Anda di halaman 1dari 17

Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

STUDI BENTUK DAN FUNGSI PATUNG PENGULUBALANG


DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Doni Aryanto Saputra Tinambunan


dan
Drs. Sumarsono, M.Sn.
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Patung Pengulubalang yang
ada pada masyarakat Pakpak, untuk mengetahui tentang bentuk dan fungsi Patung
Pengulubalang di kabupaten Pakpak Bharat.
Suku Pakpak khususnya, memiliki banyak benda-benda pusaka, kesenian
megalitikum yang dianggap memiliki nilai historis dan kekuatan gaib, sehingga
terkesan berbau mistis. Salah satu benda pusaka yang terkenal dari suku Batak
Pakpak adalah Patung Pengulubalang. Pengulubalang adalah patung yang dibentuk
meniru wujud manusia dengan pahatan kaku yang dulunya dibuat berdasarkan benda
religi dan dipercaya masyarakat secara magis berfungsi sebagai patung yang dapat
menjaga atau melindungi kampung dari marabahaya.
Populasi yang juga sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah 5 patung
Pengulubalang yang berada di Kabupaten Pakpak Bharat, dimana lokasi tepat
keberadaan patung Pengulubalang yang tersisa terdapat didalam dua kecamatan
yaitu Kecamatan Salak dan Kecamatan Pergetteng-getteng sengkut. Data tersebut
dikumpulkan melalui instrumen penelitian observasi, dokumentasi dan wawancara.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi bentuk dan
fungsi patung Pengulubalang yang kemudian dideskripsikan secara kualitatif
(deskriptif kualitatif) berdasarkan bentuk dan fungsinya pada masyarakat Pakpak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Patung Pengulubalang di kabupaten
Pakpak Bharat pada umumnya mempunyai kesamaan bentuk (menyerupai manusia)
dan fungsinya antara satu daerah dengan daerah lain. Patung Pengulubalang diukir
sederhana, bertekstur kasar dan tidak mengindahkan ukuran perbandingan secara
anatomi.

Kata kunci: Patung Pengulubalang, Bentuk, Fungsi.

1
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Patung Pengulubalang pada masyarakat Pakpak adalah salah satu bentuk
jawaban dan penyesuaian kebudayaan terhadap tantangan alam yang dihadapinya.
Mereka ciptakan sendiri patung Pengulubalang yang menurut kepercaayan mereka
mempunyai kekuatan untuk menjaga kampung dari serangan musuh, menolak bala,
menyembuhkan penyakit, menyerang musuh dan lain sebagainya.
Pemujaan kepada roh nenek moyang adalah suatu unsur yang amat menonjol
pada masa jauh sebelum kedatangan agama ke indonesia pada umunya dan di daerah
Pakpak pada khususnya. Dewasa ini arti, bentuk dan fungsi Pengulubalang sudah
terdesak dan sudah kabur. Perkembangan pengaruh ajaran agama Islam dan Kristen
yang menjadi anutan utama dalam kehidupan masyarakat Pakpak mengakibatkan
pertentangan terhadap upacara pemujaan Pengulubalang sehingga fungsi
Pengulubalang tersebut menjadi kabur.
Patung Pengulubalang adalah simbol konsep-konsep mitos yang tersebar dalam
masyarakat Pakpak, nilai nilai simbolis dalam patung Pengulubalang merupakan
kearifan lokal yang layak dilestarikan. Penggalian dan penyusunan sehingga menjadi
dokumentasi kebudayaan lama sudah pada saatnya dilakukan sekarang ini.
Berdasarkan pendapat diatas timbullah keinginan penulis untuk meneliti tentang
“STUDI BENTUK DAN FUNGSI PATUNG PENGULUBALANG DI
KABUPATEN PAKPAK BHARAT”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak
dilakukan, yakni bagaimana fungsi dan bentuk patung Pengulubalang di kabupaten
pakpak bharat.

Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti


mempunyai tujuan tertentu.tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka
kegiatan tersebut tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai
dari kegiatan tersebut.Maka adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bentuk dan fungsi patung Pengulubalang pada suku Pakpak di Kabupaten Pakpak
Bharat.

