Anda di halaman 1dari 98

Jurnal Ilmiah

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendikbud

EDITORIAL

ADNAN M.BARALEMBA, Masalah yang diselidiki dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara kinerja widyaiswara dan hasil belajar manajemen ASN peserta
diklat Latihan Dasar (Latsar) CPNS mata diklat manajemen ASN di Pusdiklat Pegawai Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan kinerja widyaiswara
dengan hasil belajar mata diklat manajemen ASN peserta latsar Pusdiklat Pegawai Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang peserta diklat diambil
secara random acak. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket, kemudian
diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan (0,58) antara kinerja widyaiswara dengan hasil belajar mata
diklat manajemen ASN di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud. Semakin tinggi kinerja widyaiswara,
semakin tinggi pula hasil belajar peserta diklat.

R. Berlian Medi Pricilia, Cranberries (Vaccinium macrocarpon) merupakan buah golongan berry
yang telah digunakan selama bertahun – tahun untuk mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada
wanita (Chen, 2013). Komposisi kimiawi dari buah cranberry telah dianalisa dan beberapa
komposisinya diisolasi dan diidentifikasi dalam fraksi yang berbeda (Vasileiou, 2013). Di antaranya
adalah golongan anthocyanidin, plavonols, proanthocyanidins (PACs), derivate asam phenolic
(Vasileiou, 2013). Sobota et al adalah orang pertama yang melaporkan bahwa jus cranberry secara
ex vivo dapat mengurangi pertumbuhan bakteri E.Coli pada pasien dengan infeksi saluran kemih.
Dari hasil penelitiannya 15 dari 22 orang pasien yang diberikan jus buah 250 ml per hari selama 3
minggu, dapat menghambat pertumbuhan E.Coli sampai 45% dan jika dikonsumsi 750 ml per hari
dapat mengurangi pertumbuhan bakteri sampai 75% (Vasileiou, 2013).Efek dari cranberry lebih
terlihat pada wanita dengan infeksi saluran kemih berulang dan aman juga di berikan pada wanita
hamil, anak – anak dengan ISK. Type-A proanthocyanidins dari buah cranberry telah terbukti
menghambat pertumguhan bakteri pada dosis bebas yang telah teruji secara in – vitro (chen, 2013).

Caturto Priyo Nugroho, Ayam broiler merupakan ayam pedaging yang pertumbuhannya sangat
cepat, sekitar 30 hari sudah bisa dipanen. Temperatur yang panas dan udara tercemar gas
menyebabkan performansi ayam broiler tidak optimal. Teknologi yang baru menggunakan kandang
sistem tertutup (Closed house) untuk mengontrol temperature dan udara dalam kandang . Kandang
closed house untuk broiler dibuat tertutup, dan pada kedua sisi dipasang inlet udara masuk, dan
pengeluaran udara (Outlet) dengan blower kipas angin. Intinya mengatur udara dan temperatur dalam
kandang dengan udara diluar kandang dengan bantuan kipas angin. Uji coba pemeliharaan 3000
broiler Cobb dilakanakan tanggal 9 September sd 9 Oktober 2017 di PPPPTK Pertanian pada
kandang cloosed house diperoleh data sbb. FCR (feed conversion Ratio) 1,38, kematian 2,4%, umur
rata-rata panen 29,4 hari, deplesi 3,16%, berat rata-rata 1.576 gram, index performance 370. Nilai
index performans >300 menunjukkan kriteria amat baik

Jurnal Kediklatan, Juni 2017 │ i


Ali Sadikin dan Dian Novita Lestari, Proyek perubahan merupakan suatu kegiatan pendekatan dari
manajemen perubahan yang meliputi sebuah proses sistematis yang menerapkan pengetahuan,
sarana, dan sumberdaya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju
kondisi yang diinginkan , yaitu menuju kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang
terkena dampak perubahan tersebut. Sesuai tujuan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV yang
menyiapkan para Eselon IV atau kepala seksi pada ruang lingkup perencaanan dan pelaksanaan ,
maka proyek perubahan yang dilakukan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi kepala seksi
perawatan Museum Nasional . Tujuan kegiatan restorasi koleksi museum ini adalah untuk
memperbaiki koleksi ke kondisi semula, atau mendekati kondisi awalnya sehingga segala informasi
yang terkandung dalam koleksi tersebut dapat dinikmati dan dipahami seutuhnya oleh masyarakat
luas hingga generasi yang akan datang. Pelestarian tidak berhenti pada terpeliharanya suatu koleksi,
namun juga diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pendidikan dalam hal pelestarian kepada
masyarakat mengenai salah satu tugas dan fungsi museum yaitu restorasi koleksi. Pemodelan
restorasi koleksi museum yang dihasilkan terdiri , a) penyusunan petunjuk teknis dan POS restorasi
koleksi, b) penyusunan instrument pengumpulan dan pengolahan data restorasi koleksi, c)
identifikasi kebutuhan data/material untuk pelaksanaan restorasi secara spesifik, d) pelaksanaan kerja
restorasi koleksi sesuai POS dan petunjuk teknis, e) pembuatan model restorasi untuk memberikan
pemahaman ke publik mengenai tindakan restorasi.

Ruth Sihotang, Stroke diartikan sebagai suatu tanda klinis fokal atau global yang menyebabkan
gangguan fungsi serebral dimana gejalanya terjadi kurang dari 24 jam atau lebih, yang dapat
mengakibatkan kecacatan sampai kematian. Stroke Iskemik adalah penyumbatan di pembuluh darah
otak yang dapat menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian pada pasien. Sampai saat ini satu
– satunya terapi yang disetujui untuk pasien stroke iskemik akut adalah pemberian recombinant
Tissue Plasminogen Activator (r-TPA). Tindakan ini dilakukan secara intravena yang efektif jika
diberikan dalam waktu kurang dari 4 jam. Keterlambatan dalam waktu pemberian akan berefek pada
kecacatan sampai kepada perdarahan otak bahkan kematian. Saat ini teknologi informasi terbaru
memperkenalkan layanan gawat darurat pra hospital berupa ambulance yang di setting sebagai unit
stroke mobile, bertindak sebagai partner rumah sakit untuk memudahkan dalam mengidentifikasi
pasien dengan stroke iskemik sehingga trombolisis yang akan diberikan bermanfaat bagi pasien.
Layanan ambulance ini memasukkan aplikasi stop stroke dan telestroke kedalamnya, dan dilengkapi
dengan peralatan persiapan trombolisis sehingga tindakan trombolisis dapat dilakukan secara mobile
tanpa harus menunggu pasien tiba di Rumah Sakit.

Sutarto, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aplikasi sinkronisasi berahi dengan
teknik pemberian PGF2  yang berbeda secara intra vagina spons (IVS) dan intra muskuler (IM)
terhadap onset berahi dan lama berahi, serta nonreturn rate (NR) pada domba lokal. Penelitian
dilakukan pada kelompok peternak domba Lestari berlokasi di Desa Sukaresmi, Kecamatan
Karangtengan, Cianjur, mulai tanggal 14 Juli 2016 sampai dengan 14 Februari 2017.
Menggunakan dua puluh (20) ekor domba betina lokal, yang berumur 12-15 bulan, dilakukan
secara acak dengan empat kelompok perlakuan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Domba dalam Kelompok Perlakuan 1 (P1) diberi hormon PGF2  dengan dosis 5 mg/ml/ekor
secara intra muskuler. Kelompok Perlakuan 2 (P2) diberi PGF2  5 mg/ml/ekor secara intra vagina
spons selama dua hari, Kelompok Perlakuan 3 (P3) diberi PGF2  5 mg/ml/ekor secara intra vagina
spons selama empat hari, Kelompok Perlakuan 4 (P4) diberi PGF2  5 mg/ml/ekor secara intra vagina
spons selama enam hari. Dua (2) ekor pejantan berumur 2-2.5 tahun digunakan sebagai pemacek
Masing-masing perlakuan diulang lima kali. Parameter yang diamati adalah onset berahi, lama
berahi dan non-return rate (NR) dalam 30 hari. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa
dengan analisis varian, apabila berpengaruh dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT).
Nilai rata-rata onset berahi untuk P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut adalah 22,91; 23,16; 26,31;
dan 44,57 jam. Nilai rata-rata lama berahi untuk P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut adalah
26,36; 48,36; 94,65 dan 146,56 jam. Analisis varian mengindikasikan bahwa teknik pemberian
PGF2  mempunyai pengaruh yang signifikan (P<0,01) pada onset dan lama berahi. Non-return rate
dalam 30 hari untuk P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut adalah 100, 100, 20 dan 20 persen.

ii │ Jurnal Kediklatan, Juni 2017


Kesimpulannya, aplikasi sinkronisasi berahi dengan PGF2  secara intra vagina spons (IVS) selama
dua hari dan secara intra muskuler (IM) dapat meningkatkan kinerja reproduksi pada domba lokal.

Adnan M. Baralemba dan Herdiana, Dengan berlandas pada poin keempat Nawacita terkait
reformasi sistem yang bebas korupsi dan terpercaya, studi ini berfokus pada peningkatan
akuntabilitas dan transparansi pengadaan barang dan jasa (PBJ) di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui proyek pengembangan sistem layanan, fasilitasi, dan
pembinaan. Menggunakan pendekatan Teknik analisis manajemen dengan model analisis SWOT,
hasil analisis menunjukan bahwa permasalahan pengadaan barang dan jasa perlu diatasi pada
berbagai level: isu kelembagaan, integritas sumber daya manusia, serta kurang efektifnya tata kelola
Unit Layanan Pengadaan (ULP) itu sendiri. Proyek perubahan pada studi ini menggali solusi dari
pemetaan masalah di atas, di antaranya melalui perubahan struktur organisasi pengadaan di mana
ULP menjadi mandiri dan terpusat atau yang disebut dengan Center of Excellence (Brocke &
Rosemann, 2010) serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengadaan melalui implementasi
Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung (SIMPeL).

Jurnal Kediklatan, Juni 2017 │ iii


Persepsi Peserta Latihan Dasar CPNS tentang Hubungan Kinerja Widyaiswara dan Hasil Belajar….

PERSEPSI PESERTA LATIHAN DASAR CPNS TENTANG


HUBUNGAN KINERJA WIDYAISWARA DAN HASIL BELAJAR
MANAJEMEN ASN DI PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENDIKBUD

Oleh:
ADNAN M.BARALEMBA
(Widyaiswara Madya Pada Pusdiklat Pegawai Kemendikbud)

ABSTRAK

Masalah yang diselidiki dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara kinerja widyaiswara dan hasil belajar manajemen ASN peserta diklat Latihan Dasar (Latsar)
CPNS mata diklat manajemen ASN di Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan kinerja widyaiswara dengan hasil
belajar mata diklat manajemen ASN peserta latsar Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang peserta diklat diambil secara random
acak. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket, kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan (0,58) antara kinerja widyaiswara dengan hasil belajar mata
diklat manajemen ASN di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud. Semakin tinggi kinerja widyaiswara,
semakin tinggi pula hasil belajar peserta diklat.
Kata Kunci: Persepsi, Kinerja Widyaiswara, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN belajar mengajar. Diharapkan widyaiswara


Latar Belakang menjadi motivator, dinamisator, pengajar,
Dunia pendidikan sedang goncang pelatih, serta pendidik yang baik di setiap
oleh berbagai perubahan sesuai dengan satuan pendidikan sehingga diharapkan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta di produk akhirnya adalah munculnya generasi
tantang untuk dapat menjawab berbagai yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
permasalahan lokal dan perubaha global yang teknologi sekaligus berguna dalam kehidupan
terjadi begitu pesat. masyarakat. Jika hal ini tercipta, maka dapatlah
Widyaiswara merupakan komponen dinyatakan bahwa eksistensi widyaiswara
paling menentukan dalam sistem pendidikan benar-benar sebagai widyaiswara yang
dan pelatihan secara keseluruhan, yang harus kompeten dalam penyelenggaraan tugasnya.
mendapat perhatian sentral, pertama dan Tentu saja untuk mengetahui eksistensi
utama, figur yang satu ini akan senantiasa widyaiswara sebagai sosok yang bertugas
menjadi sorotan strategis ketika berbicara melayani peserta diklat agar mereka (peserta
masalah pendidikan, dan pelatihan karena diklat) tumbuh dan berkembang sesuai
widyaiswara selalu terkait dengan komponen harapan, maka tidaklah salah jika peneliti
manapun dalam system pendidikan dan ingin mengungkap bagaimana hubungan
pelatihan, widyaiswara memegang peran kinerja widyaiswara dan hasil belajar peserta
utama dalam pembangunan pendidikan, diklat Latsar CPNS di Pusdiklat Pegawai
khususnya yang diselenggarakan secara formal Kemendikbud berdasarkan persepsi peserta
di pusdiklat, widyaiswara juga sangat diklat.
menentukan keberhasilan peserta diklat Pada dasarnya tidak sedikit
terutama dalam kaitannya dengan proses permasalahan dihadapi widyaiswara ketika

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 213


Adnan M. Baralemba

melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah widyaiswara terutama upaya-upaya


satu diantaranya di Pusdiklat Pegawai perbaikannya dalam rangka meningkatkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hasil belajar peserta diklat.
Dari 16 orang widyaiswara yang ada tidak 2. dijadikan sebagai bahan pengambilan
satupun yang mau terbuka apa masalah yang kebijakan oleh kepala Pusat Pendidikan
mereka hadapi ketika berhadapan dengan dan Pelatihan dalam rangka
peserta diklat. Mereka memperlihatkan bahwa penyelenggaraan layanan pendidikan dan
antara widyaiswara yang bertugas untuk pelatihan bermutu.
melayani peserta diklat dan peserta diklat
sebagai orang yang harus dilayani seperti tanpa TINJAUAN PUSTAKA
ada masalah. Ketika dilakukan wawancara Persepsi Peserta Diklat
dengan beberapa widyaiswara senior dan Dalam kamus bahasa Indonesia (1999)
Penyelenggara Diklat, hasil diperoleh ada bahwa persepsi diartikan sebagai isi
yang memberikan keterangan bahwa pemikiran seseorang terhadap sesuatu.
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan Persepsi dapat juga dikatakan sebagai sesuatu
sudah baik, dan ada pula yang menyatakan yang sangat pribadi sifatnya dan merupakan
bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh bagian dalam proses prilaku. Persepsi
widyaiswara kurang baik. Peneliti ingin seseorang terhadap sesuatu apabila orang
mengetahui bagaimana persepsi peserta diklat tersebut memiliki pengalaman terhadap obyek
terhadap kinerja widyaiswara dan hasil atau peristiwa. Persepsi ini dapat diungkapkan
belajarnya. liwat pesan sesuai peristiwa, informasi yang
dialaminya.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
Berdasarkan uraian latar belakang di dikatakan bahwa persepsi peserta diklat
atas, maka pengungkapan persepsi peserta adalah sesuatu yang dialami peserta diklat dan
diklat terhadap kinerja widyaiswara menjadi sangat pribadi sifatnya sesuai pengalaman
sangat penting untuk diselidiki. Oleh karena yang dialaminya terhadap pelaksanaan sesuatu
itu, untuk mengarahkan kegiatan penelitian ini (PBM) yang dilaksanakan oleh pendidik
dirumuskan masalah: Bagaimana hubungan (Widyaiswara), yang kemudian
kinerja widyaiswara dan hasil belajar mata diungkapkannya melalui pesan.
diklat manajemen ASN di Pusdiklat Pegawai Kinerja Widyaiswara Istilah kinerja guru
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan? berasal dari kata job performance/actual
permance (prestasi kerja atau prestasi
Tujuan Penelitian sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Adapun tujuan penelitian ini adalah: Jadi menurut bahasa kinera bisa diartikan
1. Untuk mengetahui hubungan kinerja sebagai prestasi yang Nampak sebagai bentuk
wadyaiswara dan hasil belajar peserta keberhasilan kerja pada diri seseorang.
diklat pada mata diklat Manajemen ASN Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan
di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud. pekerjaan serta kemampuan seseorang pada
2. Untuk mengetahui besar pengaruh kinerja bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga
widyaiswara terhadap hasil belajar peserta berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang.
diklat pada mata diklat Manajemen ASN Prestasi bukan berarti banyaknya
di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud. kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu
keberhasilan yang salah satunya nampak dari
Manfaat Penelitian suatu proses belajarmengajar.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat: Untuk mencapai kinerja maksimal,
1. dijadikan sebagai bahan masukan bagi widyaiswara harus berusaha mengembangkan
lembaga diklat terhadap kinerja seluruh kompetensi yang dimilikinya dan

214 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Persepsi Peserta Latihan Dasar CPNS tentang Hubungan Kinerja Widyaiswara dan Hasil Belajar….

juga manfaatkan serta ciptakan situasi yang hasil yang memuaskan, guna tercapainya
ada dilingkungan pusdiklat sesuai dengan tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit
aturan yang berlaku. kerja.
Anwar Prabu Mangkunegara (2000) Jadi, kinerja widyaiswara dalam proses belajar
mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai mengajar adalah kemampuan widyaiswara
.hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dalam melaksanakan tugasnya sebagai
dicapai oleh seorang pegawai dalam pengajar yang memiliki keahlian mendidik
melaksanakan tugasnya sesuai dengan anak didik dalam rangka pembinaan peserta
tanggung jawab yang diberikan. Dalam kamus diklat untuk tercapainya institusi pendidikan.
bahasa Indonesia (1999). Kinerja berarti
sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, Hasil Belajar Siswa
kemampuan kerja. Seseorang untuk Menurut Sujana (2004), bahwa hasil
melaksanakan tugasnya yang baik untuk belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
menghasilkan hasil yang memuaskan, guna dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
tercapainya tujuan sebuah organisasi atau belajarnya. Sedangkan menurut Horwart
kelompok dalam suatu unit kerja. Jadi, Kingsley dalam bukunya Sudjana (2004)
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja di membagi tiga macam hasil belajar mengajar :
mana para widyaiswara mencapai (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2).
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan
Menurut Ivor K. Davies (1987) cita-cita. Oleh karena itu hasil belajar yang
mengatakan bahwa seorang mempunyai dimaksud disini adalah kemampuan yang
empat fungsi umum yang merupakan ciri dimiliki seorang peserta diklat setelah ia
pekerja seorang guru, adalah sebagai berikut: menerima perlakuan pembelajaran oleh
a. Merencanakan, yaitu pekerjaan seorang widyaiswara seperti yang telah dikemukakan
guru menyusun tujuan belajar. oleh Sudjana. Jadi, meningkatkan hasil belajar
b. Mengorgasisasikan, yaitu pekerjaan adalah menaikkan kemampuan dari kondisi
seorang guru untuk mengatur dan awal yang masih relative rendah ke kondisi
menghubungkan sumber-sumber belajar ideal tentang kepemilikan pengetahuan yang
sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dimiliki peserta diklat terkait dengan materi
dengan cara yang paling efektif, efesien, diklat yang diberikan.
dan ekonomis mungkin.
c. Memimpin, yaitu pekerjaan seorang guru METODE PENELITIAN
untuk memotivasikan, mendorong, dan Penelitian ini dilaksanakan di Pusdiklat
menstimulasikan murid-muridnya, Pegawai Kementerian Pendidikan dan
sehingga mereka siap mewujudkan tujuan Kebudayaan, Sawangan Depok. mulai Agustus
belajar. 2017 sampai Oktober 2017.
d. Mengawasi, yaitu pekerjaan seorang guru Populasi dalam penelitian ini adalah
untuk menentukan apakah fungsinya seluruh peserta Latihan Dasar (Latsar) CPNS
dalam mengorganisasikan dan memimpin Angkatan 3 berjumlah 40 orang Dosen, dengan
di atas telah berhasil dalam mewujudkan jumlah sampel adalah 30 orang. Teknik
tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan penarikan sampel menggunakan teknik
belum dapat diwujudkan, maka guru harus purposive sampling yaitu
menilai dan mengatur kembali situasinya pengambilan sampel berdasarkan
dan bukunya mengubah tujuan. pertimbangan peneliti sesuai dengan kebutuhan
Dengan demikian, penulis peneliti. Data dikumpulkan dengan
menyimpulkan dari pengertian di atas, bahwa menggunakan angket dan dokumentasi. Sesuai
kinerja adalah kemampuan seseorang untuk dengan variabel yang diteliti maka dibuat
melaksanakan tugasnya yang menghasilkan angket dalam bentuk pilihan ganda untuk

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 215


Adnan M. Baralemba

instrumen persepsi siswa terhadap kinerja guru. dalam penelitian ini bagi menjadi dua variabel
Sedangkan instrumen hasil belajar diambil dari yaitu variabel X dan Variabel Y.
hasil ujian (Post Test) mata diklat Manajemen Seperti yang tampak pada paradigma
ASN. gambar di bawah iniyakni:
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey X Y
penjelasan ( Explanatory Survei Method)
dengan pendekatan kuantitatif melalui korelasi. Gambar 1. Rancangan Penelitian
Penelitian survei yang dimaksud adalah Dimana: X = Persepsi peserta latihan dasar
bersifat menjelaskan hubungan kausal (sebab- CPNS terhadap kinerja Widyaiswara
akibat) dan pengujian hipotesis. Rancangan Y = Hasil Belajar Peserta Latihan Dasar CPNS.

HASIL DAN PEMBAHASAN.


Hasil Penelitian
Tabel 1: Hasil Perhitungan r, KP, Y dan F
Aspek yang dihitung Nilai Hasil Hitung
Nilai koefisien korelasi ( r ) 0,58
Koefisien determinasi ( KP ) 33,83%
Persamaan regresi Y = 27,56 + 0,47X
Hasil Uji F
Fhitung 14,16
Ftabel 4,20
Sumber Data: Data Primer yang diolah

PEMBAHASAN (Y) adalah 33,83 %.


Berdasarkan hasil perhitungan dan Demikian pula untuk hasil analisis
analisis data di atas, maka didapatkan bahwa regresi antara variabel kinerja widyaiswara
terdapat hubungan secara positif antara dengan variabel hasil belajar diperoleh
variabel kinerja widyaiswara dengan variabel persamaan regresi sederhana yaitu: Y = a + bX
hasil belajar peserta latihan dasar CPNS. Hal = 27,56 + 0,47 (X). Artinya jika X bertambah
ini sesuai hasil hitung bahwa nilai koefisien 1, maka naiknya Y merupakan kelipatan 0,47
korelasi sebesar 0,58. Nilai ini jika + 27,56. Ini menunjukkan bahwa kinerja
dikonsultasikan dengan table interpretasi widyaiswara meningkat atau bertambah 1,
koefisien korelasi (r) maka akan diperoleh maka peningkatan hasil belajar merupakan
informasi bahwa hubungan antara kinerja kelipatan 0,47 + 27,56.
widyaiswara dan hasil belajar peserta diklat Dari hasil uji hipotesis, didapatkan
“cukup kuat”. Artinya terdapat hubungan yang pula Fhitung = 14,16 sedangkan F tabel =
kuat antara kinerja widyaiswara dan hasil 4,20 pada taraf signifikansi 0,05 (α = 0,05).
belajar peserta diklat. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung 14,16 >
Sedangkan untuk sumbangan kinerja Ftabel 4,20, artinya dari hasil penelitian ini
widyaiswara (Variabel X) terhadap hasil pada taraf kepercayaan 5% signifikan untuk
belajar (Variabel Y), dengan menggunakan menyatakan bahwa terdapat hubungan positif
persamaan koefisien determinasi (KP) antara kinerja guru dengan hasil belajar
2 2
diperoleh bahwa KP = r x 100% = 0,58 x peserta latihan dasar CPNS di Pusat
100% = 33,83 %. Artinya besarnya pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
kinerja widyaiswara (X) terhadap hasil belajar Kemendikbud.

216 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Persepsi Peserta Latihan Dasar CPNS tentang Hubungan Kinerja Widyaiswara dan Hasil Belajar….

persamaan: Y = 27,56 + 0,47X, di mana Y


PENUTUP = hasil belajar dan X = kinerja
Kesimpulan widyaiswara.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian ini, diperoleh kesimpulan: Saran
1. Dari persepsi peserta latihan dasar CPNS, Dari hasil penelitian ini, jika lembaga-
terdapat hubungan yang kuat antara kinerja lembaga kediklatan (Pusdiklat Pegawai) ingin
widyaiswara dan hasil belajar peserta meningkatkan hasil belajar peserta diklat, maka
diklat pada mata diklat Manajemen ASN di tingkatkanlah kinerja widyaiswara. Karena
Pusdiklat Kemendikbud. dengan peningkatan kinerja widyaiswara,
2. Besar pengaruh kinerja widyaiswara peserta latihan dasar (peserta diklat) merasa
terhadap hasil belajar peserta diklat terdorong untuk mau belajar, sehingga hasil
(Latihan Dasar CPNS) di Pusdiklat belajar mereka meningkat pula.
Pegawai Kemendikbud dinyatakan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Rosda Karya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
Balai Pustaka, (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua. Balai Pustaka, Jakarta.
Ivor K. Devies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 1987), h. 35-36.
Masnur.(2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
Nasir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Siggih Santoso (2011) Panduan Lengkap Menguasai SPSS 20. Eles Media Komputindo, Jakarta.
Slameto, (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 217


R. Berlian Medi Pricilia

JUS CRANBERRY UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN


INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) BERULANG PADA PASIEN
DENGAN RIWAYAT ISK
R. Berlian Medi Pricilia
ICU Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta
Email: chrisant_iytuh@gmail.com

ABSTRAK

Cranberries (Vaccinium macrocarpon) merupakan buah golongan berry yang telah digunakan selama
bertahun – tahun untuk mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada wanita (Chen, 2013).
Komposisi kimiawi dari buah cranberry telah dianalisa dan beberapa komposisinya diisolasi dan
diidentifikasi dalam fraksi yang berbeda (Vasileiou, 2013). Di antaranya adalah golongan
anthocyanidin, plavonols, proanthocyanidins (PACs), derivate asam phenolic(Vasileiou, 2013).
Sobota et al adalah orang pertama yang melaporkan bahwa jus cranberry secara ex vivo dapat
mengurangi pertumbuhan bakteri E.Coli pada pasien dengan infeksi saluran kemih. Dari hasil
penelitiannya 15 dari 22 orang pasien yang diberikan jus buah 250 ml per hari selama 3 minggu,
dapat menghambat pertumbuhan E.Coli sampai 45% dan jika dikonsumsi 750 ml per hari dapat
mengurangi pertumbuhan bakteri sampai 75% (Vasileiou, 2013).Efek dari cranberry lebih terlihat
pada wanita dengan infeksi saluran kemih berulang dan aman juga di berikan pada wanita hamil,
anak – anak dengan ISK. Type A proanthocyanidins dari buah cranberry telah terbukti menghambat
pertumguhan bakteri pada dosis bebas yang telah teruji secara in – vitro (chen, 2013).
Hasil penelitian didapat pada group wanita yang berusia 50 tahun atau lebih terdapat perbedaan yang
signifikan angka kejadian infeksi saluran kemih berulang antara group intervensi dengan group
kontrol (Log-rank test; p = 0,0425). Pada analisa group dengan analisa multivariat ditemukan, angka
kejadian infeksi saluran kemih berulang pada group intervensi sebesar 16 dari 55 (29,1%) dan group
kontrol sebesar 31 dari 63 (49, 2%).
Hasil penelitian ini tidak dapat sepenuhnya bisa digeneralisasikan dalam penggunaannya pada
program EBN sehubungan dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi
saluran kemih yang berulang baik yang dari dalam diri pasien maupun dari luar diri pasien tersebut.
Walaupun efek dari jus cranberry telah dibuktikan mampu mengurangi resiko dari kedian infeksi
saluran kemih berulang pada pasien, namun masih perlu pembuktian lainnya seperti efek dari jus
cranberry pada pasien wanita yang berusia kurang dari 50 tahun.
Penerapan pemberian jus buah cranberry ini mempunyai nilai aplikabilitas yang tinggi dalam
penerapannya di ruang penyakit dalam atau bedah wanita. Saat ini jus buah cranberry sudah tersedia
dalam bentuk jus kemasan juga seperti yang terdapat dalam buavita maupun tipco cranberry yang
dapat dijangkau oleh individu. Buah cranberry juga adalah golongan buah berry yang tumbuh
didaerah dingin. Ketersediaan buah ini bisa dijamin, biasanya dikemas dalam bentuk buah kering
dan banyak dipasarkat di market khusus buah.

Kata kunci: Cranberries (Vaccinium macrocarpon)

BAB I 40% pada kejadian infeksi di Rumah Sakit


PENDAHULUAN (Caretto, 2017). Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1.1 Latar Belakang mengacu kepada hadirnya sejumlah bakteri
yang melebihi jumlah ambang batas pada urine
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu (Vasileiou, 2013). Kondisi ini dapat
kejadian infeksi yang paling banyak terjadi di menyebabkan cystitis (adanya bakteri di
antara kejadian infeksi bakteri dan mendekati kandung kemih), syndrome urethral, atau

218 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Jus Cranberry Untuk Menurunkan Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) ….

pyelonephritis (infeksi ginjal) (Vasileiou, digunakan selama bertahun – tahun untuk


2013). ISK dapat terjadi pada pria atau wanita, mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada
dimana angka kejadiannya 50 kali lebih sering wanita (Chen, 2013). Komposisi kimiawi dari
terjadi pada wanita, mungkin karena uretra buah cranberry telah dianalisa dan beberapa
wanita lebih pendek daripada uretra pria komposisinya diisolasi dan diidentifikasi dalam
(Vasileiou, 2013). fraksi yang berbeda (Vasileiou, 2013). Di
antaranya adalah golongan anthocyanidin,
Kejadian ISK sering terjadi berulang – ulang, plavonols, proanthocyanidins (PACs), derivate
dimana sekitar 20%- 30% dari wanita yang asam phenolic(Vasileiou, 2013). Sobota et al
menderita ISK akan mengalami infeksi saluran adalah orang pertama yang melaporkan bahwa
kemih berulang 6 bulan kemudian (Caretto, jus cranberry secara ex vivo dapat mengurangi
2017). Kebanyakan infeksi pertama yang terjadi pertumbuhan bakteri E.Coli pada pasien dengan
yaitu adanya kolonisasi mikroorganisme di infeksi saluran kemih. Dari hasil penelitiannya
jaringan periurethral diikuti oleh lewatnya 15 dari 22 orang pasien yang diberikan jus buah
bakteri melalui uretra. Bakteri tersebut 250 ml per hari selama 3 minggu, dapat
berploriferasi pada saluran kemih yang steril menghambat pertumbuhan E.Coli sampai 45%
kemudian menyebar ke dalam dinding bladder dan jika dikonsumsi 750 ml per hari dapat
(Montorsi, 2016). ISK yang berulang dapat bisa mengurangi pertumbuhan bakteri sampai 75%
disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda (Vasileiou, 2013).Efek dari cranberry lebih
atau isolasi mikroorganisme sebelumnya terlihat pada wanita dengan infeksi saluran
(Caretto, 2017). kemih berulang dan aman juga di berikan pada
wanita hamil, anak – anak dengan ISK. Type A
Kejadian ISK berulang didefenisikan sebagai proanthocyanidins dari buah cranberry telah
suatu kejadian infeksi saluran kemih yang terbukti menghambat pertumguhan bakteri pada
terjadi paling sedikit tiga kali dalam setahun dosis bebas yang telah teruji secara in – vitro
atau dua kali dalam enam bulan (Caretto, 2017). (chen, 2013).
Kejadian ISK berulang, khususnya pada wanita,
tidak dapat diabaikan dan sangat mungkin untuk Pasien - pasien yang dirawat di Rumah Sakit
berkembang pada populasi wanita di seluruh Pusat Otak biasanya dipasang kateter urin,
dunia (Takahashi, 2013). Pada situasi ini, agen sehingga memungkinkan sekali untuk
antimikroba yang tidak direncanakan mengalami infeksi saluran kemih. Dampak dari
(profilaksis) diberikan berkali – kali kepada infeksi ini adalah penggunaan antibiotik yang
pasien dan hal ini secara umum merugikan dari berkepanjangan yang bisa menimbulkan
segi biaya medis, berpotensi membuat resistensi resistensi serta menambah biaya rumah sakit
pada uropathogen tersebut, dan kejadian tak pada pasien. Hal ini menggerakkan penulis
terduga lainnya yang tidak diharapkan oleh ingin menerapkan pemberian jus buah cranberry
pasien. pada pasien yang berulang dirawat dengan
infeksi saluran kemih yang dirawat di Rumah
Pemberian antimikroba profilaksis selama 6 Sakit Pusat Otak.
sampai 12 bulan kepada pasien ISK lebih efektif
untuk mencegah kejadian infeksi berulang 1.2 Tujuan
dibanding yang tidak mendapat antimikroba 1.2.1 Tujuan Umum
(Takahashi, 2013). Akan tetapi, Efikasi dari Menerapkan hasil penelitian terbaru terkait jus
antimikroba profilaksis terbatas pada periode buah cranberry sebagai terapi non farmakologis
selama profilaksis tersebut diberikan, untuk menurunkan angka kejadian infeksi
tambahannya durasi yang adekuat dan efek dari saluran kemih pada pasien yang mengalami
antimikroba yang tepat belum jelas ditetapkan. infeksi saluran kemih berulang.
Oleh karena itu, pencegahan infeksi saluran 1.2.2 Tujuan Khusus
kemih berulang dengan cara lain dibanding a. Melakukan critical review terhadap hasil
dengan pemberian antimikroba merupakan penelitian tentang efektifitas jus buah
patokan ukuran yang penting bagia pelayanan cranberry untuk menurunkan angka
kesehatan (Takahashi, 2013). kejadian infeksi saluran kemih pada pasien
wanita yang mengalami infeksi saluran
Cranberries (Vaccinium macrocarpon) kemih berulang.
merupakan buah golongan berry yang telah

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 219


R. Berlian Medi Pricilia

b. Menyususn rencana pelaksanaan pemberian mengalami infeksi saluran kemih yang


jus buah cranberry untuk menurunkan berulan
angka kejadian infeksi saluran kemih pada
pasien wanita yang mengalami infeksi BAB II
saluran kemih berulang. KAJIAN LITERATUR

1.3 Manfaat 2.1 Pertanyaan Klinis Penelusuran


1 Hasil penerapan EBN ini diharapkan bisa Evidence
diaplikasikan sebagai salah satu intervensi Pada pasien dengan Infeksi Saluran
keperawatan yang bisa membantu masalah Kemih, Apakah intervensi non
eliminasi pada pasien dengan Infeksi farmakologi pemberian jus buah
Saluran Kemih berulang. Cranberry jika dibandingkan dengan
2 Dapat memperkaya intervensi mandiri penggunaan antibiotik dapat menurunkan
keperawatan dalam mengatasi masalah angka kejadian Infeksi Saluran Kemih
infeksi saluran kemih berulang dan (ISK) berulang?
meningkatkan kualitas hidup pasien yang

2.2 Analisis PICO

Unsur PICO Analisis Kata kunci


(Terapi)
P Pasien Infeksi Saluran UTI, Recurrent Urinary Tract Infection, Urinary
Kemih Berulang Tract Infections, Catheter-associated urinary tract
infection, Reccurent

I Cranberry Juice Cranberries, Cranberry, Juice Cranberry, Extract


Cranberry
C - -
Menurunkan Kejadian Recurrent Urinary Tract Infection, Reccurent,
O Infeksi Saluran Kemih Catheter-associated urinary tract infection
Berulang

2.3 Jurnal Database yang Digunakan

Menggunakan 4 kata kunci dan beberapa sinonimnya dari analisa PICO, peneliti memasukkannya ke
dalam search engine jurnal sebagai berikut:
a. http://search.proquest.com
b. http://search.ebscohost.com
c. http://www.sciencedirect.com
d. http://www.scopus.com

Hasil penelusuran evidence disajikan sebagai berikut:

Sumber Penelusuran
No Kata Kunci
Proquest Ebscohost Science Direct Scopus

220 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Jus Cranberry Untuk Menurunkan Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) ….

1 - Recurrent Ditemukan 120 Ditemukan 5 Ditemukan 13 Ditemukan


Urinary jurnal, dipersempit jurnal, dipersempit jurnal 5 jurnal
Tract hanya full text, hanya 2 tahun dipersempit pada 5
Infection RCT, dan 2 tahun terakhir hanya 2 tahun tahun
- Urinary terakhir terakhir terakhir
Tract
Infections
- UTI
- Catheter-
associated
urinary tract
infection

2 - Cranberrie Ditemukan 121 Ditemukan 135 Ditemukan 37 Ditemukan


s jurnal, dipersempit jurnal, dipersempit jurnal 9 jurnal
- Cranberry hanya full text dan hanya 2 tahun dipersempit pada 5
- Juice 2 tahun terakhir terakhir hanya 2 tahun tahun
Cranberry terakhir terakhir
- Extract
Cranberry

2.4 Temuan Artikel Pilihan dari Kata Kunci PICO yang digunakan untuk digunakan
sebagai rujukan
Hasil penelurusan jurnal ditemukan 5 jurnal yang relevan, berikut merupakan uraian jurnal
relevan tersebut:

BAB III
METODOLOGI

Temuan Penelusuran Evidence

Jurnal 1

Peneliti Kong-Sang Wan, MD,PhD; Chih – Kuang Liu, MD, MPH; Wen-Kai Lee, MD;
(Tahun) Ming – Chung Ko, MD; Che-Sheng Huang, MD (2016)
Judul Cranberries For Preventing Recurrent Urinary Tract Infections in Uncircumcised
Penelitian Boys
Metode Metode Penelitian menggunakan Randomized Controlled Trial(RCT)
Penelitian
Jumlah dan Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 55 anak yang tidak
Kriteria disirkumsisi dan 12 anak yang disirkumsisi. Total sampel 67 orang.
Sampel Kriteria inklusi :
Pasien berasal dari Renai and Zhonxing Hospital dari ruang pediatrik dan poli
urology; pasien anak yang berjenis kelamin laki – laki baik yang disirkumsisi dan
yang tidak disirkumsisi yang berusia 6 – 18 tahun; pasien dengan infeksi saluran
kemih tapi tidak disertai komplikasi lainnya.
Kriteria esklusi :
Pasien yang keluarganya menolak untuk dilakukan percobaan; pasien anak yang
berjenis kelamin wanita.
Intervensi • Responden dibagi menjadi 3 group.
• Setiap anak meminum jus cranberry ataupun placebo dirumah masing-masing
dibawah supervisi orangtua.
• Semua orangtua responden diberi inform consent

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 221


R. Berlian Medi Pricilia

Group 1(n=28)adalah anak yang tidak disirkumsisi, diberi 120 ml/hari jus
cranberry selama 6 bulan.
Group 2(n=27) adalah anak yang tidak disirkumsisi, diberi placebo jus (jus
dicampur dengan jus tomat dan gula) selama 6 bulan.
Group 3(n=12) adalah anak yang disirkumsisi perlakuan yang dierikan sama
dengan group 2 yaitu diberi placebo jus.
Hasil Penelitian dilakukan selama 6 bulan.Setiap bulan dilakukan pengecekan urine
culture. Setelah 6 bulan perlakuan dengan treatment jus cranberry dilakukan
pengecekan urine cultur terhadap group 1,2 dan 3 untuk mengukur pertumbuhan
bakteri E.Coli ≥
Didapatkan hasil bahwa infeksi saluran kemih berulang pada group 1 sebesar
25% atau 7 dari 28 responden; group 2 sebesar 37% atau 10 dari 27 responden;
group 3 33,3% atau 4 dari 12 responden.
Kesimpulan : hasil penelitian menunjukkann jus cranberry secara signifikan
dapat mengurangi infeksi saluran kemih berulang pada anak yang tidak
disirkumsisi (pvalue <0,05).

Kekuatan dan Kekuatan : Penelitian ini menggunakan Randomisasi untuk menentukan group
Kelemahan intervensi dan group kontrol. Randomisasi di lakukan dengan menggunakan
komputer. Responden terdiri dari 2 kriteria yaitu yang tidak disirkumsisi dan
yang disirkumsisi. Peneliti membagi secara acak peserta yang tidak disirkumsisi
ke dalam 2 group, dimana 1 sebagai group intervensi dan 1 sebagai group kontrol.
Group kontrol dibagi batas 2 group yaitu peserta yang tidak disirkumsisi
dimasukkan ke group kontrol negatif dan peserta yang disirkumsisi dimasukkan
ke dalam group kontrol positif. Disini terlihat usaha si peneliti untuk mengurangi
faktor perancu, dimana kelompok group yang disirkumsisi tanpa intervensi jus
cranberry ternyata angka terjadinya infeksi saluran kemih masih lebih tinggi
dibanding group intervensi yang tidak disirkumsisi. Penelitian ini juga
menggunakan blinded dimana peserta tidak tahu dia sebagai group intervensi atau
kontrol, sehingga bisa mengurangi bias pada penelitian ini.
Kelemahan : Pada penelitian ini menggunakan sampel yang sedikit, sehingga
akan menurunkan validitas maupun reliabilitas hasil yang didapatkan. Pada
penelitian juga tidak ditampilkan hasil urine kultur dari waktu ke waktu sewaktu
intervensi dilakukan selama 6 bulan, sehingga tidak terlihat jelas efek
penggunaan jus cranberry mulai bekerja pada bulan keberapa.

Jurnal 2

Peneliti Iqbal Singh, Lokesh Kumar Gautam, Iqbal R.Kaur (2016)


(Tahun)
Judul Effect of Oral Cranberry Extract (Standardized proanthocyanidin-A) in Patients
Penelitian with Recurrent UTI by Pathogenic E.Coli : a Randomized Placebo-Controlled
Clinical Research Study
Metode Metode Penelitian menggunakan Randomized Controlled Trial(RCT)
Penelitian
Jumlah dan Perhitungan sampel menggunakan software ‘PASS 2008’ dengan
Kriteria mempertimbangkan kekuatan 80% dan 5% level signifikansi serta adanya 30%
Sampel perubahan pada mean, maka didapatkan minimal sampel sebanyak 60 orang
yang dibagi dalam 2 group. Setelah menambah 20% dari total sampel sebagai
pertimbangan adanya peserta yang mundur saat penelitian nantinya, maka
peneliti menentukan jumlah sampel yaitu 36 untuk group intervensi dan 36
untuk group kontrol. Total sampel 72 orang.
Kriteria inklusi :

222 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Jus Cranberry Untuk Menurunkan Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) ….

Pasien dengan bakteriuri yang asymtomatic atau yang mengalami infeksi


saluran kemih berulang; pasien yang termasuk ke dalam kriteria registered
protocol CTRI/2014/08/004864
Intervensi Setelah responden diregistrasi, seluruh responden diberi inform consent, dikaji
eligibilitas dan dilakukan randomisasi sesuai dengan www.randomization.com
(18151, diterbitkan 17 september 2011, 10:14:1). Responden dibagi ke dalam 2
group.Group 1 menerima ekstrak cranberry 1 capsul dimakan 2x sehari sebagai
suplemen selama 12 minggu. Sementara group 2 menerima lactobacillus 1
capsul dimakan 2 x sehari sebagai placebo selama 12 minggu. Follow up
dilakukan pada minggu ketiga, keenam dan minggu ke 12 dengan follow up
tambahan 1 kali dalam seminggu sampai terapi selesai.
Setelah itu pasien diperiksa urine culturenya dan dilihat apakah ada efek
sampingnya. Adanya perubahan atau pengurangan angka kejadian infeksi
saluran kemih berulang selama 12 minggu digunakan sebagai acuan dasar
penelitian ini.
Hasil Group 1 dan Group 2 dibandingkan dan dilihat kesamaan pasiennya. Pada group
1 pasiennya yaitu 8 orang yang terpasang kateter, 4 orang dengan intermitten
kateter, 2 orang dengan BPH, 1 orang dengan neurogenic bladder, dan 1 orang
dengan supra- pubic cystotomy (SPC). Sementara group 2 dari 6 orang yang
terpasang kateter, ada 3 orang dengan kateter intermitten, 1 orang dengan SPC
dan 2 orang dengan BPH. Tidak ada pasien dengan DM dikedua group. Secara
signifikan terdapat pengurangan jumlah bakteri setelah dilakukan pemeriksaan
urine culture.
Pada Group 1 penurunan jumlah bakteri yang signifikan terjadi pada (18,27 dan
75%) pada minggu ke 3,6 dan 12 setelah terapi. Setelah 12 minggu pada group
1 yang mengalami infeksi saluran kemih berulang ada sebanyak 12 dari 36
orang (33%) dan pada group 2 yang mengalami infeksi saluran kemih berulang
ada sebanyak 32 dari 36 orang (89%), hal ini menunjukkan adanya efek yang
signifikan dari ekstrak buah cranberry terhadap angka kejadian infeksi saluran
kemih (p<0,001).
Kekuatan dan Kekuatan : Penelitian ini menggunakan Randomisasi Control Trial untuk
Kelemahan menentukan group intervensi dan group kontrol. Randomisasi di lakukan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan di www.randomization.com dan selama
penelitian berlangsung tidak ada pasien yang dinyatakan drop out. Selama
penelitian dilakukan tidak terdapat efek samping dari pemberian jus cranberry
terhadap pasien yang dikaji secara subjektif maupun secara objektif.
Kelemahan : Pada penelitian ini tidak dijelaskan secara rinci kriteria ekslusi
dari responden penelitian. Peneliti melakukan blinded pada waktu analisa data,
peneliti melakukan pengumpulan semua data pasien dimana randomisasi hanya
dilakukan saat pemberian terapy. Metode blinded seperti ini tidaklah ideal.
Waktu yang digunakan untuk penelitian juga hanya 12 minggu sehingga kurang
kuat untuk meyakinkan apakah efek dari jus cranberry benar benar bisa
menurunkan angka kejadian infeksi saluran kemih. Pada penelitian ini juga
tidak dikaji bagaimana gaya hidup dan kebiasaan personal hygiene dari masing
– masing responden yang bisa mempengaruhi angka kejadian infeksi saluran
kemih.

