Anda di halaman 1dari 7

Materi Pembelajaran

A. Prosedur Pemeriksaan Sirkuit Listrik

Sirkuit kelistrikan berbicara tentang tegangan, arus, dan tahanan. Tegangan


adalah penyebab arus listrik dapat mengalir, sedangkan tahanan sebagai hambatan
arus listrik mengalir.
Sebagai seorang teknisi otomotif, penggunaan alat ukur kelistrikan berupa
multimeter (ampere, ohm, voltage meter) adalah wajib pada saat melakukan diagnosis
kerusakan dan dilanjutkan ke perbaikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pasti titik
kerusakan yang terjadi pada sebuah sistem kelistrikan, sehingga pekerjaan akan lebih
efektif dan efisien. Akan tetapi, beberapa komponen kelistrikan pada kendaraan juga
dilarang diperiksa menggunakan alat ukur dalam bentuk apapun, karena akan merusak
komponen, sebagai contoh: inflator airbag dan modul (control unit).
Secara umum, ada 2 jenis kerusakan pada sirkuit kelistrikan, yaitu: open circuit
(rangkaian putus) dan short circuit (rangkaian terhubung pendek). Gangguan lain juga dapat
disebabkan oleh tahanan terlalu tinggi sehingga menyebabkan rugi tegangan. Berikut
penjelasan penggunaan ohmmeter dan voltmeter untuk memeriksa open dan short circuit.
1. Pemeriksaan open circuit
Penyebab open circuit dapat terjadi sebagai berikut:
a. Sambungan konektor longgar
b. Kontak terminal buruk (kotor, karat, korosi, benda asing, dan lain-lain)
c. Wire harness/rangkaian kabel open (putus)
Pemeriksaan open circuit yang terkait dengan modul (control unit) seperti
engine-ECU, BCM, dan lain-lain, harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak
salah dalam menggunakan alat ukur karena dapat merusak modul.

Pemeriksaan Sambungan Konektor Longgar


1) Lepas kabel (-) baterai
2) Periksa sambungan longgar pada
konektor serta kunci konektor.
3) Periksa kekencangan kontak terminal
male dan female.
4) Periksa kelonggaran crimping, open,
dan wire tipis.
Perhatian:
Kontak yang longgar pada fuse dan fuse
box menyebabkan fuse meleleh sehingga
tegangan listrik drop/turun.

2 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Kelas XII untuk SMK/MAK


Tes kontinuitas
1) Gunakan multimeter, posisikan selektor
ke skala ohm atau buzzer.
2) Lepas sirkuit kabel.
3) Ukur kontinuitas di kedua ujung sirkuit
A-1 dan C-1. Apabila tidak ada
kontinuitas, berarti ada open circuit.
4) Lepas konektor B. Periksa kontinuitas
di ujung A-1 dan B-1. Jika tidak ada
kontinuitas, terdapat open circuit pada
sirkuit A-1 dan B-1.
5) Periksa kontinuitas ujung B-1 dan C-1.
Jika tidak ada kontinuitas, terdapat
open circuit pada sirkuit B-1 dan C-1.

Pemeriksaan tegangan
1) Gunakan multimeter, posisikan selektor
ke skala volt, pilih skala di atas nilai
tegangan yang diukur (5 - 12V).
2) Hubungkan seluruh konektor dan
pastikan tegangan mengalir ke sirkuit
yang diperiksa. Ukur tegangan antara
setiap terminal dan ground.
3) Jika hasil pengukuran sebagai berikut,
maka ada open circuit di antara
terminal B-1 dan A-1.
C-1 dan ground : sekitar 5V
B-1 dan ground : sekitar 5V
A-1 dan ground : 0V
4) Jika hasil pengukuran sebagai berikut,
maka ada drop tegangan akibat tahanan
tinggi abnormal diantara B-1 dan A-1.
C-1 dan ground : sekitar 5V
B-1 dan ground : sekitar 5V
A-1 dan ground : 3V

2. Pemeriksaan short circuit


Short (hubungan pendek) umumnya terjadi karena kabel terkelupas atau
isolator kabel kurang baik sehingga kabel yang teraliri arus listrik terhubung
langsung ke ground sebelum mencapai beban listrik (lampu, motor dan lain-lain).
Short circuit pada sirkuit dengan arus listrik tinggi dapat berbahaya, karena dapat
membuat kabel panas, fuse putus dan beban listrik rusak.
Jika sirkuit yang diperiksa terhubung dengan bagian/sirkuit lain, lepas seluruh
konektor pada sirkuit untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang benar.

