Anda di halaman 1dari 4

MK.

Sosiologi Umum Tanggal : 14 Maret 2018


Nama : Anisa Kartika K. (B04170045) Ruang : Teaching Lab R. 2.5
(T02.2)

Praktikum V
“ANALISIS MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN”

Oleh:
Nama Asisten:
Fathiya Nabila (I34140139)

Ikhtisar Bacaan 1

Suku Batak terdiri dari berbagai macam sub-etnis, salah satunya Batak
Toba dengan ciri khas orangnya ceplas-ceplos, berwatak keras, senang menyanyi
dan berwajah khas dengan dagu persegi. Ompu Monang, seorang ketua Parbato,
memiliki nama asli Daniel Napitulu yang merupakan ciri khas kekerabatan
masyarakat Batak Toba yang mengambil nama cucu. Dalam upacara perkawinan
Batak Toba, ada tradisi seluruh keluarga datang karena setiap orang penting dan
punya hubungan kekerabatan yang membawa arus positif yaitu membuat rasa
tanggung jawab pada perawatan anak nantinya jadi melebar. Sedangkan sisi
negatif dari kekerabatan seperti itu adalah menghamburkan uang untuk ajang
gengsi saat memberikan kain ulos dari setiap undangan kepada mempelai dan
pemberian nasihat dari semua kerabat untuk mempelai yang membuang waktu.
Menurut Ompu Monang Napitulu, banyak masalah yang hanya bisa di dekati
secara etnis, karena ini adalah pendekatan yang paling individual dan paling kena
untuk kondisi Indonesia yang multi-etnis. Selain itu, penting untuk setiap etnis di
Indonesia memiliki kesadaran menggalang solidaritas dan bergerak nyata.

Ikhtisar Bacaan 2

Daerah pemukiman suku Dayak Kenyah dan Mondang terletak di wilayah


Kecamatan Ancalong, Tenggarong. Suku Kenyah dan suku Modang berasal dari
daerah terisolir di pegunungan yang bernama Apokayan di sebelah utara
Kalimantan Timur yang masih hidup dengan keutuhan kebudayaan dan sistem
nilai yang asli. Setelah kedatangan Belanda yang membawa agama Kristiani
masyarakat setempat yang berpindah agama mengakibatkan konflik dengan
masyarakat setempat yang mempertahankan kepercayaan lama. Akhirnya
penduduk yang berpindah agama baru memutuskan untuk meninggalkan daerah
asalnya. Mayoritas yang tinggal di daerah baru adalah suku Dayak Kenyah dan
Modang, namun terdapat suku lain seperti Bugis dan Toraja, dengan jumlah
sedikit, yang menguasai arus perekonomian suku Dayak. Kesenian menjadi
terpisah, tidak lagi merupakan acara intensif tapi hanya acara temporal,
suku Dayak mengalami pemiskinan akibat ketidakmampuan mereka menjaga
budaya dan kelumpuhan sektor ekonomi. Apa yang terjadi pada suku Dayak ini
merupakan miniatur masalah yang terjadi di Indonesia. Masuknya sistem nilai
budaya barat memaksa kita melihat fenomena kehidupan bangsa Indonesia
dalam konteks masalah kemiskinan yang didentifisir melalui kriteria tingkat
kehidupan ekonomi di sana. Kita yang berada dalam posisi yang aktif dan
memiliki otoritas harusnya bisa mengerem proses pemiskinan itu dengan
memanfaatkan semua posisi dan kemungkinan untuk kepentingan negara dan
rakyat Indonesia.