Manfaat Penelitian

Dari Hasil Penelitian yang telah dicapai, diharapkan akan memberikan


manfaat Sebagai media pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk lebih
mengenal dan menjaga unsur-unsur patung Pengulubalang yakni dalam hal ini
bentuk dan fungsinya, dan sebagai bahan referensi bagi instansi pemerintah daerah
setempat maupun dalam sektor pariwisata, kesenian atau kebudayaan.

2
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

LANDASAN TEORITIS

Landasan teoritis adalah deskripsi dari hasil buah studi kepustakaan yang
berhubung atau relevan serta mendukung pokok unsur permasalahan yang ingin
diteliti, sehingga landasan teoritis ini merupakan acuan ataupun pedoman dalam
penyelesaian masalah suatu penelitian, dengan pengembangan teori-teori yang sudah
ada disimpulkan bahwa teoritis yang diangkat dari kerealitaan dan juga analisis
kepustakaan yang mendorong dan mendukung logika serta kerangka berfikir penulis
yang mendukung fakta fakta yang tersaji. Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang didasarkan tujuan-tujuan yang telah dibuat.

Pengertian Studi

Istilah Study dalam kamus Oxford (1991) dimaknai sebagai antara lain :
Proces of learning something ; book ,resulting from research;give time and attention
to learning something; examine carefully ; yang dapat diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia sebagai serangkaian kegiatan mempelajari sesuatu,memeriksa
dengan seksama. Sementara menurut kamus bahasa Indonesia studi merupakan
penelitian ilmiah atau kajian atau telaahan dengan menggunakan pendekatan untuk
meneliti gejala sosial dengan menganalisis suatu kasus secara mendalam dan utuh.
Mencermati makna kamus diatas dapat diartikan bahwa studi merupakan
serangkaian kegiatan mempelajari sesuatu yang dilakukan secara sungguh-sunguh
dengan penuh perhatian terhadap fenomena aktual yang menjadi fokus perhatian.

Pengertian Bentuk

Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan
yang tampak nyata. Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari
obyek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut
form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang dan sebagainya. Ada juga
bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris
disebut shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.

Pengertian Patung
Patung dalam bahasa Inggris sculpture berasal dari bahasa latin sculptura
berakar kata kerja sculptum, berpadanan dengan kata Inggris to carve atau kata
Indonesia memahat/mengukir, woodcarving atau merajuk pada pahatan atau ukiran
kayu, artinya bagian bahan/kayu yang tidak diperlukan akan dibuang, sama halnya
dengan bahan lainya seperti batu dan marmer untuk memperoleh bentuk yang
dikehendaki, maka ada bagian dari batu dan marmer itu yang harus dibuang
(sahman,1993:79).
Kartika (2004:37) dalam bukunya Seni Rupa Moderen menyatakan bahwa
“Seni patung merupakan seni murni sejauh ia tidak melibatkan diri pada
pertimbangan untuk kebutuhan terapan. Karena sifatnya, maka seni patung

3
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

merupakan ungkapan pengalaman estetik yang diwujudkan dalam bentuk tiga


dimensional (tiga matra).”
Dari uraian diatas penulis membuat kesimpulan bahwa seni patung adalah
Karya seni rupa tiga dimensi yang diciptakan lewat karya nyata yang dapat diamati
oleh indra penglihatan dari segala arah pandang mata.

Fungsi Patung

1. Patung religi
2. Patung monumen
3. Patung Arsitektur
4. Patung Dekorasi
5. Patung Seni
6. Patung Kerajinan

Pengertian Patung Pengulubalang

Patung Pengulubalang adalah patung yang meniru wujud manusia dengan


pahatan kaku yang dulunya dibuat berdasarkan benda religi dan dipercaya
masyarakat secara magis berfungsi sebagai patung yang dapat menjaga atau
melindungi kampung dari marabahaya seperti bencana, sakit-penyakit, gangguan
makhluk-makhluk halus, serta dapat juga berfungsi sebagai perwakilan kampung
atau marga yang setia melaksankan suruhan untuk memenangkan peperangan.

KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses pelaksanaan
sampai akhir. Adapun yang akan diteliti adalah patung Pengulubalang, patung yang
identik dengan kehidupan masyarakat Pakpak yang masih ada ditemui di kabupaten
Pakpak Bharat. Patung Pengulubalang tidak dibuat begitu saja. Dalam penciptaannya
patung dibuat karena ada tujuannya, misalnya sebagai tanda untuk mengenang suatu
peristiwa, sebagai benda sakral dan sebagai hiasan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencapai suatu masalah dengan
mengumpulkan data dan menganalisis data untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang meneliti satu topik dengan
cara sistematis, faktual, akurat dan terstruktur yang didapat dari pengumpulan data di
lapangan yang kemudian dilakukan penganalisisan berdasarkan data-data dan fakta-
fakta yang ada di lapangan.

4
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Populasi dan Sampel

a. Populasi

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002: 103) bahwa populasi adalah


keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini popolasi patung Pengulubalang
di Kabupaten Pakpak Bharat berjumlah 5 (lima) patung.

b. Sampel
Menurut Mukhtar, (2010: 79) bahwa jika sebuah penelitian, populasinya di
bawah 150 subjek, maka hampir seluruh pakar penelitian sepakat, sebaiknya diambil
seluruhnya atau dengan kata lain penelitian dapat dikatakan penelitian populasi.
Artinya, populasi adalah juga sekaligus sebagai sampel atau subjek penelitian.
Berdasarkan teori di atas, maka yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah
patung Pengulubalang yang berjumlah 5 buah karya patung (total sampling).

Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan merupakan sebuah media atau alat untuk mengambil


data di dalam rangkaian sebuah penelitian demi mendapatkannya sebuah data yang
aktual dan akurat contohnya seperti kamera dan buku catatan. Arikunto (2010:265),
instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya.

Teknik Pengumpulan Data

Sebuah penelitian tentunya akan memerlukan tahap-tahap dalam proses


pengumpulan data dilapangan. Adanya tahapan-tahapan dalam penelitian akan
memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dari hasil Analisis. Berdasarkan hal
itu maka penelitian ini memerlukan beberapa tahap yaitu :
1. Studi Kepustakaan
2. Observasi
3. Wawancara
4. Perekaman

Tehnik analisis data

Langkah yang dilakukan dalam menganalis data adalah Pertama-tama data itu
diseleksi atas dasar realibilitas (kenyataan) dan validitas ( keabsahannya). Data yang
kurang lengkap realibilitas dan validitasnya digugurkan atau dilengkapi dengan
keterangan tambahan, data-data yang telah di seleksi diatur dan disusun berdasarkan
kepentingan-kepentingan pokoknya dalam penulisan selanjutnya. Setelah dilakukan

5
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

pengumpulan data dilapangan maka tahap selanjutnya adalah penganalisaan data


dengan melakukan pemilihan-pemilihan data yang sudah didapat seluruhnya,
kemudian data tersebut diolah sesuai kebutuhan dari topik-topik yang telah dibatasi
sebelumnya dalam pembatasan masalah dan tujuan penelitian.

HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data serta dokumentasi penelitian fokus pada hasil kebudayaan
Pakpak dalam hal ini adalah patung Pengulubalang yang berada di daerah
Kabupaten Pakpak Bharat, dimana lokasi tepat keberadaan patung Pengulubalang
yang tersisa terdapat didalam dua kecamatan yaitu Kecamatan Salak dan Kecamatan
Pergetteng-getteng sengkut.

Deskripsi Penelitian

a. Patung Pengulubalang Bancin didesa Binangaboang, Kecamatan Salak

Gambar 4.1 Pengulubalang didesa Binangaboang


(foto: Doni Tinambunan 2015)

Desa Binangaboang memiliki dua patung Pengulubalang. Fungsi patung


Pengulubalang bagi warga Binangaboang adalah Sebagai penolak bala,sebagai
penjaga kampung/desa, Penanda bahaya (media informasi yang biasanya berisi
tentang apa yang akan dilakukan penduduk dalam menanggapi bahaya), sebagai
identitas terhadap hak/tanah ulayat yang ditempati terkadang menurut kepercayaan
masyarakat saat itu digunakan untuk menyerang dan mencelakai musuh.

