Anda di halaman 1dari 26

EKSISTENSI MASALAH SUPRANATURAL DALAM FOLKLOR LISAN

SASAK: SUATU KAJIAN TEMATIS TERHADAP CERITA RAKYAT SASAK


YANG TELAH DIDOKUMENTASIKAN

(THE EXISTENCE OF SUPERNATURAL PROBLEMS IN SASAK ORAL


FOLKLORE: A THEMATIC STUDY OF SASAK FOLKTALES THAT HAS BEEN
DOCUMENTED)

Lalu Fakihuddin
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Hamzanwadi
Jalan TGKH Zainuddin Abdul Madjid No.132 Pancor 83612, Selong, NTB, Indonesia
Pos-el: fakihuddinlalu@yahoo.co.id

Diterima: 1 September 2015; direvisi: 10 Desember 2015; disetujui: 15 Desember 2015

Abstract

This research is purposed to uncover forms of beliefs of the old-time Sasak people. It encompasses all
supernatural things and their existence in the Sasak society now. This research used qualitative
research’s methods yet descriptive-interpretative. The resources of research’s data are specific
sequences from Sasak folktales that show Sasak people’s beliefs about supernatural things.
Methodologically, this research used hermeneutic approach, an approaching technique which tried to
interpret a text deeply. The data analysis refers to a perspective-constructivist model, which is
directed by intentions, categories that have been set and results that want to be achieved. The results
show that in Sasak folktales, there are many beliefs about supernatural things, supernatural beings,
or things outside human’s logic. Examples of these supernatural things/problems are the holiness of
God’s holy men (Wali Allah), believing in divine inspirations, presentiments, dreams, and believing in
the existence of supernatural beings.

Keywords: existence, supernatural, oral folklore, Sasak, thematic study

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk kepercayaan masyarakat Sasak zaman
dahulu tentang hal-hal yang bersifat supranatural dan eksistensinya pada masyarakat Sasak saat ini.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif-interpretatif.
Sumber data penelitian ini berupa sekuen-sekuen tertentu dari Cerita Rakyat Sasak yang
menggambarkan keyakinan masyarakat Sasak tentang masalah supranatural. Secara metodologis,
penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik, yakni suatu pendekatan yang berusaha
menafsirkan suatu teks secara mendalam. Analisis data mengacu pada model perspektif-konstruktifis,
yaitu diarahkan oleh intensi, kategori-kategori yang telah ditentukan, dan target hasil yang ingin
diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam cerita rakyat Sasak banyak terungkap
kepercayaan kepada hal-hal supranatural, gaib, atau di luar nalar manusia. Masalah-maalah
supranatural tersebut berupa karamah/keramat Wali Allah, kepercayaan terhadap kebenaran wangsit,
firasat, dan mimpi, serta kepercayaan kepada makhluk halus.

Kata kunci: eksistensi, supranatural, folklor lisan, Sasak, kajian tematis.

100
100|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
1. Pendahuluan berbentuk folklor lisan/cerita rakyat, secara
Kenyataan yang harus diakui adalah umum masih bersifat penginventarisasian
masih banyak kebudayaan daerah Sasak, atau pendokumentasian. Kita bersyukur,
termasuk folklor lisan yang belum diteliti bahwa tidak lanjut dari penelitian ini telah
sehingga belum diketahui corak atau dilakukan. Beberapa di antaranya penelitian
ragamnya, apalagi nilai budaya atau nilai- yang sifatnya analisis isi (content analysis),
nilai luhur yang dikandungnya. Padahal di antaranya, Analisis Tema, Amanat, dan
tidak bisa dipungkiri, bahwa hasil penelitian Nilai Budaya (PPPB, 1993) dan, Citra
sastra lisan tentu merupakan inventarisasi Manusia dalam Folklore Lisan Sasak
kebudayaan yang sangat penting karena (Fakihuddin, 1998). Akan tetapi, sastra
dengan inventarisasi itu kita akan Sasak yang dianalisis dalam penelitian
mengetahui potensi kebudayaan yang kita tersebut lebih difokuskan pada nilai-nilai
miliki. Dengan mengetahui atau mengenal budaya, citra manusia, dan nilai-nilai
lebih dekat potensi kebudayaan yang pendidikannya. Sedangkan gambaran
dimiliki, kita tidak mudah menerima unsur-unsur supranatural dalam CRS
pengaruh negatif budaya luar, apalagi tersebut belum disinggung sama sekali.
tercabut dari akar budaya sendiri. Itulah salah satu alasan pentingnya masalah
Cerita rakyat Sasak (selanjutnya ini dikaji secara saksama.
disingkat CRS) sebagai salah satu bagian Perbedaan penelitian sebelumnya
dari folklor lisan, mengandung nilai dengan penelitian yang dilakukan ini adalah
kehidupan yang ideal. Sebagaimana halnya tidak saja pada khususan cerita rakyat yang
dengan cerita rakyat daerah lainnya, CRS dijadikan sumber datanya, tetapi juga pada
banyak mengandung buah pikiran yang pengkajian secara lebih saksama persoalan
luhur, pandangan dunia masa lampau, supranatural dalam CRS yang belum banyak
pengalaman jiwa yang berharga, cerminan dilakukan. Dengan pengajian ini diharapkan
watak yang baik, seperti perasaan belas potret/cara pandang masyarakat masa
kasihan, anjuran untuk bekerja keras dalam lampau terkait dengan kepercayaan kepada
hidup, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan hal-hal gaib/kekuatan gaib dapat terungkap.
pendapat Brumfit (dalam Sukatman, 1993), Hal ini sejalan dengan fungsi folklor lisan
sastra daerah berkaitan dan memuat nilai- (cerita rakyat), salah satunya, yaitu sebagai
nilai masyarakat tempat sastra itu lahir. penggalang rasa kesetiakawanan di antara
Penelitian yang berkaitan dengan warga masyarakat yang memiliki cerita
bahasa dan budaya daerah Sasak memang rakyat tersebut. Seperti diketahui, bahwa
telah banyak dilakukan. Untuk cerita rakyat itu lahir dan tumbuh
membuktikan hal ini, peneliti perlu berkembang bila sesuai dengan pikiran dan
menyajikan beberapa di antaranya, yang perasaan warga masyarakat secara kolektif,
untuk sementara dapat dijangkau, antara lain sebaliknya pikiran dan perasaan kolektif
: Cerita Daerah Nusa Tenggara Barat (Mite itulah yang memungkinkan terwujudnya
dan Legenda) (Depdikbud,1981); Cerita cerita rakyat. Sifat tersebut akan lebih jelas
Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat lagi pada cerita rakyat yang bersifat
(Depdikbud, 1982); Peralatan Hiburan dan mitologis, yang di dalamnya dikemukakan
Kesenian Tradisional Daerah Nusa bahwa warga masyarakat pemilik cerita itu
Tenggara Barat (Depdikbud, 1992), dan masih seketurunan atau memiliki nenek
masih ada beberapa penelitian lainnya. moyang sama itulah yang mengikat batin
Penelitian-penelitian yang telah mereka. Oleh sebab itu, sangatlah beralasan
disebutkan di atas, khususnya yang
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|101

jika masalah ini diangkat menjadi suatu penelitian tentang eksistensi masalah
objek dalam penelitian ini. supranatural dalam CRS ini, bersifat
Bertolak dari latar belakang tersebut, melengkapi dan melanjutkan penelitian
masalah yang terdapat dalam penelitian ini terdahulu, yaitu dokumentasi CRS dan
yaitu belum ditemukan pengkajian khusus analisis tema, amanat, dan nilai budaya serta
yang berkaitan dengan masalah citra manusia dan nilai edukatif dalam CRS.
supranatural dalam CRS, padahal masalah Adapun masalah dalam penelitian ini secara
ini sangat penting untuk diungkap secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
cermat. Dengan mengetahui berbagai unsur Bagaimanakah kepercayaan masyarakat
supranatural dalam CRS, pembaca Sasak di masa lampau terkait dengan
(khususnya manusia Sasak), dapat mengaca masalah-masalah supranatural yang
diri pada sosok dan pandangan leluhur tercermin pada Teks Cerita Rakyat Sasak?
mereka dan dapat bercermin pada hal-hal Rumusan masalah ini masih terlalu umum
yang penting atau berguna yang terungkap sifatnya. Oleh karena itu, perlu dikhususkan
dalam CRS. sebagai berikut.
Permasalahan lain yang membuat 1) Bagaimanakah bentuk kepercayaan
perlunya pengungkapan, pemahaman, dan masyarakat Sasak di masa lampau terkait
penerapan niali-nilai luhur/unsur dengan masalah-masalah supranatural
supranatural dalam CRS, yaitu karena yang tercermin dalam CRS?
realitas menunjukan bahwa akhir-akhir ini 2) Sejauh mana kepercayaan terhadap
sastra klasik, khususnya CRS semakin masalah supranatural yang terdapat
terbaikan. Hal ini disebabkan oleh derasnya dalam CRS tersebut masih eksis di
pengaruh gaya hidup global yang masuk ke masyarakat Sasak sekarang?
wilayah Sasak. Robson (1994:8) menilai, Secara umum tujuan penelitian ini
“di Indonesia yang dianggap maju adalah adalah untuk mengungkapkan secara cermat
kebanyakan yang kebarat-baratan, dan lengkap kepercayaan masyarakat Sasak
sebaliknya yang berasal dari Indonesia zaman dahulu mengenai hal-hal yang
dianggap kuno dan terbelakang.” bersifat supranatural yang terekam dalam
Perlu dijelaskan bahwa dalam teks CRS yang telah didokumentasikan.
kegiatan studi pustaka di temukan satu Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai
penelitian kepustakaan yang berjudul Sastra adalah untuk: (1) mendeskripsikan bentuk-
Daerah Nusa Tenggara Barat; Analisis bentuk kepercayaan masyarakat Sasak
Tema, Amanat, dan Nilai Budaya (PPPB, zaman dahulu terkait dengan masalah
1993). Peneliti juga telah melakukan supranatural yang tercermin dalam CRS;
penelitian Analysis Content terhadap dan (2) menjelaskan eksistensi kepercayaan
sejumlah CRS, yang berjudul Citra Manusia masyarakat Sasak tentang hal-hal yang
dan Nilai Edukatif dalam CRS: Suatu bersifat supranatural tersebut di masyarakat
Kajian Tematis terhadap Folklore Lisan Sasak sekarang.
Sasak yang Telah Didokumentasikan.
Pengkajian masalah supranatural dalam 2. Kerangka Teori
folklor lisan Sasak ini merupakan lanjutan Untuk menunjang analisis dan
dan pelengkap penelitian terdahulu seperti pemahaman terhadap tema yang dibahas,
telah disajikan sebelumnya. secara garis besar ada tiga hal yang perlu
Dalam penelitian ini peneliti secara disajikan dalam kajian teori ini, yaitu (1)
rinci mengungkap persoalan keyakinan Kajian Tematis, (2) Masalah Supranatural,
terhadap kekuatan supranatural. Jadi
102|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
(3) Folklor Lisan, dan (4) Cerita Rakyat adjective suffix -alis. Dalam bentuk
Sasak). adjective, supernatural (comparative more
supernatural, superlative most supernatural)
2.1 Kajian Tematik ; Above nature; that which is beyond or
Kata tematik berasal dari bahasa added to nature, often so considered because
Inggris theme (n), dalam bahasa Indonesia it is given by God or some force beyond that
diartikan dengan tema, pokok, dasar cerita, which humans are born with. In Roman
dan subjek (Herpinus Simanjuntak, 1997: Catholic theology, sanctifying grace is
191). Kata tema diartikan oleh considered to be a supernatural addition to
Poewadarminta (Kamus Umum Bahasa human nature. Not of the usual; not natural;
Indonesia, 1986:1040) sebagai pokok altered by forces that are not understood
pikiran, dasar cerita yang dipercakapkan fully if at all. Neither visieble
atau dipakai sebagai dasar mengarang. normeasurable. Dijelaskan juga bahwa kata
Berdasarkan makna kata theme (tema) di supernatural bersinonim dengan kata
atas, kajian tematik yang dimaksudkan extraordinary, supranatural, unnatural
dalam penelitian ini adalah penyelidikan Noun supernatural (plural: supernaturals)
atau pengungkapan sesuatu berdasarkan (countable), A supernatural being
tema, dasar pemikiran, pokok persoalan (uncountable) Supernatural beings and
tertentu (yang dijadikan tema). Dalam events collectively. (When used with
penelitian ini persoalan yang menjadi fokus definite article: "the supernatural". (Sumber:
penyelidikan adalah masalah supranatural. http://en.wiktionary.org/wiki/supernatural).
Berdasarkan pengertian secara
2.2 Supernatural etimologis tersebut, masalah
Dalam Kamus Oxford istilah supernatural/supranatural yang dimaksud
supernatural dijelaskan pengertiannya dalam penelitian ini, yaitu sesuatu yang
sebagai berikut: Adjective (of a bersifat ajaib, gaib, sulit dinalar oleh akal
manifestation or event) attributed to some biasa, namun diyakini dan kadang terjadi
force beyond scientific understanding or the dalam kehidupan seseorang atau masyarakat.
laws of nature: a supernatural being
unnaturally or extraordinarily great: a 2.3 Folklor
woman of supernatural beauty. Noun (the Folklor adalah kepercayaan adat
supernatural) manifestations or events istiadat suatu bangsa yang sudah ada sejak
considered to be of supernatural origin, lama, yang diwariskan turun-temurun secara
such as ghosts. Derivatives, supernaturalism lisan atau tertulis (Sudjiman, 1990:31).
(noun); supernaturalist (noun); Dijelaskan juga, bahwa folklor bisa berupa
supernaturally (adverb), [as submodifier]: nyanyian, cerita, peribahasa, teka-teki,
the monster was supernaturally strong bahkan permainan kanak-kanak.
(sumber Penjelasan lebih rinci mengenai
http://oxforddictionaries.com/definition/ame folklor ini diberikan oleh Dundes sebagai
rican_english/supernatural). berikut. Kata folklor merupakan
Dalam Wikitionary dijelaskan pengindonesiaan dari kata inggris folk-lore.
masalah supernatural, “Etymology From Folklore terbentuk dari kata folk dan lore.
Latin supernaturalis, from super (“above”) Folk sama artinya dengan kata kolektif
+ natura (“nature; that which we are born (collectivity). Menurut Dundes (dalam
with”), from natus (“born”), perfect passive Danandjaya, 1991:1) kata folk adalah
participle of nasci (“to be born”) + sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|103

pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan atau kuno, praktek-praktek pertanian, cara
sehingga dapat dari kelompok-kelompok pembuatan tekstil, dan berbagai peralatan
lainya. Ciri pengenal itu antara lain bisa budaya lainnya yang biasanya digunakan
berwujud: warna kulit yang sama, bentuk dalam antropologi.
rambut yang sama, agama yang sama, Di Inggris (dahulu) istilah folklor
Namun ciri yang terpenting menurut Dundes biasanya dibatasi pengerian pada “tradisi
adalah mereka telah memiliki suatu, yakni lisan atau tulisan dari suatu, masyarakat,
kebudayaan yang mereka warisi turun- yang biasanya disebut ungkapan-ungkapan
temurun, sedikitnya dua generasi, yang seni tradisional” (spoken or writen
dapat mereka akui sebagai milik bersama traditions of a people, to traditional
dan terpenting juga adalah mereka sadar aesthetic expressions). Dalam pengertian
akan identitas kelompok mereka sendiri. ini, yang termasuk kedalam folklor yaitu
Sedangkan kata lore dijelaskan oleh Dundes “approaches antropology at many points,
sebagai tradisi folk, yaitu sebagian both in subject matter and in method.”
kebudayaan, yang diwariskan secara turun- Shipley (1962:162) menjelaskan bahwa
temurun secara lisan atau melalui suatu esensi dari folklor terletak pada
contoh yang disertai gerak isyarat atau alat ketradisionalannya “the essential quality of
pembantu pengingat (mnemonik device) folklore is that it is traditional.”
(dalam Danandjaya, 1991:1—2). Sebelum perang dumia kedua, para
Berdasarkan pengertian tersebut, sarjana antropologi Belanda membatasi
Danandjaya mendefinisikan folklor sebagai folklor hanya sebagai kebudayaan petani
sebagian kebudayaan kolektif, yang tersebar Desa Eropa, sedangkan kebudayaan orang-
diwariskan turun-temurun, secara tradisional orang luar Eropa dianggap kebudayaan
dalam versi yang berbeda, baik dalam premitif. Hal ini tampaknya disebabkan
bentuk lisan maupun contoh yang disertai adanya anggapan sejak zaman kolonial,
gerak isyarat atau alat pembantu pengingat bahwa meskipun folklor (kebudayaan petani
(mnemonik device). Desa Eropa) lebih rendah dari kebudayaan
Untuk mempertegas pemahaman kota atau bangsawan Eropa, namun
tentang folklor ini, ada baiknya disajikan dianggap lebih luhur jika dibandingkan
sejarah pengembangan pengertian folklor dengan kebudayaan premitif seperti
tersebut. Shipley (1962:161), ”folklor until Indonesia. Pada masa itu, ilmu folklor di
the mid-19thc. populerantiquites comprised bagi dua, yakni volkskunde untuk menyebut
all those intrests and activities now denoted ilmu folklor dan volkenkunde untuk etnologi
by the term folklore.” Hingga pertengahan atau antropologi (Danandjaya,1991).
abad ke-19 masehi, istilah folklor maknanya Pasca perang dunia kedua, cakupan
lebih mengarah kepada benda-benda pengertian folklor semakin meluas. Menurut
pusbakala yang menarik perhatian. Dalam Abrams (1988), folklor mencakup hal-hal,
kamus tersebut dijelaskan juga, bahwa seperti legenda, kepercayaan masyarakat,
Francis dan di Scandinavia, folklore is nyanyian, dongeng, peribahasa, teka-teki,
employed to embarance such matters as pantun, budaya ilmiah semua, bintang,
traditional house forms, textile methods and tanaman, upacara adat, tarian tradisional
other asfect of material cultural usually yang biasanya diupayakan dalam upacara
assigned to anthropologi (1962:161). tradisional.
Berdasarkan keterangan tersebut, folklor
cakupan pengertiannya meliputi: bentuk-
bentuk bangunan atau rumah tradisional
104|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
2.4 Jenis-Jenis Folklor ini dibedakan ke dalam dua subkelompok,
Menurut Abrams (seperti telah yakni material dan bukan material. Yang
disajikan sebelumnya), folklor mencakup: tergolong ke dalam material misalnya,
Legenda, kepercayaan rakyat, nyanyian arsitektur rakyat, seperti rumah asli daerah,
rakyat, dongeng, peribahasa, teka-teki, bentuk lumbung padi, dan lain-lain;
pantun, budaya ilmiah semua, binatang, kerajinan rakyat, seperti pakaian dan
tanaman, upacara adat, dan tarian tradisional perihiasan tubuh, makanan dan minuman
yang biasanya digunakan dalam upacara rakyat, obat-obatan teradisional. Adapun
tradisional. yang tergolong bukan material antara lain:
Shipley (1962:162) menyebutkan, gerak isyarat tradisional (gesture); bunyi
“the would seem to be no disagreement isyarat komunikasi rakyat, seperti
about its use to include all kids of folksong, kentongan, beduk, kul-kul, dan lain-lain.
folktales, supersititions, local legends,
proverbs, riddles. Jadi menurut Shipley, 2.5 Cerita Rakyat
tampaknya tidak terdapat ketidaksepakatan Cerita rakyat (folktale) adalah kisahan
mengenai pemakaian istilah folklor, yakni anonim yang tidak terikat pada ruang dan
termasuk di dalamnya semua jenis nyanyian waktu, yang beredar secara lisan di tengah
rakyat, cerita rakyat, takhayul masyarakat. Termasuk di dalamnya cerita
(supersititions), legenda, peribahasa, dan binatang, dongeng, legenda, mitos, dan sage
teka-teki. (Sudjiman, 1990:16). Menurut Tim
Brunvand menggolongkan folklor ke Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional,
dalam tiga kelompok besar, yaitu folklor (1) cerita rakyat merupakan cerita yang pada
lisan (verbalfolklore), (2) sebagian lisan dasarnya disampaikan oleh seseorang
(partly verbalfolklore), dan (3) bukan lisan kepada orang lain secara lisan. Tokoh-tokoh
(non-verbal folklore) (dalam Danandjaya, dan peristiwa-peristiwa dalam cerita rakyat
1991:21). Folklor lisan adalah folklor yang itu dianggap pernah terjadi pada masa
berbentuk murni lisan. Yang termasuk lampau atau merupakan hasil rekaan,
kedalam bentuk ini antara lain: (a) bahasa semata-mata ingin menyampaikan pesan
rakyat (folk speeck), seperti logat, julukan, atau amanat melalui cerita rakyat tersebut
pangkat tradisional, dan titel (majalah Analisis Kebudayaan, 1980:65-
kebangsawanan; (b) ungkapan tradisional, 65). Dijelaskan juga, bahwa cerita rakyat itu
seperti peribahasa, pepatah, dan pemeo; (c) memiliki ciri: dituturkan secara lisan,
pertanyaan tradisional, seperti teka-teki; (d) sebagian besar dituturkan dalam bahasa
puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan daerah, merupakan pengungkapan cita suatu
syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mite, masyarakat yang memilikinya secara kreatif
legenda, dogeng, dan (f) nyanyian rakyat. dan komunikatif. Pada umumnya tidak
Folklor sebagian lisan adalah folklor yang dikenal lagi pengarangnya atau
bentuknya campuran antar unsur lisan dan penyusunnya (anonim), dan biasanya cerita
bukan lisan. Yang bentuk ini antara lain: rakyat itu tersebar luas dari mulut ke mulut,
kepercayaan rakyat, permainan rakyat, teater sehingga dalam proses penyebarannya
rakyat, tari rakyat, adat istiadat, upacara, dan mengalami perubahan atau penyimpangan
pesta rakyat. dari bentuk serta isinya yang dahulu
Sedangkan yang dimaksud folklor (1980:65).
bukan lisan yaitu yang bentuknya bukan Batasan yang tidak jauh berbeda
lisan walaupun cara pembuatannya dengan yang telah dikemukakan diberikan
diajarkan secara lisan. Folklor bukan lisan oleh Danandjaya (1991:50), cerita rakyat
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|105

adalah bentuk penuturan cerita yang pada atau genre folklor yang paling banyak
dasarnya tersebar secara lisan, diwariskan diteliti para ahli adalah cerita prosa rakyat.
turun-temurun dari kalangan masyarakat Menurut Rusyana (1982/1983) cerita rakyat
pendukungnya secara tradisional. merupakan salah satu bagian dari tuturan
Danandjaya (menguntip pendapat Bascom) lisan. Tuturan lisan (tradisi lisan) ini
mengklasifiksikan cerita rakyat ini ke dalam termasuk ke dalam cakupan folklor.
tiga golongan besar, yakni mite, legenda, Penjelasan Rusyana secara lengkap
dan dogeng. Uraian selengkapnya mengenai disajikan sebagai berikut.
masalah ini disajikan dalam subkajian
pustaka klasifikasi cerita rakyat. Tuturan rakyat sebagai bagian folklor
merupakan bagian tuturan yang telah
Vansina memasukan cerita rakyat ini lama hidup dalam tradisi suatu
ke dalam kelompok tuturan rakyat. Tuturan masyarakat. Tuturan rakyat itu merupakan
rakyat dijelaskan sebagai tuturan yang tuturan yang telah dituturkan kembali di
antara orang-orang yang berada di antara
diturunkan dari generasi ke generasi, pada beberapa generasi…. Tuturan rakyat
umumnya disebarkan dari generasi ke sebagai bagian dari folklor mengandung
survival, yaitu suatu yang masih terdapat
generasi, umumnya bersifat anonim, yaitu dalam budaya masa kini sebagai
tidak diketahui individu yang peninggalan dari masa sebelumnya
menciptakannya, baik karena waktu (Rusyana, 1982/1983).

