Anda di halaman 1dari 8

 

RIZKA WAHYUNI 
S2 ILMU KEDOKTERAN GIG 

(Riskiyani et al. 2016; Website ) 

 
17/418435/PKG/01131 

Tabel 1. Pendukung Versus Penentang Kebijakan Tuak di Medan

Steak holder Statuas Penjelasan

Gubernur Netral Pembiayaan daerah dilakukan


dengan pajak yang ada di dapat
melalui Tuak

Wali kota dan Netral


Pemasukan daerah banyak di
Bupati
dapatkan dari pajak minuman tuak

Dinas Netral Mereka memprioritaskan


Kesehatan urusan-urusan yang sudah rutin dan
menjadi prioritas, tidak berani sama
bupati dan takut berbenturan
dengan masyarakat yang pro
alkohol lokal seperti tuak

Polisi/ Satpol Pro Satpol PP sering merazia


PP tempat-tempat umum yang
dijadikan tempat tongkrongan
untuk minum tuak

Mafia Tuak Kontra Mencari peluang keuntungan yang


sebanyak-banyaknya

Petani Tuak Kontra Tuak lokal sebagai produksi


unggulan dan diharapkan

 

mendapatkan penghasilan yang


lebih untuk penghidupan para
petani tuak

LSM pro Kontra Didanai oleh mafia tuak lokal dan


Tuak bos tuak lokal, untuk
mempengaruhi masyarakat pro
tembakau (petani tuak)

Bos besar Kontra Mencari peluang keuntungan yang


Tuak sebanyak-banyaknya, dan
mempersiapkan setok tuak sebagai
bahan baku tuak untuk lima tahun
yang akan datang

Dapat terpenuhi

LSM anti Netral Tidak berani menyuarakan anti


Tuak tuak secara lantang, karena
dianggap musuh bagi yang pro tuak
,jumlah yang pro lebih kuat

Keluarga Netral Masih menggap biasa, karena


terutama merokok sudah menjadi budaya
kaum didaerah Sumatera Utara. Dan
perempuan sudah seperti kebutuhan sehari-hari
bagi suami mereka. Padahal dapat
mempengaruhi tubuh kembang
anaknya.

Komunitas Netral Masih menggap biasa, karena Tuak


perempuan sudah menjadi budaya didaerah
(PKK,Dharma Medan
Wanita)

Guru Sekolah Netral Guru perempuan biasanya anti


(terutama tuak, tapi banyak juga guru
guru wanita) laki-laki yang masih mengonsumsi
tuak di kawasan

Guru Ngaji Pro Guru ngaji sangat melarang untuk


mengonsumi tuak. Karena dalam
ajaran agama Islam tuak termasuk
alkohol yang dapat memabukkan
dan haram untuk di konsumsi.

Kepala Desa Kontra Masyarakat lebih memilih calon


yang pro tuak, karena diwilayahnya
banyak petani tuak.

Kepala Dusun Netral Minum tuak sudah menjadi budaya


diwilahnya

Kementrian Pro Regulasi Peringatan meminum tuak


Kesehatan membahayakan kesehatan dan
menjadikan awal dari banyak
penyakit

Kementrian Netral Bersifat netral karena dapat


Industri menguntungkan bagi pemerintah
karena ada pajaknya yang tinggi

Kementrian Sudah mengeluarakan peraturan


Pendidikan sekolah merupakan b kawasan
dan bebas alkhohol
Kebudayaan

Kementrian Pro Regulasi Menaikkan cukai tuak


perdagangan sehingga harga tuak naik

  

​Tabel. 2 Sekor dalam Kebijakan Penaggulangan Tuak

Steak holder Pro Netral Kontra

Gubernur 2

Walikota atau Bupati 2

Dinas Kesehatan 4

Mafia Tuak 5

Petani Tuak 5

LSM pro Tuak 4

Bos besar Tuak 3

LSM anti Tuak 4

Keluarga terutama kaum 1


perempuan

Komunitas perempuan 1
(PKK,Dharma Wanita)

Guru Sekolah (terutama guru 1


wanita)

Guru Ngaji 5

Kepala Desa 2

Kepala Dusun 5

Kementrian Kesehatan 5

Kementerian Industri 2

Kementerian Kebudayaan dan 2


Pendidikan

  

  

Kementrian perdagangan 3

Total 17 20 19

         
 

 

 
 

● Tabel. 3 : Stakeholder yang dipandang bisa diusulkan menjadi sasaran


advokasi yang memperkuat kubu pendukung

Stakeholder Pendekatan dalam advokasi

Semua Kementrian yang terkait Surat Keputasan bersama


dalam penanggulangan Tuak Kementrian yang terkait dengan
(KEMENKES,KEMENDAGRI, penanggulangan rokok ,disini
KEMENDIKBUD, Kementrian Hasil dari SKB tadi harus ditaati
Perdagangan dan Kementrian dan dijalankan oleh semua
Pertanian) daerah di indonesia ,jika tidak
mematuhi aturan tersebut akan
mendapatkan sangsi sesuai
dengan perundang-undangan
yang berlaku, Denga peraturan
yang mengikat, memaksa dan
tegas tadi akan membatasi ruang
lingkup meminum tuak jika
mereka melanggar aturan
tersebut akan mendapatkan
sangsi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Polisi dan Satpol PP Polisi dan Satpol PP sangat penting


karena tugas mereka dalam
bidang pengawasan dalam
mendukung penanggulangan
tuak , dengan menguatkan
penerapan sanksi bagi mereka
yang melanggar peraturan yang
sudah ditetapkan.

Orang tua dan guru Perananan orang tua adalah sangat


utama karean karaktera anak
dibentuk dari sejak kecil, dan
pengawasan kesehariaan
dirumah dengan rasa kasih
sayang sangat berperan dalam
pencegahan kebiasaan tuak pada
anak-anak. Guru merupakan
orang tua ke dua disekolah
berperan mengawasi
,memberikan informasi tentang
bahaya mengonsumsi tuak, dan
mengadakan kegiatan-kegiatan
positif diluar sekolah sehingga
mereka tidak ada waktu untuk
ikut dalam kelompok-kelompok
pergaulan yang arahnya negatif.

●  

 
Bahan bacaan ini belum sempat dikelola. Tetapi beberapa aspek terkait dengan isu
yang diangkat dalam paper di bawah ini.

Ikegami, S. (1997). Tuak dalam Masyarakat Batak Toba. Laporan Singkat


tentang Aspek Sosial-Budaya Penggunaan Nira. Annual Report of
the University of Shizuoka, Hamamatsu College, 5(11-3), 1-8.

​Ginting, F. (2012). Clinical presentations of ALA (amoebic liver abscess)


among tuak consumers in Medan. International Journal of
Infectious Diseases, 16, e159-e160.

Sinaga, R. F. (2017). ​PENGARUH KEBIASAAN KAUM BAPAK MINUM DI


LAPO TUAK TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DI
PEGAGAN JULU I KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI
(Doctoral dissertation, UNIMED).

Sinaga, B. Y. M., Siregar, Y., Amin, M., & Sarumpaet, S. (2018, March).
Effect of smoking and alcohol consumption on pulmonary
tuberculosis among Batak ethnic population in Medan, Indonesia.
In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol.
125, No. 1, p. 012139). IOP Publishing.

ALI, Y., & ACEH, D. B. TRADISI MINUM TUAK DALAM


MASYARAKAT KUTACANE.

Jannah, M., Riskiyani, S., & Rahman, A. (2015). Aspek Sosial Budaya Pada
Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak) Di Kabupaten Toraja
Utara.

Samosir, S. L., & Amal, B. K. (2016). " LAPO TUAK" SEBAGAI RUANG PUBLIK
PERSPEKTIF JURGEN HABERMAS

Ritonga, S. ORIENTASI NILAI BUDAYA DAN POTENSI KONFLIK


SOSIAL BATAK TOBA MUSLIM DAN KRISTEN DI
SUMATERA UTARA.

Riskiyani, S., Jannah, M., & Rahman, A. (2016). Aspek Sosial Budaya Pada
Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak) Di Kabupaten Toraja
Utara. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11(2), 76-85.
 

Anda mungkin juga menyukai