Jurnal 3

Peneliti Betsy foxman, PhD; Anna E. W. Cronenwett, BA; Cathie Spino, DSc; Mitchell
(Tahun) B Berger, MD, PhD; Daniel M. Morgan, MD (2015)
Judul Cranberry Juice extract and Urinary Tract Infection after Surgery : Results of a
Penelitian Randomized Trial

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 223


R. Berlian Medi Pricilia

Metode Metode Penelitian menggunakan Randomized Controlled Trial(RCT)


Penelitian
Jumlah dan Sampel dikumpulkan dari bulan Agustus 2011 sampai dengan January 2013 dan
Kriteria didapatkan 160 pasien yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Responden
Sampel dibagi ke dalam 2 group yaitu group intervensi dan group control.
Kriteria Inklusi :
Responden yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah pasien yang
menjalani prosedur operasi ginekologi yang terpasang kateter urin; pasien
uroginekologi; berjenis kelamin wanita; berusia minimal 18 tahun tanpa riwayat
nephrolithiasis; tidak sedang hamil; tidak mempunyai riwayat neurogenic
bladder; tidak alergi terhadap buah cranberry; tidak mengkonsumsi
anticoagulant selama 6 bulan sebelum operasi
Intervensi Setelah diberikan inform consent masing – masing responden melengkapi
questioner untuk mengetahui riwayat medis dan seksual serta riwayat
kesehatannya. Lalu dilakukan pengumpulan urin sebelum dan sesudah
pemasangan kateter. Pasien yang menjadi group intervensi diberikan ekstrak jus
cranberry 2 x sehari selama 6 minggu sedangkan group kontrol diberikan
placebo.
Staff dari peneliti juga menginstruksikan responden untuk melaporkan jika
selama intervensi ada tanda – tanda infeksi saluran kemih (seperti nyeri saat
berkemih, demam, nyeri pada area abdomen bagian bawah) agar segera
dilakukan pemeriksaan urine. Staff peneliti juga melakukan follow up pada hari
ke 3 post operasi, minggu ke 2 dan minggu ke 4 serta pada minggu ke 6. Seluruh
prosedur dilakukan sampai penelitian selesai.
Hasil Dari Agustus 2011 sampai January 2013 ada 359 wanita yang menjalani
prosedur operasi ginekologi; dimana 160 wanita masuk ke dalam kriteria inklusi
dan setuju untuk menjadi responden dan dilakukan randomisasi melalui medical
record pasien. Hampir seluruhnya (94%) yang ikut dalam penelitian sampai
selesai. Group 1 sebanyak 74 dari 80 orang dan group 2 sebanyak 76 dari 80
orang. Kejadian infeksi saluran kemih secara signifikan menurun pada group
intervensi yaitu 15 dari 80 orang (19%) dibanding group kontrol yaitu 30 dari
80 orang (38%) dengan odds ratio 0,38; CI 95% (0,19-0,79; p = 0,08)
Kekuatan dan Kekuatan: Penelitian ini menggunakan Randomized Control Trial, double-
Kelemahan blind, placebo controlled study. Penelitian ini merupakan laporan double –
blinded pertama dengan menggunakan placebo control randomized clinical trial
yang menggambarkan secara statistic dan klinis adanya signifikansi dari
keuntungan mengkonsumsi buah cranberry dapat mencegah terjadinya infeksi
saluran kemih setelah operasi dibagian ginekologi dimana terjadi pemasangan
kateter urin.

Jurnal 4

Peneliti C.C. Cowan, C. Hutchison, T.Cole, S.J.E. Barry, J.Paul, N.S. Reed, J.M. Russell
(Tahun) (2012)
Judul A Randomized Double-Blind Placebo-Controlled Trial to Determine the Effect
Penelitian of Cranberry Juice on Decreasing the Incidence of Urinary Symptoms and
Urinary Tract Infections in Patients Undergoing Radiotherapy for Cancer of the
Bladder or Cervix
Metode Penelitia ini menggunakan metode Randomized Double-Blind Placebo-
Penelitian Controlled Trial
Jumlah dan Pengambilan sampel dilakukan dari bulan maret 2003 sampai bulan juni 2006.
Kriteria Total sampel ada sebanyak 212 yang di ambil secara random untuk menjadi
Sampel

224 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Jus Cranberry Untuk Menurunkan Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) ….

kelompok intervensi dan kelompok control setelah dikaji kriteria inklusi dan
esklusinya.
Kriteria Inklusi :
Pasien dengan kanker serviks dengan perlakuan standar kemoterapi atau pasien
kanker bladder dengan radiasi; berusia ≥18 tahun; menandatangi inform consent
dan setuju untuk mengikuti penelitian.
Kriteria Esklusi:
Wanita Hamil ataupun menyusui; pasien yang mempunyai alergi terhadap buah
cranberry; pasien diabetes; pasien dengan rheumatoid Artritis; pasien yang
menggunakan kateter urin; pasien yang menggunakan terapi warfarin
Intervensi Pasien pada kelompok intervensi menerima jus cranberry 2 x sehari (Pagi dan
malam) selama fase radioterapi maupun kemoterapi dan dilanjutkan 2 minggu
setelah fase radioterapi atau kemoterapi berhenti. Sementara perlakuan yang
sama dilakukan pada kelompok control tapi dengan menggunakan placebo.
Pasien diperiksa sampel urinnya sekali dalam seminggu.
Hasil Kejadian infeksi saluran kemih pada kelompok intervensi sebesar 82,5% dan
pada kelompok kontrol sebesar 89,3% (p = 0,240; odd ratio 0,48 dengan CI
95%; 0,14 – 1,63).
Kekuatan dan Kekuatan: Penelitian ini menggunakan Randomized Double-Blind Placebo-
Kelemahan Controlled Trial. Dimana pada penelitian ini dilakukan Double – blinded.
Kelemahan: Desain dan pelaksanaan RCT kompleks dan mahal, RCT
dilakukan dengan seleksi tertentu hingga tidak representative thd pupolasi
terjangkau, sering dihadapkan dengan masalah etika, penelitian kadang tidak
praktis.

Jurnal 5

Peneliti Andrea Occhipinti, Antonio Germano, Massimo E. Maffei (2016)


(Tahun)
Judul Prevention Of Urinary Tract Infection with Oximacro, A Cranberry Extract with
Penelitian a High Content of A- Type Proanthocyanidins: A Pre- Clinical Double-Blind
Controlled Study
Metode Metode Penelitian menggunakan study Experimental
Penelitian
Jumlah dan Untuk mengkaji efek dari ekstrak cranberry, peserta penelitian diambil dari
Kriteria sebuah populasi yang ditunjuk (10 pria dan 60 wanita). Inform consent
Sampel diberikan kepada semua responden.
Kriteria Inklusi :
Wanita atau pria yang berumur minimal 18 sampai dengan 21 tahun paling
sedikit dalam satu tahun terakhir pernah mengalami infeksi saluran kemih
minimal 2 kali. Memiliki hasil urine kultur ≤ 1x 105.
Kriteria Ekslusi :
Pasien yang memiliki abnormalitas (Posterior uretra valves, neurogenic
bladder, obstruksi saluran kemih)
Intervensi Responden dibagi menjadi 2 group. Goup intervensi sebanyak 35 orang dan
group control sebanyak 35 orang. Group intervensi menerima capsul ektrak
cranberry 36% 2 x sehari selama 7 hari, dan group kontrol menerima capsul
placebo tanpa ekstrak cranberry. Semua responden difollow up via telepon.
Untuk menghindari bias pada hasil penelitian, responden dilarang
menggunakan antibiotic selama penelitian berlangsung.
Hasil Hasil penelitian di analisis menggunakan fisher exact test. Setelah 7 hari
pemberian ekstrak cranberry ditemukan ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan menggunakan (Mann-
Whitney U-test =875; p <0,001;n=60) untuk wanita dan (Mann- Whitney U-

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 225


R. Berlian Medi Pricilia

test =24; p =0,016;n=10). Pada hasil kultur juga menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan hasil urin kultur antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol p <0,001 (SD = 51688, df=34, t= -10, 27). Ditemukan bahwa ekstrak
cranberry dapat mengurangi resiko infeksi saluran kemih.
Kekuatan dan Kekuatan: Pada penelitian ini terbukti bahwa buah cranberry dalam bentuk
Kelemahan ekstrak bisa menurunkan kejadian infeksi saluran kemih, baik pada laki – laki
maupun pada wanita. Selama penelitian responden dilarang untuk
menggunakan antibiotik, ini dapat menjadi kekuatan pada hasil penelitian yang
mengurangi factor perancu
Kelemahan: Walaupun penelitian ini menunjukkan adanya efektifitas dari
ekstrak buah cranberry terhadap angka kejadian infeksi saluran kemih,
penelitian ini mempunyai kelemahan yaitu bahwa buah cranberry masih
termasuk buah yang mahal. Pada penelitian ini juga tidak dilakukan randomisasi
sehingga kurang akurat karena bisa saja terjadi pengaruh baik pada kelompok
intervensi maupun terhadap kelompok kontrol.

BAB IV dengan analisa multivariat ditemukan, angka


HASIL DAN PEMBAHASAN kejadian infeksi saluran kemih berulang pada
group intervensi sebesar 16 dari 55 (29,1%) dan
group kontrol sebesar 31 dari 63 (49, 2%).
3.1 Deskripsi Jurnal
Judul Penelitian: A Randomized Clinical Trial Kesimpulan Penelitian: Hasil penelitian
to Evaluate the Preventive Effect of Cranberry menunjukkan bahwa penggunaan jus cranberry
Juice (UR95) for patients with Recurrent terbukti secara signifikan dapat mencegah
Urinary Tract Infection infeksi saluran kemih berulang pada pasien
setelah dikonsumsi selama 24 minggu.
Tujuan Penelitian: Untuk melihat kejadian
infeksi saluran kemih berulang setelah Rekomendasi Penelitian: Penelitian ini hanya
konsumsi jus Cranberry. dilakukan pada responden dengan jenis kelamin
wanita, maka perlu diteliti lebih lanjut apakah
Metode dan Prosedur Penelitian: Peneliti efek dari jus cranberry ini dapat juga
menggunakan metode Randomized, Placebo- diterapakan pada pasien pria dengan kejadian
controlled,double blind yang dimulai dari infeksi saluran kemih berulang.
Oktober 2007 sampai dengan September 2009
di Jepang. Subject penelitian adalah pasien Keterbatasan Penelitian: Peneliti telah secara
rawat jalan yang berusia dari 20 tahun sampai ketat merekrut responden dan melakukan
dengan 79 tahun yang secara random dibagi randomisasi; akan tetapi pada akhirnya setelah
kedalam 2 group. Group intervensi menerima dianalisa responden yang dapat berpartisipasi
jus cranberry dan grup kontrol menerima pada penelitian terbatas jumlahnya. Pada
placebo. Untuk mempertahankan blinded, rasa awalnya peneliti tidak membatasi usia, tetapi
dan warna dari tampilan jus dan placebo ternyata usia muda hanya sedikit yang mau
disamakan atau disesuaikan. Responden pada menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti
kelompok kontrol meminum 125 ml jus buah mengalami kesulitan dalam menganalisa
cranberry dan pada kelompok kontrol juga 125 responden yang berusia muda. Sehingga
ml placebo, sebanyak 1 x sehari sebelum tidur peneliti hanya mampu membuktikan efek dari
selama 24 minggu. Titik akhirnya adalah angka jus cranberry pada wanita usia tua (50 tahun
kejadian infeksi saluran kemih berulang. atau lebih).

Hasil Penelitian: Hasil penelitian didapat pada 3.2 Validitas (Validity)


group wanita yang berusia 50 tahun atau lebih Pada penelitian ini perekrutan subjek/
terdapat perbedaan yang signifikan angka sampel dimasukan kedalam kelompok kontrol
kejadian infeksi saluran kemih berulang antara dan intervensi dengan menggunakan tehnik
group intervensi dengan group kontrol (Log- Randomized, Placebo-controlled, double blind.
rank test; p = 0,0425). Pada analisa group Responden secara random dibagi ke dalam 2

226 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Jus Cranberry Untuk Menurunkan Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) ….

group. Intervensi/pengukuran juga dilakukan kedian infeksi saluran kemih berulang pada
secara tersamar (blind). Untuk menjaga kondisi pasien, namun masih perlu pembuktian lainnya
blind, peneliti menyesuaikan rasa dan warna seperti efek dari jus cranberry pada pasien
dari jus cranberry dengan jus placebo. Untuk wanita yang berusia kurang dari 50 tahun.
menghindari faktor perancu responden diminta Penelitian ini juga menguntungkan bagi
mengunjungi klinik tiap 4 minggu dan dikaji pasien yang mengalami kejadian infeksi saluran
apakag ada tanda dan gejala atau kejadian yang kemih berulang, karena pada pasien dengan
diluar dugaan terkait penelitian. Peneliti juga infeksi saluran kemih berulang pemberian
memastikan jus cranberry dikonsumsi setiap antibiotik memerlukan jangka waktu yang
hari. Jika terjadi infeksi saluran kemih berulang panjang. Hal ini dapat merugikan pasien dalam
pada pasien dimasa penelitian maka penelitian hal biaya dan pasien juga harus terpapar terus
dihentikan. Analisa statistic dilakukan dengan menerus dengan antibiotik yang bisa
menggunakan Log-rank test; (α=0,05). menimbulkan dampak atau resistensi bagi
pasien sendiri. Dengan adanya penemuan
3.3 Kebermaknaan (Significancy) terbaru berdasarkan evidence based maka
Pada awalnya sebanyak 237 responden pemberian jus buah cranberry untuk menurnkan
dilakukan skrining, setelah itu didapatkan angka kejadian infeksi saluran kemih berulang
sebanyak 213 orang responden yang bias masuk bisa membawa berbagai keuntungan kepada
kedalam kriteria penelitian. Lalu responden pasien seperti efikasi dari jus cranberry dan
dibagi secara randome kedalam kelompok pasien tidak akan mengalami resistensi dari
intervensi dan kontrol. 107 orang kelompok penggunaan jus buah ini.
intervensi dan 106 orang kelompok kontrol.
Lalu peneliti membuat batasan usia 50 tahun B. SARAN
keatas. Didapatkan 55 orang pada kelompok Penerapan pemberian jus buah cranberry
intervensi dan 63 orang pada kelompok kontrol. ini mempunyai nilai aplikabilitas yang tinggi
Pada Group diatas 50 tahun atau lebih, terdapat dalam penerapannya di ruang penyakit dalam
perbedaan yang signifikan antara angka atau bedah wanita. Saat ini jus buah cranberry
kejadian infeksi saluran kemih berulang pada sudah tersedia dalam bentuk jus kemasan juga
group intervensi yang mendapat perlakuan jus seperti yang terdapat dalam buavita maupun
cranberry dengan angka kejadian infeksi pada tipco cranberry yang dapat dijangkau oleh
group kontrol (Log-rank test; p = 0,0425; CI individu. Buah cranberry juga adalah golongan
95%; 0,297- 1,00). Pada analisa group buah berry yang tumbuh didaerah dingin.
ditemukan, angka kejadian infeksi saluran Ketersediaan buah ini bisa dijamin, biasanya
kemih berulang pada group intervensi sebesar dikemas dalam bentuk buah kering dan banyak
16 dari 55 (29,1%) dan group kontrol sebesar 31 dipasarkat di market khusus buah.
dari 63 (49,2%). Sumber daya yang dibutuhkan dalam
program EBN ini tidak terlalu susah, karena
pemberian jus buah cranberry dapat dilakukan
BAB V oleh perawat bekerjasama dengan bagian gizi
KESIMPULAN DAN SARAN rumah sakit, atau bila keluarga sudah pulang
bisa membuat sendiri jusnya dengan
A. KESIMPULAN sebelumnya di edukasi saat perawat melakukan
Hasil penelitian ini tidak dapat discharge planning kepada pasien dengan
sepenuhnya bisa digeneralisasikan dalam resiko infeksi saluran kemih.
penggunaannya pada program EBN Tidak diperlukan waktu khusus karena
sehubungan dengan banyaknya faktor-faktor aplikasi EBN ini dilakukan dari mulai pasien
yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran masuk sampai pasien direncanakan untuk
kemih yang berulang baik yang dari dalam diri pulang, bahkan ketika pasien sudah berada
pasien maupun dari luar diri pasien tersebut. dirumah dimana intervensinya tidak
Walaupun efek dari jus cranberry telah mengganggu kenyamanan dan istirahat pasien.
dibuktikan mampu mengurangi resiko dari

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 227


R. Berlian Medi Pricilia

DAFTAR PUSTAKA

Caretto, et.al (2017). Cranberry Capsules to Prevent Nosocomial Urinary Tract Bacteriuria After
Pelvic Surgery: a Randomized Controlled Trial. An international Journal Of Obsgyn.DOI;
10.1111/1471-0528.
Foxman, et.al (2015). Cranberry Juice Capsules and Urinary Tract Infection After Surgery: Results
of a randomized Trial. Am J Obstet Gynecol 2015; 213:194.e1-8.
Kong-Sang Wan, MD, PhD, et.al (2016). CranberriesfFor Preventing Recurrent Urinary Tract
Infections In Uncircumcised Boys. Alternative therapies, Nov/Dec 2016 Vol. 22 No 6.
Liska, et.al (2016). Cranberries and Urinary Tract Infections: How can The Same Evidence lead to
Conflicting Advice?. American Society for Nutrition. Adv Nutr 2016; 7:498-506;
doi:10.3945/an.115.
Montorsi, F, et.al (2016). Effectiveness Of a Combination Of Cranberries, Lactobacillus,
Rhamnosus, And Vitamin C For The Management Of Recurrent Urinary Tract Infections In
Women: Results of a Pilot Study. Journal Homepage: www.europianurology.com available at
www.sciencedirect.com http://dx.doi.org/10.1016/j.eururo.2016.05.042
Occhipinti, et.al (2016). Prevention Of Urinary Tract Infection With Oximacro, A Cranberry Extract
with A High Content of A-Type Proanthocyanidins: A Pre-Clinical Double-Blind Controlled
Study. Vol 13 No 02, March – April 2016.
Singh, et.al (2016). Effect of Oral Cranberry Extract (Standardized proanthocyanidin-A) in Patients
with Recurrent UTI by Pathogenic E.Coli: A Randomized Placebo- Controlled Clinical
Research Study. International Urology Journal. DOI: 10.1007/s11255-016-1342-8. Published
Online 17 June 2016.
Takashasi, et.al (2013). A Randomized Clinical Trial to Evaluate the Preventive Effect of Cranberry
Juice (UR 65) For Patient with Recurrent Urinary Tract Infection. J Infect Chemometer (2013)
19: 112-117. DOI 10.1007/s10156-012-0467-7.
Vasileiou, I, et.al (2013). Current Clinical Status on the Preventive Effects of Cranberry
Consumption against Urinary Tract Infections. Nutrition Research 33 (2013) 595 – 607.
http://dx.doi.org/10.1016/j.nutres.2013.05.

228 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Meningkatkan Index Performance Budidaya Ayam Boiler…..

MENINGKATKAN INDEX PERFORMANCE BUDIDAYA AYAM


BROILER MENGGUNAKAN KANDANG CLOSED HOUSE

Oleh : Caturto Priyo Nugroho. Ir. MM

Widyaiswara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Pertanian
caturtopriyonugroho@gmail.com atau catur_pn@yahoo.com

ABSTRAK

Ayam broiler merupakan ayam pedaging yang pertumbuhannya sangat cepat, sekitar 30 hari sudah
bisa dipanen. Temperatur yang panas dan udara tercemar gas menyebabkan performansi ayam
broiler tidak optimal. Teknologi yang baru menggunakan kandang sistem tertutup (Closed
house)untuk mengontrol temperature dan udara dalam kandang . Kandang closed house untuk
broiler dibuat tertutup, dan pada kedua sisi dipasang inlet udara masuk, dan pengeluaran udara
(Outlet) dengan blower kipas angin. Intinya mengatur udara dan temperatur dalam kandang dengan
udara diluar kandang dengan bantuan kipas angin. Uji coba pemeliharaan 3000 broiler Cobb
dilakanakan tanggal 9 September sd 9 Oktober 2017 di PPPPTK Pertanian pada kandang cloosed
house diperoleh data sbb. FCR (feed conversion Ratio) 1,38, kematian 2,4%, umur rata-rata panen
29,4 hari, deplesi 3,16%, berat rata-rata 1.576 gram, index performance 370. Nilai index
performans >300 menunjukkan kriteria amat baik
Kata kunci: Closed House, Rasio Konversi Pakan, Deplesi, Berat Rata-Rata, Umur Rata-
Rata Dan Index Performans

ABSTRACT
Broiler is a kind of very fast growth chickens, at the 30 days could be harvested. Hot temperature
and polluted air cause broiler performance decrease. New technology called closed house system
use to control temperature and air in the houses. Closed house for broiler was design closed, at the
both side of houses completed with cooling pad air inlet and outlet equipped with exhaust fan.
Basically control the air and temperature using exhaust fan and cooling system. Cobb Broiler trial
using closed house was conducted from 9 September to 9 October 2017 at PPPPTK Pertanian. The
Trial result shown: Feed Conversion Ratio (FCR) 1,38, mortality 2,4%, average age 29,4 days,
average weight 1.576 gram, depletion 3,1% and index performance 370. Index performance score
>300 classified very good grade.
Keyword: Closed House, Feed Conversion Ratio, Depletion, Average Age, Average Weight,
Index Performance

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan performansi broiler menjadi


kurang baik. Indikatornya berupa kematian
A. LATAR BELAKANG yang tinggi, konversi pakan tinggi, berat ayam
Akhir akhir ini peternakan ayam di tanah kecil dan umur pemeliharaan yang lama.
air sedang marak membangun kandang ayam Teknologi yang paling memungkinkan untuk
broiler dengan sistem tertutup (closed house). mengatasi masalah tersebut adalah
Tujuan penggunaan closed house adalah untuk pengggunaan kandang Closed House.
meningkatkan efisiensi budidaya broiler.
Masalah yang mendasar dalam tatalaksana Prinsip dari closed house adalah sistem
pemeliharaan ayam broiler adalah tinggi suhu, kandang dimana masuknya udara dbatasi pada
kelembaban tinggi, kadar amoniak dan CO2 tempat tertentu yang disebut inlet dan dihisap
yang tinggi dalam kandang di Indonesia, oleh kipas pada bagian belakang kandang (out

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 229


Caturto Priyo Nugroho

let) dan temperature bisa diatur sesuai dengan memberi suplai oksigen yang banyak, dan
kebutuhan ayam. Inlet terbuat dari bahan mengurangi kadar amoniak dalam kandang.
khusus yang disebut celldeck atau colling pad C. TUJUAN UJI COBA
yang bersifat sebagai penguap air, colling pad Tujuan uji coba adalah mengkaji
ini dialiri air, dan uap air dari colling pad efisiensi penggunaan kandang closed house
dihisap oleh kipas sehingga bisa menurunkan untuk ayam broiler. Disamping itu juga
suhu kandang. mencari referensi untuk bahan mengajar diklat
yang relevan. Para meter yang diukur
Menurut Industri bisnis.com, 2017, adalah rata-rata waktu panen, rata-rata
closed house mulai diperkenalkan dan berat badan, rasio konversi pakan (FCR) dan
digunakan di industri peternakan broiler di angka kematian, jumlah ayam afkir dan
USA kurang lebih 20-23 tahun yang lalu, sejak meningkatnya efisiensi melalui pengukuran
itu penggunaanya meluas ke seluruh dunia. index performance (IP).
Saat ini, di negara Thailand sudah lebih dari
98% kandang broiler menggunakan BAB II
sistem closed house , sedangkan di Indonesia KAJIAN LITERATUR
hanya kurang dari 20% saja.
P4TK Pertanian mengadakan kandang A. KANDANG CLOSED HOUSE
ayam closed house tahun 2016, untuk itu perlu Kandang sistem closed house adalah
pengkajian yang mendalam terhadap kandang kandang tertutup yang menjamin keamanan
closed house. Para widyaiswara juga belum secara biologi (kontak dengan organisme lain)
mempunyai pengalaman lapangan dengan pengaturan ventilasi yang baik
menggunakan kandang closed house. Untuk itu sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada
dilakukan uji coba pemeliharaan ayam broiler ternak.
dengan kandang closed house yang sudah 1. Tujuan Membangun Kandang Closed
dilakukan tanggal 9 September sd 9 Oktober House
2017. a. Menyediakan Udara Yang Sehat
Menyediakan udara yang banyak
B. IDENTIFIKASI MASALAH mengandung oksigen, dan mengeluarkan
Keberhasilan budidaya ayam broiler sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: karbondioksida, amonia dan H2S.
bibit, pakan, penanganan kesehatan, kandang Rekomendasi umum untuk kandungan amonia
dan pengelolaan ayam. Bibit yang dihasilkan yang aman dan belum menimbulkan gangguan
dari broiler breeder kebanyakan sudah baik, pada ayam ialah di bawah 20 ppm (info
pakan kualitasnya juga baik. Temperatur udara Medion Edisi Februari 2015). Konsentrasi
terutama dalam kandang yang panas maksimum CO2 yang masih direkomendasikan
menyebabkan konsumsi pakan yang menurun untuk kandang ayam adalah 2500 ppm. Ayam
dan minum lebih banyak. Kondisi ini tentu yang menghirup hidrogen sulfida dengan
mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler. konsentrasi 2.000-3.000 ppm selama 30 menit
Target sesuai kapasitas bibit ayam menjadi akan mengalami gangguan pernapasan. Selain
tidak tercapai. Beberapa peternak menurunkan itu, ayam juga bisa mati saat menghirup H2S
kepadatan ayam agar temperatur mikro dengan kadar 4.000 ppm selama 15 menit.
kandang turun. Tetapi akibatnya perlu ruang (Info Medion Edisi Juni 2013).
yang lebih luas untuk kegiatan budidaya. Salah b. Menyediakan Iklim Yang Nyaman Bagi
satu solusi adalah dengan memelihara ayam Ternak
broiler dalam kandang closed house. Untuk menyediakan iklim yang kondusif
Diharapkan dengan kandang closed house bagi ternak dapat dilakukan dengan cara:
iklim mikro lebih terkontrol yang ditanda mengeluarkan panas dari kandang yang
dengan : temperatur lebih rendah, kepadatan dihasilkan dari tubuh ayam dan lingkungan
bisa ditingkatkan, menurunkan kematian ayam luar, menurunkan suhu udara yang masuk serta
serta ayam afkir, dan menaikan pertumbuhan mengatur kelembaban yang sesuai. Untuk
broiler. Hal ini bisa dicapai karena dengan menciptakan iklim yang sejuk yang nyaman
penambahan uap air dalam kandang akan maka bagi ayam harus dikondisikan chilling
menurunkan temperatur kandang, dan dengan effect (angin berembus), alat yang digunakan
bergantinya udara dalam kandang maka akan seperti kipas angin (blower). Bila chilling

230 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Meningkatkan Index Performance Budidaya Ayam Boiler…..

effect tidak mampu mencapai iklim yang e. Lighting system, terdiri dari lampu
diiginkan terutama pada daerah yang terlampau Flouresence sebanyak 18 unit masing-
panas maka dapat digunakan cooling system. masing 16 watt.
Yaitu sistem pendingin dengan mengalirkan air f. Alat Pengatur System Otomatis Closed
pada alat-alat yang berupa cooling pad, atau House
cell deck.
c. Meminimumkan Tingkat Stress Pada Pengatur sistem otomatis berfungsi
Ternak mengatur kipas mana yang harus jalan dan
Agar tingkat stress pada ayam lebih kapan colling pad dialiri air untuk mencapai
minimun maka dapat dilakukan dengan cara suhu yang dikehendaki. Merek yang
mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan digunakan adalah temtron.
stress, dengan cara mengurangi kontak dengan
manusia misalnya dengan tempat pakan dan B. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN
minum otomatis, vaksinasi dengan spray, 1. Pakan dan Air Minum
meminimumkan cahaya dan lain-lain. Pakan merupakan 70% biaya
pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus
d. Meningkatkan Efisiensi Produksi memberikan zat pakan (nutrisi) yang
Kepadatan ayam pada kandang terbuka dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein,
maksimal 10 ekor/m², sementara kandang lemak, vitamin dan mineral, sehingga
tertutup mampu 15 ekor/m². Efisiensi pakan pertambahan berat badan perhari tinggi.
yang lebih baik, produktivitas tinggi, kematian Pemberian pakan dan air minum dengan sistem
dan deplesi rendah, dan berat badan saat panen ad libitum (tidak dibatasi). Jenis pakan Pakan
bagus. Pengaruh perubahan cuaca dapat dari pabrik disesuaikan dengan tingkat
dikendalikan oleh peralatan dan sistem yang pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2
telah dipasang. Sedangkan pada Open House tahap. Tahap pertama disebut tahap
dibutuhkan usaha yang tinggi untuk mengatasi pembesaran (starter) umur 1 sampai 10 hari,
ketidak teraturan cuaca yang ada. Bila tidak yang harus mengandung kadar protein minimal
terkendali, fisiologi ayam akan terganggu, lalu 23%. Tahap kedua disebut penggemukan
stress dan terserang penyakit. Imbasnya (grower) umur 11 sd 22 hari, yang memakai
efisiensi tak akan tercapai. (Danang Closed pakan berkadar protein 20 % dan tahap finisher
house web maret 2015) umur 23 hari sd panen menggunakan pakan
dengan protein 18%. (Marten de Gussem,
2. Struktur Kandang Closed House 2017). Efisiensi pakan dinyatakan dalam
PPPPTK Pertnaian perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).
Closed house dapat bervariasi Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan
tergantung pada lingkungan dan kemampuan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam
finansial peternak. Kandang closed house milik yang dipanen. Semakin rendah angka FCR,
PPPPTK Pertanian dibangun tahun 2016 semakin baik kualitas pakan, karena lebih
merupakan tipe Full Otomatic, dengan efisien, dengan pakan sedikit menghasilkan
spesifikasi sbb: bobot badan yang tinggi.
a. Bagunan kandang: bagunan baru ukuran
panjang 20 meter dan lebar 10 meter atau 2. Vaksinasi
luas 200 M2. Vaksinasi adalah pemasukan bibit
b. Kipas/fan: dapat terdiri dari exhaust fan 2 penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam
unit dimensi 38 Inch, blower fan 2 unit untuk menimbulkan kekebalan alami.
dengan dimensi 50 Inch. Pemasangan Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND (New
kipas pada posisi udara keluar (outlet) castle diseases), avian influenza (AI), IB
c. Dinding kandang: berupa tembok dengan (Infectious Bronchitis) dan gumboro.
sisi terbuka yang dilengkapi dengan, tirai Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode
plastic yang bisa dibuka dan tutup jika tetes mata unuk vaksin ND-IB dan suntik
terjadi gangguan listrik. subcutan untuk vaksin ND-AI. Pada hari ke 14
d. Udara masuk (inlet), melalui dari cooling dilakukan vaksin gumboro melalui air minum.
pad yang dipasang pada ujung sisi kanan
dan kiri bangunan kandang.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 231


Caturto Priyo Nugroho

3. Pencahayaan Pada dasarnya penggunaan tempat


Pencahayaan yang optimal akan ransum di kandang closed house yaitu secara
mendorong anak ayam untuk selalu otomatis. Peralatan ransum dan air minum
mengonsumsi ransum dan air minum, serta otomatis dapat menghemat tempat sehingga
membantu dalam sekresi hormon tiroksin meningkatkan kepadatan (mampu mencapai 30
untuk mempercepat metabolisme tubuh anak kg/m2), sehingga jumlah panen ayam per tahun
ayam. Kebutuhan pencahayaan intensitasnya dapat meningkat. Di awal masa brooding,
antara 20 - 40 lux (Cobb Management Guide, tempat ransum otomatis ini harus diletakkan di
2016). lantai dan dikombinasikan dengan tempat
ransum anak ayam manual untuk memudahkan
4. Pengaturan Temperatur akses bagi anak ayam. Gambar 1 menunjukkan
Pengaturan temperatur pada masal awal brooding ayam broiler.
pemeliharaan 33 ͦ C dan dikurangi sejalan
dengan bertambah besarnya ayam. Adapun
recomendasi kebutuhan temperatur tertra pada
Tabel.1, sbb:
Tabel 1. Kebutuhan Temperatur Broiler
No Umur (hari) Suhu ( ͦ C )
1 01 - 07 34 - 32
2 08 - 14 29 - 27
3 15 - 21 26 - 25
Gambar 1. Brooding Broiler PPPPTK
4 21 - 28 24 - 23
Pertanian
5 29 - 34 23 - 21
Sumber: Manual Charoen Pophand 6. Penyakit
Indonesia, 2016 Penyakit yang sering menyerang ayam
broiler yaitu: tetelo, Gumboro, Ngorok, Berak
5. Persiapan Kedatangan Ayam Kapur, flu burung dan bakteri coli. Jika ayam
Sebelum memulai masa brooding (induk ada yang sakit secepatnya dipisah, karena
buatan), tentunya perlu mempersiapkan mudah menularkan kepada ayam lain melalui
kandang yang nyaman dan bersih sebelum kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang
pelaksanaan kedatangan anak ayam. dapat menyembuhkan untuk penyakit
Pembersihan kandang harus dilakukan secara disebabkan virus, maka lebih baik dilakukan
menyeluruh mulai dari pengeluaran litter dan pencegahan melalui vaksinasi dan program
kotoran ayam, pencucian kandang dan sanitasi yang baik. Untuk penyakit yang
peralatan hingga desinfeksi. Masa istirahat disebabkan oleh bakteri bisa diobati dengan
kandang tidak bisa dipersingkat minimal 2 antibiotik yang sesuai.
minggu setelah kandang bersih. Setelah
pembersihan dan istirahat kandang dilakukan, C. HASIL UJICOBA CLOSED HOUSE
tahapan selanjutnya yaitu pembuatan area Hasil penelitian terhadap pemeliharaan
brooder yang diawali dengan penyebaran litter ayam pedaging menggunakan kandang tertutup
atau sekam sesuai kebutuhan. Dianjurkan dan kandang terbuka, hasilnya dapat
ketebalan litter awal sekitar 7,5 – 10 cm (Cobb disimpulkan sebagai berikut. Pemeliharaan
Brooding Guide, 2016) dan tersebar secara ayam pedaging pada kandang tertutup pada
merata di area pembatas anak ayam. dapat menekan angka kematian menjadi
Pemasangan brooder ini dapat dimodifikasi kurang dari 3%, hal ini disebabkan karena
sehingga membentuk brooder memanjang kiri disamping sirkulasi udara yang masuk telah
dan kanan, bagian tengah untuk jalan disaring oleh celldect, dan suhu didalam
operasional dan posisi brooder harus tepat kandang tertutup stabil dan biosekuritas yang
dipasang searah yaitu mengarah ke exhaust fan dilakukan sangat ketat terhadap udara yang
belakang. Kemudian pembuatan sekat lengkap masuk kedalam kandang disamping
dengan pemasangan pemanas berbahan baku pembatasan terhadap anak kandang yang
gas LPG. masuk kedalam kandang. Kapasitas ayam
pedaging pada kandang tertutup dapat

232 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Meningkatkan Index Performance Budidaya Ayam Boiler…..

mencapai 17,24 ekor/m2 , dibanding dengan d. Pemasangan Pemanas


kandang terbuka hanya menampung ayam Pemanas yang digunakan adalah pemanas
pedaging 8,62 ekor/m2. Hal ini disebabkan super saver berbahan baku gas LPG.
temperatur kandang dapat dipertahankan 24ºC Penggunakan pemanas 1 unit untuk ayam
dan kelembaban 60-70 sehingga dalam 3.000 ekor. Pemanas digunakan selama 4
kandang sejuk dan nyaman buat ayam hari penuh, 6 hari pada malam hari saja.
pedaging. Akibat dari udara yang sejuk Umur 10 hari sampai panen umur 31 hari
menyebabkan ayam tidak gaduh, pertumbuhan tidak menggunakan pemanas.
ayam menjadi lebih cepat, dan pada umur 28- e. Pemasangan Tempat Pakan dan Minum
30 hari berat ayam dapat mencapai rata-rata Tempat minum menggunakan tipe gallon,
mencapai 1,5 kg, sedangkan pada kandang sedangkan tempat pakan menggunakan pan
terbuka dicapai pada umur 35-36 hari. Selain chicken feeder. Pemasangan tempat minum
itu pakan yang dikonsumsi dapat berkurang dan tempat pakan dilantai kandang.
hingga 10% untuk mencapai berat yang sama f. Mengisi Bak Air Pendingin
1,5 kg/ekor dibanding kandang terbuka. Bak air pendingin ada 2 disisi kanan dan
(VETERINARIA Vol. 5 No. 3 Nopember kiri. Bak ini perlu diisi air sebagai
2012) pendingin. Air ini akan dipompa secara
otomatis ke cooling pad, sehingga menjadi
BAB III uap.
METODOLOGI g. Mengecek Kipas, Cooling Pad
Kipas angin di cek fungsinya, dengan
1. Strain Ayam mengatur temptron (pengatur otomatis),
Strain ayam yang dipelihara adalah hal yang sama dilakukan pengecekan
Cobb, dengan populasi 3.060 ekor Day Old cooling pad apakah berfungsi atau tidak.
Chicken (DOC), 3.000 ekor dibeli dan 60 ekor
bonus. Performansi strain Cobb diuraikan 3. Pemeliharaan
sebagi berikut: pertumbuhannya seragam baik Pemeliharaan ayam broiler dilakukan
betina dan jantannya, performasi baik, biaya selama 31 hari dari tanggal 9 September sd
pakan rendah, biaya produksi daging rendah. 9 Oktober 2017, adapun kegiatan
Pada umur 28 hari mencapai berat badan 1.397 pemeliharaan diuraikan sbb:
gram, dan FCR 1,446 a. Pemberian Pakan dan Air Minum
Pemberian pakan dan air minum secara ad
2. Persiapan Kandang Brooding libitum (tidak dibatasi). Pakan yang
a. Sanitasi Kandang digunakan produk Tipe safir. Kandungan
Sanitasi kandang dilakukan dengan nutrisi pakan protein kasar 22% dan
menyemprot kandang dengan larutan air kandungan energy 3.200 kkal. (label pakan
dan desinfectan merek spektaral. BR1, Safir, Universal Feed, 2017). Air
Penyemprotan juga dilakukan disekitar minum ditambah kaporit dengan dosis 18
kandang bagian luar, kemudian gram per 1.000 liter air. Pada umur 1 sd 10
pembersihan sampah sekitar kandang. hari tempat minum menggunakan tempat
b. Penyekatan minum berbentuk gallon sedangkan tempat
Kandang disekat membujur dengan plastic pakan menggunakan nampan. Dari umur
biru, sepanjang kandang dengan posisi 11 – 31 hari tempat minum menggunakan
sebelum lokasi pemanas. Sekat ini tipe drip cup nipple, sedangkan tempat
bertujuan agar ayam tidak terkena angin pakan menggunakan outomatic pan
langsung. Pemasangan sekat pembatas dari feeding.
bambu pada dua sisi kandang, sekat ini
diperluas setiap minggu sejalan bertambah b. Vaksinasi
besarnya ayam Vaksinasi dilakukan pada hari ke 4
c. Penaburan Sekam pemeliharaan, dengan vansin live tetes
Penaburan sekam pada alas kandang mata ND-IB (New Castle Disease) –
setebal 3 cm. kemudian setiap minggu (Infectious Bronchitis) dan vaksin killed
ditambah sekam setebal ± 1 cm. Sekam ND-AI (New Castle disease) – (Avian
berfungsi untuk alas kandang yang bisa Influenza) suntik subcutan di leher bagian
menyerap air faeces ayam. atas. Pada hari ke 14 dilakukan vaksinasi

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 233


Caturto Priyo Nugroho

gumboro melalaui air minum. Ayam Gumboro, desinfektan spectaral, vitamin


dipuasakan selama 2 jam, kemudian diberi vita stress dan vita enterodine.
minum yang dicampur vaksin. i. Pemanenan
c. Pencahayaan dan Kecepatan Angin Panen pertama dilakukan tanggal 7
Hasil pengukuran kecepatan angin adalas Oktober 2017 pada umur 29 hari sebanyak
1,2 m per detik. Kandang merupakan 1920 ekor, dengan berat ayam 2.954,8 kg,
rancangan konsultan, pada waktu diukur sehingga berat rata-rata ayam 1,54 kg.
intensitas cahanya sebesar 12 lux. Panen kedua dilakukan tanggal 9 Oktober
d. Pengaturan Temperatur 2017, dengan umur 31 hari, jumlah ayam
Minggu pertama temperature diatur 32°C, 1.000 ekor dengan berat 1.639,6 kg, berarti
Minggu ke 2 diatur 30°C, Minggu ke 3 berat rata-rata 1,64 kg. Sisa ayam 42 ekor
diatur 28°C dan Minggu ke 4 diatur 26°C. dengan berat 74 kg, dan ayam afkir
e. Perluasan Sekat Kandang sebanyak 22 ekor dengan berat 23 kg.
Setiap minggu kandang diperluas dengan Penjualan ayam 4668, 4 kg x Rp 15.000 =
menggeservsekat kandang. Pada minggu Rp70.026.000,- Berat rata-rata ayam
ke 3, sekat kandang dilepas, artinya ayam adalah 1,576 kg/ekor.
menempati seluruh ruang kandang. j. Penanganan Limbah
f. Pemberian Obat dan Vitamin Bangkai ayam mati dikumpulkan dan
Pemberian vitamin merek vita chick dikubur didalam tanah. Kotoran ayam/litter
dilakukan pada hari ke 1 sd 4. Dosis sebanyak 120 karung dijual setalah ayam
pemberian 1 gram per liter air. Pada saat dipanen dengan harga 7000 perkarung,
pemberian vitamin, air tidak dicampur pembeli mengarungi sendiri.
kaporit. Pada hari ke 13 sebagian ayam
terserang bakteri coli, sehingga ayam
diberi obat merek collamox selama 3 hari BAB IV
berturut-turut, dengan dosis 1 gram per 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
liter air. Pemberian obat dan vitamin
melalui air minum. Berdasarkan data yang diperoleh selama
g. Pengaturan Pemanas, Kipas Dan pemeliharaan ayam dalam kandang closed
Cooling Pad house dapat dilakukan pembahasan sbb:
1) Minggu pertama: kipas yang disetel
untuk hidup satu kipas kecil dengan A. Meningkatkan Kepadatan Ayam
pengaturan suhu temptron 32°C, kipas Ukuran kandang panjang 20 m dan lebar 10
lainnya dan cooling pad dinonaktifkan. meter, atau luas kandang 200 m2. Kandang
Pemanas disetel pada suhu 37° C diisi ayam broiler sebanyak 3.060 ekor, atau
2) Minggu kedua : pemenas disetel pada rata-rata 1 meter persegi 15,3 ekor. Pada
suhu 35°C, kipas kecil 1 dan 2 disetel kandang terbuka umunya 1 meter persegi
pada suhu 32°C, kedua kipas besar dan dapat menampung 10 ekor ayam, jadi
cooling pad dinonaktifkan. kapasitas kandang meningkat 153%.
3) Minggu ketiga: dua kipas kecil disetel
hidup terus, kipas besar dan cooling B. Ayam Lebih Tenang, Segar Dan Nyaman
pad disetel pada suhu 28°C. Pemanas Udara yang tersedia di dalam kandang lebih
dinonaktifkan mulai hari ke 15. baik, udara selalu diganti dengan udara
4) Minggu ke 4: kedua kipas kecil segar dari luar kandang, gas amoniak juga
dihidupkan terus, kedua kipas besar di sedot keluar melalui penyedotan kipas.
dan cooling pad disetel pada suhu Temperature juga rendah sehingga ayam
26°C. merasa nyaman. Penyedotan udara
h. Recording memberikan efek pendinginan yang
Pencatatan (recording) berisi data: strain dirasakan ayam. Pada pengaturan suhu
ayam, jumlah ayam, tanggal, kematian 28°C, dengan kecepatan udara 1,2 meter per
ayam, pakan yang diberikan, vitamin, obat- detik, dan kelembaban 70%, maka suhu
obatan, desinfectan, sampling yang dirasakan ayam adalah 28°C – (2x1,2)
penimbangan ayam, pakan masuk-pakan = 25,6°C, kondisi tersebut akan
digunakan. Obat yang digunakan meningkatkan produktivitas dan
collamox, vaksin ND-IB, ND-AI dan pertumbuhan ayam

234 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Meningkatkan Index Performance Budidaya Ayam Boiler…..

atau ukuran terlalu kecil. Deplesi adalah


C. Ayam Tidak Terpengaruh Oleh jumlah ayam yang mati dan ayam afkir,
Perubahan Cuaca Lingkungan menurut dokter ternak 2012, nilai deplesi
Dalam kandang closed house temperatur maksimum 5%. Pada uji coba deplesi
dan kelembaban bisa kita kendalikan, diperoleh skor 3,17%, jadi relative rendah.
sehingga tidak banyak terpengaruh Feed Conversion Ratio (FCR)
temperatur diluar kandang. Disamping itu Berat ayam yang dipanen 4658, 4 kg,
kandang closed house menggunakan sedangkan pakan yang dihabiskan sebanyak
penerangan 24 jam, sehingga tidak 6.450 kg, jadi rasio konversi pakan (FCR) =
terpengaruh cuaca diluar kandang. 6450/4658,4 = 1,38. Angka FCR ini lebih
rendah dari kandang terbuka biasanya nilai
D. Mortalitas dan Deplesi FCR >1,5.
Sistem tertutup membantu menghindari
kontak biologi dengan organisme lain yang E. Pertumbuhan Ayam
dapat mempengaruhi kesehatan hewan. Jika berat badan hasil percobaan dibanding
Selain itu, ventilasi yang baik menjaga standar dari perusahaan cob, maka terlihat
ketersediaan udara yang bersih dan sehat ayam hasil percobaan beratnya diatas
bagi ternak. Mortalitas sebanyak 75 ekor standar cobb. Kecuali pada umur 31 hari,
setara 2,4% dari populasi angka ini lebih hal ini kemungkinan karena ayam dipanen 2
kecil disbanding pada kandang terbuka tahap sehingga stress dan beratnya
dimana kematian antara 3-5%. Pada akhir menurun. Data berat badan tertera pada
pemeliharaan dihitung ayam yang diafkir Tabel 2.
dan tidak bisa dijual karena cacat, sakit,

Table 2 Bobot badan standard hasil uji coba


Berat Standar Cobb Berat Hasil Percobaan
No Umur (Hari)
(Gram) (Gram)
1 7 170 180
2 14 430 460
3 21 843 900
4 28 1387 1410
5 31 1661 1638,6

F. Iklim Yang Nyaman Bagi Ternak G. Lingkugan Bebas-Stress Bagi Ternak.


Sistem closed house menyediakan suasana Stress dapat mempengaruhi perkembangan
yang kondusif untuk pertumbuhan hewan ayam. Berkurangnya kontak dengan
ternak anda. Pasalnya, panas dari luar manusia, hewan lain, maupun paparan
maupun yang terpancar dari tubuh ayam cahaya berintensitas tinggi dapat
dikeluarkan dengan cepat menggunakan meminimalkan resiko stress pada hewan
cooling system atau kipas angin, sehingga ternak. Pada closed house petugas akan
kelembaban di dalam ruangan tetap terjaga. sedikit kontak dengan ayam, juga cahaya
Hal ini terlihat dari perilaku ayam yang dari lampu dibuat stabil selama 24 jam,
hanya makan dan tidur, dan tidak terlihat artinya tidak terpengaruh sinar matahari
panting (megap-megap kepanasan) diluar kandang.

H. Index Performance (IP) atau IB (Index Broiler)


Index broiler yang baik skorenya diatas 300. Rumus index broiler sebagai berikut:
(100 – deplesi) x Rata2 Bobot Badan
= x 100
Rata-rata umur panen x FCR

Deplesi = 3,17%, Rata-rata berat badan ayam = 1,576 kg, Rata-rata umur panen 29,68 hari, FCR
= 1,38. Maka Index Performance =370. Index broiler 370 termasuk sangat baik, menurut

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 235


Caturto Priyo Nugroho

standar manual cobb umur 5 minggu index broilernya 323. Jadi hasil uji coba menunjukkan
bahwa IP nya lebih tinggi dari standar.

I. Perhitungan Keuangan
Perhitungan keuangan dilakukan terhadap penjualan dan biaya operasional. Adapun perhitungan
keuangan diuraikan pada Tabel 6. sebagai berikut:

Tabel 6. Perhitungan Keuangan Uji Coba Broiler


Pemasukan
No Uraian Pengeluaran (Rp)
(Rp)
1 DOC 13.500.000
2 Pakan 45.795.000
3 Vaksin, Vitamin, , Obat Desinfektan 2.128.270
4 Sekam 620.000
5 Tenaga Kerja 3.000.000
6 Gas 600.000
7 Penjualan Ayam 70.026.000
8 Total 70.026.000 65.643.270
9 Surplus 4.382. 730

Pada saat panen harga ayam murah yaitu selama periode pemeliharaan lebih rendah
Rp15.000 per kilogram berat hidup, dari standar yaitu sebesar 2,4% dari
sehingga margin bruto yang diperoleh juga populasi ayam.
kecil Rp4.232.730,-. Hal ini tertolong oleh
perfomansi broiler yang tinggi 370, dan 3. Pertumbuhan Ayam
mortalitas yang rendah 2,4%. Biaya listrik Pada uji coba diperoleh berat badan ayam
penyusutan kandang, peralatan dan air pada umur 29 hari 1.410 gram, berat ini
belum bisa dihitung karena tidak dipasang diatas berat standar referensi dari
meteran listrik dan air. perusahaan Cobb seberat 1.387 gram. Hasil
uji coba penulis pada bulan Juni, 2016, pada
umur 28 hari diperoleh berat broiler 1.310
BAB V gram pada pemeliharan dengan system
KESIMPULAN DAN SARAN kandang terbuka. Dapat disimpulkan pada
kandang tertutup ayam lebih besar
Dari kajian pemeliharaan ayam broiler dengan dibanding pada kandang terbuka.
kandang Closed House dapat disimpulkan
bahwa sbb: 4. FCR
1. Tingkat Kepadatan FCR kecil yaitu 1,38 dibanding FCR pada
Tingkat kepadatan atau stock density ayam pemeliharaan kandang terbuka diatas 1,5.
broiler pada kandang closed house Hasil uji coba pemeliharaan yang dilakukan
kapasitasnya lebih banyak dibanding penulis pada bulan juni 2016 pada kandang
kandang terbuka. Closed house dapat terbuka diperoleh FCR 1,54 (Nugroho C.P,
menampung 15 ekor ayam broiler sampai 2016). Dapat disimpulkan bahwa FCR
berat badan ayam 1,5 kg. Ada referensi kandang tertutup lebih baik dari kandang
menyarankan kepadatan 20 ekor per meter terbuka.
persegi, sehingga perlu dilakukan uji coba
di lain waktu untuk kepadatan tersebut. 5. Deplesi
Kematian 75 ekor ayam, sedangkan ayam
2. Kesehatan Ayam Lebih Baik yang diafkir 22 ekor. Sehingga deplesi
Pada kandang tertutup kesehatan ayam sebanyak 97 ekor, jika dipersentase 3,16%,
lebih baik, karena tidak ada hewan skor ini lebih rendah dari standar deplesi
pengganggu yang masuk kedalam kandang, maksimum sebesar 5% dari total populasi
dan biosekurity lebih baik. Kematian ayam ayam broiler. (Dokterternak.com, 2012)

236 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Meningkatkan Index Performance Budidaya Ayam Boiler…..

meningkatkan performansi ayam broiler


6. Bobot Dan Umur Rata-Rata menjadi sangat baik.
Bobot rata-rata uji coba pemeliharaan ayam
sebesar 1,576 kg. Umur rata-rata adalah Disamping kelebihan kandang broiler model
29,68 hari. closed house dibanding dengan kandang
terbuka (open House) juga terdapat beberapa
7. Index Performance/Index Broiler kekurangan yaitu biaya investasi kandang
Index performance hasil uji coba diperoleh mahal, dan membutuhkan tenaga listrik besar
skor sebesar 370, skor ini dapat untuk menggerakkan kipas angin dan lampu
diklasifikasikan sangat baik untuk index penerangan. Saran perlu pengkajian aspek
>300. Dapat disimpulkan pemeliharaan ekonomis terhadap penggunaan kandang
ayam broiler dengan kandang closed house closed house dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2012. Teknologi Kandang Tertutup (Closed House) terhadap Berat Badan, Mortalitas
dan Waktu Panen Ayam Pedaging Closed House Method To Influence of Body Weight,
Mortality Rate and Crop Periode in Broiler, VETERINARIA Vol. 5 No. 3 Nopember 2012,
Anonimus, 2012. Perhitungan Keberhasilan Ternak Broiler. Dokterternak.com
Anonimus, 2013. Waspadai Gas Berbahaya Dalam Kandang,Info Medion Edisi Juni 2013, down
load tanggal 27 Oktober 2017
Anonimus, 2015, “Menyelesaikan Masalah Amonia Di Kandang “info Medion Edisi Februari 2015
diunduh tanggal selasa 27 oktober 2017,
Anonimus, 2015. Modernisasi efisiensi dan produksi closed house.Danang Closed house web
Maret 2015. Down load 27 Oktober 2017
Anonimus, 2015. Tanggap Flu Burung Dimusim Hujan, Info medion, down load 27 Oktober 2017
Anonimus, 2016. Manual Charoen Pophand Indonesia download 27 Oktober 2017.
Anonimus, 2016. Cobb Management Guide. Down load 27 Oktober 2017
AnonimuS, 2017. CPIN Hibahkan Kandang Closed House ke 4 PTN, Industri Bisnis.com. down
Load tanggas 27 Oktober 2017.
Marteen De Gussem, 2017. Broiler Signals. Roodbont Publisher Bv, Netherland
Nugroho CP, 2016. Memacu Pertumbuhan Ayam Broiler Dengan Pakan Prestarter Dan Starter,
Penerbit: PT Azza Grafika, Yogyakarta

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 237


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

LABORATORIUM KEPEMIMPINAN PROYEK PERUBAHAN


PEMODELAN RESTORASI KOLEKSI MUSEUM NASIONAL
INDONESIA
Dian Novita Lestari
Kepala Seksi Perawatan Museum Nasional Indonesia
e-mail: dian.novitalestari11@gmail.com

Ali Sadikin
Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat Pegawai Kemendikbud
e-mail: alisadikin.bdg68@yahoo.com

ABSTRAK

Proyek perubahan merupakan suatu kegiatan pendekatan dari manajemen perubahan yang
meliputi sebuah proses sistematis yang menerapkan pengetahuan, sarana, dan sumberdaya yang
diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan , yaitu
menuju kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang terkena dampak perubahan
tersebut. Sesuai tujuan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV yang menyiapkan para Eselon IV atau
kepala seksi pada ruang lingkup perencaanan dan pelaksanaan , maka proyek perubahan yang
dilakukan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi kepala seksi perawatan Museum Nasional .
Tujuan kegiatan restorasi koleksi museum ini adalah untuk memperbaiki koleksi ke kondisi semula,
atau mendekati kondisi awalnya sehingga segala informasi yang terkandung dalam koleksi tersebut
dapat dinikmati dan dipahami seutuhnya oleh masyarakat luas hingga generasi yang akan datang.
Pelestarian tidak berhenti pada terpeliharanya suatu koleksi, namun juga diharapkan dapat memberi
pengetahuan dan pendidikan dalam hal pelestarian kepada masyarakat mengenai salah satu tugas dan
fungsi museum yaitu restorasi koleksi. Pemodelan restorasi koleksi museum yang dihasilkan terdiri
, a) penyusunan petunjuk teknis dan POS restorasi koleksi, b) penyusunan instrument pengumpulan
dan pengolahan data restorasi koleksi, c) identifikasi kebutuhan data/material untuk pelaksanaan
restorasi secara spesifik, d) pelaksanaan kerja restorasi koleksi sesuai POS dan petunjuk teknis, e)
pembuatan model restorasi untuk memberikan pemahaman ke publik mengenai tindakan restorasi.
Kata Kunci : Proyek Perubahan, Restorasi Koleksi , Pemodelan Restorasi Koleksi Museum

ABSTRACT

The change project is an approach to change management that includes a systematic process that
applies the knowledge, tools, and resources needed by the organization to shift from the present to
the desired conditions, to better performance and to manage the individuals affected by the change .
In accordance with the purpose of Leadership Training Level IV preparing the Echelon IV or head
section on the scope of planning and implementation, the project changes made on the scope of duties
and functions of section head of the National Museum care. The purpose of this museum collection
restoration activities is to improve the collection to the original condition, or near the initial
conditions so that all information contained in the collection can be enjoyed and understood
completely by the wider community until the next generation. Preservation does not stop at
maintaining a collection, but it is also expected to provide knowledge and education in terms of
preservation to the community regarding one of the tasks and functions of the museum is the
restoration of the collection. Modeling restoration of museum collections resulted in comprising, a)
preparation of technical guidelines and standard operating procedures (SOP) for collection
restoration, b) preparation of collection instruments and data collection restoration, c) identification
of data / material requirements for specific restoration implementation, d) implementation of
collection restoration work according to SOP and instructions technical, e) modeling of restorations
to provide public understanding of restoration measures.

Keywords: Project Change, Restoration Collection, Modeling Restoration Museum Collection

238 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

PENDAHULUAN menyampaikan informasi dan siginifikansinya


Latar Belakang kepada publik melalui kehadiran fisiknya
Pada awalnya pengelolaan museum tersebut. Pelestarian dan interpretasi koleksi
tradisional dititikberatkan pada koleksi yang adalah dua metode untuk mempertahankan nilai
merupakan jantung dari sebuah museum (object dari koleksi. Interpretasi koleksi digunakan
oriented). Namun pada awal 1970-an, terjadi untuk memberi makna koleksi agar dapat
perubahan besar dalam pendekatan konsep disampaikan kepada masyarakat, sedangkan
museologi atau yang disebut sebagai new pelestarian koleksi berguna untuk
museology. Dalam new museology, museum mempertahankan sumber daya fisik yang tidak
berangkat dari kebutuhan masyarakat yang tergantikan dan bermakna agar dapat digunakan
lebih menekankan pada peran sosial dari untuk mengirimkan ide dan konsep kepada
warisan budaya. Dengan demikian, perhatian publik.
museum berubah dari koleksi menjadi berfokus Museum Nasional, mencoba memaknai
kepada pengunjung dan pengelolaan menjadi perubahan yang ada dengan menuangkannya ke
lebih profesional dalam menyampaikan dalam visi dan misinya dengan berfokus pada
informasi, menyediakan pendidikan pelayanan masyarakat melalui koleksinya.
berkelanjutan, dan mendirikan standar cara Museum Nasional pada tahun 2015-2019
kerja museum (people oriented) (Mensch, memiliki visi yaitu “Museum Kebudayaan
2003:7). Pergeseran paradigma museum dari Indonesia bertaraf internasional melalui insan
tempat penyimpanan benda kuno menjadi suatu dan ekosistem yang berkarakter dengan
lembaga kebudayaan yang melayani dilandasi semangat gotong royong”.
masyarakat, menjadikan museum harus Dalam rangka mencapai visi ini, ada 5
mengakui bahwa tugas museum tidak lagi (lima) misi yang harus diemban oleh Museum
hanya menyimpan dan melestarikan koleksi Nasional, yaitu: 1) mewujudkan pengelolaan
museum tetapi juga memanfaatkan koleksi koleksi sesuai standar internasional, 2)
museum tersebut sebagai sumber informasi bagi mewujudkan pelayanan prima, 3) mewujudkan
publik. Museum sebagai sarana edukasi dan rekreasi, 4)
Berdasarkan ICOM Code of mewujudkan kajian pengembangan
Professional Ethics yang direvisi melalui the permuseuman yang berkualitas, 5) mewujudkan
21st General Assembly di Seoul (Korea), tata kelola yang baik dengan pelibatan publik.
museum didefinisikan sebagai sebuah lembaga Dari rumusan visi misi tersebut dapat dimaknai
yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, bahwa Museum Nasional Indonesia sebagai
yang melayani masyarakat dan museum tentang kebudayaan Indonesia akan
perkembangannya, terbuka untuk umum yang melakukan upaya-upaya untuk dapat
mengumpulkan, merawat, meneliti, menyampaikan informasi melalui koleksi yang
mengkomunikasikan, serta memamerkan dimiliki untuk menggambarkan bentuk-bentuk
tangible dan intangible manusia dan kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman dan
lingkungannya untuk tujuan pembelajaran, menggambarkan proses-proses yang
pendidikan, dan hiburan (ICOM, 2013:15). Dari menyebabkan kebudayaan Indonesia menjadi
definisi tersebut, museum tidak dapat seperti sekarang ini. Sebagai museum nasional,
melupakan tujuan utamanya yaitu melayani koleksi museum merupakan simbol dari
kepentingan masyarakat, menjadikan artefak kebudayaan nasional, pengetahuan, dan
dan pengetahuan yang tersedia di museum dapat kebanggaan dari setiap warga negara. Museum
dinikmati semua orang dengan cara melakukan Nasional Indonesia dibangun dan dirancang
pengumpulan, perawatan, penelitian, untuk menjadi museum yang bertaraf
komunikasi, dan pameran. internasional, sehingga museum ini harus
Pergeseran paradigma museum ini menerapkan standar internasional, baik
mengubah cara pandang terhadap koleksi mengenai pengelolaannya, sarana
museum yang kini tidak hanya dipandang lagi penunjangnya, maupun kualitas sumberdaya
dari kehadiran fisiknya semata, namun juga dari manusianya. Hal tersebut dapat dicapai melalui
segi intelektualnya (informasi dan signifikansi). pengembangaan insan dan ekosistem yang
Dari segi kehadiran fisiknya, koleksi dilihat berkarakter (integritas, kreatif dan inovatif,
sebagai sumber daya tak tergantikan, sedangkan inisiatif, pembelajar, menjunjung meristokrasi,
dari segi intelektual (isi) maka koleksi terlibat aktif dan tanpa pamrih) dengan dilandasi
diharapkan dapat menjadi sarana untuk semangat gotong royong agar masyarakat

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 239


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

terlibat aktif dalam pembangunan kebudayaan hancur yang dapat berakibat fatal yaitu
terutama meningkatkan kecintaan masyarakat hilangnya bukti penting warisan budaya
terhadap museum. manusia. Oleh karena itu poin ke-6 dalam
Sebagai bagian dari pelaksanaan misi rincian tugas seksi perawatan yaitu restorasi
pengelolaan koleksi sesuai standar koleksi merupakan hal yang harus dibenahi
internasional, maka Seksi Perawatan khususnya untuk mencegah hal lebih buruk terjadi pada
merupakan seksi yang bertanggung jawab koleksi museum yang tidak terganti. Untuk
terhadap pengelolaan koleksi berupa perawatan mengatasi hal tersebut, maka diperlukan
koleksi benda budaya berskala nasional di kegiatan restorasi koleksi yang rutin dan
Museum Nasional Indonesia yang secara berkesinambungan. Tujuan dari kegiatan
spesifik pada Permendikbud No. 37 Tahun 2016 restorasi koleksi museum ini adalah untuk
dijabarkan rincian tugas seksi perawatan yaitu, memperbaiki koleksi ke kondisi semula, atau
a) melakukan penyusunan program kerja Seksi, mendekati kondisi awalnya sehingga segala
b) melakukan pengkajian perawatan koleksi informasi yang terkandung dalam koleksi
Museum Nasional;, c) melakukan pembersihan tersebut dapat dinikmati dan dipahami
koleksi Museum Nasional, d) melakukan seutuhnya oleh masyarakat luas hingga generasi
perbaikan koleksi Museum Nasional, e) yang akan datang.
melakukan rekonstruksi koleksi Museum Selanjutnya, perubahan mendasar dari
Nasional, f) melakukan restorasi koleksi object-oriented ke people-oriented ikut
Museum Nasional, g) melakukan penyusunan berpengaruh juga pada konsep pelestarian
bahan layanan teknis di bidang perawatan koleksi. Pelestarian tidak berhenti pada
koleksi benda bernilai budaya berskala terpeliharanya suatu koleksi, namun juga
nasional, h) melakukan evaluasi pelaksanaan diharapkan dapat memberi pengetahuan dan
perawatan koleksi Museum Nasional, i) pendidikan dalam hal pelestarian kepada
melakukan penyimpanan dan pemeliharaan masyarakat. Sehingga pada proyek perubahan
dokumen Seksi; dan, j) melakukan penyusunan ini akan memanfaatkan kegiatan restorasi
laporan Seksi. koleksi untuk memberikan pemahaman dan
Jumlah koleksi Museum Nasional yang pengetahuan kepada masyarakat mengenai
mencapai 143.789 koleksi, membuat salah satu tugas dan fungsi museum yaitu
mendesaknya optimalisasi pelaksanaan restorasi koleksi.
kegiatan restorasi. Untuk melakukan kegiatan Di bawah naungan Kementerian
restorasi diperlukan waktu yang lebih lama, Pendidikan dan Kebudayaan, idealnya museum
proses yang lebih kompleks, pengetahuan yang ditempatkan sebagai pusat ilmu pengetahuan
lebih spesifik, anggaran yang lebih besar, dan edukasi publik. Sudah selayaknya
dibandingkan dengan kegiatan konservasi atau menjadikan museum sebagai kebutuhan
pembersihan harian sehingga saat ini kegiatan masyarakat untuk mencerdaskan bangsa,
restorasi belum menjadi prioritas kegiatan di membentuk kepribadian bangsa, mewujudkan
Museum Nasional Indonesia. Pada tahun 2016, ketahanan nasional, dan memberikan wawasan
jumlah koleksi yang di restorasi berjumlah 13 Nusantara. Dengan perubahan orientasi kepada
koleksi dari total 20.000 koleksi yang dilakukan masyarakat, maka museum akan memiliki
konservasi pada tahun yang sama, hal ini keterbukaan terhadap publik dan bukan lagi
menunjukan bahwa kegiatan restorasi belum sebagai lembaga yang eksklusif.
menjadi prioritas di Museum Nasional. Padahal Berdasarkan analisis APKL (Aktual,
melihat signifikansi dari kegiatan ini dalam Problematik, Kekhalayakan, Layak) dan USG
mempertahankan kelestarian koleksi museum (Urgency, Seriousness, Growth) yang dilakukan
yang tidak terganti, hal ini dapat menjadi pada beberapa isu utama yang dihadapi terkait
indikator yang buruk bagi nasib koleksi dengan tugas dan fungsi seksi perawatan, maka
museum kedepannya. diperoleh masalah utama yaitu masih sedikitnya
Kerusakan koleksi berupa hilangnya koleksi museum yang dapat direstorasi setiap
bagian koleksi menjadikan koleksi tersebut tahunnya. Kemudian dari masalah utama
tidak dapat menjalankan fungsinya untuk tersebut dilakukan analisis USG kembali
menyampaikan informasi kepada masyarakat sehingga diperoleh masalah pokok yaitu belum
secara utuh. Lebih jauh lagi, koleksi yang rusak optimalnya pelaksanaan kegiatan restorasi yang
dan tidak ditangani dengan baik akan dilakukan.
memperparah kondisinya menjadi semakin

240 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

Tujuan dan Manfaat Perubahan pemanfaatannya saat ini dan di masa depan.
Tujuan umum yang ingin dicapai oleh Setiap intervensi yang dilakukan harus
penulis dalam proyek perubahan ini adalah menghormati integritas, estetika sejarah dan
teredukasinya masyarakat mengenai kegiatan kekayaan fisik budaya. Ini prinsip yang
dibalik layar restorasi koleksi museum melalui mendasari praktek kerja restorasi. Dalam
penyampaian model restorasi koleksi dengan pelaksanaannya harus menggunakan teknik dan
metode yang tepat, efisien, dan efektif. Proyek bahan yang terbaik, intervensi yang dilakukan
perubahan ini diharapkan dapat bermanfaat baik harus minimal, reversible dan tidak
secara internal maupun eksternal. Manfaat yang membahayakan sifat sejati obyek, dan tidak
diperoleh dari proyek ini adalah: akan menghalangi perbaikan pada masa depan.
a. Internal Pada proyek perubahan ini, optimalisasi
• Mewujudkan sistem pengelolaan koleksi kegiatan restorasi berupa penyusunan metode
khususnya restorasi koleksi yang tepat dan kerja yang mencakup Penyusunan Petunjuk
dapat dipertanggungjawabkan, Teknis, Prosedur Operasional Standar (POS),
• Melestarikan koleksi museum dari dan Lembar intrumen pengumpulan dan
kerusakan lebih lanjut, pengolah data. Selanjutnya metode kerja
• Membantu memberikan kejelasan akan tersebut digunakan sebagai acuan dalam
informasi koleksi yang ingin digali dan pelaksanaan tindakan restorasi. Dengan metode
disampaikan oleh kurator dan edukator, kerja yang terarah dan terstruktur diharapkan
• Membantu museum untuk memberikan kegiatan restorasi dapat berjalan optimal.
kesadaran kepada masyarakat akan Dalam jangka panjang, kegiatan
pentingnya pelestarian warisan budaya restorasi ini juga akan memasukan unsur
bangsa sehingga mendorong masyarakat pelibatan publik pada prosesnya. Ini juga sesuai
untuk berkontribusi pada museum. dengan misi Museum Nasional yaitu
mewujudkan tata kelola yang baik dengan
b. Eksternal pelibatan publik. Sehingga nantinya kegiatan
• Tersampaikannya informasi koleksi restorasi tidak hanya memberikan pemahaman
museum secara utuh sehingga pengetahuan terhadap arti penting warisan budaya namun
yang tersedia dari artefak tersebut dapat juga memberikan pengalaman kepada
dipahami dan dinikmati semua orang hingga pengunjung, menyentuh sendi-sendi kehidupan
generasi yang akan datang, masyarakat dengan memberikan manfaat dalam
• Meningkatkan pemahaman masyarakat kehidupan sehari-hari masyarakat, serta
terhadap standar kerja museum dan mengembangkan hobi/kesukaan.
menghadirkan kepedulian masyarakat akan Mengingat keterbatasan waktu dalam
koleksi museum, proyek perubahan ini (2 bulan), maka ruang
lingkup penulisan ini penulis batasi hanya
• Menjadi rujukan untuk institusi/museum lain
sampai pada mewujudkan pemodelan restorasi
baik mengenai metode restorasi yang tepat
koleksi museum dengan menampilkan kegiatan
maupun mengenai penggunaan model
restorasi untuk memberikan pemahaman restorasi sesuai metode yang tepat, efisien, dan
terhadap tugas dan fungsi museum. efektif. Untuk mencapai hal itu tahapan-tahapan
atau milestone yang dilakukan adalah:
a. Penyusunan petunjuk teknis dan POS
Ruang Lingkup Perubahan
restorasi koleksi,
Sesuai tujuan Diklat Kepemimpinan
Tingkat IV yang menyiapkan para Eselon IV b. Penyusunan instrument pengumpulan dan
atau kepala seksi pada ruang lingkup pengolahan data restorasi koleksi,
perencaanan dan pelaksanaan, maka proyek c. Identifikasi kebutuhan data/material untuk
perubahan yang dilakukan pada lingkup tugas pelaksanaan restorasi secara spesifik,
dan fungsi kepala seksi perawatan Museum d. Pelaksanaan kerja restorasi koleksi sesuai
Nasional. Proyek perubahan yang POS dan petunjuk teknis
diimplementasikan pada pengoptimalisasian e. Pembuatan model restorasi untuk
memberikan pemahaman ke publik
kegiatan restorasi koleksi melalui
mengenai tindakan restorasi.
penyempurnaan metode yang digunakan.
Restorasi merupakan proses perpanjangan
kehidupan kekayaan budaya untuk

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 241


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

B. KAJIAN LITERATUR DAN akan dibuat. Oleh karena itu pada awalnya akan
PEMBAHASAN KAJIAN dibutuhkan peran dari project leader untuk
LITERATUR melakukan koordinasi dan komunikasi serta
memberikan penjelasan mengenai proyek ini
Proyek Perubahan secara lengkap kepada stakeholder untuk
memperoleh respon positif. Dengan komunikasi
Proyek perubahan merupakan suatu yang baik dan pemahaman akan pengaruh dan
bagian kegiatan dari sebuah manajemen kepentingan terkait tugas dan fungsi masing-
perubahan yang dilandasi oleh tuntutan masing maka tanggapan pemangku kepentingan
perubahan pada organisasi, yang harus di lingkungan Museum Nasional mayoritas
didukung oleh pemimpin sebagai dukungan diharapkan dapat mendukung proyek perubahan
nyata dari perubahan. Menurut Lembaga ini. Dukungan tersebut karena kegiatan ini
Adminstrasi Negara dalam Nugroho, R (2013) selain akan memberikan manfaat dalam
pada bukunya “ Change Management untuk pekerjaan pengelolaan koleksi tetapi juga akan
Birokrasi “bahwa manajemen perubahan adalah memberikan perbedaan dalam cara-cara
sebuah pendekatan proaktif untuk memahami memanfaatkan pekerjaan dalam pengelolaan
bagaimana seharusnya perubahan dilaksanakan koleksi menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
dalam sebuah organisasi. Pendekatan atau masyarakat.
metode, atau strategi tersebut tidak berkenan Selain itu yang menjadi titik inovasi
dengan langkah adaptif, tetapi lebih jauh pada proyek perubahan ini adalah pemanfataan
menemukan kebutuhan-kebutuhan dalam hasil dokumentasi kegiatan restorasi koleksi
organisasi. Berdasarkan Permenpan RB nomor sebagai sarana edukasi pengunjung mengenai
10 tahun 2011, manajemen perubahan adalah restorasi koleksi melalui Pemodelan Restorasi
sebuah proses sistematis yang menerapkan Koleksi Museum dalam bentuk video. Proses
pengetahuan, sarana, dan sumberdaya yang kerja pengelola koleksi museum yang
diperlukan organisasi untuk bergeser dari sebelumnya hanya pekerjaan di balik layar
kondisi sekarang menuju kondisi yang tampaknya perlu juga untuk diketahui
diinginkan, yaitu menuju kinerja yang lebih masyarakat. Banyak tahapan kegiatan
baik dan untuk mengelola individu yang terkena pelestarian koleksi dapat menjadi pengalaman
dampak perubahan tersebut.“ unik bagi masyarakat misalnya pembersihan
Dari segi skala perubahan menurut artefak, penelitian dengan mikroskop, proses
Kasali (2005) dalam Hora Tjitra, Hana restorasi artefak dan sebagainya. Tindakan
Panggabean, Julian Murniati (2013 : 35) , konservasi terhadap objek dapat dijadikan
perubahan biasanya dibedakan atas perubahan pengalaman dan pengetahuan untuk
strategis dan perubahan operasional, sedangkan pengunjung, hal ini diharapkan dapat membuat
jenis-jenis perubahan berdasarkan antipasi pengunjung peduli dan menghargai koleksi
waktunya Black&Gregersen membagi jenis museum. Dengan keterbukaan museum untuk
perubahan kedalam tiga jenis, yakni perubahan publik diharapkan akan menghadirkan perasaan
antisipatif (anticipatory change), perubahan memiliki dan memahami museum dan
reaktif (reactive change) , perubahan krisis ( selanjutnya akan memacu masyarakat untuk
crisis change). dapat ikut serta memberikan kontribusinya
Dari berbagai kajian tersebut, maka dalam segala kegiatan museum terutama dalam
proyek perubahan merupakan suatu kegiatan pelestarian warisan budaya.
sebagai pendekatan dari manajemen perubahan
yang meliputi sebuah proses sistematis yang
menerapkan pengetahuan, sarana, dan Restorasi Koleksi Museum
sumberdaya yang diperlukan organisasi untuk
bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi Berbicara restorasi koleksi, tentunya
yang diinginkan , yaitu menuju kinerja yang lebih mudah diawali dengan pemahaman
lebih baik dan untuk mengelola individu yang mengenai istilah yang lebih umum yaitu
terkena dampak perubahan tersebut. konservasi. Konservasi dapat didefinisikan
Proyek perubahan pemodelan restorasi secara umum sebagai semua cara yang
merupakan suatu inovasi baru yang belum dilakukan untuk mempertahankan keaslian dan
pernah dilakukan sebelumnya khususnya kodrat sejati suatu obyek. Yang dimaksud dari
mengenai pemodelan restorasi koleksi yang kodrat sejati adalah bukti asalnya, konstitusi

242 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

aslinya, komposisi bahannya, dan informasi Restorasi akan dilakukan dengan


yang meliputi tujuan pembuatan dan teknologi menggunakan teknik dan bahan yang
yang digunakan dalam pembuatannya. Jadi, reversible sehingga material dapat dilepas
dalam melakukan tindakan konservasi mungkin di lain waktu dengan efek merugikan yang
dapat mengubah penampilan koleksi, namun minimal. Restorasi koleksi terkait dengan
kodrat sebenarnya koleksi tidak boleh diubah. keahlian dari restorator dalam merestorasi,
Dalam usaha konservasi koleksi museum tidak semua restorator mempunyai keahlian
tersebut, secara umum terbagi menjadi 2 (dua) yang sangat tinggi dan akan selalu ada
aktivitas yaitu tindakan konservasi preventif seseorang yang bisa melakukannya lebih
(pencegahan) dan tindakan konservasi kuratif baik lagi. Semua penambahan, penambalan,
(pengobatan). Tindakan konservasi preventif dan sedikit perbaikan sebaiknya dapat
merupakan tindakan pencegahan kerusakan dihilangkan dengan mudah tanpa
koleksi atau meminimalisasi terjadinya membahayakan koleksi.
kerusakan koleksi melalui tindakah Seberapa reversibel teknik tentu
menghindari, menghalangi, atau tergantung dari keahlian restorator dan
meminimalisasi agen penyebab deteriorasi. beberapa metode untuk mengembalikan
Melalui tindakan ini, kita dapat membatasi tidak selalu dapat diaplikasikan.
kerusakan yang tidak terlihat yang terjadi setiap Bagaimanapun, restorator/konservator
harinya, namun dapat menjadi parah karena tidak boleh mengerjakan sesuatu yang
menjadi kerusakan yang bersifat akumulatif membutuhkan keahlian lebih dari yang dia
sepanjang waktu. Selain itu konservasi miliki. Jika restorator/konservator tidak
preventif juga dapat menghindari bahaya yang dapat membalikkan proses tanpa
terjadi secara tiba-tiba. Namun kenyataannya, menyebabkan kerusakan, maka sebaiknya
begitu banyak koleksi museum yang rusak tidak mengerjakannya.
sebelum sempat dilakukan pencegahan, b) Pengujian ilmiah (Scientific Examination)
sehingga tindakan konservasi kuratif perlu Pengujian ilmiah sangat diperlukan
dilakukan. Tindakan konservasi kuratif untuk mengetahui sifat bahan maupun
diantaranya mencakup tindakan penghilangan kerusakan yang terjadi. Namun terdapat
penyakit pada koleksi seprti noda, karat, jamur, beberapa tindakan restorasi yang dapat
serta tindakan restorasi koleksi. menghalangi keakuratan dari hasil
Dalam NPS Museum Handbook Part I pengujian ilmiah. Contoh tindakan yang
Chapter 3, Restorasi merupakan tindakan dapat mengurangi keakuratan tersebut
interventif yang dilakukan untuk diantaranya pemasangan logam, baut,
mengembalikan koleksi sedekat mungkin peniti, dimana untuk menghilangkan benda
dengan penampilan awal atau asli dengan tersebut atau membuat perbaikan dari
membuang penambahan dan penambahan koleksi museum akan berpotensi merusak
lainnya dan atau menggantikan unsur yang bukti metode pembuatan atau umur koleksi.
hilang (1999: 20). Dalam artkel The Ethics of Penggabungan kayu baik disengaja atau
Conservations pada buku Care of Collection, tidak disengaja dengan lem atau konsolidan
tahap pertama dalam restorasi koleksi yang mungkin menyebabkan bahan non-asli akan
sering dilakukan adalah membuang tambahan termasuk dalam sampel untuk pengujian
atau restorasi lama. Kotoran seperti debu yang karbon-14. Penanggalan lingkar pohon
menempel, akumulasi patina, bekas restorasi dapat dikacaukan jika kayu yang lebih lama
lama yang tidak sesuai dapat dibuang terlebih atau baru dimasukan di dalam restorasi dan
dahulu. Kemudian tahap kedua adalah tidak ada usaha untuk membedakannya
mengganti bagian yang hilang dan sebagai hasil restorasi. Oleh karena itu
menambahkan bahan baru (Ashley-Smith, dalam melakukan restorasi harus
2005: 18). mempertimbangakn aspek pengujian ilmiah
Dalam melakukan restorasi koleksi, ini.
diperlukan etika-etika yang harus diikuti untuk c) Penghapusan Bahan-bahan Tambahan
menghindari terjadinya penyimpangan. Berikut pada Koleksi (Removal of Accretions)
ini etika konservasi menurut Jonathan Ashley- Tahap pertama dari restorasi adalah
Smith dalam artikel The Ethics of Conservation pengangkatan bahan-bahan restorasi yang
pada Buku Care of Collection (2005: 17-21): sebelumnya, selanjutnya tahap kedua
a) Reversibilitas (Reversibility) adalah penggantian bagian yang hilang dan

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 243


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

penambahan bahan baru. Banyak hal yang terbaru, dan mungkin yang dapat
dapat dihapus tanpa merubah sifat asli dihilangkan menurut restorator.
objek. Kotoran, akumulasi lilin (sering g) Mode dalam Etika (Fashion in Ethics)
disebut patina), bekas restorasi yang rusak, Jika tujuan restorasi adalah
tidak sesuai aslinya atau spekulatif, dapat mengembalikan suatu benda sehingga bisa
dihapus dilihat, atau bahkan digunakan dalam
d) Bukti sebagai petunjuk restorasi konsep aslinya dan keindahan asli dengan
(Evidence to Guide Restoration) akurasi sejarah yang lengkap maka proses
Kunci dari restorasi adalah kualitas restorasi tidak disarankan untuk mengikuti
bukti. Bukti yang terbaik berasal dari mode. Konservasi tidak dapat menjadi
koleksi itu sendiri; kesimetrisan dan subjek mode. Mode menyarankan fluktuasi,
pengulangan yang jelas, dengan pengujian siklus, nilai suatu masa akan kembali lagi ke
ilmiah dari fragmen cat, analisis cat, dan periode yang sangat berbeda. Mode dapat
pernis dapat menjadi bukti primer. Opini menjauhkan konservasi dari nilai-nilai
kurator dan sejarawan seni sebaiknya tidak pelestarian yang akan menghilangkan bukti
begitu saja diterima hanya dikarenakan sifat asli benda-benda bersejarah Ini adalah
kemasyuran ahli. Restorator adalah orang proses ireversibel yang membuat tidak
yang mengubah fisik koleksi dan sebaiknya adanya kesempatan kembali ke keadaan
menilai kualitas bukti yang diberikan semula.
kepadanya.
e) Penggunaan bahan asli (Use of Original
Materials) HASIL PROYEK PERUBAHAN
Penggantian dapat menggunakan
bahan asli atau pengganti modern. Menyusun Petunjuk Teknis dan POS
Contohnya untuk bahan pengganti seperti Restorasi Koleksi
gading dapat digantikan dengan plastik a. Mengumpulkan Referensi
putih; ukiran yang hilang dapat diukir ulang Tahapan ini merupakan tahapan penting
atau digantikan dengan cetakan atau yang harus dilalui agar petunjuk teknis yang
dekorasi utuh. Penggantian bagian yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.
hilang seharusnya tidak membuang bahan Tidak cukup hanya berbekal pengalaman
asli atau secara realistis hanya sedikit sekali dan pengetahuan yang dimiliki project
membuang bahan asli. Penggantian leader atau tim, namun juga keberadaan
dekorasi yang hilang seharusnya tidak referensi yang lebih lengkap dapat
mengaburkan yang asli, begitu juga semua memperkaya petunjuk teknis yang
retouch di lukisan tidak akan mengubah cat dihasilkan. Referensi yang dipilih oleh
yang asli. Yang asli seharusnya tidak project leader berasal dari artikel, buku,
digabung untuk menyamakan dengan website yang berkaitan dengan konservasi.
perbaikan. Dalam tahapan ini project leader
f) Dokumentasi (Documentation) menugaskan anggota tim perancang metode
Dokumentasi baik mengenai kerja untuk mempelajari, membuat
metode maupun bahan yang digunakan rangkuman dari referensi yang telah dipilih.
dalam konservasi sangat penting untuk Hal ini bertujuan untuk menambah
dilakukan. Dokumentasi ini dapat pengetahuan anggota tim dalam menyusun
digunakan sebagai bahan pembelajaran dan petunjuk teknis. Untuk anggota tim yang
informasi seorang konservator. Dengan memiliki keterbatasan dalam membaca
dokumentasi konservator dapat menilai referensi berbahasa Inggris juga tetap dapat
efisiensi sebuah bahan dan dapat menuangkan pengetahuannya untuk
membedakan bahan yang asli dan hasil menyusun petunjuk teknis.
restorasi. Restorator tidak dapat menilai Untuk menyusun POS Restorasi
efisiensi jangka panjang bahan baru jika koleksi, referensi berupa format POS
tidak ada rekaman kapan bahan pertama standar yang berlaku di Museum Nasional.
kali digunakan. Tidak ada bukti yang lebih Untuk hal ini, project leader berkoordinasi
baik dari yang benda aslinya, sehingga dengan Bagian Tata Usaha khususnya Sub
perlunya dokumentasi mengenai apa saja Bagian Tata Laksana.
perubahan yang ada, apa saja tambahan

244 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

b. Membuat draft petunjuk teknis dan POS yang dibutuhkan (detail peralatan dan bahan
Tahapan selanjutnya adalah membuat yang digunakan selama proses restorasi
draft petunjuk teknis dan POS berdasarkan koleksi), 3) Tindakan restorasi Tahapan-
hasil diskusi antara tim perancang metode tahapan pelaksanaan restorasi koleksi
kerja dan project leader. Berbekal disertai ilustrasi gambar bila perlu untuk
pemahaman mengenai literature dan juga memperjelas langkah yang dilakukan), 4)
pengalaman yang dimiliki, tersusunlah draft Foto (Sebelum restorasi, selamaproses
petunjuk teknis dan POS yang sesuai restorasi, dan setelah restorasi sehingga
dengan yang dibutuhkan sebagai pedoman dapat terlihat perubahan akibat tindakan ini,
dalam pelaksanaan kegiatan restorasi 5) Pegawai yang bertugas. Informasi ini
koleksi. diperlukan jika terjadi kemungkinan
ketidakjelasan informasi yang ada
c. Review dan revisi petunjuk teknis sebelumnya sehingga dapat diklarifikasi
Draft petunjuk teknis dan POS yang kepada petugas yang melakukan restorasi.
telah dibuat oleh tim perancang metode b. Mencetak format instrumen
kerja di review oleh mentor. Mentor Setelah format instrument pengolah
memberikan masukan mengenai beberapa data tersusun selanjutnya dilakukan
hal terkait penulisan dan juga substansi. pencetakan. Untuk lembar rencana restorasi
koleksi, dalam 1 lembar dapat memuat
d. Mencetak petunjuk teknis dan POS restorasi beberapa koleksi, namun untuk lembar
koleksi restorasi koleksi dalam 1 form hanya dapat
Buku petunjuk teknis dan POS koleksi diisi oleh 1 koleksi. Misalkan terdapat 30
ini di cetak untuk digunakan sebagai acuan koleksi yang direstorasi, berarti
kerja Restorasi Koleksi. Buku petunjuk menghasilkan 30 lembar restorasi koleksi
teknis ini sah digunakan setelah mendapat yang terpisah.
persetujuan dari Kepala Bidang Perawatan
dan Pengawetan dan juga Kepala Museum Menyiapkan Kebutuhan data/material
Nasional. Bukti persetujuan ini terdapat untuk Pelaksanaan Restorasi Secara Spesifik
pada BAB Penutup untuk Petunjuk Teknis a. Meminta daftar koleksi yang
dan pada BAB II untuk POS. direkomendasikan untuk di restorasi
Kegiatan ini berisi koordinasi dengan
Menyusun Instrumen Pengumpulan dan Seksi Observasi di Bidang Perawatan dan
Pengolahan Data Restorasi Koleksi Pengawetan. Koordinasi telah dilakukan
a. Menyusun format instrument pada saat rapat tim kerja dimana dengan
Setelah diadakan diskusi dengan pihak pertimbangan tertentu koleksi yang akan
terkait dan melakukan mengidentifikasi dilakukan restorasi pada proyek perubahan
kebutuhan format instrument untuk ini adalah koleksi wayang golek. Data yang
Restorasi Koleksi, selanjutnya disusunlah ada berupa daftar observasi awal kondisi
draft instrument tersebut yaitu: 1) Lembar koleksi wayang golek dengan dilengkapi
Rencana Restorasi Koleksi berisi antara foto. Setelah mendapatkan data kondisi
lain: a) lokasi asal koleksi, b) tanggal koleksi, kemudian data tersebut dikirimkan
pelaksanaan, c) nama koleksi, d) nomor ke narasumber melalui email sebagai
inventaris, e) bahan koleksi, f) deskripsi gambaran awal bagi narasumber.
fisik koleksi, g) kondisi koleksi, dan h) b. Memilih koleksi dari daftar prioritas
rencana metode restorasi yang akan Sebanyak 100 koleksi wayang golek
dilakukan mencakup metode, alat dan direncanakan akan direstorasi tahun 2017
bahan. 2) Lembar Restorasi Koleksi berisi ini, namun untuk jangka waktu 2 bulan ini
antara lain: a) informasi umum koleksi: akan ditargetkan koleksi yang direstorasi
tanggal pelaksanaan, nama koleksi, no sebanyak 30 koleksi terlebih dahulu.
inventaris, bahan, lokasi simpan koleksi, Pemilihan ini dilakukan secara random
ukuran, b) deskripsi koleksi (uraian fisik karena secara merata kondisi koleksi hampir
koleksi secara mendetail, kondisi koleksi sama, dan 100 koleksi tetap menjadi target
saat akan dilakukan restorasi, informasi koleksi yang akan direstorasi tahun ini.
tindakan perawatan atau restorasi yang c. Membahas kebutuhan data/material yang
dilakukan sebelumnya), c) alat dan bahan spesifik dengan narasumber

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 245


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

Pada kegiatan ini diawali dengan sama. Dan untuk kostum lama akan tetap
mendengarkan penjelasan narasumber disimpan oleh museum.
mengenai kondisi fisik wayang golek yang e. Menyusun hasil identifikasi
akan di restorasi. Berdasarkan bentuk fisik Dalam melakukan identifikasi bahan
wayang (ukiran dan anatominya), restorasi yang dibutuhkan, tim kerja
narasumber berpendapat bahwa wayang menuangkannya kedalam isian Lembar
tersebut adalah berjenis wayang golek Rencana Restorasi Koleksi. Pada lembar
cepak yang berasal dari Cirebon. tersebut, nama wayang, nomor inventaris,
Narasumber juga menjelaskan bahan-bahan bahan koleksi, deskripsi fisik koleksi,
yang digunakan untuk pembuatan wayang kerusakan yang ada, hingga rencana metode
tersebut. Pada tahapan ini Project leader restorasi yang akan dilakukan serta foto
memberikan penjelasan mengenai prinsip koleksi tertulis secara lengkap. Nantinya
restorasi yang harus dipenuhi untuk menjadi Lembar Rencana Restorasi ini akan menjadi
batasan dalam melakukan tindakan acuan dalam pelaksanaan restorasi dan
restorasi. Berdasarkan hasil pengamatan mempermudah dalam menginventarisir
secara umum dapat dilihat bahwa kerusakan bahan restorasi yang dibutuhkan.
terparah pada koleksi wayang ini adalah f. Menyiapkan data/material yang dibutuhkan
pada bagian kostum dan tali pengikat Dokumen yang dibutuhkan mencakup
wayang. Kemudian selanjutnya project Lembar rencana restorasi koleksi yang
leader mengarahkan tim kerja untuk sudah terisi, Referensi terkait koleksi yang
mengidentifikasi bahan restorasi yang spesifik, Lembar restorasi koleksi yang
dibutuhkan dengan melakukan dokumentasi belum terisi. Sedangkan material yang
terhadap detail kostum berupa warna, motif, diperlukan yaitu bahan restorasi koleksi.
ukuran, dan aksesoris yang menghiasinya. Project leader memutuskan agar
Tim kerja bekerja dengan bimbingan narasumber yang mencari bahan restorasi
narasumber dan konsultasi dengan project karena latar belakang narasumber yang
leader serta mentor selama proses restorasi merupakan pengrajin wayang sehingga akan
berlangsung. lebih tepat dan sesuai jika narasumber yang
d. Mencari referensi/literratur terkait koleksi menyediakan bahan tersebut.
spesifik
Sebelum melakukan restorasi, Melaksanakan Kerja Restorasi Koleksi
informasi mengenai apakah terdapat makna sesuai POS dan Petunjuk Teknis
dari motif atau bentuk pakaian yang a. Mendengar arahan dari narasumber
digunakan pada setiap wayang sangat Pada tahapan ini narasumber
diperlukan. Hal ini bermanfaat karena menjelaskan tentang proses pencarian bahan
mayoritas kerusakan terdapat pada bagian yang dilakukan dan bahan yang diperoleh.
kostum wayang. Menurut narasumber, Kemudian Project leader bersama mentor
bagian kostum wayang tersebut tidak terkait dan tim kerja melakukan pengecekan
dengan tokoh wayang yang terhadap bahan restorasi terutama mengenai
menggunakannya, dan pada wayang- kecocokan motif dan warna kain batik.
wayang cepak bisa berbeda-beda motifnya, Mayoritas kain yang disediakan oleh
sehingga penggantian terhadap kostum narasumber memiliki kesesuaian dengan
wayang tidak menjadi masalah. Dalam kain asal, namun terdapat 3 kain yang dirasa
pencarian informasi mengenai wayang kurang cocok dengan kain semula. Untuk
golek ini project leader melakukan hal ini, mentor dan project leader
koordinasi dengan Bidang Pengkajian dan memutuskan untuk menunda melakukan
Pengumpulan, namun masih sangat restorasi terhadap 3 koleksi hingga
terbatasnya informasi yang diperoleh. menemukan motif dan warna yang mirip
Dalam diskusi antara mentor, project leader aslinya. Hal ini bertujuan untuk
serta Bidang Pengkajian dan Pengumpulan, mempertahankan prinsip restorasi yang
pada akhirnya diputuskan bahwa dalam dilakukan.
restorasi kostum wayang akan tetap mencari b. Melakukan dokumentasi sebelum, proses,
motif dan warna yang mirip dengan kostum dan selama restorasi koleksi
awalnya meskipun tidak akan bisa persis Dokumentasi berupa laporan tertulis,
foto dan video. Hasil dokumentasi menjadi

246 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

informasi tentang kondisi objek, seperti telah dibuat. Pengawasan ini dilakukan
bagaimana keadaan aslinya, apakah bahan setiap harinya, karena hasil restorasi
aslinya, manakah yang merupakan restorasi tidak hanya dapat dinilai dari hasil yang
lama, bagaimana proses restorasi yang diperoleh namun juga dari sejak
dilakukan, serta bahan dan metode yang perencanaan dan prosesnya. Setiap
digunakan. Hasil dokumentasi berfungsi koleksi bersifat spesifik baik bahannya,
sebagai catatan permanen prosedur tingkat kerusakannya, oleh karena itu
perawatan yang dilakukan, serta bahan dan tidak dapat dilakukan generalisasi untuk
metode yang digunakan. semua koleksi. Ketika dalam
c. Melakukan restorasi koleksi pelaksanaan terdapat permasalahan atau
Selanjutnya project leader pertanyaan dari tim pelaksana teknis,
mengarahkan tim untuk melakukan kerja maka dapat diajukan kepada project
restorasi sesuai dengan metode kerja yang leader atau langsung dapat ditanyakan
telah ditentukan. Mendokumentasikan ke narasumber dengan persetujuan
proses, bekerja dengan kehati-hatian dan project leader.
ketelitian, dan menanyakan kepada 2) Melakukan pengecekan kelengkapan
narasumber jika terdapat hal-hal yang hasil dokumentasi yang diperoleh,
meragukan. Koleksi yang berhasil di kesesuaian laporan tertulis dengan
restorasi selama 5 hari sebanyak 27 koleksi. proses yang dilakukan dan hasil yang
Pada awalnya direncanakan akan diperoleh, dan melakukan perbaikan jika
melakukan restorasi sebanyak 30 koleksi, masih terdapat ketidaksesuaian.
namun seperti yang telah diutarakan Laporan tertulis disini berupa lembar
sebelumnya bahwa ternyata 3 motif kain restorasi koleksi. Dalam pengisian,
yang ada tidak sesuai atau tidak terlalu mirip ternyata terdapat 1 koleksi yang terdapat
dengan motif kain awalnya sehingga mentor kesalahan penulisan nomor ketika
dan project leader memutuskan tidak akan proses dokumentasi. Ketika hal ini
melakukan restorasi untuk ketiga koleksi terjadi, project leader meminta tim
tersebut. Keputusan ini diambil berdasarkan untuk melakukan pengecekan ke koleksi
prinsip restorasi koleksi, bahwa dalam langsung, dan akhirnya diperoleh nomor
melaksanakan restorasi koleksi harus yang sesuai. Label nomor inventaris
sedekat mungkin dengan kondisi awal yang sesuai sangat penting karena
benda sehingga tidak merubah makna yang sebagai identitas dari koleksi, jangan
sudah terkandung pada benda tersebut. Dari sampai tertukar antara satu koleksi
hasil dokumentasi kemudian diolah menjadi dengan koleksi lainnya yang bisa
lembar restorasi koleksi yang dibuat mengakibatkan kesalahan informasi dari
perkoleksi. Sehingga untuk 27 koleksi koleksi yang dimaksud.
menghasilkan 27 Lembar Rencana 3) Menunjukan hasil pekerjaan dan
Restorasi. Dengan hasil dokumentasi yang memberikan informasi kepada Bidang
telah diolah menjadi menjadi lembar Pengkajian dan Pengumpulan (kurator)
restorasi maka akan: 1) Memudahkan mengenai tindakan yang telah
pencarian data perawatan koleksi yang telah dilakukan. Pada awal sebelum restorasi
dilakukan, dan 2) Memudahkan dalam dilakukan, sudah dijelaskan bahwa
penilaian keberhasilan atau kegagalan sudah dilakukan koordinasi dengan
metode dan bahan pengobatan dalam jangka Bidang Pengkajian dan Pengumpulan
waktu yang lama dan memberikan mengenai tingkat restorasi yang akan
informasi yang akan membantu konservator dilakukan. Pada saat itu Bidang
di masa yang akan datang untuk menilai Pengkajian dan Pengumpulan telah
kondisi objek dan merancang perawatan menyetujui bahwa bagian yang rusak
lebih lanjut, parah seperti kostum pada wayang dapat
d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan restorasi diganti dengan yang baru namun dicari
Untuk evaluasi hasil kegiatan restorasi motif yang paling mirip. Pada
dilakukan melalui tahapan sesuai petunjuk pelaksanaan restorasi, hal ini telah dapat
teknis yang telah dibuat, yaitu: diwujudkan. Untuk memastikannya
1) Melakukan pengawasan proses restorasi kembali, setelah proses restorasi selesai,
agar sesuai dengan rencana kerja yang Bidang Pengkajian dan Pengumpulan

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 247


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

kami ajak untuk melihat langsung hasil d. Melakukan editing dan evaluasi hasil
restorasi yang diperoleh. perekaman
Kumpulan foto dan video mentah yang
Menyusun Pemodelan Restorasi Koleksi berjumlah puluhan ribu dari hasil
a. Melakukan latihan kegiatan perekaman perekaman selama 5 hari kemudian disusun
restorasi koleksi menjadi video berdurasi lima menit.
Kegiatan ini merupakan tahap Pengeditan video menggunakan aplikasi
pendahuluan untuk memperkenalkan proses adobe premiere pro cc oleh tim
pembuatan video untuk membuat dokumentasi dengan bimbingan narasumber
pemodelan restorasi koleksi. Kami dan arahan dari project leader. Tidak semua
mengundang Staf dari Bagian Data dan data mentah digunakan dalam video, tetapi
Informasi, Setditjen Kemdikbud untuk dilakukan pemilahan yang sesuai dengan
berdiskusi dan memberikan masukan awal outline yang telah dibuat. Hasil akhir video
terutama mengenai kebutuhan peralatan menggunakan sekitar 10.000 foto sehingga
yang akan digunakan. Untuk tahapan menghasilkan video berdurasi 5 menit. Hasil
kegiatan selanjutnya, staf subbag Data dan video yang telah disusun dilakukan review
Informasi ini akan diundang kembali oleh Mentor, Kepala Bidang Regitrasi dan
menjadi narasumber dalam proses Dokumentasi, Kepala Bidang Penyajian dan
dokumentasi pemodelan restorasi koleksi. Publikasi, serta Kepala Seksi Promosi
b. Membuat outline video restorasi koleksi karena akan ditampilkan ke publik dengan
Pada pembuatan video restorasi, dipasang di sarana promosi seperti di digital
Project leader berperan sebagai sutradara signage dan beberapa media sosial milik
yang mengarahkan apa yang ingin museum.
disampaikan secara substansi, serta e. Memasang pemodelan restorasi koleksi
bagaimana cara penyampaian yang akan pada sarana promosi
dilakukan dengan masukan dari Setelah semua pihak menyetujui video
narasumber, mentor, dan tim. Hal-hal yang yang telah direvisi, selanjutnya video siap
ingin disampaikan tersebut dituangkan untuk dipasang pada sarana promosi dan
dalam outline video restorasi. disebarluaskan. Dalam melakukan input
c. Melakukan perekaman kegiatan restorasi data ke sarana promosi, melibatkan tim kerja
koleksi dokumentasi yang berasal dari Seksi
Dalam melakukan kegiatan perekaman Promosi. Sarana promosi yang dipasang
video restorasi, melibatkan narasumber video restorasi yaitu digital signage yang
untuk memberikan arahan karena terdapat di depan ruang pamer Manusia dan
keterbatasan pengetahuan SDM mengenai Lingkungan Gedung B Museum Nasional
proses perekaman. Narasumber Indonesia. Selain itu juga video diupload ke
memberikan arahan dari penggunaan alat, beberapa media social sepeti twitter,
pencahayaan yang ideal untuk proses Facebook, Youtube Museum Nasional. Pada
perekaman, dan teknik-teknik perekaman Youtube Museum Nasional dapat dipantau
kepada tim kerja. Kegiatan perekaman jumlah tayangan sebanyak 116 kali,
berlangsung selama 5 hari bersamaan sedangkan jumlah tayangan di halaman
dengan Kegiatan Restorasi Koleksi. Dari 27 Facebook Museum Nasional sebanyak 663
koleksi yang di restorasi, diambil 2 contoh tayangan pertanggal 31 Juli 2017 atau dalam
koleksi yang akan didokumentasikan proses jangka 1 minggu setelah video terpasang.
restorasinya. Setiap adegan perekaman yang Dengan peran media social ini diharapkan
diambil sesuai dengan outline video yang bukan hanya pengunjung museum saja yang
telah dibuat dan project leader tetap bisa melihat hasil video restorasi namun
melakukan pengawasan dan pengarahan juga masyarakat lainnya yang diharapkan
selama berjalannya perekaman. juga bisa menarik mereka untuk
mengunjungi museum.

248 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

Gambar 1. Halaman Facebook Museum Nasional

Gambar 2. Halaman Youtube Museum Nasional


(https://www.youtube.com/watch?v=ekAE9gzgEvI )

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 249


Dian Novita Lestari & Ali Sadikin

SIMPULAN DAN SARAN penggunaan dua bahasa, tambahan informasi


berupa penjelasan kegiatan berupa audio juga
SIMPULAN selanjutnya dapat diterapkan tergantung kepada
kebutuhan.
Proyek perubahan “PRESISI
MUSNAS: Pemodelan Restorasi Koleksi SARAN
Museum Nasional Indonesia” menghasilkan 5 Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi
output utama yaitu Petunjuk teknis restorasi masukan dalam penyelesaian proyek
koleksi, POS Restorasi koleksi, Lembar selanjutnya (jangka menengah dan panjang)
instrumen pengumpul dan pengolah data, yaitu:
Koleksi yang di restorasi, dan Video pemodelan 1. Memperbaiki koordinasi dan kerjasama
restorasi koleksi. internal di lingkup instansi Museum
Restorasi koleksi berdasarkan hasil Nasional untuk optimalisasi hasil yang
analisis pohon masalah merupakan kegiatan diperoleh,
yang membutuhkan optimalisasi untuk menjaga 2. Melanjutkan pekerjaan restorasi koleksi
kelestarian koleksi museum agar dapat untuk jumlah koleksi yang lebih banyak dan
dinikmati oleh generasi saat ini dan akan datang jenis koleksi lainnya dengan tetap
secara utuh. Perbaikan metode kerja restorasi menggunakan metode kerja yang telah
koleksi dilakukan melalui pembuatan Petunjuk dibuat dan perlunya dilakukan evaluasi rutin
Teknis, POS, Lembar instrument pengumpul setiap kegiatannya. Pada target jangka
dan pengolah data. Dengan kerjasama antara menengah (sampai akhir tahun 2017),
mentor, project leader dan tim, metode kerja direncanakan akan dilanjutkan untuk
restorasi koleksi museum ini dapat tersusun merestorasi 73 wayang golek dan 50 koleksi
dengan baik dan selanjutnya dapat digunakan lukisan suku bangsa,
sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan 3. Melanjutkan pembuatan video pemodelan
restorasi. restorasi koleksi untuk jenis koleksi yang
Setelah metode kerja tersusun, proses lainnya dan meningkatkan penyebarluasan
restorasi koleksi dapat dijalankan sesuai dengan informasi tersebut kepada masyarakat. Pada
metode tersebut. Keterlibatan tim dalam target jangka menengah (sampai akhir tahun
penyusunan metode kerja membuat lebih 2017), direncanakan akan membuat kembali
mudah untuk memberikan pemahaman kepada video pemodelan restorasi koleksi sebanyak
tim akan pentingnya penerapan metode kerja 1 buah video untuk koleksi lukisan suku
yang sesuai dalam pelaksanaan restorasi. bangsa,
Meskipun pada prakteknya belum terbiasa dan 4. Kerjasama yang telah dijalin dengan
masih terdapat beberapa kesalahan namun Sekretariat Jenderal Kebudayaan berupa
masih bisa ditolerir dan diperbaiki. Dalam ketersediaan narasumber dan peralatan
melaksanakan metode kerja pekerjaan teknis perekaman juga perlu dilanjutkan untuk
seperti restorasi koleksi membutuhkan waktu mengatasi keterbatasan sarana yang dimiliki
untuk membiasakan diri. Semakin sering Museum Nasional. Kerjasama yang saling
berlatih dan mempraktekannya maka akan menguntungkan antar instansi dalam lingkup
menjadi terbiasa. Metode kerja yang dibuat Kementerian dan Kebudayaan menjadi hal
bukan untuk mempersulit pekerjaan namun positif yang perlu dipertahankan dan
untuk meminimalisir kesalahan tindakan yang dikembangkan
dilakukan dan lebih dapat dipertanggung- 5. Perlunya juga dilakukan pelibatan
jawabkan. masyarakat dari komunitas/mahasiswa
Selanjutnya sebagai langkah inovasi untuk bersama-sama melakukan restorasi
dalam proyek perubahan, pembuatan video koleksi museum. Disamping bertujuan untuk
pemodelan restorasi untuk memberikan edukasi mengedukasi masyarakat mengenai arti
kepada masyarakat mengenai kegiatan di balik penting warisan budaya, menjadikan
layar restorasi koleksi museum mendapatkan museum untuk menyalurkan hobi/kesukaan
apresiasi dari stakeholder untuk melanjutkan ke melalui cara yang bermanfaat, namun juga
koleksi-koleksi yang lainnya lagi. Perbaikan hal ini dapat menjadi salah satu solusi dari
dalam teknis perekaman dan editing juga masih keterbatasan kuantitas dan spesifikasi
perlu dilakukan untuk mengoptimalkan hasil kemampuan SDM yang dimiliki oleh
yang diperoleh. Masukan mengenai Museum Nasional Indonesia, sehingga

250 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Laboratorium Kepemimpinan Proyek Perubahan …

tercipta kerjasama yang saling jangka panjang (sampai akhir tahun 2018)
menguntungkan. Hal ini akan menjadi target proyek perubahan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ashley-Smith. “The Ethics of Conservation” dalam Care of Collection. London and New York:
Routledge, 2005. 12-21.
“Chapter 3: Museum Objects Preservation: Getting Strated” dalam The Museum Handbook
Part I. Washington DC: National Park Service Museum Management Program, 1999.
Keene, Suzanne. Managing Conservation in Museums, second edition. London: Linacre House,
Jordan Hill. 2002.
Knell, Simon. “Introduction: The Context of Collection Care” dalam Care of Collection. London and
New York: Routledge, 2005. 1-11.
Lembaga Andiminstrasi Negara (LAN), (2015). Peraturan Kepala LAN Nomor 22 Tahun 2015
tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV . Jakarta.
Lembaga Andiminstrasi Negara (LAN), (2015). Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Agenda Proyek Perubahan . Jakarta.
Mensch, Peter van. “Museology and Management: Enemies or Friends. Current Tendencies in
Theoretical Museology and Museum Management in Europe”, disampaikan sebagai keynote
speech dalam konferensi tahunan ke-4 Japanese Museum Management Academy, Tokyo, 7
Desember 2003.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 37 Tahun 2016 tentang
Rincian Tugas Museum Nasional.
Rentsra Museum Nasional tahun 2015-2019
Tjitra, Hora., Panggabea, Hana., Murniati, Julian, 2013. Pemimpin dan Perubahan Lagam Terobosan
Profesional Bisnis Indonesia. Jakarta : PT Gramedia.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 251


Ruth Sihotang

LAYANAN PEMBERIAN RECOMBINANT TISSUE PLASMINOGEN


ACTIVATOR (r-TPA) PADA PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT
DENGAN APLIKASI MOBILE STROKE
Oleh : Ruth Sihotang
Mahasiswi Magister Universitas Indonesia (UI)
Email : ruth.sihotang.rs@gmail.com

ABSTRAK

Stroke diartikan sebagai suatu tanda klinis fokal atau global yang menyebabkan gangguan fungsi
serebral dimana gejalanya terjadi kurang dari 24 jam atau lebih, yang dapat mengakibatkan kecacatan
sampai kematian. Stroke Iskemik adalah penyumbatan di pembuluh darah otak yang dapat menjadi
penyebab utama kecacatan dan kematian pada pasien. Sampai saat ini satu – satunya terapi yang
disetujui untuk pasien stroke iskemik akut adalah pemberian recombinant Tissue Plasminogen
Activator (r-TPA). Tindakan ini dilakukan secara intravena yang efektif jika diberikan dalam waktu
kurang dari 4 jam. Keterlambatan dalam waktu pemberian akan berefek pada kecacatan sampai
kepada perdarahan otak bahkan kematian. Saat ini teknologi informasi terbaru memperkenalkan
layanan gawat darurat pra hospital berupa ambulance yang di setting sebagai unit stroke mobile,
bertindak sebagai partner rumah sakit untuk memudahkan dalam mengidentifikasi pasien dengan
stroke iskemik sehingga trombolisis yang akan diberikan bermanfaat bagi pasien. Layanan
ambulance ini memasukkan aplikasi stop stroke dan telestroke kedalamnya, dan dilengkapi dengan
peralatan persiapan trombolisis sehingga tindakan trombolisis dapat dilakukan secara mobile tanpa
harus menunggu pasien tiba di Rumah Sakit.

Kata kunci: Stroke, r-TPA, Telestroke, Stop Stroke

BAB I dalam penanganan stroke iskemik akut


PENDAHULUAN (Mandavia et al, 2014).

Tindakan trombolisis bisa berupa pemberian


LATAR BELAKANG
obat antikoagulan seperti streptokinase,
Stroke diartikan sebagai suatu tanda klinis fokal urokinase dan recombinant Tissue Plasminogen
atau global yang menyebabkan gangguan fungsi Activator (r-TPA) (Mandavia et al, 2014).
serebral dimana gejalanya terjadi kurang dari 24 Beberapa penelitian telah memperlihatkan
jam atau lebih, yang dapat mengakibatkan bahwa pemberian recombinant Tissue
kecacatan sampai kematian (Black, 2014). Plasminogen Activator (r-TPA) yaitu yang
Stroke merupakan ancaman terbesar yang disebut sebagai pemberian aktivator
menimbulkan kecacatan dalam kehidupan plasminogen secara intravena (IV) awal setelah
manusia (Misbach, 2011). Stroke menjadi muncul gejala stroke iskemik akut, berpeluang
masalah utama di masyarakat yang menjadi meningkatkan hasil status fungsional pasien
penyebab kematian ketiga terbesar setelah pada 90 hari pertama (Andrew et al, 2017).
penyakit jantung dan kanker (Howard R, 2016). Tujuan dari pemberian r-TPA adalah untuk
meningkatkan status fungsional outcome
Stroke Iskemik adalah penyumbatan di setelah tatalaksana dilakukan pada pasien
pembuluh darah otak sebagai akibat dari dengan stroke iskemik akut (Gan, 2008).
thrombosis, emboli atau gangguan
haemodinamik yang berasal dari arteri, jantung Tindakan trombolisis akan efektif apabila
atau pembuluh darah lainnya (Howard R, 2016). tindakan tersebut dilakukan dalam waktu
Stroke iskemik dapat menjadi penyebab utama kurang dari 4 jam setelah awal terjadinya stroke
kecacatan dan kematian pada pasien iskemik. Akan tetapi, apabila tindakan tersebut
(Khandelwal et al, 2016).Tindakan trombolisis dilakukan dalam waktu lebih dari 6 jam setelah
merupakan suatu intervensi yang dilakukan onset kejadian stroke akan meningkatkan resiko
terjadinya perdarahan intrakranial dalam waktu

252 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Layanan Pemberian Recombinant Tissue Plasminogen Activator (r-TPA)…

7 hari pertama setelah tindakan dilakukan. Dari meningkatkan pelayanan dan koordinasi antar
sebuah studi meta analisis yang dilakukan tenaga kesehatan dan tenaga medis, untuk
terhadap pasien stroke iskemik yang dilakukan melakukan penilaian yang cepat dalam
tindakan trombolisis dalam waktu lebih dari 6 pemberian r-TPA dan melakukan perawatan
jam, ada sebanyak 7,7% pasien yang mengalami yang efektif terhadap pasien yang menderita
perdarahan intrakranial (Mandavia et al, 2014). stroke iskemik akut. Aplikasi ini terpasang pada
Hal tersebut menggerakkan para penyedia perangkat IOS dan android semua tim
layanan kesehatan untuk lebih mengoptimalkan perawatan stroke. Saat petugas layanan
cara untuk meminimalkan waktu pengelolaan menemukan pasien dengan stroke iskemik akut
pemberian r-TPA pada pasien stroke iskemik maka petugas akan mengaktifkan aplikasi ini.
akut (Andrew et al, 2017). Gambaran diambil dari penampilan klinis
pasien dan bersama dengan data pasien dikirim
KAJIAN LITERATUR ke semua tim perawatan stroke (Dickson, 2016).
Stroke iskemik akut adalah sumbatan di
pembuluh darah otak yang terjadi secara tiba –
tiba dan paling banyak menyebabkan defisit
neurologis fokal. Lebih dari 750.000 kasus
stroke terjadi setiap tahun di Amerika Serikat
dan menjadikannya penyebab kelima kematian
serta penyebab utama kecacatan. Sampai saat
ini satu – satunya terapi yang disetujui untuk
pasien stroke iskemik akut adalah pemberian
recombinant Tissue Plasminogen Activator (r- Gambar 1. Aplikasi Stop Stroke
TPA). Tindakan ini dilakukan secara intravena Stop Stroke (Pulsara, Inc., Bozeman, MT)
yang efektif jika diberikan dalam waktu kurang merupakan salah satu aplikasi mobile yang
dari 4 jam. Keterlambatan dalam waktu digunakan oleh penyedia layanan pra-hospital
pemberian akan berefek pada kecacatan sampai sebagai sarana untuk melakukan kerjasama
kepada perdarahan otak bahkan sampai terhadap tim stroke rumah sakit dalam
kematian (Dickson, 2016). Strategi lain yang perawatan pasien stroke akut, sehingga waktu
dilakukan seperti mengubah reologik darah dari mulai onset awal kejadian stroke sampai
akan dapat mempengaruhi perfusi atau aliran pasien tiba di rumah sakit dapat diketahui. Data
darah ke otak. Cara tersebut tidak menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 46%
direkomendasikan pada kasus stroke iskemik terhadap efektivitas waktu yang diperlukan dari
(Perdossi, 2011). mulai onset kejadian stroke sampai tindakan rt-
PA diberikan ke pasien setelah memakai
Saat ini teknologi terbaru memperkenalkan aplikasi stop stroke (Andrew et al, 2017).
layanan gawat darurat pra hospital.layanan
tersebut berupa ambulance yang di setting Ketika ada pasien serangan stroke maka aplikasi
sebagai unit stroke mobile, bertindak sebagai stop stroke akan diaktifkan oleh petugas layanan
partner rumah sakit untuk memudahkan dalam pra-hospital. Kemudian pasien dijemput dan
mengidentifikasi pasien dengan stroke iskemik dibawa ke rumah sakit menggunakan
sehingga trombolisis yang akan diberikan ambulance unit stroke mobile. Selama di
bermanfaat bagi pasien. Ketika ada pasien ambulance pasien dilakukan tindakan yaitu
dengan stroke akut maka penyedia layanan pemeriksaan fisik, laboratorium, CT-Scan,
gawat darurat pra-hospital akan mengaktifkan pengkajian waktu serangan stroke, skor NIHSS,
notifikasi pra-hospital, menjemput pasien sampai kepada tindakan pemberian rt-PA, dan
dengan menggunakan ambulance yang di lain sebagainya. Semua tindakan di
setting sebagai unit stroke mobile, dan segera koordinasikan dengan dokter spesialis saraf
melakukan tindakan serta penilaian yang yang berada di rumah sakit melalui telestroke
diperlukan untuk persiapan pemberian rt-PA berupa video conference. Semua data pasien
sampai pasien tiba di Unit Gawat Darurat dan waktu tindakan dari awal pemeriksaan
Rumah Sakit (Andrew et al, 2017). sampai pemberian rt-PA didokumentasikan ke
dalam aplikasi stop stroke (Andrew et al, 2017).
Aplikasi stop stroke adalah sebuah aplikasi baru
yang dikembangkan oleh tenaga medis untuk

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 253


Ruth Sihotang

pengelolaan pasien yang cepat dan tepat


berbasis geografis dan waktu (Dumitrascu,
2017).

Panduan manajemen stroke akut tahun 2009


menekankan pentingnya telestroke terkait
penilaian klinis dan penatalaksanaan radiologi
terhadap tingkat keparahan stroke, keputusan
yang cepat untuk melakukan tindakan dignostik
sampai pemberian alteplase atau trombolisis.
Telestroke juga dapat digunakan sebagai
pendukung dalam perawatan khusus pada
Gambar 2. Mobile Stroke Unit pasien yang di rawat di stroke unit. Informasi
terbaru pada area terapi endovascular, telestroke
Amerika Serikat menggunakan unit stroke telah diaplikasikan sebagai triase unit gawat
mobile pada 3 area pusat kesehatan dimana unit darurat dan pada unit stroke mobile pada
stroke mobile ini dilengkapi dengan alat CT- layanan pra-hospital (Dumitrascu, 2017).
Scan dan peralatan laboratorium yang Beberapa penelitian telah mengevaluasi
terkomputerisasi. Unit stroke mobile ini manfaat dan keamanan pelayanan telestroke
diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan untuk menfasilitasi tindakan pemberian terapi
dalam mengidentifikasi pasien stroke dan alteplase intravena dari mulai pengambilan
sebagai persiapan awal terapi trombolitik keputusan sampai proses pemberian terapi.
(Andrew et al, 2017). Penggunaan komunikasi American Heart Association (AHA) / American
elektronik sebagai upaya untuk memperbaiki Stroke Association (ASA) merekomendasikan
status kesehatan dan untuk memberikan layanan penggunaan video telekonferens yang
telah banyak dikembangkan (Dumitrascu, berkualitas tinggi ini untuk tindakan alteplase
2017). Di dalam unit stroke mobile ini juga intravena. Layanan telestroke juga dipakai pada
terdapat telestroke sehingga selama melakukan pasien setelah tindakan pemberian alteplase
tindakan di ambulans, tim dapat berkonsultasi sampai tercapai perbaikan pada pasien
terhadap dokter spesialis saraf di rumah sakit (Dumitrascu, 2017).
yang dituju (Andrew et al, 2017).
Semua tim kesehatan yang berpartisipasi dalam
layanan telestroke harus terlatih dalam
melakukan pemeriksaan NIHSS, laboratorium
dan pemeriksaan lainnya dan mampu
mengoperasikannya melalui komputer ataupun
melalui ponsel. Evaluasi semua tindakan yang
dilakukan dari mulai persiapan sampai
pemberian alteplase memakai aplikasi berbasis
smartphone (Dumitrascu, 2017).

Pada layanan pra-hospital aplikasi telestroke


dimasukkan dalam ambulans yang di tata ke
Gambar 3. Telestroke
dalam unit stroke mobile dan semua layanan
Teleneurologi merupakan alat komunikasi disambungkan memakai konektivitas 4G ke
elektronik dalam bidang neurologi atau rumah sakit yang bekerjasama dengan layanan
persarafan sebagai akses untuk pelayanan di ini. Pemeriksaan neurologis dan interpretasi
area neurologi. Penelitian menunjukkan CT-Scan dilakukan melalui telestroke sehingga
peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat pengambilan keputusan klinis yang cepat dapat
stroke disebabkan oleh karena sumber daya segera dilakukan untuk pemberian alteplase
manusia dan pelayanan kesehatan yang kurang intravena. Hal ini sangat penting, mengingat
memadai. Telestroke merupakan sebuah waktu untuk penilaian dan pengobatan adalah
aplikasi teleneurologi yang berkembang paling kurang dari 4 jam sehingga bisa didapatkan
cepat serta terkenal di Amerika Serikat, yang hasil yang baik bagi pasien (Dumitrascu, 2017).
sudah terbukti memberikan manfaat dalam

254 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Layanan Pemberian Recombinant Tissue Plasminogen Activator (r-TPA)…

Studi mengatakan bahwa pemberian aktivator masyarakat atau tim kesehatan yang tidak
plasminogen (TPA) serta perawatan pasien memiliki perangkat tersebut tidak bisa
dengan akut stroke iskemik yang tepat waktu mendownload aplikasi ini.
akan memberikan hasil yang lebih baik. Dalam 2. Oleh karena aplikasi ini berhubungan
hal ini kerjasama yang baik antar tim kesehatan dengan konektivitas 4G maka untuk area
sangat diperlukan akan memberikan hasil yang atau ponsel yang belum memiliki
terbaik. American Stroke Association sambungan 4G akan mengalami kesulitan
mengemukakan 3 prinsip utama yaitu : untuk menerapkan layanan ini
komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan,
Layanan dan penyedia layanan; standar KESIMPULAN
operasional prosedur yang jelas; dan umpan
balik untuk perbaikan berkelanjutan (Dickson, Mobile Stroke merupakan ambulans layanan
2016). pra-hospital yang memasukkan aplikasi stop
stroke dan telestroke ke dalamnya, untuk
membantu petugas medis melakukan
IMPLIKASI PENGGUNAAN DALAM tatalaksana pasien dengan stroke iskemik akut.
KEPERAWATAN Layanan ini dimulai dari penilaian sampai
Tatalaksana pemberian r-TPA merupakan tindakan pemberian r-TPA. Hal ini akan sangat
kerjasama dari beberapa tim kesehatan yang mempengaruhi keberhasilan dan mencegah
didalamnya ada dokter spesialis, dokter umum, kecacatan lebih lanjut pada pasien dengan
Perawat, Radiografer, dan tenaga penunjang stroke iskemik.
lainnya. Perawat memiliki peranan yang Sebagaimana diketahui selama ini kegagalan
penting dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemberian r-TPA adalah karena waktu
pada pasien dengan stroke iskemik akut. kejadian stroke sampai pasien tiba di UGD
Perawat melakukan pengkajian awal, sudah lebih dari 6 jam. Dengan adanya Mobile
pemeriksaan tanda – tanda vital, memasang stroke dan aplikasi yang terpasang didalamnya
akses intravena dan melakukan observasi. akan sangat bermanfaat dalam penanganan
Dengan adanya aplikasi ini maka perawat pasien stroke iskemik, terutama dalam hal
dituntut untuk lebih profesional dan kompeten meminimalkan waktu dari mulai onset kejadian
dalam melakukan tugasnya. Perawat juga bisa stroke sampai dilakukannya tindakan
menggunakan aplikasi ini sebagai dasar untuk pemberian trombolisis intravena. Sehingga
melakukan asuhan keperawatan pada pasien tindakan pemberian r-TPA dapat dilakukan
stroke iskemik akut. dalam waktu kurang dari 4 jam. Tentu saja
KELEBIHAN penanganan yang cepat pada pasien dengan
1. Memudahkan koordinasi antara tim stroke iskemik yang akan diberi tindakan r-
kesehatan sehingga dapat melakukan TPA, merupakan langkah penting untuk
penilaian yang cepat dalam pemberian r- menghindari komplikasi selanjutnya.
TPA.
2. Tim kesehatan dapat melakukan perawatan Ketika ada pasien stroke iskemik yang dijemput
yang efektif terhadap pasien stroke iskemik dari suatu area, maka dapat langsung dilakukan
akut. tindakan berupa pemeriksaan fisik, pemeriksaan
3. Tim kesehatan dapat melakukan penunjang dan diagnostik di ambulans yang
pengelolaan yang cepat dan tepat berbasis telah ditata sebagai stroke unit ini. Waktu
geografis dan waktu. pelaksanaan semua tindakan sebelum
4. Dengan aplikasi mobile stroke maka waktu pemberian trombolisis juga terdokumentasi di
yang dibutuhkan untuk melakukan dalam aplikasi stop stroke. Hal ini
tindakan r-TPA pada pasien stroke iskemik memudahkan tenaga medis ambulans
akut dapat dilakukan dalam waktu kurang berkoordinasi dengan tenaga medis rumah sakit.
dari 24 jam.
5.

KEKURANGAN REKOMENDASI

1. Aplikasi stop stroke dipasang pada Jika teknologi ini diterapkan di Indonesia maka
perangkat IOS dan Android, sehingga bagi akan sangat bermanfaat karena pasien dapat

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 255


Ruth Sihotang

langsung ditangani, tidak harus menunggu juga mempermudah masyarakat menggunakan-


sampai pasien tiba di rumah sakit. Apalagi nya. Bagi pemerintah khususnya di bidang
untuk area yang jauh dari jangkauan rumah sakit kesehatan perlu diadakan kerjasama lintas
dan terbatasnya fasilitas transportasi. Aplikasi keilmuan agar program ini dapat diterapkan di
stop stroke yang terpasang berbasis smartphone Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, et al. (2017). mStroke:”Mobile Stroke”- Improving Acute Stroke Care With Smartphone
Technology. Journal Of Stroke and Cerebrovascular Disease. National Stroke Association :
Elsevier. http://dx.doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2017.03.016
Black, Joice M., Hawks, Jane H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:Manajemen Klinis Untuk
Hasil Yang Diharapkan. (Mulyanto et al, Penerjemah). Edisi 8. Buku 3. Jakarta : PT Salemba
Emban Patria.
Dickson, et al. (2016). Stop Stroke@ Acute Care Coordination Medical Application : A Brief Report
on PostImplementation Performance At A Primary Stroke Center. Journal Of Stroke And
Cerebrovascular Disease, Vol, 25(5); 1275-1279.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2015.12.001
Dumitrascu, et al. (2017). Telestroke. Curr Cardiol Rep (2017) 19 :85. http://remote-
lib.ui.ac.id:4611/10.1007/s11886-017-0895-1
Gan, R., Ramani V. (2008). The Stroke Clinician’s Handbook. A Practical Guide To The Care of
Stroke Patient. World scientific Publishing.
Howard RS. ( 2016). The Management Of Ischaemic Stroke (Neurointensive Care). Anaesteshia and
Intensive Care Medicine. Vol 17, Issue 12, Pages 591-595.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1472029916301527
https://doi.org/10.1016/j.mpaic.2016.09.009
Khandelwal P, MD., et al. (2016). Acute Ischaemic Stroke Intervention. The Present and Future.
Journal of The American College of Cardiology. 67 (22), ISSN 0735/1097/$36. Elsevier.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jacc.2016.03.555
Mandavia R, et al. (2014). Safety Of Carotid Intervention Following Thrombolysis In Acute
Ischaemic Stroke. Europian Society For Vascular Surgery. Publised by Elsevier Ltd.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejvs.2014.08.012
Misbach Jusuf. (2011). Stroke. Askep Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Badan Penerbit FK UI.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi).
Perdossi. (2011). Guideline Stroke tahun 2011. Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia.

256 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Aplikasi Sinkronisasi Berahi dengan Teknik …

APLIKASI SINKRONISASI BERAHI DENGAN TEKNIK


PEMBERIAN PGF2 SECARA INTRA VAGINA SPONS (IVS) DAN
INTRA MUSKULER (IM) DALAM UPAYA PENINGKATAN
KINERJA REPRODUKSI DOMBA LOKAL

Oleh : Sutarto
Widyaiswara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Pertanian
e-mail: tarttoet2008@gmail.com
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aplikasi sinkronisasi berahi dengan teknik
pemberian PGF2  yang berbeda secara intra vagina spons (IVS) dan intra muskuler (IM)
terhadap onset berahi dan lama berahi, serta nonreturn rate (NR) pada domba lokal. Penelitian
dilakukan pada kelompok peternak domba Lestari berlokasi di Desa Sukaresmi, Kecamatan
Karangtengan, Cianjur, mulai tanggal 14 Juli 2016 sampai dengan 14 Februari 2017.
Menggunakan dua puluh (20) ekor domba betina lokal, yang berumur 12-15 bulan, dilakukan
secara acak dengan empat kelompok perlakuan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Domba dalam Kelompok Perlakuan 1 (P1) diberi hormon PGF2  dengan dosis 5 mg/ml/ekor
secara intra muskuler. Kelompok Perlakuan 2 (P2) diberi PGF2  5 mg/ml/ekor secara intra vagina
spons selama dua hari, Kelompok Perlakuan 3 (P3) diberi PGF2  5 mg/ml/ekor secara intra vagina
spons selama empat hari, Kelompok Perlakuan 4 (P4) diberi PGF2  5 mg/ml/ekor secara intra
vagina spons selama enam hari. Dua (2) ekor pejantan berumur 2-2.5 tahun digunakan sebagai
pemacek Masing-masing perlakuan diulang lima kali. Parameter yang diamati adalah onset
berahi, lama berahi dan non-return rate (NR) dalam 30 hari. Data yang dikumpulkan kemudian
dianalisa dengan analisis varian, apabila berpengaruh dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil
(BNT).
Nilai rata-rata onset berahi untuk P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut adalah 22,91; 23,16; 26,31;
dan 44,57 jam. Nilai rata-rata lama berahi untuk P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut adalah
26,36; 48,36; 94,65 dan 146,56 jam. Analisis varian mengindikasikan bahwa teknik pemberian
PGF2  mempunyai pengaruh yang signifikan (P<0,01) pada onset dan lama berahi. Non-return
rate dalam 30 hari untuk P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut adalah 100, 100, 20 dan 20 persen.
Kesimpulannya, aplikasi sinkronisasi berahi dengan PGF2  secara intra vagina spons (IVS)
selama dua hari dan secara intra muskuler (IM) dapat meningkatkan kinerja reproduksi pada domba
lokal.
Kata kunci : Estrus, PGF2 , onset dan lama berahi, non-return rate (NR), dan kinerja
reproduksi.

ABSTRACT
The purpose of the experiment was to investigate the effect of different administration method of
PGF2  , i.e. intra vaginal sponges (IVS) and intra muscular (IM) on the onset and the duration of
estrous, and Non-return Rate (NR) in local ewe lambs. The study was conducted in the sheep
farmer of Lestari Group located at Desa Sukaresmi, Kecamatan Karangtengan, Cianjur from
Juli 14th, 2016 to Februari 14th, 2017.
A total of 20 local ewe lambs, aged 12-15 months, were at random assigned to one of four
treatment groups in Completely Randomized Designed (CRD) Animals in Treatment group 1
(P1) received PGF2  of 5 mg/ml/head intra muscularly ; Treatment group 2 (P2) received PGF2
of 5 mg/ml/head by intra vaginal sponges for two days; Treatment group 3 (P3) received

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 257


Sutarto

PGF2  of 5 mg/ml/head by intra vaginal sponges for four days; Treatment group 4 (P4)
received PGF2  of 5 mg/ml/head by intra vaginal sponges for six days. Two rams, aged 2-
2.5 years used as a mated. Each treatment was repeated five times. Variables measured were
onset and duration of estrous, and Non-return Rate (NR) in 30 days. Collected data were
analyzed using analysis of variance followed by Post-hoc of Least Significant Difference (LSD).
Average values of onset of estrous for P1, P2, P3 and P4 were 22.91, 23.16, 26.31 and 44.57
hours, respectively. Average values of duration of estrous for P1, P2, P3 and P4 were 26.36,
48.36, 94.65 and 146.56 hours, respectively. Analysis of variance indicated that the
administration methods of PGF2  affected significantly (P<0.01) on the onset and the duration of
estrous. Non-return Rate (NR) in 30 days for P1, P2, P3 and P4 was 100,100, 20 and 20 percent,
respectively. In conclusion, the application of estrous induction methods using PGF2  by intra
vaginal sponges (IVS) for two days and intra muscular (IM) can improve reproductive
parameters of local ewe lambs.
Key words : estrous, PGF2  , onset and duration of estrous, Non-return Rate (NR) and Reproductive
Performance.

BAB I (Sumaryadi, 2003). Dasar fisiologis dari


PENDAHULUAN Sinkronisasi berahi adalah hambatan pelepasan
FSH dari hipofisis anterior sehingga
1.1. Latar Belakang menghambat pematangan folikel de Graaf
Ternak domba di Indonesia atau penyingkiran corpus luteum (CL) baik
mempunyai prospek yang baik untuk secara manual maupun secara fisiologis.
dikembangkan, baik secara komersial PGF2 merupakan preparat hormon luteolitik
maupun secara sambilan, dan cukup yang berfungsi menginduksi kejadian berahi
menguntungkan bagi petani kecil maupun melalui penyingkiran CL.
buruh tani. Hal tersebut karena ternak domba Data yang ada di Kabupaten Cianjur,
memiliki sifat karakteristik reproduksi yang menyebutkan bahwa perkembangan populasi
tinggi, dengan jumlah anak satu sampai empat ternak domba hanya mampu mencapai
ekor per induk untuk setiap kelahiran. kenaikan sebesar 0,56 % per tahun dari
Hampir semua breed domba sanggup target yang diharapkan sebesar 2 % per tahun.
menghasilkan lebih dari satu ekor anak per Upaya untuk mencapai target tersebut antara
kelahiran, namun rata-rata littersize (jumlah lain dengan meningkatkan kinerja reproduksi
anak per kelahiran) hampir selalu kurang dari melalui seleksi bibit, Sinkronisasi berahi,
dua, sehingga dapat dikatakan kemampuan superovulasi, IB, dan perbaikan manajemen
reproduksi belum optimal (Hunter, 1980). pemeliharaan. Namun pemberian
Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan prostaglandin F2 pada domba betina
perangsangan ovulasi untuk meningkatkan lokalmelalui teknik yang berbeda, yaitu
jumlah ovum per berahi melalui metode intra vagina spons (IVS) dan intra
natural misalnya dengan meningkatkan muskuler (IM) perlu dikaji terhadap tingkat
kualitas pakan atau penggunaan pejantan kinerja reproduksinya.
(Evens den Maxwell, 1987) dan metode
hormonal misalnya dengan pemberian 1 . 2 . Perumusan Masalah
hormon gonadotropin (FSH, follicle
stimulating hormone dan LH, luteinizing Kinerja reproduksi (onset berahi, lama
hormone) atau gabungan keduanya (Hafez, berahi, non return rate (NR)) ternak domba
1987). betina dapat ditingkatkan atau diperbaiki
Sinkronisasi berahi merupakan salah melalui penerapan Sinkronisasi berahi dengan
satu upaya untuk meningkatkan kinerja menggunakan hormon PGF2. PGF2
reproduksi domba agar dicapai jarak beranak merupakan hormon yang bersifat luteolitik,
yang optimal, sehingga pada akhirnya mudah diperoleh dan dapat digunakan untuk
produksi anak (cempe) menjadi optimal. Sinkronisasi berahi dengan teknik pemberian
Hormon luteolitik yang umum digunakan yang berbeda.
untuk Sinkronisasi berahi adalah PGF2

258 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Aplikasi Sinkronisasi Berahi dengan Teknik …

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu (minyak non kolestrol), kapas, kertas
kiranya diteliti bagaimana aplikasi lakmus pH 6.0-7.0, tissue
Sinkronisasi berahi dengan teknik c. Holder untuk memasukkan spons dan
pemberian PGF2 secara IVS dan IM pada alat suntik serta pengukur waktu,
domba lokal terhadap onset berahi, lama mikroskop, gelas obyek, gelas penutup,
berahi dan NR. pipet pasteur, ose, tabung sperma.

1.3. Tujuan 3.2. Metode Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk Metode penelitian yang digunakan adalah
mengetahui aplikasi Sinkronisasi berahi metode eksperimental, dengan menggunakan
dengan teknik pemberian PGF2 secara IVS Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan
dan IM terhadap onset berahi, lama berahi terdiri dari empat (4) macam yaitu:
dan NR Pl Pemberian PGF2 5 mg/ml/ekor secara
intra muskuler sebagai pembanding.
1.4. Manfaat P2 Pemberian PGF2 5 mg/ml/ekor secara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat intra vagina spons selama 2 hari.
digunakan : P3 Pemberian PGF2 5 mg/ml/ekor secara
a. Sebagai acuan dalam aplikasi Sinkronisasi intra vagina spons selama 4 hari.
berahi pada domba betina lokal dengan P4 Pemberian PGF2 5 mg/ml/ekor secara
menggunakan hormon PGF2 secara IVS intra vagina spons selama 6 hari.
dan IM terhadap onset berahi, lama berahi Masing-masing perlakuan diulang 5 kali,
dan NR. sehingga dibutuhkan 20 ekor domba betina
b. Sebagai sumber informasi dan sumber lokal.
belajar bagi peserta diklat.
c. Dapat diaplikasikan dalam kegiatan Diklat 3.3. Prosedur Kerja Penelitian
di PPPPTK Pertanian khususnya dan SMK a. Melakukan identifikasi ternak domba
Pertanian umumnya. percobaan sesuai dengan kriteria
d. Meningkatkan kemampuan dan koefisien teknis yang homogen.
kompetensi Widyaiswara b. Semua domba percobaan di adaptasikan
selama dua minggu untuk
1.5. Hipotesis menyeragamkan kondisi pakan dan
Aplikasi Sinkronisasi berahi dengan lingkungan percobaan.
teknik pemberian PGF2 secara IM akan c. Melakukan tes kualitas semen domba
berpengaruh lebih baik terhadap onset berahi, jantan yang akan digunakan untuk
lama berahi dan NR pada domba betina mengawini.
lokaldari pada secara IVS. d. Pengelompokan domba percobaan secara
acak berdasarkan 4 macam perlakuan
teknik pemberian PGF2 sesuai dengan
BAB II yang ditetapkan. Teknik IM dilakukan
METODE PENELITIAN dengan menyuntikan hormon PGF2
sebanyak 5 mg/ml/ekor ke dalam otot.
3.1. Materi Penelitian Teknik IVS dilakukan dengan
memasukan spons yang mengandung
Materi yang digunakan dalam penelitian
hormon PGF2 5 mg/ml/ekor ke dalam
adalah
vagina masing-masing selama 2, 4, dan 6
a. Dua puluh (20) ekor domba betina lokal
hari.
yang terseleksi, berumur 12 - 15 bulan,
e. Pada kelompok perlakuan IM, domba
kisaran bobot badan 23 - 26 kg dan dua
percobaan diamati onset berahi, lama
(2) ekor domba pejantan terseleksi umur
berahi.
2 - 2,5 tahun.
f. Pada kelompok perlakuan IVS, spons
b. Hormon PGF2 yang digunakan empat dimasukan ke dalam vagina selama 2, 4,
(4) flakon (tiap 1 ml mengandung 5 mg dan 6 hari, kemudian masing-masing
PGF2) dengan merk Lutelyse produk spons dicabut. Setelah pencabutan spons
dari Up John, serta minyak pelicin

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 259


Sutarto

dilakukan pengamatan onset berahi dan jam. Hasil pengamatan menunjukan tanda--
lama berahi. tanda berakhirnya berahi adalah tidak
g. Melakukan pengamatan berahi setiap jam mengeluarkan lendir lagi di vulva, tidak
setelah penyuntikan PGF2 dan gelisah, vulva tidak membengkak dan mulai
pencabutan spons sampai domba kuncup tidak mau dinaiki pejantan. (Ditjenak,
percobaan menunjukkan tanda-tanda 1983).
berahi.
h. Melakukan perkawinan alam domba- c. Non Return Rate (NR) 30 hari
domba yang berahi dengan pejantan yang Menentukan kebuntingan seekor ternak
telah dipersiapkan dengan rasio 1:10. dengan NR adalah mengamati berahi ternak
i. Pengamatan non return rate (NR) 30 dari yang bersangkutan mulai dari dikawinkan
masing-masing perlakuan sampai dengan hari ke 30. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Hunter (1980),
3.4. Peubah yang diamati bahwa setelah perkawinan domba percobaan
a. Onset Berahi diamati lagi kondisi berahinya. Jika ternak
Cara menentukan onset berahi adalah domba tidak menunjukkan berahi kembali
dengan mengamati domba yang berahi setelah selama 30 hari maka dianggap bunting,
diberi perlakuan PGF2 secara IVS dan IM. sebaliknya jika terjadi kembali berahi maka
Waktu onset berahi dihitung dari mulai dianggap tidak bunting.
disuntik hormon PGF2 sebanyak 5
mg/ml/ekor atau pemasukan spons yang 3.5. Analisis Staistik
mengandung hormon PGF2 sebanyak 5 Data onset dan lama berahi dianalisis
mg/ml/ekor sampai munculnya awal berahi menggunakan analisis sidik ragam, jika
dalam satuan jam. Hasil pengamatan terjadi perbedaan antar perlakuan dilanjutkan
menunjukan tanda-tanda berahi dalam setiap dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
jam terlihat, sering mengembik-embik, sering
kencing sedikit seolah terputus putus, 3.6. Waktu dan Tempat
mengangkat atau menggerakgerakkan ekor Penelitian dilakukan pada kelompok
sehingga vulvanya terlihat jelas, peternak domba Lestari berlokasi di Desa
pembengkakan pada bibir vulva dan vagina Sukaresmi, Kecamatan Karangtengan,
berwarna kemerah-merahan dan saat diraba terasa Cianjur, mulai tanggal 14 Juli 2016 sampai
hangat, kadang-kadang keluar lendir bening dengan 14 Februari 2016.
dari vulva dan menggantung hingga jatuh di
lantai kandang, menggosokkan pantat ke
dinding kandang, terjadi penurunan nafsu BAB III
makan, kalau didekati dan dinaiki pejantan HASIL DAN PEMBAHASAN
diam. Hal tersebut diatas sesuai dengan
pendapat (McDonald; 1975; Toelihere, 1981; 3.1. Onset Berahi
dan Tomaszewskas et al., 1991).
Rata-rata onset berahi domba lokal
b. Lama berahi yang diberi PGF2 secara IM dan IVS
Lama berahi pada domba ditentukan dengan durasi yang berbeda secara rinci
dengan pengamatan domba yang mengalami tertera pada Tabel 1
berahi sejak awal timbulnya berahi sampai
dengan gejala berahi hilang dalam satuan
.

260 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Aplikasi Sinkronisasi Berahi dengan Teknik …

Tabel 1. Perbedaan teknik pemberian PGF2 terhadap onset berahi (Jam)

Ulangan
Rata
Perlakuan Total -rata Stdev
1 2 3 4 5
P1 (IM) 23,55 23,29 23,03 23,12 21,58 114,57 22,91 0,771576

P2 (IVS 2 hari) 24,00 21,15 22,43 23,08 25,12 115,78 23,16 1,510507

P3 (IVS 4 hari) 26,32 26,36 26,37 26,32 26,18 131,55 26,31 0,076158

P4 (IVS 6 hari) 43,27 43,50 45,49 45,38 45,22 222,86 44,57 1,090857

Berdasarkan data Tabel 1. berahi tercepat diperoleh pada kelompok


menunjukkan bahwa onset berahi pada domba domba yang diberi hormon PGF2 secara
lokal berkisar antara 21,15 - 45,49 jam dengan IM, yaitu 22,91 ± 0.77 jam dari mulai di
rata-rata 29,24 jam, setelah di berikan hormon suntik PGF2 sampai munculnya awal
PGF2 secara IM maupun secara IVS. berahi, sedangkan pemberian PGF2 secara
Mayoritas (75 persen) domba menunjukkan IVS selama 6 hari menunjukkan onset berahi
onset berahi antara 21,15 - 26,37 jam dan (25 yang paling lama, (44,57 ± 1,09 jam ) seperti
persen) domba menunjukkan onset berahi terlihat pada Tabe1 1. dan Gambar 1.
antara 43,27 - 45,49 jam. Rata-rata onset

Onset berahi
(jam) 44,57

45
40
35 26,31
30 22,91 23,16 P1
25 P2
20 P3
15 P4
10
5
0
Perlakuan

Gambar 1. Grafik onset berahi berdasarkan perbedaan teknik


pemberian PGF2

Hasil penelitian ini relatif lebih cepat al., 1997), dan 2-6 hari pada domba yang
jika dibandingkan dengan domba Priangan diberi Medroxy Progesterone Acetate (Sutama
yang diberi CIDR (Control Internal Drug dan Dharsana, 1994). Sebagian besar onset
Realising), onset berahi berkisar antara 24 - 58 berahi pada ternak antara 29 dan 48 jam
jam dengan rataan 37.07 jam (Hastono et al., (Trounson et al., 1976) atau pada rata-rata 44
2000) atau 36.33 jam pada domba St. Croix jam (Acritopoulou et al., 1977). Perbedaan
yang diberi flugeston asetat IVS (Hastono et onset berahi ini dapat diakibatkan oleh

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 261


Sutarto

perbedaan preparat hormon dan dosis 5-7,5 secara IM tidak berbeda nyata (P>0.05)
mg/ml yang diberikan, di samping faktor dengan secara IVS yang diberikan selama 2
pengamatan, kondisi ternak, dan pakan yang hari dalam vagina, namun keduanya berbeda
diberikan (Toelihere, 2003). sangat nyata (P<0.01) dengan secara IV S
yang diberikan selama 4 dan 6 hari (Tabel
Hasil sidik ragam menunjukan
2.). Hal tersebut menunjukan bahwa
bahwa perbedaan teknik pemberian PGF2
pemberian PGF2 secara IVS selama dua
berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap
hari cukup efektif dalam memacu
onset berahi pada domba. Uji lanjut dengan
munculnya awal tanda-tanda berahi.
Beda Nyata Terkecil (BNT) (Lampiran 1.)
menunjukkan bahwa pemberian PGF2

Tabel 2. Perbedaan teknik pemberian PGF2 terhadap onset berahi


Perlakuan Onset berahi (jam)

22,91 a
P1 (IM)

P2 (IVS 2 hari) 23,16 a

P3 (IVS 4 hari) 26,31 b

P4 (IVS 6 hari) 44,57 c

Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata
berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil pada Taraf Nyata 1%.

Perbedaan onset berahi diduga akibat adanya regresi CL, maka tidak ada lagi
adanya perbedaan kondisi fungsional CL, sesuai suplai progesteron. Tidak adanya
dengan pendapat Partodihardjo (1992), progesteron, maka FSH dan LH disekresikan
bahwa PGF2 sangat efektif untuk oleh kelenjar hipofise dan folikel sebagai
meregresikan CL yang sedang berfungsi, sumber estrogen akan berkembang sehingga
tetapi kurang efektif terhadap CL yang terjadi berahi. Regresi korpora lutea dapat
sedang tumbuh. Hal yang sama dinyatakan ditimbulkan dengan injeksi tunggal PGF2
Hansel dan Schechter (1972) ; serta Rowson IM (Douglas dan Ginther, 1973; Hawk,
et al. (1972), bahwa sebelum stadium ini, 1973) atau dengan injeksi analog PGF2
CL yang sedang berkembang pada domba yang cocok (Heamshaw et al., 1974) ketika
tampaknya tidak peka terhadap pengaruh korpora lutea paling sedikit berumur tiga hari
luteolisis PGF2. Selanjutnya dinyatakan, (yaitu pada hari keempat siklus berahi).
bahwa penggunaan PGF2 pada ternak berahi
sampai hari kelima setelah berahi, CL masih 3.2. Lama Berahi
dalam keadaan tumbuh. Fase luteal dengan Rata-rata lama berahi domba
kondisi CL fungsional, pemberian PGF2 lokalyang diberi PGF2 secara IM dan IVS
sangat efektif dalam meregresi CL sebagai dengan durasi yang berbeda secara rinci
sumber penghasil progesteron. Akibat tertera pada Tabel 3.

262 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Aplikasi Sinkronisasi Berahi dengan Teknik …

Tabel 3. Perbedaan teknik pemberian PGF2 terhadap lama berahi (Jam)

Perlakuan Ulangan Total Rata- Stdev


1 2 3 4 5 Rata
P1 (IM) hari) 25,30 26,30 26,30 26,50 27,42 131,82 26,36 0,56848
P2 (IVS 2 hari) 47,57 50,39 48,19 48,48 47,19 241,82 48,36 1,53928
P3 (IVS 4 hari) 92,52 92,56 97,58 92,49 98,10 473,25 94,65 8,5145
P4 (IV S 6 hari) 148,24 148,10 144,16 148,13 144,17 732,80 146,56 4,78275

Berdasarkan data Tabel 3. menunjukan domba St. Croix yang diberi flugeston asetat
bahwa lama berahi pada domba lokal berkisar IVS 38.58 jam (Hastono et al., 1997); pada
antara 25,30 - 148,24 jam dengan rata-rata domba Priangan 42.87 jam (Tambayong,
78,98 jam, sejak awal munculnya tanda-tanda 1993); pada siklus pertama domba dewasa
berahi sampai berahi berakhir. Rata-rata lama 31.5 jam (Sutama, 1987); dan pada domba
berahi paling pendek terjadi pada kelompok jawa local 33.1 jam (Bradford et. al., 1986).
domba yang diberi hormon PGF2 secara Adanya variasi lama berahi tersebut
IM, yaitu 26,36 ± 0,75 jam. Sedangkan kemungkinan disebabkan oleh beberapa
pemberian PGF2 secara IVS selama 6 hari faktor, di antaranya variasi dalam
menunjukkan lama berahi yang paling pengamatan berahi, umur ternak, kesehatan
lama, yaitu 146,56 ± 2,19 jam seperti terlihat temak dan berat badan ternak (Toelihere,
pada Tabel 3. dan Gambar 2. 2003)
Umumnya hasil penelitian lama berahi
ini relatif lebih lama jika dibandingkan dengan
.

Lama Berahi
(jam) 146,56
160
140
120 94,65
P1
100
P2
80 48,36 P3
60 26,36
P4
40
20
0
Perlakuan

Gambar 2. Grafik lama berahi berdasarkan perbedaan teknik


pemberian PGF2

Hasil sidik ragam menunjukan secara IVS berbeda sangat nyata (P<0.01)
bahwa perbedaan teknik pemberian PGF2 (Tabel 4.). Hal tersebut menunjukan bahwa
berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap lama berahi meningkat sejalan dengan lama
lama berahi pada domba. Uji lanjut dengan pemberian PGF2 secara IVS. Mungkin
Beda Nyata Terkecil menunjukan bahwa dalam pengamatan berahi berdasarkan pada
pemberian PGF2 secara IM berbeda sangat lendir vagina, ini kurang tepat karena
nyata (P<0.01) dengan teknik pemberian dengan pencabutan spons 4 dan 6 hari
secara IVS baik yang diberikan selama 2, 4, domba masih mengeluarkan lendir jadi
maupun 6 hari. Lama berahi antar perlakuan seolah-olah domba masih dalam keadaan

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 263


Sutarto

berahi yang sebetulnya hal tersebut hanya lendir Adanya spons yang mengandung PGF2 di
vagina akibat adanya spons di dalamnya. dalam vagina meningkatkan sekresi cairan
(lendir) dan terjadi oedema sehingga tanda--
Perbedaan lama berahi ini diduga erat tanda berahi seolah tampak terus, yang pada
kaitannya dengan sifat farmakologis dan akhirnya akan memperpanjang waktu
biokimia PGF2 yang dapat mengiritasi otot pengamatan lama berahi. Dengan demikian
polos vagina, sesuai dengan pendapat Harper indikasi lama berahi yang diberi PGF2 4
et al. (1979), bahwa PGF2 sangat efektif dan 6 hari tidak dijadikan indikator yang
dalam mengaktivasi otot polos, di samping baik untuk lama berahi.
mempunyai efek inflamatori, vasodilatasi
pembuluh darah, dan mengelusidasi cairan
(McDonald, 1980; Felig et al., 1987).

Tabel 4. Perbedaan teknik pemberian PGF2 terhadap lama berahi


Perlakuan Lama berahi (jam)
P1 (IM) 26,36 a
P2 (IVS 2 hari) 48,36 b
P3 (IVS 4 hari) 94,65 c
P4 (IVS 6 hari) 146,56 d
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan Uji
Beda Nyata Terkecil pada Taraf Nyata 1%.

3.3. Persentase Kebuntingan hari pada domba mencapai 60 persen.


Sebelum domba jantan digunakan Persentase kebuntingan tertinggi diperoleh
sebagai pemacek, terlebih dahulu dilakukan pada kelompok domba yang diberi hormon
pemeriksaan sperma secara makroskopis dan PGF2 secara IM dan secara IVS selama 2
mikroskopis. Pemeriksaan dimaksudkan untuk hari, yaitu masing-masing 100 persen.
mengetahui apakah domba jantan dapat Kelompok domba yang diberi PGF2 secara
digunakan sebagai pemacek yang baik untuk IVS selama 4 dan 6 hari masing-masing hanya
menghasilkan keturunan dengan kualitas yang mencapai 20 persen. Hal tersebut karena saat
optimal. Hasil dari pemeriksaan sperma secara kawin terlalu lambat sehingga kondisi ovum
makroskopis adalah warna sperma putih sudah mulai rusak, akibatnya walaupun
susu/krem; volume 1 ml; konsistensi pekat terjadi fertilisasi, maka kematian
(kental); derajat keasaman (pH) 6,2 dan embrionalnya cukup tinggi atau karena
mempunyai bau yang spesifik. Hasil dari spermatozoa belum mengalami proses
pemeriksaan mikroskopis kualitas sperma kapasitasi secara sempuna sehingga
adalah gerak massa minimal ++ artinya kemampuan untuk membuahi ovum lebih
gerak massa sperma berupa gelombang rendah. Secara keseluruhan hasil penelitian ini
awan tipis, motilitas sperma 80 % relatif lebih tinggi (60 persen). jika
(spermatozoa progresif, gerakan sangat cepat); dibandingkan dengan persentase
konsentrasi sperma minimal 3.0 billion/ml semen. kebuntingan pada kambing yang
Hasil pemeriksaan kebuntingan menggunakan hormon progestagen yang
berdasarkan non return rate (NR) 30 hari atau mencapai 27.33 persen dengan kisaran 0- 83
tidak kembalinya berahi seperti terlihat pads persen (Sianturi, 1997).
Tabel 5. Tabel 5. menunjukan bahwa
persentase kebuntingan berdasarkan NR 30

264 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Aplikasi Sinkronisasi Berahi dengan Teknik …

Tabe1 5. Jumlah ternak bunting dan tidak bunting dari masing-masing perlakuan
Perlakuan Ternak bunting Ternak tidak bunting
(ekor) (%) (ekor) (%)
P1 (IM) 5 100 0 0
P2 (IVS 2 hari) 5 100 0 0
P3 (IVS 4 hari) 1 20 4 80
P4 (IVS 6 hari) 1 20 4 80
Jumlah 12 60 8 40

Penggunaan PGF2 untuk diindikasi dengan onset, lama berahi, dan


Sinkronisasi berahi secara IM maupun IVS keberhasilan kebuntingan mencapai 100
selama 2 hari tidak menunjukkan perbedaan persen.
kebuntingan pada domba percobaan. Hal ini 2. Onset berahi tercepat diperoleh pada
sejalan dengan hasil penelitian Sumaryadi kelompok domba yang diberi perlakuan
dan Manalu (1996), bahwa penggunaan PGF2 secara intramuskuler dan secara
PGF2 untuk penyerentakan berahi pada intra vagina spons selama 2 hari
domba tidak mengganggu perkembangan
folikel yang akan mengalami ovulasi. Hal ini 4.2. Saran
karena saat kawin domba betina pada waktu Sinkronisasi berahi dengan PGF2 5
tersebut, memungkinkan untuk terjadinya mg/ml/ekor yang diberikan secara
fertilisasi dan kebuntingan dibandingkan intramuskuler maupun secara intra vagina
dengan IVS 4 dan 6 hari. spons selama 2 hari dapat diaplikasikan di
lapangan. Hal tersebut karena kedua
BAB IV perlakuan menunjukan konsistensinya mulai
KESIMPULAN DAN SARAN dari onset berahi dan lama berahi yang
diikuti dengan persentase kebuntingan yang
4.1. Kesimpulan tinggi. Sebaiknya deteksi berahi tidak
1. Aplikasi Sinkronisasi berahi dengan diindikasi adanya lendir terutama pada
PGF2 secara intra vagina spons selama ternak domba yang diberi spons (IVS) PGF2
2 hari paling efektif dan sama dengan selama 4 dan 6 hari.
secara intramuskuler untuk memperbaiki
kinerja reproduksi temak domba yang

DAFTAR PUSTAKA

Acritopoulou, S., W. Haresign, J.P Foster and G.E. Lamming, 1977. Plasma Progesterone and L.H.
Concentrations in ewes after injection of an analogue of prostaglandin F2a J. Reprod.
Fert. 49, 337-340.
Bradford, G.E., J.F. Quirke, P. Sitorus, L Inouner, B. Tiesnamurti, F.L. Bell, I.C. Fletcher and
D.T. Torell. 1986. Reproduction in Javanese Sheep Evidence for a Gene with Large
Effect on Ovulation Rate and Litter size. J. Anim. Sci. 63 : 418-431
Ditjenak, 1983. Buku Harian PPS PPL sub Sektor Peternakan. Direktorat Bina
Produksi Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan. Deptan.
Douglas, R.H and O.J. Ginther, 1973. Luteolysis Following a single injection of Prostaglandin
F2a in sheep. J. Anim. Sci. 37, 990-993.
Evans,G and W.M.C. Maxwell, 1987. Salomon's Artificial insemination of Sheep and Goats.
Butter worths. England.
Felig, P., J.D. Baxter, A.E. Broadus and L.A. Frehman., 1987. Endocrinology and Metabolism. 2 °d
McGraw-HillBook Company. New York Hal: 1768 - 1779.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 265


Sutarto

Hansel,W and R.J Schechter 1972. Biotechnical Procedures For Control of the Estrous cycles of
Domestic Animals. Proc. 7`h Int. Congr. Anim. Reprod. And Artif. Insem., Munich, 1, 78-
96.
Hastono, I. Inounu, dan N. Hidayati, 1997. Penyerentakan Berahi pada Domba St. Croix,
Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Jilid II. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Bogor. Ha1457-461.
Hafez, E.S.E. 1987. Folliculogenesis, Egg Maturation and Ovulation Rate. In Reproduction in
Farm Animals. Lea & Febiger, Philadelphia.
Harper, H.A., V.W. Rodwell, and P.A. Mayes, 1979. Review of Physiological Chemistry. 17"'
Lange Medical Publications. Los Altos, California. Hal: 113
Hawk, H. W. 1973. Uterine Motility and sperm Transport In the Estrous Ewe After Prostaglandin
Induced Regression of Corpora Lutea.J. Anim. Sci 37, 1380-1385.
Hearnshaw, H., B.J., Restall, C.D. Nancarrow, and P.E. Mattner. 1974. Synchronisation of
Oestrous in Cattle, Sheep and Goats using Prostaglandin Analogue. Proc. Aust. Soc.
Anim. Prod. 10, 242-245.
Hunter, R.H.F. 1980. Physiology and Technology of Reproduction in Female Domestic
Animals. Academic Press San Fransisco.
McDonald, L.E. 1975. Veterinery Endocrinology and Reproduction. 2nd. Ed. Lea and Febiger.
Philladelphia
McDonald, L.E., 1980. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Lea and Febiger Philadelphia.
Hal: 304-329
Partodihardjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara, Jakarta.
Rowson, L.E.A., R Tervit, and A.Brand, 1972. The Use of Prostaglandins for Synchronisation of
Oestrus in Cattle. J Reprod. Fert. 29, 145 (Abstrac).
Sianturi, R.S.G., Umi Adiati, Hastono, IGM Budiarsana, dan I.K. Sutama., 1997. Sinkronisasi
Berahi Secara Hormonal pads Kambing Etawah Prosiding Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner. Puslitbangnak. Bogor. Hal 379 - 384.
Sutama, I.K. 1987, Pubertal Development and Early Reproductive Performance of Javanese Thin-
Tail (JTT) Sheep. Disertation. Univ. of New England. Australia.
Sutama, I.K dan R. Dharsana. 1994. Sinkronisasi birahi dan super ovulasi pada domba. Proc.
Seminar wins dan Teknologi Peternakan. Ha1463-467.
Sumaryadi, M.Y. dan W. Manalu, 1996. Hubungan antara jumlah folikel yang mengalami
ovulasi terhadap keberhasilan kebuntingan domba pada berahi pertama setelah
penyuntikan PGF2. Media Veteriner Vol. III (1): 2 5 - 3 3
Sumaryadi, M.Y. 2003. Perkembangan Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Program Studi
Sumber Daya Ternak. Program Pasca Sarjana. UNSOED
Tambayong. 1993. Pengaruh Penggunaan Gonadotrophin (PMSG+HCG) terhadap Penampilan
Reproduksi Domba Periangan Betina pada Tingkat Prolifikasi dan Kondisi Tubuh yang
Berbeda. Tesis Untuk Gelar Magister Pertanian. Program Pendidikan Magister. Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung.
Toelihere, M. R., 1981. Fisiologi Reproduksi pads Ternak. Angkatan Bandung
Tomaszewska, M.W., I K.Sutama, I.G. Putu, dan T.D. Chaniago. 1991. Reproduksi tingkah Laku
dan Produksi ternak di Indonesia. Gramedia Pustaka utama. Jakarta
Toelihere, M.R., 2003. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit PT. Angkasa. Bandung.

266 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pengembangan Sistem Layanan, Fasilitasi dan ….

PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN, FASILITASI, DAN


PEMBINAAN: KELEMBAGAAN, SUMBER DAYA MANUSIA, DAN
TATA KELOLA PBJ KEMENDIKBUD MENUJU ULP TUNGGAL
DAN MANDIRI

Oleh: Herdiana
Biro Umum – Sekretariat Jenderal Kemendikbud
Disusun sebagai Laporan Proyek Perubahan pada Diklat Kepemimpinan Tingkat IV/3
Pembimbing (Coach) Adnan M. Baralemba, S.Pd., M.Si.

ABSTRAK
Dengan berlandas pada poin keempat Nawacita terkait reformasi sistem yang bebas korupsi dan
terpercaya, studi ini berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengadaan barang dan
jasa (PBJ) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui proyek pengembangan
sistem layanan, fasilitasi, dan pembinaan. Menggunakan pendekatan Teknik analisis manajemen
dengan model analisis SWOT, hasil analisis menunjukan bahwa permasalahan pengadaan barang
dan jasa perlu diatasi pada berbagai level: isu kelembagaan, integritas sumber daya manusia, serta
kurang efektifnya tata kelola Unit Layanan Pengadaan (ULP) itu sendiri. Proyek perubahan pada
studi ini menggali solusi dari pemetaan masalah di atas, di antaranya melalui perubahan struktur
organisasi pengadaan di mana ULP menjadi mandiri dan terpusat atau yang disebut dengan Center
of Excellence (Brocke & Rosemann, 2010) serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas
pengadaan melalui implementasi Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung (SIMPeL).

PENDAHULUAN Miliar. Artinya, PBJ perlu diawasi lebih serius


dalam proses pengadaaan dari awal hingga
Latar belakang akhir.
Menurut Kaufmann, pengadaan Sejalan dengan Nawacita poin ke 4,
barang/jasa (PBJ) adalah aktivitas pemerintah “menolak negara lemah dengan melakukan
yang dianggap paling rentan terhadap korupsi, reformasi sistem dan penegakan hukum yang
dan ini terjadi dimanapun di seluruh dunia bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya”,
(OECD, 2007: 9). Hasil penelitian ini sedikit pemerintah dalam memprioritaskan untuk
banyak juga terkonfirmasi di Indonesia. pencegahan dan pemberantasan korupsi
Mengutip data statistik penanganan perkara mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres)
KPK yang tersedia di beberapa laporan tahunan nomor 10 tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan
KPK (2012: 72) (2013: 83) (2014: 41); sejak dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan
tahun 2004-2014, KPK telah menangani 411 Tahun 2017 untuk pemerintah pusat
kasus korupsi yang 131 atau sepertiga kasus Kementerian/ Lembaga/ Instansi/ Pemerintah
diantaranya terjadi di bidang PBJ. Hal ini Daerah. Salah satu prioritas dalam Inpres ini
menempatkan korupsi di bidang ini sebagai adalah aksi Peningkatan Transparansi dan
kasus terbanyak kedua yang ditangani Komisi Akuntabilitas PBJ, dimana salah satu ukuran
setelah kasus penyuapan. keberhasilannya adalah Terlaksananya
Pengembangan Kelembagaan, Sumber Daya
Kasus korupsi di Bidang Pendidikan Manusia dan Tata Kelola Unit Layanan
dalam 10 tahun terakhir, tahun 2007 - 2018, Pengadaan (ULP).
Data hasil Indonesia Corruption Watch (ICW)
mengungkap sebanyak 247 kasus atau sekitar Untuk pelaksanaan Inpres tersebut,
58% terkait non PBJ dengan kerugian sebesar khususnya terkait peningkatan transparansi dan
Rp. 466 Miliar atau sekitar 34% dari total akuntabilitas PBJ, Kementerian Pendidikan dan
kerugian negara. Sedangkan kasus yang terkait Kebudayaan dikoordinasikan oleh Satuan Kerja
dengan PBJ sebesar 178 kasus atau sekitar 41% (Satker) Biro Umum – Sekretariat Jenderal
dan menimbulkan kerugian sebesar Rp. 65 Kemendikbud, yang pelaksananya terletak pada

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 267


Herdiana

Sub Bagian PBJ - Bagian Barang Milik Negara. Dari Indikator-indikator yang
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri mendukung dengan kondisi saat ini seperti yang
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) terdapat pada tabel 1 di atas, diperlukan
nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan langkah-langkah perubahan yang nyata pada
Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan setiap indikator untuk dapat mencapai tujuan
Kebudayaan, dan Permendikbud nomor 46 yang diharapkan. Birokrasi Pemerintahan
tahun 2015 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Kemendikbud yang lebih transparan dan
Lingkungan Sekretariat Jenderal. akuntabel dapat terwujud ketika tercapainya
perubahan pada indikator Pengembangan
Permasalahan Sistem Layanan, Fasilitasi, dan Pembinaan:
Kelembagaan, Sumber Daya Manusia, dan Tata
Berdasarkan hasil kajian KPK faktor
Kelola PBJ Kemendikbud menuju ULP
utama penyebab korupsi diantaranya karena
Tunggal dan Mandiri.
pegawai yang ditempatkan di ULP masih belum
independen dari sisi tugas, mereka masih Tujuan
mengerjakan pekerjaan pada unit kerja asalnya.
KPK juga melihat jenjang karir dan ‘rumah’ Proyek Perubahan dalam studi ini
fungsional pengadaan belum ada sehingga memiliki beberapa tujuan yang terbagi menjadi
pegawai fungsional pengadaan tersebut masih tiga jangka Panjang, menengah, dan pendek
melekat di unit kerja asal, dari sisi penggajian, yang meliputi:
penilain kerja, dan unsur-unsur terkait
kepegawaian lainnya. 1. Jangka Pendek
a. Terbentuknya tim proyek perubahan
Hal ini berpotensi menimbulkan pengembangan sistem layanan, fasilitasi,
masalah profesionalitas karena tidak ada dan pembinaan: kelembagaan, sumber
kepastian karir, sifatnya temporer (tiap tahun daya manusia, dan tata kelola PBJ
berganti), tidak independen karena Pokja ULP Kemendikbud menuju ULP tunggal dan
masih menjadi bawahan dari PPK, dan rentan mandiri;
diintervensi. Di samping itu, timbulnya rangkap b. Tersusun Rumusan Materi dan usulan
pekerjaan membuat pelaksana pengadaan kelembagaan, SDM dan tata kelola PBJ
rentan melakukan fraud atau kecurangan. KPK Kemendikbud menuju ULP Tunggal dan
merekomendasikan mendorong independensi mandiri;
pelaksana pengadaan (melepaskan diri dari unit c. Terwujudnya kesepahaman stakeholder
kerja asal), perlu ada konsep peningkatan (pimpinan & pelaksana) PBJ di
jenjang karir bagi pelaksana pengadaan. Kemendikbud akan pentingnya ULP
Tunggal dan Mandiri Kemendikbud;
Berdasarkan Permendikbud nomor 1 d. Terbentuknya Kesiapan stakeholder di
tahun 2014 tentang ULP di lingkungan Biro Umum apabila menjadi tempat ULP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ULP Tunggal dan Mandiri Kemendikbud;
masih terdapat di setiap satker unit utama dan e. Tersosialisasikannya rumusan materi
pada implementasinya beberapa unit utama dan usulan kelembagaan, SDM dan tata
membentuk ULP di satker tingka eselon II. kelola PBJ Kemendikbud menuju ULP
Kondisi pengembangan kelembagaan, sumber Tunggal dan mandiri kepada satker di
daya manusia dan tata kelola ULP di Kemendikbud.
Kemendikbud tersebut kurang sesuai dengan
Semangat Inpres tersebut di atas dan
Rekomendasi Kajian LKPP. 2. Jangka Menengah
Untuk mewujudkan cita-cita dalam a. Diperoleh hasil studi banding ke
Perpres dimaksud, penulis sebagai Kepala beberapa Kementerian/ Lembaga/
Subbagian PBJ mempunyai tugas dan fungsi Daerah/ Instansi yang dapat menjadi
utama terkait pelayanan, fasilitasi, dan referensi pengembangan PBJ di
pembinaan kelembagaan dan sumber daya Kemendikbud untuk mendukung;
manusia PBJ di seluruh satker Kemendikbud, b. Terbentuk kerjasama dengan
berkeinginan melakukan proyek perubahan Kementerian/ Lembaga/ Daerah/
tentang Pengembangan Kelembagaan, Sumber Instansi terkait dalam pengembangan
Daya Manusia dan Tata Kelola ULP. PBJ di Kemendikbud;

268 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pengembangan Sistem Layanan, Fasilitasi dan ….

c. Diperoleh standar layananan SPSE e-procurement atau pengadaan berbasis


Kemendikbud di level nasional (dari elektronik menjadi salah satu counter dan
LKPP) dan atau international (Lembaga solusi. Coulthard dan Castleman (2001)
sertifikasi ISO). memaparkan beberapa keunggulan dari
3. Jangka Panjang penerapan pengadaan secara elektronik.
a. Terbinanya Kompetensi SDM Pengelola Pertama, peningkatan efisiensi proses bisnis
PBJ Kemendikbud sebagai calon dalam Pemerintahan. Meski Lembaga
pelaksana ULP Tunggal dan Mandiri Pemerintahan tidak berorientasi pada
Kemendikbud; keuntungan materil (non-profit oriented), proses
b. Tersedianya satu portal sistem bisnis dalam Pemerintahan perlu diperhatikan
terintegrasi untuk memfasilitasi, dalam arti melibatkan transaksi keuangan yang
melayani, dan membina PBJ seluruh besar.
satker di Kemendikbud;
c. Terbentuknya Kelembagaan dan Di Amerika misalnya, Church (1998)
Tatakelola ULP Tunggal dan Mandiri menunjukkan bahwa pengadaan elektronik
Kemendikbud. telah memangkas biaya transaksi dari US$120
menjadi hanya sekitar $20 dan mengurangi
keterlambatan proses dari 40 hari menjadi
Manfaat kurang dari 5 hari. Lebih jauh lagi, terdapat
Manfaat dari proyek perubahan ini adalah: consensus bahwa jika proses bisnis dalam
1. Terciptanya proses PBJ di setiap satker Pemerintahan dilakukan dengan lebih efektif,
Kemendikbud yang terbebas dari konflik salah satunya dengan pengadaan elektronik, hal
kepentingan, mengeliminir potensi-potensi ini dapat berdampak baik pada semua
korupsi, dan menjamin terciptanya PBJ pemangku kepentingan; masyarakat yang
Kemendikbud yang transparan dan membayar pajak, penyedia, dan lain-lain.
akuntabel;
Penerapan pengadaan elektronik juga
2. Tersedianya SDM pelaksana PBJ untuk
dilihat sebagai sebuah inisiatif dan contoh yang
setiap satker Kemendikbud yang lebih
baik bagi proses bisnis di masyarakat. Dalam
fokus dan profesional, tidak terganggu
hal ini, pemerintah dapat mendorong proses
beban kerja yang lain;
bisnis yang akuntabel dan transparan dengan
3. SDM pelaksana PBJ Kemendikbud
lebih dibukanya akses dan kesempatan bagi unit
mendapatkan jenjang karir yang jelas dan
usaha yang potensial. Tidak hanya itu,
penghargaan yang semestinya sesuai
transparansi yang dimaksud dapat pula
dengan aturan yang berlaku;
membantu dalam proses pengawasan baik oleh
4. Terciptanya Kelembagaan dan Tatakelola
Lembaga yang berwenang maupun oleh
Kemendikbud yang sesuai dengan amanah
pemangku kepentingan lainnya (Coulthard dan
Reformasi Birokrasi Internal (RBI), yaitu
Castleman, 2001).
menjamin terjadinya transparansi dan
akuntabilitas pelayanan publik yang Selain itu, pengadaan elektronik
menjadi tanggung jawab Kemendikbud, tidak hanya berkaitan langsung dengan efisiensi
khususnya bidang PBJ; pengeluaran Negara, tapi juga memperbaiki
5. Terciptanya pemerintahan yang transparan organisasi pengadaan sehingga buying power
dan akuntabel di Indonesia dan Dunia yang Lembaga Pemerintah beserta pola pengeluaran
memberikan peran untuk peningkatan dapat terkoordinasi dan dimonitor dengan baik
kesejahteraan umat manusia di dunia dan (Avery, 2000). Fokus pengadaan elektronik
akhirat. pada efisiensi pembelian dan manajemen
sumber daya dapat pula mendukung program
evaluasi berdasarkan dengan database yang riil
KAJIAN PUSTAKA
dan outcome yang mudah diukur.
1. E-Procurement: Tata Kelola Pengadaan
Dalam proyek perubahan ini, penulis
Barang dan Jasa Berbasis Elektronik telah memulai inisiatif dalam implementasi
Dalam rangka mengatasi berbagai Sistem Informasi Manajemen Pengadaan
permasalahan dalam pengadaan barang dan jasa Langsung (SIMPeL) sebagai salah satu wujud
yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, dari e-procurement. Pertama kali

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 269


Herdiana

dikembangkan oleh Kementerian Keuangan memilih pihak-pihak yang terlibat dalam


(Kemenkeu), SIMPeL merupakan sistem pengadaan. Hal tersebut tidak hanya berperan
informasi yang dibuat untuk memfasilitasi dalam menjamin kualitas kinerja panitia
proses pengadaan langsung secara elektronik. pengadaan, namun turut membentuk pembinaan
Tidak hanya berfokus pada efisiensi proses karir dan profesionalisme bagi jabatan
pengadaan langsung, database hasil pengadaan fungsional pengelola pengadaan barang/Jasa
yang dikelola melalui aplikasi SIMPeL juga secara jangka panjang.
dapat menjadi dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan evaluasi terkait Kedua, standarisasi skill ini berkaitan
pengadaan langsung di lingkungan Kemdikbud, pula dengan standarisasi proses PBJ. Melalui
seperti penyusunan analisa pengeluaran, analisa sentralisasi pengadaan barang/jasa, ULP
standar biaya, laporan pelaksanaan pengadaan memiliki wewenang dalam mengatur secara
langsung, dan lain-lain. rinci dan jelas proses PBJ mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penyerahan
2. Urgensi Sentralisasi Unit Layanan hasil proses pengadaan barang/jasa. Diaturnya
Pengadaan proses pengadaan secara terpusat dapat
berdampak positif terhadap nilai-nilai
Terlepas dari beberapa manfaat dari kelembagaan dan organisasi, di mana kesatuan
adopsi pengadaan secara elektronik, menurut tujuan dan kesatuan perintah menjadi elemen
Padhi dan Mohapatra (2009), kesiapan penting dalam koordinasi dan pengawasan
teknologi tidak dapat berdiri sendiri dalam mekanisme PBJ. Hal ini tentu saja dapat
menciptakan sistem pengadaan yang lebih menjadi solusi dari lemahnya pengawasan
efisien dan transparan. Diperlukan pula terhadap panitia pengadaan sementara yang
perpaduan antara kebijakan tata kelola yang rentan terhadap intervensi pihak eksternal.
baik dengan kesiapan teknologi oleh Lembaga
Pemerintah itu sendiri. Baik Kajian LKPP (2013) dan Kajian
KPK (2014) mencatat potensi sentralisasi atau
Karena itulah, proyek perubahan dalam pemusatan ULP dapat meningkatkan efisiensi
studi ini juga menyasar restrukturasi perencanaan, pelaksanaan dan juga pengawasan
kelembagaan, di mana ULP menjadi terpusat PBJ. Selain mengawasi mekanisme PBJ secara
dan mandiri. Secara hukum, sentralisasi ULP keseluruhan, sentralisasi ULP juga diharapkan
telah ditetapkan oleh Peraturan Presiden No. 54 dapat menciptakan kelembagaan yang lebih
tahun 2010 dan Peraturan Presiden No.70 tahun terfokus, sehingga berdampak langsung pada
2012, di mana proses pemilihan penyedia peningkatan kualitas sumber daya manusia,
barang/jasa di setiap K/L/P/I harus bersifat kualitas barang/ jasa yang dihasilkan untuk
terpusat pada satu unit kerja khusus. Konsisten kegiatan pemerintahan, serta tercegahnya
dengan dasar hukum dan temuan KPK penyelewengan dana PBJ di masa yang akan
mengenai minimnya integritas dan datang.
profesionalisme panitia PBJ, kajian LKPP
menunjukkan urgensi serupa terhadap hadirnya METODE PEMECAHAN MASALAH
sentralisasi ULP. Berdasarkan kajian LKPP, UTAMA
sentralisasi menjadi perlu jika bercermin pada
minimnya standarisasi barang dan jasa yang Menggunakan pendekatan Teknik
dihasilkan serta peluang penyimpangan yang Analisis Manajemen (TAM), penulis
besar ketika pengadaan bernilai tinggi dan mengembangkan model analisis SWOT
kompleks. (Strength, Weakness, Opportunity and Threat).
Dalam melakukan analisis manajemen yang
Keberadaan ULP yang terpusat komprehensif , salah satu alat yang tepat
dianggap dapat menciptakan standarisasi baik digunakan dalam organisasi bisnis dan non
dari segi skill/ kualitas SDM dan standarisasi bisnis adalah analisis SWOT (LAN, 2008).
proses pengadaan. Pertama, sentralisasi ULP Dalam menerapkan model analisis SWOT, hal
mengarah pada optimalnya standarisasi SDM di utama yang perlu dilakukan adalah menyusun
mana semua pejabat pengadaan, anggota Pokja, identifikasi faktor dengan mengacu kepada
dan PPK (Kecuali eselon II) yang terlibat dalam tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
proses diwajibkan lulus sertifikasi. Artinya, (Jackson, et.al, 2003). Pertama, penelusuran
terdapat standar dan alur yang jelas dalam keadaan lingkungan. Kedua, mengkondisikan

270 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pengembangan Sistem Layanan, Fasilitasi dan ….

kemampuan dan kapasitas sumber daya. Ketiga, HASIL DAN PEMBAHASAN


menilai kemampuan dan kapasitas sumber daya.
Analisis SWOT akan berdasar pada prinsip 1. Analisis Situasi dan Identifikasi
pemberdayaan sumber daya unggulan Pemangku Kepentingan
organisasi atau faktor-faktor kunci keberhasilan Di lingkungan Kementerian Pendidikan
organisasi (LAN, 2008). dan Kebudayaan sendiri, proses pengadaan
Dalam kaitannya dengan proyek barang dan jasa dikoordinasikan oleh Satuan
perubahan ini, model analisis SWOT akan Kerja (Satker) Biro Umum – Sekretariat
digunakan untuk pertama-pertama melakukan Jenderal Kemendikbud, yang pelaksananya
analisis lingkungan, yakni mengidentifikasi terletak pada Sub Bagian PBJ - Bagian Barang
masalah dan tantangan yang ada. Selanjutnya, Milik Negara. Hal ini sesuai dengan Peraturan
analisis SWOT ini juga digunakan untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
memetakan potensi yang ada, dalam hal ini (Permendikbud) nomor 11 tahun 2015 tentang
pemangku kepentingan PBJ, sehingga dapat Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
dijadikan dasar pertimbangan dalam penentuan Pendidikan dan Kebudayaan, dan
strategi dan faktor kunci keberhasilan proyek Permendikbud nomor 46 tahun 2015 tentang
perubahan. Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan
Sekretariat Jenderal.

Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Umum – Sekretariat Jenderal

Berdasarkan Permendikbud nomor 1 daya manusia dan tata kelola ULP di


tahun 2014 tentang ULP di lingkungan Kemendikbud tersebut kurang sesuai dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ULP Semangat Inpres tersebut di atas dan
masih terdapat di setiap satker unit utama dan Rekomendasi Kajian LKPP. Untuk melihat
pada implementasinya beberapa unit utama kondisi masalah utama yang dipecahkan pada
membentuk ULP di satker tingka eselon II. proyek perubahan ini dapat dilihat seperti pada
Kondisi pengembangan kelembagaan, sumber table 1 di bawah ini.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 271


Herdiana

Tabel 1. Kondisi Masalah Utama Tentang Tata Kelola ULP Kemendikbud, Sebelum dilkksanakan Proyek
Perubahan, 2017

Pentingnya ULP Mandiri


terinformasi pada Pimpinan & % 100% 25% 75%
Pelaksana PBJ
Kesiapan Biro umum sebagai
tempat ULP Kemendikbud yang
% 100% 25% 75%
Tunggal & Mandiri

Kompetensi SDM di Subbag PBJ


menjadi pelaksana ULP Tunggal % 100% 25% 75%
dan Mandiri
Ketersediaan Integrasi Sistem
sarana fasilitasi, layanan, & Portal/ Sistem 1 0 1
pembinaan PBJ
Terbentuknya ULP Kemendikbud
yang Tunggal dan Mandiri Unit 1 0 1

Menyikapi paparan di atas, salah satu dirancang. Identifikasi ini diperlukan untuk
langkah awal dari pelaksanaan proyek menyusun strategi dalam mencapai tujuan
perubahan ini, penulis (Project Leader) juga perubahan: restrukturasi kelembagaan ULP di
melakukan identifikasi dan analisis stakeholder, lingkungan Kemendikbud, hasilnya seperti
yaitu suatu proses memetakan posisi digambarkan pada gambar 2 di bawah ini.
stakeholder terhadap rangkaian kegiatan yang

PROMOTERS
LATENS

Sekjen, ULP Sekjen, Karo


LKPP, KemenpanRB, Biro
Umum, Kabag. BMN,
Hukor, Biro Kepeg.,
Karyawan Subbag PBJ,
Pustekom
JFT PBJ

PENGARUH KEPENTINGAN
(INFLUENCE) DEFENDERS
(INTEREST)
APATHETICS
ULP Dikdasmen, ULP
Kasubbag PP, Kasubbag Balitbang, ULP Itjen, ULP
PBMN GTK, ULP Bahasa, ULP
Kebudayaan, ULP Paud
Dikmas, 223 Satker
Kemdikbud, Penyedia

Gambar 2
Hasil Identifikasi Peta Pemangku Kepentingan dalam Mengembangkan, Sistem Layanan, Fasilitasi, dan
Pembinaan: Kelembagaan, Sumber daya Manusia, dan Tata Kelola PBJ Kemendikbud Menuju ULP
Tunggal dan Mandiri Biro Umum – Sekretariat Jenderal Kemendikbud, 2017

Identifikasi pemangku kepentingan yang kepentingan tinggi, kelompok “Latens” bagi


telah dilakukan berdasarkan Net-map atau peta pemangku kepentingan yang mempunyai
jaringan, menghasilkan data seperti gambar di pengaruh tinggi dengan tingkat kepentingan
atas. Gambar tersebut membagi pemangku rendah, kelompok “Defenders” bagi pemangku
kepentingan menjadi 4 (empat) kelompok: kepentingan yang pengaruh rendah dengan
kelompok “Promoters” bagi pemangku tinggkat kepentingan tinggi, sedangkan
kepentingan yang mempunyai pengaruh dan kelompok “Apathetichs” bagi pemangku

272 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pengembangan Sistem Layanan, Fasilitasi dan ….

kepentingan yang pengaruh dan pemangku kepentingan dengan strategi dalam


kepentingannya rendah. Untuk pelaksanaan Tabel berikut:
proyek perubahan ini diperlukan dukungan dari

Tabel 2.
Strategi Komunikasi Yang Dibangun dalam Mengembangkan, Sistem Layanan, Fasilitasi, dan
Pembinaan: Kelembagaan, Sumber daya Manusia, dan Tata Kelola PBJ Kemendikbud Menuju
ULP Tunggal dan Mandiri Biro Umum – Sekretariat Jenderal Kemendikbud

Setjen Memberikan arahan Menembuskan informasi setiap kegiatan, melaporkan hasil


1. Kemendikbud perhatian dan arahan setiap tahapan, melakukan komunikasi formal secara
periodik
ULP Setjen Membantu proses, Menjadikan tim inti dan tim efektif proyek perubahan,
2.
Kemendikbud sosialiasai, dan implementasi dilibatkan didalam proses dan tahapan proper
Karo Umum Mendukung proper, dan Koordinasi langsung/tak langsung baik formal maupun
3. jembatan komuniksi ke informal, dijadikan sebagai pelindung tim efektfif proper
Sekjen
Kabag. BMN Mendukung penuh proper, Koordinasi langsung/tak langsung baik formal maupun
4. dan jembatan komuniksi ke informal, dijadikan sebagai pengaruh tim efektfif proper
Karo Umum
Karyawan Subbag Dapat mengikuti dan Memberikan arahan, monitoring/ pendampingan,
5. BMN menjalankan arahan sepenuh penilaian/evaluasi
hati
JFT PBJ Dapat mengikuti kebijakan Dilibatkan dalam kegiatan terkait, diskusi dan update
6. yang berkembang informasi secara formal dan informal melalui media sosial
(medsos), dan lain-lain.
LKPP Memberikan dukungan dan Diundang menjadi narasumber kegiatan, didatangi untuk
7. arahan konsultasi, diskusi secara formal dan informal melalui
medos, dan lain-lain
Kemenpan-RB Menyetujui usulan organisasi Diundang menjadi narasumber kegiatan, didatangi untuk
8. dan kepegawaian konsultasi, diskusi secara formal dan informal melalui
medsos, dan lain-lain
Biro Hukor Menyetujui dan Membantu Diundang menjadi narasumber kegiatan, didatangi untuk
9. proses usulan organisasi PBJ konsultasi, diskusi secara formal dan informal melalui
medsos dll
Biro Kepeg. Menyetujui dan Membantu Diundang menjadi narasumber kegiatan, didatangi untuk
9. proses usulan kepegawaian konsultasi, diskusi secara formal dan informal melalui
PBJ medsos, dan lain-lain
Pustekkom Menyetujui dan Membantu Diundang menjadi narasumber kegiatan, didatangi untuk
10. proses usulan sistem & konsultasi, diskusi secara formal dan informal melalui
jaringan TIK PBJ medsos dll
ULP Unit Utama Mendukung kegiatan proper Berkoordinasi dengan sering diundang dalam rapat, juga
11. komunikasi formal dan informal melalui medsos, dan lain-
lain.
Satker Kemdikbud Mendukung kegiatan proper Berkoordinasi dengan diundang dalam rapat/kegiatan, juga
12. komunikasi formal dan informal melalui medsos, dan lain-
lain
Penyedia Merasakan manfaat dari Diinformasikan perkembangan yang ada baik secara formal
13
kegiatan proper maupun informal, diundang dalam beberapa kegiatan terkait
Kasubbag PP Mengetahui informasi Diberikan informasi deskripsi proper, dan
manfaat dan progres perkembangannya secara periodik dengan formal
14. proper maupun informal, sekali-kali diikutsertakan dalam
kegiatan
Kasubbag PBMN Mengetahui informasi Diberikan informasi deskripsi proper, dan
manfaat dan progres perkembangannya secara periodik dengan formal
15. proper maupun informal, sekali-kali diikutsertakan dalam
kegiatan

2. Tahapan Pemecahan (Milestone) dan pendek namun proyek perubahan akan terus
Realisasi Proyek Perubahan dilanjutkan ke jangka menengah dan jangka
panjang. Pada implementasinya, ternyata
Pada dasarnya tahapan yang beberapa milestone pada jangka menengah
dilaksanakan pada laporan proyek perubahan sudah dilakukan pada masa jangka pendek ini.
pada tahap ini adalah terfokus pada jangka Artinya, tahapan dan proyek berjalan lebih

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 273


Herdiana

cepat dari yang seharusnya. Secara lebih rinci perubahan ini seperti disajikan pada table 3 di
rencana milestone dan kegiatan proyek bawah ini.
Tabel 3.
Tahapan Pemecahan Masalah Utama Melalui Pengembangan, Sistem Layanan, Fasilitasi, dan
Pembinaan: Kelembagaan, Sumber daya Manusia, dan Tata Kelola PBJ Kemendikbud Menuju ULP
Tunggal dan Mandiri Biro Umum – Sekretariat Jenderal Kemendikbud, 2017

NO TAHAPAN DAN KEGIATAN WAKTU HASIL KEGIATAN/OUTPUT


KEGIATAN
JANGKA PENDEK

1 Terbentuk Tim Proyek Perubahan

a. Membuat draft surat tugas tim Minggu Draft Surat Tugas Tim
Ke - 2,3 Persetujuan, Foto
b. Koordinasi dengan pimpiman
September 2017
c. Pembentukan tim Surat Tugas Tim

d. Identifikasi kebutuhan Daftar Kebutuhan, Foto

e. Distribusi pekerjaan Jobdes, Notulen, Foto

2 Perumusan Materi & Naskah Usulan


a. Membuat draft surat undangan Draft Surat Undangan
Minggu ke-3,4
b. Koordinasi dengan pimpiman September Persetujuan, Foto
sd. Tanda terima
c. Distribusi surat undangan
Minggu ke-1
d. Rapat rumusan usulan Oktober Notulen, Absen, Foto
2017
e. Pelaporan naskah ke pimpinan Laporan, tanda terima

3 Koordinasi Eselon 1 Kemendikbud

a. Membuat draft surat undangan Minggu ke - Draft Surat Undangan


1,2,3 Persetujuan, Foto
b. Koordinasi dengan pimpiman
Oktober
c. Distribusi surat undangan 2017 Tanda terima

d. Rapat Koordinasi Notulen, Absen, Foto

e. Pelaporan Rakor ke Pimpinan Laporan, tanda terima

4 Finalisasi Materi & Naskah Usulan

a. Membuat drat surat undangan Minggu ke - 3,4 Draft Surat Undangan


Oktober Persetujuan, Foto
b. Koordinasi dengan pimpiman
2017
c. Distribusi surat undangan Tanda terima

d. Rapat rumusan usulan Notulen, Absen, Foto

e. Pelaporan naskah ke pimpinan Laporan, tanda terima

5 Sosialiasai Materi & Naskah Usulan

a. Membuat drat surat undangan Minggu ke - 1 Draft Surat Undangan


Oktober Persetujuan, Foto
b. Koordinasi dengan pimpiman sd.
c. Distribusi Surat Undangan Minggu ke-1,2 Tanda terima
November
d. Rapat sosialisasi naskah usulan Notulen, Absen, Foto
2017
e. Pelaporan hasil ke pimpinan Laporan, tanda terima

274 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pengembangan Sistem Layanan, Fasilitasi dan ….

NO TAHAPAN DAN KEGIATAN WAKTU HASIL KEGIATAN/OUTPUT


KEGIATAN
JANGKA MENENGAH
Pengembangan Sistem & Portal Terintegrasi
6
Tahap-1
Studi Banding pada KLDI dg Proses PBJ Minggu ke-1 Undangan, Laporan Studi
a.
yang unggul November Banding, Foto
b. Pengembangan website PBJ sd. Website PBJ
Minggu ke-4
Kerjasama KLDI pemanfaatan sistem PBJ Desember Mou Kerjasama
c.
yang dikembangkan
2017
Optimalisasi Proses Bisnis LPSE Reorganisasi Admin SPSE; Alur
Kemendikbud, mulai dari manajemen proses usulan, penetapan, &
admin pengelola LPSE, usulan dan pengelolaan login
pembuatan serta pengelolaan login KPA/ KPA/PPK/Pokja/PP, Alur
d.
PPK/ Pokja/PP, proses usulan Paket PBJ, proses usulan paket PBJ, Alur
progress Paket PBJ dari kaji ulang sd proses u progres implementasi
penetapan dan pengumuman pemenang & Paket PBJ dari awal sd akhir,
pelaporan
Peningkatan standarisasi layanan dan Diperoleh standar LPSE yang
e. keamanan LPSE Kemendikbud (Standar dari Lembaga yang berwenang :
Nasional &/International) LKPP/Badan Sertifikasi ISO
Laman Portal utama yang
Informasi program, jadwal dan pendaftaran
mengkoneksikan ke menu2
f. kegiatan, share materi kegiatan melalui
utama yang banyak diperlukan
satu pintu sistem akses terintegrasi
stakeholder
Fasilitas pembelajaran PBJ
Penyediaan materi pembelajaran PBJ
online kemendikbud, Fasilitas
e. online dan alternatif metode
sosialisasi/ workshop/diklat
sosialisasi/workshop/diklat jarak jauh
jarak jauh
Pembinaan Kompetensi SDM Pengelola PBJ
7 Kemendikbud sebagai calon pelaksana ULP
Tunggal dan Mandiri Kemendikbud Tahap-1 Minggu ke-1
Pembuatan Info Grafis tentang Tusi PBJ, November Infor grafis: cetak/digital
a. UKPBJ Center of Excellent, dll (Cetak, sd.
Digital) Minggu ke-4
Optimalisasi kerjasama Pembinaan PBJ Desember Perjanjanjian Kerjasama dan/
b. dengan Pusdiklat Pegawai Kemdikbud, dan 2017 SK,
atau Unit Utama serta LKPP
Pembuatan Jalur Koordinasi PBJ antar SK Koordinator Unit Utama &
c. Satker Kemdikbud: Koordinator Unit Kontak Person Satker, bentuk
Utama, Kontak Person Satker, dst Jarkom
Pemetaan & Pembuatan Jaring Komunikasi Data PNS Beersertifikasi Ahli
d PNS bersertifikasi Ahli PBJ dan atau PBJ,
Jabfung PBJ
Optimalisasi PBJ melalui e-purchasing (e- Kegiatan rakor, fasilitasi proses
e
katalog) katalog
Penyelenggaraan TOT, Diklat teknis PBJ, Kegiatan TOT dan
d. dan sertifikasi bagi insan PBJ bimtek/workshop/diklat
Kemendikbud
e Reward bagi satker/insan PBJ “berprestasi” Sistem reward

f. Pembuatan Buku Saku PBJ Kemendikbud Buku Saku PBJ Kemdikbud

Membentuk Kelembagaan dan Tatakelola Terbentuknya ULP Tunggal


8 ULP Tunggal dan Mandiri Kemendikbud Minggu ke-4 dan Mandiri Kemendikbud
Tahap-2 Tahap-1
November
2017 Berkembangnya Portal
9 Pengembangan Portal Terintegrasi Tahap-2
Terintegrasi Tahap-1
sd.
Terbinanya Kompetensi SDM
Minggu ke-4
Pembinaan Kompetensi SDM Pengelola PBJ Pengelola PBJ Kemendikbud
10 Kemendikbud sebagai calon pelaksana ULP April sebagai calon pelaksana ULP
Tunggal dan Mandiri Kemendikbud Tahap-2 2018 Tunggal dan Mandiri
Kemendikbud Tahap-1

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 275


Herdiana

NO TAHAPAN DAN KEGIATAN WAKTU HASIL KEGIATAN/OUTPUT


KEGIATAN
JANGKA PANJANG
Terbentuknya Kelembagaan
Membentuk Kelembagaan dan Tatakelola
dan Tatakelola ULP Tunggal
11 ULP Tunggal dan Mandiri Kemendikbud
dan Mandiri Kemendikbud
Tahap-3 Minggu ke-4
Tahap-2
April
Berkembangnya Portal
12 Pengembangan Portal Terintegrasi Tahap-3 sd.
Terintegrasi Tahap-2
Minggu ke-4
Terbinanya Kompetensi SDM
Desember
Pembinaan Kompetensi SDM Pengelola PBJ Pengelola PBJ Kemendikbud
13 Kemendikbud sebagai calon pelaksana ULP 2018 sebagai calon pelaksana ULP
Tunggal dan Mandiri Kemendikbud Tahap-3 Tunggal dan Mandiri
Kemendikbud Tahap-2

Sementara itu, hasil pelaksanaan rencana PENUTUP


dan realisasi kegiatan merupakan hasil dari Proyek perubahan ini telah berfokus
implementasi proyek perubahan pada jangka pada peningkatan akuntabilitas dan transparansi
pendek, mengacu kepada rancangan proyek pengadaan barang dan jasa (PBJ) di lingkungan
perubahan yang telah dibuat sebelumnya. Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
saat artikel ini disusun, Proyek Perubahan melalui proyek pengembangan sistem layanan,
berupa persiapan implementasi aplikasi fasilitasi, dan pembinaan. Dari pemetaan
SIMPeL di lingkungan Kemendikbud telah masalah yang ada, proyek ini menggali solusi di
sampai pada tahap final. Kerja sama antara antaranya melalui perubahan struktur organisasi
Kemendikbud dan Kemenkeu dikukuhkan pengadaan di mana ULP menjadi mandiri dan
melalui penandatanganan nota kesepahaman terpusat (Center of Excellence) serta
yang berlangsung pada Kamis 7 Desember 2017 peningkatan transparansi dan akuntabilitas
di Aula Mezzanin Gedung Juanda I, pengadaan melalui implementasi Sistem
Kementerian Keuangan. Nota kesepahaman Informasi Manajemen Pengadaan Langsung
tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal (SIMPeL).
dari masing-masing Kementerian, yakni Kasus korupsi di Bidang Pendidikan
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik dalam 10 tahun terakhir, tahun 2007 - 2018,
Suhardi dan Sekretaris Jenderal Kemenkeu, Data hasil Indonesia Corruption Watch (ICW)
Hadiyanto. mengungkap sebanyak 247 kasus atau sekitar
Lebih jauh lagi, SIMPeL akan 58% terkait non PBJ dengan kerugian sebesar
diimplementasikan di 214 satuan kerja yang ada Rp. 466 Miliar atau sekitar 34% dari total
di lingkungan Kemendikbud dengan total DIPA kerugian negara. Berdasarkan hasil kajian KPK
sebanyak 365 DIPA. Implementasi tersebut faktor utama penyebab korupsi diantaranya
akan dilakukan secara bertahap dengan dimulai karena pegawai yang ditempatkan di ULP masih
pada tahun 2018 di 43 satuan kerja belum independen dari sisi tugas, mereka masih
Kemendikbud yang berada di kantor pusat mengerjakan pekerjaan pada unit kerja asalnya.
Kemendikbud. Seluruh satuan kerja daerah KPK juga melihat jenjang karir dan ‘rumah’
yang berjumlah 152 satuan kerja akan fungsional pengadaan belum ada sehingga
mengikuti implementasi aplikasi tersebut pada pegawai fungsional pengadaan tersebut masih
tahun 2019 dan tahap implementasi terakhir melekat di unit kerja asal, dari sisi penggajian,
dilaksanakan pada 19 satuan kerja luar negeri penilain kerja, dan unsur-unsur terkait
pada tahun 2020. Untuk menyempurnakan kepegawaian lainnya.
sistem pengadaan secara elektronik di Dalam mencapai tujuan proyek
lingkungan Kemendikbud, kami juga tengah perubahan yang telah disebutkan di atas, penulit
melengkapi persiapan implementasi sistem telah melalui beberapa tahapan dan proses
keamanan informasi ISO 27000 sebagai realisasi. Pertama, analisis situasi menunjukkan
parameter kualitas LPSE Kemendikbud. bahwa kondisi pengembangan kelembagaan,
sumber daya manusia dan tata kelola ULP di
Kemendikbud tersebut kurang sesuai dengan
Semangat Inpres tersebut di atas dan

276 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pengembangan Sistem Layanan, Fasilitasi dan ….

Rekomendasi Kajian LKPP. Menyikapi hal DIPA. Implementasi tersebut akan dilakukan
tersebut, pemetaan stakeholder juga telah secara bertahap dengan dimulai pada tahun
dilakukan untuk menyusun strategi persuasi dan 2018 di 43 satuan kerja Kemendikbud yang
komunikasi dalam restrukturisasi Lembaga. berada di kantor pusat Kemendikbud. Seluruh
Sementara itu, Proyek Perubahan berupa satuan kerja daerah yang berjumlah 152 satuan
persiapan implementasi aplikasi SIMPeL di kerja akan mengikuti implementasi aplikasi
lingkungan Kemendikbud telah sampai pada tersebut pada tahun 2019 dan tahap
tahap final. SIMPeL akan diimplementasikan di implementasi terakhir dilaksanakan pada 19
214 satuan kerja yang ada di lingkungan satuan kerja luar negeri pada tahun 2020.
Kemendikbud dengan total DIPA sebanyak 365

DAFTAR PUSTAKA

Adebiyi, A. A., Ayo, C. K., & Adebiyi, M. O. (2010). Development of electronic government
procurement (e-GP) system for Nigeria public sector. International Journal of Electrical &
Computer Sciences IJECS-IJENS, 10(6), 69-76.
Avery, S. (2000). E-procurement: A wealth of information for buyers. Purchasing, September, 21,
111.
Vom Brocke, J., & Rosemann, M. (2010). Handbook on business process management. Heidelberg:
Springer.
Coulthard, D., & Castleman, T. (2001). Electronic procurement in government: More complicated
than just good business. ECIS 2001 Proceedings, 34.
Church, A. C. (1998). Electronic Commerce and the Procurement Process. Office of Electronic
Commerce, USA, URL: http://ec. fed. gov/IIBT98/sld001. htm.
Hollensen, S. (2015). Marketing management: A relationship approach. Pearson Education.
Indonesia Corruption Watch. (2013). Darurat Pengadaan Barang dan Jasa. Jakarta: ICW.
Jackson, S. E., Joshi, A., & Erhardt, N. L. (2003). Recent research on team and organizational
diversity: SWOT analysis and implications. Journal of management, 29(6), 801-830.
Kaufmann, D., Kraay, A., & Mastruzzi, M. (2007). Measuring corruption: myths and realities.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2013). Kajian Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah. Jakarta: KPK.
Lembaga Administrasi Negara. (2008). Teknik-Teknik Analisi Manajemen. Jakarta: LAN.
Padhi, S. S., & Mohapatra, P. K. (2009). Adoption of e-procurement in the government
departments. Electronic Government, an International Journal, 7(1), 41-59.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 277


Pohan Panjaitan dan Ian Iapoh Simarmata

KAJIAN POTENSI PENCEMARAN KERAMBA JARING APUNG


PT. AQUAFARM NUSANTARA DI EKOSISTEM PERAIRAN
DANAU TOBA

Pohan Panjaitan dan Ian Iapoh Simarmata

ABSTRACT

Lake Toba is the largest volcanic lake in the world and currently destroyed by human
activities such as fish cage aquaculture. Aquafarm Nusantara is the largest company having
cage fish culture in Lake Toba which does not have any unit treatments of its waste even
though it uses 200 tones of feed per day. Therefore it generates question whether Aquafarm
Nusantara in Lake Toba has sustainable cage fish culture or not. Due to water resident time of
Lake Toba around 77 years, study revealed that activities of Aquafarm Nusantara for cage
fish culture has high potency in deterioration of Lake Toba environment because cage fish
culture produced 6.9 and 2.4 tones of nitrogen and phosphor every day respectively.
Aquafarm Nusantara, hence, does not have sustainable cage fish culture in Lake Toba waters.
--------------
KeyWords : sustainable cage fish culture, deterioration, nitrogen, phosphor, Lake Toba.

1. PENDAHULUAN Kawasan Danau Toba. Salah satu perusahaaan


1.1. Latar Belakang yang memelihara ikan di Keramba Jaring Apung
Para pemangku amanah ekosistem adalah PT.Aquafarm Nusantara dengan
kawasan Danau Toba pada tahun 2004 telah memasukkan pakan sebesar 200 ton setiap hari
menyepakati bahwa Pengelolaan Ekosistem tanpa ada Upaya Pengelolaaan Lingkungan
Kawasan Danau Toba saat ini adalah (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
mengedepankan pendekatan ekosistem dimana (UPL). Dengan demikian para pemangku
pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba amanah ekosistem kawasan Danau Toba selalu
dilakukan secara bersama-sama dan dengan mempertanyakan apakah aktivitas pemeliharaan
mendefinisikan dan mengintegrasikan ikan di KJA oleh P.T. Aquafarm Nusantara
keberadaan faktor-faktor ekologi, ekonomi dan telah menurunkan kualitas ekosistem perairan
sosial di wilayah para Pemangku Amanah secara Danau Toba.
ekologis, bukan berdasarkan batas-batas
administratif, sektor, dan kewilayahan semata. 1.2. Tujuan
Selanjutnya Perairan Danau Toba beserta sumber Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
daya alam dan ekosistemnya merupakan potensi pencemaran yang dihasilkan oleh
kekayaan alam yang sangat perlu dilestarikan kegiatan pemeliharaan ikan di KJA oleh P.T.
untuk menunjang pembangunan berkelanjutan Aquafarm Nusantara terhadap perairan Danau
yang berwawasan lingkungan bagi kepentingan Toba.
nasional dan daerah.
Sekarang ini, kualitas fisik-kimia-biologi 2. METODE PENELITIAN
perairan ekosistem Danau Toba telah mengalami 2.1. Tempat dan Waktu
penurunan oleh berbagai kegiatan manusia Penelitian dilaksanakan di Medan dan
terutama kegiatan pemeliharaan ikan di Keramba lokasi KJA P.T. Aquafarm Nusantara selama
Jaring Apung (KJA) sehingga sasaran manfaat empat bulan, yaitu mulai September sampai
air Danau Toba layak dikonsumsi sebagai air Desember 2008 untuk memperoleh data primer
minum tidak akan tercapai di Ekosistem dan data sekunder. Data primer yang berupa

278 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung…

analisis di laboratorium tentang kadar nitrogen, nitrogen, fosfor dan air tubuh ikan maka sekitar
fosfor dan air dari ikan yang dipanen serta pakan 10 ekor contoh ikan hasil budidaya diambil dari
yang dipergunakan selama pemeliharaan. Data KJA P.T. Aquafarm Nusantara.
sekunder berupa data-data proses produksi KJA
diperoleh dari P.T. Aquafarm antara lain jumlah 2.3. Analisis Data
dan konversi pakan yang digunakan setiap hari. Hasil kajian beban pencemaran nitrogen
Penelitian ini merupakan kerjasama dengan dan fosfor berasal dari KJA PT.Aquafarm
Pemerintah Kabupaten Samosir. Nusantara dianalisis dan interpretasi dengan
menggunakan data skunder terutama karateristik
2.2. Kajian Beban Pencemaran Nitrogen dan fisika ekosistem perairan Danau Toba.
Fosfor
Penentuan produksi limbah nitrogen dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
posfor menggunakan metode pendekatan 3.1. Hasil
keseimbangan massa dengan mengukur Hasil analisis laboratorium tentang
parameter kunci antara lain: prosentasi nitrogen, posfor dan air pada pakan
1. Prosentasi nitrogen pakan yang digunakan dan daging ikan terpapar pada Tabel 1 dan 2.
2. Prosentasi nitrogen pada tubuh ikan Selanjutnya Tabel 1 dan 2 juga menunjukkan
3. Kadar air tubuh ikan jumlah limbah nitrogen dan posfor yang
4. Konversi pakan ikan yang digunakan dihasilkan KJA setiap hari, yaitu dengan
5. Jumlah pakan yang tidak terkonsumsi ikan menggunakan data analisis laboratorium
6. Jumlah pakan yang diberikan tersebut, konversi pakan ikan yang digunakan
Jumlah nitrogen dan fosfor mencemari perairan sebesar 1.8 (berdasarkan data lapangan) dan
oleh KJA dapat ditentukan berdasarkan data jumlah makanan yang diberikan setiap hari 200
primer tentang pengukuran total nitrogen dan ton per hari (berdasarkan data lapangan) dengan
fosfor pada daging ikan hasil produksi KJA serta assumsi 5 % pakan yang diberikan tidak
kandungan nitrogen dan fosfor pakan yang dikonsumsi ikan.
digunakan. Untuk menghitung kandungan

Tabel 1. Jumlah Limbah Nitrogen yang Dihasilkan Dengan Penggunaaan Pakan 200 ton per Hari
(Asumsi 5 % Pakan tidak Dikonsumsi oleh Ikan)

No Komponen Pakan 1 Pakan 2 Ikan


1 Nitrogen (berat kering) 0,0523 0,0523 0,1053
2 Kadar air 0,1083 0,1061 0,7523
3 Prosentasi nitrogen pakan yang digunakan 0,0466 0,0468
4 Nitrogen (1 kg ikan berat basa ) 0,0261
5 Nitrogen pakan yang dipakai untuk 1 kg ikan 0,0839 0,0842
Prosentasi nitrogen pakan tersimpan dalam
6 tubuh ikan 0,3107 0,3099
Prosentasi nitrogen pakan terbuang dalam
7 perairan 0,6893 0,6901
Jumlah limbah nitrogen pemakaian 1 kg
8 pakan 0,0321 0,0323
Jumlah limbah nitrogen pemakaian 200 ton
9 pakan per hari 6.429,0920 6.452,1040
10 Jumlah limbah nitrogen pemakaian 200 ton kg
pakan (Pakan yang tidak dikonsumsi (5 %) 466,3591 467,5097

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 279


Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung…

Total limbah nitrogen pemakaian 200 ton


11 pakan per hari 6.895,4511 6.919,6137

Tabel 2. Jumlah Limbah Posfor yang Dihasilkan Dengan Penggunaaan Pakan 200 ton per Hari
(Asumsi 5 % Pakan tidak Dikonsumsi oleh Ikan)
No Komponen Pakan 1 Pakan 2 Ikan
1 Posfor (berat kering) 0,0148 0,0135 0,0139
2 Kadar air 0,1083 0,1061 0,7523
Prosentasi posfor pakan yang
3 0,0132 0,0121
digunakan
4 Prosentasi posfor (1 kg ikan berat basa) 0,0034
Prosentasi posfor pakan yang dipakai
5 0,0238 0,0217
untuk 1 kg ikan
Prosentasi posfor pakan tersimpan
6 0,1449 0,1585
dalam tubuh ikan
Prosentasi posfor pakan terbuang
7 0,8551 0,8415
dalam perairan
Jumlah limbah posfor pemakaian 1 kg
8 0,0113 0,0102
pakan
Jumlah limbah posfor pemakaian 200
9 2.256,8731 2.030,9711
ton pakan per hari
Jumlah limbah posfor pemakaian 200
10
ton kg pakan (Pakan yang tidak 131,9716 120,6765
dikonsumsi (5 %)
Total limbah posfor pemakaian 200 ton
11 2.388,8447 2.151,6476
pakan per hari

3.2. Pembahasan dihasilkan di perairan Danau Toba setiap hari


3.2.1. Produksi Nitrogen dan Fosfor sebanyak 6,89 ton untuk pakan jenis 1 dan
Berdasarkan data lapangan ada dua jenis sebanyak 6,92 ton jika semua pakan terkonsumsi
pakan yang digunakan dan menurut persentase ikan dengan assumsi 5 % pakan tidak
laboratorium bahwa prosentasi nitrogen yang terkonsumsi oleh ikan. Prosentasi nitrogen pakan
terkandung pada pakan jenis 1 dan 2 adalah yang menjadi limbah di perairan Danau Toba
sebesar 5,23 % sedangkan kadar air pakan 1 menurut kajian ini didukung oleh hasil beberapa
sebesar 10,83 % dan pakan 2 sebesar 10,61 %. penelitian sebelumnya (Beveridge, 1996) yang
Selanjutnya prosentasi nitrogen daging ikan menunjukkan bahwa 70 % nitrogen yang
berdasarkan berat kering 10,53% dan kadar air dikonsumsi oleh ikan akan terbuang ke perairan
ikan (berat basa) sebesar 75,23 %. Dari Tabel 1 (pakan yang digunakan dengan koversi ratio 1,6).
terlihat bahwa prosentasi nitrogen dalam pakan Lebih lanjut total limbah fosfor yang dihasilkan
ikan yang menjadi limbah di perairan Danau di perairan Danau Toba setiap hari sebanyak 2.39
Toba adalah sebesar 68,90 % untuk pakan jenis ton untuk pakan jenis 1 dan sebanyak 2.15 ton
1 dan 69,01 % untuk pakan jenis 2 dengan untuk pakan jenis 2 dengan assumsi 5 % pakan
menggunakan konversi makanan 1.8. Menurut tidak terkonsumsi oleh ikan.
informasi yang didapatkan dari lapangan bahwa Walaupun level parameter fisik-kimia-
P.T. Aquafarm menggunakan 200 ton pakan biologi perairan masih pada batas toleransi tetapi
setiap hari untuk kegiatan KJA di perairan Danau limbah nitrogen dan fosfor yang dihasilkan oleh
Toba sehingga total limbah nitrogen yang P.T. Aquafarm Nusantara sudah mempunyai

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 279


Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung…

potensi yang besar untuk menurunkan kualitas untuk jenis pakan 2. Limbah padatan ini juga
perairan Danau Toba mengingat Danau Toba merupakan potensi bagi perairan Danau Toba
mempunyai resident time air 77 tahun untuk meningkatkan padatan tersuspensi,
(Lehmusluoto dan Machbub, 1995) sehingga terkoloid dan terlarut serta pendangkalan danau
6.89 ton limbah nitrogen dan 2.39 ton limbah mengingat pengeluaran utama Danau Toba
fosfor masuk ke perairan Danau Toba dari hanya Sungai Asahan. Partikel padatan yang
PT.Aquafarm Nusantara akan keluar dari danau selalu mengendap di dasar danau tidak mungkin
setelah 77 tahun dan hal ini diperparah oleh 6dikeluarkan dari Sungai Asahan karena air yang
belum adanya Unit Pengelolaan Limbah di KJA keluar dari danau bukan dari bawah tetapi dari
Aquafarm Nusantara. Dengan demikian jika atas.
usaha pengelolaaan lingkungan tidak dilakukan Limbah organik KJA yang berupa bahan
maka peningkatan konsentrasi nitrogen dan organik; yang biasanya tersusun oleh karbon,
posfor oleh KJA Aquafarm Nusantara akan hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan
terjadi setiap hari dan akhirnya kualitas mineral lainnya (Polprasert, 1989). Limbah
ekosistem perairan Danau Toba menurun setiap organik yang masuk ke dalam perairan dalam
hari. bentuk padatan yang terendap, koloid,
Belum adanya informasi ilmiah tentang tersuspensi dan terlarut. Dengan demikian KJA
pola arus perairan Danau Toba dapat P.T. Aquafarm Nusantara dengan menggunakan
menerangkan bahwa ada kemungkinan limbah limbah 200 ton per hari telah mempunyai potensi
limbah KJA P.T. Aquafarm Nusantara terbawa yang besar untuk menurunkan kualitas air seperti
arus ke daerah lain yang mengakibatkan di jelaskan lebih mendetail di bawah ini
parameter kualitas air di sekitar KJA Aqufarm Pada umumnya, yang dalam bentuk
masih level toleransi walaupun konsentrasi padatan akan langsung mengendap menuju dasar
limbah nitrogen dan fosfor yang dihasilkan KJA perairan. Sumbangan partikel padatan sekitar
Aquafarm sudah tinggi setiap hari. 169 ton per hari oleh KJA PT.Aquafarm dapat
Hasil kajian ilmiah sebelumnya di bidang mempercepat pendangkalan perairan Danau
budidaya ikan (Beveridge and Philips, 1993) Toba sebab pengeluaran utama danau adalah
menemukan bahwa sebesar 74. 59 % produk Sungai Asahan yang airnya dikeluarkan dari atas
nitrogen hasil metabolisme ikan tilapia dibuang danau dimana semua padatan selalu tertinggal di
melalui urine dan hanya 25.41 % produk dasar danau.
nitrogen ikan tilapia diekskresikan dalam bentuk Sisa pakan dan feses ikan KJA P.T.
feses. Dengan demikian total jumlah nitrogen Aquafarm Nusantara yang mengandung bahan
yang dibuang dalam bentuk urine ikan tilapia organik dapat berupa padatan tersuspensi,
pada KJA P.T. Akuafarm sebanyak 5,14 ton terkoloid dan terlarut yang sangat berpengaruh
untuk pakan jenis 1 dan 5,16 ton untuk pakan kecerahan dan kekeruhan selanjutnya berkaitan
jenis 2, dengan asusmsi sebesar 5 % pakan erat dengan proses fotosintesis dan respirasi
tidak terkonsumsi oleh ikan. Sedangkan total organisme perairan. Tingginya padatan
jumlah nitrogen yang diekresikan melalui feses tersuspensi, terlarut dan terkoloid dapat merusak
ikan tilapia pada KJA PT. Akuafarm sebanyak sistem pernapasan ikan dan larva ikan yang
1,75 ton untuk pakan jenis 1 dan 1,76 ton untuk hidup di danau
pakan jenis 2. Sisa pakan dan hasil metabolisme ikan
Berdasarkan pendekatan biomas pakan KJA P.T. Aqufarm Nusantara sebagai limbah di
yang digunakan dengan menggunakan hasil badan air Danau Toba jika tidak dimanfaatkan
analisis kadar air pakan dan ikan yang dipakai oleh fauna perairan lain, seperti ikan, kepiting,
serta konversi pakan 1,8 maka jumah limbah bentos dan lainnya; maka akan segera
padatan yang dihasilkan oleh KJA P.T. dimanfaatkan oleh mikroba; baik mikroba
Aquafarm adalah sebesar 168,72 ton per hari aerobik (mikroba yang hidupnya memerlukan
untuk jenis pakan 1 dan 169,220 ton per hari oksigen); mikroba anaerobik (mikroba yang

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 279


Pohan Panjaitan dan Ian Iapoh Simarmata

hidupnya tidak memerlukan oksigen) dan bau menyengat yang tidak sedap, misalnya H2S
mikroba .fakultatif (mikroba yang dapat hidup berbau busuk dan amin berbau anyir. Selain itu
pada perairan aerobik dan anaerobik). telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil
Semakin banyak limbah organik yang dekomposisi anaerob pada tingkat konsentrasi
masuk dan tinggal pada lapisan aerobik akan tertentu adalah beracun dan dapat
makin besar pula kebutuhan oksigen bagi membahayakan organisme lain, termasuk ikan.
mikroba yang mendekomposisi, bahkan jika batak
keperluan oksigen bagi mikroba yang ada Selain menyebabkan penurunan
melebihi konsentrasi oksigen terlarut maka konsentrasi oksigen terlarut dan menghasilkan
oksigen terlarut bisa menjadi nol dan mikroba senyawa beracun yang selalu merugikan dan
aerobpun akan musnah digantikan oleh mikroba dapat menyebabkan kematian fauna;
anaerob dan fakultatif yang untuk aktifitas dekomposisi juga dapat menghasilkan kondisi
hidupnya tidak memerlukan oksigen. Walaupun perairan yang cocok bagi kehidupan mikroba
hasil pengukuran oksigen terlarut di lokasi fatogen yang terdiri dari mikroba, virus dan
penelitian tetapi KJA P.T. Aquafarm Nusantara protozoa (Polprasert, 1989), yang setelah
sudah berpotensi untuk menurunkan kadar berkembang-biak, setiap saat dapat menyerang
oksigen di perairan mengingat jumlah limbah dan menjadi penyakit yang mematikan ikan
yang dihasilkan besar dan belum adanya batak, udang dan fauna lainnya
informasi mengenai pola arus. Hal ini didukung Selain menurunkan konsentrasi oksigen
oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa terlarut, menghasilkan senyawa beracun dan
KJA telah menimbulkan penurunan oksigen menjadi tempat hidup mikroba patogen yang
terlarut di perairan Danau Maninjau, yaitu dari menyengsarakan fauna air; dekomposisi juga
hasil pengukuran oksigen terlarut , BOD5 dan menghasilkan senyawa nutrien (nitrogen dan
COD fosfor) yang menyuburkan perairan. Nutrien
Pengaruh pertama proses dekomposisi merupakan unsur kimia yang diperlukan alga
limbah organik di badan air aerobik adalah (fitoplankton) untuk hidup dan pertumbuhannya.
terjadinya penurunan oksigen terlarut dalam Sampai pada tingkat konsentrasi tertentu,
badan air. Fenomena ini akan mengganggu peningkatan konsentrasi nutrien dalam badan air
pernafasan fauna air seperti ikan batak dan akan meningkatkan produktivitas perairan
udang-udangan; dengan tingkat gangguan (Garno, 2002); karena nutrien yang larut dalam
tergantung pada tingkat penurunan konsentrasi badan air langsung dimanfaatkan oleh
oksigen terlarut dan jenis serta fase fauna. fitoplankton untuk pertumbuhannya sehingga
Dengan demikian maka dalam kondisi populasi dan kelimpahannya meningkat (Garno,
konsentrasi oksigen terlarut menurun akibat 2002). Peningkatan kelimpahan fitoplankton
dekomposisi; larva ikan batak dan jenis akan diikuti dengan peningkatan kelimpahan
organisme lain akan lebih menderita ataupun zooplankton, yang makanan utamanya adalah
mati. fitoplankton (Garno, 2002).
Selanjutnya sisa pakan dan hasil Sangat disayangkan bahwa jika
metabolisme ikan berupa urine dan feses berupa peningkatan nutrien terus berlanjut maka dampak
limbah organik dari KJA P.T. Aquafarm positif seperti itu hanya bersifat sementara
Nusantara yang masuk ke badan air yang bahkan akan terjadi proses yang berdampak
anaerob akan dimanfaatkan dan diurai negatif bagi kualitas badan air . Peningkatan
(dekomposisi) oleh mikroba anaerobik atau konsentrasi nutrien yang berkelanjutan dalam
fakultatif yang menghasilkan sel-sel mikroba badan air, apalagi dalam jumlah yang cukup
baru juga menghasilkan senyawa-senyawa CO2, besar akan menyebabkan badan air menjadi
NH3, H2S, dan CH4 serta senyawa lainnya seperti sangat subur atau eutrofik (Henderson, 1987).
amin dan komponen fosfor. Asam sulfide (H2S) Proses peningkatan kesuburan air yang
dan amin adalah senyawa yang mengeluarkan berlebihan yang disebabkan oleh masuknya

280 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung…

nutrien dalam badan air, terutama fosfat inilah pemanfaatan oksigen yang ber lebihan untuk de-
yang disebut eutrofikasi. Peningkatan komposisi biomasa (organik) yang mati. Seperti
kesuburan perairan Danau Toba telah terjadi pada analisis dampak langsung tersebut diatas
yang salah satu penyebabnya adalah limbah maka rendahnya konsentrasi oksigen terlarut
PT.Aquafarm Nusantara apalagi jika sampai batas nol akan menyebabkan
Sesungguhnya eutrofikasi adalah sebuah ikan batak dan fauna lainnya tidak bisa hidup
proses alamiah yang terjadi dengan pelahan- dengan baik dan mati. Selain menekan oksigen
lahan dan memakan waktu berabad-abad bahkan terlarut proses dekomposisi tersebut juga
ribuan tahun; di mana badan air yang relatif menghasilkan gas beracun seperti NH3 dan H2S
tergenang seperti danau dan pantai tertutup yang pada konsentrasi tertentu dapat
mengalami perubahan produktifitas secara membahayakan fauna air, termasuk ikan.
bertahap. Namun demikian, sejalan dengan Selain badan air didominasi oleh
besarnya limbah nitrogen dan posfor dari KJA fitoplankton yang tidak ramah lingkungan seperti
P.T. Aquafarm Nusantara fenomena ini telah tersebut diatas, eutrofikasi juga merangsang
dipercepat menjadi dalam hitungan beberapa pertumbuhan tanaman air lainnya, baik yang
dekade seperti yang umum terjadi pada berbagai hidup di tepian (eceng gondok) maupun dalam
danau dan pantai (Goldman dan Horne,1983); badan air (hydrilla). Oleh karena itulah maka di
bahkan beberapa tahun saja seperti eutrofikasi rawa-rawa dan danau-danau yang telah
yang terjadi pada perairan waduk kaskade mengalami eutrofikasi tepiannya ditumbuhi
Citarum (Garno, 2002) dan beberapa minggu dengan subur oleh tanaman air seperti eceng
seperti eutrofikasi yang terjadi pada perairan gondok (Eichhornia crassipes), Hydrilla dan
tambak (Garno, 2004). Fenomena tersebut rumput air lainnya. Hal ini sudah terjadi di
menunjukkan bahwa eutrofikasi memang telah Perairan Danau Toba.
menjadi masalah perairan umum di seluruh di Akhirnya, yang harus dimengerti dan
dunia.. disadari adalah bahwa karena Indonesia
Interaksi kompleks antara nutrien, merupakan negara tropis yang mendapatkan
fitoplankton dan zooplankton tersebut cahaya matahari sepanjang tahun; maka
menyebabkan massa air yang mengalami blooming (dalam arti biomasa alga tinggi) dapat
eutrofikasi pada akhirnya akan didominasi oleh terjadi sepanjang tahun. Fenomena itulah yang
sejenis fitoplankton tertentu yang pada umumnya menyebabkan badan-badan air (waduk, danau
tidak bisa dimakan oleh fauna air terutama dan pantai) di Indonesia termasuk di Danau Toba
zooplankton dan ikan; termasuk karena beracun. yang telah menjadi hijau warnanya tidak pernah
Sebagai contoh yang nyata dari fenomena ini atau jarang sekali menjadi jernih kembali; tidak
adalah dominasi Mycrocistis sp di waduk-waduk seperti di negeri 4 musim seperti Kanada dan
Saguling, Cirata dan Jatiluhur (Garno, 2002, Jepang yang blooming hanya terjadi di akhir
2004); dan dominasi Pyrodinium bahamense, musim semi dan panas. Dengan demikian
lexandrium spp. dan Gymnodinium spp. di
perairan pantai/pesisir waktu terjadi "red-tide. 3.2.2. Strategi Mitigasi Dampak KJA
Suatu saat kasus ini kemungkinan akan terjadi Mengingat besarnya limbah nitrogen dan
jika KJA di perairan Danau Toba tidak memiliki fosfor yang dihasilkan KJA maka P.T.
usaha pngolahan lingkungan Aquafarm Nusantara harus menyisihkan
Selain merugikan dan mengancam sebagian keuntungannya untuk pengolahaan
keberlanjutan fauna akibat dominasi fito- limbah agar kegiatan budidaya KJA
plankton yang tidak dapat dimakan dan beracun; berkelanjutan (Sustainable Aquaculture).
blooming yang menghasilkan biomasa (organik) Walaupun ada masyarakat pada saat ini
tinggi juga merugikan fauna; karena fenomena merasakan peningkatan pendapatannya dengan
blooming selalu diikuti dengan penurunan adanya KJA P.T. Aquafarm Nusantara tetapi
oksigen terlarut secara drastis akibat sudah seharusnya kegiatan KJA tersebut ramah

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 281


Pohan Panjaitan dan Ian Iapoh Simarmata

lingkungan agar berkelanjutan, yaitu tercapainya dengan berlandaskan prinsip-prinsip kerjasama,


kelestarian ekosistem perairan untuk jangka kemitraan dan tanggung jawab. Dalam hal ini
waktu yang panjang. Selanjutnya P.T. Aquafarm setiap tingkatan Pemerintahan, sesuai
Nusantara seharusnya mengetahui kesepakatan kewenangan yang dimilikinya, mempunyai
bersama tahun 2004 oleh pemangku amanah tanggung jawab untuk memanfaatkan sumber
Ekosistem Kawasan Danau Toba tentang daya alam dengan tetap menjaga daya dukung
pengelolaaan danau yang bersifat holistik yang komponen Ekosistem Kawasan Danau Toba.
di dalamnya memperhatikan keseimbangan tiga Sebelum KJA dikembangkan di perairan Danau
kebutuhan yaitu pertumbuhan ekonomi, Toba, Pemerintah setiap level, investor dan
kesejahteraan masyarakat dan perlindungan masyarakat sudah seharusnya belajar dari
lingkungan hidup. kegagalannya dari industri budidaya udang tahun
Selanjutnya perlu diinformasikan bahwa 1980-an, yaitu merubah ratusan ribuan Ha
nilai manfaat dari ekosistem Danau Toba dapat hutan bakau di Indonesia menjadi tambak udang
dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu : (1) dan pada saat sekarang ini menjadi lahan tertidur
Nilai jasa lingkungan; (2) Nilai ekonomi. Nilai akibat tidak terciptanyaa budidaya udang
jasa lingkungan dapat dimanfaatkan apabila berkelanjutan. Hal yang sama bahwa sudah
komponen ekosistem dipandang sebagai satu dapat dipastikan keberadaan KJA merusak
kesatuan, dimana ada saling ketergantungan perairan Danau Toba jika P.T. Aquafarm
antara komponen didalamnya. Sebagai contoh, Nusantara tidak mengolah limbahnya. Jika
keanekaragaman ekosistem menyediakan tempat ekosistem perairan Danau Toba telah rusak
bagi kelangsungan rantai makanan serta ruang maka sangat sulit untuk memulihkannya atau
bagi spesies. Ekosistem yang berfungsi dengan memakan waktu yang sangat lama, yaitu lebih
baik harus dapat menyediakan dan menghasilkan dari ratusan tahun.
berbagai jasa lingkungan lain yang juga Prosentase limbah nitrogen lewat urine
bermanfaat bagi spesies yang hidup didalamnya. yang tinggi tersebut di atas dapat menyangkal
Nilai ekonomi merupakan nilai total kawasan P.T. Aquafarm Nusantara yang menyatakan
tersebut bagi perekonomian yang jauh bahwa limbah KJA dapat diatasi dengan adanya
melampaui nilai produktif dari jenis pemanfaatan ikan pora-pora yang meningkat jumlahnya di
lain. Dengan demikian P.T. Aquafarm sekitar KJA sebab ikan pora-pora kecil
Nusantara juga seharusnya menyisihkan kemungkinannya menggunakan limbah nitrogen
keuntungannya untuk biaya jaminan lingkungan dalam bentuk urine. Walaupun demikian
seperti yang diimplementasikan di daerah pernyataan itu perlu dilakukan kajian secara
maupun di negara lain. mendetail tentang efektivitas ikan pora-pora
Kegiatan ekonomi seperti KJA secara mengendalikan ilmiah KJA termasuk kajian
langsung memberikan tekanan yang cukup apakah ikan pora-pora dapat menggunakan
besar terhadap ekosistem Danau Toba, sehingga limah nitrogen dalam bentuk urine.
secara kumulatif dapat menurunkan daya dukung P.T. Aquafarm Nusantara pada tanggal
lingkungan. KJA PT. Aquafarm Nusantara yang 30 Januari 2009 di seminar hasil kajian ini
investornya berasal dari Negara Swiss yang menyatakan bahwa berdasarkan evaluasi Auditor
sangat mencintai lingkungan seharusnya Lingkungan Internasional kegiatan KJA P.T.
memiliki komitmen terhadap kelestarian Aquafarm Nusantara di perairan Danau Toba
ekosistem Danau Toba dan memberikan contoh adalah ramah lingkungan. Mengingat tingginya
yang baik tentang implementasi sistem dan konsentrasi limbah nitrogen dan posfor yang
teknologi budidaya ikan yang berkelanjutan. dihasilkannya dan belum adanya usaha
Budidaya ikan di KJA termasuk milik P.T. pengolahan limbah maka sangat perlu ditinjau
Aquafarm Nusantara pada perairan Danau Toba kebenaran pernyataan tersebut dan diperoleh
seharusnya diimplemtasikan secara nama Lembaga Auditor Lingkungan
berkelanjutan, terintegrasi serta dilaksanakan Internasional yang dimaksud.

282 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung…

Sehubungan telah adanya Deklerasi


4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesepakatan tentang Pengelolaaan Ekosistem
Kegiatan KJA P.T. Aqufarm Nusantara Kawasan Danau Toba pada Juni 2004 oleh
berdasarkan besarnya limbah yang dihasilkan Pemangku Amanah Ekosistem Kawasan Danau
belum tergolong kegiatan budidaya Toba maka sudah sangat perlu dilakukan
berkelanjutan karena belum ramah lingkungan penelitian secara holistik oleh semua kabupaten
bahkan sudah merupakan sumber pencemaran yang terkait perairan Danau Toba tentang
yang berpotensi untuk menurunkan kualitas sumber-sumber polutan termasuk kualitas dan
lingkungan perairan Danau Toba sehingga P.T. kuantitasnya yang mencemari perairan Danau
Aqufarm Nusantara harus sesegera mungkin Toba serta strategi mitigasi pencemaran Danau
untuk mengadakan fasilitas upaya pengolahan Toba. Sehingga akan tercapai one lake one
lingkungan management.

5. DAFTAR PUSTAKA

American Public Health Association (APHA), American Water Works Association AWWA. 1995.
Standard Methods for the Examination of Water and Waste Water. 17th Ed. Washington.
Beveridge, M.C.M.1996. Environmental impacts and environmental capacity. Cage Aquaculture.
Second Edition. Fishing News Book. Pages 153 –186.
Cho, C.Y., Heynes, J.D., Wood, K.R., and Yoshida, H.K. 1994. Development of high-nutrient-dense,
low-pollution diets and prediction of aquaculture wastes using biological parameters.
Aquaculture, 124:293 –305.
Coasyta-Pierce, B.A. 1996. Environmental impacts of nutrients discharged from aquaculture;
Towards the evolution of sustainable, ecological aquaculture systems. In: Aquaculture and
Water Resource Management Baird, D.J., Beveridge, M.C.M., Kelly, L.A., and Muir, J.F. (Ed.).
Blackwell, Oxford.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius. Yogyakarta.
Ervik, A., Samuelsen, O.B., Juell, J.E., and Sveier, H. 1994. Reduced environmental impact of
antibacterial agents applied in fish farms using liftup feed collector system or a hydroacoustic
feed detector. Diseases of Aquatic Organisms, 19:101 – 104.
Ferichs, G.N., and Millar, S.D. 1993. Manual for the Isolation and Identification of Fish Bacterial
Pathogens. Pisces Press, Strilling.
Garno, Y.S. 2002. Beban pencemaran limbah perikanan budidaya dan eutrofikasi di perairan waduk
pada DAS Citarum. J. Tek. Ling. P3TL-BBPT 3 : 112-120.
________. 2004. Biomanipulasi, paradigma baru dalam pengendalian limbah organik budidaya
perikanan di waduk dan tambak
Golmand, C.R., dan A.J. Horne. 1989. Limnology. McGraw Hill Company. New York.
Gowen, R.J. 1990. An assessment of the impact of fish farming on the water column and sediment
ecosystems of Irish coastal waters. Report prepared for Departement of the marine, Ireland.
Departement of the Marine, Dublin.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 283


Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung…

Graindorge, V.A. 2000. The white spot syndrome virus is not new in Ecuator. Global Aquaculture
Alliance.
Hall, P.O.J., Holby, O., Kollenberg, S and Samuelsson, M.O. 1992. Chemical fluxes and mass
balances in a marine fish cage farm.IV. Nitrogen. Marine Ecology Progress Series, 89: 81 – 91.
Hendersend-Seller, B., and H.R. Markland. 1987. Decaying Lakes, The Origin and Control of Cultural
Eutrophication. John wiley & Sons. Britain.
Lehmusluoto, P., and Machbub, B. 1995. National inventory of the major lakes and reservoirs in
Indonesia. General Limnology. Expedition Indodanau Technical Report.
Holby, O., and Hall, P.O.J. 1992. Chemical fluxes and mass balances in a marine fish cage farm. II.
Phosphorous. Marine Ecology Progress Series, 70 : 263 – 272.
Kelly, L.A. (1992). Dissolved reactive phosphorous release from sediments beneath a freshwater cage
aquaculture development in West Scotland. Hydrobiologia, 235/236:569 – 572.
Moullac, G.L. 2000. Environmental factors affect immune response and resistance in crustaceans.
Global Aquaculture Alliance.
Peavy, H.S., D.R. Rowe, and G. Tchobanoglous. 1986. Environmental Engineering. McGrow-Hill
Book Company. Singapore.
Porpraset, C. 1989. Organic Water Recycling. Jhon Wiley & Sons. Chicester.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 279


Pendidikan dalam Kebudayaan

PENDIDIKAN DALAM KEBUDAYAAN

Oleh: Yosi Tri Wijayanti

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1. Apa arti kebudayaan?
2. Bagaimana makna pendidikan berdasarkan
Manusia dan kebudayaan merupakan satu kebudayaan?
kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu 3. Bagaimana hubungan antara pendidikan dan
pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia kebudayaan?
itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia akan 4. Seperti apa fungsi pendidikan bagi
mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan kebudayaan?
diwariskan pada keturunannya, demikian
seterusnya. Pewarisan kebudayaan makhluk
manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau PEMBAHASAN
kepada anak-cucu mereka; melainkan dapat pula A. ARTI KEBUDAYAAN
secara horisontal yaitu manusia yang satu dapat Selo Soemardjan dan Soelaman Soemardi (1964:
belajar kebudayaan dari manusia lainnya. 113) menjelaskan bahwa kebudayaaan adalah
Berbagai pengalaman makhluk manusia dalam semua hasil karya. rasa, dan cipta masyarakat.
rangka kebudayaannya, diteruskan dan Karya masyarakat menghasilkan tekhnologi dan
dikomunikasikan kepada generasi berikutnya oleh kebudayaan kebendaan (material culture) yang
indiividu lain. Berbagai gagasannya dapat diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
dikomunikasikannya kepada orang lain karena ia sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat
mampu mengembangkan gagasan-gagasannya itu diabdikan untuk keperluan masyarakat.
dalam bentuk lambang-lambang vokal berupa
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan
Dapat dikatakan, sistem persekolahan adalah segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai social yang
salah satu pilar penting yang menjadi riang perlu untuk mengatur masalah-masalah
penyangga sistem sosial yang lebih besar dalam kemasyarakatan yang luas. Agama, ideology,
suatu tatanan kehidupan masyarakat, untuk kebatinan dan kesenian yang merupakan hasil
mewujudkan cita-cita kolektif. Maka, pendidikan ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai
yang diselenggarakan melalui-meskipun tidak anggota masyarakat termasuk di dalamnya. Cipta
hanya terbatas pada-sistem persekolahan merupakan kemampuan mental, kemampuan
semestinya dimaknai sebagai sebuah strategi berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat
kebudayaan (lihat artikel Media Indonesia, yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu
9/11/2009). Dalam hal ini, pendidikan merupakan pengetahuan. Rasa dan cinta dinamakan pula
medium transformasi nilai-nilai budaya, kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial
penguatan ikatan-ikatan sosial antarwarga culture). Semua karya, rasa, dan cipta, dikuasai
masyarakat, dan pengembangan ilmu oleh karsa orang-orang yang menentukan
pengetahuan untuk mengukuhkan peradaban kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan
umat manusia. sebagian besar atau seluruh masyarakat,
sedangkan karsa yaitu mengasilkan kaidah
B. RUMUSAN MASALAH kepercayaan, kesusilaan, kesopanan dan hukum
Dalam mengidentifikasi fungsi pendidikan dalam (Soerjono Soekanto, 1993: 189-90).
kebudayaan muncul beberapa pertanyaan terkait,
yaitu:

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 285


Yosi Tri Wijayanti

B. MAKNA PENDIDIKAN mendarah daging dalam kepribadian anggota-


Pendidikan artinya proses pengubahan sikap anggotanya. Uraian tentang pendidikan dan
dan tata laku seseorang atau kelompok orang kebudayaan akan diterangkan dalam urutan
dalam usaha mendewasakan manusia melalui pembahasan dibawah ini.
upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik. 1. Kepribadian dalam Proses Kebudayaan
Merunut pengertian tersebut, pendidikan Fungsi pendidikan dalam konteks kebudayaan
dimaknai sebagai upaya yang dilakukan untuk dapat dilihat dalam perkembangan kepribadian
mencapai tujuan melalui proses pelatihan dan manusia. Tanpa kepribadian manusia tidak ada
cara mendidik. kebudayaan, meskipun kebudayaan bukanlah
Definisi di atas, menunjukkan bahwa pendidikan sekadar jumlah kepribadian-kepribadian. Para
merupakan usaha sistematis yang bertujuan agar pakar antropologi, menunjuk kepada peranan
setiap manusia mencapai satu tahapan tertentu di individu bukan hanya sebagai bidak-bidak di
dalam kehidupannya, yaitu tercapainya dalam papan catur kebudayaan. Individu adalah
kebahagian lahir dan batin. creator dan sekaligus manipulator
kebudayaannya. Di dalam hal ini studi
C. PENDIDIKAN DALAM LINGKUP kebudayaan mengemukakan pengertian “sebab-
KEBUDAYAAN akibat sirkuler” yang berarti bahwa antara
Pada dasarnya pendidikan tidak akan pernah bisa kepribadian dan kebudayaan terdapat suatu
dilepaskan dari ruang lingkup kebudayaan. interaksi yang saling menguntungkan. Di dalam
Kebudayaan merupakan hasil perolehan manusia perkembangan kepribadian diperlukan
selama menjalin interaksi kehidupan baik dengan kebudayaan dan seterusnya kebudayaan akan
lingkungan fisik maupun non fisik. Hasil dapat berkembang melalui kepribadian–
perolehan tersebut berguna untuk meningkatkan kepribadian tersebut. Hal ini menunjukkan
kualitas hidup manusia. Proses hubungan antar kepada kita bahwa pendidikan bukan semata-mata
manusia dengan lingkungan luarnya telah transmisi kebudayaan secara pasif tetapi perlu
mengkisahkan suatu rangkaian pembelajaran mengembangkan kepribadian yang kreatif.
secara alamiah. Pada akhirnya proses tersebut Pranata sosial yang disebut sekolah harus
mampu melahirkan sistem gagasan, tindakan dan kondusif untuk dapat mengembangkan
hasil karya manusia. Disini kebudayaan dapat kepribadian yang kreatif tersebut.
disimpulkan sebagai hasil pembelajaran manusia Kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis
dengan alam. Alam telah mendidik manusia untuk tingkah-laku yang bisa dipelajari. Dengan
melalui situasi tertentu yang memicu akal budi demikian tingkah laku manusia bukanlah
manusia untuk mengelola keadaan menjadi diturunkan seperti tingkah-laku binatang tetapi
sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini kita
hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam
berkenaan dengan suatu hal yang sama yakni pembentukan kepribadian manusia. Para pakar
nilai-nilai. Dalam konteks kebudayaan justru yang menaruh perhatian terhadap pendidikan
pendidikan memainkan peranan sebagai agen dalam kebudayaan mula-mulanya muncul dari
pengajaran nilai-nilai budaya. Karena pada kaum behavioris dan psikoanalisis Para ahli
dasarnya pendidikan yang berlangsung adalah psikologi behaviorisme melihat perilaku manusia
suatu proses pembentukan kualitas manusia sebagai suatu reaksi dari rangsangan dari
sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki. sekitarnya.
Oleh karena itu kebudayaan diturunkan kepada Di sinilah peran pendidikan di dalam
generasi penerusnya lewat proses belajar tentang pembentukan perilaku manusia. Begitu pula
tata cara bertingkah laku. Sehingga secara psikolog aliran psikoanalis menganggap perilaku
wujudnya, substansi kebudayaan itu telah manusia ditentukan oleh dorongan-dorongan

286 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pendidikan dalam Kebudayaan

yang sadar maupun tidak sadar ini ditentukan g. Kepribadian mempunyai keterarahan dalam
antara lain oleh kebudayaan dimana pribadi itu perkembangan untuk mencapai suatu misi
hidup. John Gillin dalam Tilaar (1999) tertentu. Keterarahan perkembangan tersebut
menyatukan pandangan behaviorisme dan tentunya tidak terjadi di dalam ruang kosong
psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian tetapi dalam suatu masyarakat manusia yang
manusia sebagai berikut: berbudaya.
a. Kebudayaan memberikan kondisi yang h. Dalam perkembangan kepribadian salah satu
disadari dan yang tidak disadari untuk belajar. faktor penting ialah imajinasi. Imajinasi
b. Kebudayaan mendorong secara sadar ataupun seseorang akan dapat diperolehnya secara
tidak sadar akan reaksi-reaksi perilaku langsung dari lingkungan kebudayaannya.
tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan Manusia tanpa imajinasi tidak mungkin
kondisi, yang terakhir ini kebudayaan mengembangkan kepribadiannya. Hal ini
merupakan perangsang-perangsang untuk berarti apabila seseorang hidup terasing
terbentuknya perilaku-perilaku tertentu. seorang diri dari nol di dalam perkembangan
c. Kebudayaan mempunyai sistem “reward and kepribadiannya. Bayangkan bagaimana
punishment” terhadap perilaku-perilaku kehidupan kebudayaan manusia apabila
tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong setiap kali harus dimulai dari nol.
suatu bentuk perilaku yang sesuai dengan i. Kepribadian mengadopsi secara harmonis
system nilai dalam kebudayaan tersebut dan tujuan hidup dalam masyarakat agar ia dapat
sebaliknya memberikan hukuman terhadap hidup dan berkembang. Tentunya manusia itu
perilaku-perilaku yang bertentangan atau dapat saja menentang tujuan hidup yang ada
mengusik ketentraman hidup suatu di dalam masyarakatnya, namun demikian itu
masyarakat budaya tertentu. berarti seseorang akan melawan arus di dalam
d. Kebudayaan cenderung mengulang bentuk- perkembangan hidupnya. Yang paling efisien
bentuk kelakuan tertentu melalui proses adalah dia secara harmonis mencari
belajar. keseimbangan antara tujuan hidupnya dengan
e. Apabila analisis Gillin di atas kita cermati, tujuan hidup dalam masyarakatnya.
tampak betapa peranan kebudayaan dalam j. Di dalam pencapaian tujuan oleh pribadi yang
pembentukan kepribadian manusia, maka sedang berkembang itu dapat dibedakan
pengaruh antropologi terhadap konsep antara tujuan dalam waktu yang dekat
pembentukan kepribadian juga akan tampak maupun tujuan dalam waktu yang panjang.
dengan jelas. Terutama bagi para pakar aliran Baik waktu yang dekat maupun tujuan dalam
behaviorisme, melihat adanya suatu jangka waktu yang panjang, sangat
rangsangan kebudayaan terhadap dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup di dalam
pengembangan kepribadian manusia. Pada suatu masyarakat.
dasarnya pengaruh kebudayaan terhadap k. Berkaitan dengan keberadaan tujuan di dalam
pembentukan kepribadian tersebut pengembangan kepribadian manusia,
sebagaimana dikutip Tilaar (1999) dapat dapatlah disimpulkan bahwa proses belajar
dilukiskan sebagai berikut. adalah proses yang ditujukan untuk mencapai
f. Kepribadian adalah suatu proses. Seperti yang tujuan. Learning is agoal teaching behavior.
telah kita lihat kebudayaan juga merupakan l. Dalam psikoanalisis juga dikemukakan
suatu proses. Hal ini berarti antara pribadi dan mengenai peranan super-ego dalam
kebudayaan terdapat suatu dinamika. perkembangan kepribadian. Super-ego
Tentunya dinamika tersebut bukanlah suatu tersebut tidak lain adalah dunia masa depan
dinamika yang otomatis tetapi yang muncul yang ideal. Dan seperti yang telah diuraikan,
dari aktor dan manipulator dari interaksi dunia masa depan yang ideal merupakan
tersebut ialah manusia. kemampuan imajinasi yang dikondisikan

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 287


Yosi Tri Wijayanti

serta diarahkan oleh nilai-nilai budaya yang perilaku-perilaku tersebut harus mendapatkan
hidup di dalam suatu masyarakat. pengakuan sosial yang berarti bahwa perilaku-
m. Kepribadian juga ditentukan oleh bawah perilaku yang dimiliki tersebut adalah yang sesuai
sadar manusia. Bersama-sama dengan ego, atau yang seimbang dengan nilai-nilai yang ada di
beserta ide, keduanya merupakan energi yang dalam lingkungannya.
ada di dalam diri pribadi seseorang. Rangkaian transmisi berangkat dari imitasi,
identifikasi, dan sosialisasi, berkaitan dengan
2. 2. Penerusan Kebudayaan bagaimana cara. Pada saatnya proses transmisi
kebudayaan di dalam masyarakat modern akan
Satu proses yang dikenal luas tentang kebudayaan menghadapi tantangan-tantangan yang berat. Di
adalah transmisi kebudayaan. Proses tersebut sinilah letak peranan pendidikan untuk
menunjukkan bahwa kebudayaan itu mengembangkan kepribadian yang kreatif dan
ditransmisikan dari satu generasi kepada generasi dapat memilih nilai-nilai dari berbagai
berikutnya. Bahkan banyak ahli pendidikan yang lingkungan. Dalam hal ini kita berbicara
merumuskan proses pendidikan tidak lebih dari mengenai keberadaan kebudayaan dunia yang
proses transmisi kebudayaan. Mengenai masalah meminta suatu proses pendidikan yang lain yaitu
ini marilah kita cermati lebih jauh oleh karena kepribadian yang kokoh yang tetap berakar
seperti yang telah dijelaskan, kepribadian kepada budaya lokal. Hanya dengan kesadaran
bukanlah semata-mata hasil tempaan dari terhadap nilai-nilai budaya lokal akan dapat
kebudayaan. Manusia atau pribadi adalah aktor memberikan sumbangan bagi terwujudnya nilai-
dan sekaligus manipulator kebudayaannya. nilai global.
Dengan demikian, kebudayaan bukanlah
sesuatu entity yang statis tetapi sesuatu yang 3. Transmisi Kebudayaan
terus-menerus berubah. Untuk membuktikan hal Kebudayaan ditaransmisikan dari satu generasi ke
tersebut marilah kita lihat variabel-variabel generasi yang berikutnya. Manusia atau pribadi
transmisi kebudayaan yang dikemukakan oleh adalah actor dan sekaligus manipulator
Fortes dalam Koentjoroningrat (1991). Di dalam kebudayaannya. Dengan demikian kebudayaan
transmisi tersebut kita lihat tiga unsur utama yaitu, bukanlah sesuatu “entity” yang statis tetapi
(1) unsur-unsur yang ditransmisi, (2) proses sesuatu yang terus-menerus berubah. Variabel-
transmisi, dan (3) cara transmisi. Unsur-unsur variabel transmisi kebudayaan yang dikemukakan
kebudayaan manakah yang ditransmisi? Pertama- oleh Fortes terdapat 3 unsur utama, yaitu:
tama tentunya unsur-unsur tesebut ialah nilai-nilai a. Unsur-unsur yang ditransmisi
budaya, adat-istiadat masyarakat, pandangan b. Proses transmisi
mengenai hidup serta berbagai konsep hidup c. Cara transmisi
lainnya yang ada di dalam masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan yang ditransmisi, yaitu:
Selanjutnya berbagai kebiasaan sosial yang a. Nilai-nilai budaya, adat istiadat masyarakat,
digunakan dalam interaksi atau pergaulan para pandangan mengenai hidup serta berbagai
anggota di dalam masyarakat tersebut. konsep hidup lainnya yang ada di dalam
masyarakat.
Transmisi unsur-unsur tidak dapat berjalan b. Kebiasaan sosial yang digunakan dalam
dengan sendirinya. Seperti telah dikemukakan interaksi atau pergaulan para anggota di
manusia adalah aktor dan manipulator dalam dalam masyarakat tersebut. Berbagai sikap
kebudayaannya. Oleh sebab itu, unsur-unsur serta peranan yang diperlukan dalam dunia
tersebut harus diidentifikasi. Proses identifikasi pergaulan.
itu berjalan sepanjang hayat sesuai dengan tingkat c. Proses transmisi meliputi proses-proses
kemampuan manusia itu sendiri. Nilai-nilai yang imitasi, identifikasi, dan sosialisasi. Imitasi
dimiliki oleh seseorang harus mendapatkan adalah meniru tingkah laku dari sekitar.
pengakuan lingkungan sekitarnya. Artinya Manusia adalah actor dan manipulator

288 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pendidikan dalam Kebudayaan

dalam kebudayaannya. Cara mengenai pertemuan kebudayaan-kebudayaan


mentransmisikannya yaitu dengan 2 bentuk tersebut. Istilah invensi lebih terkenal di dalam
yaitu: bidang ilmu pengetahuan.
 Peran-serta Dengan invensi maka umat manusia dapat
Cara transmisi dengan peran serta antara menemukan hal-hal yang dapat mengubah
lain dengan perbandingan. Demikian pula kebudayaan. Dengan penemuan-penemuan
peran serta dapat berwujud ikut serta dalam melalui ilmu pengetahuan maka lahirlah
kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan kebudayaan industri yang telah menyebabkan
masyarakat. suatu revolusi kebudayaan terutama di negara-
 Bimbingan negara barat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
Bentuk bimbingan dapat berupa instruksi, teknologi yang begitu pesat telah membuka
persuasi, rangsangan dan hukuman.Dalam horizon baru di dalam kehidupan umat manusia.
pelaksanaan bimbingan tersebut melalui Ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat
pranata-pranata tradisional seperti inisiasi, secara eksponensial sehingga apa yang ditemukan
upacara-upacara yang berkaitan dengan hari ini mungkin besok telah usang.
tingkat umur, sekolah agama, dan sekolah Memanusia berarti membudaya. Dapat kita
formal yang sekuler. bayangkan bagaimana jadinya proses memanusia
dalam kebudayaan global. Hal ini berarti manusia
4. Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan akan kehilangan identitasnya dan kepribadiannya
Seperti yang telah kita bicarakan mengenai akan berbentuk kepribadian kodian.
transmisi kebudayaan, nilai-nilai kebudayaan Sudah tentu penemuan-penemuan baru dan
bukanlah hanya sekadar dipindahkan dari satu invensi-invensi melalui ilmu pengetahuan akan
bejana ke bejana berikut yaitu kepada generasi semakin intens kerana interaksi dengan
mudanya, tetapi dalam proses interaksi antara bermacam-macam budaya akan bermacam-
pribadi dengan kebudayaan betapa pribadi macam manusia yang dimiliki oleh seluruh umat
merupakan agen yang kreatif dan bukan pasif. Di manusia. Dengan demikian, penemuan-penemuan
dalam proses pembudayaan terdapat pengertian dan invensi baru tidak lagi merupakan monopoli
seperti inovasi dan penemuan, difusi kebudayaan, dari suatu bangsa atau suatu kebudayaan tetapi
akulturasi, asimilasi, inovasi, fokus, krisis, dan lebih menjadi milik dunia. Kebudayan dunia yang
prediksi masa depan serta banyak lagi terminologi akan muncul pada milenium ketiga dengan
lainnya. Beberapa proses tersebut dapat demikian perlu diarahkan dengan nilai-nilai moral
dijelaskan sebagai berikut: yang telah terpelihara di dalam kebudayaan umat
manusia karena kalau tidak dapat saja manusia itu
a. Penemuan atau Invensi menuju kepada kehancurannya sendiri dengan
Dua konsep tersebut merupakan proses terpenting alat-alat pemusnah massal yang diciptakannya.
dalam pertumbuhan dan kebudayaan. Hal itu
mengingat tanpa penemuan-penemuan yang baru b. Difusi
dan tanpa invensi suatu budaya akan mati. Difusi kebudayaan berarti pembauran dan atau
Biasanya pengertian kedua terminologi ini penyebaran budaya-budaya tertentu antara
dibedakan. Suatu penemuan berarti menemukan masyarakat yang lebih maju kepada masyarakat
sesuatu yang sebelumnya belum dikenal tetapi yang lebih tradisional. Pada dasarnya setiap
telah tersedia di alam sekitar atau di alam semesta masyarakat setiap jaman selalu mengalami difusi.
ini. Misalnya di dalam sejarah perkembangan Hanya saja proses difusi pada jaman yang lalu
umat manusia terjadi penemuan-penemuan dunia lebih bersifat perlahan-lahan. Namun hal itu
baru sehingga pemukiman manusia menjadi lebih berbeda dengan sekarang dimana abad
luas dan berarti pula semakin luasnya penyebaran komunikasi mampu menyajikan beragam
kebudayaan. Selain itu, di dalam penemuan dunia informasi yang serba cepat dan intens, maka difusi
baru akan terjadi difusi atau proses lainnya kebudayaan akan berjalan dengan sangat cepat.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 289


Yosi Tri Wijayanti

Bagaimanapun juga didalam masyarakat informasi dalam millennium ketiga, kemampuan


sederhana sekalipun proses difusi kebudayaan untuk inovasi merupakan cirri dari manusia yang
dari barat tetap menyebar. Hal itu dapat dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dibuktikan melalui pengamatan Margaret Mead dalam dunia modern telah merupakan suatu
dalam Tilaar (1999) yang meneliti masyarakat di tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi
kepulauan pasifik. Beberapa waktu setelah batas-batas negara. Perdagangan bebas, dunia
pengamatan Mead terhadap masyarakat tersebut yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi
telah terjadi perubahan masyarakat yang cukup yang menyatukan, kehidupan cyber yang
berarti. Apa yang ditemukan oleh Margaret Mead menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-
dari suatu masyarakat yang tertutup dan statis manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah
ketika beliau kembali telah menemukan suatu kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.
masyarakat yang terbuka yang telah mengadopsi Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia
usnur-unsur budaya Barat. modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan
Lihat saja misalnya apa yang terjadi di negara yang luar biasa untuk melahirkan manusia-
kita, bagaimana pengaruh Kebangkitan Nasional manusia yang inovatif. Dengan kata lain,
terhadap kehidupan suku-suku bangsa kita. pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan
Sumpah Pemuda pada tahun 1928 telah kreativitas generasi muda, berarti tidak
melahirkan bahasa Indonesia sebagai bahasa memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan
kesatuan dan/atau bahasa nasional yang notabene hidup di dalam masyarakat modern yang akan
berasal dari bahasa Melayu, dari puak Melayu datang. Dengan demikian, pendidikan akan
yang hidup di pesisir Sumatera. Pengaruh bahasa menempati peranan sentral di dalam lahirnya
Indonesia terhadap kebudayaan di Nusantara suatu kebudayaan dunia yang baru.
sangat besar sampai-sampai banyak anak-anak
sekarang terutama di kota-kota besar yang tidak d. Visi Masa Depan
lagi mengenal bahasa lokalnya atau bahasa ibu. Suatu hal yang baru dalam proses pembudayaan
Kita memerlukan suatu kebijakan pendidikan dewasa ini ialah peranan visi masa depan.
untuk memelihara bahasa ibu dari anak-anak kita. Terutama dalam dunia global tanpa-batas dewasa
ini diperlukan suatu visi ke arah mana masyarakat
c. Inovasi dan bangsa kita akan menuju. Tanpa visi yang
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang jelas yaitu visi yang berdasarkan nilai-nilai yang
kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat hidup di dalam kebudayaan bangsa (Indonesia),
pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat akan sulit untuk menentukan arah perkembangan
yang sederhana yang relatif masih tertutup dari masyarakat dan bangsa kita ke masa depan, atau
pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan pilihan lain ialah tinggal mengadopsi saja apa
dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka yang disebut budaya global. Mengadopsi budaya
kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka global tanpa dasar kehilangan identitasnya. Di
karena didorong oleh kondisi budaya yang sinilah letak peranan pendidikan nasional untuk
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam meletakkan dasar-dasar yang kuat dari nilai-nilai
masyarakat modern pribadi yang inovatif budaya yang hidup di dalam masyarakat
merupakan syarat mutlak bagi perkembangan Indonesia yang akan dijadikan pondasi untuk
kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari membentuk budaya masa depan yang lebih jelas
lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dan terarah.
dalam dunia yang terbuka dewasa ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi D. FUNGSI PENDIDIKAN BAGI
dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas KEBUDAYAAN
sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu Ketika kita mengagumi karya agung kemanusiaan
masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam Candi Borobudur dan Prambanan, tersirat
kebudayaan modern pada abad teknologi dan pemikiran bahwa di belakang karya ini tentu ada

290 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pendidikan dalam Kebudayaan

pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang telah keraton misalnya sasono sunu, sasono putra,
tersistem dengan baik. Namun data tentang sistem sasono putri. Dari kancah inilah lahir alumni
pendidikan saat itu belum ditemukan orang selain bangsawan-negarawan Sultan Agung
prasasti dan buah hasil pemahatan. Pendidikan Hanyakrakusuma, Pangeran Diponegoro,
pelatihan tenaga pematung pasti diikuti disiplin Pangeran Antasari, Sultan Hasanuddin, Sultan
tertentu hingga dapat membuat batu tersusun rapi Ternate, Pangeran Mangkubumi.
geometris. Patung-patung dari ujung atas hingga Berkat pendidikan tradisi beliau-beliau terbuka
bawah di Borobudur seragam bentuk dan mata batinnya, merdeka pikirannya, merdeka
tekniknya, padahal masa pembuatannya memakan jiwanya dan merdeka tenaganya. Demikian pula
waktu 3 generasi dan tetap tidak ada deviasi apa yang dialami Ki Hajar Dewantara sejak
interpretasi seni pemahatan. pendidikan keluarga, sekolah di Puro
Teknologi pembuatan candi kala itu pasti Pakualaman, Pondok Pesantren Kalasan dan
merupakan teknologi garda depan di dunia. interaksi dengan elite pemuda Nusantara.
Bahkan hingga saat inipun orang masih Literatur pendidikan tradisi menghasilkan karya
menobatkan sebagai keajaiban di dunia. Andai agung berupa serat Pararaton, Negara Kertagama,
candi-candi dibangun pada era sekarangpun tidak Sastra gending, Wulang Reh, Wedotomo.
mudah direalisasikan dan dengan biaya sangat
besar. Pantaslah Bung Karno selalu mengagung-
agungkan betapa perkasanya bangsa di Nusantara 1. Pendidikan sebagai Sosialisasi Kebudayaan
kala itu. Telah kita ketahui bersama bahwasanya
Sesuai apa yang terpahat dalam relief candi, maka pendidikan lahir seiring dengan keberadaan
pendidikan selain diberikan secara tertulis ada manusia, bahkan dalam proses pembentukan
juga secara lisan. Pendidikan lisan baik Hindu masyarakat pendidikan ikut andil untuk
maupun Budha bisa berupa dakwah pengajian menyumbangkan proses-proses perwujudan pilar-
pimpinan agama atau melalui dongeng, mythos, pilar penyangga masya rakat. Dalam hal ini, kita
cerita, legenda secara turun temurun. Indonesia bisa mengingat salah satu ungkapan para tokoh
pada tahun 1825 sudah dikenal prajurit putri yang antropologi seperti Goodenough, 1971; Spradley,
terdidik dan terlatih bernama Nyai Ageng Serang 1972; dan Geertz, 1973 mendefinisikan arti
yang gagah berani memimpin pasukan Pangeran kebudayaan di mana kebudayaan merupakan
Diponegoro. Materi pelajaran dalam pendidikan suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang
tradisi di Nusantara umumnya secara lisan dan dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang
bersifat umum meliputi antara lain perihal berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman
kejiwaan, kefilsafahan, kesusasteraan, kanuragan, bagi masyarakat itu dalam bersikap dan
kaprajuritan, pertanian, titi mongso, pananggalan, berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial di
adat-istiadat, tata krama, perbintangan (misal tempat mereka berada (Sairin , 2002).
gubug penceng, panjer sore). Siswa diharuskan Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan,
mondok/ngenger dalam padepokan, sedang cara kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat
pemberian pelajaran kebanyakan dengan bahasa merupakan kekuatan yang tidak tampak (invisble
tutur dimana 1 siswa diasuh 1 guru. power), yang mampu menggiring dan
Padepokan, perguruan, pawiyatan, pesantren mengarahkan manusia pendukung kebudayaan itu
secara kontinyu telah melaksanakan pendidikan untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan
dan menghasilkan putra terbaik. Sebut saja pengetahuan dan gagasan yang menjadi milik
misalnya Ken Arok, Trunojoyo, Untung Suropati, masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi,
Sutowijoyo (Panembahan Senopati). Dalam sosial, politik, kesenian dan sebagainya. Sebagai
Kerajaan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh manusia
Sulawesi dan lainnya juga terdapat pendidikan dengan begitu saja secara ascribed, tetapi melalui
yang secara sistematis diselenggarakan khusus proses belajar yang berlangsung tanpa henti, sejak
kerabat sentana kraton. Tingkatan pendidikan di

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 291


Yosi Tri Wijayanti

dari manusia itu dilahirkan sampai dengan ajal dan pemikiran yang menimbulkan penafsiran
menjemputnya. bermacam-macam. Masing-masing pemikir atau
Proses belajar dalam konteks kebudayaan bukan asumsi umum silih berganti mengajak masyarakat
hanya dalam bentuk internalisasi dari system menjadi penganut perspektif tersebut.
“pengetahuan” yang diperoleh manusia melalui Diantaranya adalah tiga asumsi besar yang hadir
pewarisan atau transmisi dalam keluarga, lewat pada masyarakat awam sebelum jaman
sistem pendidikan formal di sekolah atau lembaga pencerahan.
pendidikan formal lainnya, melainkan juga Pertama, ada yang berpendapat bahwa pada
diperoleh melalui proses belajar dari berinteraksi dasarnya makhluk manusia memang diciptakan
dengan lingkungan alam dan sosialnya. beraneka macam atau poligenesis; dan
Melalui pewarisan kebudayaan dan internalisasi menganggap bahwa orang-orang di Eropa yang
pada setiap individu, pendidikan hadir dalam berkulit putih merupakan makhluk manusia yang
bentuk sosialisasi kebudayaan, berinteraksi paling baik dan kuat. Oleh karena itu, kebudayaan
dengan nilai-nilai masyarakat setempat dan yang dimilikinya juga paling sempurna dan paling
memelihara hubungan timbal balik yang tinggi. Cara berpikir yang kedua adalah yang
menentukan proses-proses perubahan tatanan meyakini bahwa sebenarnya makhluk manusia itu
sosio-kultur masyarakat dalam rangka hanya pernah diciptakan sekali saja atau
mengembangkan kemajuan peradabannya. monogenesis; yaitu dari satu makhluk induk dan
Dalam hal ini, pendidikan menjadi instrumen bahwa semua makhluk manusia di dunia ini
kekuatan social masyarakat untuk merupakan keturunan Adam.
mengembangkan suatu sistem pembinaan anggota Sebagian dari mereka yang punya pandangan ini
masyarakat yang relevan dengan tuntutan berpendapat bahwa keanekaragaman makhluk
perubahan zaman. Abad globalisasi telah manusia dan kebudayaannya, dari tinggi sampai
menyajikan nilai-nilai baru, pengertian- rendah; sebagai akibat proses kemunduran yang
pengertian baru serta perubahan-perubahan di disebabkan oleh dosa abadi yang pernah
seluruh ruang lingkup kehidupan manusia yang dilakukan oleh Nabi Adam. Sebaliknya, sebagian
waktu kedatangannya tidak bisa diduga-duga. lain berpendapat bahwa sebenarnya makhluk
Sehingga dunia pendidikan merasa perlu untuk manusia dan kebudayaan tidak mengalami proses
membekali diri dengan perangkat pembelajaran degenerasi. Akan tetapi apabila pada masa kini
yang dapat memproduk manusia zaman sesuai terdapat perbedaan, lebih disebabkan oleh tingkat
dengan atmosfir tuntutan global. kemajuan mereka yang berbeda.
Sebagai salah satu perangkat kebudayaan, Berbagai bidang kajian banyak dilakukan,
pendidikan akan melakukan tugas-tugas termasuk upaya untuk meneliti tentang
kelembagaan sesuai dengan hukum keanekaragaman makhluk manusia dan
perkembangan masyarakat. Dari sini dapat kita kebudayaannya di berbagai tempat di muka bumi.
amati bersama sebuah alur pembahasan hubungan Beraneka macam kajian anatomi komparatif yang
dialektik antara pendidikan dengan realitas dilakukan, lebih ditekan-kan atas dasar
perkembangan sosial faktual yang saat ini tengah keanekaragaman ciri-ciri fisik manusia. Selain itu,
menggejala pada hampir seluruh masyarakat ada sebagai para ahli filsafat sosial di
dunia. masa Aufklarung, mulai mengkaji berbagai
bentuk-bentuk masyarakat dan tingkah laku
2. Pergulatan Manusia dalam makhluk manusia. Berbagai gejala dan tingkah
Keanekaragaman Budaya laku manusia, dicoba untuk dipahami dengan
Semenjak awal dunia telah melakukan mendasarkan pada kaidah-kaidah alam.
penelusuran hakikat asal usul dari manusia. Selama perjalanan waktu yang lama, dengan akal
Seperti mengungkap kotak hitam misteri yang tak yang dimilikinya, makhluk manusia semakin
pernah ditemukan kunci pembukanya, pemecahan memiliki kemampuan menyempurnakan
seluk beluk sejarah manusia telah menyita waktu kebudayaan yang dimilikinya. Setiap kali mereka

292 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Pendidikan dalam Kebudayaan

berupaya menyempurnakan dirinya, maka akan diturunkan kepada generasi penerusnya lewat
menyebabkan perubahan kebudayaannya. Suatu proses pendidikan.
perubahan kebudayaan dapat berasal dari luar 3. Di dalam proses pembudayaan terdapat unsur-
lingkungan pendukung kebudayaan tersebut. unsur pendidikan seperti inovasi dan
Gerak kebudayaan yang telah menimbulkan penemuan, difusi kebudayaan, akulturasi,
perubahan dan perkembangan, akhirnya juga asimilasi, inovasi, dan prediksi masa depan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan; sementara atas kebudayaan yang lahir dari proses
itu tidak tertutup kemungkinan hilangnya unsur- pendidikan.
unsur kebudayaan lama sebagai akibat 4. Pendidikan menjadi instrumen kekuatan social
ditemukannya unsur-unsur kebudayaan baru. masyarakat untuk mengembangkan suatu
Sehingga keberadaan pendidikan sangat penting sistem pembinaan anggota masyarakat dalan
sebagai mediator dalam dialektika kebudayaan kebudayaan yang relevan dengan tuntutan
lama dengan kebudayaan baru yang melahirkan perubahan zaman.
system kebudayaan yang memang berguna untuk 5. Pendidikan hadir dalam bentuk sosialisasi
masyarakat. kebudayaan, berinteraksi dengan nilai-nilai
masyarakat setempat dan memelihara
hubungan timbal balik yang menentukan
KESIMPULAN proses-proses perubahan tatanan sosio-kultur
masyarakat dalam rangka mengembangkan
Dari uraian makalah di atas dapat ditarik beberapa kemajuan peradabannya.
kesimpulan, yaitu:

1. Kebudayaan merupakan hasil perolehan SARAN


manusia selama menjalin interaksi kehidupan
baik dengan lingkungan fisik maupun non fisik Adapun saran saya sebagai penyusun makalah ini
yang melahirkan sistem gagasan, tindakan dan yaitu:
hasil karya manusia sebagai hasil 1. Kita sebagai generasi bangsa Indonesia yang
pembelajaran manusia dengan alam untuk kaya akan budaya, sepatutnya kita
mengelola keadaan menjadi sesuatu yang mempertahankan budaya lama yang baik
berguna bagi kehidupannya. sebagai warisan kebudayaan luhur menjadi
2. Pendidikan berperanan sebagai agen karakteristik bangsa kita.
pengajaran nilai-nilai budaya dalam proses 2. Kita kembangkan pendidikan kita yang sesuai
pembentukan kualitas manusia sesuai dengan dengan kebudayaan bangsa untuk meraih
kodrat budaya yang dimiliki. Dan kebudayaan kebudayaan dan peradaban yang cemerlang.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. H.A.R. Tilaar .2000. ”Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia”, Jakarta:
PT. Rosda Karya
S. Nasution. 2001. “Sejarah Pendidikan Indonesia” Jakarta: Bumi Aksara
Poerwanto. 2000. “Periodesasi Kebudayaan dan Peradaban Umat Manusia” Jakarta: Graha Ilmu.
http://tamansiswa.org/magazine/pijar/menelusuri--sejarah--pendidikan-di-indonesia.html
http://istpi.wordpress.com/2008/06/01/paradigma-pendidikan-masa-depan/
http://www.untag-sby.ac.id/index.php?mod=berita&id=38
http://www.docstoc.com/docs/22044099/Bab-VIII-Pendidikan-Dan-Perubahan-Sosial-budaya/
http://giuslay.wordpress.com/2009/01/30/sejarah-pendidikan-dari-yunani-kuno-sd-4-abad-pertama-
kekristenan/

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 293


Yuli Fajar Susetyo

MENGEMBANGKAN PERILAKU MENGAJAR YANG HUMANIS

Oleh: Yuli Fajar Susetyo


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

A. Pengantar mampu dan bernilai, mengarahkan diri sendiri,


Anak tidak saja membutuhkan perlakuan dan pemberian semangat kepada mereka untuk
yang sesuai dengan perkembangan psikologisnya, berbuat sesuai dengan persepsi dirinya tersebut.
namun juga mempunyai hak untuk dihormati, Uraian tersebut menunjukkan pentingnya
dilindungi, dimajukan dan dipenuhi hak-haknya. menilai dan menerima anak secara positif,
Pengertian “kebutuhan” menunjukan bahwa anak membangun hubungan dan kepercayaan siswa,
secara alamiah sebagai makhluk Tuhan dan mengembangkan pembelajaran yang
membutuhkan perlakuan dan lingkungan yang memberdayakan siswa untuk mencapai
kondusif bagi perkembangan potensinya, aktualisasi dirinya. Di sisi lain, keadaan yang
sehingga tercerabutnya anak dari keadaan sering kita jumpai justru seringkali menempatkan
demikian berpotensi menghambat pencapaian siswa dalam posisi tidak berarti, selalu salah, dan
kesejahteraan jiwa dan perkembangan yang hubungan “guru benar dan siswa salah”.
optimal. Pengertian “hak” menunjukkan bahwa Melihat keadaan tersebut maka
ada jaminan pemenuhan yang bersifat diperlukan kemauan dan kemampuan guru dalam
perlindungan, adanya pihak yang berperan dan menggunakan pendekatan dan cara-cara yang
terlibat sebagai aktor yang bertanggung jawab humanis dalam pendidikan anak. Tulisan ini
melaksanakan fungsi perlindungan tersebut, dan dikembangkan dari penelitian penulis tentang
ketika tidak dipenuhi berarti telah terjadi efektivitas pelatihan berpikir positif terhadap
pelanggaran hak. perilaku mengajar yang humanis pada guru SD di
Di sisi lain, berita di media massa Yogyakarta, yang didanai oleh pemerintah kota
menunjukkan bahwa lingkungan yang seharusnya Yogyakarta tahun 2004..
kondusif untuk memenuhi dan melindungi
kebutuhan dan hak anak tersebut ternyata belum B. Pendidikan Humanistik
steril dari perlakuan yang mengabaikan atau Salah satu cara untuk mendeskripsikan
melanggar kebutuhan dan hak anak. Beberapa pendidikan humanistik adalah dengan melihat apa
kasus kekerasan terhadap siswa oleh guru, kasus yang terjadi di kelas. Kirchenbaum dalam
terpasungnya kebebasan anak, dan pemberian (Roberts, 1975) melihat ada 5 dimensi yang dapat
hukuman fisik dengan alasan pendidikan (kadang dijadikan jalan untuk menjadi kelas yang
dianggap sebagai satu-satunya jalan padahal cara humanis.
yang lain tidak ditempuh) masih menghiasi media a. Pilihan dan kendali diri
massa. Dalam hidupnya siswa dihadapkan dengan proses
Menurut Rogers (dalam Palmer 2003), menetapkan tujuan dan membuat keputusan.
pendidikan menuntut perlunya perilaku guru yang Pendidikan humanistik memfasilitasi
menerima siswa sesuai potensinya, menciptakan kemampuan tersebut dengan memberikan latihan
hubungan yang saling percaya dan nyaman, dan mengambil keputusan terkait dengan tujuan
membangun hubungan dialogis yang sekolah maupun aktivitas harian. Siswa dapat
memberdayakan siswa untuk mencapai dilatih melalui aktivitas kegiatan siswa dan
aktualisasi diri. Proses pembelajaran yang baik belajar yang memungkinkannya memiliki pilihan
menurut Purkey & Novak (dalam Eggen & dan kendali dalam merancang, menetapkan
Kauchak, 1997) adalah proses yang mengundang tujuan, memutuskan, dan mempertanggung
siswa untuk melihat dirinya sebagai orang yang jawabkan keputusan yang telah dibuatnya.

294 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Mengembangkan Perilaku Mengajar yang Humanis

b. b. Memperhatikan minat dan perasaan siswa 1. Guru memfasilitasi siswa mempelajari


Kelas menjadi humanis ketika kurikulum dan dirinya sendiri, memahami perasaan dan
pembelajaran menunjukan perhatian pada minat tindakan yang dilakukannya
dan perasaan siswa. Mengkaitkan materi 2. Guru mengenali harapan dan imajinasi siswa
pelajaran dengan minat, pengetahuan, dan sebagai bagian penting dari kehidupan siswa
pengalaman yang sudah dimiliki siswa dan dan memfasilitas proses saling bertukar
meminta tanggapan siswa merupakan contoh perasaan
aktivitas yang dinilai siswa memperhatikan minat 3. Guru memperhatikan bahasa ekspresi non
mereka. verbal, seperti gesture dan suara. Melalui
c. c. Manusia seutuhnya ekspresi non verbal ini beberapa keadaan
Perlu perubahan orientasi pembelajaran dan perasaan dan sikap dikomunikasikan oleh
penilaian dari orientasi aspek kognitif menuju ke siswa.
arah perhatian, penghormatan, dan penghargaan 4. Guru menggunakan permainan, improvisasi,
terhadap siswa sebagai manusia seutuhnya. dan bermain peran sebagai cara untuk
Integrasi ketrampilan berpikir dengan kecakapan menstimulasi perilaku yang dapat dipelajari
hidup yang lain sangat penting agar lebih efektif dan diubah.
menjadi individu. 5. Guru memfasilitas belajar dengan
d. d. Evaluasi diri menunjukkan secara eksplisit tentang
Pendidikan humanistik bergerak dari evaluasi bagaimana prinsip-prinsip dasar dinamika
yang dikontrol guru menuju evaluasi yang kelompok sehingga siswa dapat lebih
dilakukan oleh siswa. Siswa perlu difalitasi untuk bertanggung jawab untuk mendukung belajar
memantau kemajuan belajarnya sendiri baik mereka.
melalui tes atau umpan balik dari orang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
e. Guru sebagai fasilitator bahwa untuk mengembangkan pendidikan yang
Guru perlu mengubah peran, yaitu berubah dari humanis maka diperlukan:
sebagai direktur belajar menjadi fasilitator atau 1. Pendidikan yang menghargai dan
penolong. Guru hendaknya lebih suportif mengembangkan segenap potensi manusia;
daripada mengkritisi, lebih memahami daripada tidak saja dimensi kognitif, namun juga
menilai, lebih real dan asli daripada berpura-pura. kemampuan afektif, psikomotorik dan
Jika keadaan tersebut dapat dilakukan maka akan potensi unik lainnya. Siswa dihargai bukan
berkembang hubungan menjadi resiprokal, yaitu karena ia seorang juara kelas melainkan
guru sering menjadi pembelajar, dan siswa sering karena ia mengandung potensi yang positif.
menolong dan mengajar juga. 2. Interaksi antara siswa dan guru yang
Konsepsi diatas menunjukkan bahwa resiprokal dan tulus
sebuah ruang kelas dapat menjadi humanistik atau Tanpa hubungan yang saling percaya dan
bukan adalah bukan karena pernyataan. saling memahami maka pendidikan yang
Melainkan dapat dinilai dari tingkat peran siswa mengeksporasi segenap perasaan dan
dalam membuat pilihan, tingkat siswa merasa pengalaman siswa sulit untuk dilaksanakan.
pendidikannya sesuai dengan perhatian mereka, 3. Proses pembelajaran yang mendorong
keseimbangan antara kognitif dan aspek terjadinya proses interaksi dalam kelompok
kecakapan hidup lainnya, tingkat evaluasi hasil dan memberikan kesempatan kepada siswa
belajar oleh diri sendiri, dan tingkat berfungsinya untuk mengeksplorasi pengalaman,
guru sebagai fasilitator. kebutuhan, perasaannya sendiri sekaligus
Borton (dalam Roberts, 1975) lebih lanjut belajar memahami orang
menjelaskan beberapa karakteristik peran 4. Pengembangan metode pembelajaran yang
pendidik humanistik disamping perhatian mampu menggerakkan setiap siswa untuk
terhadap perasaan siswa “disini dan kini”, yaitu : menyadari diri, mengubah perilaku, dan
belajar dalam aktivitas kelompok melalui

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 295


Yuli Fajar Susetyo

permainan, bermain peran dan metode belajar menciptakan hubungan yang saling percaya dan
aktif lainnya. nyaman, hubungan dialogis yang memberdayakan
5. Guru yang peduli, penuh perhatian, dan siswa untuk mencapai aktualisasi diri. Pengajaran
menerima siswa sesuai dengan tertinggi yang baik adalah “proses yang mengundang siswa
setiap insan. untuk melihat dirinya sebagai orang yang mampu,
6. Mengembangkan sistem penilaian yang bernilai, dan mengarahkan diri sendiri, dan
memungkinkan keterlibatan siswa misalnya pemberian semangat kepada mereka untuk
dengan penilaian teman sebaya, dan siswa berbuat sesuai dengan persepsi dirinya tersebut”
menilai kemajuan yang telah dicapai sendiri (Purkey & Novak, dalam Eggen & Kauchak,
melalui evaluasi diri. 1997).
Beberapa aktivitas mengajar yang
C. Perilaku mengajar yang humanis berkaitan dengan pendekatan mengajar yang
Sebaik apapun konsep pendidikan, yang humanis adalah mengakui, menghargai dan
paling menentukan adalah bagaimana menerima siswa apa adanya, tidak membodoh-
implementasi di lapangan. Sikap dan tindakan bodohkan siswa, terbuka menerima pendapat dan
guru sebagai pelaksana pendidikan adalah tema pandangan siswa tanpa menilai atau mencela,
yang perlu diperhatikan secara serius. terbuka untuk komunikasi dengan siswa, dan
Perilaku mengajar yang humanis terkait tidak hanya menghargai potensi akademik,
dengan aliran Humanism, yaitu sebuah memberi keamanan psikologis, memberi
pendekatan psikologis yang menitikberatkan pada pengalaman sukses kepada siswa; untuk aktivitas-
masalah-masalah kepentingan manusia, nilai- aktivitas kreatif guru tidak banyak memberikan
nilai, dan martabat manusia (Kartono & Gulo, aturan, menceritakan pengalaman, menulis cerita,
2000) menghargai usaha, imaginasi, fantasi dan inovasi
Berdasarkan uraian Prof. Dr. Djohar siswa, stimulasi banyak buku bacaan, dan
(dalam Alimi dan Zaidie, 1996), penulis memberikan aktivitas brainstorming.
menyimpulkan bahwa Perilaku yang humanis
adalah perilaku yang memanusiakan siswa D. Cara mengembangkan perilaku mengajar
dengan menghargai martabat dan memperlakukan yang humanis
sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Perilaku yang humanis adalah tindakan
Menurut Rogers (dalam Palmer, 2003) yang dapat teramati, dilakukan guru di dalam
dalam proses pendidikan dibutuhkan rasa hormat kelas ketika berhadapan dengan siswanya.
yang positif, empati, dan suasana yang Perilaku adalah hasil interaksi antara komponen
harmonis/tulus, untuk mencapai perkembangan pikiran, emosi, dan lingkungan.
yang sehat sehingga tercapai aktualisasi diri Burns (1988) menyatakan bahwa terdapat
Berdasarkan beberapa pengertian di atas hubungan yang kuat antara emosi, pikiran dan
maka perilaku mengajar yang humanis, adalah perilaku. Emosi yang terbentuk oleh suatu
tindakan guru baik bahasa verbal dan non verbal peristiwa disebabkan oleh penilaian/pikiran
yang menghargai kapasitas siswa dan terhadap peristiwa. Sebelum seseorang bertindak
memperlakukan siswa dengan rasa hormat dan tehadap suatu peristiwa apapun maka individu
empati sesuai karakteristik masing-masing. harus memprosesnya dengan pikiran serta
Carl Rogers menyatakan pentingnya memberikan arti. Individu harus memahami apa
penerimaan tanpa syarat, penghargaan dan yang sedang terjadi, sebelum dapat merasakan
hubungan yang nyaman antara terapis dan klien, dan menentukan tindakan. Dengan demikian,
hubungan dialogis yang memberdayakan klien kunci pertama dari emosi dan perilaku adalah
untuk mencapai aktualisasi diri siswa (dalam bagaimana pikiran individu terhadap situasi.
Palmer, 2003). Implikasi ajaran tersebut dalam
bidang pendidikan adalah perlunya perilaku guru
yang menerima siswa sesuai potensinya,

296 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Mengembangkan Perilaku Mengajar yang Humanis

Bagan 1. Hubungan Pikiran-Emosi- a. Memberi cap : melukiskan siswa sebagai


Perilaku orang yang nakal atau dungu, kemudian
mendaftar di dalam pikiran semua hal
Dialog internal :
Peristiwa Menafsirkan peristiwa yang tidak disukai tentang orang tersebut
yang positif, yang terjadi dengan (filter pikiran) dan mengabaikan semua
netral, negatif pikiran yang terus
mengalir kelebihan atau sisi positif atau sifat-sifat
yang baik (mendiskualifikasikan yang
positif). Contohnya: “Dia anak pemalas”
Perilaku anda : Mood : Perasaan
Sebagai akibat yang diciptakan (faktanya saat itu ia tidak mengerjakan
dari pikiran dan oleh pikiran dan Pekerjaan Rumah).
emosi bukan oleh
peristiweanya
b. Membaca pikiran : mereka-reka motif
yang melatarbelakangi perilaku siswa,
dan demi kepuasan sendiri menjelaskan
(Sumber : Burns, D. , 1988 hal. 21 dan 119) mengapa siswa bertindak demikian.
Justru yang terjadi adalah
Berdasarkan model di atas penulis menyalahkannya saja. Contohnya: “Dia
menemukan empat hal yang dapat dilakukan guru pasti tidak mengerjakan Pekerjaan
untuk mampu mengembangkan perilaku yang Rumah sehingga tidak masuk kelas”.
humanis ketika menghadapi siswa di ruang kelas. c. Pembesaran : membesar-besarkan
1. Mengenali penyebab perilaku pentingnya peristiwa negatif, sehingga
Perilaku seseorang adalah hasil interaksi intensitas reaksi emosional dapat
antara komponen fisik, pikiran, emosi dan meledak. Contohnya, “Gara-gara ia
keadaan lingkungan. Namun, untuk bertanya penjelasan ku menjadi kacau...”
memperkuat kontrol manusia terhadap (yang terjadi adalah guru terpaksa
perilakunya seseorang perlu mencari tahu berhenti sebentar untuk mengingat-ingat
penyebab internal baik fisik, pikiran dan apa yang akan dikatakannya)
emosi yang dialaminya. Seringkali seorang d. Pernyataan “harus” dan “tidak
guru gagal bertindak yang terbaik baik karena seharusnya” : berpikir bahwa seharusnya
fisik sedang lelah atau kurang sehat sehingga siswa “tidak seperti itu”, atau berpikir
menggunakan cara yang keras atau hukuman siswa seharusnya “seperti itu” Menuntut
untuk mengendalikan siswa. Tindakan yang siswa atau situasi berjalan seperti
kurang tepat juga dapat dihasilkan karena keinginan sendiri dan ketika tidak terjadi
pandangan yang negatif tentang siswa, maka sebenarnya individu telah
misalnya x adalah anak nakal maka tindakan mencipatakan frustrasi bagi diri sendiri.
netral pun dapat menjadi negatif karena Contohnya: “ia kan anak dosen...
pandangan kita tersebut. Penyebab lain adalah seharusnya kan.....”
keadaan emosi yang tidak kondusif, misalnya Guru yang sering mengalami penilaian yang
sedang marah atau cemas karena ada tugas kurang tepat tersebut akan semakin sulit untuk
yang menumpuk atau kejadian di tempat lain menerima anak apa adanya, apalagi harus
yang belum tuntas. Secara kognitif, Burns mengormati dan menghargai mereka.
(1988) mengemukakan banyak hal dapat Perlakuan yang tidak semestinya mudah
terjadi yang disebutnya distorsi kognitif, yaitu muncul antara lain berupa kata-kata yang
kecenderungan pikiran kita untuk mengalami kurang tepat, membedakan dari teman-
kesalahan dan penyimpangan dalam menilai temanya karena dianggap kurang pandai atau
sesuatu. Penulis menggarisbawahi empat jenis nakal dan akhirnya menyebabkan guru
distorsi yang cukup relevan dalam dunia kehilangan harapan positif terhadap siswa
pendidikan, yaitu: atau memvonis bahwa siswa tersebut nakal
atau kurang pandai.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 297


Yuli Fajar Susetyo

Sebuah penelitian (dalam De Potter dkk., namun mungkin ia perlu waktu untuk
2000) menunjukkan bahwa sikap dan memahaminya”
perlakuan guru terhadap siswa cenderung c. Pernyatan tidak menilai
dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap Teknik ini dilakukan dengan cara
siswa. Sebagai contoh ketika siswa meembuat pernyataan yang bersifat
memandang siswa bodoh maka siswa kurang deskriptif, apa adanya, dan menghindari
diberi pengalaman yang menantang, kurang kata sifat seperti malas dan nakal.
dihargai jawabannya, dan cenderung kurang Contoh: ketika ada siswa yang kita cap
diberi kesempatan untuk menjawab atau kita pikiran sebagai anak yang tidak
pertanyaan yang sulit. tahu aturan. Pikiran atau pernyataan tidak
Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau Caine tahu aturan adalah cap yang negatif
& Caine (dalam DePorter, Reardon, & Singer- tentang siswa. Hal ini akan menimbulkan
Nourie, 2000) menyatakan bahwa keyakinan asosiasi dengan sifat negatif lainnya, dan
guru akan potensi manusia dan kemampuan menimbulkan emosi negatif kita kepada
semua anak untuk belajar dan berprestasi siswa. Pernyataan yang lebih netral perlu
merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. dikembangkan, misalnya yang kita sebut
2. Mengatasi distorsi dalam penilaian “tidak tahu aturan” ternyata lewat di
Ketika seorang guru menyadari dirinya telah depan guru sambil lari. Lebih baik kita
mengalami distorsi atau kesalahan dalam menyebutkan perilakunya yaitu “kok di
menilai siswa maka langkah pertama yang depan guru lari”. Sebutan ini lebih netral
harus dilakukan adalah meyakinkan diri daripada menyebutnya tidak tahu aturan.
bahwa ia mampu mengendalikan hal tersebut. d. Mencari sisi positif
Kemampuan menilai secara tepat dapat Manusia bersifat kompleks. Tidak ada
dikembangkan dengan latihan. Beberapa manusia yang 100% buruk atau 100%
teknik yang dapat dilakukan adalah sebagai baik. Oleh karena itu ketika terjadi
berikut: penilaian yang negatif misalnya anak ini
a. Mencari bukti telat mikir maka kita dapat mencari sisi
Teknik ini bertujuan memberikan positif yang lain misalnya usaha kerasnya
pandangan lain tentang kejadian atau untuk memahami, kerapiannya, atau sisi
siswa dengan cara mencari bukti bahwa positif yang lain.
penilaian kita yang negatif adalah tidak 3. Mengembangkan cara pandang yang positif
benar. Misalnya, ketika kita memberikan terhadap siswa
label pada siswa sebagai pemalas maka Setiap siswa mempunyai potensi yang kadang
dengan cepat kita perlu mengembangkan tidak dapat terungkap, tidak diterima dan
bukti-bukti yang dapat menunjukkan tidak dihargai dalam proses pendidikan. Cara
bahwa ia bukan pemalas. pandang yang positif dapat dikembangkan
b. Pernyataan yang direvisi jika guru 1) tetap mempertahankan harapan
Teknik ini bertujuan untuk meminimalisir positif terhadap siswa, yaitu seperti apapun
kecenderungan kita mengharuskan keadaan siswa hari ini tidak berarti selamanya
sesuatu terjadi pada siswa kita. Caranya akan seperti itu dan tugas kita adalah
adalah dengan memberikan argumen lain berusaha untuk membantunya, 2) melihat
yang dapat menurunkan derajat potensi siswa dari berbagai sisi misalnya
keharusannya. Misalnya: “saya sudah dapat menggunakan pandangan kecerdasan
mengajarnya dengan baik, seharusnya ia majemuk (Gardner dalam Amstrong, 2005), 3
paham. meyakini prinsip perkembangan bahwa setiap
Ketika banyak siswa yang belum paham siswa dapat berbeda dan bersifat unik
maka kita perlu merevisi menjadi “saya sehingga mungkin belum optimal saat ini, dan
memang sudah mengajar dengan baik 3) berusaha mencari sisi positif siswa.

298 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Mengembangkan Perilaku Mengajar yang Humanis

4. Membangun hubungan yang apresiatif Komunikasi apresiatif merujuk pada istilah


Hubungan guru dan siswa adalah penting appreciative inquiry yang dikembangkan
dalam proses pembelajaran humanistik. oleh Psikologi Positif. Percakapan
Hubungan guru dan siswa bukanlah apresiatif dilakukan untuk memahami
hubungan yang kering dari aspek emosi. sesuatu yang terbaik dari individu,
Namun, kadang hubungan tersebut memberikan dukungan terhadap kelebihan,
sebatas “Anda belajar dan Saya kesuksesan, dan potensi masa lalu dan
mengajar”, atau jika ada hubungan masa kini. Selama ini, komunikasi yang
personal maka terbatas pada beberapa terjadi kadang cenderung tidak apresiatif.
siswa tertentu. Mungkinkah hubungan Contoh: kita lebih peka terhadap kesalahan
personal yang mendalam tersebut dapat orang daripada kebaikan orang, kita lebih
terjalin dalam kelas? cepat menunjuk kesalahan orang daripada
Salah satu cara yang dapat dilakukan kebaikan orang dst. Oleh karena itu,
adalah dengan mengembangkan komunikasi yang terjalin perlu
komunikasi apresiatif. Komunikasi dikembangkan adalah komunikasi yang
apresiatif dapat dilakukan dalam setiap mengandung pesan dan gaya yang
interaksi antar guru siswa, dan antar siswa. apresiatif.

Perbandingan komunikasi yang apresiatif dan tidak apresiatif dipaparkan pada tabel di bawah ini.

Komunikasi Verbal Tidak Apresiatif Komunikasi Verbal Apresiatif


 Kenapa engkau sekarang menjadi  Ingatlah, peristiwa yang paling
malas belajar? membanggakan mu saat SMP?
 Apa jadinya kalau engkau malas seperti  Apa yang engkau inginkan setelah lulus
ini terus? SMA nanti?
 Coba cari jalan, bagaimana supaya  Strategi apa saja yang sudah engkau
kamu tidak malas belajar? pikirkan untuk sukses belajar?

Komunikasi yang memfasilitasi siswa pendidikan berbasis kelas. Tujuah belas model
berpikir tentang keadaan dirinya yang tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat
sekarang, berusaha mencari sisi positif yaitu 1) model pembelajaran pengembangan diri,
dirinya, menyadarkan tentang tujuan siswa, 2) model pembelajaran konsep diri, 3) model
dan menyadarkan siswa tentang tindakan apa pembelajaran kepekaan sosial, dan 4) model
saja yang akan dilakukannya untuk mencapai perluasan kesadaran.
cita-cita akan membangun hubungan yang Semua model yang dibahas dalam buku
saling menguatkan antar siswa dan guru. tersebut berusaha mengembangkan manusia
seutuhnya yaitu dari dimensi kognitif, afektif dan
5. Mengembangkan model pembelajaran kepribadian, dan psikomotorik (tertentu). Guru
yang tepat dapat memilih model yang tepat untuk dapat
Begitu banyak metode pembelajaran yang diterapkan di kelasnya masing-masing.
dapat dipertimbangkan untuk mencapai kelas
yang lebih humanis. Mulkan (2002) telah E. Penutup
menyadur buku “Humanizing The Class Room; Di akhir tulisan ini, penulis kembali
Models of Teching in Affective Education yang menekankan bahwa: ruang kelas dapat menjadi
ditulis oleh John P. Miller. Dalam buku saduran humanis atau tidak humanis bukanlah
tersebut, Mulkan menjelaskan tentang 17 model berdasarkan label yang diberikan oleh
pembelajaran pengembangan kepribadian dalam pemerintah atau siapa saja, melainkan dapat

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 299


Yuli Fajar Susetyo

dilihat dari proses yang terjadi di kelas sebagai melainkan dilihat dari: 1) usaha yang dilakukan
hasil dari interaksi antara guru siswa dan antar guru untuk mengarahkan dirinya memenuhi
siswa. Penulis telah memaparkan tentang konsep karakteristik guru yang humanis, 2) kemampuan
pendidikan humanistik dan cara mengembangkan guru mengembangkan kelas yang humanis
diri menjadi guru yang humanis. Guru menjadi melalui hubungan yang apresiatif, tindakan guru
humanis atau tidak humanis bukanlah yang humanis, dan proses pembelajaran yang
berdasarkan label yang diberikan oleh pihak luar, menerapkan model pembelajaran yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Alimi, A.S. dan Zaidie, M.F. 1999. Reformasi Dan Masa Depan Pendidikan Di Indonesia. Sebuah
Rekonstruksi Pemikiran Prof. Dr. Djohar, MS. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta
Armstrong T. 2003. Sekolah Para Juara. Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan
(diterjemahkan oleh Yudi Murtanto). Bandung: Penerbit Kaifa.
Burns, D.D., 1988. Terapi Kognitif. Pendekatan Baru Bagi Penanganan depresi. Penerbit Erlangga.
Jakarta
DePorter, B., Reardon M., & Singer-Nourie, S. 2000. Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas (terjemahan : Ary Nilandari). Bandung : Penerbit Kaifa
Eggen, P. & Kauchak, D. 1997. Educational Psychology, Windows on Classroom. Third Edition. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Kartono, K. dan Gulo, D. 2000. Kamus Psikologi. Bandung : CV. Pioner Jaya
Palmer, J.A. (editor). 2003. 50 Pemikir Pendidikan. Dari Piaget Sampai Masa Sekarang. (terjemahan
: Farid Assifa). Yogyakarta : Penerbit Jendela
Miller, J.P. 2002. Cerdas di Kelas Sekolah Kepribadian. Rangkuman Model Pengembagan Kepribadian
dalam Pendidikan Berbasis Kelas (disadur oleh Abdul Munir Mulkhan dari Humanizing the class
Room oleh John. P. Miller). Yogyakarta : Kreasi Wacana
Roberts, T.B. 1975. Four Psychologies Applied to Education. New York : Schenkman Publishing
Company Halsted Press Division John Wiley and Sons
Susetyo, Y.F. 2004. Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Mengembangkan Perilaku Mengajar
yang Humanis pada Guru sekolah dasar di Yogyakarta. Laporan penelitian. Tidak diterbitkan.
Jaringan penelitian pemerintah daerah Kota Yogyakarta.
Suwarno, Suparno P., dan Rahmanto B. (editor). 1998. Pendidikan Sains Yang Humanistis.Yogyakarta :
Penerbit Kanisius

300 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Muhammad Muhajir

BUDAYA MUTU
MENUJU SEKOLAH UNGGUL

Muhammad Muhajir
Widyaiswara PPPPTK PKn dan IPS Batu Malang
E-mail: mmuhajir71@gmail.com

ABSTRACT:

Quality Culture to professional teachers and the exellent school. This study examines several theories,
opinions and research findings. The results of this study are expected to be used (a) as an input to develop
school programs, particularly with respect to values or culture what exemplary student or teacher. from
this study found that the quality culture is a characteristic or personality picture of an organization that
can be the values, attitudes, assumptions, beliefs, expectations, traditions, and shared norms that produce
an environment conducive to the establishment and improvement of quality on an ongoing basis. Quality
culture in schools are the values, activities and symbols are being committed all the elements of the
school in improving the quality of education.

Keywords: Quality Culture, the exellent school

A. PENDAHULUAN Setiap ada isu tentang rendahnya mutu


lulusan, tudingan cenderung diarahkan petama-
Ada setumpuk harapan yang disandarkan
tama kepada kemampuan guru sebagai
pada dunia pendidikan. Para orangtua dan
penyebabnya. Guru sering kali dipandang sebagai
masyarakat kerap berharap: mampukah
awal dari semua kegagalan dan atau keterpurukan
pendidikan mencetak generasi yang berkarakter
mutu pendidikan yang berlangsung di negeri ini.
kuat? Bilakah pendidikan mampu menghasilkan
Realitas ini tidak bisa dielakkan mengingat guru
orang-orang berintegritas tinggi di negeri ini?
sebagai tenaga pendidikan yang menduduki posisi
Sebuah keinginan yang boleh jadi terdengar
dan memegang peranan yang sangat menentukan
berlebihan, meski sesungguhnya amat wajar,
(Suyanto, 2000). Dengan kata lain, kualitas
mengingat pendidikan memanglah tumpuan
pendidikan di sekolah tidak pernah terlepas dari
solusi dari sekian banyak persoalan sumber daya
peran guru.
manusia dan problem kemasyarakatan.
Indikator keprofesionalan guru sebenarnya
Pendidikan pada hakikatnya adalah perubahan
terwujud dalam meningkatnya mutu pendidikan
perilaku. Mengikuti kerangka berfikir seperti ini,
nasional di negeri ini. Mutu pendidikan nasional
sudah selayaknya proses pendidikan sanggup
diindikasikan dari tercapainya tujuan pendidikan
mengubah sikap dan membangun perilaku sesuai
nasional yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa."
harapan.
Dengan kata lain bila seluruh bangsa Indonesia
Tuntutan terhadap peningkatan kualitas
telah cerdas berarti terbukti sudah bahwa guru
pendidikan semakin meningkat. Hal ini
memang bekerja secara profesional.
dikarenakan adanya (1) kemajuan ilmu
Kinerja guru diduga berkaitan dengan
pengetahuan dan teknologi (2) persaingan global
budaya mutu sekolah. Budaya mutu sekolah
yang semakin ketat, dan (3) kesadaran masyarakat
merupakan suatu impresi atau kesan seseorang
(orang tua siswa) akan pendidikan yang
yang sulit dirumuskan secara tepat. Namun
berkualitas semakin tinggi. Keunggulan daya
budaya mutu sekolah dapat dipandang sebagai
saing sangat tergantung dari kualitas sumber daya
sesuatu yang membedakan antara sekolah yang
manusia, dan hal itu tidak akan datang dengan
satu dengan sekolah lain. Budaya yang kuat akan
sendirinya. Kualitas sumber daya manusia dapat
terbentuk budaya mutu yang baik, sehingga dapat
ditingkatkan melalui proses pendidikan. Jumlah
menciptakan suatu lingkungan yang kondusif
penduduk Indonesia yang besar merupakan modal
penuh kekeluargaan, dan pada akhirnya dapat
dasar dalam pembangunan, tetapi apabila tidak
membuat kinerja guru yang tinggi, tetapi
diikuti dengan peningkatan kualitasnya, maka
sebaliknya apabila budaya mutu sekolah tidak
kuantitas tadi akan menjadi beban.

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 301


Budaya Mutu Menuju Sekolah Unggul

baik, tidak kondusif akan membuat kinerja guru dan pemikiran manusia yang menjadi ciri suatu
rendah. masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan
Studi ini mengkaji beberapa teori, pendapat bersama.
dan hasil temuan penelitian. Hasil kajian ini Menurut Pidarta (2004) budaya adalah
diharapkan dapat digunakan (a) Sebagai bahan segala hasil pikiran, perasaan, kemauan dan karya
masukan untuk menyusun program sekolah, manusia untuk meningkatkan hidup dan
khususnya terkait dengan nilai-nilai atau culture kehidupannya. Mencermati tentang pengertian-
apa yang patut dicontoh oleh siswa atau guru. (b) pengertian dari budaya tersebut, terlihat bahwa
Hasil kajian yang terkait dengan nilai-nilai, sikap budaya merupakan cara hidup atau pandangan
dan perilaku budaya mutu bisa dijadikan suatu hidup yang dapat berupa nilai-nilai, asumsi-
nilai asli Indonesia yang bisa digunakan sebagai asumsi, keyakinan-keyakinan, harapan, sikap, dan
landasan berperilaku pada semua bidang profesi. norma-norma bersama menjadi karakteristik
(c) Memberikan inspirasi pada sekolah-sekolah suatu masyarakat untuk meningkatkan
lain dalam melaksanakan proses pendidikan kehidupannya. Budaya sebagaimana yang telah
menuju sekolah yang bermutu. diuraikan di atas, seringkali dikaitkan atau
digunakan dalam organisasi.
B. KAJIAN LITERATUR DAN Menurut Dopson dan McNay (dalam
PEMBAHASAN Warner & Palfreyman, 1996) budaya organisasi
Budaya organisasi merupakan kepribadian terdiri atas gabungan pekerjaan ritual, rutin,
organisasi yang mempengaruhi cara bertindak cerita, mitos dan simbol yang menyampaikan
individu dalam organisasi (Gibson, Ivanichevich, pesan yang sangat jelas tentang apa yang tampak
dan Donally, 1991). Menurut Dobson dan McNay sebagai perilaku yang bisa diterima dan yang
(dalam Warner & Palfreyman,1996) budaya sangat tidak bisa diterima. Menurut Creemers,
merupakan kata yang sering digunakan dalam B.P.M. & Reynold, D. (Eds) 1993 menyatakan
organisasi. Kata ini berarti cara yang kita tempuh bahwa ”organizational culture is a pattern of
untuk melakukan sesuatu di sekitar sini. belief and expectation shared by the
Sementara Robbins (2003) menyatakan bahwa organizational member” sementara Bounds
budaya merupakan sistem makna bersama yang (1994) budaya organisasi adalah perwujudan
dianut oleh anggota-anggota yang membedakan sehari-hari, dari nilai-nilai dan tradisi yang
organisasi itu dengan organisasi yang lain. mendasari organisasi tersebut. Hal ini terlihat
lstilah budaya (Culture) berasal dari kata bagaimana karyawan berperilaku, harapan
"Colere" yang artinya segala daya dan upaya karyawan terhadap organisasi dan sebaliknya.
manusia untuk mengubah alam (Koentjaraningrat, Budaya organisasi memiliki banyak
1994). Secara umum konsep tentang budaya definisi dan konotasi. Robbins (2003)
dipahami secara berbeda-beda dan sampai saat ini memberikan definisi budaya organisasi sebagai
belum ada kesepakatan dalam memahaminya, hal pemberian makna tentang sistem. setiap
ini disebabkan oleh adanya kompleksitas dari organisasi mempunyai bentuk kepercayaan,
budaya itu sendiri. Indrajit & Djokopranoto lambang, ritual, mitos dan praktik-praktik yang
(2006) menyatakan bahwa para ahli sosiologi, terjadi sepanjang waktu. Menurut Jones (1995)
menyatakan budaya dapat digunakan untuk budaya organisasi adalah seperangkat nilai yang
menjelaskan keseluruhan cara hidup, yaitu cara mengontrol anggota organisasi dalam
bertingkah laku, cara berpikir, dan berperasaan berinteraksi, baik dengan sesamanya naupun
yang dipelajari dan dialami oleh sekelompok dengan orang-orang di luar organisasinya.
orang. Menurut Philip (1998) bahwa budaya sekolah
Menurut Owens (1995) budaya merupakan dinyatakan sebagai nilai, kepercayaan, sikap,
filsafat-filsafat, idiologi-idiologi, nilai-nilai, perilaku yang merupakan karakteristik suatu
asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, harapan, sekolah.
sikap, dan norma-norma bersama yang Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan
mempersatukan komunitas. Shein (1995) diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
mendefinisikan budaya sebagai pola pemecahan budaya organisasi adalah karkateristik atau
masalah eksternal dan internal yang diterapkan gambaran kepribadian organisasi yang dapat
secara konsisten bagi suatu kelompok. Kotter dan berupa nilai-nilai, sikap, asumsi-asumsi,
Hesket (1997) mendefinisikan budaya sebagai keyakinan, harapan, tradisi, norma bersama untuk
totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, mengontrol dan mengarahkan perilaku organisasi.
kelembagaan dan semua produk lain dari karya Dengan demikian budaya atau kultur organisasi

302 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017


Muhammad Muhajir

dapat didefinisikan sebagai kualitas kehidupan Sedangkan Peter dan Waterman (Hanson,
(the quality of life) dalam sebuah organisasi, 1995) menemukan nilai-nilai budaya yang secara
termanifestasikan dalam aturan-aturan atau konsisten dilaksanakan di sekolah yang baik,
norma, tatakerja, kebiasaan kerja (work habits), yaitu mutu dan pelayanan merupakan hal yang
gaya kepemimpinan (operating styles of harus diutamakan, selalu berupaya menjadi yang
principals) seorang atasan maupun bawahan terbaik, memberikan perhatian penuh pada hal-hal
(Hodge & Anthony, 1988). Kualitas kehidupan yang nampak kecil, tidak membuat jarak dengan
organisasi, baik yang terwujud dalam kebiasaan klien, melakukan sesuatu sebaik mungkin, bekerja
kerja maupun kepemimpinan dan hubungan melalui orang (bukan sekedar bekerjasama atau
tersebut tumbuh dan berkembang berdasarkan memerintahnya), memacu inovasi, dan toleransi
spirit dan keyakinan tertentu yang dianut terhadap usaha yang berhasil.
organisasi. Karena itu, budaya organisasi banyak Goetsch & Davis (1994) menyatakan
didefinisikan juga sebagai spirit dan keyakinan bahwa budaya mutu adalah sistem nilai organisasi
sebuah organisasi yang mendasari lahirnya yang mengahasilkan suatu lingkungan yang
aturan-aturan, norma-narma dan nilai-nilai yang konduktif bagi pembentukan dan perbaikan mutu
mengatur bagaimana seseorang harus bekerja, secara terus-menerus. Budaya mutu terdiri dari
struktur yang mengatur bagaimana seorang filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi,
anggota organisasi berhubungan secara formal prosedur dan harapan yang meningkatkan mutu.
maupun informal dengan orang lain, sistem dan
prosedur kerja yang mengatur bagaimana C. SIMPULAN DAN SARAN
kebiasaan kerja seharusnya dimiliki seorang Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah
pemimpin maupun anggota organisasi diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
(Torrington & Weightman, dalam Preedy, 1993). budaya mutu adalah karakteristik atau gambaran
kepribadian organisasi yang dapat berupa nilai-
Budaya Mutu nilai, sikap, asumsi-asumsi, keyakinan, harapan,
Sejauh ini pemahaman dasar tentang tradisi, dan norma bersama yang menghasilkan
budaya mutu di sekolah merupakan terobosan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan
baru dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa perbaikan mutu secara terus-menerus. Budaya
pendidikan secara terorganisir dan profesional. mutu di sekolah merupakan nilai-nilai, aktivitas-
Ditengah tuntutan masyarakat, orang tua, dan aktivitas dan simbol-simbol yang menjadi
stakeholder terhadap mutu pendidikan yang komitmen semua elemen sekolah dalam
semakin tinggi dan bervariasi, maka sekolah harus meningkatkan mutu pendidikan. Pengembangan
mampu membangun tradisi mutu (tradition of budaya mutu sekolah merupakan tugas dan
quality) yang tinggi dan berkesinambungan. tanggung jawab kepala sekolah, selaku pemimpin
budaya sekolah dapat dikatakan bermutu pendidikan. Namun demikian, pengembangan
bilamana memungkinkan bertumbuhkembangnya budaya mutu sekolah mempersyaratkan adanya
sekolah dalam mencapai suatu keberhasilan partisipasi seluruh personil sekolah dan
pendidikan. Budaya mutu sekolah adalah stakeholder, termasuk orang tua siswa, dan oleh
keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, karena itu, secara manajerial pengembangan
sifat, dan iklim sekolah secara produktif mampu budaya mutu sekolah menjadi tanggung jawab
memeberikan pengalaman dan kepala sekolah, sedangkan secara operasional
bertumbuhkembangnya sekolah untuk mencapai sehari-hari menjadi tugas seluruh personil sekolah
keberhasilan pendidikan berdasarkan spirit dan dan stakeholder terkait. Hasil kajian ini
nilai-nilai yang dianut oleh sekolah. Dalam hal disimpulkan bahwa mutu merupakan milik
ini, Depdiknas (2000) telah merumuskan pelanggan, hal ini dapat diartikan bahwa sekolah-
beberapa elemen budaya mutu sekolah sebagai sekolah yang dinilai masyarakat memiliki visi
berikut: (1) informasi kualitas untuk perbaikan, misi yang jelas dan dapat dilaksanakan dengan
bukan untuk mengontrol, (2) kewenangan harus baik dan tepat oleh seluruh warga sekolah, maka
sebatas tanggungjawab, (3) hasil diikuti rewards dapat dipastikan bahwa sekolah tersebut telah
atau punishment, (4) kolaborasi, sinergi, bukan menerapkan budaya mutu yang baik. Sekolah
persaingan sebagai dasar kerjasama, (5) warga yang bermutu baik, dapat dipastikan bahwa
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya, (6) sekolah tersebut akan diperebutkan oleh banyak
atmorfir keadilan, (7) imbal jasa sepadan dengan calon siswa dan orang tua murid. Dalam rangka
nilai pekerjaan, dan (8) warga sekolah merasa pengembangan budaya mutu sekolah ada tiga
memiliki sekolah. langkah yang harus ditempuh, yaitu: (1)

Jurnal Kediklatan, Desember 2017 │ 303


Budaya Mutu Menuju Sekolah Unggul

Identifikasi spirit dan nilai-nilai sebagai sumber pedoman untuk melihat apakah sekolah itu efektif
budaya mutu sekolah, yang dilakukan bersama atau tidak, sekolah itu unggul atau tidak. Sekolah
dengan seluruh stakholder, dan ditetapkan sebagai unggul (the exellent school) memiliki ciri-ciri
sebuah kebijakan resmi sekolah dalam bentuk tertentu, yaitu: (1) memiliki budaya akademik
surat keputusan kepala sekolah. (2) Sosialisasi yang kuat, (2) memiliki kurikulum yang selalu
secara kontinyu spirit dan nilai-nilai kepada relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
seluruh stakholder, baik melalui pertemuan- dan teknologi, (3) memiliki SDM kependidikan
pertemuan, majalah sekolah, buku penghubung yang professional (4) berorientasi pada
sekolah, majalah dinding sekolah, diperagakan pengembangan hard knowlegde dan soft
pada dinding kelas, maupun dalam bentuk surat knowlegde secara seimbang, (5) proses belajar
edaran, (3) Kepala sekolah selalu menumbuhkan untuk mengembangkan potensi siswa secara
komitmen seluruh stakeholder agar memegang holistik, (6) mengembangkan proses
teguh spirit dan nilai-nilai yang telah ditetapkan pengembangan kemampuan dan kompetensi
bersama. berkomunikasi siswa secara global. dan (7)
sekolah unggul (the exellent school) mampu membangun kepercayaan kepada
memiliki kriteria, ciri-ciri atau karakteristik masyarakat.
tertentu. Ukuran dasar yang dapat dijadikan

DAFTAR PUSTAKA

Boan, D.M. 2004. The Era of Culture in Quality Improvement. Diunduh dari:
www.dboan@dfmc.org.pp.1-17. Januari 2006.
Creemers, B.P.M. & Reynold,D. (Eds) 1993. School Effectiveness and School Improvement, An
International Journal of Research, Policy and Practice Lisse, New Jersey: Swets & Zeitlinger.
Depdiknas. 2006-b. Rencana strategis Depdiknas 2005-2025, Jakarta : Balitbang Depdiknas (download
from: www.depdiknas.go.id)
Gibson, J.L.; Ivanichevich, J.M. dan Donelly, J.H. 1991. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Edisi
Kesembilan. Alih Bahasa oleh Zarkasih & Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Goetsch, D.L. & Davis, S. 1994. Introduction to Total Quality: Quality, Productivity, Competitiveness.
Engleood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Hanson, E. M. 1995. Educational Administration and Organizational Behaviour. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Hodge, B.J. & Anthony, W.P. 1988. Organizational Theory (3rd ed). Boston Massa-Chusetts: Allyn and
Bacon, Inc.
Indrajid, R. & Djokopranoto, 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Yogyakarta: Andi
Jones, G.R. 1995. Organizational Theory Text and Cases. New York: Addision-Wesley Publishing
Company
Kotter, P. & Heskett, I. 1997. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Kinerja. Terjemahan oleh
Benjamin Molan. Jakarta: PT. Gramedia
Owens, R.G. 1987. Organizational Behavior in Education. (4th ed). Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Philip, H.R. 1998. The New Work Culture. Amherst: HRD Press
Pidarta, M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Preedy, M. 1993. Managing The Effective School. London: The Open University Press.
Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior, Tenth Edition, Singapore: Prentice-Hall
Shein, E.H. 1995. Organizational Culture and Leadership, Second Edition. San Fransisco: Jossey-Bass
Publisher
Suyanto, 2000. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Yogyakarta. Adicita Karya Nusa.
Warner, D. & Palfreyman, D. 1996. Higher Education Management. The Key Element. Buckingham:
SRHE and Open University Press.

304 │ Jurnal Kediklatan, Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai