Lecturer assistant
Nor Isna Tauhidah,Ns., M.Kep
COMPILE
Fatimah 1814201310007
BILINGUAL CLASS
UNDERGRADUATE NURSING PROGRAM
FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCES
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020
1. Definisi/deskripsi penyakit
Penyebab hidrosefalus pada anak secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu penyebab prenatal dan postnatal.
a. Penyebab prenatal
Sebagian besar anak dengan hidrosefalus telah mengalami hal ini sejak
lahir atau segera setelah lahir. Beberapa penyebabnya terutama adalah
1) stenosis akuaduktus sylvi
Mempunyai berbagai penyebab, Kebanyakan disebabkan oleh
infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal, stenosis
kongenital sejati adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii,
Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).
2) Sindrom Dandy Walker
Dandy Walker Syndrome adalah kelainan yang melibatkan
ventrikel ke-empat dan otak kecil. Kunci utama sindrom ini
adalah adanya pembesaran ventrikel ke-empat, tak adanya
vermis serebelum, area garis tengah posterior korteks
serebelum yang bertanggung jawab untuk koordinasi otot aksial
dan pembentukan kista di dekat dasar internal tengkorak. Pada
dasarnya, ventrikel ketiga dan keempat yang berdekatan
sehingga saling terpengaruh, yang dapat mengubah aliran
cairan serebrospinal, meningkatkan tekanan intrakranial (TIK)
dan menyebabkan beberapa masalah fungsi otak lainnya.7
Berbagai bagian otak kecil berkembang secara tidak normal,
mengakibatkan kecacatan yang terlihat lewat CT-Scan. Bagian
tengah serebelum (vermis) tidak ada atau sangat kecil dan
mungkin berada dalam posisi tidak normal.
Rongga berisi cairan diantara batang otak dan otak kecil
(ventrikel ke-empat) dan bagian tengkorak yang berisi otak
kecil dan batang otak (fornik posterior) berukuran sangat besar.
Kondisi ini bisa menyebabkan hidrosefalus atau pembesaran
cairan pada otak. Kelainan ini sering mengakibatkan gangguan
gerakan, koordinasi, proses berfikir, mood, dan fungsi
neurologis lainnya. Sindrom ini dikaitkan dengan penambahan
salah satu kromosom di setiap sel (trisomi). Kondisi ini paling
sering terjadi pada orang dengan trisomi 18 (salinan ektsra
kromosom 18), tetapi juga dapat terjadi pada orang dengan
trisomi 13, trisomi 21, trisomi 9. Kondisi ini juga dapat
dikaitkan dengan penghilang (deletion) atau penyalinan
(duplikasi) potongan kromosom tertentu.7 Dari fungsi
lingkungan, perkembangan awal sebelum kelahiran misalnya
paparan janin terhadap zat yang menyebabkan kecacatan lahir
atau teratogen, ibu dengan diabetes mellitus memiliki resiko
tinggi anaknya menderita sindrom Dandy Walker dibandingkan
Ibu yang sehat.
3) Selain itu, terdapat juga jenis malformasi lain yang jarang
terjadi. Penyebab lain dapat berupa infeksi in-utero, lesi
destruktif dan faktor Genetik
b. Penyebab postnatal
Lesi massa menyebabkan sekitar 20% kasus hidrosefalus, kista
arakhnoid dan kista neuroepitelial merupakan kedua terbanyak yang
mengganggu aliran likuor. Perdarahan, meningitis, dan gangguan aliran
vena juga merupakan penyabab yang cukup sering terjadi
3. Patofisiologi
5. Komplikasi
Komplikasi terbesar pada shunt (pirau) adalah infeksi dan malfungsi. Malfungsi
lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik atau perpindahan di dalam
ventrikel dari bahan-bahan khusus (jaringan atau eksudat) atau ujung distal dari
thrombosis sebagai akibat dari pertumbuhan. Anak dengan obstruksi shunt
sering menunjukkan kegawatan dengan manifestasi klinik peningkatan tekanan
intrakranial yang lebih sering disertai dengan status neurologis yang buruk
(Guyton, 2007).