6
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Letak patung berada diantara pertulanen (tempat abu mayat diukir/dipahat


menyerupai rumah adat Pakpak dan terbuat dari batu). Konon letak terdapatnya
patung ini berada pada perkutaen perjolo (desa yang pertama kali ditempati) oleh
penduduk bermarga Bancin hal ini dapat dipastikan bahwa disekitar lokasi patung
masih terdapat parit pembatas dan bambu yang mengelilingi lokasi. Semakin
berkembangnya waktu disertai oleh pembangunan jalan lintas kabupaten yang
dilakukan pemerintah maka perkampungan dahulu akhirnya berpindah tidak jauh dari
lokasi patung. Saat ini lokasi patung berubah menjadi lahan pertanian masyarakat
setempat.
1. patung Pengulubalang pertama berukuran tinggi 56cm dan lebar 29 cm,
dengan keadaan duduk.

Gambar 4.2. Patung Pengulubalang pertama menggambarkan seorang pria, didesa


Binangaboang
(foto : Doni Tinambunan 2015)

Dari keseluruhan bagian kepala, tangan, guci, dan kaki patung diukir tidak
sebegitu detail (kaku). Mata diukir sebuah lubang (lingkaran kecil) disertai
alis, pangkal hidung dipahat menyatu dengan kening, bagian dari mulut
patung diukir seadanya, keadaan telinga patung sudah mulai terkikis.
Tanganya diukir menggambarkan seseorang sedang memegang sebuah guci

7
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

yang berlubang pada bagian tengahnya. Bagian kaki dibentuk menekuk


sambil menjepit bagaian bawah guci. Tekstur patung Pengulubalang kasar.
2. Patung kedua yang berada didaerah Binangaboang ini posisinya tepat berada
disamping patung Pengulubalang pertama. Ukuranya patung ini lebih pendek
jika dibandingkan dengan patung Pengulubalang pertama. Patung ini
berukuran tinggi 48 cm dan lebar 26 cm, tangan diposiskan memegang guci,
posisi guci disini berbeda dengan patung pertama dimana guci kelihatan lebih
memiliki jarak dengan kaki, kakinya digambarkan melekuk dan membentuk
menyerupai segitiga sehingga antara ujung jari kaki kanan dan kiri terlihat
merapat. Unsur pahatan bagian kepala patung terlihat kurang jelas
dikarenakan pahatan yang dahulu dibuat antara telinga, mulut, mata dan
hidung sudah mulai terkikis hanya meninggalkan sedikit bekas saja. Adanya
sedikit perbaikan/renovasi kerusakan yang dilakukan masyarakat/pemilik
terhadap patung mengakibatkan lubang/wadah pada guci sudah tidak
kelihatan lagi. Ada perbedaan mendasar pada proporsi bentuk tubuh patung
ini jika dibandingkan dengan patung pertama, dimana dari segi lekuk bentuk
tubuhnya patung digambarkan lebih langsing atau lebih tepatnya menyerupai
manusia (wanita).

8
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Gambar 4.3. Gambar patung Pengulubalang kedua, desa Binangaboang


(Foto : Doni Tinambunan 2015)
b. Patung Pengulubalang Manik didesa Kecupak, kecamatan Pergetteng-geteng
Sengkut

Didesa Kecupak terdapat tiga buah patung Pengulubalang milik marga Manik,
Pengulubalang di Kecupak ini dibuat dengan tujuan dan fungsi sebagai penjaga kuta
(desa), penolak bala yang datang dari luar desa.
Jika dibandingkan dengan kondisi keadaan patung yang ada didesa
Binangaboang patung Pengulubalang di desa Kecupak ini jelas sangat
memprihatinkan dimana bentuk keadaan ketiga fisik patung yang ada sudah patah,
sebagian bagian dari fisik patung sudah tidak ada/hilang.

