Abstrak
Artefak Wayang Beber ini dipilih oleh peneliti karena sebagai salah satu warisan budaya yang mempunyai
tingkat religius yang tinggi, tetapi artefak wayang beber ini keberadaanya dirahasiakan dan hanya
dimunculkan pada waktu tertentu, memungkinkan adanya jarak dengan masyarakat dan mengkhawatirkan
artefak ini semakin lama semakin tidak dikenal apabila hal tersebut terus terjadi. Dalam penelitian ini
peneliti menganalisis visual dari tokoh utama yang ada dalam cerita Wayang Beber yaitu Panji
Asmorobangun dan Dewi Sekartaji. Permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimana bentuk visual
tokoh Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji dalam wayang beber Pacitan? dan Bagaimana makna bentuk
visual tokoh Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji dalam wayang beber Pacitan jika dianalisis
menggunakan semiotika Roland Barthes pada tingkatan denotasi dan konotasi?. Dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi dan menggunakan teknik analisis data diskriptif dan menggunakan Semiotika Roland Barthes
pada tingkatan pemaknaan denoasi dan konotasi. Dari penelitian ini peneliti mendapatkan hasil bahwa
Bentuk visual Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji dalam wayang beber Pacitan diadobsi dari bentuk
manusia. Sekalipun terdapat beberapa deformasi pada beberapa bagian, perwujudannya digambarkan
seperti manusia pada umumnya. Karena bentuknya diadobsi dari bentuk manusia, dalam perwujudannya
Panji dan Sekartaji juga memiliki bagian-bagian tubuh layaknya manusia, Seperti; kepala, kaki, tangan,
badan, yang masing ²masing digambarkan secara lengkap. Dan dari analisis semiotika Roland Barthes
disimpulkan bahwa Panji Asmorobangun adalah seorang laki-laki yang memiliki banyak sifat baik
diantaranya kerendahan hati, kerendahan diri, setia dan juga berwibawa. Panji Adalah seorang kesatria
yang berasal dari salah satu kerajaan yang berada di Jawa. Seperti yang dikisahkan bahwa Panji adalah
seorang putera raja dari salah satu kerajaan di tanah Jawa, yaitu kerajaan Kahuripan. Begitu juga dengan
Sekartaji yang juga dikisahkan sebagai seorang putri Raja Daha yaitu Raja dari salah satu kerajaan yang
berada di tanah Jawa, dalam penelitian ini menunjukan bahwa kisah tersebut benar adanya. Dari beberapa
hasil temuan dari bentuk tubuh pakaian dan perhiasan yang Sekartaji kenakan mencitrakan bahwa Sekartaji
memang seorang perempuan beparas cantik memiliki budi luhur dan berasal dari kerajaan.
Kata kunci: Wayang beber, Pacitan, Panji Asmorobangun, Dewi Sekartaji, Semiotika
Abstract
Artifacts Wayang Beber, were selected by researchers because as one of the cultural heritage that has
religious level is high, but the artifacts wayang beber's whereabouts secret and only appear at certain times,
allowing the distance with the public and alarming of these artifacts are increasingly not known if it it
continues to happen. In this study, researchers analyzed the visual of the main character in the story Wayang
Beber is Panji Asmorobangun and Dewi Sekartaji. The problem in this research is how the visual form and
goddess figures Asmorobangun Panji Sekartaji in wayang beber Pacitan? and How is the meaning of visual
forms Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji in wayang beber Pacitan analyzed using semiotic Roland
Barthes at the level of denotation and connotation ?. In this study uses qualitative research, data collection
techniques using observation, interviews and documentation and using descriptive data analysis techniques
and use Roland Barthes Semiotics at the level of meaning and connotation denotation. From this study,
researchers get the result that the visual form Panji Asmorobangun and Dewi Sekartaji in Wayang Beber
Pacitan adopted from human form. Even if there is some deformation in some parts, its realization is
393
Analisis Visual Tokoh Panji Asmorobangun Dan Dewi Sekartaji Wayang Beber Pacitan
described as men in general. Because adopted the shape of the human form, in terms of its Flag and Sekartaji
also have body parts like human beings, like; head, feet, hands, body, each -masing described in full. And of
semiotic analysis of Roland Barthes. Panji Asmorobangun concluded that was a man who had many good
qualities include humility, humility, loyal and dignified. Panji is a knight who comes from one kingdom in
Java. As told that Paul was a prince of a kingdom in Java, the kingdom Kahuripan. Likewise with Sekartaji
were also reported as a daughter of the King of Daha king of one of the kingdom which is in the land of Java,
these studies show that the story is true from some findings from the body, clothing and jewelry Sekartaji
wear imaged that Sekartaji indeed a beautiful woman, has come from the nobility and royal.
