0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan2 halaman
Strategi pelaksanaan rehabilitasi pasien Napza di ruang Detoksifikasi meliputi memberikan informasi dan motivasi, mengidentifikasi hambatan dan gejala putus zat, serta mengalihkan perhatian dari sugesti melalui kegiatan positif dan spiritual. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran akan dampak Napza, merubah prilaku, dan memenuhi kebutuhan dasar selama pemulihan.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
SP napza pada pasien dengan masalah Napza di ruang Detoksifikasi baik.doc
Strategi pelaksanaan rehabilitasi pasien Napza di ruang Detoksifikasi meliputi memberikan informasi dan motivasi, mengidentifikasi hambatan dan gejala putus zat, serta mengalihkan perhatian dari sugesti melalui kegiatan positif dan spiritual. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran akan dampak Napza, merubah prilaku, dan memenuhi kebutuhan dasar selama pemulihan.
Strategi pelaksanaan rehabilitasi pasien Napza di ruang Detoksifikasi meliputi memberikan informasi dan motivasi, mengidentifikasi hambatan dan gejala putus zat, serta mengalihkan perhatian dari sugesti melalui kegiatan positif dan spiritual. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran akan dampak Napza, merubah prilaku, dan memenuhi kebutuhan dasar selama pemulihan.
Strategi pelaksanaan pada pasien dengan masalah Napza di ruang Detoksifikasi
1. Koping individu tidak efektif : pra kontemplasi (pra renungan)
Karakter / prilaku rehabilitan di fase pra kontemplasi :
rehabilitan belum mempertimbangkan / belum / tidak mempunyai kesadaran / keinginan untuk
berubah. Belum mengkhawatirkan dampak dari kebiasaannya dalam menggunakan napza Tidak mau menerima nasehat / informasi tentang napza tidak mengetahui seberapa seriusnya masalah yang ditimbulkan atas penggunaan napza.
Strategi pelaksaan pada Pra kontemplasi :
1. Memberikan informasi tentang akibat / dampak penggunaan napza 2. Jelaskan tentang maksud dan tujuan rehabilitasi napza untuk perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik. 3. Diskusikan tentang kehidupan rehabilitan sebelum menggunakan zat dengan kehidupan sekarang 4. Diskusikan harapan rehabilitan untuk masa yang akan datang setelah mengetahui dampak dari napza 5. Identifikasi dan diskusikan hambatan yang dirasakan rehabilitan dalam menjalani proses rehabilitasi.
2. Koping individu tidak efektif : Kontemplasi (Renungan)
Karakter / prilaku rehabilitan di fase Kontemplasi : Rehabilitan mulai mengenali / merasakan akibat penggunaan Napza terhadap fisik dan psikologisnya Mulai mempertimbangkan kemungkinan untuk merubah prilaku, tetapi kadang masih ragu (tidak yakin) Faktor eksternal (lingkungan : keluarga, teman sebaya) kadang mempengaruhi pemikiran mereka untuk berubah.
Strategi pelaksaan pada Kontemplasi :
1. Memberikan motivasi untuk mengikuti program rehabilitasi 2. Diskusikan hal – hal positif yang ada didalam diri rehabilitan yang masih bisa dilakukan selama masa rehabilitasi 3. Memberikan umpan balik positif dan reinforcement atas kemajuan / perubahan positif dari rehabilitan. 4. Memberikan penugasan / fasilitasi rehabilitan dalam grup terapi dan life skill. (penugasan dalam departemen) 5. Jelaskan tentang terapi yang diberikan oleh dokter 3. Koping individu tidak efektif : tidak mampu mengatasi keinginan untuk menggunakan zat adiktif (sugesti & craving) Strategi pelaksanaan pada timbulnya sugesti & craving 1. Identifikasi situasi yang menyebabkan timbulnya sugesti 2. Identifikasi perilaku rehabilitan saat sugesti datang 3. Diskusikan bersama rehabilitan tentang gejala putus zat meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari putus zat) 4. Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti ke hal yang positif (berdasarkan kemampuan rehabilitan) 5. Ajarkan metode distraksi : tarik napas dalam, melakukan kegiatan positif, dan melakukan kegiatan spritual seperti sholat dan baca Al Qur’an. 6. Bantu pasien mengekspresikan perasaannya.
4. Distress spiritual s/d kurangnya pengetahuan
Strategi pelaksanaan pada masalah Distress spritual 1. Bantu rehabilitan untuk mengidentifikasi kebutuhan spiritual 2. Identifikasi arti keyakinan keagamaan 3. Motivasi untuk menjalankan kegiatan keagamaan. 4. Fasilitasi kegiatan spritual dalam kelompok
Strategi pelaksanaan pada gangguan kesadaran 1. Observasi tanda-tanda vital terutama kesadaran 2. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan pengaturan posisi 3. Menjaga keselamatan pasien selama kesadaran terganggu 4. Penuhi kebutuhan dasar rehabilitan seperti nutrisi dan kebersihan diri. 5. Bekerjasama dengan dokter dalam pemberian obat
Daftar pustaka :
Hasil In House Training Adiksi, 2017, Tim Napza, RS Jiwa Sambang Lihum.
Alen K.M (1996) Nursing care of the addicted client. Philadelphia : Lippincott.
Kusumawati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika.
Keliat, Budi Ana, 2006, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2, EGC.