’un, 107: 1-7).

D. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum. Sehingga menjadi umat
yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat
Arab telah mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan
sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan memperoleh
keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang
luhur tersebut sebagai berikut:
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa
masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi
warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam
mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah
SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang
telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah : Khadijah binti
Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib
(saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam
64

ia baru berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun
8 H = 625 M), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan
tahun 573- 634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah
SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-
Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang. Karena
budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah
meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :
- Abdul Amar dan Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar. Karena
Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW
menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, Yang Maha
Pengasih.

- Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.


- Utsman bin Affan.
- Zubair bin Awam.
- Sa’ad bin Ahu Waqqas.
- Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi,
yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam
generasi awal).

2. Dakwah Secara terang-terangan


Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216
(coba kamu cari dan pelajari).
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain
sebagai berikut :
a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan
makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya hidayah
Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam
sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim
yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi merahasiakan keislamannya, pada
waktu itu dengan tegas menyatakan keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu
Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada
dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa, yang letaknya
tidak jauh dan Ka’bah.
Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah atau
menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan
Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang
disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di
akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah
SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada kelompok
yang menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu
pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-teriak bahwa
Muhammad orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau Muhammad, untuk
inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab
65

itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu Lahab,
yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut).
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk
Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin Abdul
Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib
masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin Khattab (581-644
M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia
pada tahun 615 M.
c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar
kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk
Islam antara lain :
- Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di
sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di
hadapan Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian diikuti oleh
kaumnya.
- Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang
bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam di
hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri, keluarganya,
serta kaumnya.
- Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke
Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT,
para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan
Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku
Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak
13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui
Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang
di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah, orang-orang
Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan
kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah
SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini,
terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi
Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka
akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus
mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW
menyuruh para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di
Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW melaksanakan
suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam-diam
dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat
Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin. Abu
Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk
berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW
berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah tempat
kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada awal
bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak
ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh Rasulullah SAW
untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang dititipkan kepadanya. Setelah
perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin Abu Thalib menvusul
Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib.
66

3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah


Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu
dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian. Prof. Dr. A.
Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab
kaum kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni :
a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan
antara semua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada
Allah SWT. Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT Iebih mulia
daripada orang kaya yang durhaka (lihat Q.S. Al Hujurãt, 49: 13).
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran
Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan
alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka di alam kuburnya akan
memperoleh kenikmatan dan di alam akhiratnya akan masuk surga. Sedangkan
manusia yang ketika di dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat, maka di alam
kuburnya akan disiksa. Dan di alam akhiratnya akan masuk neraka.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka
merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.
Mereka berkata, “Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek moyang
kami.” (Q.S. AI-Mã’idah, 5: 104)
d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan
melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal itu
semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir Quraisy.
Oleh karena itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha
menghentikan dakwah Rasulullah SAW.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah
Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain :
- Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu
Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleb para
pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusiaan. Bahkan, Az-Zanirah
disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir, budak milik Bani
Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman
disiksa seperti itu, lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka
termasuk Bilal, dengan cara memberikan sejumlah uang tebusan kepada
tuannya.
- Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota
keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama
keluarganya (agama Watsani).
- Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu
Lahab) dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama asli Abu Jahal
adalah Amr Abu al-Hakam yang artinya Amr, bapak juru damai. Umat Islam
mengganti nama itu menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan.
- Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah SAW,
agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu Thalib
menyampaikan keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah SAW bersabda
: “Wahai pamanku demi Allah, biarpun mereka meletakkan matahari di tangan
kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghentikan dakwah
agama Allah ini hingga aku menang, atau aku binasa karenanya.”
67

- Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan
di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut
Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama
kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Usul tersebut ditolak oleh Nabi SAW, karena menurut ajaran Islam
mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan
Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan baca dan
pahami Q.S. Al-Kafirun 109 : 1-6).
Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap orang-orang
Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa, beliau menyuruh 16 orang
sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk
berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu suka memberikan
jaminan keamanan kepada orang-orang yang meminta perlindungan kepadanya.
Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang yang hijrah ke Habasyah ini kembali ke Mekah,
karena mereka menduga Mekah keadaannya sudah normal, dengan masuk Islamnya
seorang bangsawan Quraisy yang gagah berani yakni Umar bin Khattab.
Namun dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal, pimpinan kaum kafir
Quraisy memerintahkan agar setiap keluarga dan kabilah Quraisy meningkatkan
tekanan dan siksaannya terhadap anggota keluarganya yang masuk Islam.
Menghadapi situasi yang demikian, akhirnya Rasulullah SAW menyuruh para
sahabatnya, untuk yang kedua kalinya agar kembali hijrah ke Habasyah. Jumlah para
sahabat yang berhijrah pada saat itu sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang wanita, di
bawah pimpinan Ja’far bin Abu Thalib. Di negeri Habasyah ini selain memperoleh
jaminan keamanan dan Raja Negus, para sahabat Nabi SAW juga memiliki kebebasan
untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan ajaran Islam.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat dalam usia 87 tahun. Empat hari setelah itu istri tercintanya Khadijah
juga wafat dalam usia 65 tahun. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan
Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
Wafatnya Abu Thalib sebagai pemimpin Bani Hasyim, menyebabkan Abu Lahab
seorang kafir yang sangat keras dalam memusuhi Nabi SAW, menggantikan kedudukan
Abu Thalib sebagai pemimpin. Semenjak itu Rasulullah SAW tidak lagi memperoleh
perlindungan dari kaum kerabatnya yakni Bani Hasyim.
Allah SWT senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai
malapetaka. Tidak lama setelah Bani Hasyim dipimpin Abu Lahab, Mut’im bin Adi
pemimpin kaum Naufal menyatakan perlindungannya terhadap Nabi SAW. Bahkan
menjelang peristiwa hijrah tahun 622 M, umat Islam Yatsrib telah bersumpah setia akan
melindungi Rasulullah SAW beserta para pengikutnya.

KISAH TELADAN

Dakwah Rasulullah SAW Ke Thaif


Setelah Abu Thalib (paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri Rasulullah SAW) wafat,
tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah SAW dengan ditemani anak angkatnya
Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang terletak di sebelah timur kota Mekah.
Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para pemimpin Bani
Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan perlindungan kepada Nabi SAW dan
umat Islam, dari tekanan dan kekerasan kaum kafir Quraisy.
Rasulullah SAW menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Sakif, yakni Abdul Jalil,
Mas’ud, dan Habib, yang ketiga-tiganya putra dan ‘Amru bin Umair. Beliau menjelaskan maksud
kunjungannya, seperti tersebut di atas kepada tiga pemimpin Bani Sakif itu. Namun mereka
bertiga bukan hanya menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diam-diam
menyuruh anak-anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW dan Zaid
68

bin Haritsah supaya segera meniriggalkan kota Thaif. Selain itu mereka mengejek, mengolok-
olok, dan melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga kakinya berdarah.
Menanggapi sikap keras pemimpin-pemimpin dan kaum Bani Sakif seperti itu, Rasulullah
SAW tidak menaruh rasa dendam sedikit pun. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah berilah mereka
petunjuk, karena mereka termasuk orang-orang yang belum paham.”
EVALUASI
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1. Apa tujuan Muhammad sering berkontemplasi di gua-gua dan di puncak gunung sebelum
memperoleh nubuwah?
2. Mengapa bangsa Arab memiliki sifat dan karakter yang keras?
3. Sebutkan empat orang yang pertama-tama mengikuti dakwah Islam di Mekah!
4. Bagaimana reaksi orang-orang Mekah terhadap dakwah Islam di masa-masa awal Nabi
berdakwah?
5. Sebutkan empat ajaran Islam yang diterima Muhammad saw pada periode Mekah!
LATIHAN ULANGAN SEMESTER GASAL

SOAL
I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c,d, atau e pada lembar jawab yang disediakan
1. Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang .....
a. Kejadian manusia dalam alam kandungan d. Suruhan menjaga kelestarian lingkungan
b. Keadaan manusia di alam kubur e. Rukum iman
c. Keadaan manusia di surga

2. Berdasarkan Al Qur’an Surat Adzariyat 56, maksud Allah SWT menciptakan jin manusia adalah
untuk….
a. bersabar b. berilmu c. beribadah d. berprestasi e. beribadah

3.Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf ‫ ﺇﻫﺡﺥﻉﻍ‬disebut bacaan
tajwid….
a. ikhfa’ c. Iqlab e. Mad Thobi’i
b. Izhar d. Idgham

4.Lafal hukum bacaan tajwidnya adalah…


a. izhar c. iqlab e. Mad Thobi’i
b. Ihfa’ d. idgham bigunnah

5. Q.S. Al Mukminun 13 :

Lafal pada ayat tersebut artinya adalah….


a. tanah c. segumpal darah e. api
b. Air mani d. tulang belulang

6.Dalam Q. Surat Al Baqarah ayat 30 ada kalimat


yang artinya….
a. menjadikan c. menugaskan e. mewajibkan
b. mengutus d. memerintah

7. ………….

Lanjutan potongan Q.S. Al Baqarah ayat 30 tersebut adalah…


a. c. e.

b. d.

8.Menurut Q.S. Az Zariyat ayat 56 tugas utama jin dan manusia adalah…
a. beribadah c. sekolah e. sebagai khalifah
69

b. bermain d. belajar

9.

Lafal  dalam Q.S. Al ‘An’am 162 artinya…


a. sholatku c. hidupku e. pekerjaanku
b. ibadahku d. matiku

10. Bagi muslim dan muslimah yang meyakini bahwa Allah bersifat Bashar tentu dalam kehidupannya ia
akan…
a. menggunakan matanya untuk kepentingan akherat
b. menggunakan matanya untuk kepentingan dunia
c. mendonorkan matanya ketika mati untuk orang yang buta
d. mengobati matanya jika sakit
e. memanfaatkan matanya untuk hal-hal yang baik dan diridloi Allah

11. Keyakinan bahwa Allah itu Al Hasib hendaknya mendorong seorang muslim/muslimah untuk….
a. Berserah diri pada nasib d. bersikap sederhana dalam hidup
b. Selalu berinstropeksi diri e. Selalu bersikap bijaksana
c. selalu bermusyawarah

12. Mukmin yang menjadikan nama Allah Al Hakim sebagai penunjuk jalan, tentu akan berperilaku….
a. Kasih saying c. Bijaksana e. adil
b. Pemaaf d. Berwawasan luas

13. Berikut ini adalah larangan-larangan Allah SWT yang hukumnya haram, yang harus dijauhi oleh
setiap muslim/muslimah, kecuali….
a. durhaka kepada kedua orangtua d. berbuat zalim kepada sesame manusia
b. berbuat jahat kepada tetangga e. mengingatkan kawan yang bersalah
c. menipu dan mencuri

14. Berikut ini cara bersyukur kepada Allah, kecuali….


a. membaca hamdalah d. mengerjakan salat lima waktu
b. belajar dan mengajar Al Qur’an e. mempercayai kebenaran rukun Islam
c. Berpuasa sepamjang waktu

15. Berikut ini termasuk ke dalam sikap-perilaku orang yang husnudzan kepada Allah, kecuali…
a. bersyukur bila memperoleh nikmat d. bersabar bila menderita musibah
b. berusaha dan berdoa agar terpenuhi kebutuhannya e. Bertawakkal kepada Allah
c. berbuat dosa, karena Allah maha pengampun

SOAL URAIAN

16. Jelaskan bahwa Allah itu bersifat Mukhalafatu lilhawaditsi !


17. Jelaskan bahwa Allah itu mempunyai asma’ul husna Al GHAFFARU !
18. Terangkan proses kejadian manusia seperti yang diterangkan dalam Q.S. Al Mukminun 12-14!
19. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim/Muslimah agar dapat beribadah
dengan ihklas !
20. Tulislah kembali potongan Q.S. Al Baqarah : 30 dengan benar dan baik,
dan identifikasi tajwidnya yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin
70

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No.


Dokumen
SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN
PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
SMKPP NEGERI BIMA
Jln. Datuk Dibanta Jatiwangi Asakota Kota Bima Tlp/fax. (0374) 43583

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG DEMOKRASI

Standar Kompetensi :
7. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang demokrasi.

Kompetensi Dasar :
7.1. Membaca Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38.
7.2. Menyebutkan arti Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38
7.3. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam Q. S Ali
Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Ali Imran ayat 159 – 160

 Q.S. Al Baqarah, 2 : 30

 Q>S> Asy Syura, 42 : 38


71

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan
benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
Idgam Rahmatimmina Tanwin kasrah
bigunnah dibaca terpadu berde- bertemu dengan mim
ngung
Ikhfa’ Langfaddu Nun mati bertemu fa’
Nun mati dibaca samar
berdengung
Min haulika Nun mati bertemu ha
izhar ( dibaca jelas )

Wasyaawirhum fi Mim mati bertemu


Izhar syafawi (mim mati dibaca jelas) dengan fa’

‘alalloohi Lam jalalah


Tafkhim sebelumnya fathah

Nun dalam keadaan


Gunnah inna bertsydid

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara
bacaan membacanya
Mim Fathah mengadap
alif yang mati ........ .........

Lam jalalah sebelumnya


fathah ..... .........

Tanwin fathah
menghadap gain ...... ......

Nun sukun bertemu ha ...... ......

Mad bertemu nun yang


diwaqofkan ... .....
72

1. Terjemahan Per-kata

bagi kamu lembut Allah dari rahmat Maka dengan


mereka

tentu mereka hati kasar bersikap keras kamu dan sekiranya


akan adalah
menjauhkan

bagi mereka dan dari mereka maka sekeliling


mohonkan maafkanlah kamu dari
ampun

kamu maka apabila urusan itu dalam dan bermu-


Maka membulat- syawarahlah
bertawakallah kan tekad dengan
mereka

orang-orang Dia menyukai Allah sesungguhnya Allah kepada


yang bertawakal

2. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3 : 159 adalah :
Maka berkat rahmat Allah engkau ( Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. * ) Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.

*) Urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan
dan lain-lain.

3. Kandungan

 Penjelasan bahwa berkat adanya rahmat Allah SWT, Nabi Muhammad menjadi pribadi
yang berbudi luhur dan berakhlak mulia dapat bersikap lemah lembut terhadap kaum
muslimin di sekitarnya.
 Beliau tidak bersikap dan berperilaku keras dan berhati kasar, akan tetapi sebaliknya
senantiasa memberi maaf kepada orang yang berbuat salah, khususnya terhadap para
sahabatnya yang telah melakukan pelanggaran.
 Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin agar melakukan musyawarah untuk
memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
 Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, dianjurkan untuk bertawakal kepada
Allah, karena Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.
73

4. Penjelasan
Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, termasuk golongan ayat Madaniyah. Dinamakan
Ali Imram karena memuat kisah keluarga “ Imran “ yang di dalam kisah itu disebutkan
kelahiran Nabi Isa a.s. , ada persaman kejadiannya dengan Nabi Adam a.s., meliputi
kenabian dan beberapa Mu’jizatnya serta disebut pula kelahiran Maryam putri dari Imran,
yaitu ibu dari Nabi Isa, a.s.
Pada ayat yang ke 159 pada surat Ali Imran, bahwasannya berkat adanya rahmat
Allah yang maha besar, bahwasannya Nabi Muhammad menjadi insan yang berbudi luhur
dan berakhlak mulia. Apabila beliau bersifat kasar dan berkeras. hati, niscaya orang-orang
itu akan pergi menjauh meninggalkan Nabi Muhammad saw. Begitu pula selanjutnya bagi
umat Islam dalam berdakwah senantiasa menjadi pribadi yang lembut dan berakhlak mulia
sehingga mendapat simpati dan manusia tidak akan lari dari sekelilingnya.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memaafkan dan
memohonkan ampunan bagi para sahabatnya. Setelah itu beliau diperintahkan untuk
bermusyawarah dalam berbagai hal dengan mereka untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang mereka hadapi. Perintah itu bukan hanya terbatas kepada beliau Nabi
Muhammad saja, akan tetapi berlaku untuk semua sahabatnya dan seluruh pengikutnya
yakni umat Islam.
Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, maka dianjurkan untuk bertawakkal
kepada Allah, yakni bersandar diri keberhasilan selanjutnya kepada ketetapan Allah swt.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


b. Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali
dengan benar dan baik.

c. Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Bacaan Cara membaca Alasan

Walladziina Mad ya berada


Mad thabi’i Panjang 2 harakat setelah kasrah

Ashsholaata
Idgham syamsiyah Alif lam bertemu shad

Waamruhum
Mim mati bertemu ra
Izhar syafawi ( dibaca jelas )

wamimma
Gunnah (mim dibaca dengung) Mim bertasydid
Mad wau sukun
Mad arid
Yunfiquun bertemu nun yang
lissukun
diwakafkan

2. Terjemahan Per-kata

dan urusan salat dan mereka kepada mereka Dan orang-


mereka mendirikan Tuhan memper- orang yang
mereka kenankan

Mereka Kami beri rizki dan sebagian diantara musyawa-rah


menafkah-kan mereka apa mereka
74

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Asy Syura, 42 : 38 adalah :
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan
salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Kandungan
Q.S. Asy- Syura, 42 : 38 adalah menjelaskan tentang orang-orang yang menyambut
baik seruan Allah itu adalah :
 Senantiasa mereka selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
 Mereka selalu melaksanakan salat apabila telah dating waktunya.
 Mereka selalu melaksanakan musyawarah pada hal-hal yang perlu dipecahkan bersama.
 Mereka selalu menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya pada
hal-hal yang diridloi-Nya.

5. Penjelasan

Surat Asy Syuura termasuk surat yang ke 42 terdiri atas 53 ayat, termasuk surat-
surat Makiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai surat Asy Syuura yang
berati “musyawarah” yang diambil dari perkataan “syuura” yang terdapat pada ayat 38
surat ini. Didalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam
ialah musyawarah.
Tauladan Rosulullah yang dapat dipetik dalam kehidupannya adalah ketika “Perang
Badar” Perang tersebut adalah perang antara umat Islam dengan kaum Kafir Quraisy yang
terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijrah. Semula Rosulullah dan para
sahabatnya mengambil posisi di dekat mata air Badar. Namun salah seorang sahabat
yang bernama “ Hubab bin Munzir “ tidak setuju dengan posisi tersebut. Lantas ia
bertanya” Wahai Rosulullah : apakah posisi ini berdasarkan wahyu dari Allah SWT atau
pendapat Rosul sendirari ?” Rosulullah menjawab : “ ini semua adalah pendapatku, bukan
dari wahyu”. Lalu Hubab bin Munzir mengajukan usul : “ kalau menurutku posisi yang kita
lakukan adalah mengambil tempat di dekat mata air yang berdekatan dengan musuh, lalu
kita gali sumur-sumur yang cukup dalam kemudian kita isi dengan air”. Kemudian
Rosulullah menyetujuinya dan semua sahabat melaksanakannya sehingga peperangan
akhirnya di menangkan kaum muslimin.

KEGIATAN SISWA
 Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana bermusyawarah yang baik .
 Coba identifikasi ciri-ciri masyarakat demokrasi.
 Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat diperoleh dalam
bermusyawarah itu.

RANGKUMAN
 Surah Ali Imran, 3 : 159 berisi bahwa Allah SWT telah memberikan rahmat yang amat
besar kepada Nabi Muhammad SAW, bahwasanya beliau merupakan sosok manusia
yang memiliki akhlak mulia, berhati lembut, penuh kasih sayang, suka memberi maaf dan
berbuat pada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Disamping itu beliau suka
bermusyawarah pada hal-hal yang perlu dimusyawarahkan. Apabila telah mufakat maka
bertawakkal kepada Allah.

 Kandungan Q.S. Asy-Syura, 42 : 38 adalah menerangkan tentang tanda-tanda orang yang


beriman adalah mau menerima seruan Allah SWT berupa : menjalankan salat lima waktu,
suka bermusyawarah, serta mau berinfak dijalan Allah apabila mendapat rezeki untuk
dibelanjakan kepada hal-hal yang diridoi-Nya.
75

UJI KOMPETENSI
a. Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA


tidak tidak
No Pernyataan setuju alasan
setuju tahu
1 Sikap santun dalam pergaulan …… …… ….. ……
hidup akan membawa situasi
senang dan menyenangkan

         
 2 Sikap keras dan berhati kasar …… …… ….. ……
akan menjauhkan manusia dari
pergaulan hidup

         
 3 Bermusyawarah harus berpedo …… …… ….. ……
man pada prinsip mufakat

4 Disiplin mengerjakan ibadah …… …… ….. ……


salat merupakan kegiatan yang
tidak dapat ditawar-tawar lagi.

5 Setiap kali mendapatkan rezeki ….. …. …. …..


ada kewajiban sedekah atau
zakat

NAMA : ........................................................
KELAS : ........................................................
PROGRAM : ........................................................
76

b. Aspek kognitif
1). Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf a,b,c,d,
atau e.

1. Lafal dalam Q.S. Ali Imran, 3 : 159 artinya adalah...


a. kamu bersikap lemah lembut d. Bermusyawarahlah kamu
b. berhati kasar e. Memaafkan kepadanya
c. mereka menjauhkan darimu

2. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut :


(1) Dapat memuaskan semua anggota musyawarah
(2) Dapat mengakomodasikan perbedaan-perbedaan pendapat
(3) Dapat mempertajam perbedaan pendapat dalam musyawarah.
(4) Menumbuhkan kerukunan dan persatuan anggota musyawarah
(5) Dapat mendorong anggota untuk memunculkan konflik

Dari pernyataan di atas yang dapat dihasilkan dalam bermusyawarah adalah...


a. (1), (3), (4). d. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (4). E. ( 3), (4), (5)
c. (2), (3), (5).