Gambar 4.4. Tiga buah patung Pengulubalang didesa Kecupak


(foto: Doni Tinambunan 2015)

Sebagaimana halnya sisa kebudayaan tradisoanal (pakpak) di Kabupaten


Pakpak Bharat ditinjau dari sisa kebudayaan yang ada, sejarah yang bersifat legenda
maka penulis beranggapan bahwa penggalian dan penyusunan sehingga menjadi
dokumentasi kebudayaan lama sangat perlu dilakukan sekarang ini. Mengingat
keadaan patung/kesenian kuno yang sudah sangat menyedihkan beberapa bagian
tubuh patung tampak telah hilang karena tidak dirawat dan sebentar lagi akan hancur.
1. Sulit dijelaskan bagaimana bentuk patung ini pada awalnya. Tubuh patung
saat ini yang tersisa hanya bagaian dari bawah patung dimulai dari perut ke
kaki patung, namun jika dicermati dari sisa-sisa tubuh patung yang tertingal
maka dapat dipastikan bahwa bentuk semula dari patung ini masih padi pada

9
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

konsep yang sama seperti kedua patung yang ada didesa Binangaboang.
Patung dibentuk dengan tema manusia dengan sikap duduk. Bagian kaki
antara betis dan paha tampak lebih berdimensi.

Gambar 4.5. Gambar patung Pengulubalang pertama didaerah kecupak


(Foto : Doni Tinambunan 2015)

2. Dari penggambaran patung yang ada terlihat jelas bahwa patung ini diukir
dengan penggambaran patung wanita yang sedang duduk, keadaan patung
sangat memprihatinkan karena bagian dari kepala patung sudah tidak ada.
Pahatan patung kaku dan bertekstur kasar. Posisi tangan patung menempel
pada dada patung (payudara patung) dan kaki menempel pada badan/perut
patung, terdapat lubang pada bagian perut patung tempat disemayamkanya
pupuk/sibiangsa. Hal ini menjelaskan bahwa ada sedikit perbedaan dari
sikap/penggambaran dari patung ini dengan patung Pengulubalang yang ada
didesa kecupak dengan desa Binangaboang, patung Pengulubalang didesa
Binangaboang terdapat guci pada setiap patungnya.

10
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Gambar 4.6. Patung Pengulubalang kedua didesa Kecupak


(Foto : Doni Tinambunan 2015)

3. Patung ketiga yang ada didesa kecupak tidak kalah memprihatinkan seperti
kedua patung lainya yang ada didesa ini. Tampak bagian patung hanya tersisa
badan patung, tangan tanpa kaki dan kepala.

Gambar 4.7. Patung Pengulubalang ketiga didesa Kecupak


(Foto : Doni Tinambunan 2015)

11
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Kedua tangan dalam posisi rapat melengkung, bagian tangan dipahat


sederhana (sekedar memperlihatkan/menggambarkan tangan) telapak tangan
ditempatkan tepat pada bagian dada patung.

Pembahasan

Di daerah kabupaten Pakpak Bharat bentuk patung Pengulubalang pada


umumnya mempunyai kesamaan bentuk (menyerupai manusia) antara satu daerah
dengan daerah lain. Hal ini disebabkan oleh suku Pakpak itu serumpun adanya
walaupun suku pakpak terbagi dalam lima suak (kelompok wilayah). Disamping itu,
terdapat juga persamaan lainya didalam fungsi dan ciri pahatan sederhana/kaku.
Persamaan tersebut diatas menunjukkan bahwa arca tersebut diatas mempunyai latar
belakang dan tujuan alam pikiran yang sama.
Pemilik patung Pengulubalang adalah milik persekutuan dan kesatuan
kampung atau turunan marga. Dalam kehidupan kepercayaan masyarakat Pakpak
Patung Pengulubalang dibuat dan diikutsertakan sebagai panglima atau pendekar
dalam peperangan untuk mengadakan perlawanan atau serangan kepada musuh
dengan mempergunakan ilmu gaib. Menurut penuturan sumber informasi Kalvi
Berutu, “Dahulunya patung Pengulubalang terdapat disetiap desa marga dan disetiap
desa biasanya memiliki 1 bahkan lebih dari 2 patung Pengulubalang, namun
sekarang yang tersisa hanya tinggal beberapa saja”.

Temuan Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan penelitian ini menunjukkan beberapa
temuan antara lain :
1. Patung Pengulubalang memiliki makna penting terhadap budaya, religi dan
kehidupan suku Pakpak.
2. Pengulubalang sebagai magi pelindung terhadap masyarakat Pakpak, dengan
adanya kepercayaan ini diyakini memberikan kerukunan/kedamaian antara
angota suatu kampung atau marga.
3. Patung Pengulubalang sebagai bukti sejarah/legenda kebudayaan dan benda
kesenian lama yang pernah ada dalam suku Pakpak.
4. Adanya kepercayaan animisme/dinamisme yang pernah mewarnai kehidupan
Suku Pakpak.
5. Pengulubalang terbuat atau berbahan dasar batu.
6. Patung Pengulubalang diukir sederhana, bertekstur kasar.
7. Bentuk patung Pengulubalang yang terdapat pada kabupaten Pakpak Bharat
umumnya mempunyai kesamaan bentuk (menyerupai manusia).
8. Gaya penggambaran/sikap patung Pengulubalang antara daerah satu dengan
daerah lain bisa saja berbeda.

12
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan Studi yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian yaitu,


Bentuk dan Fungsi Pengulubalang dikabupaten Pakpak Bharat, maka beberapa hal
yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah :
1. Di daerah kabupaten Pakpak Bharat bentuk patung Pengulubalang pada
umumnya mempunyai kesamaan bentuk (menyerupai manusia) antara satu
daerah dengan daerah lain. Perbedaan patung hanya terdapat pada sikap dan
posisi patung yang digambarkan terkadang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
suku Pakpak itu serumpun adanya walaupun suku Pakpak terbagi dalam lima
suak (kelompok wilayah). Disamping itu, terdapat juga persamaan lainya
didalam fungsi, tekstur yang kasar dan pahatan sederhana/kaku. Persamaan
tersebut diatas menunjukkan bahwa arca tersebut diatas mempunyai latar
belakang dan tujuan alam pikiran yang sama.
2. Patung Pengulubalang pada dasarnya tidak mempunyai warna, hanya saja
Pengulubalang pada umumnya telah berusia ratusan tahun sehingga
ditumbuhi lumut yang menjadikan Pengulubalang seakan berwarna.
Maksudnya disini Pengulubalang dibuat begitu saja tanpa
mempertimbangkan warna yang diinginkan. Warna yang ada pada
Pengulubalang hanya warna batu (bahan dasar yang dipakai) semata tidak
ada unsur pembuatan warna dengan sengaja.
3. Saat ini selain memiliki fungsi sebagai arca/benda kesenian lama (bukti
sejarah/legenda), Patung Pengulubalang memiliki peranan penting terhadap
budaya, religi dan kehidupan suku Pakpak bahwa dahulunya kepercayaan
animisme/dinamisme yang pernah mewarnai kehidupan Suku Pakpak.
4. Pengulubalang dipercaya masyarakat Pakpak memiliki kesaktian sebagai
magi pelindung.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memperoleh saran antara lain :


1. Kepada kalangan akademisi beserta kalangan ilmiah lainya untuk
mengembangkan penelitian ragam budaya bangsa, sebab pengembangan
kebudayaan daerah merupakan tanggung jawab dari setiap generasi yang
sadar arti pentingnya peninggalan-peninggalan nenek moyang.
2. Kepada lembaga pemerintah (khususnya pemerintahan daerah Kabupaten
Pakpak Bharat) yang berkepentingan agar meningkatkan peran aktifnya
melestarikan budaya warisan suku Pakpak sebab sudah seharusnya usaha
pengembangan kebudayaan nasional harus berakar dari kebudayaan tradisi.
3. Antara masyarakat dan pemerintah agar terjalin kerjasama saling
berkesinambungan dalam menjaga dan lebih mengembangkan lagi aset bukti
kesenian daerah masa megalitikum yang sangat berharga. Sebab kesenian

13
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

adalah suatu simbol dan ciri khas dikenalnya suatu daerah yang bisa bersifat
monumental dan immortal.

Tentang Penulis :
Doni Aryanto Saputra Tinambunan, Alumni Jurusan Pend. Senirupa UNIMED 2016

14
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, 2012 pada situs http://eprints.uny.ac.id/9271/3/bab%202-06206241029.pdf


Ali. 1996. Kamus Sejuta Ungkapan Peribahasa Indonesia. Surabaya: Indah.
Anderson, John. 1823. Mission of the East Coast of Sumatra. Oxford University
Press
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Berutu,Lister.dkk.2002.Aspek-Aspek Kultural Etnis Pakpak (Sebuah Ekplorasi
Tentang Potensi Lokal).Medan:Monora
Cassier, E. 1989. An Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human
Culture.. Terjemahan Al ois A. Nugroho. New Heaven Connectient: University
Press.
Chaplin, J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Darmawan. 1989. Pendidikan Seni Rupa. Bandung: Ganesha Exact.

Dillistone, F.W. 1986. The Power of Symbol. Terjemahan. A. Widyamartaya.


London: SCM Press Ltd.

Dharmojo. 2005. Sistem Simbol Munaba Waropen Papua. Jakarta: ISBN


Iskandar. 2009. Metodeologi penelitian kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press
Kelinger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavorial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Lubis,Mukti.dkk.1984. Patung pengulublanag di daerah Batak Sumater Utara
Sumut: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Pembagunan
Permuseuman
Muchtar, But. 1992.Sejarah Singkat Seni Patung Modern. Yogyakarta: ISI
Yogyakarta
Mukhtar. 2010. Bimbingan Skripsi, Tesis dan artikel Ilmiah. Jakarta Gaung Persada
Press
Piena, Tim Prima. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita media Press.
Rasjoyo. 1995. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Erlangga
Rich, C. Jack. 1973. The Material and Methods of Sculpture. New York : Ninth
Printing
Sahman, Humar. 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa, Semarang. IKIP Semarang
press.

15
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Simatupang, Defri. 2010. Berkala Arkeologi Sangkhakala. Kementerian Kebudayaan


dan Pariwisata Balai Arkeologi Medan.
Sirait, Baginda. 1984. Wawasan Seni. Medan. IKIP Medan.
Sirait, Baginda. 1989. Komposisi Seni Rupa. Medan. IKIP Medan.

Soedewo,Ery. 2009. Situs Dan Objek Arkeologi Di Kabupaten Pakpak Bharat Dan
Kabupaten Dairi Di Provinsi Sumatera Utara. Medan: Balai Arkeologi
Medan.

Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta

Sudarso. 1992. Seni Patung Indonesia. Bandung: Balai Penerbit ISI


Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Raja
Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Sulistyo.H.Edy Tri, 2005, Kaji Dini Pendidikan Seni. Surakarta: LPP UNS dan
UNS Press
Sumarsono .2010. Modul Seni Patung Dasar. Medan
Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional
Tanjung, Flores. 2011. Dairi Dalam Kilatan Sejarah. Medan: Perdana Publishing
Wiradnyana, Ketut. 2011. Pra Sejarah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_patung
http://eprints.undip.ac.id/4939/1/Analisis_Pangan_ Buku.pdf
http://mediainformasill.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-analisis.html

16
Doni Aryanto Saputra Tinambunan : Studi Bentuk dan Fungsi Patung Pengulubalang

Skripsi dan Jurnal

Banurea, Saut. 2014. Analisis Bentuk dan Fungsi Mejan pada Suku Pakpak di
Kabupaten Pakpak Bharat. Universitas Negeri Medan. Program Studi
Pendidikan Seni Rupa.
Hutabarat, Sudarson. 2011. Analisis Nilai Estetis Patung Pada Tugu Marga di
Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. Universitas Negeri Medan.
Program Studi Pendidikan Seni Rupa.
Tamba, Irwanson. 2014. Studi Bentuk Karya Seni Patung Primitif Berbahan Batu
Oleh Komunitas Ataran Di Desa Sosorgalung Tuk-tuk Siadong Kabupaten
Samosir. Universitas Negeri Medan. Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Saragih, Daulat. 2007. “Dimensi Simbolis Patung Primitif Batak Kajian Menurut
Estetika Susanne Knauth Langer”. Jurnal Seni Rupa 1.(1) 30-36 FBS
UNIMED

17

Anda mungkin juga menyukai