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi shunt yang dapat terjadi setiap
saat, tetapi resiko terbesar terjadi pada 1-2 bulan setelah pemasangan. Sebuah
komplikasi shunt yang serius adalah subdural hematoma yang disebabkan oleh
reduksi yang cepat pada tekanan intrakranial dan ukurannya. Komplikasai yang
dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal, perforasi organ-organ abdomen
oleh kateter atau trokar (pada saat pemasangan), fistula hernia, dan ilius
(Guyton, 2007).
6. Diagnose ( NANDA, NOC, NIC )
berupa tingkah laku yang iritabel, gangguan di sekolah, sakit kepala yang hilang timbul, bicara
kacau, tingkah laku aneh dan kebingungan sampai letargi
Pentelaksanaan
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Risiko cedera
Nyeri akut
No Jenis pemeriksaan Nilai normal Manfaat
1 USG Normalnya 0,3 Dapet mendeteksi hidrosefalus
pada periode prenatal, dapet di
gunakan untuk mengukur dan
memonitor ukuran ventrikal
2 CT scan Normal nya < 10mm Untuk mengukur dilatasi
ventrikal dan menentukan
sumber obstruksi
8. Pemeriksaan penunjang
9. Pentelaksanaan
a. Terapi sementara
Terapi konservatif medikamentosa berguna untuk mengurangi cairan dari
pleksus khoroid (asetazolamid 100 mg/kg BB/hari; furosemid 0,1 mg/kg
BB/hari) dan hanya bisa diberikan sementara saja atau tidak dalam
jangka waktu yang lama karena berisiko menyebabkan gangguan
metabolik. Terapi ini direkomendasikan bagi pasien hidrosefalus ringan
bayi dan anak dan tidak dianjurkan untuk dilatasi ventrikular
posthemoragik pada anak.
Pada pasien yang berpotensi mengalami hidrosefalus transisi dapat
dilakukan pemasangan kateter ventrikular atau yang lebih dikenal dengan
drainase likuor eksternal. Namun operasi shunt yang dilakukan pasca
drainase ventrikel eksternal memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya
infeksi. Cara lain yang mirip dengan metode ini adalah dengan pungsi
ventrikel yang dapat dilakukan berulang kali.
b. Operasi shunting
Sebagian besar pasien memerlukan tindakan ini untuk membuat saluran
baru antara aliran likuor (ventrikel atau lumbar) dengan kavitas drainase
(seperti peritoneum, atrium kanan, dan pleura). Komplikasi operasi ini
dibagi menjadi tiga yaitu infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan
fungsional. Tindakan ini menyebabkan infeksi sebanyak >11% pada
anak setelahnya dalam waktu 24 bulan yang dapat merusak intelektual
bahkan menyebabkan kematian.
c. Endoscopic third ventriculostomy
Metode Endoscopic third ventriculostomy (ETV) semakin sering
digunakan di masa sekarang dan merupakan terapi pilihan bagi
hidrosefalus obstruktif serta diindikasikan untuk kasus seperti stenosis
akuaduktus, tumor ventrikel 3 posterior, infark serebral, malformasi
Dandy Walker, syringomyelia dengan atau tanpa malformasi Arnold
Chiari tipe 1, hematoma intraventrikel, myelomeningokel, ensefalokel,
tumor fossa posterior dan kraniosinostosis. ETV juga diindikasikan pada
kasus block shunt atau slit ventricle syndrome.
DAFAR PUSTAKA
Apriyanto , Rhonaz Putra Agung , Fadillah Sari, 2013, Hidrosefalus Pada Anak, JMJ,
Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 – 67
Kulsum, Rose Mafiana , Syafruddin Gaus, 2019, Manajemen Neuroanestesi pada Sindrom
Dandy Walker dengan Hiperkalemia, JNI 2019;8 (2): 112–20