394
Analisis Visual Tokoh Panji Asmorobangun Dan Dewi Sekartaji Wayang Beber Pacitan
394
Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 393±403
395
Analisis Visual Tokoh Panji Asmorobangun Dan Dewi Sekartaji Wayang Beber Pacitan
yang terbuat dari bunga dan dedaunan Analisis tataran pertama bentuk visual Panji
(Wawancara Bapak Suwardi). Asmorobangun.
Visual Penanda Petanda
Gambar rambut. Rambut adalah salah
D. Analisis semiotika Roland Barthes Letaknya di satu bagian yang ada
Semiotika pada dasarnya adalah ilmu bagian atas pada tubuh manusia,
yang mempelajari hubungan antar tanda. Dalam kepala, yang tepatnya berada di
menganalisis makna visual melalui pendekatan menunjukan kepala, bisa tumbuh
Gambar 4.9
gambar tersebut terus memanjang.
semiotika, perlu adanya penelaahan lebih dan Gambar
adalah rambut. Tidak terdapatnya sel
menemukan potongan-potongan gambar yang Rambut
Rambut hitam dan darah pada bagian ini,
Panji
dianggap sebagai suatu tanda yang terdapat pada Asmoroban
termasuk jenis rambut bisa
objek yang diteliti rambut lurus. didipotong tanpa
gun.
Seritan berjenis terasa sakit. Hal
Temuan potongan gambar pada Panji seritan alus tersebut menjadikan
Asmorobangun: rambut bisa
1. Gambar 4.9 : Rambut Panji Asmorobangun. dimodifikasi sesuai
2. Gambar 4.10 : Mata Panji Asmorobangun. keinginan pemiliknya.
Rambut dalam tatanan
3. Gambar 4.11 : Hidung Panji. istilah wayang beber
4. Gambar 4.12 : Mulut Panji Asmorobangun Pacitan disebut seritan.
yang tersenyum. Mata tercitra bola Mata merupakan
5.Gambar 4.13 : Badan ramping dan dada rata mata dengan salah satu alat indra
pupil berwarna yang terdapat pada
Panji Asmorobangun merah dan makluk hidup
6. Gambar 4.14 : Jari tangan kanan yang berjenis mata khususnya manusia.
menekuk sebagian. kedelen.Mata Pada manusia mata
7. Gambar 4.15 : Telinga memakai subang. Gambar 4.10 kedelen dalah mata adalah indra
Mata Panji semi sipit pengelihatan,
8. Gambar 4.16 : sumping . Asmoroban berfungsi untuk
9. Gambar 4.17 : Gelang tangan. gun. melihat. Mata
10. Gambar 4.18 : Pakaian merah panji. memiliki bagian-
11. Gambar 4.19 : Keris yang terselip di pinggang. bagian, diantaranya:
kelopak, bola mata,
Temuan potongan gambar pada Dewi iris, pupil, alis dan lain
Sekartaji di dalam dan luar kerajaan: sebagainya.
1. Gambar 4.20 : Rambut Dewi Sekartaji dan Hidung berbentuk Hidung adalah salah
hiasanya. runcing atau satu alat bantu
mancung. Gambar pernafasan. Udara
2. Gambar 4.21 : Badan ramping dengan dada
hidung dibentuk yang masuk kedalam
menonjol Dewi Sekartaji. oleh garis tubuh pertama kali
3. Gambar 4.22 : Kepala Sekartaji yang membentuk sudut meelalui lubang
menunduk. lancip dan hidung. Hidung
Gambar 4.11 terdapat pusaran mempunyai dua
4. Gambar 4.23 : Pakaian putih Dewi Sekartaji.
Gambar di bagian ujung lubang hidung yang di
5. Gambar 4.24 : Pose duduk bersila. hidung Panji yang mencitrakan dalamnya terdapat
6. Gambar 4.25 : Tangan Dewi yang memegang lubang hidung. bulu-bulu rambut.
benda tajam. Bulu hidung tersebut
befungsi untuk
7. Gambar 4.26 : Dewi Sekartaji yang
menyaring udara.
