Anda di halaman 1dari 67

Dafar isi :

1. Pendahuluan ----------------------------------------------------------------------------------------------- 1
2. BAB I Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------------- 2
3. Latar belakang ------------------------------------------------------------------------------------- 3
4. Aspek Hukum & Aspek pasar --------------------------------------------------------------------------- 4
5. Sistematika ----------------------------------------------------------------------------------------------- 5
6. BAB II Dasar Pemikiran --------------------------------------------------------------------------- 7
7. Visi, Misi ----------------------------------------------------------------------------------------------- 8
8. BAB III Aspek Hukum & Aspek Pasar ----------------------------------------------------------------- 10
9. Gambaran Wilayah sasaran --------------------------------------------------------------------------- 13
10. Strategi Pemasaran ------------------------------------------------------------------------------------- 25
11. Aspek Organisasi & Manajemen ----------------------------------------------------------------- 32
12. Struktur Organisasi PT. Gondang Waras ------------------------------------------------------- 33
13. BAB V Aspek Lingkungan --------------------------------------------------------------------------- 49
14. BAB VI Aspek Keuangan --------------------------------------------------------------------------- 52
15. BAB VII Aspek rekomendasi & Kesimpulan ------------------------------------------------------- 53
16. BAB VIII Penutup ------------------------------------------------------------------------------------ 64
Page | 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Layanan kesehatan bagi masyarakat dewasa ini dirasakan cenderung kurang optimal, terlebih lagi
masih dijumpai adanya kasus-kasus masyarakat yang memperoleh diskriminalisasi layanan kesehatan,
bahkan sampai dengan saat ini sarana kesehatan yang LENGKAP DAN TERPADU belum tersedia secara
Lengkap di Kota Klaten dan Sekitarnya. Ada Salah satu Rumah Sakit Umum Negeri di Kab. Klaten tetapi
secara pelayanan masih membutuhkan tambahan Bed atau Tempat tidur. Dikarenakan banyaknya pasien
yang berobat di Kab. Klaten.

Berkenan dengan kondisi tersebut, maka sudah saatnya dibangun suatu pusat layanan kesehatan
yang memprioritaskan masyarakat umum dan dapat memberikan suatu bentuk layanan yang baik serta
representatif. sehingga akan mampu mendorong budaya sehat dikalangan masyarakat.

Pembangunan pusat layanan kesehatan atau yang lebih dikenal dengan Rumah Sakit bagi
masyarakat diusulkan untuk dibangun di Kota Klaten – Jawa Tengah. Dengan pertimbangan bahwa Kota
Klaten merupakan wilayah strategis yang merupakan dekat dengan pusat wisata dan pendidikan yang
ditunjang dengan beberapa sarana infrastruktur yang sangat memadai seperti dekat dengan bandara
udara Yogyakarta dan Surakarta lokal dan internasional, dan industri yang berada di Wilayah Kota Klaten
serta lengkap dengan pertanian, Industri, dan sebagainya. Kondisi tersebut memperkuat penilaian dan
pertimbangan bahwa Kota Klaten merupakan wilayah yang tepat dan strategis untuk dibangunnya Rumah
Sakit Umum Swasta terpadu lengkap dengan sarana penunjangnya.

Pelayanan yang hadir Seperti (Pelayanan Bedah Umum dan Spesialis, IGD 24 Jam, Poliklinik Umum dan
Spesialis, Ruang Operasi, Ruang Penunjang Medis 24 Jam ), atau kami beri nama “ Rumah Sakit Umum
Gondang Waras” disingkat menjadi “RSU GW”.

Rumah Sakit pada dasarnya merupakan sarana yang terdiri dari fasilitas fisik, peralatan kesehatan,
tenaga dan sumber dana yang dialokasikan untuk kelangsungan pemberian pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Untuk itu fungsi Rumah sakit dalam memberikan layanannya tidak hanya ditunjukan bagi
pelayanan masyarakat sebagai akibat dampak ikutan dibangunnya Rumah Sakit tersebut. Sebagai langkah
awal rencana pembangunan Rumah Sakit di Kota Klaten ini, maka dilakukan terlebih dahulu pekerjaan
pengembangan proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Gondang Waras di Klaten.

B. Tujuan dan Sarana Kegiatan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten dan Tujuan pelaksanaan
pekerjaan penyelenggaraan Rumah Sakit adalah :
1. Menyusun suatu penilaian /appraisal penyelenggaraan Rumah Sakit yang terstruktur, mencakup :
Aspek Hukum, Aspek Pasar, Aspek Organisasi, serta Aspek Finansial / Keuangan.

Page | 2
2. Terbentuknya suatu informasi layak/tidaknya penyelenggaraan Rumah Sakit tersebut, sehingga
dapat dijadikan sebagai keputusan manajerial guna menetapkan langkah penanganan selanjutnya.
3. Memperdayakan kaum buruh (ekonomi lemah) untuk memperoleh hak jaminan layanan kesehatan
yang layak dan optimal sesuai dengan amanat system Kesehatan Nasional.
4. Membangun suatu Rumah Sakit yang representif bagi kaum buruh maupun masyarakat umum.
Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari pekerjaan penyusunan penyelenggaraan Rumah Sakit
adalah sebagai berikut :
1. Dapat diketahui/ terindentifikasi bentuk kelembagaan pengelola rumah sakit berikut strategis
penanganannya.
2. Terbentuknya pasar sasaran Rumah Sakit, meliputi : Pasar potensial, segmen, posisi dan target
pasar.
3. Tersusunnya kajian financial sehingga dapat ditetapkannya tingkat usaha.
4. Dapat menciptakan pola tata Ruang rumah sakit yang serasi dan optimal, serta penyebaran fasilitas
dan utilitas yang sesuai kebutuhan.
5. Dapat merangsang dinamika penciptaan budaya sehat bagi masyarakat umum.

C. Ruang Lingkup Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten

Ruang lingkup meliputi tinjauan dan analisis sekurang-kurangnya harus mencakup penilaian keadaan
masa kini dan kecenderungan perkembangannya. Tinjauan dan analisis meliputi aspek - aspek :

1. Aspek Hukum dan Aspek Pasar

Penyelenggaraan Rumah Sakit tidak hanya ditunjukan bagi kepentingan sosial saja, melainkan juga
harus diupayakan unsur profit sebagai upaya recovery terhadap kelanjutan aktivitas kegiatannya. Untuk
itu maka perlu adanya suatu kajian yang mendalam terhadap aspek hukum dan pasar serta penyusunan
strategi pemasaran yang mendukungnya. Faktor – faktor yang menjadi perhatian dalam analisis ini adalah
sebagai berikut :

a. Landasan Hukum dan status pendirian.


b. Susunan pengurus dan perijinan
c. Lingkungan ekonomi dan tingkat perkembangan industry
d. Pasca potensial yang mampu dilayani/dijangkau oleh rumah sakit dalam memnerikan
layananya
e. Penentuan segmen dan posisi Rumah Sakit dipasar sasaran.
f. Rumusan strategi pemasaran yang mampu meningkatkan nilai jual layanan rumah sakit
dipasar

Page | 3
2. Aspek Organisasi dan Manajemen

Kajian pada aspek kelembagaan dan manajemen ini lebih ditekankan pada aspek upaya pembentukan
organisasi pengelolaan yang disesuaikan dengan system kepemilikan dan kemitraan yang di tetapkan.
Faktor yang menjadi perhatian dalam kajian aspek kelembagaan ini adalah:

a. Bentuk/system pengelolaan Rumah sakit apakah berbentuk koporasi/non koporasi


b. Managemen pengelolaan rumah sakit yang profesional, efektif dan efisien
c. Aspek Lingkungan

Kajian aspek lingkungan difokuskan pada komplikasi regulasi pemerintah yang menjadi dasar bagi
pelaksanaan AMDAL (Analisis Manajemen Dampak Lingkungan), Rumah Sakit. perkiraan dampak penting
yang ditimbulkan berkenan dengan adanya penyelenggaraannya Rumah Sakit upaya penanganannya yang
dilakukan meliputi kegiatan Pra konstruksi, Kontruksi serta pasca konstruksi (operasional).

3. Aspek Finansial

Kajian pada aspek financial ditekankan pada financial dari pembangunan Rumah Sakit sehingga dapat
ditetapkan suatu keputusan staregis. Factor –factor yang menjadi perhatian pada aspek ini antara lain :

a. Total Investasi dan Rincian


b. Penetapan sumber dana / pembiayaan yang digunakan
c. Asumsi inflow dan outflow 15 ( Lima belas ) tahunan
d. Asumsi Payback of Return ( ROI )
e. Break Even Anaysis
f. Daftar Tarif ( menggunakan standart penarifan unit cost normative )
g. Indikator kinerja keuangan lainnya
h. Metologi Pendekatan Kajian

Guna dapat tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, langkah pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten ini dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Menetapkan kerangka pemikiran / ide dasar pembangunan fisik


2. Dalam tahap ini dijelaskan tentang ide dasar pentingnya penyelenggaraan Rumah Sakit terpadu
dan Keuntungan yang diperoleh dengan dibangunnnya sarana tersebut
3. Menentukan visi, misi, tujuan dan bentuk klasifikasi rumah sakit. Hal ini dianggap perlu bagi
pemrakasa dengan sasaran utama yaitu adanya kesesuaian antara ide dengan tujuan dan
sasaran penyelenggaraan rumah sakit.

Page | 4
4. Aspek Hukum dan Pasar

Berdasarkan kerangka pemikiran/ ide dasar diatas, kajian terhadap kedua aspek disini sangat
diperlukan terutama pada tahap awal sebelumnya menetapkan kebutuhan investasi dan sumber
pendanaan. Aspek Hukum dan pasar secara garis besar menitik beratkan pada item-item sebagai
berikut :
a. Landasan Hukum dan Status Pendirian.
b. Susunan pengurus dan status bidang serta ijin – ijin pendirian rumah sakit.
c. Gambaran wilayah pasar sasaran dan kesehatan masyarakat.
d. Ratio tempat tidur, jumlah Penduduk dan tenaga kerja (penghasilan).

5. Aspek organisasi dan manajemen

Seperti halnya kajian pada umumnya, kedua aspek disini menitik beratkan pada bentuk institusi
(termasuk kebutuhan tenaga kerja, fisik dan peralatan) termasuk konsep manajemen pengelolaan
Rumah Sakit dengan melibatkan pihak swasta.

6. Aspek Lingkungan

Kajian aspek lingkungan merupakan kajian yang dilakukan meliputi regulasi yang menunjang
Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten, Prakiraan dampak penting serta upaya
penanganannya. Adapun kajian yang lebih mendalam berkaitan dengan aspek lingkungan
disyaratkan/harus dilakukannya tersendiri yaitu AMDAL (Analisis Manajemen Dampak
Lingkungan).

7. Aspek Keuangan

Sebagai hasil akhir dari kajian penyusunan Rumah Sakit, yaitu menentukan kebutuhan anggaran
Rumah Sakit ini dianggap layak atau tidak. Pada bagian ini akan dikaji kinerja keuangan secara
terperinci dengan pendekatan – pendekatan yang relevan.

E. Keluaran

Keluaran dari hasil pelaksanaan pekerjaan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten terdiri dari :

1. Lokasi Rumah sakit yang disesuaikan dengan peruntukan dan tata guna lahan serta
wilayah yang strategis
2. Hasil analisis usaha yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : aspek hukum, aspek pasar, aspek
organisasi dan aspek manajemen, aspek lingkungan, aspek financial ( keuangan)
3. Persyaratan fisik bangunan dan, site plan, bentuk bangunan/gedung rumah sakit serta persyaratan
dan merabot medis

Page | 5
F. Sistematika

Sistematika penyajian pelaporan secara garis besar adalah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan. Merupakan Bab yang menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan
sasaran kegiatan, lingkup kegiatan, metodologi pendekatan kajian dan keluaran dari ini, serta
sistematika pelaporan.

BAB II. Dasar Pemikiran, merupakan Bab yang membahas Visi, Misi, Tujuan Operasional,
bentuk Pengelolaan dan Klasifikasi Rumah sakit.

BAB III. Aspek Hukum dan Aspek Pasar, Merupakan Bab yang membahas : Aspek Hukum,
ditinjau atas landasan hukum pendirian, status hukum pendiri dan Investor, susunan pengurus, status
bidang usaha, ijin-ijin dan uji peralatan serta perangkat. Aspek pasar, ditinjau dari gambaran wilayah
Sasaran, gambaran kesehatan masyarakat wilayah sasaran, Ratio tempat Tidur (TT) : Penduduk dan
tenaga kerja, jaringan rujukan, perkiraan jumlah pasien/bulan /pelayanan, system sosial ( Pro Poor
Health services ) dan gambaran sarana rumah sakit / kesehatan di wilayah sasaran.

BAB IV. Aspek Organisasi ditinjau dari pengelolaan. Program medik, fisik bangunan,
rencana ketenaga kerjaan, rencana produksi dan kemampuan perawatan (BOR, LOS, TOI, rata-rata
kunjungan rawat

jalan, jumlah hari perawatan, dan lain-lain), rencana peralatan. Aspek Manajemen, membahas masalah
pola, bentuk dan dasar hukum dan lain-lain.

BAB V. Aspek Lingkungan. Membahas masalah : Cakupan kajian yang dilakukan pada
aspek ini ditekankan pada komplikasi regulasi yang mendukung kegiatan AMDAL, Rumah Sakit
prakiraan dampak penting yang ditimbulkan serta upaya penangannya.

BAB VI. Aspek Keuangan ( Finansial ). Membahas masalah : Total Inventasi dan rincian,
sumber pembiayaan, asumsi inflow dan outflow 15 (Lima belas) tahunan, cros subsidi, asumsi pay
back period, tinjauan ROI, BEP, daftar tarif (menggunakan standart pentarifan unit cost), indicator
kinerja keuangan lainnnya.