Analisis Bacaan 1

Unsur dan wujud kebudayaan


Unsur Idiil Aktivitas Fisik
Bahasa Komunikasi bisa Mengajak Iklan-iklan di surat
berupa ajakan masyarakat Batak kabar di Medan berisi
Toba untuk mengusir tentang ajakan
perusahaaan yang tersebut
merusak lingkungan
Bona Pasogit
Sistem Teknologi Membuat kain ulos Alat pembuat kain
Teknologi mempermudah dengan alat lebih ulos
pekerjaan mudah hingga terjadi
inflasi kain ulos
Sistem Jual beli kain ulos Kain ulos pemberian Kain ulos
Ekonomi tamu undangan
dijual kembali oleh
keluarga mempelai
Organisasi Bersifat keras Mengganti nama Daniel Napitulu
Sosial namun ada menjadi nama cucu merubah nama jadi
kehangatan setelah cucu pertama Ompu Monang
keluarga dan lahir. (kakeknya Monang).
kekerabatan Bertanggung jawab Jarang ada anak yang
pada pendidikan dan terlantar. Hampir
perawatan seorang tidak ada orang Batak
anak oleh seluruh Toba yang buta huruf
anggota keluarga
Sistem Memberikan Menyelenggarakan Seminar dengan dana
Pengetahuan edukasi   seminar dan puluhan juta tentang
melaksanakan penyelewengan adat
pernikahan anak Batak Toba
dengan cara yang
efisien namun tidak
keluar dari adat
Batak Toba
Kesenian Acara Pengulosan, Memberikan kain Kain ulos
jika ada hajatan atau ulos untuk mempelai
pesta perkawinan di pengantin
Batak Toba
Sistem Religi - - -

Gerak kebudayaan
Integrasi sosial diperlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai macam tantangan. Ompu Monang berusaha untuk
memodifikasi kebudayaan Batak Toba yang memiliki segi negatif di bidang
pemborosan waktu, nasihat dari undangan, dan uang, pemberian kain ulos, agar
menjadi lebih efisien dan tidak terjadi kesenjangan dalam budaya tersebut
namun tidak mengurangi ciri khas dari budaya Batak Toba tersebut.
Keragaman budaya Batak Toba yang masih dipertahankan yaitu tradisi saat
acara perkawinan dengan memberi kain ulos kepada pengantin serta adanya
pemberian nasehat dari tamu undangan kepada pengantin.

Analisis Bacaan 2

Unsur dan wujud kebudayaan


Unsur Idiil Aktivitas Fisik
Bahasa Menyampaikan Berkomunikasi Bahasa lisan
pesan

Sistem Menghubungkan Menggunakan Perahu pedagang


Teknologi antar masyarakat perahu pedagang
untuk menjual hasil
panen dan membeli
keperluan
Sistem Memenuhi Menjual hasil Hasil panen, baju, jam
Ekonomi kebutuhan pertanian, barter, tangan, tape recorder
membeli barang-
barang kebutuhan
Organisasi Membentuk Menguasai pasar Tengkulak, suku Bugis,
Sosial kesatuan kelompok perekonomian suku Kutai dan Toraja
untuk mencapai Dayak
tujuan yang sama
Sistem Memajukan Pemerintah Sekolah formal dari
Pengetahuan penduduk dengan membangun gedung pemerintah
informasi sekolah
Kesenian Mempertahankan Suku Dayak Umak Suku Dayak Umak Tau,
kebudayaan Tau gotong royong Lamin
membangun Lamin
Sistem Religi Percaya kepada Memeluk agama Agama Kristiani
Tuhan Kristiani

Gerak kebudayaan
Masyarakat suku Dayak berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat
kota yang menyebabkan tereduksinya kebudayaan suku Dayak karena mereka
mengadopsi kebiasaan masyarakat kota sehingga terbentuk masyarakat suku
Dayak dengan sifat dan kebiasaan yang baru. Hal ini dibuktikan dengan budaya
berkumpul di Lamin diganti dengan berkumpul di warung sambil minum
minuman keras. Suku luar yang masuk ke suku Dayak sebagai pedagang dari
Kutai, Bugis dan Toraja juga mengalami integrasi kebudayaan. Namun suku
tersebut tidak mengalami disentegrasi budaya dan tetap mempertahankan
budaya mereka. Hal ini dibuktikan dengan sifat dari para pedagang Bugis, Toraja
dan Kutai yang selalu menjadi pusat perdagangan bagi suku yang lainnya karena
mereka mempertahankan kebudayaan baik mereka dalam mengatur
perdagangan.
Keragaman budaya Dayak masih dipertahankan suku Dayak Umak Tau di
Kampung Tanjung Manis. Mereka tetap gotong royong hingga mereka bisa
membangun Lamin tradisional dari rumah-rumah untuk anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai