PENDAHULUAN
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian
suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita
sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,
dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan membahas tentang
mekanisme perubahan suhu tubuh.Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi
setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.
Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh
yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.
Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas
toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set
point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu
mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri
kompres, beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa
teknik dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh
antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres
dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik,
lampu penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam makalah ini,
1
penulis akan berfokus pada keseimbangan suhu tubuh, kompres hangat dan
kompres dingin.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.Suhu yang
dimaksud adalah “panas” atau “dingin” suatu substansi.
a. Langkah :
1. Kaji tanda dan gejala perubahan suhu dan factor yang secara normal
mempengaruhi suhu tubuh.
2. Jelaskan bagaimana cara mengukur suhu tubuh tersebut dan pentingnya
menjaga posisi yang tepat sampai pembacaan lengkap.
3
3. Ketika mengukur suhu oral, tunggu 20 sampai 30 menit sebelum
mengukur suhu, jika klien merokok atau makan atau minum yang panas
atau dingin.
4. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan:
a) Thermometer yang tepat
b) Tisu lembut
c) Pelumas ( untuk thermometer kaca rekta)
d) Pena, lembar pencatatan
e) Sarung tangan sekali pakai
f) Pembungkus plastic atau pembungkus probe sekali pakai
5. Cuci tangan
5
15. Seka sekresi dari thermometer dengan tisu lembut. Seka dalam gerakan
rotasi dan jari kea rah pentolan. Buang tisu. Simpan thermometer dalam
wadah samping tempat tidur.
16. Lepasan dan buang sarung tangan. Cuci tangan
17. Lakukan langkah penyelesaian 1-3.
8
Suhu thermometer membrane timpani
1. Bandingkan pembacaan suhu dengan data dasar dan rentang suhu normal
untuk kelompok usia klien
2. Bila suhu abnormal, ulangi pengukuran. Bila diindikasikan, pilih tempat
atau alat alternative.
9
2.3 Memberikan Kompres Hangat
Untuk kompres panas, rendam dalam air panas tapi tidak sampai
menimbulkan rasa sakit bila disentuh, peras kemudian letakkan pada bagian tubuh
yang sakit. Ganti bila kain atau handuk telah dingin.
10
2.4 Memberikan Kompres Dingin
Kompres dingin berguna untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada luka
yang mengalami peradangan. Suhu dingin akan menyebabkan pembuluh darah
mengalami vasokonstriksi, yaitu menyempitnya pembuluh darah menjauhi
kulit agar panas tak banyak keluar ke lingkungan sekitar. Akibat
vasokonstriksi ini, maka aliran darah pada daerah yang bengkak akan
berkurang sehingga perdarahan dan memar yang menyebabkan bengkak pun
berkurang. Kompres selama 20 menit dapat membantu meregangkan dan
menenangkan bagian tubuh yang mengalami cedera.
11
Cuci tangan
Dokumentasikan
3) Hal yang harus diperhatikan
Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan
ketiak
Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan
dipasang busur selimut di atas dada dan perut klien agar seprei
atas tidak basah
12
buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada
klien
pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di
kompres
letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan
suhu tubuh
angkat eskap bila sudah selesai
atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini
cuci tangan
dokumentasikan
3.1 Simpulan
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.Suhu yang
dimaksud adalah “panas” atau “dingin” suatu substansi. Tempat pengukuran suhu
13
(oral, rektal, aksila, mebran timpani, esophagus, arteri pulmoner, atau bahkan
kandung kemih) merupakan salah satu factor yang menentukan suhu tubuh klien
dalam rentang sempit ini. Pengukuran suhu tubuh meliputi : suhu oral
thermometer elektronik, suhu oral thermometer kaca, suhu rektal thermometer
elektronik, suhu aksila-termometer elektronik, suhu aksila-termometer elektronik,
suhu aksila-termometer kaca, suhu thermometer membrane timpani. Untuk
kompres panas, rendam dalam air panas tapi tidak sampai menimbulkan rasa sakit
bila disentuh, peras kemudian letakkan pada bagian tubuh yang sakit. Ganti bila
kain atau handuk telah dingin. Kompres dingin berguna untuk mengurangi nyeri
dan bengkak pada luka yang mengalami peradangan. Suhu dingin akan
menyebabkan pembuluh darah mengalami vasokonstriksi, yaitu menyempitnya
pembuluh darah menjauhi kulit agar panas tak banyak keluar ke lingkungan
sekitar.
3.2 Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini,
agar kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Halimul, dkk. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC
Potter, P. 2005. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
14
WHO. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. JAkarta : EGC
15