A. Pengertian Napza
NAPZA merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.
NAPZA secara umum adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan kedalam tubuh
baik secara oral (diminum, dihisap, dihirup dan disedot) maupun disuntik, dapat mempengaruhi
pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan
keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan
pemakaian yang berlebihan (Lumbantobing, 2007).
Menurut UU RI No. 35 tahun 2009 :
1. Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik
sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran,
mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara
fisik maupun psikologik.
2. Psikotropika adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
3. Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan
inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya rokok (nikotin),
lem, aceton, eter, premix, thiner dan lain-lain.
2. Psikotropika
Psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan :
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,
ekstasi, LSD, ST.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital,
metakualon, metilfenidat (Ritalin).
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan flunitrasepam.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam (BK, DUM, MG).
3. Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan zat tambahan yang biasanya terdapat pada makanan, minuman,
maupun obat–obatan. Pemakaian zat adiktif yang secara terus menerus akan menyebabkan
adiksi atau ketagihan. Artinya, jika belum mengonsumsi bahan jenis ini maka perasaan aneh
pada tubuh kita akan terjadi, seolah–olah ada sesuatu yang hilang. Perasaan demikian
ditandai dengan gejala–gejala ringan, seperti mengantuk atau sakit kepala, tetapi dapat juga
mengalami gangguan berat, misalnya seluruh tubuh terasa sakit atau pikiran menjadi kacau.
Yang termasuk zat adiktif lainnya adalah bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
narkotika dan psikotropika, meliputi
a. Minuman Alkohol
Mengandung etanol etil alcohol yang berpengaruh menekan system syaraf pusat dan
sering menjadi bagian kehidupan manusia sehari – hari. Jika digunakan bersamaan
dengan Narkotika dan Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh
manusia.
Alkohol sering disebut grain alkohol yang merupakan senyawa kimia dengan rumus
molekul C2H5OH atau etanol. Sifat fisik bahan ini adalah bening, tidak berwarna, mudah
menguap, dan dapat larut dalam air. Alkohol dapat diperoleh dengan cara fermentasi
(peragian) oleh mikroorganisme ragi terhadap gula, sari buah, biji-bijian, madu, umbi-
umbian, dan bahkan getah kaktus.
Penggolongan jenis alkohol berdasarkan persentase etanol dalam suatu larutan.
Misalnya, pada minuman ringan (soft drink) mengandung 4% etanol, bir mengandung
7%, anggur mengandung 12%, champagne mengandung 15%, brandy mengandung 40%,
dan whiskey mengandung 60% etanol.
Alkohol termasuk stimulan sekaligus depresan. Pada penggunaan dengan jumlah
tertentu, alkohol akan merangsang seseorang menjadi sangat bersemangat, lebih berani,
menghilangkan rasa letih, dan merasa lebih bebas. Akibatnya, tingkah laku pengguna
alkohol menjadi tidak terkendali, seenaknya, berbicara sendiri dan bertindak dengan
bebas.
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan depresan, yaitu
memperlambat kegiatan tubuh, otot menjadi kendur, lemas, loyo, mengantuk, dan
akhirnya tertidur di mana saja tanpa sadar, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Alkohol juga dapat menimbulkan kecanduan atau ketagihan (adiksi). Pada saat
tertentu, tubuh akan meminta untuk mengonsumsi alkohol lagi, yaitu ditandai dengan
munculnya gejala-gejala sakit pada bagian-bagian tubuh tertentu. Hal ini menyebabkan
pemakaian dilakukan terus menerus. Tentu saja, hal itu akan mengakibatkan kerusakan
fisik dan psikis yang semakin parah.
Penyakit yang sering timbul pada seorang alcoholic (pecandu minuman beralkohol),
yaitu kanker hati (sirosis hati); peradangan selaput lendir lambung; kanker mulut,
tenggorokan dan esofagus; penurunan daya tahan terhadap penyakit; mengurangi nafsu
makan; merusak otak dan sistem syaraf karena pengaruh zat adiktif.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5% Contoh : bir,
greend sand.
Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% - 20% Contoh :
anggur kolesom.
Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% - 55% Contoh :
arak, wisky, vodka
"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam
tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan
akhirnya kematian".
Landasan hukum tersebut telah diatur sedemikian rupa yang berisikan tenrtang
ketentuan bahkan ancaman pidana serta denda bagi mereka yang melanggar sesuai kriteria yang
telah ditentukan. Misalnya seperti pada BAB XV tentang Ketentuan Pidana Pasal 111 s. d 153
di dalam UU RI Nomer 35 tahun 2009.
Berikut adalah UU RI Nomer 35 tahun 2009 tentang NARKOTIKA.pdf