memalingkan pandangan. Mulut dengan Mulut mempunyai
8. Gambar 4.27 : Kalung Berwarna emas. bibir tersenyum. banyak fungsi bagi
9. Gambar 4.28 : Tangan Dewi Sekartaji tanpa Terlihat empat manusia. Diantaranya
gigi yang berada yaitu untuk berbicara,
perhiasan.
diantara bibirnya. makan, dan sebagai
10. Gambar 4.29 : Pakaian berwarna merah Dewi Bibirnya indra perasa. Di dalam
Gambar 4.12
Sekartaji. Mulut Panji digambarkan mulut terdapat lidah
Asmoroban dengan warna dan gigi. Manusia
gun yang merah. normal pada
E.Analisis tataran pertama semiotika Roland
tersenyum umumnya memiliki
Barthes. gigi yang berjumlah 32
Tataran pertama dalam semiotika Roland biji. Mulut bisa
Barthes adalah tataran denotasi. Denotasi berwarna merah,
merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang coklat, hitam atau
merah muda
disepakati bersama secara sosial, yang tergantung pigmen
rujukannya pada realitas (Vera, 2014:28). penyusunnya.
Tabel 4
396
Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 393±403
397
Analisis Visual Tokoh Panji Asmorobangun Dan Dewi Sekartaji Wayang Beber Pacitan
398
Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 393±403
399
Analisis Visual Tokoh Panji Asmorobangun Dan Dewi Sekartaji Wayang Beber Pacitan
pernah dipakai kecuati untuk keperluan Rambut Dewi memiliki warna hitam rapi dengan
pertunjukan, drama kolosal atau Sekartaji dan hiasan telinga atau yang biasa disebut
pagelaran hiburan lainya yang berkaitan hiasanya. sumping dengan warna emas dan
dengan kehidupan masyarakat jaman pernak-pernik emas yang bertaburan
kerajaan. pada rambutnya. Pernak-pernik dan
Gelang yang merupakan perhiasan yang sumping berwarna emas tersebut
dipakai pada tangan. Gelang yang mencitrakan seseorang yang berasal dari
berwarna emas memiliki makna bahwa keluarga kerajaan. Warna emas yang
pemakainya merupakan seseorang yang menggambarkan bahwa perhiasan
berada dari kalangan atas. Kalangan tersebut terbuat dari emas.
atas dalam ideologi Jawa biasa Bentuk badan yang ramping dengan
Gambar 4.17
digunakan untuk menyebut keluarga- dada yang menonjol. Dada yang
Gelang tangan
keluarga kerajaan. Banyaknya lingkaran menonjol identik dengan dada
yang dipakai menggambarkan tingkat perempuan, karena perempuan pada
peranannya di dalam sebuah kerajaan. umumnya memiliki ukuran payudara
Semakin banyak lingkar yang dipakai yang lebih besar daripada laki-laki.
semakin penting dan semakin tinggi Payudara merupakan salah satu daya
derajatnya. tarik perempuan. badan yang langsing,
Pakaian warna merah. Secara teori ramping dan seksi dikonotasikan
warna, merah merupakan warna panas, sebagai seseorang yang belum menikah
memiliki sifat tegas dan kokoh. Diluar dan berparas cantik.
teori warna, merah dikaitkan dengan
warna darah dan hati. Hal tersebut
diartikan sebagai simbol perasaan yaitu
perasaan tentang cinta, cinta yang
membara dan sangat penting selayaknya
darah yang merupakan bagian penting Gambar 4.21
yang ada dalam tubuh. Pemilihan warna Badan ramping
Gambar 4.18 merah ini dominan digunakan pada dengan dada
Pakaian merah pnggambaran wayang beber Pacitan menonjol Dewi
panji karena cerita wayang beber sendiri Sekartaji.