3. Kriteria orang yang memenuhi seruhan Allah sehingga dapat masuk surga, sebagaimana
dijelaskan Q.S. Asy Syura 38 adalah seperti dibawah ini. Adapun yang tidak masuk
didalamnya adalah....
a. orang yang patuh dan taat kepada Allah
b. orang yang disiplin mengerjakan salat
c. orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
d. orang yang gemar bermusyawarah dalam segala urusan
e. orang yang sangat patuh pada adat istiadat dimasyarakatnya.

4. Dalam Q.S. Asy Syura, 42 : 38 ada lafal artinya adalah....


a. berdisiplin mengerjakan salat
b. mematuhi seruhan Tuhannya
c. mematuhi berzakat
d. bermusyawarah dengan segala urusannya
e. berbuat baik kepada Tuhannya

5. Pada akhir Q.S. Asy-Syura 38 ada lafal dibaca waqof. Dalam ilmu tajwid
disebut bacaan....
a. Ikhfak hakiki d. Mad wajib muttasil
b. Ikhfak syafawi e. Izhar syafawi
c. Mad arid lissukun

6. Perilaku orang yang bertaqwa adalah sebagaimana pernyataan di bawah ini. Adapun
yang tidak termasuk di dalamnya adalah...
a. mengimani kepada masalah ghaib
b. melaksanakan salat
c. mengumbar nafsu untuk kesenangan hidup
d. mau mengeluarkan sedekah /zakat
e. percaya kepada kitab Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya

7. Tauladan Nabi Muhammad SAW dalam hal pelaksanaan musyawarah adalah dikala
beliau mengatur strayegi perang....
a. perang badar d. Perang jamal
b. perang uhud e. Perang shiffin
c. perang khandaq
77

8. Berikut ini adalah perilaku yang sesuai dengan kandungan Q.S. Ali Imran 159 dan Q.S.
Asy Syura 38. Adapun yang tidak masuk di dalamnya adalah...
a. bersikap lemah lembut ketika mengajak beiman kepada seseorang
b. bersikap keras dan melawan kepada orang kafir yang memusuhi Islam
c. mentaati perintah Allah dengan melaksanakan ibadah
d. bersedia bermusyawarah apabila dilakukan dengan orang-orang yang seiman saja
e. gemar bermusyawarah untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup

2). Soal Uraian


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!

1. Jelaskan pengertian musyawarah menurut bahasa dan istilah, serta manfaat yang
akan diperoleh!

2. Jelaskan dampak yang akan terjadi bila suatu masalah yang sulit mengabaikan
musyawarah!

3. Bagimana adab dan etika ketika bermusyawarah itu?

4. Jelaskan contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rosulullah SAW!

5. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam bermusyawarah berdasarkan


Q.S. Ali Imran, 3 : 159 !
78
79

IMAN KEPADA MALAIKAT

Standar Kompetensi :
8. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.

Kompetensi Dasar :
8.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat
8.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat
8.3. Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam
kehidupan sehari-hari

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Al Baqarah : 30

 Q.S. Ali Imran : 18

 Q.S. Al Baqarah : 97 - 98

BERIMAN KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH


IFTITAH
1. Bacalah Al Quran 5-10 menit sebelum memulai pembahasan!
2. Awali pelajaran dengan membaca doa belajar!
3. Berhati-hatilah dalam setiap perbuatan dan perkataan karena semua itu dicatat oleh para
malaikat!
80

4. Jalinlah hubungan yang baik dengan malaikat karena mereka senantiasa mendoakanmu!
5. Teladanilah sifat-sifat ketaatan para malaikat!

Memiliki keimanan berarti memiliki nikmat yang paling tinggi nilainya. Banyak orang
dapat mengucapkannya, tetapi tidak semua orang mampu menghayati ungkapan tersebut. Iman
merupakan sesuatu yang paling pokok dari seluruh aspek kehidupan. Iman yang sempurna
memiliki 3 unsur, yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan atau bersyahadat, dan
mengamalkan sesuai dengan Al Quran dan hadis. Iman yang terangkum dalam rukun iman
sebagaimana sabda Rasulullah saw.
ِ ‫م ْاالَخ ِِر َو ُت ْؤم َِن ِب ْال َق‬wِ ‫هلل َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْال َي ْو‬
)‫دَر َخي ِْر َو َشرِّ ِه (رواه مسلم‬ ِ ‫اَاْل ِ ْي َمانُ اَنْ ُت ْؤم َِن ِبا‬

Artinya: "Iman ialah engkau percaya kepada Allah swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta percaya pada takdir yang baik dan yang buruk. "
(HR Muslim).

Apabila mengingkari salah satu rukun iman, maka batallah keimanan seseorang. Pada
bab ini, kita mempelajari dan memahami serta menghayati rukun iman yang kedua yaitu iman
kepada malaikat dengan berpedoman pada ayat-ayat Al Quran dan hadis.
A. Pengertian Iman kepada Malaikat
Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada
malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk gaib ciptaan
Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka sedikit pun.
Firman Allah swt.

‫َل‬
Artinya: “Malaikat-malaikatyangtidakpernah mendurhakai Allah swt. terhadap apa yang telah
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6).

Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah swt. untuk beribadah.


Mereka menunjukkan jalan yang benar dan mendoakan agar dosa-dosa orang mukmin
diampuni serta dilindungi dari berbagai macam kejahatan.

Menurut pendapatmu, apakah malaikat merupakan makhluk yang paling


sempurna? Jelaskanlah alasannya!

B. Penciptaan Malaikat dan Tugasnya


Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana Allah telah
menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api. Rasulullah saw. bersabda.

)‫ف لَ ُك ْم (رواه مسلم‬ َ ‫ار َو َخلَ َق اَ َد َم ِمم‬


wَ ِ‫َّاوص‬ ِ ‫ت ْال َمالَ ِئ َك َة مِنْ ُن ْو ٍر َو َخلَ َق ْال ِجنِّ مِنْ َم‬
ٍ ‫ار ٍج مِنْ َّن‬ ُ ‫َخلَ ْق‬
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam dari apa
yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).

Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang


karakternya memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia
diciptakan dari tanah yang karakternya tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari
api yang sifatnya selalu bergerak, bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat
mempunyai karakter patuh hanya pada Allah swt. Mereka melaksanakan tugas mengatur
dan menertibkan alam semesta serta tidak pernah mengeluh. Malaikat senantiasa
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya dan tidak pernah
melakukan perbuatan di luar kehendak Allah swt. memantulkan cahaya clan kedamaian
pada manusia. Firman Allah swt.
81

Artinya: “Malaikat itu takut pada Tuhannya yang berkuasa di atas mereka dan mengerjakan
apa saja yang diperintahkan.” (QS An Nahl: 50).

RISALAH
Ruh setiap saat ada pada diri kita, tetapi tidak pernah kejahatan sebagaimana malaikat yang
senantiasa ada di kanan dan kiri kita. Tiap ucapan dan gerak-gerik di tempat sunyi
sekalipun, tidak akan lepas dan catatan malaikat. Ruh manusia dan malaikat dapat
menembus keluar maupun masuk dengan leluasa, bahkan pada dinding kaca yang rapat
atau lebih dari itu.
Para malaikat bukanlah laki-laki, bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, dan
tidak tidur sehingga tidak mempunyai nafsu. Oleh karena itu, malaikat semuanya bersifat
baik. Lain halnya dengan manusia, untuk melaksanakan ibadah dan meninggalkan
larangan-Nya harus berjuang melawan hawa nafsunya. Oleh karena itu, apabila manusia
mampu mengalahkan dan menguasai hawa nafsunya, maka is lebih mulia derajatnya di atas
malaikat. Akan tetapi, apabila tidak mampu, maka derajatnya berada di bawah malaikat.
Jadi, jelas bahwa tidak seluruh manusia lebih mulia dari malaikat.
Malaikat taat tanpa diperintahkan dan meninggalkan perbuatan maksiat sebelum
dilarang. Oleh karena itu, perintah beribadah hanya ditujukan pada manusia dan jin. Firman
Allah swt.

Artinya : “"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
beribadah kepadaKu”. ( Q.S. Az Zariyat 56)

Malaikat diciptakan lebih dulu dari manusia. Allah swt. memberitahukan pada
malaikat bahwa Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi
ini. Adam a.s. ditugaskan menjadi khalifah sebagai wakil Allah untuk mengatur,
memakmurkan, dan memanfaatkan segala yang ada di bumi. Pada awalnya, malaikat
menolaknya karena mengetahui bahwa penduduk bumi sebelum Adam, yaitu jin telah
berbuat kerusakan. Akan tetapi, akhirnya Malaikat diberitahu bahwa Allah menciptakan
manusia malaikat man tunduk dan sujud kepada Nabi Adam a.s. Firman Allah swt.

Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada
Adam, maka sujudlah, kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan is termasuk orang-
orang kafir." (QS Al Baqarah: 34).

Sujud malaikat tersebut kepada Adam adalah sujud sebagai penghormatan semata-
mata atau sebagai pengakuan malaikat terhadap kelebihan dan keistimewaan Adam a.s.
Juga sebagai pernyataan tobat kepada Allah swt. serta pernyataan maaf pada Adam a.s.
karena para malaikat pernah mengatakan bahwa dirinya lebih pantas menjadi khalifah dari
pada Adam. Peristiwa itu menandakan bahwa penciptaan malaikat lebih dahulu daripada
manusia (Adam a.s.).
Malaikat jumlahnya sangat banyak dan yang tahu hanyalah Allah swt. Kita hanya
dapat mengetahui beberapa nama saja. Adapun tugas malaikat yang tercantum dalam Al
Quran dan hadis adalah sebagai berikut.
1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul.
2. Mikail bertugas membagi rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk.
3. Israfil bertugas meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari kiamat
4. Izrail bertugas mencabut nyawa.
5. Raqib bertugas mencatat setiap aural (baik dan buruk).
6. Atid bertugas mencatat setiap amal (baik dan buruk). Mereka selalu berada di kanan dan
82

kiri kita.
7. Munkar bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
8. Nakir bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
9. Malik bertugas menjaga neraka.
10. Ridwan bertugas menjaga surga.

Tugas dari kesepuluh nama malaikat, buatlah hikmah keimanan terhadap mereka dalam
kehidupan pribadimu! Buatlah dalam bentuk tabel!

C. Fungsi Iman kepada Malaikat


Dengan memahami dalil naqli dan aqlinya, kita akan memahami pula manfaat beriman
pada malaikat dalam kehidupan. Hal tersebut niscaya akan membuahkan bermacam
manfaat yang penting dan tidak ternilai harganya. Manfaat-manfaat itu antara lain sebagai
berikut.
1. Iman Kita akan Menjadi Bertambah Kuat
Allah swt. telah memerintahkan malaikat untuk mengatur peredaran matahari,
bulan, bintang, mengatur jalannya angin, hujan, membagikan rezeki, mencatat aural,
mencabut nyawa, dan lain sebagianya. Semua itu dikerjakan malaikat dengan patuh dan
tak kenal lelah. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kepercayaan tentang dewa
yang dianggap berkuasa di balik kekuatan alam ini. Malaikat hanya makhluk Allah belaka
yang tidak boleh disembah. Para malaikat mengatur alam semesta yang begitu besar
atas Allah juga menciptakan malaikat sebagai pengatur perintah Allah swt. Tentu Zat
yang memberi berjalannya alam raya. perintah memiliki sifat yang Mahabesar dan
Mahakuasa. Firman Allah swt.

Artinya: "Dan kepunyaan Allah tentara langit dan bumi dan Allah Maha perkasa dan
Maha bijaksana." (QS Al Fath: 7).

2. Selalu Berhati-hati dalam Setiap Perbuatan, Perkataan, maupun Niat


Baik di tempat ramai atau sunyi, ada yang melihat atau tidak kita harus
senantiasa waspada. Dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat, tidak ada satu pun
perbuatan atau perkataan yang lolos dari catatan malaikat. Kita tidak mungkin dapat
mengelak dari hat tersebut. Firman Allah swt.

Artinya: “Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikat yang mulia
sebagai pencatat." (QS Al Infitar: 10-11).

3. Menambah Ketaatan Beribadah


Malaikat yang senantiasa taat beribadah, menggugah hati kita untuk mencontoh
ketaatannya kepada Allah swt. Selain itu, kita akan terhindar dari sifat ujub (sombong)
dalam beribadah. Kita menyadari bahwa ibadah yang kita ikukan belum seberapa jika
dibandingkan dengan ibadah para malaikat. Allah berfirman.

Artinya: "Sesungguhnya semua malaikat yang ada di sisi Tuhanmu itu tidak
menyombongkan diri dan tidak enngan beribadah kepada-Nya. Mereka
memahasucikan dan bersujud kepada-Nya." (QS Al Araf 206).

4. Tidak Takut Menghadapi Mati


Setiap yang hidup pasti mengalami kematian. Hanya saja, waktu dan cara
kematian itu berbeda-beda. Firman Allah swt.
83

Artinya: "Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati." (QS Ali Imran: 185).

Kematian tidak harus menunggu usia tua, tidak harus didahului sakit, tetapi
kematian dapat menjemput setiap saat. Malaikat Izrail melaksanakan tugas mencabut
nyawa tepat atau sesuai dengan jadwal kematian yang tercantum di Lauhul Mahfuz.
Maut tidak dapat diajukan ataupun diundur walaupun sesaat saja.
5. Memperteguh Pendirian dalam Menegakkan Kebenaran
Dengan beriman kepada malaikat, orang tidak akan ragu-ragu menegakkan
keadilan atau kebenaran dan tidak takut pada atasan, takut dipecat, atau dikecam oleh
masyarakat. Malaikat senantiasa berpihak pada orang-orang yang menegakkan
kebenaran.

DISKUSI
Dapatkah kamu menganalisis fungsi keimanan dalam. kehidupan masyarakat saat ini?
Jelaskanlah!

D. Hikmah Penghayatan terhadap Malaikat


Penghayatan terhadap iman kepada malaikat tentu memiliki efek yang positif dalam
kehidupan manusia. Contohnya, orang yang beriman kepada Allah pasti memiliki keyakinan
bahwa setiap gerak-gerik atau aural perbuatannya akan dicatat oleh malaikat. Firman Allah
swt.

Artinya: "Tiada satu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)." (QS Qaf: 18).
Dalam ayat yang lain, Allah swt, juga berfirman.

Artinya: Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikatyang mulia sebagai
pencatat" (QS Al Infitar: 10-11)
Beberapa hal yang merupakan bentuk hikmah penghayatan terhadap iman kepada
Allah adalah sebagai berikut.
1. Berusaha untuk selalu bertakwa kepada Allah di mana pun berada. Pesan Rasulullah
saw dalam sabdanya.
)‫هللا اَي َْن َما َت ُك ْو ُن ْوا (رواه احمدوالتمذي‬
َ ‫ِا َّتقُوا‬
Artinya: "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada." (HR Ahmad dan At
Turmuzi).

2. Berupaya untuk selalu berbuat kebaikan karena dia yakin akan mendapat imbalan
pahala dari Allah swt. sebagaimana firman-Nya.

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberatzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. (QS Az Zalzalah: 7)

3. Mampu menghindari diri dari perbuatan-perbuatan tercela yang mengakibatkan dosa.


Firman Allah swt.

Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun niscaya dia
melihat balasannya." (QS Az Zalzalah: 8).
84

TUGAS
Apakah hikmah penghayatan terhadap malaikat yang dapat kamu peroleh dalam upaya
mencapai suatu cita-cita atau tujuan? Jelaskanlah!

E. Hikmah Beriman terhadap Malaikat


Iman yang sempurna harus memiliki perwujudan dalam kehidupan pada setiap pribadi
muslim. Beberapa contoh penghayatan terhadap iman kepada malaikat adalah sebagai
berikut.
1. Seorang mukmin harus senantiasa merasa gembira dan bersyukur karena didoakan
supaya diampuni dosanya, dipelihara dari kesalahan, dan dimasukkan surga oleh para
malaikat. Oleh karena itu, Seorang mukmin tidak boleh berputus asa untuk mendapatkan
ampunan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakukan. Rahmat dan ampunan Allah lebih
besar, asalkan orang itu belum terlambat untuk meninggalkan perbuatan dosa. Mulailah
berbuat baik sehingga perbuatan dosa yang sudah dilakukan akan mendapatkan
ampunan dari Allah swt.! Firman Allah swt.

Artinya: “Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya
bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan, Ya
Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilab
ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala. " (QS Al Mukmin:
7).

2. Rajin melakukan ibadah, khususnya salat. Dengan iman kepada malaikat, salat yang
tadinya terasa berat akan menjadi ringan. Ada malaikat yang bertugas menjaga di waktu
malam dan di waktu siang. Firman Allah swt.

Artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
dirikanlah pula salat subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh
malaikat" (QS Al Isra: 78).
3. Rajin salat berjemaah. Para malaikat ikut serta membaca tamin (amin) bersama-sama
dengan orang yang salat berjemaah. Rasulullah saw bersabda.

ِ ‫و َن اَ ِميْنُ َواِنَّ ْا‬wْ wُ‫ َة َيقُ ْول‬w‫اِنَّ ْال َمالَ ِئ َك‬w‫ب َع َلي ِْه ْم َوالَ الضَّالِّي َْن َف ُق ْو لُ ْوا ا ِميْنُ َف‬
‫ا َم‬ww‫ال َم‬ wِ ‫ال َما ُم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
ِ ‫ا َِذا َقا َل ْا‬
ْ ْ ْ
)‫َيقُ ْولُ ْو َن اَ ِميْنُ َف َمنْ َوا َف َق َتأ ِم ْي ُن ُه َتأ ِم ْي ُن ُه َتأ ِمي َْن ْال َمالَ ِئ َك ِة ُغف َِرلَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه (رواه البخارى‬
Artinya: “Jika imam mengucapkan gairil magdubi `alaihim waladdallin," maka ucapkanlah
amin. Sesungguhnya para malaikat pun mengucapkan dmin. Maka barang
siapa yang bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin-nya malaikat,
maka diampunilah untuknya dosa-dosa yang telah lalu." (HR
Bukhari).

4. Rajin membaca AI Quran. Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa pada suatu ketika
Usaid bin Hudair membaca Al Quran di ruangan yang jaraknya dekat dengan kandang
kudanya dan kuda tersebut melompat-lompat. Setelah ditengok, ada pelita-pelita seperti
awan yang terang cahayanya di dalam kandang tersebut. Ternyata itu adalah para
85

malaikat yang sedang mendengarkan bacaan Al Quran. ketika Usaid melaporkan


kejadian itu kepada Rasulullah saw., beliau bersabda:

)‫ و مسلم‬w‫(رواه البخارى‬ َ ‫ك َولَ ْو َق َر ْأ‬


‫ت َي َرا َها ال َّناسُ َما َتسْ َت ِت ُر ِم ْن ُه ْم‬ ْ ‫ك ْال َمالَ ِئ َك ُة َكا َن‬
َ َ‫ت َتسْ َت ِم ُع ل‬ َ ‫ت ِْل‬

Artinya: “Itu adalah malaikat yang mendengarkan bacaanmu, andai kata engkau terus
membacanya sampai pagi, niscaya orang-orang dapat melihat sesuatu yang
hingga hari ini masih terselubung." (HR Bukhari Muslim).

5. Selalu berupaya menyucikan jiwa. Kita berusaha membersihkan diri dari akhlak yang
tercela, takabur, rakus, pemarah, dan sebagainya. Bahkan syarat untuk memperoleh
ilmu dan hati yang tergerak untuk mengamalkan ilmu tersebut yaitu hati harus suci dari
akhlak yang tercela. Malaikat tidak akan menurunkan ilmu pada orang yang di dalam
hatinya terdapat sifat, tabiat, atau akhlak yang rusak. Maka satu-satunya jalan agar
seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat (diamaikan), terlebih dulu is harus
membersihkan hatinya dari sifat-sifat tercela.

IMTISAL
Di sebuah warung, seorang nenek melayanimu ketika membeli alat tulis. Kamu
membeli barang seharga Rp.5000 dan kamu memberi uang sebesar Rp.10.000 untuk
membayarnya. Ternyata uangmu dikembalikan Rp.45.000. Setelah memberikan uang
itu, nenek tersebut kembali sibuk melayani para pembeli yang lainnya. Apa yang
seharusnya kamu lakukan ketika mengalami hal tersebut?

6. Malaikat menjadi pelajaran bagi manusia. Manusia harus menyadari bahwa


kemampuannya sangat terbatas. Hal ini patut direnungkan sebagaimana malaikat yang
diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Hal tersebut berlaku dalam setiap aspek
kehidupan, seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, keamanan, dan peradilan.
7. Memperbanyak bacaan salawat nabi. Firman Allah swt.

Artinya: "SesungguhnyaAllah dan malaikat-malaikatnya bersalawat untuk nabi. Hai


orangorang yang beriman, bersalawatlah kamu dan ucapkan salam
penghormatan kepadanya." (QS Al Ahzab: 56).