berlangsungnya sudah lama maupun karena


3. Metode Penelitian
memang tuturan itu selama proses
Rancangan yang digunakan dalam
pemindahannya mengalami perubahan oleh
penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat
tindakan penutur dan pendengarnya yang
deskriptif-interpretatif. Hal ini karena (1)
tidak terbatas sehingga tuturan itu
menggunakan dokumen karya sastra, yakni
diciptakan sepanjang proses penuturannya
dokumen/teks CRS sebagai objek kajian
(dalam Rusyana, 1983:29). Dijelaskan
utama, (2) data penelitian ini adalah data
bahwa perubahan itu terjadi, misalnya,
verbal, yaitu berupa sekuen-sekuen tertentu
disebabkan oleh keperluan untuk
yang saling terkait dari teks CRS yang
menciptakan atmosfer tertentu dan oleh reka
mengandung masalah supranatural, (3)
cipta penutur yang berhasrat memperbaiki
fokus penelitian ini adalah makna sebagai
bahannya untuk memenuhi kesenangan
nilai, (4) proses penelitian ini didasarkan
pendengarnya.
pada signifikansi interpretatif, (5) peneliti
Dari batasan-batasan dan penjelasan
sendiri sebagai instrumen kunci (human
tersebut dapat disimpulkan, bahwa cerita
instrument), dalam hal ini sebagai
rakyat adalah cerita atau tuturan yang
interpretator, dan (6) berusaha
disampaikan seseorang kepada orang lain
mendeskripsikan dan menginterpretasikan
atau dari generasi berikutnya, secara turun-
makna yang dikandung CRS tersebut.
temurun sebagai alat untuk menyampaikan
Alasan ini sejalan dengan pandangan
pesan atau amanat tertentu.
Bogdan dan Taylor (1973) yang mengatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
2.6 Cerita Rakyat sebagai Bagian dari
yang menghasilkan data desktiptif berupa
Folklor Lisan
kata-kata tertulis atau lisan (dibandingkan
Jika dicermati pengertian folklor dan
dengan Miles & Huberman, 1984:15-16).
ciri-ciri utamanya, seperti telah disajikan,
Dalam penelitian ini dibedakan antara
tidak bisa dipungkiri lagi bahwa cerita
pendekatan yang bersifat metodologis dan
rakyat adalah salah satu bentuk folklor lisan.
teoritis. Pendekatan (yang bersifat
Menurut Danandjaya, dari semua bentuk
metodologis) yang digunakan dalam
106|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
penelitian ini adalah hermeneutik. Pemilihan kegiatan membaca. Dikatakan data terpilih
metode ini dipandang tepat karena sesuai karena data tersebut harus mampu
dengan tugas pokok hermeneutik, yaitu memberikan informasi sesuai dengan
menginterpretasikan sebuah teks sehingga permasalahan yang diajukan peneliti. Untuk
dapat dimengerti oleh banyak orang pada menemukan data terpilih tersebut, dilakukan
zaman yang berbeda (adaptasi dari Hidayat, kegiatan membaca secara observatif,
1996). Terkait dengan masalah ini, membaca secara kritis, dan membaca secara
Suryawinata menyebutkan bahwa salah satu evaluatif. Pada tahap membaca observatif,
dasar pokok penelitian sastra adalah dilakukan kegiatan membaca teks CRS
interpretasi, yang tidak lain adalah secara keseluruhan guna memperoleh
hermeneutika (dalam Aminuddin, (ed.), informasi dari bacaan. Pada tahap membaca
1990:144). kritis, peneliti berusaha memahami
Data penelitian ini berupa data verbal, kesesuaian informasi dalam bacaan dengan
yaitu berupa sekuen-sekuen atau bagian- konteks yang diacu dan mengidentifikasikan
bagian tertentu dari CRS yang mengadung sistem tanda dalam bacaan dengan konteks
unsur supranatural. Adapun sumber data sosial budaya Sasak. Selanjutnya, untuk
dalam penelitian ini dibatasi pada CRS yang memahami kelayakan motif pemaparan
telah didokumentasikan; baik oleh Proyek konsep-konsep tertentu dalam bacaan
Penerbitan dan Pencatatan Kebudayaan dihubungkan dengan konteks sosial-budaya
Daerah Departemen Pendidikan dan masyarakat pemilik cerita (Sasak). Untuk
Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku itu dilakukan wawancara dengan para
Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta; Pusat budayawan atau para pengamat budaya
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Sasak. Hal ini dilakukan untuk memperkaya
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “critical judgement” peneliti. Sedangkan
Jakarta maupun oleh Proyek Penelitian dan membaca secara evaluatif dimaksudkan
Pencatatan Kebudayaan Daerah, untuk menilai kesepadanan gambaran nilai
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam teks dengan konsep yang ingin
Mataram. Buku-buku yang dijadikan digarap peneliti.
sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) Instrumen utama penelitian ini adalah
Cerita Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat peneliti sendiri (human instrument). Peneliti
(Depdikbud Mataram, 1978); (2) Cerita sebagai instrumen peneliti merupakan salah
Rakyat Nusa Tenggara Barat (Mite dan satu ciri pokok penelitian kualitatif (Bogdan
Legenda) (Depdikbud Jakarta, 1981); (3) dan Biklen, 1992). Dalam penelitian
Cerita Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat kualitatif, peneliti sendiri atau dengan
(Depdikbud Jakarta, 1982); dan (4) Sastra bantuan orang lain merupakan alat
Lisan Sasak (PPPB Jakarta, 1987). pengumpul data utama (Moleong, 1995:4).
Teknik pengumpulan data dalam Peneliti langsung sebagai instrumen kunci,
penelitian ini adalah studi dokumentasi. ia mengarahkan semua kemampuan
Studi ini dilakukan dengan jalan membaca intelektual, pengetahuan dan keterampilan
teks (dokumen) CRS. Pemilihan studi dalam mengumpulkan data, dan mencatat
dokumentsi ini sesuai dengan keadaan segala fenomena yang diamati (Semi,
penelitian ini, yaitu cerita rakyat Sasak yang 1990:24).
menjadi sumber data sudah
didokumentasikan oleh peneliti terdahulu.
Berdasarkan dokumen cerita rakyat tersebut,
peneliti mengumpulkan data terpilih melalui
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|107

4. Pembahasan Dengan kepingan itulah dua Wali itu


4.1 Bentuk-Bentuk Kepercayaan melanjutkan perjalanan menuju darat
terhadap Masalah Supranatural Lombok. Akhirnya mendarat di sebuah
Setelah dilakukan pengkajian secara pantai. Itulah sebabnya hingga kini
cermat dan saksama, bentuk-bentuk pantai desa sekitarnya dinamai Batu
kepercayaan masyarakat Sasak zaman Layar (GAR, 1981:90).
dahulu tentang masalah supranatural/hal-hal (2) Sebenarnya yang masyhur dengan
yang bersifat ghaib/ajaib atau sulit dinalar sebutan Wali Nyatok adalah Abdul
oleh logika normal dapat disajikan sebagai Kadir Bagdadi. Ia berasal dari Bagdad.
berikut. Setelah lama mempelajari Agama Islam
di negeri itu, untuk memperdalam
4.1.1 Kepercayaan Keramat Wali Allah pengetahuan Islam ia pergi ke kota
“Wali Allah” (waliyullah) berarti Mekah. Di sana ia menyerahkan diri
kekasih Allah. Bentuk jamak dari kata wali sebagai murid. Ia salah seorang murid
adalah “auliya”. Jadi bentuk jamak dari yang pandai, cerdas dan sangat rajin….
waliyullah adalah “auliya’Allah” (Rakhmat, (Wny., 1981:119)
1991:130). Karena wali itu kekasih Allah, Dari kedua data tersebut (1 dan 2),
maka tentu saja dia orang yang sangat dekat tergambar bahwa sejak zaman dahulu
dengan Allah. Begitu dekatnya, sehingga ia masyarakat Sasak sudah mengakui dan
menyerap sifat-sifat Allah sampai ke tingkat meyakini Waliyullah. Cerita tentang Wali
tinggi-tingginya. Karena Wali Allah tersebut Allah yang bernama Gaos Abdul Razak dan
dalam agama Islam disebut “karamah” Wali Nyatoq, bukan saja ada dalam cerita
(keramat dalam bahasa Sasak). Dalam lisan (cerita rakyat yang telah
keyakinan masyarakat Sasak, keistimewaan didokumentasikan), tetapi hingga sekarang
seorang Wali Allah tampak pada apa saja masih hidup di kalangan masyarakat Sasak.
yang dikatakannya terbukti. Keistimewaan Kekuatan supranatural terkait dengan
lain lari Wali Allah adalah kehadirannya kewalian ini, yaitu dalam waktu yang
mendatangkan berkah kepada orang-orang bersamaan masing-masing orang melihat
di sekitarnya (Rakhmat, 1991:131). Gaos Abdul Razak berbeda-beda. Misalnya,
Keyakinan terhadap Wali Allah ini ada yang melihatnya sedang minum tuak,
tergambar secara jelas dalam CRS yang ada yang melihatnya sedang menyabung
berjudul “Gaos Abdul Razak” (GAR) dan ayam, ada yang melihatnya sedang duduk di
“Wali Nyatoq” (Wny.) pengakuan eksistensi rumah penduduk, ada yang melihatnya
Wali Allah secara eksplisit terungkap pada sedang bersembahyang di sebuah masjid
data berikut. (yang sekarang bernama masjid Sekar Bela).
(1) Tersebutlah sebuah cerita yang berasal Kejadian itu dapat dilihat pada kutipan
dari orang-orang tua dari Sekar Bela. berikut ini.
Diceritakan dua orang Wali yang (3) Kemudian berangkatlah dua orang
berasal dari Kalimantan berlayar utusan untuk memenuhi perintah raja.
menuju Pulau Lombok. Mereka Dari Kebon Kongoq mereka menuju
menumpang perahu Banjar. Setiba di Batu Ujung Pagutan. Di sana mereka
tengah laut, perahu diterjang badai dan melihat ulama itu sedang minum tuak
gelombang yang amat dahsyat. (air enau yang sudah diisi ragi)....
Akhirnya perahu itu pecah dan Setelah kedua utusan itu berangkat,
berkeping-keping. Tiba-tiba sekeping akhirnya tiba di Desa Pegesangan. Di
pecahan itu berubah menjadi batu. sini mereka melihat Gaos Abdul Razak
108|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
sedang menyabung ayam…. Setelah itu Gaos ke Sekar Bela atas perintah raja.
kedua utusan menuju Kampung Seren. Keanehan seperti dijelaskan tersebut dilihat
Di sini mereka melihat Gaos Abdul pada data berikut.
Razak sedang duduk di rumah (5) Setelah mereka berada tujuh hari di
penduduk…. Sedang dua utusan Punia, tiba-tiba muncul keajaiban. Mata
lainnya melihatnya sedang sembahyang air muncul dengan ledakan yang
di sebuah masjid, yang sekarang dahsyat.... “Nah telah lama kau tinggal
bernama masjid Sekar Bela (GAR, di tempat ini. Sekarang aku berniat
1981:90-91). membangun istana. Sedang kamu akan
Keajaiban lainnya, yaitu ketika GAR kukembalikan ke Sekar Bela.
sudah dibunuh dan kepalanya dimakamkan Perbesarlah kampungmu di sana....
di sebuah makam yang bernama Makam Setelah seminggu mereka membuat
Otak-Otak. Setiap Raja Bali yang lewat perumahan baru, muncul lagi sebuah
dimakam itu tiba-tiba saja terjatuh. Hal ini mata air dengan ledakan dahsyat seperti
dialammi oleh orang Hindu yang memimpin yang terjadi di Punia. Bersamaan
waktu itu, yaitu Gusti Ketut Gosha dan dengan itu mata air yang di Punia tiba-
Anak Agung Ketut Jelantik. Keajaiban ini tiba menjadi kering. Melihat keadaan
dapat dilihat pada data berikut. itu Gusti Ketut Gosha menghadap
(4) “Mendengar itu Gusti Ketut Gosha kepada Anak Agung dan memberi
segera berangkat, menuju Sekar Bela. laporan (GAR:94-95).
Menjelang lima belas meter akan tiba Banyak lagi keanehan dan keajaiban
di kuburan otak-otak, tiba-tiba Gusti berkat keramat Wali Allah tersebut.
Ketut Gosha terjatuh. Rakyatku Keanehan seperti ketika kubur otak-otak itu
sekalian, telah kerap kali aku datang di digali untuk dipindahkan yang ditemukan
tempat ini, tak pernah aku mengalami adalah sebatang anak pohon pisang. Padahal
pengalaman seperti ini. Apakah kira- dahulu yang dikuburkan oleh murid-
kira sebabnya?” muridnya adalah kepala Gaos Abdul Razak
.... (GAR, hlm.95). Turunnya hujan lebat
Mendengar itu berangkat Anak Agung disertai angin ribut, guruh, dan kilat serta
Ketut Jelantik menuju Sekar Bela. gelombang laut yang amat besar, ketika
Setiba di Pegesangan, ia beristirahat rombongan Gusti Ketut Gosha (sebanyak
sesaat, kemudian melanjutkan 1740) berziarah ke makam Loang Balok
perjalanan menuju ke arah barat (makan tempat dipindahkannya kubur otak-
menuju Sekar Bela. Setelah berada lima otak) (hlm.98). keajaiban lain adalah
belas meter dari kubur otak-otak, raja munculnya di tengah laut bayangan Gaos
pun terjatuh bersama pengiring serta Abdul Razak, yang sedang menunggang
kudanya (GAR:92). kuda dan terdengarnya sebuah suara
Masih banyak keajaiban lain yang (hlm.99); dan berbagai keajaiban lainnya.
diyakini sebagai keramat wali (GAR) yaitu (6) Tatkala hal demikian itu diketahui oleh
munculnya sebuah mata air dengan ledakan Wali Nyatoq, ia berkesimpulan bahwa
yang dahsyat, ketika rakyat Sekar Bela baru Datu Sakra sudah bertindak kurang
tujuh hari dipindahkan ke Punia. Mata air ini baik. Wali Nayatoq tidak bisa
berpindah lagi ke Sekar Bela setelah raja menerima tindakan tersebut. Dengan
(Ketut Jelantik) berniat mendirikan istana segera ia meninggalkan selamatan itu.
raja di sekitar mata air. Pindahnya mata air Ditinggalkan Desa Mendung dan
ini berhubungan dengan pindahnya murid menuju Desa Pejanggiq jauh di sebelah
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|109

barat. Hal itu segera diketahui Datu bapak yang mempunyai beberapa ekor
Sakra. Oleh karena itu, ia segera kerbau dan seorang anak kecil.
memerintahkan patihnya untuk Sebenarnya anak ini sudah pandai
menyusul Wali Nayatoq.... Diceritakan berjalan, namun masih juga ditidurkan
kini sang patih yang sedang menyusul di atas sebuah buaian. Kakinya diberi
perjalanan Wali Nayatoq. Dalam gelang. Pada waktu di tinggalkan
perjalanan ini sang patih melarikan ayahnya, anak ini sedang tidur dengan
kudanya sekencang-kencangnya. pulasnya.
Sedang Wali Nyatoq berjalan biasa. Sesampai di tempat itu Wali Nyatoq
Walaupun demikian sang patih tak mengubah diri menjadi seorang anak
dapat menyusul Wali Nyatoq kecil yang rupanya tepat seperti anak
…(Wny.,1981:121). yang sedang tidur itu. Ia berjalan di
Keyakinan sang patih akan kewalian sekitar tempat kerbau-kerbau yang
Wali Nyatoq semakin kuat ketika ia melihat sedang beristirahat. Perbuatan semacam
Wali Nyatoq masuk mesjid dan seketika itu itu menimbulkan kekehawatiran kepada
juga ia mencarinya di dalam mesjid, tetapi ia bapak tadi. Ia khawatir kalau anaknya
tidak menjumpai seorang pun. diinjak oleh kerbau. Demikian kata hati
(7) “Tapi jelas sekali ia masuk ke dalam sang bapak. Tetapi ia menjadi sangat
mesjid ini,” kata sang patih. “Saya heran dan takjub setelah mengetahui
harus mencarinya ke dalam.” bahwa anaknya masih tidur di
“Silahkan, tuanku boleh mencarinya, tempatnya (Wny:122).
tetapi tak mungkin akan Setelah Wali Nyatoq diambil dan
menemukannya.” dijadikan anak angkat oleh si pemilik
Maka masuklah sang patih ke dalam kerbau, kehidupan mereka menjadi lebih
mesjid itu. Tak seorang pun baik. Kerbaunya berkembang biak dengan
dijumpainya. baik dan tidak pernah dicuri orang. Keadaan
“O, bila demikian, memang benar dia ini diyakini sebagai keistimewaan karena
adalah seorang wali yang nyata” anak angkatnya (Wali Nyatoq) tinggal di
(Wny.:122). rumahnya. Petikan kutipan berikut.
Keajaiban lain yang dimiliki sebagai (9) Karena itu, Wali Nyatoq diambil dan
berkat keramat Wali Nyatoq yaitu ia dijadikan anak angkat.... Sejak itu
mengubah dirinya menjadi seorang anak kehidupan keluarganya menjadi lebih
kecil yang rupanya persis seperti anak baik. Kerbau piaraannya tak pernah
pemilik kerbau. Pengubahan diri ini berkurang, dan berkembang biak
dilakukan dengan maksud agar seorang dengan sempurna. Lagi pula tak pernah
bapak, menyadari keadaan anaknya yang dicuri orang. Demikian kelebihan dan
ditinggalkan sendiri dalam keadaan tertidur. keistimewaan yang dialami, semenjak
Dengan penyamaran ini, bapak (pemilik Wali Nyatoq berada di rumahnya
kerbau) menjadi khawatir, jangan-jangan (WNy.:122).
anaknya diinjak oleh kerbau. Keajaiban Keistimewaan Wali Nyatoq tak
seperti dijelaskan tersebut tergambar pada berhenti sampai disitu. Ketika ia beranjak
kutipan berikut. dewasa, keadaan keluarga pemilik kerbau
(8) Adapun Wali nyatoq, dari Pejanggiq semakin bahagia. Semua keinginannya
terus menuju ke Desa Rembitan di terpenuhi dengan segera. Asal ia
sebelah selatan. Orang pertama menginginkan sesuatu, walaupun belum
dijumpai di Rembitan adalah seorang
110|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
diutarakannya, sebentar saja Wali Nyatoq tertentu. Ada yang bertapa untuk mencari
sudah datang membawakannya. kekebalan atau ilmu kadigjayaan; ada yang
(10) Beberapa tahun kemudian Wali Nyatoq ingin menjadi pemimpin (raja); dan ada juga
beranjak dewasa. Keadaan rumah yang bertapa untuk mendapatkan benda-
tangga sang bapak semakin meningkat benda sakti, seperti keris, pisau, dan benda-
bahagia. Segala keinginan bapak benda lainnya. Untuk mengetahui kegiatan
angkatnya terpenuhi dengan segera. bertapa dan tujuan-tujuannya yang
Entah dimana dan bagaimana cara diungkapkan dalam CRS, terlebih dahulu
memperolehnya tak seorangpun yang disajikan data-data berikut ini.
tahu. Asal bapaknya menginginkan (11) Sesudah Raden Nuna Putra Janjaq naik
sesuatu, walau belum dikemukakan, tahta, memerintah dikerajaan Taun,
sebentar saja Wali Nyatoq telah datang ayahandanya yang sudah tua itu pergi
membawakannya.... (WNy.:122). bertapa ke sebuah gunung yang tinggi,
Masih banyak lagi keajaiban yang diiringi putri baginda yaitu Dewi
ditunjukkan Wali Nyatoq. Misalnya Rinjani. Konon dipuncak gunung itulah
peristiwa yang sangat sulit diterima akal baginda tinggal berdua dengan putri
sehat adalah ketika Wali Nyatoq ingin baginda Dewi Rinjani. Di sana Dewi
bersembahyang Jumat di Mekah sambil Rinjani diangkat oleh para jin menjadi
membawa bapak angkatnya, Wali Nyatoq kepala semua putri jin. Sejak itu
dalam sekejap telah tiba di Mekah. pulalah konon, gunung yang tinggi di
Berbagai kejadian aneh/ajaib seperti pulau Lombok, tempat mereka bertapa
telah dipaparkan, diyakini oleh manusia dan tinggal itu disebut dengan nama
dalam cerita Sasak sebagai suatu keis- Gunung Rinjani (DR, 1978:23).
imewaan Wali Allah, yang dalam istilah (12) Kini diceritakan bahwa raja Berenga
Sasak disebut “Keramat Wali.” bermaksud akan bertapa di Lengkoq
Inan Ratu. Sebelumnya diperintahkan
4.1.2 Bertapa untuk Mendapatkan berapa orang petugas membersihkan
Kesaktian pertapaan itu serta menyiapkan
Bertapa atau dalam istilah Sasak keperluan untk bertapa, seperti empok-
tapah adalah menjalani olah batin dengan empok meniq siong (beras yang di
mengasingkan diri dengan keramaian dunia gongseng sampai mekar) dan
serta menahan hawa nafsu, menahan rasa kemenyan. Setelah bertapa selama dua
lapar, rasa haus, dan rasa kantuk serta minggu, ia berkata kepada patih
menahan nafsu lain yang bersifat biologis pengawalnya.
agar dapat mencapai ketenangan batin dan “Wahai Paman Patih! Mengapa hingga
hening yang menunjang tercapainya saat ini keadaan sepi-sepi saja?
pernyataan rasa dan cipta sehingga sampai Petunjuk dari yang Mahakuasa belum
ke tingkat kepasrahan kepada Tuhan Yang juga datang. Apakah yang
Mahakuasa guna ajaran secara gaib sesuai menyebabkannya?”
dengan tujuan spiritual yang ingin “Patih yang ditanya lalu menjawab,
dicapainya (KBBI, 1995:1009). “Rupanya perlu ditambah kemenyan.”
Bagi masyarakat Sasak, bertapa atau Kemenyan ditambahkan.
tapah ini dilakukan di kuburan, di tempat- Setelah itu dan setelah bertapa selama
tempat sepi yang jauh dari keramaian, satu bulan, datanglah petunjuk dari
seperti di gunung-gunung, dan sebagainya. Yang Mahakuasa.
Bertapa dilakukan dengan tujuan-tujuan
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|111

Wahai Paman Patih. Dalam tapaku Terlepas dari tempat mereka bertapa,
datanglah petunjuk dari Yang bahan yang dipersiapkan, dan tujuan yang
Mahakuasa tentang permintaanku diinginkan dalam bertapa, semua yang di
meminta Gunamong (suatu ilmu yang ungkapkan pada data di atas dan analisis di
menyebabkan yang empunya selalu atas menggambarkan bahwa manusia Sasak
dikabulkan kehendaknya dengan suka bertapa. Bertapa ini hingga sekarang
seketika)....” (DB,1978:58). masih dilakukan oleh sebagian kecil
(13) .... Dan bertanyalah Doyan Mangan. masyarakat Sasak. Tujuan mereka bertapa
“Mata apakah yang mendelik itu? tidak lagi sebatas apa yang diungkapkan
Apakah kau ini jin atau manusia.” Dan dalam CRS, tetapi semakin meluas, yaitu
menjawablah yang berada dalam pohon kekebalan, kesaktian, kekayaan, pengaruh,
beringin itu. prestise, dan sebagainya.
“Aku ini manusia. Aku sedang bertapa
agar dapat menjadi raja di Pulao 4.1.3 Memercayai Ahli Nujum, Wangsit,
Lombok ini” (DM,1978:32). Firasat, dan Mimpi
(14) .... Tak berapa jauh mereka berjalan, Berikut disajikan secara berturut-turut
kembali Doyan Mangan melihat sorot unsur-unsur supranatural terkait dengan
sepasang mata. Tubuh mata tersebut kepercayaan manusia Sasak (dalam CRS)
dibelit oleh rotan, sehingga tak dapat mengenai ahli nujum, Wangsit, firasat, dan
melepaskan diri. Demikian juga isyarat mimpi.
manusia berkeinginan menjadi raja,
karena itu ia bertapa. Oleh Doyan 4.1.3.1 Kepercayaan terhadap Ahli
Mangan diputuskannyalah rotan yang Nujum (Paranormal)
membelit itu. Kemudian ditanya siapa Sebelum dianalisis kepercayaan
namanya. ”O, aku bernama Sigar manusia Sasak kepada ahli nujum
Penyalin” (DM:32). (paranormal), terlebih dahulu perlu
Mencermati data-data di atas (11— dijelaskan arti dari kata “nujum” tersebut.
14), tergambar bahwa manusia Sasak Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
(zaman dahulu) suka bertapa. Berdasarkan nujum diartikan dengan (n) perbintangan
data tersebut diketahui bahwa mereka untuk meramalkan (mengetahui) nasib
bertapa di gunung-gunung, di hutan-hutan, orang, dan sebagainya; orang yang
dan di pohon-pohon kayu besar. Bahkan ada mengetahui segala alam; bintang-bintang
juga yang bertapa di rumpun rotan (yang (1995:694). Dari bentuk nujum, lahir kata
berada di tengah hutan). Berbagai tujuan “menujumkan” yang berarti meramalkan.
mereka melakukan pertapaan, misalnya Dalam penelitian ini, nujum disamakan
banyak untuk menghabiskan hari tua dan dengan ramalan. Oleh karena itu, “ahli
mencari ketenangan batin; ada yang nujum” disamakan dengan “peramal”
meminta gunamong, yaitu sejenis ilmu yang (paranormal). Selanjutnya yang dimaksud
membuat si empunya ilmu tersebut selalu percaya kepada ahli nujum (dalam
dikabulkan kehendaknya; ada yang bertapa penelitian ini) maksudnya mempercayai dan
karena ingin menjadi raja. Dari data di atas, meyakini petunjuk-petunjuk, hasil-hasil
juga diketahui bahwa di dalam bertapa, ramalan para peramal atau paranormal.
seseorang melakukan persiapan khusus, Nujum (ramalan) adalah usaha untuk
seperti membersihkan tempat pertapaan, memperoleh informasi mengenai (hal-hal
empok-empok beras siong, dan kemenyan. yang luput dari pengamatan biasa, dengan
meminta bantuan pada informal yang bukan
112|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
manusia (Dhavamony, 1995:61). Dijelaskan rakyatku harus menetap. Tunjukan
pula bahwa ramalan secara luas sudah tempat itu hingga aku dan rakyatku
diperaktikan dalam semua kebudayaan dapat mencapai kebahagiaan lahir
manusia dan segala zaman, khususnya di batin.”
antara kaum primitif. Setelah berpikir beberapa lama, maka
Ada tiga teknik yang biasa digunakan para ahli nujum dan ahli palak telah
para pelaku ramalan (peramal), yaitu: (1) mencapai kata sepakat.
cara-cara ramalan mekanis, yang “...Pangeran junjungan kami, bila tekad
mengunakan manipulasi dari objek-objek telah bulat di hati pangeran untuk
material belaka dan operasinya harus mencari tempat membangun desa baru,
disebut “kebetulan”; (2) ada ramalan lewat menurut kami semua, arah yang harus
nujum, yaitu biasa diartikan sebagai Tuanku telusuri adalah arah barat
menjalani, dengan kondisi-kondisi yang daya....” (DL,1981:28).
disiapkan secara istimewa, tingkah laku atau (17) “Karena firasat itu selalu mengganggu
aspek tertentu dari binatang; dan (3) ramalan dirinya, ia pun memanggil seluruh ahli
dengan menunjuk pada daya-daya spritual, nujum yang berada di kerajaan itu.
atau kekuatan-kekuatan dengan sifat Mereka diminta meramalkan tanda
setengah manusia, adakalanya diperantarai ajaib yang dimiliki putranya
lewat teknik dari roh pengantara (ABG,1982:91).
(Dhavamony,1995:61). Berdasarkan Data-data tersebut (15—17)
pendapat Davamony di atas, peramalan mengunggkapkan secara eksplisit, bahwa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu manusia Sasak sejak dahulu memercayai
ramalan mekanis, ritual, dan emotif. ahli nujum (paranormal). Pada data (15),
Kepercayaan manusia Sasak terhadap digambarkan bahwa paranormal digunakan
ahli nujum (peramal) dan keyakinan mereka sebagai petunjuk obat yang dapat
mengenai kebenaran isi ramalan, baik secara menyembuhkan penyakit Dewi Mas Ari
eksplisit maupun implisit, banyak Kencan. Pada data (16) dilukiskan betapa
ditemukan di dalam CRS. Untuk pentingnya para ahli nujum dalam
memperoleh gambaran mengenai hal menentukan (memberikan) informasi,
tersebut, perlu data-data berikut. mengenai tempat yang paling baik untuk
(15) Dewi Mas Ari kencana menderita sakit. mendirikan perkampungan baru, yang kelak
Bermacam-macam dukun telah bisa memberikan kebahagiaan bagi raja dan
mengobatinya, tetapi ia tidak sembuh rakyatnya. Sedangkan pada data (17) para
juga. Kemudian ditanyakan sebab- ahli nujum diminta oleh Sang Raja (Datu
musabbab penyakit itu kepada Mas Pati) untuk memecahkan suatu misteri,
seseorang tukang ramal. Tukang ramal yaitu suatu tanda yang amat aneh (ujung
itu menjelaskan, penyakit Dewi Mas kemaluan putranya yang baru lahir) kerap
Ari kencana hanya bisa disembuhkan bercahaya memancarkan sinar. Para ahli
apabila diobati dengan pok jengi nujum diminta meramalkan makna dari
(mangga jenggi). Sedangkan pok jenggi tanda ajaib yang dimiliki putranya itu.
itu hanya ada di lautan selatan Lebih jauh lagi keyakinan kepada
(BM,1978:43). para ahli nujum dan hasil peramalannya,
(16) “Hai semua ahli nujum maupun ahli memperkuat anggapan peneliti bahwa
palak, cobalah kalian tunjukan sekarang manusia Sasak sangat percaya kepada
tempat tinggal yang harus paranormal. Hasil peramalan ahli nujum,
kubanggakan. Di mana aku dan semua seperti penyakit Dewi Mas Ari Kencana
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|113

(Permaisuri Raja Selaparang), hanya bisa 4.1.3.2 Wangsit, Firasat dan Mimpi
diobati dengan pok jenggiq (data 15), oleh Kecuali mempercayai ahli nujum
tokoh diyakini benar. Sebab setelah makan (paranormal). Manusia Sasak juga
Pok Jenggiq itu, permaisuri raja bisa mempercayai adanya pesan-pesan atau
sembuh. Hal ini tampak pada kutipan amanat gaib (wangsit), firasat, dan mimpi.
berikut. Gambaran mengenai kepercayaan manusia
(18) Setelah berada di lautan selatan, Sasak terhadap hal-hal tersebut disajikan
tampak olehnya sebiji Pok Jenggiq dan berturut-turut sebagai berikut.
disambarnyalah mangga itu, kemudian
dipersembahkan kepadanya Dewi Mas 4.1.3.2.1 Wangsit
Ari Kencana. Setelah itu Dewi Mas Ari Sebagaimana telah disebutkan,
Kencana sembuh....” (DM, 1978:43-44) manusia dalam CRS mempercayai wangsit
Begitu juga dengan ramalan tentang atau adanya pesan-pesan gaib. Hal ini
tempat yang baik untuk dijadikan sebuah tergambar dari pengakuan para tokoh cerita.
perkampungan (oleh Raden Mas Panji Tilar Banyak pesan gaib yang harus diikuti atau
Negara) juga diyakini kebenarannya. Sebab diamalkan oleh tokoh cerita. Pesan-pesan
tempat yang ditunjukkan oleh ahli nujum gaib tersebut kadang-kadang berupa
tersebut, di kemudian hari berubah menjadi petunjuk untuk melakukan suatu pekerjaan.
sebuah kerajaan yang dikenal dengan Gambaran yang lengkap mengenai wangsit
Kerajaan Langko. Kerajaan Langko menjadi ini dapat dilihat pada data-data berikut.
tempat yang aman, damai, sentosa lahir (19) Dalam pertempuran babak kedua inilah
batin. Hal ini terbukti dari kutipan berikut, Datu Taun dapat menangkap Raden
“Setelah berjalan beberapa tahun, Desa Nuna Putra Janjaq. Akan tetapi, ketika
Langko telah berubah menjadi Kerajaan akan diangkat untuk menghempaskan
Langko. Rakyat hidup dalam keadaan aman, dan dilempar ke luar istana, suara gaib
damai, serta sentosa, bahagia lahir-batin” terdengar memberitahukan bahwa yang
(DL, 1981:33). dilawan bertenpur itu adalah putranya
Adapun kebenaran ramalan para ahli sendiri. Suara gaib itu berbunyi
nujum tentang misteri ujung kemaluan putra demikian:
raja (Datu Mas Pati), juga terbukti “Hai Datu Taun, jangan kamu aniaya
kebenarannya. Kesepakatan para ahli nujum anak itu, karena ia adalah anakmu yang
yang memberi makna bahwa keanehan pada sejati dari istanamu Dewi Mas.”
ujung kemaluan putra raja itu bermakna Setelah menerima pemberitahuan dari
suatu tanda panas, memang terbukti. Hal ini suara gaib itu, dilepasnyalah Raden
tergambar dari perjalanan hidup putra raja Nuna Putra Janjaq dengan seketika.
(Arya Banjar Getas), seperti ketika remaja, Lalu dirangkul dan dipeluknya dengan
ia dituduh menodai permaisuri raja (orang mesra sekali disertai penyesalan dan
tua angkatnya), dan masalah ini kesedihan mendalam di hatinya (DR,
membuatnya harus meninggalkan istana. 1978:22)
Begitu juga dalam keseluruhan perjalanan (20) “Nah sekarang cobalah ceritakan
hidupnya, ia selalu berhadapan dengan selawat dan serakal bersama-sama.
berbagai bahaya atau selalu direncanakan Kemudian darah itu dapat dimasukkan
untuk dibunuh oleh raja yang sedang ke liang lahat.” Setelah selesai
berkuasa. membacakan selawat dan serakal,
terdengarlah suara gaib. “Kerjakanlah
baik-baik perigi makam itu murid-
114|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
muridku. Hiduplah kamu dengan sepakat untuk membacakan selawat dan
rukun. Jangan sekali-kali bercekcok serakal (serakal = membaca kitab
atau membuat persoalan. Kalian yang Barzandji). Setelah membaca selawat dan
empat puluh empat sejak sejak di dunia serakal itu, muncullah suara gaib. Adapun
ini hingga di akhirat. Kita akan pada data (21) pesan gaib muncul ketika
berjumpa di padang mahsyar” (GAZ, empat puluh empat murid Gaos Abdul
1981:99-100). Razak tiba di makan Pada Reaq (dalam
(21) Rombongan tiba di makam Padang rangka ziarah kubur). Isi pesan gaib pada
Reaq, pada saat menjelang tengah hari. saat itu adalah pujian guru terhadap
Tiba-tiba terdengar kembali suara gaib: muridnya, doanya kepada Tuhan, agar
“Nah, murid-muridku, kamu memang murid-muridnya diberi usia panjang, dan
orang-orang baik. Kamu telah amanat Gaos buat penguasa pada saat itu.
melakukan perintahku. telah Berdasarkan analisis tersebut, dapat
mendatangi tempat ini. Semoga Tuhan dikatakan bahwa manusia Sasak
memperpanjang usiamu dan semoga mempercayai adanya wangsit (suara gaib,
negeri ini selalu aman dan sentosa, pesan gaib); bahkan tidak sekedar percaya,
serta tak ada orang yang berniat tetapi menjalankan isi pesan/amanat
meruntuhkan kerajaan ini. Sampaikan tersebut. Kepercayaan yang kuat terhadap
juga pesanku kepada Anak Agung, agar wangsit dan kesetiaan untuk
kalian tetap dilindungi selama hidupmu melaksanakannya, hingga kini masih
selama akhir hayat” (GAZ, 1981:101). ditemui pada sebagaian kecil masyarakat
Kutipan-kutipan cerita (19,20,21) Sasak, terutama mereka yang berprofesi
menggambarkan bahwa manusia Sasak sebagai dukun, tukang tenung, dan
meyakini hal gaib tentang adanya wangsit sebagainya.
atau pesan-pesan gaib. Pada data (89) pesan
gaib hadir ketika Datu Taun sedang 4.1.3.2.2 Firasat
bertarung dengan putranya sendiri (yang Di dalam Kamus Bahasa Indonesia
selamanya ini tidak diketahuinya). Ketika (1995:277) ditemukan beberapa makna kata
Datu Taun ingin melemparkan musuhnya ke “firasat”, yaitu: (1) keadaan yang dirasakan
luar istana, suara gaib terdengar. (diketahui) akan terjadi sesudah melihat
Mencermati saat suara gaib itu muncul dan gelagat, (2) kecakapan untuk mengetahui
pesan yang disampaikan, tampak bahwa (meramalkan) sesuatu dengan melihat
pesan gaib berfungsi sebagai penyelamat keadaan (muka, urat tangan, dan
putra Datu Taun dan menyatukan kembali sebagainya), (3) pengetahuan tentang tanda-
keluarga Datu Taun yang telah bercerai tanda pada badan untuk mengetahui tabiat
selama puluhan tahun, akibat fitnahan (untung-malang) seseorang, dan (4) keadaan
permaisuri kedua Datu Taun. muka (mata, bibir dan sebagainya) yang
Sedangkan pada data (20), pesan gaib dihubung-hubungkan dengan tabiat
muncul ketika empat puluh empat murid orangnya.
setia Gaos Abdul Razak melihat sesendok Dari keempat makna firasat, dapat
darah di tumpukan daun jagung. Mereka disimpulkan bahwa firasat berkaitan dengan
ingin mengambil darah itu (karena mereka perasaan seseorang tentang sesuatu yang
yakin itu darah guru mereka), tetapi tidak akan terjadi; kecakapan seseorang untuk
seorangpun yang mampu memegangnya. mengetahui (meramalkan) sesuatu dengan
Darah tersebut selalu bergerak ketika melihat tanda-tanda fisik; dan pengetahuan
diambil. Keanehan itu membuat mereka tentang tanda-tanda yang ada pada fisik
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|115

seseorang dikaitkan dengan nasib (baik- (25) Tentang hal itu Gaos Abdul Razak
buruk) yang akan menimpanya. merasakan suatu firasat, tetapi ia tetap
Selain kepercayaan kepada wangsit, diam. Setelah kelompok orang-orang
sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, itu berkumpul, maka Gaos Abdul
keyakinan tentang kebenaran suatu firasat Razak dipanggil oleh seorang
banyak juga mewarnai kehidupan manusia murudnya yang paling utama. Ketika ia
Sasak. Hal ini terungkap dalam CRS. Untuk memenuhi panggilan itu, tiba-tiba ia
membuktikan masalah ini, perlu disajikan disergap, kemudian di ikat,akhirnya
data-data sebagai berikut. dibunuh (GAZ,1981:91).
(22) Lama kelamaan... setelah sekian lama Sejak lahir putra itu memiliki suatu
warga Titiq Cekor mendiami Desa tanda yang amat aneh. Ujung
Lendang Bila, Sempak, dan Desa kemaluannya kerap bercahaya
Penasan, Titiq Cekor menerima suatu memancarkan sinar. Melihat itu Datu
firasat bahwa ia akan dikunjungi oleh Mas Pati menjadi gelisah. Ia
Batara Sang Upati (Nenek moyang para memandang hal itu sebagai suatu firasat
Brahmana di Bali dan di Lombok). kurang baik (ABG,1982)
Oleh karena itu, Titiq Cekor cepat Data-data yang telah dikutip (22—25)
mengumpulkan pemuka masyarakat, mengambarkan tokoh utama cerita
yang berupa Toaq-lokaq serta anak mengenai firasat dan kebenarannya. Secara
cucunya sekalian (BB,1978:82). tidak langsung hal ini melukiskan bahwa
(23) Anak cucuku, kusuruh memukul manusia Sasak menyakini kebenaran suatu
kentongan untuk memangil kalian firasat. Pada data (22) diungkapkan firasat
karena aku menerima firasat di dalam hadir lewat sebuah mimpi. Pada data (23),
mimpi, bahwa kita akan dikunjungi firasat tokoh utama cerita (HAB) muncul
Batara Sang Upati…. pada bulan setelah melihat keadaan (keanehan) dari
purnama kuajak engkau bersama-sama burung besar yang baru saja membawanya
turun dari gunung ini menuju ke pantai terbang. Firasatnya mengatakan, burung itu
Sorongan Jukung. Karena menurut adalah seorang malaikat yang sengaja diutus
firasatku Batara Sang Upati akan tiba Allah untuk menolongnya. Kesimpulan
saat bulan purnama ini…. semacam itu muncul setelah melihat gelagat
(BB,1978:82). aneh dari burung itu, yakni lenyap seketika,
(24) Singkat cerita hari menjelang pagi. entah kemana. Sedangkan pada data (24)
Fajar kemerahan telah membentang di digambarkan adanya firasat yang
upuk timur. Burung itu juga segera mendahului suatu peristiwa, tanpa dikaitkan
bangun dan terbang menuju arah barat. dengan keadaan fisik atau tanda-tanda aneh
Tak berapa lama dia berada di benua pada badan seseorang. Firasat semacam itu
Afrika. Burung itu hinggap di batang diketahui dan dirasakan secara halus, berupa
pohon. Dengan segera Haji Ali Batu bisikan batin. Firasat ini dialami (GAR)
melepaskan ikatannya dan berpegang sebelum ia mati dibunuh murid-muridnya.
pada cabang pohon. Di saat itu Ketika ada rencana pembunuhannya oleh
timbullah firasat pada pikiran Ali Batu, Anak Agung Wirawangsa (raja yang
bahwa burung itu sebenarnya memerintah dikebun buruk, tetapi ia diam
penjelmaan malaikat, yang sengaja saja).
datang untuk menolong dirinya....” Adapun pada data (25) digambarkan
(HAB,1981:56). firasat dikatakan dengan tanda-tanda pada
anggota badan, yaitu tanda aneh pada ujung
116|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
kemaluan Arya Banjar Getas. Kelainan Perintah itu mendesak agar Banjar
tersebut diyakini sebagai firasat kurang baik, Getas kembali ke Pejanggiq, karena
yang dalam CRS (Arya Banjar Getas) akan terjadi suatu musibah
disebut sebagai suatu tanda panas. Tanda (ABG,1982:100).
panas (dalam keyakinan masyarakat Sasak), (28) “Anak cucuku, kusuruh memukul
berarti akan menimbulkan bencana di kentongan unuk memanggil kalian
kemudian hari. karena aku menerima firasat dalam
Berdasarkan analisis tersebut, dapat mimpi, bahwa kita akan dikunjungi
dikatakan bahwa manusia Sasak oleh Batara Sang Upati. Nah itulah
mempercayai dan menyakini firasat; baik sebabnya kau kupanggil....” (BB,1978
yang berkaitan yang melihat tanda-tanda 8:82—83).
pada badan seseorang maupun tanpa di Jika data-data (26, 27, 28) dicermati,
dahului keanehan-keanehan/kelainan pada tampak bahwa manusia Sasak tidak hanya
fisik seseorang. menganggap mimpi sekedar sebagai bunga
tidur semata, tetapi mimpi diyakini sebagai
4.1.3.2.3 Mimpi suatu isyarat, petunjuk atau pemberitahuan
Manusia Sasak tidak hanya Tuhan tentang sesuatu yang akan terjadi;
menganggap mimpi sebagai sesuatu yang baik tentang sesuatu yang menguntungkan
terlihat atau dialami waktu tidur (bunga maupun yang merugikan. Mimpi sebagai
tidur semata), tetapi diyakini sebagai suatu sesuatu pertanda baik dari Tuhan Yang
isyarat atau pemberitahuan dari Tuhan. Mahakuasa dilukiskan pada data (26).
Kecuali itu, mimpi diyakini sebagi suatu Peristiwa yang hadir dalam mimpi diyakini
firasat tentang terjadinya sesuatu. Apa pun sebagai suatu perintah (data 27); dan mimpi
bentuknya, mimpi bagi manusia Sasak dimaknai sebagai suatu firasat, bahwa yang
diyakini sebagai sesuatu yang bermakna. bermimpi akan didatangi seseorang
Keyakinan tentang mimpi yang telah (digambarkan pada data (28).
disebutkan, tampak pada data-data berikut. Berdasarkan analisis data (26, 27, 28),
(26) Sementara itu tersebutlah sebuah kisah tampak bahwa mimpi bagi manusia Sasak
di pulau Jawa. Pada suatu malam bukanlah sekedar sesuatu yang dialami
permaisuri bermimpi sedang mengail di waktu tidur yang tanpa makna, akan tetapi
tengah laut. Pada saat itu ia mimpi, adalah sesuatu yang bermakna
memperoleh sebuah permata yang (isyarat, petunjuk, firasat, dan sebagainya).
sangat bagus, bercahaya dan
bergemelapan. Ketika terjaga, 4.1.4 Mahluk Halus
permaisuri itu pun mengerti seluk- Mahluk halus adalah mahluk yang
beluk mimpi, Sang raja menafsirkan dianggap hidup di alam gaib atau yang
bahwa mimpi itu bukanlah kembang berada di luar alam fisik, misalnya jin, setan
tidur semata, tetapi merupakan isyarat (iblis), dan sebagainya. Kepercayaan kepada
baik dari Tuhan Yang Mahakuasa. mahluk halus (dalam penelitian ini), yaitu
Karena itu, Sang raja segera kepercayaan terhadap adanya mahluk-
memerintahkan para pembesar negeri mahluk yang hidup di alam gaib atau yang
akan turut serta mengail di tengah laut berada di luar alam fisik. Anaisis berikut ini
yang disebut di dalam mimpi difokuskan pada mahluk halus yang
permaisuri (ABG,1982:92). bernama “Jin” dan mahluk rohaniah yang
(27) Pada saat tengah malam, Banjar Getas bernama “malaikat.”
pun menerima perintah dalam mimpi.
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|117

Sebelum dianalisis bagaimana jin yang menjelma sebagai manusia. Hal ini
kepercayaan tokoh cerita, terlebih dahulu terungkap pada data berikut.
perlu disajikan tulisan terdahulu tentang (30) Tersebutlah putri jin yang bernama
kepercayaan masyarakat Sasak mengenai Dewi Anjani. Jin itu sangat cantik dan
mahluk halus ini. Dalam buku Adat Istiadat sakti. Kesaktiannya tidak ada
Daerah NTB (1977/1978) yang diterbitkan tandingannya di dunia ini. Dewi Anjani
proyek Penelitian dan Pencatatan merupakan raja semua jin yang berada
Kebudayaan Daerah Departemen di Gunung Rinjani. Ia memiliki
Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan kesaktian yang bernama Manuk Beri
sebagai berikut. (ayam sakti milik Dewi Anjani). Setiap
(29) Hampir semua suku bangsa yang hari Manuk Beri itu berbunyi. Bila ia
mendiami Nusa Tenggara Barat, masih mengais tanah, bumi Lombok ini
mempercayai adanya mahluk halus. semakin luas. Pada zaman dahulu pulau
Mahluk halus tersebut diyakini dapat Lombok ini sunyi senyap, dipenuhi
mengganggunya. Di Lombok ada hutan belantara yang lebat, ditumbuhi
mahluk halus yang disebut bakeq dan pohon kayu yang besar-besar sehingga
jin (jin). Baiq bakeq maupun jin penuh sesak. Itulah sebabnya pulau ini
keduanya bertempat tinggal di bagian bernama Sasak, karena penuh Sasak
alam yang dianggap angker, di pohon dengan pohon kayu. Agar pulau ini
kayu besar, gunung, bahkan di dekat berpenghuni, Dewi Anjani
kampung pun ada bakeq dan jinnya.... memerintahkan sebanyak 40 orang
Di Lombok selain bakeq dan jin, bangsawan jin akan menjelma menjadi
masih dipercayai adanya mahluk halus lain manusia dan turun menghuni pulau
yang menakutkan dan mengganggu Lombok ini. Seorang di antaranya
manusia, yaitu bebei dan bebodo. Adalah jin diangkat menjadi penghulu dan diberi
perempuan yang suka menyembunyikan nama penghulu Alim (DM,1978:25).
anak kecil pada waktu maghrib. Dari Melalui data di atas dapat dipahami,
penjelasan ini, tampak bahwa masyarakat bahwa manusia Sasak percaya dan
Sasak sejak dahulu telah mempercayai atau mengakui adanya mahluk halus yang
mengakui adanya berbagai mahluk halus, bernama jin. Jin ini dilukiskan juga
seperti bakeq jin, bebei, dan bebodo. Dalam memiliki kesaktian sebagaimana manusia.
analisis berikut, disajikan kepercayaan Berdasarkan data di atas diketahui pula
manusia Sasak terhadap mahluk halus yang bahwa asal mula penghuni pulau Lombok
bernama jin (jin). Diyakini bahwa mahluk (Gumi Sasak) ini adalah empat puluh
halus yang bernama jin ini, terbagi atas dua bangsawan jin yang menjelma sebagi
macam, yaitu jin kafir dan jin Islam. Jin manusia. Berdasarkan cerita tersebut,
sebagaimana manusia, ada yang baik ada manusia jelmaan jin inilah yang turun-
pula yang jahat; ada yang suka menolong temurun menghuni Pulau Lombok. Seperti
manusia, ada pula yang suka mengganggu telah dijelaskan sebelumnya, jin diyakini
dan mencelakakan manusia. ada yang baik dan ada pula yang jahat. Jin
Dalam CRS diungkapkan bahwa yang baik, diyakini sering menolong
manusia Sasak tidak saja mengakui adanya manusia yang dalam kesulitan. Hal ini
mahluk halus yang bernama jin, tetapi terlihat ketika Penghulu Alim berusaha
diyakini pula bahwa penghuni pertama melenyapkan putranya sendiri (Doyan
Gumi Sasak (Pulau Lombok) empat puluh Mangan). Ia ingin melenyapkan putranya
karena malu dengan kerakusannya.
118|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
Bagaimana caranya melenyapkan Doyan hati Dewi Anjani untuk menolong Doyan
Mangan dan bagaimana upaya pertolongan Mangan yang ditindih pohon besar,
yang diberikan jin Dewi Anjani? Hal ini melukiskan bahwa jin dipercayai suka
terungkap pada data berikut. menolong manusia yang sedang dalam
(31) Karena sangat marah, penghulu Alim kesulitan. Perlu dijelaskan bahwa
berniat membunuhnya.... Oleh karena pertolongan yang diberikan jin Dewi Anjani
itu, diajaknyalah Doyan Mangan pergi bukan hanya sekali, tetapi setiap kali Doyan
ke hutan untuk menebang pohon kayu. Mangan dibunuh oleh orang tuanya
Pohon kayu yang akan ditebang sangat (Penghulu Alim).
besar (pohon ipil). Ketika pohon kayu Kecuali ada jin yang bersifat baik
akan tumbang, diperintahkannyalah (suka menolong manusia), ada juga jin yang
Doyan Mangan.... menunjang pohon dilukiskan jahat. Jin jahat ini tampak
kayu yang akan tumbang itu.... Dengan menakutkan, menyeramkan, dan suka
segera Doyan Mangan menunjang memangsa manusia. Untuk mengetahui
pohon yang sedang tumbang. sosok jin yang jahat (menurut keyakinan
Hancurlah tubuh Doyan Mangan manusia Sasak), perhatikan kutipan berikut.
ditindih pohon yang besar itu (DM, Datuq Jabut adalah mahluk gaib yang
1978). menjaga hutan Lengkukun. Rambutnya
Peristiwa yang menimpa Doyan panjang menyapu tanah, matanya besar dan
Mangan ini membuat ibunya selalu bersinar seperti cahaya lampu petromaks
menangis. Tangis ibu Doyan Mangan yang (DL,1981:30—31). Datuq Jabut diyakini
sangat menghiba itulah membuat Dewi sebagai makhluk supermatural (raja jin).
Anjani (Raja jin gunung Rinjani) menolong Datuq Jabut adalah makhluk gaib yang
Doyan Mangan. Hal tersebut terungkap menjaga hutan Lengkukun. Berdasarkan
dalam data berikut. data (32) tersebut, jin yang jahat antara lain
(32) Dewi Anjani mendengar tangis ibunya bentuk visualnya melakukan, berrambut
Doyan Mangan yang menhiba karena panjang, hingga menyapu tanah, bermata
anaknya belum pulang hingga larut besar dan bersinar bagaikan lampu
malam. Maka diperintahnyalah Manuk petromaks. Visualisasi tersebut mencitrakan
Beri yang sekati itu. bahwa Datuq Jabut (sebagai jin jahat)
“Hai Manuk Beri, pergilah! Cari Mayat memang tampak angker dan menakutkan.
Doyan Mangan. Bawalah Bayu Urip Berdasarkan analisis tersebut,
ini. Percikanlah mayatku.” Terbanglah tergambar bahwa manusia Sasak percaya
Manuk Beri itu ke angkasa, sehingga dahulu juga percaya ada makhluk rohaniah,
terlihat olehnya pohon ipil yang roboh yaitu makhluk yang tidak mempunyai nafsu,
di tengah hutan dan mayat Doyan tidak memerlukan makanan dan minuman,
Mangan yang berada di bawah pohon dan tidak berjenis kelamin laki-laki dan
itu. Kemudian di kelilingi mayat Doyan perempuan. Makhluk rohaniah ini di dalam
Mangan dan dipercekinya dengan Bayu Islam disebut malaikat. Kepercayaan dan
Urip. Dengan seketika Doyan Mangan keyakinan kepada makhluk Tuhan yang
hidup dan pikulnyalah pohon ipil yang bernama malaikat ini, terungkap dalam salah
roboh itu.... (DM,1978:27-28). satu CRS yang diduga lahir setelah
Data di atas menunjukan, bahwa jin masuknya Islam di Lombok. Cerita tersebut
juga ada yang memiliki perangai baik, berjudul “Haji Ali Batu” Di dalam cerita ini,
seperti menolong manusia yang sedang tokoh cerita (Haji Ali Batu) menyakini
dalam kesulitan atau musibah. Terketuknya
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|119

adanya malaikat. Hal ini terungkap pada sekarang masih hidup dibuktikan dengan
kutipan berikut. kecintaan mereka yang diwujudkan dalam
(33) Di saat itu timbullah firasat pada bentuk memelihara maqam para wali
pikiran Haji Ali Batu, bahwa burung itu tersebut dan menziarahinya ketika mereka
sebenarnya penjelmaan malaikat, yang punya hajat tertentu.
sengaja datang untuk menolong Salah satu contoh konkret keyakinan
dirinya. Karena sewaktu selesai terhadap masalah karomah/keramat wali ini
melepaskan ikatanya, burung itu lenyap secara nyata ditemukan di masyarakat Sasak
seketika, pergi entah kemana sekarang, misalnya berduyun-duyunnya
(HAB,1981:56). masyarakat menziarahi maqam/kuburan
Percaya kepada malaikat merupakan ulama yang diyakini sebagai waliyullah,
salah satu rukun iman dalam Islam. Di seperti maqam syeikh Zainuddin di Pancor,
dalam ajaran Islam malaikat adalah makhluk kuburan sosok yang diyakini “Penghulu
yang diciptakan dari cahaya. Ia dikaruniai Selaparang” di Selaparang, dan makam
akal, tetapi tidak diberi nafsu. Ia tidak laki- tokoh lainnya yang oleh masyarakat Sasak
laki atau perempuan. Malaikat sewaktu- distilahkan dengan ziarah makam sembilan.
waktu bisa mengubah dirinya, seperti bisa Beberapa masalah supranatural yang
menjelma sebagai anak kecil, bisa seperti telah disajikan, seperti bertapa untuk
pemuda, bisa seperti orang tua, bisa berubah mendapatkan kesaktian, kepercayaan
menjadi gadis cantik, dan sebagainya. Atas kepada wangsit, firasat, dan mimpi, dan
dasar inilah tampaknya Haji Ali Batu kepercayaan kepada kekuatan makhluk
mencurigai burung besar yang yang halus (jin dan malaikat) masih eksis hingga
membawanya terbang sampai di Afrika itu, saat ini.
sebagai jelmaan malaikat. Eksistensi kepercayaan terhadap
masalah-masalah ghaib tersebut, seperti
4.2 Eksistensi Kepercayaan Masyarakat bertapa, masih eksis dilakukan masyarakat
Sasak Sekarang terhadap Masalah Sasak. Contohnya, di Desa Wanasaba
Supranatural terdapat satu kuburan (Makam Bru) sering
Bentuk-bentuk kepercayaan terhadap dijadikan tempat bertapa untuk
masalah supranatural dalam CRS seperti mendapatkan kesaktian atau untuk tujuan
telah disajikan pada subbab (4.1) lainnya. Begitu juga dengan “kegemaran”
berdasarkan pengamatan peneliti terhadap mengunjungi paranormal masih banyak
perilaku masyarakat Sasak, khususnya yang dilakukan hingga sekarang. Contoh di
tinggal di sekitar desa peneliti masih eksis tempat penulis, tidak jarang masyarakat
hingga saat ini. Hanya intensitas datang ke dukun/paranormal meminta
kepercayaan masyarakat Sasak saat ini petunjuk terkait dengan perjodohan,
terhadap hal-hal ghaib (di luar perkara gaib nasibnya di masa mendatang kalau dia
terkait dengan Wali Allah, Malaikat, dan menikah dengan seseorang, juga tentang
Jin) sudah berkurang. akan diangkat/tidaknya mereka menjadi
Kepercayaan terkait adanya pejabat di suatu daerah, dan berbagai
Waliyullah dan Keramat Wali sejak dahulu keperluan lainnya.
hingga saat ini masih tetap ada. Cerita Di Wanasaba, masih banyak
tentang Wali Allah yang bernama Gaos masyarakat mendatangi orang yang
Abdul Razak dan Wali Nyatoq, bukan saja dianggap “pintar” melihat hal-hal yang akan
ada dalam cerita lisan (cerita rakyat yang terjadi. Contohnya, kalau mereka ingin
telah didokumentasikan), tetapi hingga melaksanakan pesta (nikah atau pesta
120|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
lainnya), mereka meminta petunjuk tentang masalah-masalah ghaib tersebut, tampak
hari apa sebaiknya pesta itu dilaksanakan. pada “kegemaran” bertapa, mengunjungi
Begitu juga dengan penentuan bulan dan paranormal/dukun, berbagai bentuk
hari apa mereka menikah, juga masih kepercayaan terhadap takhayul.
meminta pendapat orang tertentu yang Kepercayaan manusia kepada para ahli
dianggap “pintar”. nujum (paranormal), menggambarkan
Kepercayaan masyarakat Sasak yang keyakinan masyarakat terhadap kebenaran
tercermin dalam cerita rakyat Sasak yang ramalan. Keyakinan itu dimanifestasikan
juga masih eksis hingga sekarang adalah dalam berbagai hal, misalnya meminta
“kepercayaan kepada takhayul”. Contoh bantuan ahli nujum untuk menentukan obat
konkret keyakinan ini, misalnya di dari suatu penyakit, meminta pendapat pada
Wanasaba, Lombok Timur sebagian ahli nujum dalam menentukan lokasi terbaik
masyarakat ketika akan membangun rumah untuk mendirikan sebuah kerajaan, dan
atau bangunan tertentu, mereka menaruh memanfaatkan para ahli nujum dalam
benda-benda tertentu (ketupat lepas) yang memecahkan rahasia (misteri) yang akan
mereka taruh di pojok-pojok rumah. Hal ini menimpa suatu kerajaan, dan sebagainya.
mereka yakini supaya terhindar dari Satu hal yang perlu ditegaskan, bahwa
gangguan makhluk halus (Syaitan dan jin) meskipun persoalan supernatural ini masih
jahat. eksis di masyarakat Sasak, namun karena
Contoh lainnya, jika seorang anak pergeseran nilai dan akibat kemajuan ilmu
kecil (bayi) dibawa ke suatu tempat yang pengetahuan dan teknologi, keyakinan ini
agak jauh dari tempatnya, orang tua mereka semakin mengalami degradasi. Sebagian
menorehkan tanah di tempat yang kecil saja masyarakat meyakini kesaktian
dikunjungi di dahi anak tersebut. Hal ini lewat bertapa. Masalah keyakinan kepada
diyakini dapat menolak pengaruh buruk makhluk halus, seperti pertolongan dan
yang ada di tempat itu. gangguan jin dan juga malaikat, hingga saat
Begitu juga dengan keyakinan terkait ini masyarakat secara masif masih meyakini.
dengan pengaruh makhluk halus, masih Hal ini tentu saja karena keyakinan kepada
hidup di masyarakat Sasak. Misalnya, ketika dua makhluk ghaib tersebut bersumber dari
ada peristiwa kesurupan, masyarakat ajaran agama (Islam) yang dianut oleh
mencari orang yang dianggap bisa mengusir masyarakat Sasak.
makhluk halus tersebut (jin/syetan).
Keyakinan terhadap jin/syetan ini ada di 5. Penutup
setiap tempat, misalnya di Desa Wanasaba, Dari analisis dan pembahasan yang
Pancor, Korleko, dan berbagai tempat telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa
lainnya. Hal ini tentu saja eksis karena cerita rakyat Sasak banyak mengungkapkan
adanya pengaruh makhluk halus (jin, syetan) keyakinan masyarakat Sasak pada masa
ini diperoleh langsung dari ajaran agama lampau mengenai hal-hal yang bersifat
Islam. supranatural. Masalah supranatural yang
Jadi, beberapa masalah supranatural mereka yakini, yaitu: (1) kepercayaan
yang telah disajikan, seperti bertapa untuk terhadap adanya Wali Allah, (2)
mendapatkan kesaktian, kepercayaan kepada kepercayaan kepada wangsit, firasat, dan
wangsit, firasat, dan mimpi, dan mimpi, dan (3) kepercayaan kepada
kepercayaan kepada kekuatan makhluk kekuatan makhluk halus (jin dan malaikat).
halus (jin dan malaikat) masih eksis hingga Kepercayaan terhadap masalah-masalah
saat ini. Eksistensi kepercayaan terhadap ghaib tersebut, selanjutnya melahirkan
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|121

“kegemaran” bertapa, mengunjungi para Malang dengan Yayasan Asih Asah


normal, berbagai bentuk kepercayaan Asuh (YA3) Malang.
terhadap takhayul. Kepercayaan manusia
kepada para ahli nujum (paranormal), _____. 1990b. Sekitar Masalah Sastra,
menggambarkan keyakinan masyarakat Beberapa Prinsip, dan Model
Sasak terhadap kebenaran ramalan. Pengembannya. Yayasan Asih Asah
Keyakinan itu dimanifestasikan dalam Asuh (YA3) Malang.
berbagai hal, misalnya meminta bantuan ahli
nujum untuk menentukan obat dari suatu Aminuddin 1998. Paradigma Konstruktivis
penyakit, meminta pendapat pada ahli dalam Penelitian Tradisi Lisan Sunan
nujum dalam menentukan lokasi terbaik Giri di Gersik Jawa Timur. Makalah
untuk mendirikan sebuah kerajaan, dan disajikan dalam Lokakarya
memanfaatkan para ahli nujum dalam Metodologi Kajian Tradisi Lisan,
memecahkan rahasia (misteri) yang akan Bogor 8-11 Juni.
menimpa suatu kerajaan, dan sebagainya.
Sejalan dengan hasil analisis dan Bogdan, R.C. dan Knoop, Biklen.1992.
pembahasan di atas, disarankan kepada Qualitatif Research for Education,
pembaca, khususnya masyarakat suku Sasak Introduction to Theory and Methods.
supaya melakukan pengkajian lebih lanjut Allyn and Bacon, Boston, London,
terhadap folklor-folklor lisan Sasak yang Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore.
telah didokumentasikan. Hal ini penting
dilakukan supaya kita lebih banyak tahu Dhavamony, M. 1995. Fenomenologi
pola-pola pikir orang-orang tua Sasak masa Agama. Yogyakarta: Kanisius.
lampau dan lebih memahami nilai-nilai
luhur budaya lokal agar kita dapat Danandjaya, J. 1991a. Folklor Indonesia,
merekonstruksi pemikiran masyarakat masa Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
lampau dan dan menyesuaikannya denan Jakarta: Graffiti.
perkembanan zaman.
_____. 1991b. Metode Kualitatif dalam
Bidang Folklor. Dalam Aminuddin
Daftar Pustaka (Ed.), Pengembangan Metode
Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan
Abrams, M.H. 1988. A Glossory of Literary Sastra (hlm. 96-107) Malang:
Terms. USA: Holt, Rinerart and Himpunan Sarjana Kesusastraan
Winston, Inc. Komisariat Malang dan YA3.

Ati, S.R. 1992. Dewi Rengganis. Jakarta: Depdikbud. 1977/1978. Adat Istiadat
Pusat Binaan dan Pengembangan Daerah Nusa Tenggara Barat. Proyek
Bahasa Departemen Pendidikan dan Penelitian dan Pencatatan
Kebudayaan. Kebudayaan Daerah.

Aminuddin (Ed.). 1990a. Pengembangan Depdikbud. 1981. Cerita Rakyat Nusa


Penelitian Kualitatif dalam Bidang Tenggara Barat (Mite dan
Bahasa dan Sastra. Diterbitkan Atas Legende). Proyek Penerbitan dan
Kerja Sama HISKI Komisariat Pencatatan Kebudayaan Daerah.
122|Mabasan, Vol. 9 No. 2, Juli—Desember 2015: 100—125
Depdikbud. 1982. Cerita Rakyat Nusa Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Tenggara Barat. Jakarta: Proyek Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa
Inventarisasi dan Dokumentasi Indonesia.
Kebudayaan Daerah.
Rakhmat, J. 1991. Renungan-Renungan
Depdikbud. 1992. Peralatan Hiburan dan Sufistik (Membuka Tirai Kegaiban).
Kesenian Tradisional Daerah Nusa Bandung: Penerbit Mizan.
Tenggara Barat.
Robson, S.O. 1994. Prinsip-Prinsip Filologi
Fakihuddin, Lalu. 1998. Citra Manusia dan Indonesia. Jakarta: RUL.
Nilai-nilai Edukatif dalam Cerita
Rakyat Sasak. (Thesis). IKIP Malang, Rusyana, Y. 1982/1983. “Usaha
Program Pascasarjana, Program Studi Penyebarluasan Tradisi Lisan”.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Analisis Kebudayaan. III (2): 29-35.
Indonesia.
Saidi, S., Thoir, N., Bagus, I.G.N. 1987.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Sastra Lisan Sasak. Jakarta: Pusat
Bahasa (PPPB). 1993. Sastra Daerah Pembinaan dan Pengembangan
di Nusa Tenggara Barat: Analisis Bahasa Departemen Pendidikan dan
Tema, Amanat dan Nilai Budaya. Kebudayaan.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Depdikbud. Santosa, P. 1993. Ancangan Semiotika dan
Pengkajian Susastra. Bandung:
Moleong, L.J. 1995. Metode Penelitian Angkasa.
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Semi, M.A. 1990. Metode Penelitian Sastra.
Bandung: Angkasa.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1984.
Qualitative Data Analysis. Beverly Shipley, J.T. 1962. Dictionary of World
Hill: Sage Publications. Literatur. Littlefield, Adams & Co
Patterson, New Jersy.
Poerwadaminta, W.J.S. 1986. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Simanjuntak, Herpinus. 1997. Kamus
Pustaka. Sinonim Antonim. Jakarta: Kesaint
Blane.
Polak, J.B.A.F. 1985. Sosisologi Suatu
Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Soemardjo, J. 1984. Memahami
Ichtiar Baru Van Hoeve. Kesusastraan. Bandung: Alumni.

Purwatha, M.P. 1990. Nilai-Nilai Budaya Sudjiman, P. 1990. Kamus Istilah Sastra.
Bali Nusa Tenggara Barat. Makalah Jakarta: Penerbit Universitas
tidak diterbitkan. Jakarta: Pusat Indonesia (UI-Press).
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Tim Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional. 1980. “Manfaat
Pengumpulan Cerita Rakyat dalam
…Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat…(Lalu Fakkihuddin)|123

Rangka Penyelamatan dan


Pemeliharaan Warisan Budaya.”
Majalah Analaisis Kebudayaan, 1 (1):
65—71.

http://en.wiktionary.org/wiki/supernatural).

http://oxforddictionaries.com/definition/ame
rican_english/supernatural)

Anda mungkin juga menyukai