Prosedur Perbaikan Kelistrikan Kendaraan 3


Pemeriksaan short circuit (wire
harness dan ground)
1) Lepas kabel (-) baterai.
2) Lepas konektor pada kedua ujung
sirkuit yang akan diperiksa.
3) Ukur kontinuitas antara A-1 dan
ground. Apabila ada kontinuitas, maka
telah terjadi short circuit (1) dengan
ground antara sirkuit A-1 dan C-1.
4) Lepas konektor B, ukur kontinuitas
antara terminal A-1 dan ground, apabila
ada kontinuitas, terjadi short circuit
diantara A-1 dan B-1 dengan ground.
5) Periksa kontinuitas antara C-1 dan
ground, maka akan ditemukan
kontinuitas yang berarti short circuit
pada sirkuit C-1 dan ground.

B. Prosedur Penggunaan Electrical Wiring Diagram (EWD)

Penggunaan diagram sistem kelistrikan (EWD) sangat membantu pekerjaan teknisi


menjadi lebih efektif dan tepat untuk mendiagnosis kerusakan pada sebuah sistem kelistrikan.
EWD memberi informasi meliputi: diagram power supply, letak junction block, letak dan daftar
konektor, letak titik ground, diagram fuse dan relay, serta diagram setiap sistem kelistrikan.
Prosedur urutan pembacaan EWD saat melakukan troubleshooting adalah sebagai berikut:
1) Pelajari prosedur pembacaan EWD, karena EWD tiap merek kendaraan
dapat berbeda. Pahami kode-kode pada EWD.
2) Pelajari diagram kelistrikan sistem yang akan diperbaiki. Pelajari aliran arus
listrik, titik ground, komponen, dan cara kerja tiap komponen.
3) Pelajari diagram power supply sistem yang akan diperbaiki. Identifikasi
fuse pada sistem.
4) Identifikasi letak komponen dan layout diagram konektor.
5) Identifikasi terminal konektor yang akan diperiksa dengan mengakses
nama konektor dan nomor terminal konektor.
6) Lakukan pemeriksaan tegangan dengan mengacu daftar konektor dan
diagram kelistrikan untuk mengakses terminal konektor.
7) Perhatikan apabila pada EWD terdapat catatan khusus pemeriksaan komponen.
1. Simbol kelistrikan
Simbol kelistrikan digunakan di dalam diagram sistem kelistrikan untuk
menggambarkan komponen-komponen pada sistem kelistrikan tersebut. Terkadang
beberapa komponen memiliki simbol berbeda di setiap merek kendaraan.

4 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Kelas XII untuk SMK/MAK


Prosedur Perbaikan Kelistrikan Kendaraan 5
Gambar 1.1. Simbol Kelistrikan Kendaraan
Sumber: Suzuki Indomobil Sales
Simbol-simbol kelistrikan komponen umumnya menggunakan standar internasional.
Dengan mempelajari simbol komponen kita akan memiliki konsep dasar bagaimana
komponen tersebut bekerja di dalam sebuah sistem kelistrikan.
2. Layout diagram konektor
layout diagram konektor terdiri dari: kode dan nama wire harness, warna kabel,
nomor konektor, titik ground, serta kode dan nomor terminal konektor.

6 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Kelas XII untuk SMK/MAK


[A-1] : Kode dan nama wire harness.
contoh: L = wire harness aksesoris
[A-2] : Nomor konektor
[B] : nomor titik ground

Gambar 1.2. Layout Diagram Konektor


Sumber: Suzuki Indomobil Sales
Pada daftar konektor terdapat nomor terminal yang dapat digunakan acuan
pemeriksaan. Nomor terminal konektor disesuaikan dengan diagram sistem
kelistrikan yang akan diperiksa.

3. Diagram sirkuit
Secara umum, diagram sirkuit tiap merek kendaraan menampilkan informasi
yang sama, akan tetapi layout gambar memiliki beberapa perbedaan.
Petunjuk pembacaan diagram sirkuit di bawah ini antara lain:
[A] : nomor fuse
[B] : circuit jumping page
[C] : circuit jumping point
[D] : tanda konektor terminal all-in-one
[E] : warna kabel
[F] : pelindung kabel
[G] : titik ground
[H] i” ake”
[I] : variasi spesifikasi
[J] i”
[K] ke”
[L] : kode konektor

Prosedur Perbaikan Kelistrikan Kendaraan 7


[M] : nomor terminal
[N] : tanda simbol
[O] T”

Gambar 1.3. Pembacaan Diagram Sirkuit


Sumber: Suzuki Indomobil Sales

8 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Kelas XII untuk SMK/MAK

Anda mungkin juga menyukai