Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS KESEHATAN

Jl. Amir Hamzah 103 Mataram, 83121, Kota Mataram, Provinsi NTB
Telp. 0370-631390, Fax : 0370-631179

Mataram, 18 April 2022


Nomor : 005 /33 /Kesmas/IV /2022 Kepada

Lampiran : 1 (satu) gabung Yth. (Daftar Terlampir)

Perihal : Peluncuran program LiLA Masing-masing


Keluarga di Provinsi NTB Di
Tempat

Bismillaahirrohmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Sehubungan akan dilaksanakannya kegiatan peluncuran deteksi dini dan rujukan balita
wasting di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka bersama ini kami mengharapkan kehadiran
Bapak/Ibu pada acara peluncurkan program LiLA Keluarga di Provinsi Nusa Tenggara Barat”
yang akan dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Senin, 25 April 2022


Waktu : 08.00 wita – selesai
Tempat : Wisma Tambora BPSDMD Provinsi NTB
Jl. Pemuda No 59 Mataram

Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama program kemitraan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan UNICEF di bidang gizi tahun 2022.
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan dukungannya kami
ucapkan terima kasih

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Barat

Dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM.,MARS


Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19740621 200212 1 007
Daftar Peserta Peluncuran Program LiLA Keluarga di Provinsi NTB

No Asal Peserta Jumlah


1 Assisten 1 1
2 Assisten 3 1
3 Dinas Kesehatan Provinsi NTB 3
4 Bappeda Provinsi NTB 2
5 Kepala Biro kesra 1
6 Dinas sosial Provinsi 1
7 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara 4
8 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah 4
9 Bappeda Kabupaten Lombok Tengah 1
10 Bappeda Kabupaten Lombok Utara 1
11 BKKBN Provinsi NTB 1
12 Persagi NTB 2
13 PKK Provinsi 1
14 BPMPD provinsi NTB 1
15 BPMPD Kabupaten Lombok Tengah 1
16 BPMPD Kabupaten Lombok Utara 1
17 GEN Provinsi NTB 1
18 GEN Kabupaten Lombok Tengah 1
19 GEN Kabupaten Lombok Utara 1
20 PKM Awang 1
21 PKM Tanak Beaq 1
22 PKM Gangga 1
23 PKM Pemenang 1
24 Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah 1
25 Dinas Sosial Kabupaten Lombok Utara 1
26 PKK Kabuapten Lombok Utara 1
27 PKK Kabupaten Lombok Tengah 1
28 TPTKD Lombok Tengah 1
29 SOBAT NTB 1
30 IAKMI 1
31 LPA NTB 1
32 AIMI 1
33 IDAI 1
34 IBI Provinsi 1
35 Poltekes 1
36 Yarsi 1
37 Kepala desa dan BPD desa Bentek 2
38 Kepala Desa dan BPD Desa Pemenang 2
39 Kepala Desa dan BPD Desa Tanak Beaq 2
40 Kepala Desa dan BPD desa Mertak 2
41 Mitra Muda NTB 1
42 Organisasi Disabilitas NTB 1
43 YKMI 1

United Nations Children’s Fund


Lampiran 1.

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

Peluncuran pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita wasting melalui pendekatan LiLA keluarga di
Provinsi NTB

Latar Belakang

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus menghadapi masalah gizi buruk pada balita sejak
beberapa dekade ini. Berdasarkan RISKESDAS 2018, NTB memiliki angka wasting tertinggi di Indonesia
sebesar 14,41%. Data SSGI 2021 telah menunjukan penurunan angka wasting di Provinsi NTB menjadi
7.5%. Namun demikian, jumlah kasus gizi buruk berdasarkan e-PPGBM tahun 2021 masih cukup tinggi
dengan lebih dari 2000 balita masih mengalami gizi buruk di Provinsi NTB.

Dalam mendukung upaya pemerintah Provinsi NTB menangani masalah gizi buruk pada balita, UNICEF
bekerja sama dengan pemerintah daerah provinsi NTB telah mulai melaksanakan program Pengelolaan
Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sejak tahun 2019. Program ini merupakan suatu pendekatan pencegahan
dan tata laksana gizi buruk yang terdiri dari 4 komponen, yaitu mobilisasi masyarakat, tata laksana balita
gizi buruk tanpa komplikasi medis di layanan rawat jalan, tata laksana balita gizi buruk dengan komplikasi
medis di layanan rawat inap dan pemberian konseling dan/atau makanan tambahan untuk balita gizi
kurang.

Mobilisasi masyarakat menjadi komponen kunci keberhasilan pelaksanaan PGBT, dimana dalam
mobilisasi masyarakat dilakukan penemuan dini kasus balita yang berisiko gizi buruk atau gizi kurang
sehingga dapat dirujuk dan ditangani dengan tepat, termasuk tepat waktu.

Cara penapisan balita berisiko atau balita gizi buruk di tingkat masyarakat yang paling mudah dan
sederhana adalah dengan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA merupakan
pemeriksaan antropometri untuk penemuan dini kasus dan rujukan balita gizi buruk untuk mendapatkan
terapi. Selama ini, di Indonesia pengukuran LiLA dilakukan kader terlatih di Posyandu dan atau Tenaga
Kesehatan. Namun, sudah banyak bukti-bukti bahwa keluarga dapat berperan aktif dalam penapisan
balita berisiko atau balita gizi buruk dengan melakukan pengukuran LiLA secara mandiri, pengecekan
bilateral piting edema, dan tanda-tanda bahaya lainnya oleh keluarga (LiLA keluarga). LiLA Keluarga
adalah pendekatan penapisan berbasis masyarakat dengan memberdayakan ibu, ayah, pengasuh dan
anggota keluarga lain untuk melakukan penapisan balita gizi buruk secara mandiri di rumah dengan
menggunakan pita LiLA balita berwarna (merah, kuning dan hijau). Pita LiLA berwarna ini dapat
digunakan oleh anggota masyarakat dengan tingkat literasi rendah.

Hasil dari berbagai studi termasuk di provinsi NTT pada tahun 2020 menunjukan bahwa melalui
pelaksanaan LiLA Keluarga, orangtua, pengasuh atau anggota keluarga terlatih mampu melakukan
pengukuran LiLA balita dengan kualitas pengukuran sama baiknya dengan hasil pengukuran kader yang
terlatih. Demikian juga, proporsi konfirmasi ke Puskesmas lebih tinggi untuk anak-anak yang diukur LilA
oleh pengasuh. Sehingga, pengukuran LiLA balita dapat diajarkan kepada orang tua atau pengasuh balita,
United Nations Children’s Fund
terutama dalam masa pandemi Covid-19 ini dimana kehadiran (D/S) di posyandu belum optimal.

Untuk mendukung pengembangan sistem penapisan dengan LiLA Mandiri oleh keluarga di Provinsi NTB,
UNICEF bersama Pemerintah Provinsi NTB mulai memperkenalkan LiLA keluarga di 3 puskesmas di
Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara pada akhir tahun 2021. Pada tahun 2022 ini, UNICEF akan
melanjutkan penguatan dan pendokumentasian pelaksanaan LiLA keluarga didua kabupaten ini.
Implementasi LiLA keluarga ini akan dilakukan melalui beberapa kegiatan termasuk:

1. Peluncuran program LiLA keluarga tingkat Provinsi NTB


2. Orientasi berjenjang kepada Dinas Kesehatan Kabupaten dan tenaga gizi Puskesmas dan atau tenaga
kesehatan terkait, PKK, dan dilanjutkan dengan orientasi kepada kader posyandu oleh tenaga
kesehatan Puskesmas. Kader terlatih lalu akan mengajarkan kepada pengasuh/ Ibu/ ayah/ anggota
keluarga lainnya tentang cara pengukuran LiLA mandiri dan melakukan rujukan balita berisiko.
3. Implementasi dan dokumentasi pelaksanaan LiLA keluarga

Tujuan kegiatan peluncuran pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita wasting melalui pendekatan
LiLA keluarga di Provinsi NTB:

1. Memberi informasi dan membangun pemahaman bersama seluruh stakeholder tentang pentingnya
dan peran pemberdayaan masyakarat khususnya melalui LiLA Keluarga dalam pencegahan, deteksi
dini, rujukan dan perawatan balita wasting.
2. Membangun komitmen bersama seluruh stakeholder dalam mendukung pemberdayaan keluarga
(LiLA Keluarga) dalam pencegahan, deteksi dini, rujukan dan perawatan balita wasting termasuk
melalui Posyandu Keluarga.

Hasil yang diharapkan

1. Seluruh stakeholder terkait mengetahui pentingnya pemberdayaan keluarga dalam pencegahan,


deteksi dini, rujukan kasus dan perawatan gizi buruk serta mampu berperan aktif dalam pelaksanaan
program LiLA keluarga.
2. Adanya dukungan stakeholder melalui strategi yang telah dikembangkan dalam Pelaksanaan LiLA
Keluarga melalui Posyandu Keluarga.
3. Masing-masing stakeholder kunci memahami peran dan tanggung jawab masing-masing dan dapat
berperan aktif dalam menemukan balita gizi buruk sedini mungkin dan memastikan anak gizi buruk
mendapatkan perawatan hingga sembuh dan tidak kambuh

Pelaksanaan Kegiatan

Tanggal : Senin, 25 April 2022

Waktu : 08.00 – 12.00 (Agenda pada Kerangka Acuan Kegiatan terlampir)

Tempat : Wisma Tambora BPSDMD Provinsi NTB


Jl. Pemuda No 59 Mataram

Narasumber/ Fasilitator/ Moderator

Kegiatan ini akan didukung oleh narasumber dari pemerintah Provinsi NTB yaitu Wakil Gubernur NTB,
Bappeda Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan UNICEF.
United Nations Children’s Fund
Pembiayaan

Pendanaan kegiatan peluncuran ini sepenuhnya ditanggung oleh UNICEF.

Mataram, 06 April 2022 Kupang, 12 April 2022

Dipersiapkan oleh Disetujui oleh

IMAM dan adolescent nutrition Consultant Nutrition Officer

Fajri Misrianthi Hai Raga Lawa

United Nations Children’s Fund


Agenda kegiatan

Peluncuran deteksi dini dan rujukan balita wasting melalui pendekatan LiLA keluarga di provinsi NTB

Hari/ Waktu (WITA) Kegiatan Narasumber/PIC


Tangggal
Launching Program LiLA Keluarga di Provinsi NTB
Senin, 25 April 08.00 – 08.30 Pembukaan acara Pembawa acara
2022 08.30 - 08 40 Laporan Kegiatan Unicef
08.40 – 08.50 Situasi dan pelaksanaan tata laksana gizi buruk Kepala Dinas Kesehatan NTB
balita di Provinsi NTB
08.50 – 09.15 LiLA keluarga sebagai strategi pemberdayaan Nutrition specialist UNICEF
masyarakat dalam pencegahan, penemuan dini Nutrition officer UNICEF
dan perawatan balita gizi buruk
09.15 – 09.30 Sambutan dari UNICEF Kepala UNICEF Perwakilan NTT dan NTB
09.30 – 09.50 Sambutan Wakil Gubernur Provinsi NTB sekaligus Wakil Gubernur NTB
meluncurkan dengan resmi program LiLA Keluarga
di Provinsi NTB
09.50 – 10.00 Pemutaran video ukur LiLA ‘Chatbot’ Nutrition officer UNICEF
Konsultan UNICEF
10.00 – 10.20 Tanda Tangan Pernyataan dan Komitmen Bersama Wagub, UNICEF, Dinkes NTB, Bappeda,
BKKBN dan DPMD
10:20 – 11:00 Panel Talkshow dukungan OPD terkait pencegahan Bappeda, Dinkes, DPMD, BKKBN, Dinsos
dan tata laksana wasting
11.00 -11.45 RTL pelatihan berjenjang dan dokumentasi Dinkes NTB
11.45 - 12.00 Penutupan Panitia
Lampiran 2.

Rencana Tindak Lanjut Lokakarya Program Gizi Provinsi NTB

PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PROGRAM PENGELOLAAN GIZI BURUK TERINTEGRASI (PGBT) di


10 KABUPATEN/KOTA – PROVINSI NTB

Merujuk pada upaya pencapaian target pengurangan prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus)
pada balita dalam dokumen perencanaan pembangunan di Indonesia dan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat sebagai berikut:
1. RPJMN 2020-2024 dengan target untuk menurunkan prevalensi wasting pada balita
dari 10,2% menjadi 7% pada tahun 2024.
2. RPJMD 2018-2023 dengan target untuk menurunkan prevalensi wasting pada balita
dari 14% menjadi 9% pada tahun 2023.
3. Rencana strategi Kementerian Kesehatan bahwa 90% anak balita dengan gizi buruk
mendapatkan perawatan dan 60% Puskesmas menyediakan layanan PGBT pada tahun
2024.
maka program pengelolaan gizi buruk terintegrasi (PGBT) telah dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dalam mencegah dan mengobati anak balita gizi buruk sejak tahun 2019 di 10 kabupaten/kota
di Provinsi NTB.
Menindaklanjuti kegiatan pelatihan dan orientasi PGBT yang dilaksanakan telah dilaksanakan di 10
kabupaten/kota, serta lokakarya program gizi dan peran lintas sektor pada tanggal 23 Desember 2021
maka beberapa kegiatan perlu dilakukan, diperkuat dan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan dan
puskesmas di masing-masing kabupaten sebagai berikut:
a. Screening/Penapisan gizi buruk
1. Skrining/penapisan gizi buruk pada anak usia 6-59 bulan dengan pita lingkar lengan
atas (LiLA) dilakukan rutin di posyandu setiap bulan dan setiap kunjungan puskesmas.
2. Apabila layanan Posyandu belum optimal karena adanya pandemi Covid-19, dan atau
tersedia pita LiLA, maka orang tua atau pengasuh dapat dilatih dan dibekali dengan
pita LiLA untuk dapat mengukur secara mandiri LiLA anak balita usia 6-59 bulan.
3. Hasil skrining/penapisan LiLA baik yang diukur di Posyandu dan orang tua dicatat di
buku register, dirangkum dan dikirim ke Pustu/Puskesmas bersamaan dengan hasil
pengukuran berat badan dan atau tinggi badan.
4. Hasil skrining dan konfirmasi diinput di Pelita Kesmas e-PPGBM.

b. Sweeping dan Rujukan ke Fasyankes


1. Rujuk semua anak dengan LiLA Merah, Kuning, Hijau kelihatan kurus ke Fasyankes
untuk di konfirmasi oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Sweeping bagi anak-anak yang tidak datang ke Posyandu secara rutin.

c. Tindak lanjut dan kunjungan rumah


1. Untuk meningkatkan cakupan layanan perawatan dan pengobatan balita gizi buruk,
tenaga kesehatan memastikan balita dengan hasil pengukuran lila merah, kuning dan
United Nations Children’s Fund
hijau terlihat kurus di rujuk ke Fasyankes dan melakukan konfirmasi status gizi sesuai
dengan protokol; baik balita yang dirujuk oleh kader, orangtua/pengasuh maupun
yang datang langsung ke fasyankes.
2. Tenaga kesehatan diwajibkan melakukan pengukuran dan konfirmasi status gizi balita
gizi kurang dan gizi buruk sesuai protokol dari hasil operasi timbang yang terdapat
didata E-PPGBM (elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
3. Pengobatan dan perawatan balita dilakukan sesuai dengan hasil konfirmasi dimana
balita gizi buruk tanpa komplikasi dengan nafsu makan baik ditangani rawat jalan
dengan ready to used therapeutic food ( RUTF) dan atau dengan F100; dan balita yang
gizi buruk dengan komplikasi ditangani rawat inap dengan F75 dan F100, dan jika
penyakit penyerta telah pulih, dilanjutkan dengan rawat jalan di Puskesmas
menggunakan RUTF atau F-100 jika RUTF belum tersedia.
4. Koordinasi dengan pihak aparatur desa dan kader guna memastikan anak gizi buruk
yang sedang menjalani perawatan rawat jalan melakukan kunjungan rutin setiap
minggu untuk mengkonsumsi RUTF/F-100 sesuai dengan dosis yang diberikan sampai
anak tersebut mencapai kriteria sembuh.
5. Konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA) bagi anak balita terkonfirmasi gizi
kurang, gizi normal dan anak gizi buruk yang sudah hampir mencapai kriteria sembuh.

d. Pencatatan dan Pelaporan rutin skrining dan perawatan anak gizi buruk
1. Pencatatan dan pelaporan skrinining dengan pita LiLA dilakukan berjenjang dari
Posyandu ke Pustu – Puskesmas – Dinas Kesehatan Kabupaten – Dinas Kesehatan
Provinsi (F3) setiap bulan.
2. Dalam laporan F3 gizi tersebut sudah termasuk laporan hasil pengukuran LiLA
(pengukuran lila yang diintegrasikan dengan laporan rutin F3).
3. Mulai menginput data skrining dengan pita LiLA dan tata laksana gizi buruk melalui
Pelita Kesmas E-PPGBM.
4. Pencatatan dan pelaporan anak gizi buruk yang mendapatkan perawatan dilakukan
secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas dan kabupaten masing-masing dan
dilaporkan rutin setiap bulan ke dinas kesehatan propinsi paling lambat tanggal 15
setiap bulannya.

e. Peta jalan dan alokasi sumber daya


1. Mengembangkan peta jalan menuju target 100% Puskesmas di kabupaten/kota
mampu menyediakan layanan rawat jalan dan atau rawat inap bagi balita gizi buruk
pada tahun 2024 dengan tenaga kesehatan terlatih (dokter, perawat/bidan dan
tenaga gizi).
2. Memastikan 100% Puskesmas di kabupaten/kota pada tahun Februari 2022 membuat
dan mengupload di E-PPGBM standard prosedur operasional (SPO) terkait
pengelolaaan gizi buruk terintegrasi (PGBT).
3. Mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan, monitoring, suportif fasilitatif dan penyediaan komoditas penting seperti
RUTF, F-100, F-75, mineral mix dan pita LiLA.
Demikian RTL ini dibuat dan disepakati bersama oleh peserta Lokakarya Program Gizi dan Peran
Lintas Sektor Program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi di Hotel Aston Kupang, tanggal 6

United Nations Children’s Fund


Desember 2021, untuk menjadi bahan tindak lanjut dan dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab di Dinas Kesehatan di masing-masing kabupaten.
Perwakilan dari Kabupaten:
1. Kota Mataram
2. Kabupaten Lombok Timur
3. Kabupaten Lombok Barat
4. Kabupaten Lombok Tengah
5. Kabupaten Lombok Utara
6. Kabupaten Dompu
7. Kota Bima
8. Kabupaten Bima
9. Kabupaten Sumbawa Barat
10. Kabupaten Sumbawa

United Nations Children’s Fund


United Nations Children’s Fund

Anda mungkin juga menyukai