BAB VII. Rekomendasi. Membahas layak atau tidaknya sarana kesehatan tersebut dibangun
serta saran-saran yang perlu dilakukan oleh investor dan pengembang

BAB VIII. Lampiran – lampiran : Seperti Akte Notaris pendirian PT. Rumah Sakit Umum
Gondang waras, Perijinan ( dalam proses ), Summary RAB, Cash Flow, Gambar perencanaan

Page | 6
Page | 7
BAB II

DASAR PEMIKIRAN

Sebagai latar belakang yang terjadi yang meliputi dasar-dasar pemikiran dalam hal gagasan
penyelenggaraan

Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah antara lain :

A. VISI

Menjadi Rumah Sakit Rujukan Umum Yang dapat Mengatasi Masalah Penyakit yang cepat, Tepat dan
Profesional Serta Unggul Dalam Pemanfaatan Teknologi Terkini

B. MISI
1. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Terutama Spesialis Dan Sub Spesialis Secara paripurna Dan
Terjangkau
2. Mewujudkan Proses Pelayanan Kesehatan Yang mengutamakan Keselamatan pasien
3. Memanfaatkan Teknologi Informasi Terkini Dan Teknologi Kedokteran Modern Yang berguna
Untuk pelayanan Pasien Yang bermutu dan Efesien
4. Mewujudkan Kepercayaan dan kepuasan Pelanggan

C. TUJUAN UMUM

Melaksanaan pokok program peningkatan upaya kesehatan rujukan antara lain :

1. Peningkatan kesehatan dan layanan kesehatan bagi masyarakat Klaten dan Sekitarnya .
2. Memperlancar penanganan kecelakaan yang sering terjadi ditengah–tengah masyarakat, serta
menjadi tempat rujukan yang cepat, efisien, murah dan lengkap.
3. Menuju Masyarakat Indonesia Sehat Tahun 2020-2021 atau menuju masyarakat Kota Klaten sehat
tahun 2021.

D. TUJUAN OPERASIONAL
1. Pengembang

Meningkatkan layanan Kesehatan bagi masyarakat dalam menangani Kecelakaan Lalu Lintas,
wabah penyakit sehingga dapat mengurangi angka kematian.

2. Investor

Mampu memberikan nilai tambah dan pengembalian yang proporsional atas investasi yang
ditanamkan.

Page | 8
3. Pengelola / Organisasi

Menciptakan pola rujukan yang berbentuk jaringan hubungan fungsional diantara sarana- sarana
kesehatan yang tersedia guna terciptanya pendirian rumah sakit.

4. Pasien

Layanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh seluruh masyarakat secara merata dan berkualitas.

5. Dokter dan Karyawan

Meningkatkan kemampuan pelayanan Rumah Sakit dan mengurangi terjadinya tumpang tindih
layanan yang disediakan sesuai dengan kemampuan dan profesional Dokter dan Karyawan.

Penyelenggaraan Rumah Sakit yang direncanakan didirikan di Kabupaten Klaten, sejalan dan
target pelayanan yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Klaten sehingga tahun 2021
meliputi :

a. Pencapaian taget pelayanan medik sebesar 75 % dapat dilaksanakan oleh masyarakat.


b. Upaya mengembangkan dan menetapkan seluruh sector swasta dapat melaksanakan fungsi
sosial.
c. Pencapaian target seluruh institusi pelayanan kesehatan (100 %) dapat melaksanakan
peraturan yang berlaku secara Nasional dapat terpenuhi (45 %).
d. Rumah Sakit sepenuhnya (100 %) dapat menjalankan dan menerapkan etika serta standard
Rumah Sakit yang berlaku, skala Nasional pemenuhan target mencapai 50 %.

E. BENTUK PENGELOLAAN DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT


1. Mengacu kepada Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor : HK
00.06.3.5.5797 tanggal 17 april 1998 tentang Petuntuk pelaksanaan Upaya Pelayanan
Kesehatan Swasta dibidang Medik Spesialisasi dan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pelayanan Medik Nomor : 0308/Yanmed/ RSKS/PA/SK/SK/IV/1992 tanggal 9 April 1992
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Rumah Sakit dalam rangka penanaman Modal
Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing yang menetapkan bahwa bentuk pengelolaan
rumah sakit adalah yayasan atau perseroan Terbatas (PT), terutama untuk rumah sakit
yang modalnya berasal dari PMDN dan PMA harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
serta adanya keharusan untuk tunduk pada UU No. 6 tahun 1968 (PMDN) dan UU No. 1
tahun 1967 (PMA).

2. Klasifikasi Rumah Sakit, ditetapkan setingkat Rumah Sakit Type C, dengan Kriteria teknis
sama halnya status RSU Klasifisikan C dengan layanan kesehatan mencakup juga klinik
medis untuk general check up. Poliklinik yang memadai guna menunjang visi dan misi,
Hyperkes serta Trauma Center yang khusus menangani kecelakaan .

Page | 9
Page | 10
BAB III

ASPEK HUKUM DAN ASPEK PASAR

Aspek Hukum

a. Landasan Hukum Pendirian

Landasan hukum pendirian Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa
Tengah (RSU GW) adalah regulasi Pemerintah yang berkaitan dengan bidang kesehatan
dan pedoman penyelenggaraan rumah sakit, meliputi :

• Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


• Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1992 tentang Tenaga Kesehatan
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 558/Menkes/SK/1984 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehata
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 920/Menkes/Per/UI/1986 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik
• Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan No. HK.00.06.3.5.5797
tentang Petunjuk Pelaksanaan Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik
Spesialis
• Keputusan Dirjen Pelayanan Medik - Departemen Kesehatan No :
0308/YANMED/RSKS/PA/SK/IV/92 tentang Pedoman Teknis Upaya
• Kesehatan Swasta di Bidang Rumah Sakit dalam rangka PMDN dan PMA.

b. Status Hukum Pendiri dan Investor

Mengacu kepada Akte Pendirian Perseroan Terbatas yang menetapkan AD/ART Rumah
Sakit.

c. Status Bidang Usaha

Bidang usaha merupakan jasa layanan medik yang terdiri dari layanan umum,
spesialistik dan sub spesialistik, layanan penunjang, layanan hyperkes serta layanan
traumatic centre yang mengalami kecelakaan kerja.

d. Ijin Mendirikan Rumah Sakit

Ijin mendirikan rumah sakit diterbitkan oleh kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Tengah atas rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Lama berlakunya
ijin 3 (Tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali dengan lama berlaku 1 (satu)
tahun.

e. Ijin Mendirikan Bangunan

Page | 11
Dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten, melalui Dinas Teknis Kimpraswil adalah
Renovasi sesuai dengan kebutuhan dan teknologi.

f. Ijin Menyelenggarakan Rumah Sakit.

Ijin ini diberikan untuk menyelenggarakan (operasional) rumah sakit selama rumah
sakit dapat melaksanakan kegiatannya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

g. Ijin diajukan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik oleh pemohon setelah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Telah selesainya bangunan rawat jalan dan hyperkes, rawat inap, rawat darurat dan
trauma centre, kamar operasi, ruang laboratorium, ruang farmasi, ruang radiologi
dan ruang perkantoran yang sesuai dengan kelas dan persyaratan bangunan rumah
sakit.
• Telah adanya Kepala Rumah Sakit, tenaga medis, paramedic, dan non medis sesuai
dengan kelas dan persyaratan ketenagaan rumah sakit.
• Telah adanya peralatan dan perlengkapan medik untuk rawat jalan dan hyperkes,
rawat inap, gawat darurat dan traumatic centre, kamar operasi, laboratorium,
farmasi dan perkantoran sesuai dengan kelas dan persyaratan rumah sakit.

h. Ijin menyelenggarakan rumah sakit diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan


Medik berdasarkan hasil Berita Acara

Pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Propinsi setempat bahwa rumah sakit swasta
tersebut telah memenuhi persyaratan operasional.

i. Pemberian ijin menyelenggarakan rumah sakit dilakukan secara bertahap sesuai


dengan pemenuhan kelengkapan :
• Ijin berlaku selama 5 (lima) tahun untuk yang sudah lengkap (memenuhi
semua persyaratan) dan dapat diperpanjang lagi setiap habis masa
berlakunya.
• Rumah sakit yang harus memenuhi persyaratan minimal operasional diberi ijin
uji coba menyelenggarakan selama 5 (Lima) tahun.

3.2. Aspek Pasar

Dalam pembangunan suatu pusat layanan kesehatan tidak terlepas dari pertimbangan pasar,
khususnya dalam pembangunan rumah sakit. Dasar pertimbangan penetapan pasar sasaran

(pangsa pasar) rumah sakit sangat spesifik artinya pertimbangan penetapan pasar tidak
hanya sekedar memperhatikan faktor keberadaan konsumen dan profitabilitas saja,
melainkan juga harus mempertimbangkan faktor layanan sosial dan kekuatan/kompetensi
yang dimiliki oleh rumah sakit itu sendiri. Telaah terhadap perilaku konsumen dan
kondisi sosial masyarakat sebagai pasar sasaran sebanding dengan tuntutan. telaah
terhadap perilaku tenaga medis paramedis, non paramedis. Selain itu guna dapat

Page | 12
memberikan layanan yang optimal pertimbangan segmen pasar yang akandilayani juga
harus ditetapkan secermat mungkin dengan pertimbangan yang terintegrasi
sehinggapositioning rumah sakit di pasar dapat secara optimal ditetapkan.

3.2.1. Gambaran Wilayah Sasaran

1. a. Penduduk Jawa Tengah

Kota Klaten merupakan salah satu pusat kota yang terletak di tengah Pulau Jawa di
Indonesia karena mayoritas penduduknya adalah orang Jawa(dengan persentase sekitar
42%) dan selebihnya adalah orang Jawa, Sunda, Tio Ciu, Bugis dan pendatang lainnya.
Populasi penduduknya terus mengalami peningkatan setiap tahun dengan laju
pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 adalah 5-7 persen. Berdasarkan data Dinas
Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Klaten

pada tahun 2019, tercatat jumlah penduduk sebanyak 1.331.862 jiwa.

• Klaten Selatan
- Tahun 2006: 33.396 jiwa - Tahun 2007: 40.708 jiwa - Tahun 2008: 32.466 jiwa
• Klaten Utara
- Tahun 2006: 20.287 jiwa - Tahun 2007: 21.160 jiwa - Tahun 2008: 21.401 jiwa
• Klaten Tengah
- Tahun 2006: 52.132 jiwa - Tahun 2007: 55.882 jiwa - Tahun 2008: 56.330 jiwa

Batas Wilayah Kota Klaten :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Sleman – DIY


- Sebelah Utara Berbatasan dengan Kab. Boyolali
- Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kab.Wonosari
- Sebelah Timur Berbatasan dengan Kab.Sukoharjo

1. Kriteria Lokasi Wilayah Sasaran


a. Lokasi yang ditetapkan sebagai wilayah layanan untuk penyelenggaraan Rumah
Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah
b. Kriteria pemilihan Lokasi :

Lokasi yang diajukan sebagai wilayah layanan memiliki fasilitas umum dalam hal ini
memiliki kegiatan yang ada hubungannya dengan kesehatan (praktek dokter, apotik,
balai pengobatan )

Lokasi rumah sakit berada di daerah yang cukup potensial dan mempunyai radius
pelayanan merata terhadap areal yang dilayani serta memungkinkan untuk tersedianya
fasilitas dan utilitas yang mampu mencukupi kebutuhan rumah sakit. serta memungkinkan
di bangun fasilitas pendukung lainnya.

Lokasi rumah sakit berada di jalur pelayanan wilayah selatan Kabupaten Klaten yang
berada di daerah Jalan Lintas Antar Kota Surakarta dan Yogyakarta dan jalan Akses
Provinsi (Jawa Tengah ) Lokasi rumah sakit harus memiliki aksebilitas yang
baik/tinggi, dimana persyaratan pencapaian lokasi meliputi :

Page | 13
o Posisi terhadap jalur sirkulasi ;

Memungkinkan untuk diaturnya pencapaian ke lokasi rumah sakit dengan mengalihkan


pintu masuk utama ke jalan lingkungan/jalur khusus, sehingga beban jalan utama bisa
diminimalkan.

o Memungkinkan dibuatnya jalur pemisah antara jalur lalu lintas cepat dengan lalu lintas
lambat untuk mencapai lokasi rumah sakit/pembangunan jembatan layang sebagai
alternatif jalur khusus .
o Cara Pencapaian ;
Lokasi rumah sakit terletak pada jalur angkutan umum, dalam kota, antar kota,
antar Propinsi.
Pencapaian oleh mobil ambulans dan PMK dimungkinkan melewati semua pintu
masuk yang ada.

o Kelancaran Lalu Lintas

Penetapan radius menaikkan dan menurunkan penumpang sekurang-kurangnya 25


meter dari pintu masuk.

Untuk PK-5 dimungkinkan disediakan sarana yang tertata di dalam tapak dengan
pemilihan PK-5 secara selektif

Penyediaan sarana parkir yang representatif di dalam tapak dengan

ketentuan; kelas VVIP untuk VIP, kelas I , dan kelas II dan kelas

o Cakupan wilayah layanan sesuai dengan ketentuan radius layananwilayah sasaran


rumah sakit yaitu berkisar antara 6 – 25 km2 dengan jumlah penduduk yang berada
di wilayah sasaran dan sekitarnya berkisar minimum 1.331.862 jiwa.
o Wilayah yang tercakup dalam radius 25 – 50 km2 yaitu

• Klaten , 4 (empat) Kecamatan, yaitu:

1. Jogonalan
2. Wedi
3. Tegalyoso
4. Kemalang

Page | 14
c. Tenaga Kerja
Perkembangan Populasi Jumlah tenaga Kerja di Klaten sampai tahun 2019 adalah
20% per tahun.

3.2.2. Gambaran Layanan Kesehatan Tenaga Kerja dan Umum

KR.CO.ID, KLATEN - Empat Puskesmas pada 2018 akan diusulkan untuk diakreditasi oleh Tim
Akreditasi Nasional, masing-masing yaitu Puskesmas Klaten Selatan dan Puskesmas Jogonalan

Tengah Dua dan Puskesmas Klaten Utara Dua.

“Sedangkan pada 2017 sebanyak empat Puskesmas yang diusulkan di antaranya Puskesmas Klaten
Selatan Satu, Puskesmas Wedi, Puskesmas Jogonalan, dan Puskesmas Jogonalan Satu,” kata Kepala
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Klaten, , Senin (15/1/2018).

Dari empat Puskesmas pada 2017 yang diusulkan akreditasinya, baru dua Puskesmas yang sudah
keluar hasilnya di antaranya Puskesmas Klaten Selatan Satu untuk akreditasi dasar dan Puskesmas
Klaten Barat untuk akreditasi madya.

Page | 15
“Untuk Puskesmas Klaten Timur satu dan Klaten Tengah satu masih menunggu hasil, kalau sudah
diakreditasi berarti pelayanan sudah standar,” tuturnya.

Adanya akreditasi ini dalam rangka menjaga mutu layanan kesehatan dan akreditasi
tersebut sifatnya berjenjang mulai dari akreditasi dasar, madya dan akreditasi paripurna.

Untuk 2019 mendatang, jelas Kismed, ada tiga Puskesmas yang akan diakreditasi yaitu Puskesmas
Klaten Timur Dua, Puskesmas Klaten Selatan Dua, Puskesmas Klaten Barat Dua dan Puskesmas
Klaten Utara Satu yang dulunya pernah diakreditasi pada 2016.

Salah satu pentingnya angka IPM yakni untuk meningkatkan pendapatan dari investor yang masuk
ke Jawa Tengah. Sutarmidji menjelaskan bahwa apabila angkat IPM meningkat, maka investor akan
masuk dengan mudah.

Pemenuhan layanan kesehatan terhadap kaum buruh/tenaga kerja dan umum merupakan aspek
yang terpenting di dalam meningkatkan produktivitas kerja, sehingga perlu diupayakan langkah
strategis didalam pemenuhannya baik yang bersifat preventif maupun represif yang menjamin
terpenuhinya layanan kesehatan bagi tenaga kerja. Budaya sehat yang dimiliki oleh kaum
buruh/tenaga kerja dan masyarakat umum rata-rata masih rendah/cukup memprihatinkan,
terlebih lagi dengan timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan membawa pengaruh besar
terhadap menurunnya daya beli buruh/tenaga kerja dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Fenomena ini juga membawa dampak bagi terciptanya iklim kerja yang kurang kondusif, sehingga
meningkatkan volume produksi yang sekaligus meningkatkan volume perdagangan pertanian guna
dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan devisa sulit tercapai.

Layanan kesehatan bagi tenaga kerja khususnya di industri-industri sedang dan besar relative lebih
memadai, karena sudah menjadi persyaratan bagi pemilik industri tersebut untuk memberikan
jaminan layanan kesehatan bagi karyawannya. Bentuk layanan kesehatan yang diberikan terbagi
kedalam :

a. Rawat jalan

Untuk industri-industri besar biasanya layanan kesehatan rawat jalan sudah disediakan di
perusahaan melalui poliklinik di lingkungan pabrik atau jika tidak memiliki poliklinik sendiri, maka
layanan kesehatan diberikan melalui kontrak layanan kesehatan dengan Balai Pengobatan ataupun
praktek - praktek dokter swasta.

Page | 16
Keikutsertaan dalam program Jamsostek dimungkinkan bagi tenaga kerja untuk
memperoleh layanan rawat inap di rumah sakit atau Puskesmas Rawat inap.

Jumlah tenaga kerja di wilayah Kabupaten Klaten yang telah diikutsertakan dalam program
Jamsostek sebanyak 47.991 tenaga kerja, melalui kepersertaan PT. Jamsostek Cabang Bandung
berjumlah 28.150 orang untuk. Bentuk jaminan sosial yang diberikan meliputi ; Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JK) serta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Dengan asumsi jumlah keluarga tenaga kerja yang mendapat hak
pertanggungan dari keikutsertaannya pada program Jamsostek adalah 3 orang (isteri dan 2 orang
anak), maka jumlah tenaga kerja dan keluarganya yang berhak mendapat layanan kesehatan adalah
sebanyak 191.964 orang.

Besarnya jumlah peserta Jamsostek di Kabupaten Klaten tersebut belum ditambah oleh peserta
Jamsostek yang bekerja di lokasi industri yang berdekatan dengan Kabupaten Klaten yang
jumlahnya relatif besar.

b. Tenaga kerja yang diikut sertakan pada asuransi tenaga kerja lainnya baik pemerintah
maupun swasta. Akibat adanya regulasi Pemerintah terhadap sistem layanan asuransi, menumbuh
kembangkan adanya kompetisi bagi perusahaan-perusahaan asuransi untuk memasarkan dan
mengembangkan produknya, termasuk asuransi bagi kaum buruh/tenaga kerja. Hal ini menjadikan
bahwa asuransi bagi tenaga kerja tidak hanya dimonopoli oleh satu asuransi saja, melainkan juga
boleh dilaksanakan oleh asuransi-asuransi lainnya. Kebijakan tersebut menjadikan bahwa tenaga
kerja peserta asuransi selain Jamsostek menjadi pasar potensial bagi pihak pengelola rumah sakit
untuk dicapai/ditangani. Seperti Askes yang awalnya berorientasi memenuhi pasar pegawai negeri
sipil, kini mereka telah merambah ke pasar industri swasta sebagai kliennya. Jumlah peserta Askes
swasta mencapai 21.671 tenaga kerja ( 86,684 orang dengan asumsi jumlah keluarga tenaga kerja 3
orang/isteri dan 2 orang anak).

3.2.3. Gambaran Kesehatan Wilayah Sasaran

Gambaran kesehatan wilayah sasaran terbagi kedalam 3 kelompok yang terdiri dari :

a. Wilayah Kesehatan Kabupaten Klaten Tingkat kematian tahun 2001 di wilayah


kesehatan Kabupaten ingkawang mencapai 3,5% pertahun atau mengalami penurunan
1,45% dari tahun sebelumnya.

Page | 17
1. Data morbiditas/jenis penyakit terbanyak untuk pasien rawat inap adalah sebagai berikut :

• Diabetes Melitus (10,8%)

• Hypertensi (7,6%)

• Tuberculosis Lung (7,2%)

• Atherosclerotic heart Disease (6%)

• Gatritis (3%)

• Acut Upper Respiratory Infection (3%)

• Bronchitis (2%)

• Arthopathy (2%)

• Pulpa Gangrene (1,9%)

• Conjuncivitis (1,8%)

• Penyakit lainnya (55.7%)

2. Data morbiditas/jenis penyakit terbanyak untuk pasien rawat jalan adalah Sebagai berikut :

• Febris (9,9%)

• Gastritis (9,2%)

• Gastroentritis (7,3%)

• Asthma Bronchiale (3,9%)

• Pengawasan Kehamilan Normal (3,5%)

• Laceration Hand (3,4%)

• Pyelonephritis Acut (3,1%)

• Bronchopneumonia (2,8%)

Page | 18
• Ketuban pecah sebelum waktu (2,3%)

• Penyakit lainnya (51,8%)

b. Wilayah Kesehatan Kabupaten Klaten

Dia menjelaskan, pada tahun 2016 ini, masing-masing kecamatan yang ada di Klaten
memiliki dua Puskesmas Induk untuk melayani masyarakat. Disamping membangun Puskesmas
Induk, pihaknya juga sudah mempersiapkan SDM dan sarana prasarananya. "Mudah-mudahan di
tahun ini, semua sudah terpenuhi," ujarnya. Kismet mengatakan, pemkot Klaten juga berkomitmen
memberikan porsi anggaran yang besar melalui APBD untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Dana itu dimanfaatkan untuk menambah fasilitas seperti perawatan rawat inap sejumlah puskemas
yang berada di pinggir kota.

Seperti yang dilakukan Pemkot Klaten yang belum lama ini yang telah mendirikan UPT
Puskesmas Klaten Timur II, dimana puskesmas itu dibangun untuk menjadi tempat berobat
masyarakat di daerah pinggiran, seperti Mayasopa, Bagak Sahwa, Gambir dan sekitarnya. "UPT itu
dilengkapi fasilitas rawat inap sehingga warga tidak perlu jauh-jauh ke pusat kota,"
katanya.Sebelumnya, Wali Kota Klaten Awang Ishak mengatakan, pihaknya telah mengingatkan
kepada kepala dinas kesehatan untuk terus peningkatan fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan
pemberian pelayanan maksimal dari petugas kesehatan."Karena, kalau fasilitasnya saja yang baik,
tidak akan ada artinya jika pelayanan yang diberikan kurang baik," tuturnya.Dia menambahkan,
karena orang sakit, tidak mengenal waktu, Awang juga menginstruksikan petugas kesehatan, baik
itu dokter maupun perawat, harus siap selama 24 jam. Agar bisa mengambil tindakan sesegera
mungkin agar warga yang sakit cepat tertolong.

c. Data morbiditas/jenis penyakit terbanyak untuk pasien rawat inap adalah sebagai
berikut :
o ISPA (16,7%)
o Diare/GE (12,3%)
o Penyakit Kulit (2,16%)
o TBC Paru (3%)
o Penyakit Saluran Pernapasan Atas (5,88%)
o Demam Typoid (4,53%)
o Penyakit Telinga (6,4%)
o Gejala tidak diketahui sebabnya (2,24%)

Page | 19
o Penyakit Jantung (2,16%)
o Penyakit Mata & Adneksa (1,88%)
o Penyakit Lain-lain (48,48%) 3. Data morbiditas/jenis penyakit terbanyak untuk
pasien rawat jalan adalah sebagai berikut :
o Diare (14,5%)
o Demam Typoid (7,57%)
o ISPA (6,89%)
o Gastritis (3,05%)
o Demam Berdarah (2,65%)
o TBC Paru (2,92%)
o Hipertensi (1,88%)
o Demam yang tidak diketahui sebabnya (1,78%)
o Penyakit kehamilan dan persalinan (1,67%)
o Persalinan tunggal (1,55%)
o Penyakit lainnya (56,37%) c. Penyakit Akibat Kerja

Kasus-kasus lain yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan kerja, berdasarkan laporan
Jamsostek dari 47.991 tenaga kerja rata-rata terjadi kasus dalam periode waktu 8 bulan bejumlah
882 kasus atau 1,8 % tenaga kerja yang celaka dari jumlah total tenaga kerja peserta Jamsostek dan
Askes. Jika melihat kondisi tersebut, maka budaya keselamatan kerja perlu lebih ditingkatkan guna
dapat menekan terjadinya kecelakaan akibat kerja.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor O1/MEN/1981 tanggal
4 April 1981, ditetapkan bahwa penyakit-penyakit akibat kerja yang harus dilaporkan dapat, dilihat
pada lampiran 2.

3.2.4. Rasio Tempat Tidur dengan Pendudukan dan Tenaga Kerja

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan tempat tidur digunakan rumus :

Ka = NxRxP

Dx 100

Page | 20
Dimana :

N = Jumlah penduduk

R = Proporsi populasi yang dirawat di RS (%)

P = Rata-rata rawat penderita (hari)

D = Rata-rata penggunaan tempat tidur BOR x 365 hari

Jumlah tempat tidur yang dibutuhkan untuk melayani jumlah penduduk di wilayah sasaran
dengan asumsi proporsi populasi yang dirawat sebesar 45%, rata-rata rawat penderita/hari 34
pasien dan BOR yang digunakan adalah kondisi ideal 75% sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Ka = 622.635 x 0.45 x 34 = 348 TT

(0,75 x 365) x 100

Sedangkan kebutuhan jumlah tempat tidur untuk melayani tenaga kerja di wilayah sasaran
dengan asumsi populasi yang dirawat sebesar 45%, rata-rata rawat penderita/hari 34 pasien dan
BOR yang digunakan adalah kondisi ideal 75%, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Ka = 167.420 x 0.45 x 34 = 94 TT

(0,75 x 365) x 100

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa rasio Tempat Tidur .
Penduduk adalah 1 : 1.790, sedangkan rasio Tempat Tidur Tenaga Kerja adalah 1 : 1.781.

Pendekatan lain untuk mengetahui kebutuhan jumlah tempat tidur untuk melayani jumlah
penduduk yang berada di wilayah sasaran adalah perbandingan 0,8 TT/1000 penduduk dengan
catatan bahwa jumlah penduduk pada kurun waktu yang ditentukan telah diketahui. Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut, maka diperoleh kebutuhan tempat tidur adalah :

(0,8 x 622.635)/1000 = 498 TT

Sedangkan kebutuhan tempat tidur untuk melayani tenaga kerja dibutuhkan

(0,8 x 167.420)/1000 = 134 TT

Page | 21
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa rasio Tempat Tidur : Penduduk
adalah

1 : 1250, sedangkan untuk rasio Tempat Tidur : Tenaga Kerja adalah 1 : 1250.

3.2.5. Jaringan Rujukan

Dengan dibangunnya Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah diharapkan
dapat menjadi jaringan rujukan bagi layanan kesehatan lain seperti Puskesmas, Praktek dokter
Swasta, Balai-balai pengobatan ataupun Rumah Sakit lain. Demikian juga jika ada pasien yang tidak
tertangani ( Parah ), maka diupayakan dirujuk ke Rumah Sakit lain.

Persyaratan bahwa Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah dapat
dijadikan sebagai rujukan, diharuskannya memiliki kompetensi di bidang spesialistik terutama
untuk layanan hyperkes dan traumatic centre, dengan demikian ketersediaan dokter Spesialis tetap
mutlak diperlukan. Selain itu sejalan dengan perkembangannya diharapkan Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah dapat memberikan layanan optimal yang memiliki
keunggulan di bidang layanan khusus (hyperkes dan traumatic centre), sehingga menjadi rujukan
bagi pengelola layanan-layanan medis lainnya.

Jumlah layanan kesehatan yang dapat dijadikan sebagai jaringan rujukan di wilayah
sasaran, meliputi : Puskesmas dengan perawatan, Puskesmas tanpa perawatan, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, balai pengobatan, BKIA, Praktek Dokter, klinik industri.

3.2.6. Perkiraan Jumlah Pasien/Bulan/Pelayanan

Perkiraan jumlah pasien per jenis pelayanan/layanan adalah sebagai berikut

1. Rawat Jalan
a. Jumlah pasien yang harus dilayani setiap hari, diambil hari kerja setiap tahun 250 hari
(50 minggu x 5 hari dengan 1 hari pembersihan)
b. Waktu kerja layanan poliklinik 4 jam sehari dengan jumlah kunjungan pasien per
pemeriksaan min. 5 dan maksimal. 8 pasien/jam, sehingga diperoleh total pasien yang
diperiksa 20 – 32 pasien/ruang/hari.
c. Jumlah poliklinik yang direncanakan dibangun :
o Poli Umum

Page | 22
o 4 Poli Spesialistik Dasar ; Poli Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan
Penyakit Kandungan.
o 7 Poli Tambahan : THT, Gigi dan Mulut, Syaraf, Gizi, Jiwa, Kulit dan Kelamin,
Hyperkes
2. Pelayanan Gawat Darurat dan Traumatic Centre

Dihitung berapa jumlah kunjungan pasien rata-rata per hari, berdasarkan data morbiditas
di wilayah sasaran, maka asumsi kedatangan pasien pelayanan Gawat Darurat rata-rata per hari
diperkirakan

mencapai : 30 s/d 45 orang.

3. Rawat Inap

Dalam menghitung jumlah pasien rawat inap, disesuaikan dengan perkembangan nilai BOR,
jumlah pertumbuhan penduduk, rasio perbandingan jumlah tempat tidur dengan jumlah penduduk,
atau faktor- faktor lain yang diterapkan dalam perencanaan rumah sakit swasta. Jumlah pasien
rawat inap dengan asumsi BOR 75% dan jumlah tempat tidur adalah 388 TT, terbagi kedalam
beberapa kelas yaitu

o VIP (LOS = 7 hari)


o Kelas I (LOS = 5 hari)
o Kelas II (LOS = 4 hari)
o Kelas III( LOS = 4 hari)
o Pelayanan Pembedahan

Jenis-jenis layanan pembedahan terdiri dari pembedahan besar, sedang, kecil dan cyto.
Untuk mengetahui besar beban kerja pada unit bedah, maka faktor yang ditinjau adalah jumlah
kasus yang ditangani dari jenis pelayanan bedah. Berdasarkan asumsi ditetapkan 6% dari jumlah
total pasien rawat inap di Kelas I, II dan III melakukan proses pembedahan/operasi.

5. Persalinan dan Penyakit Kandungan

Pelayanan persalinan dibuat berdasarkan jumlah pasien yang dilayani dengan asumsi :

o 70% BOR tempat tidur dipakai sebagai dasar proyeksi


o Tiap ruang persalinan dapat melayani 4 persalinan/hari.

Page | 23
6. Pelayanan Penunjang

Kegiatan pelayanan penunjang yang disediakan rumah sakit terdiri dari: Radiologi,
Laboratorium, EKG, USG dan Fisioteraphy, Rehab Medik, Hyperkes, Farmasi.

3.2.7. Sistem Sosial ( Pro Poor Health Services )

Sesuai dengan pedoman teknis penyelenggaraan Rumah Sakit Swasta dalam rangka PMDN/PM
yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor.
0308/YANMED/RSKS/PA/SK/IV/92 ditetapkan fungsi sosial Rumah Sakit antara lain :

o Menyediakan 25% dari kapasitas tempat tidur untuk pasien kurang/tidakmampu.


o Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat bagi pasien kurang/tidak mampu.
o Turut membantu pelaksanaan program pemerintah di bidang kesehatan masyarakat bagi
Keluarga Miskin ( GAKIN ), jenis-jenis layanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain ;
program KB, Imunisasi, Gizi, dan lain-lain.

Sosialisasi dan implementasi penyediaan 25% dari kapasitas tempat tidur untuk pasien
kurang/tidak mampu, diupayakan dilaksanakan seoptimal mungkin, khususnya di dalam melayani
jumlah pasien penduduk/tenaga kerja yang kurang/tidak mampu sesuai dengan dasar data kondisi
sosial ekonomi masyarakat di wilayah sasaran. Hal ini disebabkan tidak adanya petunjuk teknis
yang lebih tegas dari peraturan tersebut, sehingga langkah justifikasi yang disesuaikan dengan
rencana, misi dan tujuan rumah sakit dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
merupakan pendekatan yang paling optimal.

3.2.8. Gambaran sarana Kesehatan di Wilayah Sasaran

Sarana kesehatan yang berada di wilayah sasaran atau di 7 Kecamatan yang berada

Di Kabupaten Klaten terdiridari :

Dari sarana layanan kesehatan yang ada diupayakan dapat dijadikan mitra
rujukan/jaringan rujukan yang bertujuan guna meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat
pada umumnya

Page | 24
3.2.9. Strategi Pemasaran

Rumah Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah merupakan salah satu
sarana layanan kesehatan yang diupayakan selain memiliki fungsi layanan sosial juga dapat
memberikan profitabilitas bagi pengelolanya. Guna memenuhi kedua fungsi tersebut maka
dibutuhkan adanya strategi pemasaran yang mampu menjadikan Rumah Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah sebagai rumah sakit yang kompetitif di pasar. Terlebih lagi
dalam menghadapi era globalisasi ( pasar bebas) penanganan dan pengelolaan rumah sakit harus
lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengoptimalkan fungsi layanan dan memiliki kompetensi
layanan.

Faktor-faktor yang perlu mendapat fokus perhatian dalam penyelenggaraan rumah sakit tenaga
kerja, meliputi:

o Ketersediaan Sumber Daya


o Penerapan Sistem Manajemen yang terstruktur dan terintegrasi
o Optimalisasi layanan
o Pencapaian Kepuasan pelanggan

Sebelum dilakukan penetapan strategi pemasaran terlebih dahulu dilakukan perumusan strategi

dengan menggunakan SWOT Analisis, sebagai berikut :

Gambar 111-4 SWOT Analisis Penyelenggaraan Rumah Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten
– Jawa Tenggh

Internal Faktor STRENGTH (S) WEAKNESS (W)


Internal factor 4. Memiliki jaringan 3. Biaya inversati dan
rujukan di wilayah operasi tinggi
sasaran yang memadai 4. Pengadaan peralatan
5. Mengembangkan dan perlengkapan
program Pro Poor medic masig harus
health Service impor
6. Mengembangkan 5. Rendahnya image
kopetensi layanan tenaga kerja atau butuh
terhadap tenaga kerja di mata masyarakat,

Page | 25
(Traumatik senter, berakibat pada
Hyperkes, Rehab Medis penamaan dan
dan sebagainya) kopetensi pelayanan
7. Lokasi terletak di rumah sakit terhadap
wilayah yang strategis tenaga kerja
(Fasilitas serumpun
dan aksesibilitas tinggi
fasilitas penunjang
memadai)
8. Ketersediaan tenaga
medis yang memadai
memiliki pasar captive
yaitu tenaga kerja
9. Memiliki pasar captive
yaitu tenaga kerja.

Faktor Eksternal
OPPORTUNITY (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Sasaranpasar jelas 1. Memelihara dan 1. Menerapkan strategi
memadai dan baik mengembangkan keungulan biaya
untuk tenaga kerja jaringan rujukan yang (02.3.W1.W2)
maupun masyarakar estabilish (01,04,S1, S4) 2.
atau penduduk 2. Melakukan penertrasi
2. Dukungan Pemerintah pasar
dalam (01,03,S2,S3,S5,S6)
memasyarakatkan
layanan dan Progran
kesehatan
3. Pasar layanan
kesehatan asimetris

Page | 26
TREATH STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Tingginya persaingan 1. Mengembangkan 1. Mengembangkan
layanan kesehatan promosi produk layanan
secara umum (T1,T3,T4,S2,S3,S6) (diferensiasi)
2. Ketentuan yang (T1.T2.W3)
mengikat berkaitan
dengan peyelengaraan
Rumah Sakit dari
pemerintah Pusat
(Depkes)
3. Perkembangan layanan
kesehatan yang pesat
4. Maraknya system
pengobatan alternative
dan swamedikasi

Berdasarkan hasil perumusan strategi dengan menggunakan SWOT Analisis maka dapat ditetapkan
strategi-strategi alternatif sebagai berikut :

1. Memelihara dan mengembangkan jaringan rujukan yang establish.Strategi ini merupakan


salah satu bagian strategi yang mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dalam
mengantisipasi peluang yang dihadapi, dimana jaringan rujukan yang tersedia diupayakan
untuk tetap dipelihara (maintain) dan dikembangkan (develop) guna dapat
mengoptimalkan pangsa pasar, sebab berdasarkan jaringan rujukan inilah rumah sakit akan
tetap mampu mengoptimalkan layanannya.

Bentuk pengembangan dan pemeliharaan jaringan rujukan, meliputi :

o Pemberian kemudahan layanan bagi pasien yang dirujuk oleh jaringan rujukan
o Pemberian reward bagi jaringan rujukan yang berprestasi
o Membentuk kegiatan bersama yang tujuannya untuk lebih mengharmonis-kan
hubungan kerjasama.

Page | 27
2. Strategi Penetrasi Pasar

Strategi penetrasi pasar yang ditetapkan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
dan masyarakat yang semakin meningkat terhadap layanan yang lebih representatif dengan biaya
terjangkau melalui jaringan rujukan yang tersedia. Penerapan strategi tersebut dilakukan dengan
dukungan sumber daya dan keunggulan yang dimiliki oleh rumah sakit, khususnya yang berkaitan
dengan layanan khusus bagi tenaga kerja, yaitu layanan penyakit akibat kerja dan layanan
kecelakaan kerja.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam menerapkan strategi penetrasi
pasar adalah sebagai berikut :

o Pasar yang ada tidak terpenuhi oleh layanan kesehatan dari rumah sakit lain (pasar tidak
berada dalam kondisi penuh).
o Kebutuhan pasien ( tenaga kerja dan masyarakat ) yang ada akan layanan kesehatan
meningkat secara signifikan.
o Korelasi antara pendapatan dari layanan kesehatan dengan biaya pemasaran makin kuat.
o Kerjasama dengan jaringan rujukan dapat berjalan dan terkoordinasi dengan baik, sehingga
memungkinkan tercapainya perluasan pasar.
o Ada pasar-pasar baru yang belum dimanfaatkan dan belum dipenuhi kebutuhannya
terutama untuk segmen pasar di luar wilayah sasaran.
o Rumah sakit memiliki modal dan sumber dana untuk menangani perluasan/pengembangan
produk layanan, sehingga dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai rumah sakit rujukan.
o Layanan rumah sakit saat ini lebih banyak bersifat umum, sehingga dengan kebijakan dan
upaya untuk mengembangkan layanan khusus berupa layanan traumatic centre, hyperkes
dan rehab medik berpotensi untuk lebih meraih/mencapai pangsa pasar yang lebih luas.

3. Mengembangkan Promosi

Strategi ini merupakan strategi yang mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki guna
mengantisipasi ancaman yang akan timbul. Strategi promosi layanan kesehatan yang akan
diterapkan oleh Rumah Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah bertujuan untuk
meningkatkan image/citra rumah sakit di mata konsumen, mengantisipasi semakin maraknya
sistem pengobatan alternatif dan perilaku konsumen untuk melakukan swamedikasi,
meningkatkan informasi mengenai layanan kesehatan melalui sistem promosi above the line (pola

Page | 28
massa markting) dengan menggunakan aktivitas branding melalui media cetak, media elektronik
dalam bentuk Man layanan masyarakat, internet. Sedangkan dalam menangani promosi terhadap
jaringan rujukan digunakan sistem promosi below the line dalam bentuk pemberian bonus, reward,
menyelenggarakan seminar dan simposium yang menghadirkan/ mengundang pakar di bidang
layanan kesehatan.

Dengan kekuatan yang dimiliki oleh rumah sakit seperti jaringan rujukan yang memadai,
memiliki kompetensi layanan yang khusus bagi umum dan tenaga kerja, ketersediaan sumber daya
yang baik serta pasar aktive yang jelas, maka tingginya tingkat persaingan dengan rumah sakit
dapat diantisipasi dengan baik.

4. Strategi Cost Leadership ( Keunggulan Biaya )

Strategi ini memiliki ciri lebih memperhitungkan para pesaing melalui cara memfokuskan biaya
layanan yang lebih tedangkau dengan mengefisienkan komponen-komponen biaya lain. Hal ini
memiliki implikasi penting berkaitan dengan adanya fenomena yang terjadi di masyarakat, dimana
daya beli masyarakat dewasa ini semakin menurun akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan,
meningkatnya biaya layanan kesehatan serta sesuai dengan program Pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai amanat SKN.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menerapkan strategi keunggulan biaya adalah :

o Posisi Rumah Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah dalam
menawarkan produk layanan dengan fungsi yang dapat diterima oleh konsumen
pada biaya/harga yang tetap dan bersaing.
o Meminimalisasi biaya operasi dalam berbagai bidang (overhead, pelayanan,
penelitian dan pengembangan, pemasaran)
o Sistem perencanaan yang efisien didukung oleh susunan manajerial yang relatif
sedikit dan sistem informasi manajemen yang efektif
o Kebijaksanaan SDM yang konsisten guna mengurangi biaya
perputaran dan meningkatkan kualitas SDM melalui program pelatihan yang intesif.
o Menjaga/menerapkan sistem TQC ( Total Quality Control ) sebagai bagian dari
penerapan budaya kualitas dalam memperoleh sertifikat ISO.

Page | 29
5. Mengembangkan Produk Layanan

Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki dan/atau mengembangkan produk layanan yang
lebih inovatif dan memiliki core competence yang lebih spesifik, hal ini dilakukan selain untuk
menghadapi pesaing dalam menawarkan produk layanannya. Hal yang perlu mendapat
perhatian adalah terbentuknya image/citra tenaga kerja/buruh di mata masyarakat yang
cenderung rendah, sehingga untuk beberapa segmen masyarakat tertentu dimungkinkan adanya
keengganan untuk berobat ke Rumah Sakit Umum sebagai akibat tidak maunya disejajarkan
dengan kaum buruh/tenaga kerja. Untuk itu perlu diupayakan adanya sosialisasi program layanan
kesehatan melalui promosi dan diprsentasikan produk layanan yang efektif. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam menerapkan strategi pengembangan produk adalah :

o Rumah Sakit bersaing pada suatu industri kesehatan yang digolongkan berdasarkan
perkembangan teknologi yang cepat
o Para pesaing utama menawarkan produk-produk layanan kesehatan dengan kualitas
lebih baik pada harga-harga yang kompetitif
o Mengembangkan produk layanan yang memiliki ciri/karakteristik tersendiri sehingga
dapat memberikan nilai bagi konsumen.
o Secara berkelanjutan melakukan investasi dalam pembedaan/diferensiasi produk
layanan dan mengembangkan citra dengan cara yang dihargai konsumen.
o Peningkatan tampilan dan citra layanan produk melalui pola layanan yang ramah, cepat
dan menarik.

Pihak manajemen dalam menerapkan strategi pengembangan produk layanan harus


mendefinisikan atau memahami kebutuhan untuk membangun keuntungan kompetitif yang jelas
dan optimal berupa pernyataan spesifik mengenai keuntungan kompetitif produk layanan yang
dapat dipertahankan yang terdiri dari deskripsi pelanggan, sasaran dan keuntungan yang diperoleh
serta menspesifikasikan mengapa pelanggan lebih memilih produk layanan ini.

Page | 30
Page | 31
BAB IV

ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Organisasi dan majemen penanganan dalam pengelolaan Rumah Sakit Umum Gondang
Waras Klaten – Jawa Tengah yang direncanakan dibangun di Kabupaten Klaten mempunyai
pengaturan dan menduduki, tugas, fungsi dan tanggung jawab, susunan organisasi, tata kerja dan
tata laksana rumah sakit yang disesuaikan dengan kelas Rumah sakit yaitu kelas Madya dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Regulasi yang mengatur organisasi dan Manajemen Rumah Sakit terdiri dari :

o Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


o Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1992 tentang Tenaga Kesehatan Kesehatan
o Keputusan Materi Kesehatan No. 558/ Menkes/SK /1984 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.
o Peraturan Menteri Kesehatan No. 920/Menkes/Per/XII/1996 tentang Upaya Pelayanan
Kesehatan Swasta Dibidang Medik.
o Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan No.HK. 00.06.3.5.55797 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta dibidang Medik Spesifikasi.
o Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan No. 0308/ YANMED/RSKS/ PA /
SK / IV / 92 tentang Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Swata di Bidang Rumah Sakit dalam
rangka PMDN dan PMA.

Dalam regulasi rumah Sakit, Disyahkan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. STRUKTUR Organisasi terdiri dari unsur pimpinan, unsur bantuan administrasi


dan bantuan medis teknis yang berpedoman pada organisasi Rumah Sakit
Pemerintah.
2. Badan Hukum selaku pemilik Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap
Pelaksanaan Peraturan Peundang-undangan yang berhubungan dengan perumah
sakitan.
3. Penggunaan dana / bantuan yang diterima untuk Rumah Sakit.
4. Rumah Sakit diharuskan memiliki Dewan Penyantun Rumah Sakit yang
mempunyai tugas memberikan saran / nasehat kepada pemilik rumah sakit dan
Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan serta Pengelolaan Rumah Sakit.

Page | 32
STRUKTUR ORGANISASI PT. GONDANG WARAS

Komisaris Utama

Komisaris

Direktur Utama

Sekretaris

Direktur

Direktur Utama
PT. Gondang Waras

Dr. Purwanto, Sp. OG


Direktur Utama

Page | 33
Anggota Dewan Penyantun Rumah Sakit dipilih dan diangkat oleh Badan Hukum Pemilik
RumahSakit.

4.1. PROGRAM MEDIK

Program medik Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah mengacu kepada
ketentuan Permenkes R.I Nomor 159. B Tahun 1980 yang ditetapkan meliputi :

1. Menyediakan dan Menyelenggarakan :


o Pelayanan Medik
o Pelayanan Penunjang Medik
o Pelayanan Perawatan
o Pelayanan Rehabilitasi
o Pencegahan dan Peningkatan Kesehatan.

Rencana Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten

DIREKTUR UTAMA
RSU GW

Page | 34
4.2. FISIK BAGUNAN

Persyaratan mendirikan bangunan fisik Rumah Sakit mengacu kepada Permenkes RI Nomor
159. tahun 1990 dan sesuai standard, jenis pelayanan dan lingkup pelayanan yang menjangkau
tingkat Wilayah Nusantara dan Negara tetangga yang meminta bantuannya. Maka kebutuhan
program ruang berdasarkan pengelompokan kegiatan layanan medis yang digunakan sebagai dasar
perencanaan dan pengembangan Rumah Sakit dengan perencanaan dan kewajiban layanan yang
berbeda yaitu :

a. Inpatient Departemen ( IPD )


o Pediatric, menangani perawatan bayi dan anak-anak
o Maternity, menangani ibu yang akan bersalin dan masa pemulihan setelah
persalinan.
o Mengenai perawatan pasien pada umumnya dan merupakan bagian khusus bagi
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.

Pelayanan perawatan dibedakan berdasarkan jenis spesialisasi dan tarif sesuai kelas
pelayanan, pengelompokan tersebut sebagai berikut :

I. Kamar Presiden Suite : 2 TT


II. VVIP : 7 TT
III. VIP : 8 TT
IV. Kleas 1 : 26 TT
V. Kelas 2 : 24 TT
VI. Kelas 3 : 39 TT
VII. IGD : 8 TT
VIII. ICU : 16 Bed (TT)
IX. Poliklinik : 16 TT
X. PICU / NICU : 5 Bed (TT)

Jumlah tempat tidur : 159 TT

Keterangan : Untuk Pasien Rawat anak dan Dewasa disesuaikan

Page | 35
b. Out Patient Departemen ( OPD )
o Poliklinik ( , Spesialistik, Hyperkes )
o Unit Gawat Darurat ( UGD ) Emergency Unit dan Traumatic Centre.
c. Diagnostic dan Teraphy Departement
o Unit Operasi
o Unit Radiologi
o Unit Rehabilisasi Medis
o Unit Fisioteraphy
o Instalasi Laboratorium
o Instalasi Farmasi
o Bank Darah
d. Administrasi Departemen
o Service Departement
o Dapur Laundry / Cuci
o Pusat strelisasi
o Unit Mortuary / Ruang Jenazah
o Pool Kendaraan
o Mushola
o Kantin, photo copy, dan lain-lain.
o Asrama para medis dan perawat
o Gudang
o Ruang Satpam
o Selasar Penghubung
o Ramp dan tangga naik / lift
e. Unit Mekanikal dan Elektrikal :
o Workshop
o Ruang genset dan panel MDP
o Tempat permusnahan limbah medis
o Tempat pengelola limbah
o Ground reservoir dan menara air bersih serta ruang pompa, boiler air panas,
alat penjernih air.
o Ground reservoir dan pompa untuk hydrant

Page | 36
Usulan pengelompokan kegiatan sesuai fungsi pelayanan dan kebutuhan ruang masing-
masing bagian guna perencanaan pengembangan Rumah Sakit dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Administrasi Departemen
o Bangunan Administrasi, Laboratorium dan Farmasi terdiri dari tiga lantai
dengan

Kebutuhan ruang :

Lantai satu untuk farmasi, informasi rawat inap dan administrasi pembayaran pasien rawat
inap, bagian informasi, ruang service ( ruang Satpam, toilet, tangga naik, gudang, ruang ME & EL )

o Lantai dua untuk Laboratorium, ruang service ( Ruang Satpam, toilet, tangga
naik, gudang, ruang ME & EL ).
o Lantai tiga admintrasi, ruang direktur dan staf, pusat SIM, PABX dan sentral
telepon, ruang service ( ruang satpam, toilet, tangga turun, gudang, ruang ME &
EL ).
b. Out Patien Departement

Bangunan politik terdiri dari dua lantai dengan kebutuhan ruang sebagai berikut :

o Lantai satu, loket pendaftaran, pembayaran, ruang informasi, ruang administrasi,


medical report, poly anak, poly kebidanan, ruang tunggu, ruang locker dokter dan
perawat, ruang service ( toilet, gudang, tangga naik, ruang satpam, ruang ME & EL ).
o Lantai dua, Poly THT, poly mata, poly gigi, poly penyakit dalam, poly bedah, poly
kulit dan kelamin, poly gizi, poly hyperkes, poly jiwa, ruang tunggu, ruang locker
dokter dan perawat, ruang service ( toilet, gudang, tangga turun, ruang satpam,
ruang ME & EL ).
o Bangunan Pusat sterilisasi (CSSD) dan UGD ( Unit Gawat Darurat ) terdiri dari dua
lantai dengan kebutuhan ruang :
o Lantai satu, digunakan untuk UGD ( Unit Gawat Darurat ), traumatic centre, ruang
tunggu /duduk, ruang informasi, pendaftaran dan pembayaran, ruang penerima
/transfer, ruang tindakan medis, ruang cuci, ruang resusitasi, r observasi, r operasi
kecil, r laboratorium kecil, r mobile X– Ray, r. obat-obatan, r. rawat sementara,
locker dokter dan perawat, r. dokter, r. perawat, r. stretcher, r spoelhook, r. sevice (
r. satpam, toilet, tangga naik, gudang r. ME & EL ).

Page | 37
o Lantai dua digunakan untuk Pusat sterilisasi ( CSSD ), r, Locker petugas, r. petugas, r,
CSSD, r. Gudang , r. pac, r. administrasi, r. service ( r. satpam, toilet, tangga turun,
turun, gudang, r. ME & EL )

c. Diagnostik dan Therapy Departement

Bangunan r. operasi dan radiology, terdiri dari satu lantai dengan kebutuhan ruang sebagai berikut:

o r. operasi, r. transfer, r. persiapan, r. recovery, r. sub – steril, r. instrument steril, r


spoelhook, r linen, r stetcher, r. administrasi, r. service ( r. satpam, toilet, r. tunggu,
gudang, r. ME & EL )
o Ruang radiology, r. admintrasi, r. X-Ray, r.. control, r. cuci film / kamar gelap, r. obat
/ barium, r. periksa, r. pemeriksa, baca film, r. mammography, r. locker dokter dan
perawat, r. dokter dan perawat, r. service ( r. satpam, toilet, r. tunggu, gudang r. ME
& EL ).
o Bangunan Fisiotheraphy dan Rehabilitasi Medic

Terdiri dari satu lantai dengan kebutuhan ruang : r. administrasi, r. instruktur, r. alat, r.
vocational theraphy, r. hydrotherapy, r. exercise ( latihan ), r. spoelhook, r. treatment, r.locker
dokter dan perawat, r. dokter dan perawat, r. service ( r. satpam, toilet, r. tunggu dan hall, gudang, r,
r. ME & EL ).

f. Bangunan Bersalin Delivery Unit

Terdiri dari tiga lantai dengan kebutuhan ruang : Lantai satu, r. bersalin untuk status partus
normal, r. operasi untuk status parus obnormal, r. scurbup & steril, r. recovery, r. obsevasi, r.
transper, r. administrasi, r. linen, r. bayi, r. locker dokter dan perawat, r. dokter dan perawat, r.
service ( r. satpam, toilet, r. tunggu naik dan lift, gudang, r. ME & EL ).

Lantai dua, r. rawat inap VIP dan kelas satu, r. Theatment, r. pantry, r. linen r. strescher dan
kursi roda, r. spoelhook, r. locker dokter dan perawat, r. dokter dan perawat, r. administrasi, r.
sevice ( r. satpam, toilet, tangga naik dan lift, r. tunggu, gudang, r. ME & EL) Lantai tiga, r. rawat inap
VIP dan kelas satu, r. Theatment, r. pantry, r. linen r. strescher dan kursi roda, r. spoelhook, r. locker
dokter dan perawat, r. dokter dan perawat, r. administrasi, r. sevice (r. satpam, toilet, tangga naik
dan lift, r. tunggu, gudang, r. ME & EL)

Page | 38
g. In Patient Departement

Bangunan Rawat inap, untuk pasien dengan kasus (bukan penyakit menular / kronis /
kritis), terdiri dari dua bangunan masing-masing tiga lantai dengan kebutuhan ruang :

o Bangunan 7. A :
Lantai satu dan dua ruang rawat inap kelas satu, r threatmen, r pantry, r linen, r
stretcher dan kursi roda, r spoelhook, r locker dokter dan perawat, r dokter dan
perawat, r administrasi, r service ( r satpam, toilet, tangga naik , r. tunggu, gudang, r.
ME & EL ). Jumlah kamar = 40 ruang dengan jumlah tempat tidur = 80 TT ( satu
kamar = 2 TT dengan KM / WC di dalam)
Lantai Tiga untuk Ruang Rawat Inap VIP, r. threatmen, r. pantry, r. linen, r. stretcher
dan kursi roda, r. spoelhook, r. locker dokter dan perawat, r. dokter dan perawat, r.
administrasi, r. service ( r. satpam, toilet, tangga naik , r. tunggu, gudang, r. ME & EL
). Jumlah kamar = 20 ruang dengan jumlah tempat tidur = 20 TT ( satu kamar = 1 TT
dengan KM / WC di dalam)
h. ICU dan ISOLASI, untuk pasien dengan kasus khusus yaitu memerlukan perawatan
insentif karena terkena penyakit kronis, maka dilakukan perawatan diruang diruang
ICU, sedang pasien yang terkena penyakit menular dilakukan perawatan diruang isolasi.
Bangunan terdiri dari satu lantai dengan kebutuhan ruang sebagai berikut :
Ruang ICU :
Kebutuhan ruang r. rawat pasien, r. cuci, r. diagnostic, r. laboratorium kecil, r. locker
dokter dan perawat, r. docter dan perawat, r. administrasi, r. tunggu, r. pantry, r.
stretcher, r. linen, r. spoelhook, r. service ( r. satpam, toilet, gudang, r. ME & EL ).
Ruang Isolasi
Kebutuhan Ruang, Kebutuhan ruang r. rawat pasien, r. cuci, r. diagnostic, r.
laboratorium kecil, r. locker dokter dan perawat, r. docter dan perawat, r. administrasi,
r. tunggu, r. pantry, r. stretcher, r. linen, r. spoelhook, r. service ( r. satpam, toilet,
gudang, r. ME & EL ).

Page | 39
i. Service Departement
o Mushola terdiri dari bangunan satu lantai dengan kebutuhan ruang r. wudlu, toilet,
teras, r. sholat.
o Kantin terdiri dari bangunan satu lantai dengan kebutuhan ruang, toilet, gudang,
dapur, ruang saji.
o Dapur terdiri dari satu lantai dengan kebutuhan ruang, r. penerimaan ( sortir dan
timbang bak sampah ), gudang ( kering, beku, dingin dan serbaguna ), r. persiapan
bahan ( dari beras, vegetable, daging ), r. pengolahan dan pematangan ( makanan,
kue / roti, minuman, es ), r. persiapan saji, gudang alat, r. cuci ( alat piring, gelas dan
peralatan makan ), ( r. satpam, toilet, r. locker. R. pegawai, r. administrasi, r. makan
staf, r. ME & EL ).
o Cuci, terdiri dari satu lantai dengan kebutuhan ruang, r penerimaan dan sortir, r cuci
basah, r cuci kering, r streilisasi, r strika, r administrasi /kerja staf, r locker, r jahit, r
service ( r. satpam, toilet, r. makan staf, r ME & EL ).
o Gudang terdiri dari satu lantai,kegunaan,ruang ini untuk menyimpan peralatan
rawat inap atau medis lainnya yang disimpan karena digunakan sebagai pengganti
sewaktu-waktu dan peralatan yang disimpan sebagai pengganti sewaktu-waktu dan
peralatan yang disimpan sebagai persedian dengan kebutuhan ruang,gudang
aktif,gudang non aktif,ruang service,r satpam, toilet,r locker,r pegawai,r
administrasi, ruang makan staf. ME&EL
o Workshop ( pemeliharaan ), terdiri dari satu lantai dengan kebutuhan ruang, r travo
PLN, r panel MDP, r genset, r kerja/workshop, r service ( r. satpam, toilet, r
locker,gudangt, r. administrasi dan staf, r. makan staf, r. ME & EL )
o Pool Kendaraan dan ruang Jenazah ( Mortuary ), terdiri dari satu lantai dengan
kebutuhan ruang :
o Pool Kendaraan, r kendaraan roda empat untuk lima ambulance, ruang service ( r
satpam, toilet, r locker, r pegawai, r administrasi, ruang makan staf. ME & EL ).
o Ruang Jenazah (Mortuary), r. tunggu, r. jenazah dan lemari pendingin, r. upacara, r.
perapihan, r. memandikan jenazah, r. jemur alat, kereta jenazah, r. autopsy, r.
service ( r. satpam, toilet, r. locker, gudang, r. r. administrasi dan staf, r. makan staf,
r. ME & EL ).
o Selasar Penghu dan sirkulasi vertical, terdiri dari selasar terbuka tidak bertingkat
dan bertingkat, tangga naik, ramp pasien untuk naik/ turun.

Page | 40
o Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah sarana dan prasarana
lainnya seperti : helipad, perkerasana parkit kendaraan roda dua dan empat,
perkerasan jalan kendaraan r. satpam / penjaga, taman / penghijauan dan tanaman
pohon berbuah dan pelindung resapan air, Instansi IPAL, instansi air bersih,
perjernihan air, instalansi pengolah sampah dan sebagainya yang berkaitan dengan
pengamanan komplek serta saluran buangan air hujan.

4.3. Rencana Ketenagaan

Manfaat langsung dengan dibangunnya Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa
Tengah adalah penyerapan tenaga kerja, berdasarkan hasil kajian dan perhitungan tenaga kerja
yang dibutuhkan terbagi kedalam dua kelompok, yaitu tenaga purna waktu dan tenaga paruh
waktu ( tenaga kontrak ).

Rencana ketenagaan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah mengacu
kepada Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Nomor : HK. 00.06.3.5.5797 tanggal 17 April 1998, yang
menetapkan bahwa :

o Kepala Rumah Sakit adalah seorang Dokter (atau Spesialis) yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan manajemen Rumah Sakit, bekerja purna waktu dan
WNI dengan usia maksimum 65 tahun.
o Kepala Rumah sakit diangkat dan diberhentikan oleh badan Hukum pemilik Rumah
Sakit dengan surat keputusan dan sepengetahuan serta tidak ada keberatan dari Ka.
Kanwil Depkes setempat.
o Jumlah tenaga medis, paramedis dan non medis yang dipekerjakan sesuai dengan
kebutuhan dan berpedoman pada kelas rumah sakit minimal 2 (dua) orang.
o Tenaga medis, paramedic, non medis purna waktu mempunyai surat pengangkatan
dari Kepala Rumah Sakit
o Tenaga Medis yang bekerja secara paruh waktu mempunyai ijin atasan langsung
dari instansinya.
o Semua tenaga medis mempunyai surat penugasan ( SP ) yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan dan surat Ijin Rumah Sakit Praktek ( SIP ) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Page | 41
o Penggunaan tenaga medis asing hanya diperbolehkan sebagai konsultan, tidak
memberi layanan serta memenuhi persyaratan yang berlaku bagi tenaga medis
asing yang bekerja di Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
o Penggunaan tenaga medis asing dalam rangka pelayanan yang bersifat sosial
harus bekerjasama dengan fakultas kedokteran dan ikatan profesi organisasi profesi
setempat ( IDI ) dan mendapat ijin dirjen Pelayanan Medik.

Dalam realisasinya kebutuhan tenaga kerja disesuikan dengan kebutuhan dan estimasi
rencana produksi, terutama untuk tahun pertama yang diperkirakan bahwa angka pemanfaatan
tempat tidur baru mencapai 40 %, tahun kedua mulai ada peningkatan dan seterusnya, artinya
bahwa kebutuhan akan penambahan tenaga kerja disesuaikan (berbanding lurus secara signifikan)
dengan produksinya, sampai kepada jumlah maksimum kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
kemampuan layanan optimalnya.

4.4. Rencana Produksi

1. Rawat Jalan

Dasar penerapan estimasi kunjungan rawat jalan adalah dilihat dari tingkat mobilitas rawat
jalan penduduk sekitar wilayah sasaran, jumlah kunjungan pasien rarat jalan ( berkisar
antara 20 s/d 35 % ) diwilayahkan sasaran dan memberikan layanan rawat jalan. Estimasi
kunjungan rawat jalan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah untuk
tahun pertama mencapai 75.870 orang ( 9,2 % dari jumlah total penduduk diwilayah
sasaran ) atau 70 % dari kemampuan maksimal layanan rawat jalan Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah, dengan rata-rata kunjungan per hari mencapai 500
pengunjung yang berasal dari penduduk / masyarakat dan tenaga kerja diwilayah sasaran.

2. Rawat Inap
Dasar penetapan etimasi kunjungan rawat inap adalah dilihat dari angka pemantapan
tempat tidur ( Bed Occupancy Rate = BOR ) dan lamanya perawatan ( Length of Stay =
LOS ) untuk masing-masing kelas yang berada di Rumah Sakit Umum Gondang Waras
Klaten – Jawa Tengah serta dikaitkan dengan tingkat morbiditas rawat inap penduduk
disekitar wilayah sasaran. Estimasi pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Gondang
Waras Klaten – Jawa Tengah untuk tahun pertama dengan BOR 40 %, tahun berikutnya
mengalami kenaikan BOR 60 %, dan seterusnya. Sedangkan LOS untuk kelas VIP
diasumsikan 7 hari, kelas I = 5 hari, kelas II dan III = 4 hari.

Page | 42
3. Layanan Medis dan Layanan Penunjang Lainnya
Dasar penetapan besarnya pasien yang dilayani oleh medis dan paramedis penunjang
seperti pembedahan, UGD, Radiologi, Fisioterapi, rehab medik, USG, EKG, Laboratorium,
Farmasi, dan lain-lain. Berdasarkan asumsi perhitungan ( persentase ) dari jumlah
kunjungan rawat jalan dan rawat inap pasien.

4.5. Rencana Peralatan dan Perlengkapan

Berdasarkan keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes bahwa kebutuhan peralatan dan
perlengkapan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah Adalah sebagai berikut :

a. Peralatan dan perlengkapan medik dan penunjang medik disesuaikan dengan


pelayanan yang diselenggarakan dan berpedoman pada standar peralatan medik yang
berlaku.
b. Obat-obatan berpedoman pada formulasi RS Pemerintah Kelas C.
c. Pengadaan peralatan canggih didasarkan pada analisa kebutuhan dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direktur Jendral Pelayanan Medik (Misal : MR)
d. Peralatan dan perlengkapan untuk traumatic centra dan hyperkes.
e. Peralatan Kebutuhan rawat inap dan rawat jalan.
f. Perlengkapan kebutuhan perkantoran.
g. Perlengkapan perbengkelan sederhana dengan pemadaman kebakaran .

Investasi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan rumah sakit relative besar, untuk
itu dibutuhkan adanya upaya kerjasama dalam bentuk kemitraan usaha. Kemitraan adalah
merupakan suatu jalinan kerjasama antar lembaga maupun perorangan yang saling berinteraksi
satu dengan yang lain dalam memenuhi tujuan bersama dan tidak ada pihak yang dirugikan.

Skema kemitraan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten –
Jawa Tengah yang diusulkan, meliputi :

1. Kemitraan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi melalui perusahaan


daerahnya dengan kalangan pengusaha industri dan investor untuk secara bersama-
sama mengelola rumah sakit. Pola ini lebih dikenal dengan kerjasama antara
Pemerintah – Swasta (Public – Private Patnership), serta partisipasi Jamsostek dan
akses melalui bantuan pengadaan fasilitas, perlengkapan dan peralatan Traumatic
Cebtre.

Page | 43
2. Kemitraan dalam hal memperoleh manfaat yang diterima melalui penerimaan retribusi
dengan investasi dan pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada Investor. Pola ini
lebih dikenal dengan peran sektor swasta ( private Sector Participation ).

Terdapat dua pola kemitraan PSP yaitu yang padat modal dan tidak padat modal, secara
mendasarkan perbedaan kedua pola PSP tidak padat modal asset masih dimiliki oleh pemerintah (
Pemkab Klaten), sedangkan untuk pola PSP yang padat modal asset menjadi milik swasta.

o Pola PSP padat modal melibatkan investasi yang besar dimana investor dan
kalangan pengusaha industri/pabrik membiayai, membangun dan mengelola rumah
sakit, sedangkan pemerintah
o Pemkab hanya menerima manfaat dari penyelenggaraan rumah sakit berupa pajak.
Retribusi ataupun pendapatan lainnya, serta diupayakan adanya partisipasi
Jamsostek dan Akses dalam pengadaan fasilitas , perlengkapan dan peralatan
traumatic centre.
o Menggali modal swasta untuk menjembatani pembiayaan yang besar yang
dibutuhkan untuk investasi penyelenggaraan rumah sakit.
o Memperbaiki dan mengembangkan system pengelolaan yang lebih professional.
o Melaksanakan alih teknologi.
o Memperluas dan mengembangkan layanan bagi pelanggan.
o Meningkatkan efesiensi operasi dan konsistensi pemeliharaan.

Keuntungan lain jika merlibatan pihak investor dan pengusaha industri/pabrik yang tidak
padat modal, dimana Pemda masih terlibat, adalah sebagai berikut

o Tidak ada perubahan kepemilikan asset dan organisasi public, metode kontrak
dapat merubah fungsi pengelolaan sebelumnya.
o Secara keseluruhan tidak mengurangi lapangan kerja.
o Adanya kecenderungan fungsi, kapasitas dan kualitas pegawai pemerintah
mengalami peningkatan, seiring dengan adanya budaya kerja yang lebih berkualitas
yang menuntut adanya kompetisi kemampuan dan keahlian.
o apat menciptakan suatu persaingan usaha yang sehat sehingga dapat merangsang
efisiensi pembiayaan, penambahan layanan dan dana yang disebabkan oleh adanya
transper dan pembagian resiko yang tepat sesuai dengan tugas dan kewenangan
masing-masing pihak.

Page | 44
3. Kerjasama antara Investor dan penggagas dengan pola kerjasama dalam pembangunan
dan pengelolaan yang modal investasi seluruhnya ditanggung oleh Investor dan
pembagian keuntungan 60 % (pihak Perusahaan) – 40 % (pihak Investor) dengan
jangka waktu 15 tahun . Selama beroperasi Pihak perusahaan akan mengangsur Dana
pokoknya sampai BEP, dan semua Aset Perusahaan yang dijaminkan akan segera di-
kembalikan setelah timbul BEP..
4. Atau pola investor (Funder) memberikan pinjaman murni kepada pengembang sesuai
kebutuhan proyek dengan System pengembalian, bunga, Lama pinjama maupun system
pencairan dana dapat di bicarakan sesuai kesepakatan. Adapun untuk jaminan
pinjaman tersebut penggagas menjaminkan proyek tersebut, dan apabila dalam waktu
yang telah ditentukan pihak penggagas tidak dapat mengembalikan dana pinjaman
Investor maka akan di perpanjang lagi selama lima tahun sampai timbul BEP

Page | 45
Page | 46
BAB V

ASPEK LINGKUNGAN

Suatu aktivitas kegiatan pembangunan diperkirakan akan menimbulkan dampak penting


terhadap lingkungan, demikian juga dengan adanya kegiatan penyelenggaraan rumah sakit, dimana
kegiatan yang dilakukan berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan mulai dari
tahap pra konstruksi, konstruksi sampai dengan pasca konstruksi. Oleh karena itu sesuai dengan

UU. No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup, wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang pelaksanaannya diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993.

Pelaksanaan ketentuan mengenai AMDAL tersebut diatur melalui Keputusan Menteri


Negara Lingkungan Hidup, yang mencakup:

a. Jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL (No.
KEP39/MENLH/8/1996)
b. Pedoman Umum AMDAL No. KEP-14/MENLH/3/1994
c. Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-056 tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting

Dalam PP 51 tahun 1993 tersebut juga dikemukakan, bahwa mengingat beraneka ragamnya
jenis usaha atau kegiatan, maka. dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan AMDAL, setiap
instansi sektoral dapat melengkapinya dengan Penyusunan Pedoman dan Petunjuk Teknis AMDAL
sesuai dengan jenis kegiatan.

5.2. Prakiraan Dampak Penting

Dampak yang ditimbulkan oleh suatu aktivitas kegiatan penyelenggaraan rumah sakit
bersifat langsung atau tidak langsung pada saat kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara langsung oleh adanya
kegiatan, sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya
suatu komponen lingkungan dan atau kegiatan primer oleh adanya rencana kegiatan. Mekanisme
aliran dampak pada berbagai lingkungan adalah sebagai berikut:

o Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen


sosial.

Page | 47
o Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
fisik, kimia, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut
terhadap komponen biologi dan sosial.
o Dampak penting berlangsung saling berantai diantara komponen sosial itu sendiri
selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana kegiatan proyek Berdasarkan
telaah awal yang dikaitkan dengan mekanisme timbulnya dampak penting dalam
penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah, maka
kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak dan prakiraan dampaknya meliputi
:
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Bongkaran bangunan lama
o Keluar masuk alat berat.
o Angkutan material.
2. Tahap Konstruksi
a. Persiapan Konstruksi
o Keresahan/kecemburuan social
o Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
o Penurunan kualitas air.
o Rusak/terganggunya rutinitas umum. b. Pelaksanaan Konstruksi
o Penurunan kualitas udara sebagai akibat pencemaran debu dan peningkatan
kebisingan dan getaran.
o Penurunan kualitas air sebagai akibat terganggunya aliran air permukaan.
o Rusak/terganggunya rutinitas umum.
o Terganggunya stabilitas galian tanah sebagai akibat terjadinya erosi
lahan/longsoran serta perubahan fungsi lahan.
3. Pasca Konstruksi (Pengoperasian)
o Pencemaran udara sebagai akibat adanya kegiatan pembuangan dan pembakaran
sampah
o Pencemaran limbah padat, cair sebagai akibat adanya aktivitas dan kegiatan rumah
sakit serta limbah B3
o Pencemaran sumber mata air sebagai akibat adanya limbah rumah sakit.
o Terganggunya habitat flora dan fauna di lingkungan wilayah sekitar rumah sakit.

Page | 48
o Kebisingan sebagai akibat adanya aktivitas kegiatan penunjang penyelenggaraan
rumah sakit.
o Kecemburuan social masyarakat di sekitar lokasi rumah sakit.

53. Alternatif Penanganan Dampak

Alternatif penanganan dampak penting yang ditimbulkan sebagai akibat pencemaran lingkungan
dan penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah terdiri dari :

1. Tahap Pra Konstruksi


o Penyuluhan kepada masyarakat dengan adanya aktifitas proyek.
o Koordinasi dengan dinas – dinas terkait.
2. Tahap Konstruksi
o Pemberian kesempatan kerja di proyek bagi masyarakat sekitarnya.
o Pengaturan pelaksanaan pekerjaan ; pembatasan jam kerja, menampung limbah
peralatan dan kendaraan operasional proyek, penyiraman secara berkala,
pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu jalan, dan lain-lain.
o Pemilihan lokasi yang jauh dari pemukiman.
o Pembangunan sistem drainase/ gorong- gorong yang memadai,

Pemindahan utilitas umum atau perbaikan utilitas umum, serta perkuatan pekerjaan
tanah/galian dan reklamasi lahan bekas galian.

3. Tahap Pasca Konstruksi


o Penanaman pohon dan pembuatan taman.
o Pembuatan jalan akses keluar/masuk rumah sakit secara terpisah (tersendiri) dan
pemasangan rambu-rambu lalu lintas.
o Penyediaan dan pembuatan instalasi pemadam kebakaran.
o Pelaksanaan kegiatan 0 & M yang bersifat. preventif, terjadwal, terstruktur dan
terintegrasi atas peralatan-peralatan medik, labolatorium dan fasilitas-fasilitas
rumah sakit serta bangunan rumah sakit

Berdasarkan kajian terhadap prakiraan dampak penting yang ditimbulkan dan upaya
penanganan dalam penyelenggaraan rumah sakit , maka diperlukan adanya studi yang lebih
komprehensif guna dihasilkan suatu rekomendasi dan keputusan strategis yang berkaitan dengan
dampak lingkungan.

Page | 49
Page | 50
Page | 51
BAB VI

ASPEK KEUANGAN (FINANSIAL)

Analisis akhir yang dilakukan dalam upaya menetapkan kriteria penilaian penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah berupa analisis keuangan (finansial).
Tujuan penilaian/analisis keuangan dimaksudkan agar diperoleh keputusan keuangan berkaitan
dengan investasi yang ditanamkan. Keputusan keuangan terdiri dari 3 jenis keputusan yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan serta keputusan deviden.

Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang dengan


mengharapkan dapat menghasilkan arus dana di massa yang akan datang yang jumlahnya lebih
besar dari jumlah dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial invesment). Keputusan
investasi yang ditetapkan adalah apakah alternatif investasi yang dipilih itu menguntungkan atau
tidak.

Keputusan pendanaan berhubungan dengan upaya memperoleh dana (raising of fund) bagi
pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada saat keputusan investasi.

Keputusan deviden adalah keputusan pembagian bagian dari laba bersih atau laba setelah pajak
(Earning After Tax) yang dibagikan kepada para pemegang saham. Berdasarkan hasil analisis
keuangan yang dilakukan dalam penyusunan studi kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah

Proyek Rumah Sakit Umum Gondang waras, meliputi total investasi yang dibutuhkan,
sumber pembiayaan, asumsi proyeksi cashflow, cross subsidi, daftar tarif dengan menggunakan
standard pentaripan (unit cost normative),sertain dikator kinerja keuangan sebagai dukungan bagi
penilaian/appraisal kelayakan penyelenggaraan rumah sakit, diharapkan dapat ditetapkan
keputusan investasi dan keputusan pendanaan yang akan diambil, sehingga penilaian terhadap
proyek/nilai investasi yang telah ditanamkan dapat lebih akurat.

Page | 52
6.1. Total Investasi clan Rinciannya

Investasi yang dibutuhkan guna membangun Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten –
Jawa Tengah dengan kapasitas 159 Tempat Tidur (TT) Untuk Rawat Inapp dan 30 TT Untuk
Pembangunan dan Pelayanan dan Fasilitas penunjangnya dalah sebesar :

Rp. 295.068.503.763 ( Dua Ratus Sembilan Puluh Lima Milyar Enam Puluh Delapan Juta Lima Ratus
Tiga Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah), sudah termasuk jasa, PPN dan PPH secara garis
besar terbagi ke dalam :

1. Pembiayaan Kegiatan Pra Konstruksi, mencakup bongkaran bagunan lama dan pengukuran
detail.
2. Pembiayaan Kegiatan Konstruksi yang terbagi ke dalam :
a. Pembiayaan Pekerjaan Perencanaan dan Perijinan.
b. Pembiayaan Kegiatan Pembangunan Fisik (Konstruksi).
c. Pembiayaan Kegiatan Non Konstruksi
d. Pembelian Kendaraan
e. Pembeliaan Peralatan Medik dan Penunjang
3. Biaya Operasional dan Pemeliharaan sebagai dana awal pengoperasian Rumah Sakit.

Perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan akan dialokasikan sebagai dana awal yang
terdiri dari ; biaya gaji/upah, biaya overhead, pajak, biaya promosi, biaya pemeliharaan, biaya lain-
lain dan biaya-biaya tak terduga. Gaji/upah diperhitungkan untuk tenaga kerja (tenaga medis,
paramedic/perawat, paramedic noh perawat, tenaga non medis) dengan gaji yang berbeda-beda
sesuai tingkat jabatannya. Biaya operasional dianggarkan guna membiayai awal
kegiatan/operasional, biaya maintenance diperuntukan bagi pemeliharaan rutin gedung,
kendaraan dan peralatan/ perlengkapan, kebutuhan pajak dihitung dengan perkiraan kasar dengan
satuan tahunan.

6.2. Sumber Pembiayaan


Sumber pembiayaan pembangunan rumah sakit didasarkan pada rencana manajemen
pengelolaan rumah sakit itu sendiri,dalam hal pembiayaan Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten ditawarkan dalam beberapa skema pembiayaan, yaitu :
a. Sumber Pembiayaan yang berasal dari Investor
b. Sumber Pembiayaan yang hampir sepenuhnya ditanggung oleh. pihak investor dalam
bentuk PMDN/PMA (PSP padat modal).

Page | 53
Catatan:

Keterlibatan Jamsostek dan Askes dalam pembiayaan Rumah Sakit Umum Gondang Waras
Klaten – Jawa Tengah adalah berupa bantuan pengadaan fasilitas, perlengkapan dan peralatan
traumatic center.

6.3. Proyeksi Cash Flow

Proyeksi Cash flow pembangunan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa
Tengah dapat dilihat pada Tabel, merupakan proyeksi cash flow 15 tahunan yang (ditetapkan
berdasarkan pendekatan kemampuan/umur teknis dari peralatan dan perlengkapan medik)
sehingga dapat diasumsikan bahwa umur dari proyek ini adalah 15 tahun. Cash flow rencana
penyelenggaraan RSU GW memuat tentang kas masuk, kas keluar, selisih kas. Gambaran
diperlihatkan 15 tahun (Tabel Lampiran). Perkiraan Pendapatan/Kas Masuk diperoleh berasal dari

sumber-sumber sebagai berikut :

o Pendapatan layanan Rawat Jalan.


o Pendapatan layanan Rawat Insp.
o Pendapatan layanan UGD & Traumatic Centre.
o Pendapatan layanan Persalinan dan Penyakit Kandungan.
o Pendapatan layanan Pembedahan.
o Pendapatan layanan Penunjang Medis Lainnya.

Pendapatan di luar layanan medis (sewa tempat untuk toko, apotik, kantin, parkir, Farmasi dan
lain-lain).

Selisih kas setiap tahunnya berfluktuasi dengan dasar asumsi tidak ada peningkatan kapasitas
sumber pendapatan dan laju inflasi pendapatan yang relevan dengan laju inflasi biaya pengeluaran,
sehingga dalam perhitungannya kenaikan biaya ataupun penurunan tidak perlu melakukan
penilaian atas dasar proyeksi ke depan. Suku bunga pinjaman (discount factor) yang ditetapkan
adalah 3 %/tahun, dengan tingkat pengembalian diasumsikan/diestimasi melalui model angsuran
tidak sama rata (gradien kenaikan). Penetapan beban bunga adalah pada tahun ke-3 (gross period),
tahun dimulai dioperasionalkannya Rumah Sakit, sedangkan angsuran dimulai pada tahun ke-5
sampai tahun ke-15 ( lamanya waktu pembayaran hutang investasi pada dasarnya 10 tahun, karena
tahun ke-1 kegiatan operasional dimulai pada tahun ke-2).

Page | 54
Berdasarkan hasil penilaian cash flow yang disusun, maka diperoleh hasil penilaian invetasi sebagai
berikut :

a. Net Present Value (NPV)

NPV suatu proyek adalah selisih dari Present Value (PV) of proceeds dengan PV of initial
investment selama umur ekonomisnya, pads discount rate tertentu. Apabila NPV negatif, maka
usulan proyek harus ditolak sedangkan jika NPV positif, maka usulan proyek diterima.

Nilai NPV dalam waktu proyek selama tahun dan dengan discount factor 10% per tahun (rata-
rata bungs pinjaman pertahun), diperoleh NPV (pada DF 3%) = Rp. 12.000.000.000,-

Hasil selisih antara Present Value of proceeds dengan Present Value of initial of invenstment
selama 15 tahun adalah lebih besar dari 0 (NPV>0) / positif, hal ini menunjukan bahwa usulan
penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Sukabumi layak untuk dijalankan (usulan proyek diterima).

b. Benefit Cost Ratio


B/C ratio dihitung dengan cars membagi PV of benefit dengan PV of cost proyek tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan maka dihasilkan;

B/C ratio = 1,16

B/C ratio dengan menggunakan discount rate 10 % diperoleh B/C ratio•> 1, sehingga
usulan proyek penyelenggaraan rumah sakit dapat diterima.

6.4. Payback Period

Berdasarkan hasil penilaian cash flow dengan tingkat suku bunga 3% , beban bunga
dibayarkan mulai tahun ke-3, angsuran pembayaran dimulai tahun ke-5 hingga tahun ke-15 dengan
besar angsuran tidak sama rata (gradien kenaikan) diperoleh payback period 15 tahun (catatan
bahwa kegiatan operasional baru dimulai pada tahun ke-3). Kegiatan pembangunan fisik dimulai
pada tahun pertama, selanjutnya dilakukan pemasangan dan set up (install) peralatan dan
perlengkapan rumah sakit pada tahun ke-2 sehingga pelayanan (produksi) dimulai pada tahun ke-
3. Tingkat occupancy (hunian) untuk rawat inap rumah sakit diprediksi/diestimasi sebesar max.
80%

Page | 55
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

sedangkan untuk layanan rawat jalan dan layanan penunjang lainnya diperkirakan berkisar antara
1,3 % - 9,2 % terhadap tenaga kerja di wilayah sasaran atau berkisar antara 1 % - 6,7 % terhadap
jumlah penduduk di wilayah sasaran, untuk tahun-tahun berikutnya mengalami kenaikan secara
proporsional disesuaikan dengan kemampuan layanan yang diberikan.

6.5.Rencana Anggaran dan Biaya

6.5.1 (1) PEKERJAAN KONSTRUKSI

NO PEKERJAAN SAT VOL H.SATUAN JUMLAH


1 PEKERJAAN PERSIAPAN Set 1,00 Rp. 7.638.805.208 Rp. 7.638.805.208
2 PEKERJAAN TANAH DAN Set 1,00 Rp. 11.188.871.510 Rp. 11.188.871.510
PONDASI
3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON Set 1,00 Rp. 43.195.088.574 Rp. 43.195.088.574
4 PEKERJAAN DINDING DAN Set 1,00 Rp. 9.159.750.729 Rp. 9.159.750.729
PELAPIS
5 PEKERJAAN ATAP Set 1,00 Rp. 2.911.555.208 Rp. 2.911.555.208
6 PEKERJAAN PLAFOND Set 1,00 Rp. 4.553.589.022 Rp. 4.553.589.022
7 PEKERJAAN LANTAI Set 1,00 Rp. 6.410.428.565 Rp. 6.410.428.565
8 PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN Set 1,00 Rp. 3.244.493.376 Rp. 3.244.493.376
JENDELA
9 PEKERJAAN PENGECATAN Set 1,00 Rp. 2.558.368.031 Rp. 2.558.368.031
10 PEKERJAAN FINISHING TANGGA Set 1,00 Rp. 818.093.956 Rp. 818.093.956
11 PEKERJAAN ACCESSORIES Set 1,00 Rp. 1.127.215.391 Rp. 1.127.215.391
SANITAIR
12 PEKERJAAN PEKERJAAN Set 1,00 Rp. 4.071.654.313 Rp. 4.071.654.313
HALAMAN
13 PEKERJAAN MEKANIKEL DAN Set 1,00 Rp. 43.750.000.000 Rp. 43.750.000.000
ELEKTRIKEL
14 PEKERJAAN INTERIOR Set 1,00 Rp. 750.122.064 Rp. 750.122.064
TOTAL Rp. 141.378.035.949
PPN Rp. 14.137.803.594
TOTAL SESUDAH PPN Rp. 155.515.839.543

Page | 56
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

6.5.1 (1) PENGADAAN PERALATAN MEDIS & MANAJEMEN

NO PEKERJAAN SAT VOL H.SATUAN JUMLAH


1 P. MEDIS RUANG INSTALASI GAWAT Set 1,00 Rp. 348.016.250 Rp. 348.016.250
DARURAT (IGD) DAN TINDAKAN MINOR
2 P. MEDIS RUANG IGD Set 1,00 Rp. 3.135.659.375 Rp. 3.135.659.375
3 P. MEDIS RUANG ISOLASI Set 1,00 Rp. 138.003.750 Rp. 138.003.750
4 P. MEDIS RUANG INSTALASI FARMASI Set 1,00 Rp. 8.863.125.000 Rp. 8.863.125.000
5 P. MEDIS RUANG REKAM MEDIS Set 1,00 Rp. 825.000.000 Rp. 825.000.000
6 P. MEDIS RUANG POLI KLINIK 17 Set 1,00 Rp. 6.139.993.750 Rp. 6.139.993.750
RUANGAN
7 P. MEDIS RUANG PERAWATAN / RAWAT Set 1,00 Rp. 3.931.250.000 Rp. 3.931.250.000
INAP
8 P. MEDIS RUANG MEUBELER Set 1,00 Rp. 6.373.020.000 Rp. 6.373.020.000
9 P. MEDIS RUANG VK/BERSALIN Set 1,00 Rp. 1.530.121.250 Rp. 1.530.121.250
10 P. MEDIS RUANG OPERASI Set 1,00 Rp. 188.358.750 Rp. 188.358.750
11 P. MEDIS RUANG CSSD Set 1,00 Rp. 423.250.000 Rp. 423.250.000
12 P. MEDIS RUANG LABORATORIUM Set 1,00 Rp. 3.145.175.000 Rp. 3.145.175.000
13 P. INSTRUMEN DAN MEDIS PENUNJANG Set 1,00 Rp. 7.290.000.000 Rp. 7.290.000.000
BEDAH
14 P. MEDIS RUANG HEMODIALISA Set 1,00 Rp. 4.775.337.500 Rp. 4.775.337.500
15 P. MEDIS RUANG ICU Set 1,00 Rp. 8.919.270.000 Rp. 8.919.270.000
16 P. MEDIS RUANG NICU, PICU Set 1,00 Rp. 2.594.581.250 Rp. 2.594.581.250
17 P. MEDIS RUANG JENAZAH Set 1,00 Rp. 430.625.000 Rp. 430.625.000
18 P. MEDIS RUANG INSTALASI GIZI Set 1,00 Rp. 211.715.000 Rp. 211.715.000
19 P. MEDIS RUANG INSTALASI KESEHATAN Set 1,00 Rp. 1.541.625.000 Rp. 1.541.625.000
LINGKUNGAN DAN K3
20 P. MEDIS RUANG GAS MEDIS SENTRAL Set 1,00 Rp. 1.050.000.000 Rp. 1.050.000.000
21 P. MEDIS RUANG SKIN CARE Set 1,00 Rp. 1.124.806.500 Rp. 1.124.806.500
22 P. MEDIS RUANG RECORVERY ROOM (R R) Set 1,00 Rp. 1.145.676.250 Rp. 1.145.676.250
23 P. MEDIS RUANG KAMAR OPERASI Set 1,00 Rp. 18.392.320.000 Rp. 18.392.320.000
24 P. MEDIS RUANG RADIOLOGY Set 1,00 Rp. 11.356.797.500 Rp. 11.356.797.500
25 MOBIL OPERASIONAL Set 1,00 Rp. 400.000.000 Rp. 400.000.000
26 RUANG MANAJEMEN Set 1,00 Rp. 1.706.600.000 Rp. 1.706.600.000
TOTAL Rp. 95.980.327.125
PPN Rp. 9.598.032.712
TOTAL SESUDAH PPN Rp. 105.578.359.837

Page | 57
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

6.5.1 (1) PENGADAAN IPAL

NO PEKERJAAN SAT VOL H.SATUAN JUMLAH


1 PEKERJAAN PABRIKASI Set 1,00 Rp. 937.890.625 Rp. 937.890.625
2 PEKERJAAN ELEKTRIKAL Set 1,00 Rp. 149.609.375 Rp. 149.609.375
3 PEKERJAAN SIPIL Set 1,00 Rp. 600.000.000 Rp. 600.000.000

TOTAL Rp. 1.687.500.000


PPN Rp. 168.750.000
TOTAL SESUDAH PPN Rp. 1.856.250.000

Page | 58
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

REKAPITULASI RAB :

NO PEKERJAAN SAT VOL H.SATUAN JUMLAH


1 PEKERJAAN KONSTRUKSI Set 1,00 Rp. 141.378.035.949 Rp. 141.378.035.949
2 PENGADAAN PERALATAN MEDIS & Set 1,00 Rp. 95.980.327.125 Rp. 95.980.327.125
MANAJEMEN
3 PENGADAAN IPAL Set 1,00 Rp. 1.687.500.000 Rp. 1.687.500.000
4 BIAYA OPERASIONAL Set 1,00 Rp. 15.625.000.000 Rp. 15.625.000.000
5 BIAYA PEMBEBASAN LAHAN Set 1,00 Rp. 6.250.000.000 Rp. 6.250.000.000
6 JASA KONSULTAN PERENCANAAN Set 1,00 Rp. 2.827.560.719 Rp. 2.827.560.719
STRUKTUR
7 JASA KONSULTAN PENGAWASAN Set 1,00 Rp. 2.120.670.539 Rp. 2.120.670.539
8 JASA KONSULTAN MAPPING Set 1,00 Rp. 875.000.000 Rp. 875.000.000
9 JASA KONSULTAN RUMAH SAKIT Set 1,00 Rp. 1.500.000.000 Rp. 1.500.000.000
DAN MANAJEMEN
TOTAL Rp. 268.244.094.330
PPN Rp. 26.824.409.433
TOTAL SESUDAH PPN Rp. 295.068.503.763

Page | 59
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

6.6. Break Even

Kondisi break even dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten –
Jawa Tengah adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenue) secara persis hanya
mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost), sehingga pihak pengelola Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah tidak akan memperoleh laba dan tidak juga menderita rugi.
Antisipasi pengelola pihak Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten-Jawa Tengah mencapai
kondisi break even adalah :

o Menetapkan penjualan/layanan mininal yang harus dipertahankan agar Rumah Sakit


Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah tidak rugi dalam kondisi biaya tetap dan biaya
variabel tertentu.
o Mengendalikan biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel pada tingkat
penjualan/layanan tertentu agar mengelola Rumah Sakit tidak rugi.
o Merencanakan data yang diperlukan bagi unsur-unsur biaya variabel yang sekaligus
merupakan modal kerja diperlukan bagi kelancaran operasi RSU GW agar target di atas
break even dapat tercapai.

6.7. Cross Subsidi

Strategi penanganan dan pengelolaan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa
Tengah diupayakan ke arah penerapan Strategi Unit bagi masing-masing unit pelayanan, hal ini
dimungkinkan terciptanya penanganan unit pelayanan yang lebih profesional dan mampu
mengefisienkan operasional layanan kegiatannya juga meng-efektifkan biaya yang dialokasikan.
Namun dalam sistem pengelolaan secara keseluruhan tidak dapat terlepas dari adanya kebutuhan
subsidi silang, hal ini dapat disebabkan bahwa rumah sakit sesuai dengan visi, misi dan tujuan serta
fungsinya tetap harus memberikan layanan sosial. Untuk itu upaya subsidi silang tetap harus
diterapkan melalui suatu mekanisme dan penilaian yang baik tanpa mengesampingkan
profesionalisme pengelolaannya. Beberapa jenis subsidi yang dilakukan di rumah sakit antara lain :

1. Menerapkan subsidi silang dalam layanan Rawat Jalan, dimana Layanan Dokter
Umum disubsidi oleh Layanan Spesialis, atau antar layanan spesialis itu sendiri.

Page | 60
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

2. Penerapan subsidi silang dalam layanan Rawat Inap, dimana layanan Kelas III
sepenuhnya disubsidi, layanan Kelas II mengarah ke break even point sedangkan
layanan VIP dan Kelas I sepenuhnya profit.
3. Penerapan subsidi dari pendapatan yang dikelola pihak Pemilik rumah sakit dari
sector Usaha Penunjang seperti (Parkir, Food Court dan Koperasi Karyawan)

6.8. Daftar Tarif

Dasar penetapan tarif bagi layanan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa
Tengah didasarkan pada Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes yang menetapkan bahwa
Ketentuan tarif ditetapkan oleh Badan Hukum Pemilik Rumah sakit dengan mempertimbangkan
biaya satuan, kemampuan rumah sakit dan kemampuan membayar dari masyarakat, Berta
peraturan pola tarif untuk rumah sakit swasta yang berlaku/Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
292/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Swasta.

Penetapan besaran tarif untuk Kelas III berpedoman pada tarif dari Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan setempat. Dalam penyusunan Studi Kelayakan Rumah Sakit Umum
Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah dilakukan pendekatan penetapan tarif secara normative
(asumsi dilakukan perbandingan tarif pada rumah sakit-rumah sakit lain) .

Page | 61
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

Page | 62
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

BAB VII

KESIMPULAN REKOMENDASI

7.1 Kesimpulan

Pemenuhan kebutuhan akan layanan kesehatan bagi masyarakat yang lebih representif,
merupakan langkah positif yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan Masyarakat.
Hal ini sesuai dengan System Amanat Kesehatan Nasional (SAKN) dan program untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat, produktif serta mampu bersaing (Kompetitif). Salah satu wujud upaya
pemenuhan kebutuhan akan layanan kesehatan bagi masyarakat adalah dengan
mendirikan/menyelenggarakan Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah.

7.2 Rekomendasi

Dari hasil kajian dan analisis awal yang telah dilakukan terlihat bahwa penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Gondang Waras Klaten – Jawa Tengah yang direncanakan di Desa Plawikan,
Kab. Klaten, Propinsi Jawa Tengah, Layak secara ekonomis dan memiliki prospek pasar yang cukup
potensial. Guna menindak lanjuti keputusan tersebut maka perlu ditetapkan/disusunnya
rekomendasi sebagai berikut :

1. Penetapan manajemen pengelola rumah sakit, karena akan berkaitan dengan sumber
pendanaan serta mekanisme pengelolaan.
2. Diperlukan kajian analisis tanah ( Sondir dan Boring ), karena penyusunan analisis
dampak lingkungan, penyusunan master plan, perencanaan detail design. Dapat dilihat
dalam lampiran tampak bangunan.
3. Melakukan yang lebih konperhensip berkaitan dengan strategi kerjasama dengan
Fakultas, penetapan tarif, serta kompetensi dalam layanan.

Page | 63
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

Page | 64
PT. GONDANG WARAS
Jl. Mayor Kusmanto Rt 002/007 Sekar Suli, Klaten Utara, Klaten
Telp (0272) 325585 Email. rsugondangwaras@gmail.com

BAB VIII

PENUTUP

Banyak hal yang belum kami uraikan dalam proposal proyek ini, namun penyusunan
proposal ini berdasarkan hasil survey lapangan dan sesuai dengan fakta yang kami temukan
dilapangan, serta dalam pelaksanaan study kelayakan kami menjalin kerja sama dengan para ahli
dibidang kesehatan, Konsultan tehnik ( arsitektur, sipil dan management kesehatan ) tidak
terlupakan para ahli ekonomi yang memumpuni dibidangnya.

Untuk memperlancar distribusi pendanaan dan pertanggung jawaban maka kami membuat
sebuah Yayasan khusus yang kami beri nama Rumah Sakit Umum Gondang Waras di wilayah
Kabupaten Klaten – Jawa Tengah. Dengan Demikian Kami mengharapkan para Investor, pemerintah
untuk ikut serta dalam mewujudkan pembangunan rumah sakit dan sarana penunjang ini. Atas
kerjasama dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Dibuat di Klaten

Pada tanggal 07 Januari 2020

PT. GONDANG WARAS

Dr. Purwanto, Sp. OG


Direktur Utama

Page | 65

Anda mungkin juga menyukai