merupakan cerita percintaan. Menunduk termasuk upaya berendah
Keris merupakan salah satu senjata yang diri apabila diartikan secara konotasi
dianggap sakral pada kebudayaan mengikuti ideologi masyarakat Jawa
masyarakat Jawa saat ini. Keris identik (Wawancara bapak Suwardi). Seperti
dengan benda yang memiliki kekuatan halnya dalam islam, menundukan
magis, dan bisa menjadi pegangan bagi kepala ini juga memiliki makna yang
pemiliknya. Saat ini senjata ini hanya sama, misalnya ketika beribadah. Dalam
dimiliki oleh sebagian orang. Akan arti lain menundukkan kepala dapat
Gambar 4.19 tetapi pada masyarakat Jawa jaman diartikan sebagai salah satu respon
Keris yang kerajaan dahulu setiap laki-laki harus Gambar 4.22 terhadap kesedihan. Misalnya saja
terselip di memiliki sebilah keris dirumahnya. Ada Kepala Sekartaji ketika bersedih karena suasana hati
pinggang pendapat yang menyatakan bahwa tidak yang sedang buruk atau sedang berduka
ada satupun laki-laki berusia diantara 12 menunduk. terhadap sesuatu.
hingga 80 tahun berpergian tanpa Pada kepala Sekartaji terdapat jenis
sebilah keris di punggungnya. Keris mata jaitan, yaitu mata berbentuk sipit
wajib dipakai oleh laki-laki dari yang menyimbolkan pembawaan halus
kalangan kaya maupun miskin. Hal dan kalem. Bibir yang tersenyum tipis
tersebut menjadi penanda bahwa Panji mengartikan bahwa Sekartaji adalah
Asmorobangun adalah seorang laki-laki seorang yang pandai menjaga tutur kata.
yang hidup pada jaman kerajaan. Pakaian putih ini dipakai Dewi Sekartaji
di dalam kerajaan. Putih dalam falsafah
Jawa merupakan warna yang suci
(Wawancara bapak Suwardi). Putih
sebenarnya bukanlah warna, tapi bisa
diwujudkan kedalam bentuk pigmen.
Tabel 7
Putih dikonotasikan sebagai kesucian
Analisis tataran kedua bentuk visual Dewi Sekartaji. karena belum tercampur dengan warna-
Penanda Petanda warna yang lain. Dalam cerita sosok
Gambar 4.23
Rambut yang panjang dimiliki oleh Dewi Sekartaji adalah perempuan yang
Pakaian putih
seorang perempuan pada umumnya. belum menikah atau masih perawan.
Dewi Sekartaji.
Rambut bagi seorang perempuan bukan Kesucian yang ditangkap oleh peneliti
hanya sebatas anggota tubuh. Bagi yaitu Dewi Sekartaji yang masih
wanita rambut adalah sebuah mahkota. perawan. Kehilangan keperawanan bagi
Bahkan perilaku wanita bisa dikaitkan seorang perempuan, dalam ideologi
dengan caranya memperlakukan masyarakat Jawa dianggap perempuan
rambutnya. Wanita yang rajin menyisir yang sudah tidak suci lagi.
rambutnya biasanya dikaitkan dengan
pembawaan kalem dan halus. Rambut
Gambar 4.20 Dewi Sekartaji pada gambar 4.20
400
Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 393±403
401
Analisis Visual Tokoh Panji Asmorobangun Dan Dewi Sekartaji Wayang Beber Pacitan
maupun kepada pasangannya yaitu Sekartaji. Kebaikan budi Sekartaji tidak hanya itu
Kisah cinta mereka yang membuat warna merah saja. Gambar 4.27 yaitu kalung yang berwarna
sebagai warna yang dominan digunakan dalam emas munjukkan bahwa Sekartaji berasal dari
wayang beber Pacitan salah satunya warna pada keluarga kerajaan,akan tetapi ia tetap rendah diri
pakaian Panji Asmorobangun dalam gambar 4.18. ketika berada di luar kerajaan. Hal tersebut
Pada gambar 4.15 yaitu gambar telinga ditunjukkan pada gambar 4.28 yaitu tangan tanpa
yang memakai subang dan gambar 4.16 yaitu perhiasan. Di luar kerajaan Sekartaji hanya
gambar sumping, kedua gambar tersebut memakai pakaian seperti rakyat biasa, sekalipun
menggambarkan kerendahan hati Panji, jenis Sekartaji berasal dari keluarga kerajaan. Warna
perhiasan yang biasanya dipakai oleh rakyat merah pada pakaian Sekartaji dalam gambar 4.29
jelata tidak malu dikenakan, sekalipun Panji melambangkan cinta yang membara. Sesuai
Asmorobangun adalah keturunan raja. Gambar dengan cinta dan kesetiaan yang dimiliki oleh
4.17, gelang tangan memperkuat pendapat bahwa Sekartaji kepada Panji dan sebaliknya.
Panji adalah keturunan raja.. Keberadaanya Seperti Panji Asmorobangun yang
sebagai salah satu laki-laki keturunan Jawa merupakan seorang laki-laki keluarga Raja,
diperkuat dengan gambar 4.19, yaitu terdapat uraian diatas menunjukan bahwa Sekartaji benar-
keris yang dipakai di pinggang Panji benar perempuan cantik dan berbudi luhur yang
Asmorobangun. Seorang laki-laki keturunan Jawa berasal dari sebuah kerajaan. Seperti dalam
pada jaman dahulu ketika beranjak usia dewasa kisahya, Sekartaji adalah seorang putri Raja Daha
diharuskan membawa keris. yaitu Raja dari salah satu kerajaan yang berada di
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tanah Jawa.
Panji Asmorobangun adalah kesatria yang
memang berbudi baik dan merupakan keturunan PENUTUP
raja. Dikisahkan bahwa Panji adalah seorang Panji digambarkan memiliki mata sipit, bibir
putera raja dari salah satu kerajaan di tanah Jawa, tersenyum, hidung mancung. Badannya
yaitu kerajaan Kahuripan. digambarkan ramping dengan dada yang rata.
Sedangkan Dewi Sekartaji, pada Gambar Pakaiannya berwarna merah, memakai perhiasan
4.20 yaitu rambut halus yang berwarna hitam gelang, anting, dan subang. Pada bagian
panjang menandakan bahwa Sekartaji adalah pinggangnya terdapat keris yang diselipkan pada
seseorang wanita yang memiliki pembawaan pakaiannya. Sedangkan Sekartaji digambarkan
kalem. Dewi Sekartaji juga dikenal sebagai memiliki mata yang sangat sipit, mulut damis, dan
perempuan berparas cantik dan ideal, seperti hidung mancung. Badannya ramping dan
gambar 4.21 yaitu badan sekartaji yang dadanya menonjol pada bagian payudaranya. Di
digambarkan ramping dengan dada menonjol. dalam kerajaan, Sekartaji memakai pakaian putih
Badan ramping dan langsing diangab sebagai dan perhiasan seperti gelang emas, kalung emas,
badan yang dimiliki oleh perempuan yang cantik subang dan sumping. Di luar kerajaan Sekartaji
dan ideal. hanya memakai pakaian berwarna merah tanpa
Selain dari bentuk fisiknya Sekartaji juga perhiasan mencolok, hanya sumping dari bunga
memiliki watak yang baik. Terdapat beberapa dan daun.
penanda yang mencitrakan kebaikan budi Panji Asmorobangun adalah seorang laki-laki
Sekartaji diantaranya gambar 4.22.Kepala yang memiliki banyak sifat baik diantaranya
menunduk pada gambar 4.22 diartikan sebagai kerendahan hati, kerendahan diri, setia dan juga
berendah diri. Lakunya yang lembut dan santun berwibawa. Panji Adalah seorang kesatria yang
diperlihatkan pada cara duduknya dalam gambar berasal dari salah satu kerajaan yang berada di
4.24 yaitu duduk bersila. Sekartaji adalah seorang Jawa. Seperti yang dikisahkan bahwa Panji adalah
yang juga sangat setia kepada Panji kekasihnya. seorang putera raja dari salah satu kerajaan di
Kesetiaan tersebut ditandakan oleh gambar 4.23, tanah Jawa, yaitu kerajaan Kahuripan. Begitu juga
dan gambar 4.25. Pada gambar 4.23 Sekartaji dengan Sekartaji yang juga dikisahkan sebagai
digambarkan dengan memakai pakaian berwarna seorang putri Raja Daha yaitu Raja dari salah satu
putih yang melambangkan kesuciannya sebagai kerajaan yang berada di tanah Jawa, dalam
seorang wanita yaitu keperawanan yang dia jaga. penelitian ini menunjukan bahwa kisah tersebut
Sdangkan pada gambar 4.25 tangan Sekartaji benar adanya. Dari beberapa hasil temuan dari
memegang belati sebagai bentuk penolakan bentuk tubuh pakaian dan perhiasan yang
dijodohkan dengan orang lain (gulungan 5 Sekartaji kenakan mencitrakan bahwa Sekartaji
adegan 2, gambar 4.2). memang seorang perempuan beparas cantik
memiliki budi luhur dan berasal dari kerajaan.
402
Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 393±403
403