Masih banyak aspek kehidupan lainnya yang mendapat pengaruh positif dari beriman
pada malaikat. Dengan penghayatan akan iman kepada para malaikat Allah, kita akan
mampu menjadi insan yang senantiasa terlindung dan mendapatkan rahmat serta
ampunan dari Allah swt.

TUGAS Sebutkan minimal sepuluh contoh penerapan iman kepada malaikat yang bisa
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat! Buatlah dalam bentuk tabel!

IJTIMA Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada
malaikat menurut istilah, yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk gaib
ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka
sedikit pun. Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana
Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api.

IMTIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
86

1. Percaya dan yakin adanya malaikat sebagai makhluk Allah adalah rukun iman yang ke....
a. satu d. empat
b. dua e. lima
c. tiga ... kepada Nabi.

2. Keimanan pada para malaikat dipelajari melalui dalil....


a. fikri d. naqli
b. aqli e. sufi
c. syar'i

3. Jumlah malaikat yang tercantum dalam Al Quran sebanyak....


a. 10 d. 25
b. 15 e. 70
c. 20

4. Malaikat menurut bahasa berarti....


a. taat d. dewa
b. kerajaan e. cahaya
c. risalah

5. Malaikat diciptakan dari....


a. udara d. air
b. tanah e. cahaya
c. api

6. Di alam ruh, para malaikat membaca ....


a. Al Quran d. takbir
b. tasbih e. ta'min
c. tahlil

7. Salat yang disaksikan dua malaikat yaitu salat....


a. subuh d. tahajud
b. zuhur e. magrib
c. Jumat

8. Malaikat pencatat amal baik yaitu....


a. Nakir d. Raqib
b. Malik e. Atid
c. Ridwan

9. Allah swt. dan para malaikat membacakan …. Kepada nabi


a. Tahlil d. Takbir
b. Salawat e. tahmid
c. Al-Qur'an

10. Malaikat yang datang pada Maryam disebut ….


a. Ruhul Qudus d. Marut
b. Namus e. Izrail
c. Harut

11. Malaikat yang datang pada Nabi Ibrahim membawa kabar ….


a. Pembangunan Kakbah
b. Menyembelih anak
c. Menunaikan haji
d. Akan punya anak
e. Supaya beristri lagi

12. Tabiat para malaikat yang paling menonjol adalah ….


a. Mengalah d. Taat
b. Suka menolong e. Dermawan
c. Sabar
87

13. Jenis malaikat adalah ….


a. Ada yang laki-laki dan perempuan
b. Laki-laki
c. Perempuan
d. Banci
e. Tidak laki, perempuan ataupun banci

14. Malaikat menjelma dengan rupa yang menakutkan ketika mencabut nyawa orang
yang....
a. Zalim d. Mukmin
b. Qanaah e. Tawadu
c. Sabar

15. Malaikat menjelma dengan rupa yang bagus ketika mencabut nyawa orang yang....
a. Takabur d. Mukmin
b. Ujub e. Munafik
c. Tamak

16. Rasulullah saw bersabda


ْ ‫ك ْال َمالَ ِئ َك ُة َكا َن‬
َ ‫ت َتسْ َت ِم ُع َل‬
‫ك‬ َ ‫ت ِْل‬
Yang dimaksud malaikat pada hadis tersebut adalah ....
a. Pembagi rezeki d. Penjaga neraka
b. Penjaga surga e. Pencatat amal
c. Pembawa ilmu

17. Tugas Malaikat Jibril saat ini adalah ....


a. Menganggur d. Beribadah
b. Mengatasi malaikat e. Berkeliling
c. Membantu mencatat amal

18. Yang mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing yaitu Malaikat ….
a. Mikail d. Ridwan
b. Munkar dan Nakir e. Jibril
c. Raqib dan Atid

19. Malaikat Jibril dinamai Namus ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi ….
a. Musa a.s. d. Ibrahim a.s.
b. Isa a.s. e. Muhammad saw
c. Sulaiman a.s.

20. Malaikat yang menjaga surga adalah Malikat ….


a. Israfil d. Mikail
b. Jibril e. Ridwan
c. Malik

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!


1. Tulislah hadis nabi mengenai rukun iman!
2. Jelaskan arti iman kepada malaikat!
3. Apakah arti malaikat menurut bahasa?
4. Apakah arti dalil naqli dan agli?
5. Jelaskan mengenai empat jenis makhluk (malaikat, manusia, jin, dan setan) beserta
sifatnya masing-masing!
6. Sebutkan tempat-tempat yang dikunjungi oleh malaikat!
7. Sebutkan 10 malaikat dan tugasnya masing-masing!
8. Sebutkan fungsi iman kepada malaikat!
9. Mengapa malaikat tidak mempunyai nafsu?
10. Apakah manusia lebih mulia daripada malaikat? Jelaskan!
88
89

PERILAKU TERPUJI

Standar Kompetensi :
9. Membiasakan perilaku terpuji.

Kompetensi Dasar :
9.1. Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan atau menerima tamu
9.2. Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu atau menerima tamu
9.3. Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Al A’raf : 26

 Q.S. Yusuf : 58 - 60

 Q.S.An Nisa’ 83

I. ADAB BERPAKAIAN
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada para
hambanya, Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami
dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Pakaian yang Islami adalah
pakaian yang dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian tubuhnya
antara pusar dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup seluruh tubuhnya
kecuali muka dan telapak tangan.
90

1. Adab berpakaian bagi seorang laki-laki


Tentang adab berpakaian bagi seorang laki-laki menurut Islam terlihat dari sabda
Nabi berikut ini:

‫^اس الْ ُم َعص ْ^فَ ِر (رواه‬


ِ ^َ‫^اس الْقِ ِّس^ى ِء َوعَنْ لِب‬ ِ َ‫ع َِن التَّ َختُّ ِم بِ^^ا ال^ َّذه‬.‫م‬.‫نَهَ^^اتِى َر ُس^وْ ُل هللاِ ص‬
ِ ^َ‫ب َوعَنْ لِب‬
‫الطبرانى‬
“Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra serta
pakaian yang dicelup dengan asfar.” (HR. °abran³)
Adab berpakaian bagi seorang laki-laki dengan demikian, adalah:
Pertama, tidak boleh memakai pakaian sutra. Hal ini mengandung sebuah didikan
moral yang tinggi. Cincin dan sutra dua benda yang identik dengan ”kehalusan dan
keindahan” yang menjadi ciri khasnya seorang perempuan. Cincin dan pakaian sutra
mengisyaratkan kemewahan dan kelemahgemulaian. Padahal seorang laki-laki
diharapkan untuk menjadi pelindung bagi keluarganya, masyarakatnya, dan negaranya.
Untuk menjadi seorang pelindung yang baik tentulah harus mempunyai kondisi fisik dan
penampilan yang menggambarkan sebuah kekuatan sehingga orang yakin terhadap
kemampuannya untuk memberikan perlindungan.
Disisi lain, pelarangan ini juga sekaligus sebagai upaya untuk pencegahan
terhadap sikap hidup bermewah-mewahan dan pamer (riya), padahal masih banyak
rakyat yang menderita dan hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kata lain untuk
mengasah kepekaan sosial.
Kedua, mengenai model pakaian tidak ada aturan yang jelas asalkan menutup aurat,
memenuhi unsur tuntutan kesehatan. Akan lebih baik lagi jika unsur estetikanya juga
turut diperhatikan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan kepada kaum laki-laki untuk mengenakan pakaian
yang baik, barsih, sopan, dan menutup aurat.
Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :

Artinya : Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa
Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raf : 26).

Di ayat lain Allah Berfirman :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
(QS. Al-‘Araf ; 31)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa tata cara berpakaian bagi pria adalah
sebagai berikut :
1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah niat untuk beribadah kepada Allah SWT, dan ber
doa.
Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa khoiri
maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”
(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang
disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan
sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni)
2). Pakaian yang dipakai wajib menutup aurat, bagi laki-laki minimal menutup pusar dan
lutut.
3). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan
anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.
91

Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan
memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4). Apabila hendak pergi ke Masjid, pakailah pakaian yang baik, bersih, dan rapi.
Sebagaimana firman Allah :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
(QS. Al-‘Araf ; 31)
5). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih.
Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini
terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian
dan jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud
dll, shahih)

Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas, oleh karena itu,
dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang diatas, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW : “sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutra) haram atas laki-laki
umatku. (HR. Abu Daud)
Dan dalam Islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya wanita
tidak diperkenankan memakai pakaian laki-laki

2. Tata Cara Barpakaian Bagi Wanita


1. Adab berpakaian bagi seorang perempuan
Adab berpakaian bagi seorang perempuan dalam Islam tergambar dalam firman
Allah QS. an-Nur (24): 31,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-
putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Kemudian diperkuat lagi dengan firman Allah QS. al-Ahzab (33): 59,
92

Artinya :. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan


isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab ; 59)

Di dalam sebuah hadis Nabi bersabda yang artinya : “ Sesungguhnya seorang


wanita apabila sudah sampai masa baligh (puber) tidaklah boleh memperlihatkan
tubuhnya, kecualimuka dan dua tapak tangannya” ( HR. Abu Daud)

Dari kedua ayat dan hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa adab
berpakaian bagi seorang perempuan menurut Islam adalah:
Pertama, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan. Kedua, tidak menampakkan (memamerkan) perhiasannya, kecuali yang biasa
nampak seperti cincin atau gelang. Ketiga, menampakkan perhiasaan hanya dibolehkan
bagi mahram dan suaminya. Keempat memanjangkan kerudung sehingga menutupi
dada. Kelima, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu tipis sehingga membuat bagian-
bagian tubuhnya terlihat membayang. Keenam, tidak boleh memakai pakaian yang
terlalu ketat yang membuat lekukan-lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas. Ketujuh,
dilarang memakai pakaian yang seronok, karena akan membuat mata orang lain terus-
menerus tertuju kepadanya, karena dikhawatirkan hal itu akan menimbulkan fitnah dan
niat jahat orang lain. Banyak fakta menunjukkan bahwa kejahatan seksual terjadi selain
faktor pelaku yang memang mempunyai tabiat jahat bisa juga dipicu oleh pihak korban
yang dengan sengaja atau tidak memakai pakaian yang memperlihatkan aurat sehingga
memancing perlakuan tak senonoh dari orang lain.

Dari dasar dalil diatas dapat dipahami bahwa Allah SWT menyuruh wanita-wanita
beriman agar berpakaian, dengan pakaian yang dapat menutup seluruh auratnya,
terutama sekali wanita yang sudah baligh (dwasa)
Dengan demikian tata cara berpakaian bagi wanita adalah :
1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah berniat yang ikhlas, hanya untuk beribadah
kepada Allah SWT dan mencari rido-Nya..
2). Berdoalah sebelum berpakaian, agar pakaian berfungsi untuk ibadah.
Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa
khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”
(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang
disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan
kejahatan sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni)
3). Bagian anggota badan hendaklah ditutup seluruhnya kecuali muka dan telapak
tangan
4). Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada
5). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan
anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.
6). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih

Tentang Mendahulukan yang Kanan


Di antara sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mendahulukan yang
kanan ketika memakai pakaian dan semacamnya. Dalil pokok dalam masalah ini, dari
Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka
mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan memakai sandal.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalam redaksi muslim dikatakan, “Rasulullah menyukai mendahulukan yang kanan
dalam segala urusan, ketika memakai sandal, bersisir dan bersuci.”
Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini mengandung
kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang mulia dan bernilai maka dianjurkan
untuk mendahulukan yang kanan pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang,
93

sepatu, masuk ke dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting kumis,
menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala, mengucapkan salam sebagai
tanda selesai shalat, membasuh anggota wudhu, keluar dari WC, makan dan minum,
berjabat tangan, menyentuh hajar aswad dan lain-lain. Sedangkan hal-hal yang berkebalikan
dari hal yang diatas dianjurkan untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk WC, keluar dari
masjid, membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan sepatu. Ini semua
dikarenakan sisi kanan itu memiliki kelebihan dan kemuliaan.” (Syarah Muslim, 3/131)

Adab Memakai Sandal


Yang sesuai sunnah berkaitan dengan memakai sandal adalah memasukkan kaki
kanan terlebih dahulu baru kaki kiri. Ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian
memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah
mulai yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan
kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memilih Pakaian Warna Putih


Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini
terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan
jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud dll,
shahih)
Dari Samurah bin Jundab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian berwarna putih karena itu lebih bersih dan lebih baik dan gunakanlah
sebagai kain kafan kalian.” (HR . Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah, shahih)
Tentang hadits di atas Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkomentar,
“Benarlah apa yang Nabi katakan karena pakaian yang berwarna putih lebih baik dari warna
selainnya dari dua aspek. Yang pertama warna putih lebih terang dan nampak bercahaya.
Sedangkan aspek yang kedua jika kain tersebut terkena sedikit kotoran saja maka orang
yang mengenakannya akan segera mencucinya. Sedangkan pakaian yang berwarna selain
putih maka boleh jadi menjadi sarang berbagai kotoran dan orang yang memakainya tidak
menyadarinya sehingga tidak segera mencucinya. Andai jika sudah dicuci orang tersebut
belum tahu secara pasti apakah kain tersebut telah benar-benar bersih ataukah tidak.
Dengan pertimbangan ini Nabi memerintahkan kita, kaum laki-laki untuk memakai kain
berwarna putih.
Kain putih disini mencakup kemeja, sarung ataupun celana. Seluruhnya dianjurkan
berwarna putih karena itulah yang lebih utama. Meskipun mengenakan warna yang lainnya
juga tidak dilarang. Asalkan warna tersebut bukan warna khas pakaian perempuan. Karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan. Demikian
pula dengan syarat bukan berwarna merah polos karena nabi melarang warna merah polos
sebagai warna pakaian laki-laki.Namun jika warana merah tersebut bercampur warna putih
maka tidaklah mengapa.” (Syarah Riyadus Shalihin, 7/287, Darul Wathon)

Pakaian Berwarna Merah


Dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, Rasulullah pernah melihatku mengenakan
pakaian yang dicelup dengan ‘ushfur maka Nabi menegurku dengan mengatakan, “Ini
adalah pakaian orang-orang kafir jangan dikenakan”. Dalam lafazh yang lain, Nabi melihatku
mengenakan kain yang dicelup dengan ‘usfur maka Nabi bersabda, “Apakah ibumu
memerintahkanmu memakai ini?” Aku berkata, “Apakah kucuci saja?” Nabipun bersabda,
“Bahkan bakar saja.” (HR Muslim)
Dalam hadits di atas Nabi mengatakan “Apakah ibumu memerintahkanmu untuk
memakai ini” hal ini menunjukkan pakain berwarna merah adalah pakaian khas perempuan
sehingga tidak boleh dipakai laki-laki. Sedangkan maksud dari perintah Nabi untuk
membakarnya maka menurut Imam Nawawi adalah sebagai bentuk hukuman dan
pelarangan keras terhadap palaku dan yang lainnya agar tidak melakukan hal yang sama.
Dari hadits di atas juga bisa kita simpulkan bahwa maksud pelarangan Nabi karena
warna pakaian merah adalah ciri khas warna pakaian orang kafir. Dalam hadits di atas Nabi
mengatakan “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang-orang kafir. Jangan dikenakan”.
Jawaban untuk permasalahan ini adalah dengan kita tegaskan bahwa yang terlarang
adalah kain yang berwarna merah polos tanpa campuran warna selainnya. Sehingga jika
kain berwarna merah tersebut bercampur dengan garis-garis yang tidak berwarna merah
maka diperbolehkan.
94

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan adanya tujuh pendapat ulama tentang
hukum memakai kain berwarna merah. Pendapat ketujuh, kain yang terlarang adalah
berlaku khusus untuk kain yang seluruhnya dicelup hanya dengan ‘ushfur. Sedangkan kain
yang mengandung warna yang selain merah semisal putih dan hitam adalah tidak mengapa.
Inilah makna yang tepat untuk hadits-hadits yang nampaknya membolehkan kain berwarna
merah karena tenunan yaman yang biasa Nabi kenakan itu umumnya memiliki garis-garis
berwarna merah dan selain merah.

Hadis-hadis Nabi SAW banyak menjelaskan tatakrama berhias diri, yaitu :

1). Anjuran untuk mmotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan
jenggot
2). Anjuran untuk berharum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan kati,
melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja.
3). Larangan mencukur botak sebagian kepala, dan sebagian lainnya tidak dicukur/dibiarkan
tumbuh
4). Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah SWT, misalnya
mengeriting rambut, memakai cemara (menyambung rambut), mencukur alis mata,
membuat tahi lalat palsu, dan larangan bertato
5). Laki-laki dilarang berhias diri hingga menyerupai perempuan dan sebaliknya.

II. Adab dalam Berhias


1. Pengertian Adab dalam Berhias
Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian. Berhias,
asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada dasarnya dibolehkan dalam
ajaran Islam, bahkan dianjurkan asal menaati aturan-aturan yang telah digariskan.
Karena, seperti kata Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan
sebelumnya, Allah sendiri adalah penyuka keindahan,

‫اِ َّن هللاَ َج ِم ْي ٌل يُ ِحبُُّ ْال َج َما َل ُو ي ُِحبُّ َم َعالِ َى ْاألَ ْخالَق َويَ ْك َرهُ َسفَا ِسفَهَا‬
)‫(رواه التبرانى فى كتابه معجم األوساط‬
“Sesungguhnya Allah itu Indah dan Dia mencintai keindahan, Dia mencintai akhlak yang
mulia dan membenci perilaku yang tercela.” (HR. at-°abran³ dalam kitabnya Mu’jam al-
Aus±¯ dengan sanad dari Jabir r.a.)
2. Contoh-contoh Adab dalam Berhias
Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain sebagai berikut:
1). Laki-laki dilarang memakai cincin emas, sebagaimana sabda Nabi yang telah
dijelaskan sebelumnya.
2). Dilarang bertato dan mengikir gigi.
Pada zaman Jahiliah, bertato banyak dilakukan oleh wanita-wanita Arab dalam
bentuk ukiran-ukiran dengan warna biru di hampir semua bagian tubuhnya, termasuk
muka dan tangan. Zaman sekarang, bertato lebih banyak dilakukan oleh laki-laki.
Bagi sebagian besar laki-laki dan dalam pandangan masyarakat pada umumnya tato
adalah perlambang ke-”macho”-an. Pertanda kehebatan bahkan kepremanan
seorang laki-laki.
Sedangkan mengikir gigi maksudnya memendekkan dan merapikan gigi, dengan
maksud agar kelihatan cantik dan rapi. Rasulullah bersabda:

)‫(رواه الطبرانى‬.َ‫اَ ْل َوا ِش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمةَ َو ْال َوا ِش َرةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َرة‬.‫م‬.‫لَ َعنَ َرسُوْ ُل هللاِ ص‬

”Rasulullah SAW melaknat perempauan yang menato dan minta ditato,yang mengikir
gigi dan yang meminta dikikir.” (HR. °habran³)
3). Dilarang menyambung rambut
Selain hadi£ tentang larangan menyambung rambut yang telah disebutkan
sebelumnya, dalam riwayat lain juga Rasulullah bersabda:
95

َ ‫ص^يَةُ فَ^^أ َ ْم َر‬


‫ق َش^ ْع ُرهَا َوأِنِّي‬ ْ ‫ص^ابَ ْتهَا ْال ِح‬
َ َ‫ت يَ^^ا َر َس^وْ ُل هللاِ أِ َّن ا ْبنَتِي أ‬
ْ َ‫ فَقَ^^ال‬.‫م‬.‫^رأَةٌ النَّبِ َي ص‬ ُ ‫َس^أ َ ْل‬
َ ^‫ت أِ ْم‬
ِ ْ‫اصلَةَ َو ْال ُمصْ تَو‬
)‫ (رواه البخارى‬.َ‫صلَة‬ ِ ‫لَ َعنَ هللاُ ْال َو‬:‫ص ُل فِ ْي ِه؟ فَقَا َل‬
ِ َ ‫َز َّوجْ تُهَا أَفَأ‬

“Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya


anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin
menikahkan dia. Apakah boleh saya menyambung rambutnya?’ Jawab Nabi SAW:
‘Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan meminta
disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhori)

4). Jangan berhias secara berlebihan


Islam membolehkan berhias, tapi kalau dilakukan dengan berlebihan dan tidak
wajar, itu adalah perbuatan yang melampau batas (tabzir). Perbuatan melampaui
batas akan menyeret kepada sikap sombong dan suka bermegah-megahan. Padahal
sikap seperti itu adalah sikap setan la’natullah. Allah berfirman:

Artinya : “… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.


Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan
sesungguhnya setan itu sangat ingkar terhadap Rabb-nya.” (QS. al-Isra’ [17]: 26 –
27)
Akan lebih berbahaya lagi jika berhias secara mencolok dan berlebihan tersebut
ditujukan untuk menarik perhatian laki-laki lain (selain suami sendiri). Hal itu bisa
menimbulkan fitnah dan bahaya besar dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun
berhias (secara wajar) yang ditujukan untuk menarik perhatian dan kasih sayang
suami adalah hal yang baik untuk dilakukan, dan para suami pantas untuk
mendapatkannya. Nabi SAW bersabda :

)‫اَل ُّد ْن َيا َم َتا ٌع َو َخ ْي ُر َم َتاعِ َها اَ ْل َمرْ أَةُ الصَّال َِح ُة (رواه التبرانى‬
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang ¡ali¥ah.”
(HR. At Thabroni dari Salman r.a.)

III. ADAB DALAM PERJALANAN


1. Tata Krama di Jalan Raya.
Orang yang beriman hendaknya mentaati perintah Allah dan peirntah Rasul-Nya,
serta mentaati perintah dari pemerintah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “... Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa’ ; 59)

Termasuk taat kepada pemerintah adalah mentaati aturan lalulintas jalan raya.
Karena jalan raya adalah milik umum/orang banyak maka dalam menggunakan jalan harus
memperhatika keselamatan orang lain sesama pengguna jalan.
Demi keselamatan bersama maka pemerintah membuat peraturan untuk pengguna jalan
raya yang harus ditaati, yaitu :

Bagi pejalan kaki hendaknya :


1). berjalan disebelah kiri jalan dan di trotoar
2). menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross
3). menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang
96

4). menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban
umum

Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya :


1). memerhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas
2). melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm (bagi
pengendara sepeda motor)
3). mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya,
4). tidak membuang sampah sembarangan.

2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum


Bagi para penumpang kendaraan umum seperti Bus dan atau kereta api, hendaknya
memperhatikan dan melaksanakan tata krama antara lain :
1). bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para penumpang yang lainnya.
2). bersikap hotmat kepada penumpang yang lain, terutama kepada yang lebih tua.
3). saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang lain.
4). jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu dan merugikan para
pemunpang lain

IV. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU

1. Adab Bertamu

Dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat sudah barang tentu orang yang satu
dengan yang lainnya terjadi saling mengunjungngi. Berkunjung ke rumah orang baik karena
ada kepentingan yang sangat perlu maupun sekedar silaturrahmi ini dinamakan “bertamu”.
Bertamu dengan maksud yang baik dilandasi dengan niat karena Allah SWT,
bersilaturrahmi untuk mempererat tali persaudaraan antra sesama muslim sangat dianjurkn
oleh ajaran Islam,
Rosulullah SAW bersabda :
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. bahwa ia berkata : “ saya mendengar Rosulullah SAW
bersabda : Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya,
maka hendaklah ia melakukan silaturrahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim); dan
diriwayatkan oleh Timidzi dengan kalimat : “sesungguhnya silaturrahmi itu
menimbulkan cinta kasih di kalangan famili, merupakan sumber kekayaan dan
menyebabkan umur panjang”.

Dalam ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan melaksanakan
tatakrama, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Adapun adab
bertamu itu antara lain :
!). Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan sunnah Rasul dan
beribadah kepada Allah. Apabila ada keperluan sampaikan dengan cara yang baik.
Sebaik-baiknya tamu adalah yang membawa kabar gembira dan menyenangkan tuan
rumah yang didatangi.
2) Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa kita mau bersilaturrahmi,
baik melalui tepoh, SMS, surat maupun yang lainnya.
3). Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat dan berpenampilan yang
Islami.
4). Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni dalam keadaan tenggang
waktu. Jangan bertamu apabila orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk, sedang
tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang ditamuni itu sedang
dalam keadaan tidak memungkinkan akan dapat mengganggu yang di tamuni.
5). Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi isyarat dengan salam,
mengetuk pintu atau membunyikan bel, atau yang lainnya.
Nabi bersabda :
Artinya : Apabila seseorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucap
salam) sampai tiga kalidan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia
pulang. (HR. Bukhari dan Muslim)
6). Dalam bertamu, kalau memeang harus menginap,usahakan jangan sampai lebih dari
tiga hari. Karena hal itu dapat mengganggu atau memberatkan tuan rumah. Rasulullah
SAW bersabda :
Artinya : “ Bertamu itu selama tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim)
97

7) Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi
merasa senang serta menaruh hormat kepada tamunya.
8). Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah,
karena dapat menimbulkan fitnah.

2. Adab Menerima Tamu.

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pernah bertamu dan pernah pula


menerima tamu. Dalam menerima tamu hendaknya sesuai dengan tatakrama yang sudah
diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah
memulikan tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim )
Adab dalam menerima tamu adalah sebagai berikut :
1). Segaralah membukakan pintu bila ada tamu datang, menjawab salam serta segera
mempersilahkan masuk. Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenagkan
2). Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan dan menutup aurat
Karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan
membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan
keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)
3). Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan.
Rasulullah SAW bersabda
Artinya : “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah
memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya adalah termasuk
sedekah “.
4). Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa senang serta dengan wajah
yang ceria
5). Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan sekali-kali menunjukkan sikap
yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah denga cara yang
bijaksana.
6). Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarkanlah tamu sampai pintu rumah atau
(pagar), karena hal tersebut termasuk sunnah.

Rangkuman :
 Sebagai seorang muslim dalam bergaul dan bermasyarakat dituntut untuk bersikap dan
berperilaku yang Islami, misalnya : dalam cara berpakaian dan berhias diri, juga dalam cara
bertamu dan menerima tamu
 Pakaian yang sesuai dengan tatakrama islam adalah yang dapat memenuhi fungsinya yaitu
dapat menutup aurat, menambah keindahan fisik pemakaianya, dan menunjukkan identitas
pemakainya adalah orang Islam
 Berhias diri yang sesuai dengan tatacara islam adalah yang berpedoman kepada Al-Quran
dan hadits.
 Diantara ciri orang yang beriman adalah menghormatu tamu, maka menghormati tamu
hukumnya wajib bagi orang Islam
 Bertamu yang baik adalah yang sesuai dengan tata cara Islami, yaitu diniati beribadah
kepada Allah SWT, dan berpakaian yang sopan (menutup aurat)
 Dalam bertamu jangan sampai merepotkan tuan rumah, sehingga jika akan bermalam
jangan sampai melebihi tiga hari.
 Sebagai orang Islam yang baik jika bepergian hendaklah mentaati aturan jalan raya atau
aturan lalu lintas dengan disiplin. Baik bagi pejalan kaki ataupun sebagai pengendara
kendaraan bermotor.

LATIHAN :

I. Berilah tanda silang( X ) pada jawaban yang benar !


1. Pakaian yang baik berdasarkan QS. Al-A’raf 26 adalah :
a. berwarna putih
b. tidak tembus pandang
c. indah di pandang
98

d. menyenangkan bagi pemakaianya


e. pakaian takwa

2. Berikut ini adalah hal-hal yang hukumnya haram, kecuali ...


a. mempertontonkan aurat
b. memakai wangi-wangian
c. mencukur rambut kepala sampai botak
d. membiarkan rambut sampai gondrong
e. tidak menyisir dan meminyaki rambut

3. Ayat yang mengandung perintah untuk berpakaian baik ketika hendak ke masjid adalah ...
a. QS. Al-Ahzab ; 59
b. QS. Al-A’raf ; 31
c. QS. Al-Anbiya 41
d. QS. Ali Imran ; 37
QS. An-Nahl ; 123

4. QS. Al-Ahzab ; 59, menjelaskan fungsi berpakaian bagi wanita adalah menutup aurat ,
agar ...
a. tampak lebih cantik
b. berpanampilan menarik
c. melindungi udara panas atau dingin
d. tidak diganggu kaum laki-laki
e. disenangi oleh orang banyak.

5. Pernyataan berikut ini yang mempunyai hukum wajib adalah ...


a. bertamu
b. menjamu tamu dengan makanan yang lezat
c. menghormati tamu
d. mengucapkan salam
e. memenuhi semua keinginan tamu

6. Sopan santun dalam ajaran Islam disebut ...


a. tatakrama
b. budi pekerti
c. adab
d. perilaku
e. moral

7. Aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali ....


a. muak
b. tangan
c. muka dan tangan
d. muka dan bagian kaki
e. muka dan telapak tangan

8. Tujuan dan fungsi wanita berbusana adalah ....


a. menjadi terkenal
b. membuat indah
c. menambah cantik
d. menutuo aurat
e. mendapat pujian

9. Pegangan utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian


a. sesuai selera pribadi
b. keindahan
c. harga pakaian
d. sesuai dengan zaman
e. tidak berlebih-lebihan

10. Dalam adab bertamu, kita dibolehkan mengetuk pintu sebanyak ...
99

a. satu kali
b. dua kali
c. tiga kali
d. empat kali
e. lima kali

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !

1. Jelaskan cara berpakaian yang sesuai dengan Islam !


2. Sebutkan manfaat-manfaat berpakaian yang menutupi aurat bagi kaum wanita !
3. Jelaskan adab menerima tamu!
4. Jelaskan tatakrama bertamu!
5. Tuliskan dengan benar dalil yang memerintahkan bagi wanita harus berjilbab, dan tuliskan
artinya!
100

MENGHINDARI SIFAT TERCELA

Standar Kompetensi :
10. Menghindari perilaku tercela.

Kompetensi Dasar :
10.1. Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
10.2. Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
10.3. Menghindari hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Albaqarah : 109

 Q.S.Al Baqarah : 264

 Q.S.Al Baqarah : 229

MENGHINDARI SIFAT TERCELA


Sifat-sifat akhlak yang baik (akhlakul karimah) banyak dijelaskan Al Quran terutama
yang menyangkut perilaku keteladanan Rasulullah Muhammad SAW. Ketika salah
seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah (istri Rasulullah) mengenai bagaimana
akhlak Rasulullah itu, Siti Aisyah menngembalikan pertanyaan kepada sahabat nabi
tersebut,” Bukankah anda telah membaca Al Quran?” Aisyah kemudian mengatakan
bahwa Al Qur’an itu mengandung contoh-contoh tentang akhlak Rasulullah yang
101

sepatutnya dijadikan suri tauladan oleh seluruh umat manusia.Sifat-sifat akhlak yang buruk
atau tercela (akhlakul mahmudah) juga telah diungkapkan Al Qur’an agar menjkadi
peringatan untuk dapat dijauhi, karena perilaku butuk atau tercela yang dapat merusak
iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat.
Akhlak buruk itulah selalu ditunjukan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan
kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh
Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah, Akhnas bin Syariq, Aswas bin Abdi
Yaqutus, dan lail-lain. Oleh karena itu iman merupakan suatu pengakuan terhadap
kebenaran yang harus dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya melalui sikapnya dan
perilaku terpuji.

Rasulullsah SAW bersabda:


Artinya:”Iman itu ialah melihat dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan
dengan anggota (perbuatan).” (HR.Bukhari Muslim)

Imam Turmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah
saw bersabda
“Malu adalah sebagian dari iman dan iman itu di surga. Sedangkan sikap tidak sopan
adalah bagian dari buruknya peringai dan perangai yang buruk adalah di neraka”

Keimanan seseorang akan rusak atau tidak manfaat apabila seseorang malukukan hal-
hal yang dapat mengurangi bahkan merusak keimanannya. Diantara perbuatan yang
tercela dan menyebabkan rusaknya keimanan adalah hasud,riya’ dan aniaya.

I. HASUD
1. Pengerian Hasud
Hasud ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan atau
kebahagiaan yang di peroleh oleh orang lain dan berusaha untuk melenyapkan atau
mencelakaka orang lain tersebut
Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya dikalangan
generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan,
tentu akan membawa akibat hncurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat
bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa permusuhan di dalm diri.
Rasulallah Muhammad SAW bersabda :
Artinya : “ Telah masuk kedalam tubuhnya penyakit-penyakit umat dahulu
( yaitu ) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki
mencukur rambut.” (HR. Ahmad dan Tarmudzi)
Dari hadits tersbut diatas, dapat dipahami bahwa hancurnya tau terpecahnya agama
menjdi bercerai berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak
disebabkan sifat hasud dan dengki yang berkepanjangan diantara pemeluknya.
Dalam hdist lain Rasullulah Muhammd SAW bersabda
Artinya : “Janganlah kami saling mendengki,saling memutuskan hubungan,
saling membenci dan saling membelakangi, jadilah kamu hamba Allah yang
bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. “(HR. Bukhari
dan Muslim)
Apabila kita perhatikan dan kita kaji dalil-dalil naqli yang terungkap dalam
hadits-hadits Rasulallah SAW bahwa hasud sering terjadi akibat adanya iri hati. Iri
hati artinya : ‘ merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena
dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan.” Iri hati tidak diikuti dengan
perbuatan mencelakakan orang lain tersebut. Iri hati itu ada yang termasuk sifat
tercela dan ada yang tidak.
Berdasarkan hadits riwayat Nukhari-Muslim ada dua macam iri hati yang
dibolehkan islam, yaitu iri hati kpada orang yang dianugerahi harta yang banyak
kemudian harta itu digunakannya untuk hal-hal yang diridhoi Allah dan iri hati kepada
orang yang dibri ilmu pngetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu itu diamalkannya
serta diajarkn pada orang lain.
Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar tentu tidak akan bersikap
dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan karena ia menyadari bahwa hal
itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepda manusia (Muhammad) atas
karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka.” (Qs. An-Nisaa, 4:54)
102

Setiap muslim atau muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud / dengki
karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan perbuatan dosa. Allah SWT
berfirman :
Artinya : “ Dan jnganlah kami iri hati terhadap apa yng dikaruniakn Allah
kepada sebagian kami lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Qs. An-Nisa, 4 : 32)
Iri hati merupakan penyakit rohani atau jiwa. Apabila seseorang telah
terkena penyakit hati, ia akan jatuh dari ajaran agama, bersikap takabur, suka
merendahkan dan meremehkan orang lain.Dia tidak mempunyai rasa malu lagi untuk
menjatuhkan orang lain, datang kesana kemari dengan berbagai cara supaya orang
yang dihasudnya itu kebahagiaannya lenyap dari mereka bahkan berpindah
kepadanya.
Orang yang mempunyai sikap ini, sebenarnya merugikan dirinya sendiri,
karena sikap demikian akan selalu merasa tidak puas terhadap berbagai hal, tidak
akan dihargai oleh orang lain, takabur, dan membanggakan diri. Makin lama sikap ini
melekat pada diri seseorang, akan semakin sakit rohaninya atau jiwanya. Ibarat besi
kena karat, semakin lama karat merusak besi semakin hancur besi itu, atau laksana
orang minum air laut, semakin bnyk orang tersebut minum akan semakin haus.
Semkin lama sifat hasud itu melekat pada diri seseorang, semakin rusk dan semakin
tidak puas jiwanya.

2, Bahaya atau Kerugian yang ditimbulkan oleh Perbuatan Hasud antara lain :
1). Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala kebaikan
yang pernah dilaksanakan.
Rasulallah SAW bersabda :
Artinya : “ Juhkanlah dirimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu memakan
kebaikan – kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)
2). Dapat merusak iman
Rasulallah SAW bersabda :
Artinya : “Dengki (hasud) merusak iman sebagaimana Jadam merusak madu.”
(HR. Daelami)
3). Dapat merusak mental (hati) pendngki itu sendiri, sehingg kehidupan merasa
gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.
4). Dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi penghsud maupun orang
yang dihasud.
103

3. Usaha-usaha Preventif Perbuatan Hasud


Agar terhindar dri penyakit hasud orang- orng yng beriman diperinthkan untuk :
1). Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila ia
mndengki atau menghasud, sebagaimana telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-
Quran : Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh dari
kejahatan mkhluk-Nya, dari kejahatan orang yang dengki (penghasud) apabila ia
dengki (menghasud).” (Qs. Al-Falaq ayat 1, 2 & 5)
2). Menyadari bahwa perbuatan hasud itu termasuk perbuatan tercela dan sangat
berbahaya karena sifat tercela itu dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
3). Menyadari bahwa sifat hasud itu merusak amal kebaikan dan dapat
menghilangkan pahalanya.
4). Menumbuhkan sikap jiwa kasih sayang terhadap sesama umat manusia, karena
mereka itu mempunyai hak-hak yang harus dihormati oleh setiap orang.
 Imam muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari jarir bin Abdullah r.a.
bahwa Rasulallah SAW bersabda :
Orang yang tidak mempunyai sikap lemah lembut tidaklah mempunyai
kebaikan sama sekali.”
 Abu Daud meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mughaffal
r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan menyukai sikap lemah
lembut. Dia memberi kepada sikap ini sesuatu yang tidak Dia berikan kepada
kekerasan.”
 Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Aisyah r.a. berkata,
“Suatu hari Rasulallah SAW datang ketempat aliran air ini dengan membawa
unta dari sedekah yang terikat dilehernya. Lalu beliau bersabda :
“Wahai Aisyah, bertaqwalah kepada Allah dan bersikap lemah lembutlah
kepada unta ini. Sesungguhnya sikap lemah lembut jika masuk kedalam
sesuatu maka ia akan memperindahnya dan jika ia meninggalkannya maka
sesuatunitu akan menjadi buruk.”
II. RIYA’
1. Pengertian Riya’

Riya berasal dari kata “ru’yah” yang artinya melihat. Menurut istilah riya’ adalah
ibadah seseorang yang bukan karena Allah, tetapi ia ingin dilihat oleh orang lain.
Dalam kata lain, riya’ adalah orang yang bermal atau bekerja dengan mengharapkan
pujian orang lain.
Imam Al-Hafiz Ibnu Hajar dalan kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa riya’
ialah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain
sehingga memuja pelakunya (ia ingin memperoleh kemasyhuran dan keuntungan
dunia). Adapun orang yang berusah untuk memperdengarkan ucapan ibadah dan
amal saleh kepada orang lain dengan maksud seperti pada riya’ dinamakan sum’ah
(ingin didengar).
Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, merupakan syirik kecil yang hukumnya
haram dan harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimah. Rosulullah bersabda :
)‫الريَآءُ (رواخ احمد‬ َ ‫سئِ َل َعنهُ َف َق‬
ِّ ‫ال‬ ِ ‫اف َعلَي ُكم‬
ُ َ‫رك االَصغَ ُر ف‬
ُ ‫الش‬ ُ ُ ‫َخ‬
َ ‫ف َما أ‬
َ ‫َخو‬
َ ‫أ‬
Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik
kecil, sahabat bertanya “apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah ?” Rasul
menjawab “, Riya’ (HR. Ahmad)
Pada Hadis lain Rasulullah SAW Bersabda
Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza Wajalla berfirman pada hari kiamat,
yaitu diwaktu sekalian hamba melihat hasil-hasil amalannya : Pergilah kamu
kepada semua apa yang kamu jadikan bahan pamer (riya’) di dunia.
Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HR.
Ahmad dan Baihaki)

2. Macam-macam Riya’
Menurut Imam Ghazali, sifat riya’ itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagia, yaitu :
1). Riya’ yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah ghoeru mahdah)
2). Riya’ yang berhubungan dengan ibadah mahdah
104

Ria yang berhubungan dengan keduniaan adalah segala jenis usaha


seseorang dengan niat di dalam hatinya mengharapkan kedudukan atau pujian
dari orang lain, contohnya : kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial
kemsyarakat. Sedangkan riya’ yang berhubungan dengan ibadah, yaitu ibadah
yang dilakukan oleh seseorang, selain mengharapkan keridoan Allah SWT, ia
juga mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.
Ditinjau dari brntuknya riya’ ada 2 (dua)
1). Riya’ dalam hal niat
2) Riya’ dalam hal perbuatan atau tindakan
Seorang yang mengatakan bahwa ia ikhlas taat kepada Allah SWT, padahal
dalam hati yang sebnarnya tidak demikian, maka yang demikian itu tergolong
riya’ dalam niat, sdang riya’ dalam perbuatan seperti orang yang berpakaian
mewah dengan maksud agar orang lain memujinya. Riya’ dalam ucapan seperti
seringnya memberi nasehat kepada orang lain, mengucapkan kata-kata hikmah,
sering bertasbih jika dihadapan orang banyak tapi jika sendirian hanya melamun
saja dan hal yang dilakukan itu hanya ingin dilihat orang lain bahwa dia itu
seorang yang alim, taat beragama, padahal sesunggunya tidak demikian.
Ukuran riya’ atau tidaknya pekerjaan seseorang itu niat atau getaran hati
(qalbu) seseorang, sikap ini hanya dia sendiri yang dapat mengukur dan
merasakannya, orang lain tidak dapat mengetahui. Sedang ukuran riya’yang
kedua pengaruhnya terlihat dalam kegiatan sehari-hari.
Riya dlam hal urusan dunia (ibadah ghaer mahdah) atau riya’ dalam ibadah
(mahdah) banyak diungkapkan dalam Al-Quran, diantaranya :

1). Riya’ dalam perbuatan


Seperti ketika akan mengerjakan shalat, seseorang tampak
memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya karena takut
dinilai rendah dihadapan guru atau orang lain. Dia melaksanakan shalat dengan
khusyuk dan takut disertai harapan mendapat perhatian dalam QS. Al-Ma’un ayat
4 -7

Artinya :
(1). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(2). (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
(3). orang-orang yang berbuat riya
(4). dan enggan (menolong dengan) barang berguna

2). Riya dalam prilaku

Firman Allah dalan QS. An-Nisa 142

Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di
hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali (QS. An-Nisa 142)
Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka
dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan
neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari
pujian atau popularitas di masyarakat.
105

Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka


berada di hadapan orang.

3). Riya’ dalam tindakan


Firman Allah dalan QS. Al-Baqarah ayat 264

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah ayat 264)

3. Ciri-ciri orang yang berbuat riya’ atau sum’ah


1) Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang
2) Amal atau perbuatan baik yang telah ia lakukan sering diungkit-ungkit atau
disebut-sebut
3) Beramal atau beribadah hanya sekedar ikut-ikutan, itupun dilakukan apabila
sedang berada di tengah-tengah orang banyak
4) Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin dilihat, diperhatikan ingin mendapat
pujian dan ingin didengar orang lain
5). Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila mendapat
pujian dan sanjungan, sebaliknya semangatnya akan menurun bahkan
menyerah apabila dicela orang
4. Bahaya atau kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan riya” dan sum’ah
1) Muncul rasa ketidakpuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya
2) Muncul rasa hampa dan gelisah di saat berbuat sesuatu
3) Mrusak nilai kebaikan dan pahala ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali.
4) Mengurangi kepercayaan dan rasa simpati dari orang lain.
5) Menyesal melakukan sesuatu apabila orang lain tidak melihat dan
memperhatikannya.

III. ANIAYA
1. Pengertian Aniaya
Aniaya dalam bahasa arab disebut “zalim” yang berarti melampaui batas,
melanggar ketentuan, keterlalun atau menempatkan sesuatu permasalahan tidak
pada proporsinya.
Aniaya (kezaliman) dapat diartikan sebagai perbuatan yang melampaui batas-
batas kemanusiaan dan menentang atau menyimpangdari ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Barang siapa yang melanggar hukum- hukum Allah, merka itulah orang-
orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah,2 : 229)
Aniaya atau zalim termasuk sifat tercela yang dikutuk Allah, dilaknat para
malaikat dan dibenci sesama. Aniaya atau zalim termasuk perbuatan dosa yang
dapat menjatuhkan martabat pelakunya dan merugikan pihak lain.
2. Macam-macam Aniaya
Sikap dan perilaku aniaya atau kezaliman, dapat terjadi terhadap Allah SWT,
terhadap diri sendiri, terhadap orang lin dan terhadap alam sekitar atau lingkungan.
1). Aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.
106

Kezaliman terhadap Allah SWT, yaitu tidak adanya pengakuan yang jujur,
keimanan yang benar, bahwasanya kita manusia telah diciptakan Allah SWT
untuk menjadi “Abdullah” (hamba Allah) dengan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu apapun dan sebagai “Kholifatullah” (Khalifah Allah) yakni pengatur,
pengelola dan pemakmur alam jagadraya ini dengan segala ktentuan dan aturan
yang telah Allah SWT tetapkan dalam Al-Quran dan Sunnah-Nya. Apabila kita
tidak mengikuti ketentuan tersebut berarti kita telah tergolong kepada orang yang
telah berbuat aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Maidah, 5 : 45)
2). Aniaya (zalim) terhadap diri sendiri
Aniay terhadap diri sendiri misalnya mmbiarkan diri sendiri dalam keadaan
bodoh dn miskin, karena malas, meminum minuman keras, menyalah gunakan
obat-obatan terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri dan bunuh diri (sebagai
akibat dari tidak mensyukuri nikmat pemberian Allah SWT)
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri dengan tanganmu kepada kecelakaan, dan berbuat
baiklah karena swesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(Qs. Al-Baqarah, 2 :195)
3). Aniaya (zalim) terhadap sesama manusia
Aniaya terhadap sesama manusia seperti ghibah (mengumpat), naminah
(mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan dn
melakukan pembunuhan, berbuat korupsi dan manipulasi.
Allah SWT berfirman :
Artinya :’......Dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan.” (Qs. Hud, 11 : 85)
Rasulallah SAW dalam haditsnya bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang merampas hak orang muslim lainnya, dengan
sumpahnya Allah mewajibkan neraka dan mengharamkan surga baginya. Salah
seorang sahabat bertanya, “Walaupun hanya merampas sesuatu yang
sederhana, ya Rasulallah?” Nabi bersabda: “Walaupun hanya sepotong kayu
urok.” (HR. Bukhari)
4). Aniaya (zalim) terhadap alam (lingkungan)
Berbuat zalim terhadap alam adalah merusak kelestarian alam, mencemari
lingkungan, menebang pepohonan secara liar, menangkap dan membunuh
binatang tanpa mengindahkan aturan, sehingga akibat dari perbuatan itu dapat
mrugikan alam dan merugikan masyarakat.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi.”(Qs. Al-Baqarah,2 :
11)
Artinya : “Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, karena usaha tangan
manusia supaya merasakan kepada mereka sebagai akibat kerja mereka,
supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ar-Rum, 30 : 41)

3. Bahaya dan Keburukan Perbuatan Aniaya


Adapun bahaya dan keburukan sebagai dampak dari perbuatan aniaya (zalim) dapat
menimpa pelaku (penganiaya), orang yang dianiaya, dan masyarakat.
1). Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh Penganiaya antara lain :
2). Hidupnya tidak akan disenangi, melainkan dijauhi bahkan dibenci masyarakat.
Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Mu’minun :18 !
3). Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut.
4). Mencemarkan nama baik dirinya, dan keluarganya
5). Mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan aniaya yang
dilakukannya.
6). Mendapat siksa dengan dicampakkan kedalam api neraka (lihat Qs. Al-Maidah, 5
: 39)
7). Dalam kehidupannya tidak akan mendapat pelindung atau penolong. Allah SWT
dalam Qs. As-Syura ayat 8!
Artinya : “Tiadalah bagi orang zalim itu pelindung atau penolong.” (Qs. Asy-Syura
ayat 8)
107

4. Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh yang dianiaya dan masyarakat,
diantaranya :
1). Ketenangan dan ketentraman dalam hidupnya terganggu.
2). Menumbuhkan keresahan dan kekerasan di masyarakat.
3). Mengalami kerugian dan bencana, baik berupa kehilangan harta benda,
penganiayaan terhadap fisik mental bahkan sampai kehilangan jiwa.
4). Semangat dan gairah kerja bik prindi maupun masyarakat akan menurun, karena
dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim.
5). Allah SWT akan menurunkan azabNya, apabila kezaliman di suatu negri atau
suatu kelompok msyarakat sudah meraja lela. Allah SWT berfirman dalam Qs.
Yunus ayat 13 :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum
kamu, ketika mereka berbuat kezaliman.” (Qs. Yunus,10 :13)

5. Upaya Prefentif untuk Menghindari diri dari perbuatan Aniaya


Setiap insan wajib berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi perbuatan
aniaya (zalim). Diantara usaha tersebut antara lain :
1). Kesadaran akan eksistensi diri untuk selalu berbuat baik, ramah, dan sopan
santun terhadap semua makhluk Allah ! Rasulallah Saw bersabda :
Artinya : “ Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan berbuat baik kepada segala
sesuatu. Bila kamu membunuh, baik-baiklah cara membunuhnya. Bila kamu
menymbelih binatang, baik-baiklah cara menyembelihnya. Hendaklah salah
seorang diantara kamu menajamkan pisaunya, dan hendaklah ia mempercepat
mati binatang sembelihnnya.” (HR. Muslim).
2). Berusaha menegakan keadilan dan kebaikan terhadap diri sendiri, orang lain dan
masyarakat. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya berlaku adil dan berbuat
kebaikan.” (Qs. An-Nahl, 16 : 90)
3). Meningkatkan kehati-hatian bahwa segala bentuk perselisihan, permusuhan,
kedengkian dan peruskn trhadp sesama manusia dan alam semesta pad
akhirnya dpat merugikan diri sendiri.
4). Meningkatkan kesadaran bahwa manusia itu tidak dapat berdiri sendiri,
memerlukan bantuan dari orang lain dan bantuan dari alam. Apabila mereka
dirugikan akibat perbuatan zalim yang pernah dilakukan kita, mereka pun akan
menjauhi dan tidak menutup kemungkinan mereka balik menzalimi.
5). Meningkatkan kesadaran bahwa sebenarnya manusia telah banyak melakukan
kezaliman, kurang patuh pada orang tua, salatpun terkadang tidak tept waktu dn
lainnya. Hal ini jangan sampai ditambah lagi dengan kezaliman yang lainnya.
Oleh karena itu kita senantiasa memohn kepada Allah SWT supaya dijauhkan
dari sifat-sifat demikian. Allah SWT dalam firmannya :
Artinya : “ Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri dn jika Engkau
tidak mengampuni kami dan membri rahmat kepada kami, pastilah kami
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Araf, 7 : 23)

Rangkuman
 Hasud berbeda pengertiannya dengan iri hati, iri hati adalah merasa ingin menguasi
sesuatu yang dimiliki orang lain, karena dirinya belum memiliki dan tidak mau
ketinggalan. Iri hati tidak di ikuti oleh perbuatan mencelakakan dan iri hati itu ada yang
dilarang dan ada yang dibolehkan. Hasud ialah rasa sikap tidak senang terhadap
kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha menghilangkannya atau
mencelakakan orangnya. Dengki (hasud) termasuk sifat tercela perbuatan dosa yang
wajib di jauhi oleh setiap muslim/ muslimah.
 Riya’ adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal saleh kepada orang lain bukan
karena Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah. Sedangkan memperdengarkan ucapan
ibadah dan amal seleh kepada orang lain dengan maksud seperti riya disebut sum’ah.
Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, syirik kecil yang hukumnya haram dan harus
dijauhi oleh setiap muslim/ muslimah. Riya’ bisa terdapat dalam urusan keagamaan dan
dalam urusan keduniaan. Riya’ akan mendatangkan kerugian dan bencana.
 Aniaya (zalim) ialah sikap dan berperilaku tidak adil aniaya atau bengis yaitu suatu
tindakan yang tidak menusiawi yang bertentangan dengan hak sesama manusia. Aniaya
108

(zalim)termasuk sifat tercela yang hukumnya haram dan akan mendatangkat kerugian
(bencana) di dunia maupun akhirat.

A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar dan tepat!

1. Di bawah ini termasuk perbuatan tercala, kecuali .......


a. su’uzan d. riya’
b. hasud e. husnuzhan
c. zalim

2. Keinginan supaya kebahagiaan yang diperoleh orang lain lenyap pada dirinya, disebut..
a. iri hati d. hasud
b. riya’ e. buruk sangka
c. zalim

3. Seseorang apabila pekerjaannya ingin didengar oleh orang lain disebut....


a. iri hati d. riya’
b. su’ul khatimah e. hasud
c. sum’ah

4. Dalil Naqli Al-quran yang menerangkan orang yang celaka salatnya karena lalai dan riya”
adalah
a. QS. Al-Ashr ayat 1-3 d. QS. Al-Maun 1-4
b. QS. Al-Falaq ayat 1-3 e. QS. Al-Fil 1-3
c. QS. Al-Maun ayat 4-6

5. Yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri .....


a. Tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat
b. Melakukan pencuria dan perampokan
c. Membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan
d. Lalai dalam melaksanakan kewajiban sosial
e. Berkenalan dan bergau dengan orang yang tidak seiman

6. Zalim berarti.........
a. Hormat d. Murah hati
b. Sayang e. Amal baik
c. Melampaui batas

7. Seseorang yang melakukan amal prbuatan agar mendapat pujian dari orang lain berarti
orang tersebut
a. Takabut d. Syirik
b. Hasud e. Munafik
c. Riya’

8. Yang termasuk ciri-ciri orang yang mempunyai sifat riya’ ialah ..


a. Salat dengan husuk dan senantiasa berbuat baik walaupun tidak ad orang lain yang
melihat
b. tidak akan melakukan prbuatan baik bila tidak dilihat orang
c. Beribadah hanya ikut-ikutan
d. Terlihat bertambah tekun beribadah, bils mendapat pujian.
e. Senantiasa berupaya menampakkan segala perbuatan baiknya agardiketahui orang
banyak.

9. Menggangggu ketenangan dan ketenteraman orsng lsin termasuk perbuatan


a. Kufur d. Zalim
b. Hasud e. Nifak
c. Ria

10. Zalim berarti ...


a. Hormat d Murah hati
b. Sayang e. Amat baik
c . Menlampaui batas
109

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas

1. Tuliskan dalil nakli tentang hasud


2. Sebutkan 3 contoh riya dalam beribadah
3. Kemukakan akibat-akibat buruk sifat riya’
4. Kemukakan usaha-usaha yang harus ditempuh agat kezaliman yang terdapat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bisa berkurang atu hilang
5. Jelaskan tiga madcam kezaliman
110

ZAKAT, HAJI, DAN WAKAF

Standar Kompetensi :
11. Memahami hokum Islam tentang zakat, haji dan wakaf.

Kompetensi Dasar :
11.1. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf.
11.2. Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf
11.3. Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan
wakaf.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. At Taubah : 103

 Q. S. Al Baqarah 110

 Q.S. Ali Imran : 93

 Q.S. Al Baqarah : 158

 Q.S. Ali Imran 96

GAMBAR
111

IFTITAH
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya. Melalui
hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT menerapkan
syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang yang mampu
melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan kemulyaan hidup.
Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu : zakat, haji
dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan ibadah zakat,
haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat,
haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam untuk
kemaslahatan umat.

A. ZAKAT
Pengertian Zakat
112

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara syari'ah, zakat merujuk pada
aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk
orang-orang tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-Qur’an.
Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau berkembang”,dan dapat berarti
”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang
kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat tertentu. Zakat
mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan zakatnya, maka harta yang dimiliki
orang tersebut menjadi suci. Begitu pula orangnya juga menjadi suci atau lepas dari dosa. Zakat
mengandung arti tumbuh atau berkembang, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan
suburnya harta yang dimilliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima. Zakat mengandung arti
keberkatan, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat memberi berkah terhadap harta itu sendiri,
orang yang zakat (muzakki) maupun orang yang menerima zakat (mustahik).
Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah yang berari pajak
pungut, membalas jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak
yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan.

Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :
a. Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang membutuhkan
untuk membantu meringankan beban.
b. Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta kasih dan tidak
mengharap balasan.
c. Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar mencari keridhaan
Allah swt.
d. Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar prestasi.

Dasar Kewajiba Zakat.


Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap
muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah,
seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an
dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban
zakat ialah firman Allah swt :


Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguh-nya do'a kamu itu (menjadi)
ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui". ( At-Taubah
: 103).

Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :
a. Kata khudz (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib.
b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa bermacam-macam seperti
: emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain sebagainya.
c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya berupa kebersihan
mereka dari kekikiran, menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa bahkan akan
mendapatkan do'a dari mereka yang diberi zakat.
Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum yaitu sebagai
dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera lahir batin.Kesejahteraan lahir batin
antara lain didukung oleh tersedianya kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan hidup
untuk dapat melaksanakan perintah Allah swt.

Macam-macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan atau
sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang diwajibkan.
Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya dibayarkan
sesudah sholat subuh sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah sholat Iedul fitri
sebelum matahari tenggelam, hukumnya makruh sedang bila dibayar sesudah
113

matahari tenggelam hukumnya haram. Yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah
adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung dan gandum sebesar 3,1 liter.
Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar hadits berikut,
Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah memfardhukan (mewajibkan)
zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum atas hamba sahaya, orang
merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun tua dari kalangan
kaum Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan sebelum masyarakat pergi ke
tempat shalat ‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III :367 no:1503, Muslim II:
277 no:279/984 dan 986, Tirmidzi II : 92 dan 93 no: 670 dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-
5 no: 1595 dan 1596, Nasa’i V:45, Ibnu Majah I: 584 no:1826)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor,
dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya
sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan
siapa saja yang mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa,
(bukan zakat fitrah).” (Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no:
1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3 no:1594). 
Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka yang sudah
memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya untuk
sehari semalam. Di samping itu, ia juga wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk orang-
orang yang menjadi tanggungannya, seperti isterinya, anak-anaknya, pembantunya,
(dan budaknya), bila mereka itu muslim. Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah
saw. pernah memerintah (kita) agar mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang
dewasa, untuk orang merdeka dan hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang
kamu tanggung kebutuhan pokoknya.” (Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni
II:141 no: 12 dan Baihaqi IV: 161). 

b. Zakat Maal
Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu
atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti
'harta'.
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
 Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan
mengeluarkan zakat.
 Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila
diusahakan.
 Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu
sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib
dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.
 Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan
minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
 Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta
yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar
pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
 Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu
tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil
pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
 Emas, perak dan mata uang
 Harta perniagaan
 Hewan ternak
 Buah-buhan dan biji-bijan
 Barang tambang dan rikaz (harta terpendam)

Daftar nisob jenis harta dan besarnya zakat :


N Jenis Harta Nisonya Besarnya Keterangan
o Zakat
1. Emas 20 Dinar ( 93,6 gram) 2,5 % Zakatnya
2. Perak 200 Dirham ( 624 gram) 2,5 % dikeluarkan
3. Uang kontan senilai dengan harga emas 2,5 % setelah
114

4. Harta perniagaan senilai dengan harga emas 2,5 % semua sarat


terpenuhi

Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba, kerbau, sapi dan unta.
Penghitungannya adalah sebagai berikut :
 Kambing atau domba;
1) 40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun.
2) 121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun.
3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.
4) 301ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing berumur 2
tahun.
 Sapi atu kerbau;
1) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.
2) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
3) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
4) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.
5) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.
6) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.
 Hasil pertanian;
Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil perkebunan
seperti kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti wajib zakat emas dan
perak. Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya kurang lebih 930 liter. Biaya hasil
pertanian yang ditanam dengan biaya yang cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila
ditanami tanpa biaya zakatnya 10 %.
 Rikaz (harta tependam);
Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya 20 %.

Yang berhak menerima zakat.


Firman Allah swt ;

Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang
yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana ".
(At-Taubah : 60)

Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah :


1) Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai harta dan usaha
tetapi kurang dari ½ kecukupannya dan tidak ada orang memberi belanja kepadanya.
2) Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½ kecukupan-nya atau lebih
tetapi tidak mencukupinya.
3) Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak mendapatkan upah
selain zakat itu.
4) Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih memerlukan bimbingan dan
pembinaan iman.
5) Riqob yaitu hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu nakan untuk
menebus kepada majikannya.
6) Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali untuk membayar padahal
hutang bukan untuk maksiat.
7) Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau menegakkan agama Islam,
seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan lainnya.
8) Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh bukan untuk maksiat seperti
belajar, haji dan lain sebagainya
Yang tidak berhak menerima zakat
 Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi
orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
 Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
115

 Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami


(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
 Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
 Orang kafir.

Beberapa Faedah Zakat.


Faedah Diniyah (segi agama)
 Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
 Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-
nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa
macam ketaatan.
 Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang
baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
 Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan
Rasulullah Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)


 Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
 Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut
kepada saudaranya yang tidak punya.
 Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik
berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan
meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan
dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
 Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)


 Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para
fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
 Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi
mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah
mujahidin fi sabilillah.
 Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada
dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka
yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang
tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta
yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu
akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
 Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya
akan melimpah.
 Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena
ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak
yang mengambil manfaat.

Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
 Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka
yang miskin.
 Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
 Untuk pengembangan potensi ummat
116

 Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam


 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Zakat dalam Al Qur'an


 QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'".)
 QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")
 QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan).

Pengelolaan Zakat di Indonesia.


Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah
mendirikan BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan mampu
mendorong profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam pengeloaan ZIS
yang profesional akan memberikan beberapa manfaat antara lain :
o Pendistribusian ZIS lebih terorganisir dan benar-benar
akan sampai kepada yang berhak.
o Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar
ZIS dan para penerimanya.
o Masyarakat yang tidak mampu akan terbantu ekonominya
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI no. 373 tahun
2003 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam Urusan Haji no : D/291 tahun 2000 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut adalah :
BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan :
1) Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan
zakat.
2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli
atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya.
3) Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang
muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.
4) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima
zakat.
5) Agama adalah agama Islam.
6) Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya meliputi bidang agama.
Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Pasal 3
Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada
muzakki, mustahiq dan amil zakat.
BAB II
Pasal 5
Pengelolaan zakat bertujuan :
1) meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan
zakat sesuai dengan tuntunan agama;
2) meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
117

3) meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.


BAB III
Pasal 6
(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.
(2) Pembentukan badan amil zakat :
a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;
b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama
propinsi;
c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor
departemen agama kabupaten atau kota;
d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.
BAB IV
Pasal 11
(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah.
(2) Harta yang dikenai zakat adalah :
a. emas, perak dan uang;
b. perdagangan dan perusahaan;
c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan;
d. Hasil pertambangan;
e. Hasil peternakan;
f. Hasil pendapatan dan jasa;
g. tikaz
(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan
berdasarkan hukum agama.
Pasal 13
Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat
waris dan kafarat.
BAB V
Pasal 16
(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan
agama.
(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan
mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.
(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
Gerakan zakat di Indonesia telah diberlakukan sebagai komponen pengurang
penghasilan sebelum dikenakan pajak. Pendirian Badan Amil Zakat Nasional dan
tumbuhnya lembaga-lembaga amil zakat sejak berdirinya Dompet Dhuafa pada tahun
1993 merupakan gerakan masyarakat walau sebelumnya sudah ada lebih dulu Badan
Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) DKI yang dikelola Pemda DKI. Kelahiran
lembaga-lembaga amil zakat profesional dan kiprahnya yang semakin masif di
masyarakat selanjutnya mendorong lahirnya FOZ (forum zakat)yang merupakan asosiasi
lembaga-lembaga zakat di Indonesia. Saat ini muncul nama-nama lembaga yang dikenal
di masyarakat seperti Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah Zakat Indonesia, DPU Daarut
Tauhiid, YDSF, Al Azhar, dan lainnya. Paralel dengan gerakan mewujudkan
terbentuknya Dewan Zakat Internasional yang akan mempelopori pembentukan Baitul
Mal Internasional ini berawal melalui diselenggarakannya Konferensi Zakat Asia
Tenggara di Kuala Lumpur tahun 2006 yang didukung oleh lembaga-lembaga zakat dari
4 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam mengeluarkan
Deklarasi Zakat mengenai berdirinya Dewan Zakat MABIMS dengan Indonesia sebagai
sekretariatnya kemudian disusul dengan Konferensi Zakat Internasional pertama tahun
2007 di Kuala Lumpur dan selanjutnya Konferensi Zakat Internasional kedua tahun 2008
yang diselenggarakan di Padang. http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

B. HAJI DAN UMROH


Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum
muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang
dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
118

Haji menurut bahasa artinya menyengaja ( ‫ص ُد‬


ْ ‫)اَلْ َق‬. Menurut istilah haji ialah menyengaja berkunjung ke
Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-
amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan rukun tertentu demi memenuhi panggilan Allah
swt, dan mengharap ridhoNya. Allah swt, berfirman :
]97 - ‫اع إِل َْي ِه َسبِيْالً [ سورة أل عمران‬ ِ ‫َّاس ِح ُّج الْب ْي‬
ْ ‫ت َم ِن‬
َ َ‫استَط‬ ِ ‫ِو‬
ِ ‫هلل َعلَى الن‬
َ َ
Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)

1. Syarat Haji
Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur hidupnya. Adapun
syarat wajib haji adalah :
a. Islam
b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.
c. Berakal sehat.
d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam tahanan).
e. Mampu (istitho'ah)
Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :
- Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal bagi keluarga yang
ditinggalkan.
- Aman dalam perjalanan.
- Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang dapat dipercaya.
Rasulullah saw, bersabda :
)‫الَتُ َسافِ ُر ال َْم ْرأ َِة إِالَّ َم َع ِذى َم ْح َرٍم (رواه البخاري‬
Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR.
Bukhori)

- Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh digantikan orang
lain dengan biaya orang tersebut.

2. Rukun Haji.
Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan
yang apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang
wajib haji adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak
tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda).
Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut :
a. Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom.
b. Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai
tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10
dzulhijjah.
c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf
adalah sebagai berikut:
1). Suci dari hadats dan najis.
2). Menutup aurot
3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran.
4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf.
6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid.

Macam-macam Thawaf :
 Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai tahiyatul
masjid).
 Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji.
 Thawaf Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air.
 Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang
diharamkan karena ihrom.
 Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar.
 Thawaf Sunat.
Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :

ِ ِ‫ الَحو َل والَ ُق َّو َة إِالَّ ب‬,‫ِهلل والَإِلَهَ إِالَّاهلل واهلل أَ ْكبر‬


)‫ااهلل (رواه إبن ماجه‬ ِ ِ
َ َْ َُ ُ َ ُ َ ‫ْح ْم ُد‬
َ ‫ ُس ْب َحا َن اهلل َوال‬
119

Artinya : "Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah
Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah". (HR. Ibnu Majah)

d. Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.


Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut :
 Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah.
 Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan sebaliknya dari
Marwah keShofa juga dihitung sekali.
 Dilakukan sesudah thawaf.
e. Mencukur/Menggunting rambut.
Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap beberapa hal yang
diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai.

3. Wajib Haji.
Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila
ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang
termasuk wajib haji adalah :
a. Ihrom dari miqot.
Miqot adalah batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot dibagi
menjadi dua macam :
o Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah haji.
Miqot zamani mulai awal bulan syawal sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
o Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan haji/
umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King Abdul Azis
Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali bagi yang menuju
Madinah lebih dahulu.
b. Bermalam di Musdalifah.
Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian sholat
maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70
buah.
c. Bemalam di Mina.
Pada tanggal 11, 12, atau 13 wajib bermalam di Mina.
d. Melontar Jumrah Aqobah.
Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan tahallul awal
dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi gugur kecuali menggauli
istri.
e. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah.
Dilakukan pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh melontar pada
tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini dinamakan nafar awal. Bagi yang
pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar
tsani.
f. Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom.
g. Thawaf Wada'.
Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah :
1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit.
2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala.
3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.
4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama ihrom baik
badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.
5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai minyak rambut.
6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi wali.
7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya.
8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
ad. g. Thawaf Wada' ( thawaf pamitan ).

4. Sunat Haji
a. Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan cukup di dengar
sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah aqobah. Adapun lafal talbiyah
adalah sebagai berikut :
120

‫ارى و‬33‫َك (رواه البخ‬ َ ْ‫ْك الَ َش ِري‬


َ ‫كل‬ ُ ‫َك َوال ُْمل‬
َ ‫ِّع َم ةَ ل‬ َ ‫ إِ َّن ال‬,‫ك‬
ْ ‫ْح ْم َد َوالن‬ َ ‫َك لََّب ْي‬ َ ْ‫ك الَ َش ِري‬
َ ‫كل‬ َ ‫ك اللَّ ُه َّم لََّب ْي‬
َ ‫ لََّب ْي‬,‫ك‬ َ ‫لََّب ْي‬
)‫مسلم‬
Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu
bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, bagi-Mulah segala kekuasaan,
tiada sekutu bagi-Mu". (HR. Bukhori dan Muslim)

b. Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah.


c. Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :

‫اب النَّا ِر‬ ِ ِ ِ ِ ُّ ‫َر َّبنَا آتِنَا فِي‬


َ ‫الد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآلخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ‬
d. Sholat dua rokaat sesudah thawaf.
e. Masuk ke Ka'bah.

5. Cara Mengerjakan Haji.


Ada 3 cara mengerjakan haji yaitu :
(1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji dari pada umroh.
Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk umroh. Cara ini yang terbaik dan
bebas dari dam (denda).
(2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan umroh dari pada haji.
Yakni ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom lagi untuk haji. Cara ini terkena dam
(denda).
(3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom dalam waktu haji
untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini juga terkena dam.

6. Dam (denda) Dalam Haji.


Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan haji
dan umroh, melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.
a. Dam karena bersenggama dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :
o Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing.
o Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa makan
seharga unta/lembu.
o Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan perhitungan
setiap satu mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa satu hari.
b. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut,
memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai minyak rambut,
memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama, maka dendanya
memilih salah satu diantara 3 hal yaitu:
- Menyembelih seekor kambing.
- Puasa 3 hari.
- Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang
fakir miskin.
c. Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai
berikut:
 Menyembelih seekor kambing.
 Jika tidak mampu ia wajib puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci dan 7 hari
dikerjakan di tanah air.
d. Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan melakukan haji
Tamatuk atau Qiron
e. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih salah
satu diantara 3 hal :
(1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh.
(2) Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.
(3) Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa 1

7. Umroh
a. Pengertian Umroh.
Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut istilah umroh ialah ziarah ke Ka'bah untuk
melakukan thawaf, sa'i dan memotong rambut. Hukum mengerjakan umroh adalah wajib
sekali seumur hidup. Allah swt, berfirman :
121

ِ ِ َ‫وأَتِ ُّمواْ الْح َّج والْعمرة‬


]196 - ‫هلل [ سورة البقرة‬ َُْ َ َ َ
Artinya : "Dan sempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah.... ". (Al-Baqoroh : 196)

b. Tata Cara Umroh.


o Ihrom dari miqot, lalu sholat sunat
ihrom.
o Menuju Makkah dan membaca talbiyah.
o Thawaf, setelah thawaf disunatkan sholat
dua rokaat dimakam Ibrahim.
o Sa'i.
o Tahallul dengan menggunting rambut.
c. Perbedaan Haji dan Umroh.
o Haji dilakukan pada waktu tertentu
( mulai bulan syawal sampai dengan tanggal 10 dzulhjjah ), sedangkan umroh waktunya
sepanjang tahun.
o Rukun haji ada wukuf Arafah sedangkan
umroh tidak ada.
o Bemalam di Musdalifah, Mina,
melempar jumroh, thawaf wada' menjadi wajib haji, sedangkan umroh tidak.
o Bebeda dalam niat.

8. Hikmah Haji Dan Umroh


 Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt, sebab haji dan
umroh memerlukan fisik yang kuat.
 Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban.
 Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
 Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk membahas dan
memecahkan permasalahan kaum muslimin.
 Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa, Sumur Zam-
zam Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-lain.

9. Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia.


Penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 13 Tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
BAB I. KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Ayat 1. Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.
Ayat 2. Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan
pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
Jemaah Haji.
Ayat 3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Ayat 7. Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI, adalah
lembaga mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Ayat 8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah
sejumlah dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah
Haji.
Ayat 11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah
Haji untuk menunaikan Ibadah Haji.
Ayat 16. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.
Ayat 17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang
diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional
Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
Ayat 18. Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah
badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi Umat.
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
122

Pasal 2
Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas,
dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.
Pasal 3
Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan yang sebaikbaiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

BAB III. HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 4
(1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji
dengan syarat:
a. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan
b. mampu membayar BPIH.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 5
Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai berikut:
a. mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor Departemen
Agama kabupaten/kota setempat;
b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan
c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pasal 6
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan
menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,
Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji.
Pasal 7
Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam
menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi:
a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan,
maupun di Arab Saudi;
b. pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;
c. perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;
d. penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
Ibadah Haji; dan
e. pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab
Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.
BAB IV. PENGORGANISASIAN
Pasal 11
(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah
yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.
(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang
menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas:
a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI);
b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan
BAB XIII
PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH
Pasal 43
(1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan
melalui penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah.
(2) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro
perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

C. WAKAF
1. Ketentuan Wakaf
a. Pengertian wakaf
َ ‫"و َق‬
Wakaf berasal dari bahasa arab "‫ف‬ َ yang berarti berhenti, menahan. Menurut istilah
wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal dzatnya yang dapat diambil manfaatnya
123

guna diberikan di jalan kebaikan (di jalan Allah swt). Dasar wakaf adalah firman Allah
swt., :

Artinya : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian yang (sempurna)
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui ". (Ali Imron : 92)

b. Rukun Wakaf
 Wakif (fihak yang menyerahkan wakaf), yaitu orang atau badan hukum yang
mewakafkan benda miliknya.
 Mauquf 'Alaihi (fihak yang menerima wakaf/nadzir), yaitu kelompok atau badan
hukum yang diserahi tugas memelihara dan mengurus benda wakaf.
 Mauquf (harta yang diwakafkan) yaitu benda yang bergerak/ tidak bergerak
yang memilki daya tahan lama dan bernilai seperti tanah, mobil dan lain-lain.
 Sighot (ikrar serah terima wakaf), yaitu pernyataan kehendak dari wakif untuk
mewakafkan benda miliknya.
c. Syarat Wakaf
 Orang yang berwakaf hendaklah mukallaf (tidak syah wakafnya anak-
anak).
 Harta yang diwakafkan hendaklah tahan lama, dapat diambil
manfaatnya, milik sendiri dan tidak dibatasi waktu.
 Tujuan wakaf, hendaklah semata-mata karena beribadah kepada Allah
swt, dan bukan untuk maksiat.
 Sighat (ijab qobul) harus jelas dan mengandung kata-kata wakaf.
 Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Hukum wakaf adalah sunat dan dilaksanakan pada waktu seseorang masih hidup
sampai tak terbatas waktunya, sebab ia sendiri yang akan mendapatkan pahala dari
Allah swt. Dengan telah dilaksakannya wakaf maka hak wakif terputus dan beralih
menjadi hak Allah swt., yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir. Pada
dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
ikrar wakaf. Tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah ditinggal penduduk
sekitar, dengan alasan maslahah dan manfaat maka mengganti bangunan itu boleh
dengan alasan :
 Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang di ikrarkan oleh wakif.
 Karena untuk kepentingan umum.

2. Harta Yang Di Wakafkan


Jenis barang/benda yang boleh di wakafkan adalah barang yang dapat di ambil
manfaatnya dan tidak merusak dzatnya, misalnya :
a. sebidang tanah
b. Bangunan Masjid, Madrasah, Jembatan dan lain-lain.
c. Pepohonan yang dapat di ambil manfaatnya/hasilnya.

3. Wakaf Di Indonesia
a. Dasar Hukum Wakaf.
 PP Nomor. 28 tahun 1977
 Peraturan Mendagri Nomor. 6 tahun 1997
 Peraturan MENAG Nomor 1 tahun 1978
 Peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep/P/75/1978.
b. Tata Cara Wakaf.
 Calon wakif menghadap Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat AktA Ikrar
Wakaf (PPAIW) yaitu Kepala KUA setempat dengan membawa sertifikat tanah
atau surat bukti kepemiikan tanah yang syah yang diperkuat dengan keterangan
Kepala desa dan camat bahwa tanah tersebut tidak dalam keadaan sengketa.
 Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.
 Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.
124

 PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) setelah ikrar wakaf selesai
dilaksanakan. AIW dibuat rangkap tiga dan salinannya rangkap empat. Lembar
ke 1 disimpan PPAIW, lembar ke 2 dilampirkan pada surat permohonan
Bupati/Walikota c.g. Kepala Sub Derektorat Agraria setempat, lembar ke 3 dikirim
ke Pengadilan Agama setempat, sedang salinan AIW yang empat diberikan
kepada wakif, nadzif, Kandepag dan kepala desa setempat.
 PPAIW atas nama nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf
kepada Bupati/Wakilota c.g. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.
 Dengan telah didaftarkannya tanah wakaf tersebut Kepala Sub Direktorat Agraria
atas nama Bupat/Walikota menerbitkan Sertifikat Tanah Wakaf.
c. Hak dan Kewajiban Nadzir.
1) Hak Nadzir
 Berhak menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala
Kantor Depag Kab./Kota dan menggunakan untuk kepentinngan umum.
 Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota
setempat.
2) Kewajiban Nadzir
 Menggunakan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil wakaf.

4. Keutamaan Wakaf
Wakaf termasuk sodaqoh jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada yang berwakaf.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw sebagai berikut :

)‫صالِ ٍح يَ ْدعُ ْولَهُ (رواه مسلم‬ ٍ ِ ِ ٍ ٍ ٍ ِ


َ ‫ أ َْو َولَد‬,‫ أ َْو عل ٍْم ُي ْنَت َف ُع بِه‬,‫ص َدقَة َجا ِريَة‬
َ : ‫ات ابْ ُن أ ََد َم إِ ْن َقطَ َع َع َملُهُ إِالَّ م ْن ثَالَث‬
َ ‫إِذَا َم‬
Artinya : “Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya keculi
tiga perkara : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mau mendoakan
kepadanya”. (HR. Muslim)

5. Undang-Undang Wakaf Di Indonesia


Untuk mengatur perwakafan, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.
2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan
dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.
4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
5. Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau
manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang
diwakafkan oleh Wakif.
6. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat
berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar wakaf.
7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan
perwakafan di Indonesia.
8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
Presiden beserta para menteri.
9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang agama.
BAB II
Pasal 4
Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya.
Pasal 5
Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk
kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Pasal 7
Wakif meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; c. badan hukum.
125

Pasal 9
Nazhir meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum.
PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 32
PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang
berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.
Pasal 33
Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW
menyerahkan:
a. salinan akta ikrar wakaf;
b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.
Pasal 34
Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.
Pasal 35
Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.
Pasal 36
Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya Nazhir melalui PPAIW
mendaftarkan kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia
atas harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf.
BAB IV
PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF
Pasal 40
Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:
a. dijadikan jaminan;
b. disita;
c. dihibahkan;
d. dijual;
e. diwariskan;
f. ditukar; atau
g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.
Pasal 41
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila
hartabenda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai
dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan
setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia.
(3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat
dan nilai tukar sekurang. kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.
BAB V
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 42
Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi, dan peruntukannya.
Pasal 43
(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.
(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1) dilakukan secara produktif.
(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada
ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.
Pasal 44
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang
melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari
Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 45
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan
diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan:
126

a. meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;


b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan
yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
c. atas permintaan sendiri;
d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan
larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku;
e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum
tetap.
BAB VI
Pasal 47
(1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk
Badan Wakaf Indonesia.
(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakan
tugasnya.
Pasal 48
Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan
kebutuhan.

RANGKUMAN
Salah satu wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat, khususnya umat Islam adalah
dengan adanya Undang-undang yang mengatur kepentingan umat Islam dalam melaksanakan
zakat, haji dan wakaf. Pemerintah telah menetapkan perundang-undangan yang menyangkut
masalah adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf

KAMUS ISTILAH/KATA-KATA PENTING


1. muzakki = orang yang zakat
2. mustahik = orang yang menerima
zakat.
3. jizyah = pajak
4. Zakat Maal = zakat harta
5. Rukun haji = perbuatan-
perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang.
6. wajib haji = perbuatan yang wajib
dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan
wajib diganti dengan dam (denda).
7. Wakif = fihak yang menyerahkan
wakaf.
8. nadzir = fihak yang menerima wakaf
9. Mauquf = harta yang diwakafkan

PERNIK-PERNIK

”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik* dan Sesungguhnya akan kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.(An-
Nahl : 97)
* Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan
bahwa amal saleh harus disertai iman.
127

NASEHAT KEJUJURAN

Kejujuran Tak Pernah Hilang


Bersiaplah selalu untuk menghadapi situasi yang menuntut kejujuran kita. Nasehat agar kita
senantiasa berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang
dalam keadaan "terjepit"; bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan keuntungan besar yang sudah
ada dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau sedikit berdusta bukan hanya keuntungan
namun juga kebanggaan yang akan diraihnya.
Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung-rugi. Kejujuran adalah sebuah sikap yang
tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran bukanlah sebuah pilihan. Seseorang
melakukan dusta karena ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena kita
tak bisa menipu diri sendiri.
Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik lirik.
Kejujuran tak akan pernah hilang dimakan zaman!

PENILAIAN

UJI KOMPETNSI

Pilihlah jawaban yang paling tepat A, B, C, D atau E dengan memberi tanda silang ( X )

1. Zakat dapat mengandung arti keberkatan yang maksudnya adalah .....


A. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi suci
B. bila zakat itu dilaksanakan orang yang berzakat menjadi bersih
C. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi subur
D. bila zakat itu dilaksanakan orangnya terlepas dari dosa
E. bila zakat itu dilaksanakan dapat memberikan manfaat terhadap harta itu sendiri

2. Cara yang paling sederhana untuk menentukan seseorang berhak atau tidaknya menerima zakat
fitrah adalah. . . .
A. latar belakang pendidikannya
B. ketaatan menjalankan syari'at agama
C. jumlah anggota keluarganya
D. banyaknya harta benda yang dimiliki
E. tercukupi atau tidaknya kebutuhan sehari-hari

3. Di dalam Al-Qur'an Allah swt., memerintahkan orang muslim untuk mengeluarkan zakat. Perintah
zakat ini dalam Al-Qur'an biasanya diawali dengan perintah . . . .
B. Puasa
C. haji
D. sholat
E. sedekah
F. syahadad

4. Waktu yang paling tepat untuk memberikan zakat fitrah menurut tuntunan Rasulullah saw.,
adalah....
A. pada awal Ramadhan
B. Sebelum berangkat sholat Ied
C. pada pertengahan Ramadhan
D. pada akhir Ramadhan
E. sebelum berbuka pada hari terakhir bulan Ramadhan

5. Q.S./ At Taubah 103 :


128

Kata “khudz” dalam ayat tersebut menunjuk kalimat perintah yang berarti .....
A. Wajib
B. Sunat
C. Mubah
D. Makruh
E. Haram

6. Tersebut di bawah ini yang merupakan peran zakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
adalah.....
A. membersihkan diri dari sifat kikir
B. menjauhkan diri dari sifat sombong dan akhlak tercela
C. mendidik manusia agar selalu bersyukur atas semua pemberian Allah SWT
D. memperat hubungan antara si kaya dan si miskin
E. betul semua

7. Zakat harta benda (zakat mal) menurut aturan agama sebaiknya diberikan pada waktu ....
A. hari raya idhul fitri
B. ketika pembelian barang
C. hari raya idhul adha
D. ketika menjual barang
E. setahun setelah memiliki barang tersebut

8. Zakat untuk keperluan konsumtif sebaiknya diberikan kepada mereka yang .....
A. kuat fisik lemah harta
B. lemah kemampuan produksinya
C. kuat harta lemah fisik
D. lemah harta
E. lemah fisik lemah harta

9. Tersebut di bawah ini merupakan peran zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
kecuali ....
A. membersihkan diri dari sifat kikir, sombong dan akhlak tercela
B. mendidik manusia agar selalu bersyukur dengan semua pemberian Allah SWT.
C. mempererat hubungan antara si kaya dan si miskin
D. mengentaskan manusia dari kemiskinan dan kehinaan
E. meningkatkan harga diri orang yang memberi zakat

10. Pelaksanaan pajak dalam sejarah umat Islam telah telah dimulai sejak zaman ....
A. Rasulullah SAW
B. Umar bin Khattab
C. Utsman bin ‘Affan
D. Abu Bakar Ash-Shiddiq
E. Ali bin Abi Thalib

11. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk pengertian istitha'ah (mampu) dalam ibadah haji, ialah:
A. mempunyai bekal untuk pergi dan pulang serta bagi  keluarga yang ditinggalkan
B. aman dalam perjalanan
C. bagi perempuan hendahklah dengan mukhrimnya
D. sehat badannya
E. merdeka (tidak sedang dalam tahanan)

12. a
)‫ح َرٍم (رواه البخاري‬ ِ ِ ِ
ْ ‫الَتُ َساف ُر ال َْم ْرأَة إِالَّ َم َع ذى َم‬
Arti yang benar dari hadits tersebut ialah ....
A. tidak sah seseorang menikah dengan mukhrimnya
B. anganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta mukhrimnya
C. tidak sah haji seorang wanita kecuali dengan muhrimnya
D. tidak  sah seorang wanita melakukan haji  kecuali  atas  izin
suaminya
E. wanita yang bersuami adalah haram dinikahi
129

13. Suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi sahnya haji tidak tergantung kepadanya dan
apabila tidak dikerjakan wajib  diganti dengan dam ( denda ) dinamakan . . . .
A. rukun haji
B. wajib haji
C. syarat haji
D. sunat haji
E. larangan haji

14. Berdiam diri di padang Arafah sejak mulai  tergelincirnya matahari  tanggal 9 Dzulhijjah sampai
terbit  fajar  tanggal  10 Dzulhijjah, disebut ....
A. ihram
B. wukuf
C. thawaf
D. sa'i
E. tahallul

15. Thawaf  yang  dilakukan  dan  merupakan  thawaf  rukun  haji adalah ....
A. thawaf qudum
B. thawaf ifadhah
C. thawaf wada'
D. thawaf tahallul
E. thawaf sunat

16. Orang yang sudah terkena kewajiban haji tetapi tidak dapat melaksanakanya karena sakit/terlalu tua,
maka ....
A. ia gugur kewajibannya
B. digantikan orang lain, sedang biaya dari orang tersebut
C. sunat hukumnya bila ia haji
D. kewajiban haji dilimpahkan kepada ahli warisnya
E. tidak perlu haji

17. Miqat zamani  atau batas waktu  untuk  memulai  mengerjakan ibadah haji adalah . . . .
A. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah
B. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 11 Dzulhijjah
C. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 12 Dzulhijjah
D. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 13 Dzulhijjah
E. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 14 Dzulhijjah

18. Melontar 3 jumrah boleh dilakukan hanya pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja
kemudian kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah. Hal semacam ini dalam
haji disebut ....
A. nafar awal
B. nafat tsani
C. nafar tsalits
D. tahallul tsani
E. tahallul awal

19. Tersebut di bawah ini merupakan larangan haji yang berlaku baik bagi laki-laki maupun
perempuan, yaitu ....
A. dilarang berpakaian berjahit
B. dilarang menutup muka
C. dilarang memakai kaos tangan
D. dilarang memakai harum-haruman
E. dilarang menutup kepala
20. Tersebut di  bawah ini adalah cara  mengerjakan  haji  yang terkena denda
(dam), yaitu ....
A. ifrad, tamatu'
B. tamatu', qiran
C. ifrad, qiran
D. ifrad. Wada’
E. qiran, wada'
130

21. Allah swt., berfirman : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian
(yang sempurna) sebelum kamu . . . ". ( Ali Imron : 92 )
A. memberikan hartamu kepada orang lain.
B. memberikan rizki yang halal
C. menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai
D. memberikan rizkimu kepada kerabat.
E. memberikan hasil usahamu kepada orang lain.

22.

Arti yang paling tepat dari ayat tersebut ialah . . . .


A. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka akan diberi pahala.
B. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka malaikat mendo'akanmu.
C. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah Maha Mengetahui.
D. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka pahalanya sisisi Allah swt.
E. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka balasannya adalah surga.

23. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk rukun wakaf adalah . . . .
A. Yang berwakaf
B. yang di wakafkan
C. Yang menerima wakaf
D. Milik sendiri
E. Sighat

24. Dengan telah dilaksanakannya wakaf, maka hak wakif terputus dan beralih
menjadi . . . yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir.
A. hak warist
B. hak orang lain
C. hak pengurus wakif
D. hak Allah swt
E. hak badan hukum

25. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan ikrar wakaf. Akan tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah di
tinggal penduduk sekitar dan dengan alasan maslahah serta manfaat maka mengganti
bangunan itu diperbolehkan dengan alasan . . . .
A. Karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif
B. Karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa
C. Karena tidak sesuai dengan keinginan pengurus wakaf
D. Karena tidak sesuai lagi dengan budaya masyarakat sekitar
E. Karena digunakan untuk kepentingan pribadi

26. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk harta/ benda yang memenuhi
syarat untuk di wakafkan adalah :
A. Kekal dzatnya
B. Dapat diambil manfaatnya
C. Miliknya sendiri
D. Barangnya tidak mudah rusak
E. Dalam jangka waktu tertentu

27. Syarat harta/benda yang diwakafkan antara lain harus kekal dzatnya, yang
artinya ;
A. Barangnya tidak dapat diambil manfaatnya
B. Barangnya milik pribadi
C. Kepemilikannya tidak dibatasi waktu
D. Barang tersebut milik masyarakat
E. Barangnya tidak mudah rusak dan dapat diambil manfaatnya

28. Dalam tata cara perwakafan antara lain calon wakif harus menghadap Nadzir
di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Sedangkan yang dimaksud
PPAIW itu ialah :
A. Kepala Kandepag. Kabupaten
131

B. Camat setempat
C. Kepala Kadepdikbud. Kabupaten
D. Kepala KUA setempat
E. Kepala Kadepdikbud. Kecamatan

29. Menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kandepag
Kab/Kota dan menggunakan untuk kepentingan umum, adalah meruapakan . . . .
A. hak wakif
B. haka nadzir
C. kewajiban nadzir
D. syarat wakif
E. kewajiban wakif

30. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk tata cara wakaf ialah . . . .
A. Calon wakif menghadap Nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akata
Ikrar Wakaf (PPAIW ) yaitu Kepala KUA setempat.
B. Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara
tertib.
C. Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota
setempat.
D. Tanah wakaf dalam keadaan tuntas.
E. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Diskusikan dengan temanmu kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


1. Mengapa zakat itu diwajibkan dalam agama Islam ? Jelaskan.
2. Sebutkan dan terangkan 4 dari 8 golongan orang yang berhak
menerima zakat !
3. Tuliskan kembali surat At-Taubah ayat: 60 lengkap dengan
harokat kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !
4. Harta yang dimiliki oleh seseorang adalah amanah Allah swt.
Bagaimana sikap kita sebagai manusia terhadap harta tersebut ? Jelaskan !
5. Apa yang dimaksud dengan pajak menurut pengertian Islam ?
Jelaskan !
6. Sebutkan hal-hal yang menjadi dasar seseorang wajib
membayar pajak !
7. Mengapa pajak dikatakan sebagai alat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
8. Jelaskanlah pelaksanaan pajak dalam sejarah Islam !
9. Apakah yang dimaksud dengan syarat dan rukun haji ? serta
jelaskan perbedaan antara keduanya !
10. Apakah yang dimaksud dengan ihrom dalam ibadah haji ?
Jelaskan.
11. Jelaskan perbedaan antara haji tamatu' dan haji ifrod dan dalam
tata cara mengerjakan-nya!

12.

Sempurnakan hadits tersebut dengan harokat kemudian terjemahkan kedalam bahasa Indonesia!
13. Tuliskan dengan baik bacaan talbiyah ketika seseorang memulai ibadah
haji !
14. Jelaskan perbedaan antara haji dan umroh !
15. Jelaskan pengertia umroh menurut bahasa dan istilah! Kemudian
tuliskan dalil naqlinya.
16. Sebutkan dan jelaskan istilah-istilah di bawah ini !
a. Wakif ialah
b. Nadzir ialah
c. Mauquf 'alaihi ialah
17. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan
perubahan. Bagaimana apabila dalam keadaan dhorurot ? terangkan.
18. Jelakan bagaimana tata cara perwakafan di Indonesia !
19. Sebutkan hak dan kewajiban nadzir menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 !
132

20. Siapakah yang dimaksud TPHI dan TPIHI menurut UU Nomor


13 Tahun 2008

LENGKAPILAH HURUF BERIKUT HINGGA SESUAI DENGAN KOLOM SEBELAH KANAN

M 1. Orang yang berzakat


G 2. Salah satu asnaf penerima zakat
M 3. Zakat harta
B 4. Badan Amil Zakat dan Sedekah
I 5. Salah satu rukun haji
T 6. Cara mengerjakan haji
T 7. Mengelilingi Ka’bah
M 8. Batas mulai mengerjakan haji
W 9. Orang yang berwakaf
N 10. Badan Pengelola wakaf

KEUTAMAAN ILMU
Sayyidina Ali bin Abi Thalib -Seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat terkenal
kebijakanya- berkata “Barang siapa sedang mencari ilmu, maka sebenarnya ia
sedang mencari surga. Dan barang siapa mencari kemaksiatan, maka sebenarnya
dia sedang mencari neraka”
Sayidina Ali bin Abi Thalib yang oleh Rasululah SAW, dijuluki sebagai pintu gerbangnya
ilmu mengatakan “Tiada kekayaan lebih utama daripada akal, tiada kepapaan lebih
menyedihkan dari pada kebodohan, tiada warisan lebih baik dari pada pendidikan”
Inilah jawaban-jawaban dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang kelebihan ilmu:
1.Ilmu lebih utama dari pada Harta, ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah
pusaka Karun, Fir’aun, dan para pengumbar nafsu
2.Ilmu akan menjagamu sedang harta memintamu untuk menjagannya
3.Harta yang engkau berikan kepada orang akan mengurangi hartamu, sedangkan ilmu
akan bertambah jika engkau berikan
4.Pemilik harta musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temanya banyak
5.Diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab sedangkan pemilik ilmu memperoleh safaat
6.Harta membuat hati seseorang menjadi keras sedang ilmu membuat hati bercahaya

DAKWAH NABI MUHAMMAD S.A.W. PERIODE MADINAH

Standar Kompetensi :
12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode
Madinah

Kompetensi Dasar :
12.1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah
12.2. Mendeskripsikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah.
133

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q.S. At Taubat 117

 Q. S. An Nahl 41

 Q.S. Ali Imran : 121

 Q.S. Al Hujurat : 9 – 10

Masjid nabawi di Madinah

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


1. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama,
hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-
Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar.
Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang
134

berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu. Arti hijrah dalam
pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasuluilah SAW
bersabda :

Artinya : “Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang
Allah SWT” (H. R. Bukhari)

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di
negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri
kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam
berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam,
yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah,
bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib
(negeri Islam) adalah :
- Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum
kafir Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di
Mekah untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh
kaum kafir Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
- Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,
sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah SWT,
untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. An-
Nahl, 16: 41-42)

2. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah


Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun,
yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan
wafatnva Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan Hadis periode Mekah, juga
ajaran Islam yang rerkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode Madinah.
Adapun ajaran Islam periode Mekah sudah dikemukakan dalam Bab 6 semester
pertama buku ini. Sedangkan ajaran Islam yang rerkandung pada 25 surah Madaniyah
dan hadis periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial
kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-
orang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang
yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di
luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi
untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman :

Artinya: “Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
alam semesta.” (QS. Al-Anbiyã’, 21: 107)

Dakwah Rasulullab SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk
Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata
135

agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakar madani di
Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW seperti tersebur akan dibahas pada sub
pokok bahasan tentang strategi Rasulullah dalam membentuk masyarakat madani di
Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari
ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang
senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di
akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam
dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir
yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang
lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka
bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah,
dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam
Surah Al-Hajj, 22 : 39 dan Al-Baqarah, 2 : 90, maka kemudian Rasulullah SAW dan para
sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir
yang tidak dapat dihindarkan lagi.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan perang, tetapi bertujuan untuk :
- Membela diri kehormatan, dan harta.
- Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang
hendak menganutnya.
- Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan
Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara
yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan
dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia,
tetapi juga ke luar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan
khawatir kekuasaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan
bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan
agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi dan Persia tersebut, Rasulullah
dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam
dan bangsa Romawi, yaitu pertama Perang Mut’ah pada tahun 8 H, di dekat desa
Mut’ah, bagian utara Jazirah Arabia dan kedua Perang Tabuk pada tahun 9 H di kota
Tabuk, bagian utara Jazirah Arabia. Sedangkan bangsa Persia selalu mengadakan
penyerangan kepada wilayah kekuasaan umat Islam.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti :
(1) Perang Badar Al-Kubra, terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 H di sebuah
tempat dekat Perigi Badar, yang letaknya antara Mekah dan Madinah. Peperangan
ini terjadi antara Rasulullah SAW dan para pengikutnya dengan kaum kafir Quraisy
yang telah mengusir kaum Muslimin penduduk Mekah untuk pindah ke Madinah
dengan meninggalkan rumah dan harta benda. Mereka masih tetap bertekad untuk
menghancurkan Islam dan kaum Muslimin di Madinah. Dalam Perang Badar ini
kaum Muslimin memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang.
(2) Perang Ubud, terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H. Pada peperangan ini
kaum Muslimin mengalami kekalahan.
(3) PerangAhzab (Khandaq), terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H. Ahzab artinya
golongan-golongan, yaitu gabungan kaum kafir Quraisy, kaum Yahudi, Bani Salim,
Bani Asad, Gathfan, Bani Murrah, dan Bani Asyja, sehingga berjumlah 10.000 lebih.
Pasukan Azhab ini menyerbu Madinah untuk menumpas Islam dan umat Islam. Atas
136

inisiatif dari Salman Al-Farisi, untuk mempertahankan kota Madinah dibuat parit yang
dalam dan lebar. Berkat inisiatif itu, kekompakan umat Islam dan pertolongan Allah
SWT, dalam perang Ahzab ini umat Islam memperoleh kemenangan.
Pada tahun keenam hijriah Rasulullah SAW dan para pengikutnya umat Islam
penduduk Madinah yang berjumlah 1000 orang berangkat menuju Mekah untuk
melakukan umrah. Agar kaum kafir Quraisy tidak menduga bahwa kedatangan kaum
Muslimin ke Mekah itu untuk memerangi mereka maka jauh sebelum mendekati kota
Mekah umat Islam sudah mengenakan pakaian ihram, tidak membawa alat-alat perang,
kecuali pedang dalam sarungnya, sekadar untuk menjaga diri di perjalanan.
Rombongan kaum Muslimin tiba di suatu tempat yang bernama ”Al Hudaibiyah”,
yang letaknya beberapa kilometer dari kota Mekah, dengan maksud selain untuk
beristirahat, juga untuk melihat situasi. Sebenarnya saat itu termasuk bulan yang
disucikan oleh bangsa Arab sebelum Islam. Mereka dilarang melakukan peperangan di
dalamnya. Namun dalam kenyataannya, kaum kafir Quraisy telah menempatkan
sejumlah bala tentara yang cukup besar di perbatasan kota Mekah, siap untuk
melakukan peperangan.
Membaca situasi yang demikian, kemudian Rasulullah SAW mengutus sahabat
Utsman bin Affan memasuki kota Mekah untuk menemui pimpinan kaum kafir Quraisy
dan menjelaskan kepadanya, bahwa kedatangan mereka ke Mekah bukan untuk
berperang, tetapi semata-mata untuk melakukan ibadah umrah. Namun kaum kafir
Quraisy bersikeras tidak mengizinkan kaum Muslimin memasuki kota Mekah, dengan
alasan akan menjatuhkan kewibawaan kaum kaflr Quraisy pada pandangan bangsa
Arab.
Sahabat Utsman ditahan oleh kaum kafir Quraisy, bahkan tersiar kabar bahwa
beliau telah dibunuh. Menyikapi kabar tersebut kaum Muslimin telah bersepakat
mengadakan “sumpah setia” (baiat), untuk berperang melawan kafir Quraisy, sampai
meraih kemenangan. Sumpah setia itu disebut “Baiatur Ridwan”.
Untunglab di saat-saat genting seperti itu sahabat Utsman bin Affan muncul,
membawa berita akan diadakannya perundingan antara kaum kafir Quraisy dengan
kaum Muslimin. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy yang
dipimpin oleh Suhail Ibnu Umar dan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh Nabi
Muhammad SAW.
Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak, dan
melahirkan sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian
Hudaibiyah (Sulhul Hudaibiyah). Isi perjanjian itu sebagai berikut :
(1) Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy
penduduk Mekah dan umat Islam penduduk Madinah.
(2) Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin
walinya hendaklah ditolak oleh umat Islam.
(3) Kaum Quraisy tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan bergabung
dengan mereka.
(4) Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau
dengan kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.
(5) Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke
Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan :
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara
keluar dari kota Mekah.
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata.
• Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari tiga hari-tiga
malam.
Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat
menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh
semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah
menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok, dan mereka
137

secara sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiyah itu, dengan cara menyerang
Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah orang dari Bani
Khuza’ah mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-beraikan. Bani Khuza’ah segera
mengadu kepada Rasulullah SAW dan mohon keadilan.
Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Nabi Muhammad SAW dengan sepuluh
ribu bala tentaranya berangkat menuju kota Mekah untuk membebaskan kota Mekah
dari para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan secara kejam
terhadap umat Islam dan Bani Khuza’ah.
Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang
sudah tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala
tentaranya berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir Quraisy
melihat sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.
Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara berhasil, sehingga dua orang pemimpin
Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan Abu Sufyan (seorang bangsawan Quraisy
yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun 652 M) datang menemui Rasulullah SAW dan
menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu, Rasulullah
SAW dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mckah dengan aman dan
membebaskan koba itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim.
Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya
pertumpahan darah.
Bahkan setelah itu, kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri masuk
Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kernudian bersama-sama
bala tentara Islam mereka membersihkan Ka’bah dan berhala-berhala dan
menghancurkan berhala-berhala itu.
Kaum Muslimin masih menghadapi kaum musyrikin, yang semula bersekutu
dengan kaum kafir Quraisy yang telah masuk Islam itu, yaitu ; Bani Saqif, Bani Hawazin,
Bani Nasr, dan Bani Jusyam. Kaum musyrikin tersebut bersatu di bawah pimpinan Malik
bin Auf (Bani Nasr) berangkat menuju Mekah untuk menyerbu kaum Muslimin, yang
telah menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah.
Mendengar berita bahwa kaum musyrikin itu akan menyerang umat Islam di
Mekah, maka Rasulullah SAW memimpin bala tentaranya sebanyak 12000 orang
menuju ke lembah Hunain tempat kaum musyrikin berkemah. Maka terjadilah
pertempuran sengit antara pasukan Islam dan pasukan musyrikin, yang berakhir dengan
kemenangan di pihak Islam. Perang Hunain ini terjadi dua minggu setelah peristiwa
pembebasan kota Mekah.
Sisa pasukan musyrikin melarikan diri ke Thaif. Rasulullab SAW dan bala
tentaranya mengejar mereka sampai ke Thaif, lalu mengadakan pengepungan selama
beberapa hari lamanya sehingga pemimpin mereka Malik bin Auf dengan seluruh
pasukan gabungannya, yaitu: Bani Saqif, Bani Hawazim, Bani Nasr, dan Bani Jusyam
menyatakan masuk Islam.
Pada tabun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim, Bani
Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap
Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.
Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk wilayah
pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullab SAW dan umat Islam
memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang (lihat dan pelajari Q.S. An - Nasr, 110:
1-3).

3. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia


Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk
agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah
Rasulullah SAW kepada para penguasa atau para pembesar mereka.
138

Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah Rasulullab
SAW itu seperti :
1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur
Yang menenima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya Dihijah bin Khalifah.
Heraclius tidak menenima seruan dakwah Rasulullab SAW karena tidak mendapat
persetujuan dari para pembesar negara dan pendeta. Namun surat dakwah itu
dibalasnya dengan tutur kata sopan,disamping mengirimkan hadiah untuk Rasulullab
SAW
2. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir
Rasulullah SAW mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya yang
bernama Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima seruan
untuk masuk Islam, namun dia menyampaikan surat balasan kepada Rasulullah
SAW dan mengirim hadiah-hadiah berupa seorang budak wanita, kuda, keledai, dan
pakaian-pakaian.
3. Syahinsyah, Kaisar Persia
Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena kesombongannya
surat dakwah Rasulullah SAW itu dirobek-robeknya. Merigetahui surat dakwah itu
dirobek-robek, Rasulullah menjelaskan bahwa Syahin yang sombong itu akan
dibunuh oleh anaknya sendiri pada malam Selasa tanggal 10 Jumadil Awal tahun
ke-7 hijrah. Apa yang diucapkan Rasulullah SAW ternyata sesuai dengan kenyataan.
Syahinsyah dibunuh oleh anaknya sendiri Asv-Syirwaih karena kelalimannya.
Kemudian surat dakwah Rasulullah SAW dikirimkan pula kepada An-Najasyi (Raja
Ethiopia), Al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja Yamanah), dan
Al-Haris (Gubernur Romawi di Syam). Di antara penguasa-penguasa tersebut yang
menerima seruan dakwah Rasulullah, hanyalah Al-Munzir bin Sawi penguasa
Bahrain yang menyatakan masuk Islam dan mengajak para pembesar negara dan
rakyatnya agar masuk Islam.

B. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
adalah :
1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini
kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang
berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah
An-Nahl, 16: 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil wajibnya: Al-
Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104, dan Hadis Rasulullah SAW:

Artinya: “Sampaikanlah, apa yang berasal dariku (tentang Islam), walaupun hanya satu
ayat.“ (H.R. Bukhari)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan niat
untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-
pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya
meneladani strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam atau
masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan
ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat
yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram,
damai, adil, dan makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti tersebut
adalah :
139

a. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah Masjid
Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba ini dibangun
pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau
mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ada
Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh kaum:
Muhajirin dan Anshor, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima dilaksanakan oleh para
sahabat terkemuka yakni : Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a., Utsman bin Affan r.a.,
dan Ali bin Abu Thalib k.w.
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah sebagai
berikut :
 Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan akhlak.
 Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jumat Tarawih,
salat Idul Fitri, dan Idul Adha. (Lihat Q.S. Al-Jinn, 72 : 18 !).
 Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam bersumber
kepada A1-Qur’an dan Hadis.
 Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat
penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak
menerimanya, terutama para fakir miskin dan anak-anak yatim terlantar.
 Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama
Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.
 Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat pengobatan
para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita luka ikibat perang
melawan orang-orang kafir. Sejarah mencatat adanya seorang perawat wanita
terkenal pada masa Rasulullah SAW yang bernama “Rafidah”.
 Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para
sahahatnya. Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain ; usaha usaha
untuk mengatasi kesulitan, usaha-usaha untuk memajukan umat Islam, dan strategi
peperangan melawan musuh-musuh Islam agar memperoleh kemenangan,
b. Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Ansar
Muhajirin adalah para sahahat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang berhijrah
ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli Madinah yang
memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a.
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan yang
tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajirin mencari dan
mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab (seketurunan),
dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya orang Ansar.
Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengangkat Ali bin Abu Thalib sebagai
saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh seluruh
sahahatnya misalnya :
 Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasuluhlah SAW, pahlawan Islam yang
pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya, yang
kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah SAW.
 Abu Bakar Ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid.
 Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik Al Khazraji (Ansar).
 Utsman bin Affan bersaudara dengan Aus bin Tsabit.
 Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar).
Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Ansar, termasuk
Muhajirin setelah hijrahnya Rasulullah SAW dipersaudarakan secara sepasang-
sepasang, layaknya seperti saudara senasab.
140

Persaudaraan secara sepasang-sepasangseperti rersebut, ternyata membuahkan


hasil sesama Muhajirin dan Ansar terjalin hubungan persaudaraan yang lebih baik.
Mereka saling mencintai, saling menyayangi, hormat-menghormati, dan tolong-
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin
berupa tempat tinggal, sandang pangan, dan lain-lain yang diperlukan. Namun kaum
Muhajirin juga tidak diam berpangku tangan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk
mencari nafkah agar dapat hidup mandiri. Misalnya Abdurrahman bin Auf menjadi
pedagang, Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abu Thalib menjadi petani kurma.
Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian oleh
Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap yang disebut Suffa
dan mereka dinamakan Ahlus Suffa (penghuni Suffa). Kebutuhan-kebutuhan mereka
dicukupi oleh kaum Muhajirin dan Ansar secara bergotong-royong. Kegiatan Ahlus Suffa
itu antara lain mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dan Hadis, kemudian diajarkannya
kepada yang lain. Sedangkan apabila terjadi perang antara kaum Muslimin dengan
kaum kafir, mereka ikut berperang.

c. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam


Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga
golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah),
dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam.
Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan
tertuang dalam Piagam Madinah. Isi Piagam Madinah itu antara lain:
(1) Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi,
keagamaan dan politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk Madinah
berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan dan
memberi keamanan kepada orang yang mematuhi peraturan.
(2) Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebebasan beragama.
(3) Seluruh penduduk Madinah yang terdiri dan kaum Muslimin, kaum Yahudi, dan
orang-orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya saling
membantu dalam bidang moril dan materil. Apabila madinah diserang musuh, maka
seluruh penduduk Madinah harus bantu-membantu dalam mempertahankan kota
Madinah.
(4) Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara dan
perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah SAW
untuk diadili sebagaimana mestinya.

d. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yan Islami demi Terwujudnya
Masyarakat Madani
Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan
juga bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya bersumber pada Al Qur’an
dan Hadis.
Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah beragama Islam,
sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya pemerintahan Islam
merupakan keharusan. Rasulullah SAW selain sebagai seorang nabi dan rasul, juga
tampil sebagai seorang kepala negara (khalifah).
Sebagai kepala negara, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bagi sistem
politik islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah, umat Islam dapat mengangkat
wakil-wakil rakyat dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan peraturan yang
harus ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan syarat, peraturan peraturan itu tidak
menyimpang dan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis (dalil naqlinya lihat QS. An-Nisã’, 4:
59).
Dalam bidang ekonomi Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bahwa system
ekonomi Islam itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial.
141

Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar


antara lain adanya persamaan derajat di antara semua individu, semua golongan, dan
semua bangsa. Sesuatu yang membedakan derajat manusia ialah amal salehnya atau
hidupnya yang bermanfaat (lihat Q.S. Al-Hujurat, 49: 13).

EVALUASI
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1. Sebutkan isi perjanjian Hudaibiyah!
2. Jelaskan inti pokok strategi dakwah Rasulullah saw pada periode Madinah!
3. Ceritakan tentang peristiwa Isro’ MI’raj Nabi dan jelaskan hikmahnya!
4. Siapakah yang dimaksud dengan golongan Muhajirin dan Anshor?
5. Jelaskan fungsi Masjid (lima saja) bagi umat Islam, khususnya pada masa Rasulullah!
142

LATIHAN SOAL SEMESTER GENAP

1. Q.S. Ali Imran 159


Bacaan ayat tersebut yang tidak ada bacaan tajwidnya adalah
a. Ikhfa’ haqiqi c. idgham bigunnah e. Tafkhim
b. Matd thobi’i d. izhar safawi

2. Q.S. Ali Imran 159


Bacaan ayat tersebut terdapat bacaan tajwid yaitu...
a. Ikhfa’ haqiqi c. gunnah e. Mad Arid lissukun
b. Izhar halqi d. izhar qomariyah
c.
3. Q.S. Ali Imran 159 :
Dari ayat tersebut yang tidak ada artinya pada isian di bawah ini adalah....
a. didalam perkara itu c. Dan mohonlah ampun e. dan bermusyawarahlah
b. Apabila telah membulatkan tekad d. maka maafkanlah

4. Pada akhir ayat Q.S. Ali Imrab 159 :


Arti ayat di atas adalah...
a. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
b. Sesungguhnya bertawakkal adalah usaha yang paling baik
c. Allah mencintai orang-orang yang bersabar
d. Sesungguhnya syaetan itu menjadi musuh nyata bagi orang beriman
e. Bermusyawarah pangkal akhirnya adalah bertawakkal

5. Q.S. Syura 38 terdapat ayat


Ayat di atas terdapat hukum bacaan seperti berikut, yaitu...
a. izhar halqi c. idgham bigunnah e. ikhfa’ haqiqi
b. izhar syafawi d. idgham bila gunnah

6. Q.S Asy Syura 38 berisi tentang....


a. Ajaran bertawakkal d. ajaran perkawinan
b. Ajaran berdemokrasi e. ajaran berakhlak mulia
c. Ajaran keimanan

7. Buah dari senang berinfak dan bersedekah adalah....


a. dimudahkan dalam belajar d. dimudahkan jadi siswa teladan
b. dimudahkan dalam membantu saudara e. dimudahkan dalam mendapat rizki
c. dimudahkan dalam membantu saudara

8. Dalam demokrasi sekuler persoalan apapun dapat dibahas, sedang dalam musyawarah Islami tidak
boleh bagi seseorang untuk membahas sesuatu yang telah...
a. disepakati bersama d. ditetapkan sebelumnya
b. dimusyawarahkan sebelumnya e. dipersoalkan bersama
c. dijelaskan oleh Al Qur’an dan Al Hadits

9. Untuk menjadi muslim yang baik, beriman dan beramal saleh, taat, dan bertakwa maka senantiasa ia
harus memiliki sikap “ As Shidqu “
Yang artinya ...
a. Menyayangi anak yatim d. memenuhi janji
b. Meninggalkan khianat e. Meraih cita-cita
c. Berhati jujur

10. Menyamakan malaikat dengan Allah swt, baik dalam zat, sifat maupun af’alnya termasuk perbuatan...
a. perbuatan yang buruk d. kemaksiatan
b. kefasikan dan kemunafikan e, kemungkaran
c. syirik dan dosa besar

11. Beriman kepada malaikat mampu mendorong manusia agar senantiasa mengingat mati dan hidup,
serta mempersiapkan bekal untuk...
a. hidup selamanya d. hidup setelah mati
b. hidup di dunia e. mempersiapkan mati
143

c. masa depan anak dan cucunya

12. Berikut ini termasuk ciri-ciri orang yang betul-betul beriman kepada malaikat, kecuali...
a. Senantiasa melaksanakan perintah Allah, terutama yang wajib-wajin
b. Usaha sekuat tenaga agar selalu meninggalkan perbuatan haram
c. Berusaha agar tatkala meninggal dunia dalam kusnul khatimah
d. Menyadari bahwa malaikat itu makhluk Allah yang paling tinggi drajatnya
e. Membiasakan diri dengan akhlak terpuji

13. Setiap mukmin dan mukminat hendaknya menyadari bahwa dimanapun berada, disitulah ada malaikat
yang senantiasa....
a. mengawasi semua sikap dan tingkah laku manusia
b. mengontrol ibadah yang dilakukan manusia
c. mencari kesalahan perbuatan manusia
d. membantu kesusahan manusia
e. menyiksa umat manusia

14. Malaikat IZRAIL adalah malaikat yang bertugas untuk...


a. Mencatat perbuatan baik dan buruk manusia
b. Menanyai keimanan manusia di alam barzah
c. Membagi rizqi kepada semua makhluk di alam ini
d. Mencabut nyawa makhluk hidup
e. Menyiksa manusia yang masuk di neraka

15. Selain Malaikat terdapat juga makhluk Jin yang senantiasa terkena kwajiban seperti halnya manusia
untuk menjalankan syari’ah Islam. Sedangkan Rosul yang diikutinya adalah...
a. Para Malaikat karena sama-sama makhluk gaib
b. Para Ulama Jin
c. Para Rosul sebagaimana rosul-rosul manusia
d. Para Jin yang beriman ydan beramal soleh
e. Para raja-raja jin yang berkuasa
f.
16. Menurut Hadits Nabi bersilaturrahmi itu selain mempererat tali persaudaraan juga menimbulkan hasil
seperti berikut, yaitu...
a. menjadikan pandai d. menjadikan pejabat
b. mengurangi kebaikan e. memanjangkan umur
c. menambah masalah hidup

17. Petunjuk Nabi yang berkaitan dengan bertamu, apabila bertamu itu kalau memang harus menginap
maksimal sebaiknya selama...
a. satu hari b. dua hari c. tiga hari d. lima hari e. tidak ada ketentuan

18. Menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa memakai perhiyasan emas bagi kaum
laki-laki merupakan...
a. kebanggaan yang baik untuk dilakukan d. keindahan yang boleh dipakai
b. larangan yang harus dihindari e. dibolehkan bila memakainya
c. boleh memakai asal tidak berlebihan

19. Aurat bagi wanita adalah seluruh bagian tubuhnya harus ditutupi supaya tetap indah dan nyaman,
kecuali...
a. muka dan telapak kakinya d. muka dan tapak tangannya
b. muka dan kedua lengannya e. mata dan kedua tangannya
c. kedua matanya saja

20. Islam melalui kedua sumber Al Qur’an dan Hadits memberikan batasan dan aturan yang jelas
mengenai tatacara berpakaian. Pada prinsipnya Islam mewajibkan setiap muslim dalam berpakaian
untuk...
a. melaksanakan ibadah sebaik-baiknya d. menghiyasi diri dg pakaian bagus dan mahal
b. menjaga dan memelihara jiwanya e. melaksanakan berpakaian yang model
c. menghiyasi diri dg pakaian indah dan iman
144

21. Riya’ adalah termasuk akhlak tercela yang harus dihindari. Tanda bagi orang yang suka bersikap riya’
adalah...
a. suka disanjung c. suka berhutang e. suka beramal
b. suka membantu d. suka bekerja

22. Sikap Hasad bila masih tersimpan di dalam hati manusia, maka akan muncul sikap seperti berikut,
kecuali....
a. marah b.dengki c. benci d. permusuhan e. sabar

23. Iri hati yang dibolehkan berdasarkan hadis Nabi, seperti...


a. ingin menguasai istri orang lain, karena merasa istrinya tidak secantik dia
b. ingin memiliki ketampanan/kecantikan yang dimiliki orang lain
c. terhadap orang yang berilmu pengetahuan tinggi, dan ilmunya itu berguna untuk dirinya dan
orang lain
d. kepada seseorang yang kaya raya, dan kekayaannya diperoleh dengan cara haram
e. ingin memiliki kedudukan tinggi, yang diraih oleh seseorang dengan cara tidak halal.

24. Berikut ini yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri ialah...
a. melakukan pencurian dan perampokan
b. membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan
c. lali dalam melaksanakan kegiatan sosial
d. bergaul dan beerkenalan dengan orang yang tidak beriman
e. tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat

25. Menurut hadits Nabi HR Abu Daud dan Ibnu Majah, akibat dari perbuatan hasad akan mengurangi
amal baik bagi pelakunya, diibaratkan seperti....
a. tanah yang tersiram air hujan d. api yang menhabiskan kayu bakar
b. panas yang tersiram air hujan e. anai-anai yang beterbangan
c. minyak diatas air

26. Sikap riya bisa hilang dari diri manusia, bila manusia mampu....
a. mengamalkan apa yang telah diketahui d. menafsiri diri sendiri
b. memahami apa yang ia ketahui e. mengenal agama yang dianutnya
c. memahami agama dengan baik.

27. Pelajar yang memiliki sifat tidak adil pada dirinya sendiri, maka ia akan melakukan...
a. Ibadah dengan khusyu dan ikhlas d. berlaku riya’dan hasad
b. Menghiyasi diri dengan iman dan amal saleh e. memanfaatkan waktu yang kosong
c. Belajar keras dan menghilangkan kemalasan

28. Orang yang memiliki sikap aniaya dan zalim, biasanya terhadap harta berlaku....
a. Tamak c. Penimbun e. penyayang
b. Perusak d. Pemboros

29. Berikut ini yang tidak termasuk perilaku aniaya terhadap sesama manusia adalah....
a. gibah c. fitnah e. mengingatkan pelaku zalim
b. namimah d. membunuh

30. Seorang muslim mempunyai saldo uang setiap bulannya, kemudian ditabung di bank pada tanggal 1
januari 2006 setiap bulannya sebesar Rp 10.000.000,- harga emas setiap gramnya Rp 200.000,- Jika
tanggal 1 Januari 2007 jumlah uang tabungannya sebesar Rp 121.000.000,- maka besar zakat yang
harus dibayarkan adalah...
a. Rp 5.000.000,- c. Rp 4.050.000,- e. Rp 1.250.000,-
b. Rp 2.500.000,- d. Rp 3.025.000,-

31. Infak bagi seorang muslim hukumnya....


a. wajib b. mubah c. sunah d. makruh e. fardlu kifayah

32. Imam Malik dan Imam Syafi’i menyatakan bahwa mengapa kurma, gandum dan kismis itu dizakati,
karena....
a. makanan yang disukai para nabi dan rasul d. menjadi tanaman andalan
b. hanya dimilki orang Timur Tengah e. hanya hidup dipadang pasir
145

c. kesemuanya sebagai makanan pokok

33. Zakat harta disebut dengan istilah....


a. zakat fitrah b. zakat mal c. zakat infak d. zakat profesi e. zakat tjaroh

34. Pajak dan zakat sama-sama memilki tujuan seperti berikut, kecuali...
a. ekonomi c. keungan e. kemasyarakatan
b. pendidikan d. politik

35. Harta benda yang dimiliki seorang muslim tidak dikeluarkan zakatnya apabila belum memenuhi syarat
genap satu tahun yang disebut...
a. haul c. nisab e. qoul
b. mustahiq d. muzaqqi

36. Pak Husen memiliki penghasilan banyak karena pekerjaannya sebagai seorang pedagang yang barang
dagangannya sudah mencapai nisab, maka cara membayar zakatnya adalah...
a. dibayar seperti zakatnya unta
b. dibayar seperti zakatnya sapi
c. dibayar seperti zakatnya kambing
d. dibayar seperti ukuran zakat tanaman padi
e. e. dibayar seperti zakatnya pemilikan emas

37. Salah satu persamaan antara haji dan umrah adalah....


a. Persamaan syarat, wajib dan hukumnya d. persamaan miqat waktunya.
b. Keharusan wuquf di Arafah e. Mabit di Mina dan Muzdalifah
c. Persamaannya Melontar jumrah

38. Kegiatan yang harus dilakukan oleh jamaah haji adalah Wukuf di Padang Arafah secara serentak
bersama-sama yang dilaksankannya pada ....
a. tanggal 7 Dulhijjah c. tanggal 9 Dulhijjah e. tanggal 11-12-13 Dulhijjah
b. tanggal 8 Dulhijjah d. tanggal 10 Dulhijjah

39. Pada hari Tasyrik para jama’ah haji melaksankan kegiatan....


a. Mabit di Muzdalifah c. wukuf di padang Arafah e. Melontar jumrah
b. Salat arbain di masjid nabawi d. Bertahallul

40. Sa’i merupakan kegiatan haji dengan berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak tujuh
kali, yang keberadaannya bertempat di....
a. Padang Arafah c. Masjid Madinah e. Muzdalifah
b. Masjidil Haram d. Mina

41. Hikmah dan fungsi ibadah haji dapat disebutkan sebagai berikut, adapun yang tidak termasuk
didalamnya adalah...
a. Merupakan sarana untuk menunjukkan kebesaran Allah
b. Merupakan konggres besar bagi umat Islam sedunia
c. Merupakan jaminan ampunan dari Allah yang sangat besar
d. Meningkatkan harta kekayaan yang luar biasa
e. Memerteguh iman dan taqwa kepada Allah swt.

42. Berwakaf diajarkan oleh Islam yaitu menafkahkan harta untuk kepentingan umum bagi keperluan
umat Islam, makna wakaf sendiri secara etimologis adalah...
a. memberikan sesuatu c. membangun sesuatu e. mengabadikan sesuatu
b. menahan sesuatu d. menafkahkan sesuatu

43. Harta yang dapat diwakafkan harus memenuhi syarat dan ketentuan wakaf, berikut ini adalah harta
yang tidak memenuhi syarat kecuali....
a. Barang yang mudah dikonsumsi oleh penerimanya
b. Kebun yang belum jelas kepemilikannya
c. Harta itu masih tanggungan orang lain
d. Harta itu harus jelas wujudnya dan batas-batasnya
e. Dapat dimanfaatkan dalam waktu singkat
146

44. Nadzir adalah orang yang memelihara harta wakaf, adapun tugas dan hak nadzir menurut UU RI N0
41 pasal 11 tahun 2004 sebagai berikut, kecuali...
a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf
b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsinya
c. mengawasi dan ,melindungi harta benda wakaf
d. Berhak menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan harta wakaf
e. Mewariskan harta wakaf kepada pewarisnya.

45. Petugas pemerintah yang berwenang mencatat dan mengurusi serah terima harta wakaf serta
menerbitkan akta wakaf adalah....
a. Wakif c. Maukuf e. Pengadilan Agama
b. NAZDIR d. PPAIW

46. Hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah memiliki arti....
a. Pelarian c. perpindahan e. persatuan
b. Perlindungan d. pengasingan

47. Setelah Nabi dapat hijrah di Madinah diantara suku ada yang kurang senang dengan kehadiran Nabi
Muhammad saw, suku tersebut adalah...
a. Suku Aus b. Suku Kinanah c. Suku Yamani d. Suku khazraj e. suku Yahudi

48. Perang antara kaum muslimin dengan orang kafir Quraisy selalu dimenangkan oleh kaum muslimin,
adapun yang tidak bisa menang adalah dikala perang...
a. Perang Badar c. Perang Uhud e. Perang Khandak
b. Perang Muktah d. Perang Siffin

49. Sewaktu orang Islam di madinah hendak menunaikan haji besar-besaran di kota Makah, orang Kafir
Quraisy menyangka perbuatan itu merupakan strategi akan menyerang dirinya, maka timbul kebulatan
tekad kaum muslimin untuk berikrar mempertahankan Agama Islam sampai titik darah penghabisan.
Sumpah setia itu dikenal dengan istilah...
a. Baiatur Ridwan c. Hudzaibiyah e. Fathu Makkah
b. Hijriyah d. Assalaamah

50. Sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah adalah seperti berikut, yaitu....


a. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu nadzir
b. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Quraizhah
c. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Kinanah
d. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Bakar
e. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Hasyim

Soal Uraian
51. Jelaskan potongan ayat Q.S. Ali Imran Ayat 159 berikut :
52. Seorang muslim ketika menggali sumur menemukan bongkahan emas seberat 200 gram, sedangkan
harga emas 1gram Rp 200.000,- Berapakah membayar zakatnya?
53. Jelaskan mustahiq zakat ( 8 orang )sesuai dengan petunjuk Al Qur’an Surat At Taubah ayat 60 !
54. Sebutkan 10 Malaikat yang wajib kita ketahui beserta tugasnya !
55. Jelaskan tiga cara menunaikan ibadah haji bagi kaum muslimin !

Anda mungkin juga menyukai