DINAS KESEHATAN
Jl. Amir Hamzah 103 Mataram, 83121, Kota Mataram, Provinsi NTB
Telp. 0370-631390, Fax : 0370-631179
Bismillaahirrohmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Sehubungan akan dilaksanakannya kegiatan peluncuran deteksi dini dan rujukan balita
wasting di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka bersama ini kami mengharapkan kehadiran
Bapak/Ibu pada acara peluncurkan program LiLA Keluarga di Provinsi Nusa Tenggara Barat”
yang akan dilaksanakan pada :
Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama program kemitraan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan UNICEF di bidang gizi tahun 2022.
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan dukungannya kami
ucapkan terima kasih
Peluncuran pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita wasting melalui pendekatan LiLA keluarga di
Provinsi NTB
Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus menghadapi masalah gizi buruk pada balita sejak
beberapa dekade ini. Berdasarkan RISKESDAS 2018, NTB memiliki angka wasting tertinggi di Indonesia
sebesar 14,41%. Data SSGI 2021 telah menunjukan penurunan angka wasting di Provinsi NTB menjadi
7.5%. Namun demikian, jumlah kasus gizi buruk berdasarkan e-PPGBM tahun 2021 masih cukup tinggi
dengan lebih dari 2000 balita masih mengalami gizi buruk di Provinsi NTB.
Dalam mendukung upaya pemerintah Provinsi NTB menangani masalah gizi buruk pada balita, UNICEF
bekerja sama dengan pemerintah daerah provinsi NTB telah mulai melaksanakan program Pengelolaan
Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sejak tahun 2019. Program ini merupakan suatu pendekatan pencegahan
dan tata laksana gizi buruk yang terdiri dari 4 komponen, yaitu mobilisasi masyarakat, tata laksana balita
gizi buruk tanpa komplikasi medis di layanan rawat jalan, tata laksana balita gizi buruk dengan komplikasi
medis di layanan rawat inap dan pemberian konseling dan/atau makanan tambahan untuk balita gizi
kurang.
Mobilisasi masyarakat menjadi komponen kunci keberhasilan pelaksanaan PGBT, dimana dalam
mobilisasi masyarakat dilakukan penemuan dini kasus balita yang berisiko gizi buruk atau gizi kurang
sehingga dapat dirujuk dan ditangani dengan tepat, termasuk tepat waktu.
Cara penapisan balita berisiko atau balita gizi buruk di tingkat masyarakat yang paling mudah dan
sederhana adalah dengan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA merupakan
pemeriksaan antropometri untuk penemuan dini kasus dan rujukan balita gizi buruk untuk mendapatkan
terapi. Selama ini, di Indonesia pengukuran LiLA dilakukan kader terlatih di Posyandu dan atau Tenaga
Kesehatan. Namun, sudah banyak bukti-bukti bahwa keluarga dapat berperan aktif dalam penapisan
balita berisiko atau balita gizi buruk dengan melakukan pengukuran LiLA secara mandiri, pengecekan
bilateral piting edema, dan tanda-tanda bahaya lainnya oleh keluarga (LiLA keluarga). LiLA Keluarga
adalah pendekatan penapisan berbasis masyarakat dengan memberdayakan ibu, ayah, pengasuh dan
anggota keluarga lain untuk melakukan penapisan balita gizi buruk secara mandiri di rumah dengan
menggunakan pita LiLA balita berwarna (merah, kuning dan hijau). Pita LiLA berwarna ini dapat
digunakan oleh anggota masyarakat dengan tingkat literasi rendah.
Hasil dari berbagai studi termasuk di provinsi NTT pada tahun 2020 menunjukan bahwa melalui
pelaksanaan LiLA Keluarga, orangtua, pengasuh atau anggota keluarga terlatih mampu melakukan
pengukuran LiLA balita dengan kualitas pengukuran sama baiknya dengan hasil pengukuran kader yang
terlatih. Demikian juga, proporsi konfirmasi ke Puskesmas lebih tinggi untuk anak-anak yang diukur LilA
oleh pengasuh. Sehingga, pengukuran LiLA balita dapat diajarkan kepada orang tua atau pengasuh balita,
United Nations Children’s Fund
terutama dalam masa pandemi Covid-19 ini dimana kehadiran (D/S) di posyandu belum optimal.
Untuk mendukung pengembangan sistem penapisan dengan LiLA Mandiri oleh keluarga di Provinsi NTB,
UNICEF bersama Pemerintah Provinsi NTB mulai memperkenalkan LiLA keluarga di 3 puskesmas di
Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara pada akhir tahun 2021. Pada tahun 2022 ini, UNICEF akan
melanjutkan penguatan dan pendokumentasian pelaksanaan LiLA keluarga didua kabupaten ini.
Implementasi LiLA keluarga ini akan dilakukan melalui beberapa kegiatan termasuk:
Tujuan kegiatan peluncuran pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita wasting melalui pendekatan
LiLA keluarga di Provinsi NTB:
1. Memberi informasi dan membangun pemahaman bersama seluruh stakeholder tentang pentingnya
dan peran pemberdayaan masyakarat khususnya melalui LiLA Keluarga dalam pencegahan, deteksi
dini, rujukan dan perawatan balita wasting.
2. Membangun komitmen bersama seluruh stakeholder dalam mendukung pemberdayaan keluarga
(LiLA Keluarga) dalam pencegahan, deteksi dini, rujukan dan perawatan balita wasting termasuk
melalui Posyandu Keluarga.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini akan didukung oleh narasumber dari pemerintah Provinsi NTB yaitu Wakil Gubernur NTB,
Bappeda Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan UNICEF.
United Nations Children’s Fund
Pembiayaan
Peluncuran deteksi dini dan rujukan balita wasting melalui pendekatan LiLA keluarga di provinsi NTB
Merujuk pada upaya pencapaian target pengurangan prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus)
pada balita dalam dokumen perencanaan pembangunan di Indonesia dan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat sebagai berikut:
1. RPJMN 2020-2024 dengan target untuk menurunkan prevalensi wasting pada balita
dari 10,2% menjadi 7% pada tahun 2024.
2. RPJMD 2018-2023 dengan target untuk menurunkan prevalensi wasting pada balita
dari 14% menjadi 9% pada tahun 2023.
3. Rencana strategi Kementerian Kesehatan bahwa 90% anak balita dengan gizi buruk
mendapatkan perawatan dan 60% Puskesmas menyediakan layanan PGBT pada tahun
2024.
maka program pengelolaan gizi buruk terintegrasi (PGBT) telah dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dalam mencegah dan mengobati anak balita gizi buruk sejak tahun 2019 di 10 kabupaten/kota
di Provinsi NTB.
Menindaklanjuti kegiatan pelatihan dan orientasi PGBT yang dilaksanakan telah dilaksanakan di 10
kabupaten/kota, serta lokakarya program gizi dan peran lintas sektor pada tanggal 23 Desember 2021
maka beberapa kegiatan perlu dilakukan, diperkuat dan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan dan
puskesmas di masing-masing kabupaten sebagai berikut:
a. Screening/Penapisan gizi buruk
1. Skrining/penapisan gizi buruk pada anak usia 6-59 bulan dengan pita lingkar lengan
atas (LiLA) dilakukan rutin di posyandu setiap bulan dan setiap kunjungan puskesmas.
2. Apabila layanan Posyandu belum optimal karena adanya pandemi Covid-19, dan atau
tersedia pita LiLA, maka orang tua atau pengasuh dapat dilatih dan dibekali dengan
pita LiLA untuk dapat mengukur secara mandiri LiLA anak balita usia 6-59 bulan.
3. Hasil skrining/penapisan LiLA baik yang diukur di Posyandu dan orang tua dicatat di
buku register, dirangkum dan dikirim ke Pustu/Puskesmas bersamaan dengan hasil
pengukuran berat badan dan atau tinggi badan.
4. Hasil skrining dan konfirmasi diinput di Pelita Kesmas e-PPGBM.
d. Pencatatan dan Pelaporan rutin skrining dan perawatan anak gizi buruk
1. Pencatatan dan pelaporan skrinining dengan pita LiLA dilakukan berjenjang dari
Posyandu ke Pustu – Puskesmas – Dinas Kesehatan Kabupaten – Dinas Kesehatan
Provinsi (F3) setiap bulan.
2. Dalam laporan F3 gizi tersebut sudah termasuk laporan hasil pengukuran LiLA
(pengukuran lila yang diintegrasikan dengan laporan rutin F3).
3. Mulai menginput data skrining dengan pita LiLA dan tata laksana gizi buruk melalui
Pelita Kesmas E-PPGBM.
4. Pencatatan dan pelaporan anak gizi buruk yang mendapatkan perawatan dilakukan
secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas dan kabupaten masing-masing dan
dilaporkan rutin setiap bulan ke dinas kesehatan propinsi paling lambat tanggal 15
setiap bulannya.